Anda di halaman 1dari 47

MODUL AJAR

DASAR-DASAR TEKNIK OTOMOTIF


KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
SERTA LINGKUNGAN HIDUP (K3LH)

Bidang Keahlian : Teknologi Manufaktur dan Rekayasa


Program Keahlian : Teknik Otomotif
Kelas : X Otomotif
Alokasi waktu : 4 pertemuan x @6JP x 45menit = 1080 menit
Penyusun : Nama Anda, S.T
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu menerapkan K3LH dan budaya kerja industri, antara lain:
praktik-praktik kerja yang aman, bahaya-bahaya di tempat kerja, prosedur-prosedur
dalam keadaan darurat, penerapan budaya kerja industri, seperti 5R (Ringkas, Rapi,
Resik, Rawat, Rajin), dan etika kerja.

MODEL PEMBELAJARAN
Problem Based Learning Moda Blended Learning (Daring & Luring)

PROFIL PELAJAR PANCASILA


Mandiri, Bernalar Kritis, Berkebhinekaan Global dan Gotong Royong

SARANA PRASARANA
Buku LKS, PPT, G.Meet, Laptop, HP Android, Internet.

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta didik mampu menjelaskan konsep K3 secara tepat
2. Peserta didik mampu memahami bahaya-bahaya ditempat kerja
3. Peserta didik mampu menjelaskan pencegahan dan pengendalian bahaya di tempat
kerja
4. Peserta didik mampu menjelaskan tentang alat pelindung diri
5. Peserta didik mampu menjelaskan tentang APAR
6. Peserta didik mampu memahami mengatasi kebakaran di tempat kerja
7. Peserta didik mampu menerapkan budaya kerja K3 di industry sesuai dengan
lingkungan
8. Peserta didik mempu memahami budaya kerja 5R/5S
9. Peserta didik mampu menerapkan budaya kerja 5R/5S

MATERI AJAR - Pengertian dan Prosedur K3LH (Keselamatan dan


Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup)
- Undang-undang K3
- Pengendalian kontaminasi
- Alat pelindung diri
- APAR
- Bahaya di tempat kerja
- Prosedur dalam keadaan darurat
- Budaya kerja safety talk & 5R

ASESMEN JENIS ASESMEN


Individu Performa dalam presentasi hasil
Kelompok Tertulis

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


PERTEMUAN 1 (270 Menit)
KEGIATAN PENDAHULUAN ( 30 MENIT) KEGIATAN INTI (225 MENIT)

1. Peserta didik dan Guru memulai 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran


denganberdoabersama. mengenai topik yang akan dibahas
2. Peserta didik menerima informasi
2. Peserta didik disapa danmelakukan
kompetensi materi dan tujuan pembelajaran
pemeriksaan kehadiran bersama
yang akan dilaksanakan.
denganguru. 3. Guru menyarankan peserta didik untuk
3. Peserta didik bersama denganguru menyiapkan media, alat dan buku yang
membahas tentang kesepakatan dibutuhkan.
yang akan diterapkan dalam 4. Guru membagi peserta didik menjadi enam
pembelajaran kelompok yang maksimal terdiri 5 - 6 orang
4. Peserta didik menerima informasi menyesuaikan jumlah peserta didik.
tentang kompetensi, ruang lingkup  Kelompok 1 dan 2 : membahas tentang
materi, tujuan, manfaat, langkah pengertian dan prosedur K3LH
pembelajaran, metode penilaian yang  Kelompok 3 dan 4 : membahas tentang
akan dilaksanakan yang ditayangkan. Undang-undang K3
 Kelompok 5 dan 6 : membahas tentang
penerapan K3LH dilingkungan sekitar
5. Peserta didik dalam kelompok mengamati
tayangan audiovisual yang disajikan oleh
guru atau tautan pada LK atau
mengerjakan latihan soal (pada Lembar
Kerja/ Modul ada petunjuk kelompok atau
individu)
6. Peserta didik memperhatikan dan
mengamati penjelasan yang diberikan guru
yang terkait dengan materi yang akan
dibahas.
7. Guru membagikan LK dan peserta didik
membaca petunjuk, mengamati LK.
8. Guru memotivasi peserta didik dalam
kelompok atau indiviual untuk menuliskan
dan menanyakan permasalahan hal-hal
yang belum dipahami dari masalah yang
disajikan dalam LK serta guru
mempersilahkan peserta didik dalam
kelompok lain atau secara individual untuk
memberikan tanggapan, bila diperlukan
guru memberikan bantuan komentar secara
klasikal.
9. Peserta didik dimintamelaporkan hasil
studinya dan kemudian bersama-sama
dengandibimbing
olehgurumendiskusikanhasil
laporannyadidepankelas
10. Peserta didik menyusun laporan hasil
diskusi penyelesaian masalah yang
diberikan terkait materi yang didiskusikan
11. Pesertadidiksecarabergantian
mengungkapkan gagasannya.
Gurumembimbingdiskusi.

KEGIATAN PENUTUP (15 MENIT) REFERENSI

1. Peserta didik dapat menanyakan hal yang Buku materi dasar dasar teknik otomotif, internet,
tidak dipahami pada guru youtube.
2. Peserta didik mengomunikasikan kendala
yang dihadapi selama mengerjakan
3. Peserta didik menerima apresiasi dan
motivasi dari guru.

REFLEKSI
UNTUK GURU UNTUK SISWA
 Apakah dalam membuka pelajaran dan  Apakah kamu memahami intruksi yang
memberikan penjelasan teknis atau dilakukan untuk pembelajaran?
intruksi yang disampaikan untuk  Apakah media pembelajaran, alat dan
pembelajaran yang akan dilakukan bahan mempermudah kamu dalam
dapat dipahami oleh peserta didik? pembelajaran?
 Bagain manakah pada rencana  Apakah materi yang disampaikan,
pembelajaran yang perlu diperbaiki? didiskusikan, dan dipresentasikan dalam
 Bagaimana tanggapan peserta didik pembelajaran dapat kamu pahami?
terhadap materi atau bahan ajar,  Manfaat apa yang kamu peroleh dari
pengelolaan kelas, latihan dan materi pembelajaran?
penilaian yang telah dilakukan dalam  Sikap positif apa yang kamu peroleh
pembelajaran? selama mengikuti kegiatan pembelajaran?
 Apakah dalam berjalannya proses  Kesulitan apa yang kamu alami dalam
pembelajaran sesuai dengan yang pembelajaran?
diharapkan?  Apa saja yang kamu lakukan untuk belajar
 Apakah arahan dan penguatan materi yang lebih baik?
yang telah dipelajari dapat dipahami
oleh peserta didik?

