Anda di halaman 1dari 2

KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT MEDIKA LESTARI

Nomor: Kep/73/V/2017

Tentang

PENETAPAN REFERENSI INTERAKSI OBAT RUMAH SAKIT MEDIKA LESTARI

KEPALA RUMAH SAKIT MEDIKA LESTARI

Menimbang:

1. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Medika Lestari, maka
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Medika Lestari mendukung pelayanan farmasi yang aman
bagi pasien.
2. Bahwa salah satu tugas farmasis adalah menelaah ketepatan setiap resep atau pesanan
obat, obat yang baru saja diresepkan atau dipesan, atau bilamana kedapatan adanya
perubahan dosis atau faktor penting yang lain.
3. Bahwa hal tersebut dilakukan sebelum penyaluran obat atau pemberian obat bila obat
disalurkan dari lokasi diluar farmasi. Bila timbul pertanyaan, petugas yang meresepkan
atau memesan obat segera dihubungi.
4. Bahwa sehubungan dengan point (1 dan 2), diperlukan referensi untuk melakukan cross-
check obat atau interaksi obat dan alergi obat.
5. Bahwa agar referensi interaksi obat mempunyai kekuatan hukum, perlu ditetapkan
melalui Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit Medika Lestari.

Mengingat :

1. Undang-undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.


2. Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. PerMenKes Nomor 58 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit.
4. PerMenKes Nomor 290/MenKes/Per/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran.
5. Buku Standar Akreditasi Rumah Sakit, yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bina
Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI dengan Komite Akreditasi Rumah Sakit
(KARS) tahun 2011.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PENETAPAN REFERENSI INTERAKSI OBAT RUMAH SAKIT


MEDIKA LESTARI.

Pertama : Menetapkan referensi interaksi obat di Rumkit Medika Lestari dengan


menggunakan referensi panduan interaksi obat di
http://reference.medscape.com/drug-interecationchecker dan Stockley’s
Drug Interaction.

Kedua : Memerintahkan kepada dan bagian terkait di Instalasi Farmasi di Rumah


Sakit Medika Lestari untuk menggunakan panduan interaksi obat tersebut
dalam memberikan pelayanan kefarmasian kepada pasien, baik di instalasi
rawat jalan maupun rawat inap.

Ketiga : Menugaskan kepada bagian IT untuk menjamin koneksi internet di


pelayanan yang berhubungan dengan program (software) interaksi obat
tersebut agar informasi selalu terkini (update).

Keempat : Mengamanatkan kepada Kepala Instalasi Farmasi untuk melakukan


pemantauan, monitoring, dan evaluasi atau pelaksanaan panduan ini

Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
terjadi ketidaksesuaian dalam pelaksanaannya dilakukan penyempurnaan
seperlunya.

Ditetapkan di Banyumas

Pada tanggal.................

Anda mungkin juga menyukai