MATERI

K3LH (Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup)


1. Pengertian
Setiap melakukan suatu pekerjaan kita harus memperhatikan K3LH agar tidak terjadi
kesalahan yang dapat berakibat fatal. Selain itu kita harus memperhatikan kebersihan yang ada
pada lingkungan kerja agar dapat menciptakan suasana yang nyaman dan sehat. Sehat artinya
bahwa lingkungan itu telah benar-benar bersih. Nyaman memiliki arti yang menunjukan bahwa
tempat itu memang rapi dan indah serta enak untuk dipandang
Tujuan umum dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah:
 Untuk mencegah atau mengadakan pencegahan terjadinya kecelakaan kerja, agar karyawan
tidak mendapatkan cedera atau celaka.
 Tidak terjadi kerusakan atau kerugian pada alat, material produksi dan lingkungan kerja.
Jadi dalam hal ini, keselamatan dan kesehatan kerja yang ada di perusahaan tidak hanya
bertujuan untuk menyelamatkan manusia (karyawan) saja tetapi juga menyelamatkan alat,
material produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja. Lebih rinci lagi keselamatan dan
kesehatan kerja bertujuan untuk:
 Mencegah terjadinya kecelakaan kerja (zero accident).
 Menjamin tempat kerja yang sehat, nyaman, dan aman sehingga dapat menimbulkan
semangat kerja.
 Mencegah timbulnya penyakit akibat pekerjaan.
 Mencegah atau mengurangi cacat tetap akibat pekerjaan.
 Mengurangi biaya operasional (reduce operational cost) atau mencegah pemborosan terhadap
tenaga kerja, modal, peralatan dan sumber-sumber produksi lainnya.
 Mengamankan, menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana pendukung kegiatan
perusahaan dari kerusakan akibat kecerobohan dan kelalaian kerja
 Memperlancar, mengamankan dan meningkatkan produktivitas serta mutu dari produktivitas
kerja.

2. Keselamatan Kerja
Yaitu usaha untuk sedapat mungkin memberikan jaminan kondisi kerja yang aman dan sehat
untuk mencegah kecelakaan,cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja pada setiap
karyawan dan untukmelindungi sumber daya manusia.
Hubungan Keselamatan Kerja dengan Produksi
Keselamatan kerja adalah salah satu bagian dari pada produksi disamping kuantitas dan kualitas.
Produksi = Kuantitas + Kualitas + Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu bagian
produksi, artinya tidak akan pernah tercipta suatu produksi jika terjadi kecelakaan kerja.

3. Faktor-faktor pendukung keselamatan kerja yaitu:


 Pengaturan jam kerja dengan memperhatikan kondisi fit untuk pekerja
 Pengaturan jam istirahat yang memadai untuk menjaga kestabilan untuk bekerja
 Pengaturan Penggunaan peralatan kantor yang menjamin kesehatan kerja pekerja
 Pengaturan Sikap tubuh dan anggota badan yang efektif yang tidak menimbulkan gangguan
ketika bekerja
 Penyediaan sarana untuk melindungi keselamatan kerja pekerja
 Kedisiplinan pekerja untuk mentaati ketentuan penggunaan peralatan kerja dan perlindungan
keselamatan kerja yang telah disediakan dan diatur dengan SOP (Standard Operating
Prosedur) yang telah ditetapkan
4. Faktor-faktor pendukung keselamatan kerja yaitu:
 Pengaturan jam kerja dengan memperhatikan kondisi fit untuk pekerja
 Pengaturan jam istirahat yang memadai untuk menjaga kestabilan untuk bekerja
 Pengaturan Penggunaan peralatan kantor yang menjamin kesehatan kerja pekerja
 Pengaturan Sikap tubuh dan anggota badan yang efektif yang tidak menimbulkan gangguan
ketika bekerja
 Penyediaan sarana untuk melindungi keselamatan kerja pekerja
 Kedisiplinan pekerja untuk mentaati ketentuan penggunaan peralatan kerja dan perlindungan
keselamatan kerja yang telah disediakan dan diatur dengan SOP (Standard Operating
Prosedur) yang telah ditetapkan
5. Dasar Hukum K3
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Yang diatur
oleh Undang-Undang ini adalah keselamatan kerja dalam segala tempat kerja baik di darat, di
dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah
kekuasaan hukum Republik Indonesia.
Berikut ini adalah beberapa hal yang mendukung diberlakukannya safety dalamperusahaan:
1. Undang-undang no.1 tahun 1970
• Tenaga kerjadi tempat kerja harus sehat dan selamat
• Proses produksi harus aman dan efisien
• Pengusaha menyediakan tempat dan lingkungan kerja yang aman

2. Undang-undang no.23 tahun 1992


• Kesehatan kerja diwujudkan guna mencapai produktivitas
• Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan, pencagahan penyakit, dan
menyediakansyarat kerja
• Setiap pekerja harus bekerja dengansehat dan tidakbahaya

6. Tujuan K3
 Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan produktivitas nasional
 Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja tersebut
 Memeliharan sumber produksi agar dapat digunakan secara aman dan efisien

7. Kebijakan dan Prosedur K3


 Unsur manusia :
 Merupakan upaya preventif agar tidak terjadi kecelakaan atau paling tidak untuk
menekan timbulnya kecelakaan menjadi seminimal mungkin (mengurangi terjadinya
kecelakaan).
 Mencegah atau paling tidak mengurangi timbulnya cidera, penyakit, cacat bahkan
kematian yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja.
 Menyediakan tempat kerja dan fasilitas kerja yang aman, nyaman dan terjamin sehingga
etos kerja tinggi, produktifitas kerja meningkat.
 Penerapan metode kerja dan metode keselamatan kerja yang baik sehingga para pekerja
dapat bekerja secara efektif dan efisien.
 Untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja.
 Unsur pekerjaan :
 Mengamankan tempat kerja, peralatan kerja, material (bahan-bahan), konstruksi, instalasi
pekerjaan dan berbagai sumber daya lainnya.
 Meningkatkan produktifitas pekerjaan dan menjamin kelangsungan produksinya.
 Terwujudnya tempat kerja yang aman, nyaman dan terjamin kelangsungannya.
 Terwujudnya pelaksanaan pekerjaan yang tepat waktu dengan hasil yang baik dan
memuaskan.
 Unsur perusahaan :
 Menekan beaya operasional pekerjaan sehingga keuntungan menjadi lebih besar,
perusahaan bisa lebih berkembang dan kesejahteraan karyawan dapat ditingkatkan.
 Mewujudkan kepuasan pelanggan (pemberi kerja) sehingga kesempatan perusahaan
untuk mencari dan mendapatkan pekerjaan lebih banyak.
 Terwujudnya perusahaan yang sehat

8. Kecelakaan
Kejadian yang tidak terduga (tidak ada unsur kesengajaan) dan tidak diharapkan karena
mengakibatkan kerugian, baik material maupun penderitaan bagi yang mengalaminya.
Penyebab Kecelakaan :
 Faktor Internal
 Kecenderungan seseorang untuk mendapatkan kecelakaan, apabila sedang melaksanakan
pekerjaan tertentu.
 Kemampuan dan kecakapan seseorang yang terbatas dan tidak berimbang dengan
pekerjaan yang ditangani.
 Sikap dan perilaku yang tidak baik dalam melaksanakan pekerjaan misalnya merokok di
tempat yang membahayakan, bekerja sambil bercanda, tidak mematuhi peraturan
keselamatan kerja dsb.
 Faktor External
 Pendelegasian dan pembagian tugas kepada para pekerja yang tidak proporsional dan
kurang jelas.
 Jenis pekerjaan yang ditangani mempunyai resiko kecelakaan cukup tinggi (rentan).
 Prasarana dan sarana kerja yang tidak memadai.
 Upah dan kesejahteraan karyawan yang rendah.
 Timbulnya gejolak sosial, ekonomi dan politik yang mengakibatkan munculnya keresahan
pada para pekerja.
 Lingkungan dan peralatan kerja yang tidak memenuhi standar keselamatan kerja, misalnya
lantai berair dan licin, ruangan kerja berdebu, ruangan kerja bersuhu tinggi, mesin-mesin
yang tidak dilindungi, kondisi hujan, peralatan kerja rusak dsb.

Klasifikasi Kecelakaan

Menurut jenis kecelakaan ( Terjatuh) :

 Tertimpa benda jatuh


 Tertumbuk atau terkena benda
 Terjepit oleh benda
 Pengaruh suhu tinggi
 Terkena sengatan arus listrik
 Tersambar petir

Menurut sumber kecelakaan :

 Dari mesin
 Alat angkut dan alat angkat
 Bahan/zat erbahaya dan radiasi
 Lingkungan kerja
 Menurut Sifat Luka atau Kelainan Patah tulang, memar, gegar otak, luka bakar, keracunan
mendadak, akibat cuaca

Keadaan yang tergolong Berbahaya:

 Peralatan kerja yang rusak dan tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
 Mesin-mesin yang tidak terlindungi dengan baik.
 Tempat kerja yang membahayakan (berdebu, licin, becek, berminyak, panas, berbau
menyengat, terlalu dingin dsb).
 Konstruksi atau instalasi pekerjaan yang tidak memenuhi syarat.

Perbuatan yang Berbahaya :

 Bekerja sembarangan tanpa mengindahkan ketentuan dan peraturan keselamatan kerja.


 Bekerja tanpa menggunakan baju atau menggunakan baju yang kedodoran.
 Bekerja sambil bersendau gurau, merokok
 Membuka dengan sengaja perlengkapan pelindung mesin dan instalasi pekerjaan yang
membahayakan.

Pencegahan Kecelakaan:

 Mempersiapkan pekerja untuk dapat bekerja dengan aman dengan cara :


 Memberikan penjelasan dan contoh bagaimana melaksanakan suatu pekerjaan.
 Memberikan penjelasan dan contoh bagaimana suatu pekerjaan harus dikerjakan dengan
aman.
 Menjelaskan peralatan kerja dan alat-alat keselamatan kerja yang dipakai, termasuk cara
penggunaannya.
 Menjelaskan tentang tempat dan jenis pekerjaan yang mempunyai tingkat bahaya tinggi dan
menjelaskan upaya penanganan serta pencegahannya agar tidak timbul kecelakaan.
 Memberikan buku pedoman keselamatan kerja.
 Memasang poster, slogan, spanduk dll di tempat tertentu dan di tempat kerja.
 Memberikan pendidikan dan pelatihan keselamatan kerja.
Kerugian AkibatKecelakaan Kerja
Setiapterjadinyakecelakaankerjaselalutidak menguntungkanbagisemuapihak,baikitu
karyawan dankeluarganyamaupun perusahaan dimanakaryawan yang mendapatkankecelakaan
tersebut bekerja. Adapun kerugian akibat kecelakaan kerja dapat diklasifikasikansebagai berikut:
1. Kerugian finansial (Financialloss)
Kerugianfinansialberarti
kecelakaantersebutmengakibatkankerugianyangberhubungan
dengankeuangan,contohnya:mesin atau alat yang rusak,materialyangrusak,karyawan tidak
dapat bekerjasehingga produksimenurun, dan sebagainya.

2. Kerugian sosial (socialloss)


Kerugian sosialberartikecelakaantersebut mengakibatkankerugianyang eratkaitannya
denganhubunganantarmanusia, contoh:kehilangansahabatbaik,kesedihanbagikeluarga yang
keluarganya terkenamusibah kecelakaan kerja,dan lain sebagainya.

Dan kerugiandapat menimpa siapapun:


 Karyawan: kesakitan,cedera, cacat,waktu dan uang
 Keluarga: kesedihan, ekonomi keluarga terganggu dll.
 Perusahaan: kehilangan karyawan, mengalami kerugian biaya.

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

SOAL LATIHAN

Kerjakan soal berikut dengan baik dan benar!

1. Menurut kalian apakah penerapan K3LH di tempat kerja itu penting? Mengapa?
2. Dari pengamatan kalian tentang K3LH tentu terdapat perbedaan antara perusahaan yang
menerapkan K3LH dengan perusahaan yang tidak menerapkan K3LH, jelaskan!
3. Jika kalian melakukan sustu pekerjaan, maka harus dilengkapi dengan penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD), jelaskan pekerjaan yang di lakukan dan jenis APD apa saja yang
wajib digunakan?
4. Pekerjaan pada bengkel otomotif terdapat banyak potensi bahaya yang dapat
mengakibatkan kecelakaan kerja. Menurut kalian potensi bahaya apa saja yang dapat
mengakibatkan kecelakaan di bengkel otomotif tersebut?
5. Bagaimanakah cara untuk menghindari atau meminimalisir potensi bahaya kerja?
6. Perhatikan gambar di bawah ini, dan kemudikan silakan di analisis potensi bahaya yang
terjadi pada kegiatan industry tersebut!
Gambar 1

Gambar 2

TUGAS KELOMPOK 1

Lakukan pengamatan dengan teman kelompokmu :


Presentasikanlah hasilnya di depan teman dan guru tentang perawatan pada
kendaraan tersebut!
RUBRIK ASESMEN PRESENTASI HASIL AKTIVITAS PRAKTIK 1
INSTRUMEN PENILAIAN: PROSES DAN PRODUK
ASPEK Belum Kompeten (0-6) Cukup Kompeten (6-7) Kompeten (8-9) Sangat Kompeten (10)
Proses Peserta didik tidakmampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu
presentasihasil mempresentasikan hasil mempresentasikan hasil observasi mempresentasikan hasil observasi mempresentasikan hasil
observasi namun dengan sikap yang kurang dengan sikap yang baik namun observasi dengan sikap
baik tidakmampu berdiskusi yangbaik danmampu
berdiskusi
Hasil pencarian Peserta didik tidak mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu
informasi terkait alat menyebutkan alat mesin dan menyebutkan tetapi tidak menyebutkan alat mesin tetapi menyebutkan alat mesin dan
mesin dan prosedur prosedur kerjanya mampu mencari prosedur kurang memahami prosedur prosedur kerja dengan benar
kerja kerjanya kerja
Keterangan :
Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remediasi.

Siswa yangcukupkompetendiperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga mencapai level kompeten


PERTEMUAN 2 (270 MENIT)

KEGIATAN AWAL ( 30 MENIT) KEGIATAN INTI (225 MENIT)

1. Peserta didik dan Guru memulai 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran


denganberdoabersama. mengenai topik yang akan dibahas
2. Peserta didik disapa danmelakukan 2. Peserta didik menerima informasi
kompetensi materi dan tujuan pembelajaran
pemeriksaan kehadiran bersama
yang akan dilaksanakan.
denganguru. 3. Guru menyarankan peserta didik untuk
3. Peserta didik bersama denganguru menyiapkan media, alat dan buku yang
membahas tentang kesepakatan yang dibutuhkan.
akan diterapkan dalam pembelajaran 4. Guru membagi peserta didik menjadi enam
4. Peserta didik menerima informasi kelompok yang maksimal terdiri 5 - 6 orang
tentang kompetensi, ruang lingkup menyesuaikan jumlah peserta didik.
materi, tujuan, manfaat, langkah  Kelompok 1 dan 2 : membahas tentang
pembelajaran, metode penilaian yang Kontaminasi
akan dilaksanakan yang ditayangkan.  Kelompok 3 dan 4 : membahas tentang
Pemeliharaan kebersihan kerja
 Kelompok 5 dan 6 : membahas tentang
Alat Pelindung Diri (APD)
5. Peserta didik dalam kelompok mengamati
tayangan audiovisual yang disajikan oleh
guru atau tautan pada LK atau
mengerjakan latihan soal (pada Lembar
Kerja/ Modul ada petunjuk kelompok atau
individu)
6. Peserta didik memperhatikan dan
mengamati penjelasan yang diberikan guru
yang terkait dengan materi yang akan
dibahas.
7. Guru membagikan LK dan peserta didik
membaca petunjuk, mengamati LK.
8. Guru memotivasi peserta didik dalam
kelompok atau indiviual untuk menuliskan
dan menanyakan permasalahan hal-hal
yang belum dipahami dari masalah yang
disajikan dalam LK serta guru
mempersilahkan peserta didik dalam
kelompok lain atau secara individual untuk
memberikan tanggapan, bila diperlukan
guru memberikan bantuan komentar secara
klasikal.
9. Peserta didik dimintamelaporkan hasil
studinya dan kemudian bersama-sama
dengandibimbing
olehgurumendiskusikanhasil
laporannyadidepankelas
10. Peserta didik menyusun laporan hasil
diskusi penyelesaian masalah yang diberikan
terkait materi yang didiskusikan
11. Pesertadidiksecarabergantian
mengungkapkan gagasannya.
Gurumembimbingdiskusi.

KEGIATAN PENUTUP (15 MENIT) REFERENSI

1. Pesertadidikdapatmenanyakanhal Buku dasar dasar teknik otomotif, internet, youtube


yang tidakdipahamipadaguru
2. Peserta didikmengomunikasikan
kendala yang dihadapi selama
mengerjakan
3. Peserta didik menerima
apresiasidan motivasi dariguru.

REFLEKSI
UNTUK GURU UNTUK PESERTA DIDIK
 Apakah dalam membuka pelajaran dan  Apakah kamu memahami intruksi yang
memberikan penjelasan teknis atau dilakukan untuk pembelajaran?
intruksi yang disampaikan untuk  Apakah media pembelajaran, alat dan
pembelajaran yang akan dilakukan bahan mempermudah kamu dalam
dapat dipahami oleh peserta didik? pembelajaran?
 Bagain manakah pada rencana  Apakah materi yang disampaikan,
pembelajaran yang perlu diperbaiki? didiskusikan, dan dipresentasikan dalam
 Bagaimana tanggapan peserta didik pembelajaran dapat kamu pahami?
terhadap materi atau bahan ajar,  Manfaat apa yang kamu peroleh dari
pengelolaan kelas, latihan dan materi pembelajaran?
penilaian yang telah dilakukan dalam  Sikap positif apa yang kamu peroleh
pembelajaran? selama mengikuti kegiatan pembelajaran?
 Apakah dalam berjalannya proses  Kesulitan apa yang kamu alami dalam
pembelajaran sesuai dengan yang pembelajaran?
diharapkan?  Apa saja yang kamu lakukan untuk belajar
 Apakah arahan dan penguatan materi yang lebih baik?
yang telah dipelajari dapat dipahami
oleh peserta didik?
MATERI AJAR

KONTAMINASI

A. Pengertian kontaminasi menurut para ahli, antara lain: 


 State Government Of Victoria (2020), kontaminasi adalah zat-zat yang ada di darat atau air
tanah yang berpotensi dapat membahayakan lingkungan atau kesehatan manusia. 
 Macmillan Dictionary, kontaminasi adalah proses membuat sesuatu menjadi kotor, tercemar,
atau beracun dengan cara menambahkan jenis bahan kimia, limbah cair, atau infeksi. 
 Vocabulary, kontaminasi adalah pencemaran yang tidak diharapkan dari sesuatu oleh zat
lain. 
Dalam dunia industri, termasuk otomotif, limbah atau polutan dalam jumlah besar
dihasilkannya. Oleh karena itu, berbagai limbah atau kontaminan harus dikendalikan agar tidak
menimbulkan masalah. 
Dalam industri otomotif, banyak sekali kontaminasi yang dihasilkan. Berbagai jenis pencemar
tersebut diklasifikasikan berdasarkan berbagai hal seperti bentuk dan sifatnya. Misalnya, jenis
pencemar tersebut diklasifikasikan menjadi kontaminan cair, kontaminan padat, kontaminan gas,
dan kontaminan B3.

B. PENYEBAB KONTAMINASI
 Kontaminasi Biologi, beberapa penyebab kontaminasi biologi atau mikrobiologis adalah
parasit (protozoa dan cacing), virus, bakteri patogen, yang dapat menyebabkan keracunan
dan infeksi pada manusia. 
 Kontaminasi Kimia, adalah bahan kimia yang mampu menimbulkan intoksikasi pada
manusia. Contoh dari bahan kimia penyebab keracunan: antibiotika, residu pestisida,
pencemaran kimia industri. 
 Kontaminasi Fisik, adalah pencemaran yang bersifat fisik. Contohnya: batu, debu, logam,
potongan kayu, atau bahkan peralatan industri yang tidak digunakan. Kontaminasi fisik
tidak selalu mengakibatkan penyakit, tetapi juga berbahaya dan dapat menganggu kesehatan
manusia. 

C. DAMPAK KONTAMINASI FISIK


Menyebabkan gangguan saluran pencernaan, ginjal, hati, jantung, dan organ tubuh lainnya.
Dapat menyebabkan keracunanan pada makanan. Dapat melukai keadaan fisik bahkan dapat
menyebabkan kematian. 

D. CARA MENANGGULANGI KONTAMINASI


 Bila Terkena Cairan Korosif Cair, segera dibilas dengan air bersih berulang-ulang pada bagian
yang terkena sebelum dibawa ke IGD. 
 Bila Terkena Bahan Korosif Padat, segera dibilas dengan air berulang- ulang pada bagian
yang terkena, bila perlu dengan air sabun sebelum dibawa ke IGD.  
 Bila Luka Bakar Karena Bahan Kimia, secepatnya menghindari dari bahan kimia tersebut dan
dicuci dengan air berulang- ulang dan segera ditangani oleh dokter IGD. 
 Luka Bakar Karena Panas, pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah dengan
dikompres air es atau diguyur air sampai rasa sakit hilang dan tidak timbul kembali. Bila
perlu direndam didalam air. Cara langkah pertolongan pendinginan dapat dilakukan supaya
rasa sakit hilang dan yang lebih penting adalah memperlambat reaksi perusakan jaringan
tubuh akibat panas kebakaran.

E. KONTAMINASI DI BENGKEL OTOMOTIF


 Gas H2SO4 dari hasil elektrolisis accu saat terjadi proses pengisian maupun pengosongan.
Indikasi dapat diketahui dari bau menyengat asam sulfat. Sehingga diperlukannya ruangan
khusus yang digunakan pada proses pengisian aki. Ruangan tersebut harus memiliki sirkulasi
ventilasi yang baik. Selain berbahaya bagi kesehatan, gas H2SO4 juga dapat memicu ledakan
jika terkena sumber panas atau api. 
 Gas buang dari hasil pembakaran kendaraan bermotor terdapat berbagai macam unsur yang
dapat membahayakan kesehatan. Gas tersebut seperti karbonmonoksida, karbondioksida,
hidrokarbon, dan partikel lainnya dari hasil pembakaran. Sehingga, sebuah workshop atau
bengkel harus memiliki serkulasi ventilasi yang baik supaya berbagai partikel tersebut tidak
akan meracuni makhluk hidup. 
 Kontaminan cair seperti uap bensin, cairan pembersih, dan lain sebagainya. Dalam proses
perawatannya diperlukannya berbagai alat keselamatan diri seperti masker berguna
mencegah terjadinya keracunan akibat berbagai kontaminan cairan. 
 Limbah B3 atau limbah bahan beracun berbahaya seperti oli dan zat-zat lain yang
mengandung bahan berbahaya. Dalam pengelolaan limbah berbahaya tersebut dilakukan
secara khusus agar tidak mencemari lingkungan. Limbah-limbah tersebut biasanya
ditampung dahulu untuk kemudian dikirim ke tempat penampungan guna didaur ulang. 

F. KONTAMINASI PADA BAHAN BAKAR


Kontaminasi pada bahan bakar atau lebih singkatnya kita sebut saja kontaminasi pada
fuel. Pada artikel sebelumnya pernah saya singgung bahwa kita harus menggunakan fuel atau
bahan bakar yang bersih untuk kendaraan kita, dengan membeli bahan bakar pada pom bensin-
pom bensin. pada artikel kali ini saya akan memperdalam lagi kontaminasi pada bahan bakar.
Bahan bakar merupakan sumber energi penggerak utama pada sebuah kendaraan. Dari
fuel ini akan di ubah menjadi tenaga gerak didalam sebuah engine. Kita bahas mengenai proses
pemindahan energi dari fuel menjadi gerak.

Kita ambil contoh proses 4-stroke


Proses 4 Stroke

Pada proses proses kerja 4 stroke diatas, proses pertama air intake (Induction),
yaitu masuknya udara kedalam chamber pembakaran, proses pengaturan masuknya
udara kedalam chamber diatur oleh sebuah katup yang disebut dengan valve, pada
sebuah kendaraan bermotor pada umumnya terdapat 2 valve setiap chamber. Proses
kedua adalah compression, dimana valve dari inlet manifold (lorong masuk) tertutup
kemudian piston bergerak mengarah Top Dead Centre (bagian puncak dari pergerakan
piston), pergerakan piston ini akan mengakibatkan udara tertekan dan menjadi panas.
Proses kemudian dilanjutkan dengan proses ketiga, dimana ketika udara menjadi panas
karena tekanan dari piston, fuel disemprotkan ke dalam chamber (dikabutkan) dari
injector.
Apabila fuel yang digunakan adala solar maka tidak diperlukan sebuah spark
(busi) untuk memicu ledakan fuel, tapi apabila fuel yang digunakan adalah solar maka
diperlukan spark (busi) untuk memacu ledakan pada chamber. Ledakan dari fuel akan
menyebabkan piston terdorong ke bawah dan menggerakkan crankshaft. Setelah terjadi
ledakan dan menggerakkan piston ke bawah maka valve outlet akan terbuka dan
mengalirkan udara hasil ledakan menuju outlet manifold (lorong pembuangan). Proses
pembuangan udara ini akan dibantu dengan dorongan dari piston. Kemudian setelah
proses keempat selesai maka proses akan berulang menuju proses pertama. Karena
terdapat empat proses inilah proses ini disebut dengan proses 4 stroke atau 4 langakah.
Selain proses 4 storke ada juga proses 2 stroke. Untuk lebih jelasnya perbedaan antara
proses 2 stroke dengan proses 4 stroke kita bisa melihat dalam video dibawah ini.
Bagian utama dalam proses ini perubahan fuel ke gerak ini antara lain :
1. Valve
2. Piston
3. Injector
4. Chamber
Kontaminasi pada fuel berdampak pada berbagai komponen dalam engine. Tetapi
pengaruh terbesar akan berakibat pada komponen-komponen diatas. Akan saya jelaskan
beberpaa akibat yang terjadi pada komponen-komponen tersebut.
1. Fuel Injector
Secara umum fuel injector adalah tempat keluarnya fuel didalam chamber
pembakaran (Cylinder). Fuel yang dikeluarkan sebelumnya dikabutkan terlebih
dahulu. Untuk lebih jelasnya kita lihat gambar dibawah ini, beberapa contoh injector
dengan keterangan bagian-bagiannya.

Dari gambar diatas bisa dibayangkan apabila terdapat sebuah kotoran yang
menghalangi proses fuel spray ataupun pada linenya. Apabila kotoran tersebut
tertahan pada plunger dan ikut bergerak seiring dengan pergerakan plunger maka
akan mengakibatkan scratch pada area sekitar plunger. Dan akan mengakibatkan
kerja plunger akan terhambat dan menyebabkan kebocoran fuel. Dan akibat paling
parahnya adalah terjadinya pressure berlebihan karena hambatan dari kotoran
tersebut.
Injector menurut teknologi yang digunakan dibagi menjadi 3, yaitu
1. Mechanical actuated Unit Injector (MUI), Injector dimana proses spray dipicu oleh
pukulan/mechanical
2. Mechanical actuated Electronics Controlled Unit Injector (MEUI), dimana proses
spray dipicu oleh mechanic system yang digerakkan oleh electronics system
(solenoid)
3. Hydraulic actuated Electronics controlled unit Injector (HEUI), dimana proses
spray dipicu oleh mechanic system yang digerakkan menggunakan hydraulic
system
Untuk keterangan lebih lanjut tentang Injector mungkin akan saya terangkan pada
thread yang lain.
Pada beberapa jenis injector ini apabila terdapat kotoran yang menghambat akan
sama-sama menyebabkan proses spray dari fuel terganggu. Pada MEUI, apabila line
dari spray terganggu maka semacam microkomputer yang mengatur system akan
memerintahkan untuk menyalurkan fuel lagi ke chamber, karena mungkin tenaga
yang dihasilkan berkurang. dari sini kita dapat menarik kesimpulan, seiring
perkembangan jaman maka system-system mechanical akan berjalan dengan
menggunakan system electronics dimana pada system ini keputusan dari sebuah
system akan ditentukan oleh prosesor. Presisi yang digunakan untuk menjalankan
system ini sangat tinggi, sehingga dibutuhkan pula Contamination control yang
bagus.

2. Valve
valve pada proses transformasi ini berfungsi sebagai katup untuk mengatur
udara  yang masuk dan udara yang keluar. Seperti yang kita ketahui dalam proses
pembakaran diperlukan 3 hal mutlak agar proses pembakaran dapat berjalan, yaitu :
bahan bakar, udara dan heat (panas). Apakah hubungannya antara kebersihan dari
fuel dengan kebersihan dari valve.
Coba kita bayangkan proses 4 langkah ini, ketika fuel kotor dispray kedalam
chamber, fuel akan berada didalam chamber dan ikut pula dalam proses pembakaran.
Ketika proses ini berlangsung kotoran yang ikut masuk dengan fuel akan tersebar
didalam chamber, salah satunya akan mengenai valve, baik valve inlet maupun valve
outlet. Kotoran tersebut mungkin saja tidak akan ikut habis dalam pembakaran tetepi
masih terdapat sisa, nah sisa kotoran ini dapat menempel pada bagian chamber
maupun valve. Apabila kotoran ini menempel pada sekat antara valve dengan
cylinder atau chamber akan mengakibatkan proses penyekatan akan terganggu. Apa
yang akan terjadi :
 Pada proses induction, udara akan masuk melalui inlet manifold, apabila valve
bagian outlet manifold tidak menutup rapat maka udara panas sisa pembakaran
yang seharusnya keluar dapat pula masuk
 Pada proses compression, Compression tidak akan mencapai suhu maksimu
karena udara tidak termampatkan secara sempurna, akibatnya titik bakar fuel
tidak akan didapat dan proses pembakaran tidak akan berjalan lancar. Akibat
yang dapat kita lihat, pada proses pembuangan akan terdapat pula sisa fuel yang
tidak terbakar. Akibatnya lagi Low power, tenaga mesin akan lemah.
 Pada proses exhaust, udara seharusnya keluar hanya dari outlet manifold, apabila
pada valve inlet tidak tersekat dengan sempurna maka udara pembuangan juga
akan keluar melewati inlet manifold.
3.    Piston dan Chamber
Piston dan chamber merupakan dua bagian yang tidak dipisahkan, apabila fuel
yang disemprotkan oleh injector masih mengandung kotoran dan menempel pada
piston atau chamber akan menyebabkan scratch. Scratch ini akan menyebabkan
terjadinya kebocoran antara ruang chamber diatas piston dan dibawah piston. Selain
itu pula kotoran yang terselip pada bagian piston dan chamber akan menjadi gesekan
bagi piston yang sehingga tenaga yang dihasilkan juga akan berkurang. Pada
keadaan yang lama akan menyebabkan umur dari komponen-komponen ini akan
berkurang serta mempunyai kerja yang tidak maksimal kembali.
Selain bagian-bagian diatas kontaminasi pada fuel akan berdampak pada
komponen-komponen lain. Seperti Fuel Injection Pump, line ataupun komponen-
komponen lain yang tidak berhubungan langsung dengan fuel. Begitu pentingnya
kebersihan fuel ini untuk mendapatkan kerja yang maksimal dan hemat bahan bakar.
Langkah-Langkah untuk menghindari Kontaminasi pada Fuel. Banyak langkah-
langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi pada fuel,
beberapa langkah penting sebagai berikut.
1. Usahakan untuk membeli fuel pada tempat-tempat yang sudah terjamin
kebersihannya
2. Jangan sering membuka penutup bahan bakar apabila tidak dibutuhkan
3. Apabila suhu lingkungan sangat dingin (pegunungan), jangan letakkan
kendaraan kita langsung di lingkungan terbuka, karena pada suhu yang dingin,
akan terjadi pengembunan didalam tangki, Air merupakan salah satu kontamnian
yang berbahaya juga. Karena selain mengganggu proses pembakaran, air juga
akan menyebabkan korosi yang akan mengakibatkan terjadinya kontaminasi lagi.
4. Untuk Tempat penyimpanan bahan bakar dalam skala besar usahakan
menggunakan breather (Alat pernapasan). Usahakan gunakan breather yang
mempunyai 2 fungsi, yaitu menyaring udara diluar yang masuk (dari air ataupun
kotoran) dan menyaring udara yang ad didalam tangki keluar.
5. Jagalah lingkungan kerja dan penyimpanan alat-alat perbaikan.

Kontaminasi sendiri merupakan suatu kondisi dimana terjadi pencampuran atau


pencemaran terhadap suatu unsur lain yang memberikan efek tertentu (buruk). Komponen yang
dapat menyebabkan kontaminasi sangat beragam mulai dari benda, hewan, maupun berbentuk
padat ataupun cair. Karena sifat yang berbahaya maka kontaminan perlu dikendalikan agar tidak
mencampur atau mencemar zat atau unsur lain sehingga dapat membahayakan makhluk hidup
terutama manusia. Jadi pengendalian kontaminasi merupakan suatu cara untuk mencegah
terjadinya pencampuran atau pencemaran terhadap unsur lain yang dapat memberikan efek
buruk baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Jenis-Jenis Kontaminan
 Kontaminan Cair merupakan kontaminan yang berbentuk cair seperti limbah cairan
pembersih, dan lain sebagainya.
Gambar 4. 1Kontaminan Cair

 Kontaminan Padat merupakan kontaminan yang berbentuk padat seperti sisa-sisa kabel,
plastik, semen, dan lain sebagainya.

Gambar 4. 2 Kontaminan Padat

 Kontaminan Gas merupakan kontaminan yang berbentuk gas seperti gas monoksida, gas
karbondioksida, cfc, dan lain sebagainya.

Gambar 4. 3 Kontaminan Gas

 Kontaminan B3 merupakan kontaminan dari bahan-bahan kimia berbahaya sehingga


memerlukan penanganan khusus seperti oli, minyak rem dan lain sebagainya.
Gambar 4. 4 Kontaminan B3

Cara Penanganan Kontaminan

1. Penanganan Kontaminan Cair melalui proses pengolahan primer (penyaringan, pengolahan


awal, pengendapan, pengapungan) , pengolahan sekunder dengan mikroorganisme,
desinfeksi, dan endapan lumpur.
2. Penanganan kontaminan padat dapat melalui proses penimbunan terbuka, sanitary landfill
(lubang yang dilapisi plastik), membuat kompos padat, dan daur ulang.
3. Penangan kontaminan gas dapat melalui kontrol emisi, menghilangkan materi partikulat.
4. Penanganan kontaminan B3 melalui penanganan khusus seperti sumur injeksi, kolam
penyimpanan, dan terapan ilmu fisika biologi dan kimia.

Contoh Kontaminan Yang Ada Di Bengkel

Berikut merupakan macam-macam kontaminan yang ada di bengkel otomotif:

1. Gas H2SO4 yang merupakan hasil elektrolisis accu pada saat pengisian maupun pengosongan.
Hal ini dapat diketahui dari bau menyengat asam sulfat. Oleh karena itu diperlukan ruangan
khusus yang digunakan untuk proses pengisian aki dan ruangan tersebut memiliki ventilasi
yang baik. Selain berbahaya untuk kesehatan, gas H2SO4 dapat memicu ledakan apabila
terkena sumber panas atau api.
2. Gas buang dari kendaraan bermotor memiliki berbagai unsur yang dapat membahayakan
kesehatan seperti karbonmonoksida, karbondioksida, hidrokarbon, dan partikel lainnya. Oleh
karena itu, sebuah workshop atau bengkel harus memiliki ventilasi yang baik agar berbagai
partikel tersebut tidak meracuni manusia disekitarnya.
3. Kontaminan Cair seperti uap bensin, cairan pembersih, dan lain sebagainya. Oleh karena itu
dalam proses perawatan diperlukan berbagai alat keselamatan seperti masker untuk mencegah
terjadinya keracuna akibat berbagai kontaminan cairan.
4. Limbah B3 atau limbah berbahaya seperti oli dan zat-zat lain yang mengandung bahan-bahan
berbahaya. Limbah berbahaya tersebut diperlukan pengelolaan khusus agar tidak mencemari
lingkungan. Limbah-limbah tersebut biasanya ditampung terlebih dahulu kemudian dikirim
ke tempat penampungan untuk didaur ulang.

ALAT PELINDUNG DIRI (APD)


1. Alat Pelindung Kepala

Perlengkapan ini berfungsi untuk melindungi kepala dari pukulan, benturan, atau cedera
kepala yang disebabkan kejatuhan benda keras. Alat pelindung kepala juga melindungi kepala
dari radiasi panas, api, percikan bahan kimia, maupun suhu ekstrem. Jenis alat pelindung kepala
yaitu helm pengaman (safety helmet), topi atau tudung kepala, dan pelindung rambut. 

2. Alat Pelindung Mata dan Muka

Alat ini berfungsi untuk melindungi mata dan muka dari bahaya paparan bahan kimia,
seperti amonium nitrat, gas, dan partikel yang melayang di udara atau air, percikan benda kecil,
panas, atau uap.yang umum digunakan, yaitu kacamata khusus atau spectacles dan goggles.
Sedangkan alat pelindung muka adalah tameng muka (face shield) atau full face masker yang
menutupi seluruh bagian wajah.

3. Alat Pelindung Telinga


Sumbat telinga (ear plug) atau
penutup telinga (ear muff)
adalah jenis dari alat pelindung
telinga. Fungsinya untuk
melindungi telinga dari
kebisingan atau tekanan yang
disebabkan oleh bising terus-
menerus atau dentuman alat
keras.

4. Alat Pelindung Saluran Pernapasan

Alat ini berfungsi melindungi organ pernapasan dengan menyalurkan udara bersih atau
menyaring zat atau benda berbahaya, seperti mikroorganisme (virus, bakteri, dan jamur), debu,
kabut, uap, asap, dan gas kimia tertentu. Dengan mengenakan alat pelindung saluran
pernapasan, zat asing tidak terhirup dan masuk ke dalam tubuh. Jenis alat pelindung saluran
pernapasan, di antaranya:

 Masker
 Respirator
 Tabung atau cartridge khusus untuk menyalurkan oksigen.
 Tangki selam dan regulator, untuk pekerja di dalam air. 

5. Alat Pelindung Tangan

Sarung tangan adalah jenis alat pelindung tangan. Namun, sarung tangan ini terbuat dari
material khusus, tergantung pada kebutuhan dan pekerjaan. Ada yang terbuat dari logam, kulit,
kanvas, kain, karet, atau bahan khusus untuk melindungi tangan dari zat kimia tertentu. 

6. Alat Pelindung Kaki


Kaki juga harus terlindungi dari benturan atau tertimpa berat, tertusuk benda tajam, terkena
cairan panas atau dingin dan bahan kimia berbahaya, serta terpeleset karena permukaan lantai
yang licin. Jenis yang digunakan berupa sepatu karet (boots) dan safety shoes.

7. Pakaian Pelindung

Alat pelindung diri ini berfungsi melindungi tubuh dari suhu panas atau dingin yang ekstrim,
paparan api dan benda panas, percikan bahan kimia, uap panas, benturan, radiasi, gigitan atau
sengatan binatang, serta infeksi virus, jamur, dan bakteri. Jenis yang digunakan yaitu rompi
(vests), celemek (apron atau coveralls), jaket, dan pakaian terusan (one piece coverall). 

8. Sabuk dan Tali Keselamatan

Sabuk tali keselamatan digunakan untuk membatasi gerakan pekerja supaya tidak jatuh atau
terlepas dari posisi aman. Alat ini digunakan untuk pekerja yang aktivitasnya di ketinggian atau
dalam ruangan yang sempat di bawah tanah. 

9. Pelampung
Pekerja yang aktivitasnya di permukaan air memerlukan alat pelindung diri ini supaya bisa
mengambang dan tidak tenggelam. Jenis yang digunakan yaitu life jacket atau life vest. 

LEMBAR KERJA
TUGAS KELOMPOK 2

Presentasikanlah hasilnya di depan teman dan guru tentang perawatan pada


kendaraan tersebut!
RUBRIK ASESMEN PRESENTASI HASIL AKTIVITAS PRAKTIK 2
INSTRUMEN PENILAIAN: PROSES DAN PRODUK
ASPEK Belum Kompeten (0-6) Cukup Kompeten (6-7) Kompeten (8-9) Sangat Kompeten (10)
Proses Peserta didik tidakmampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu
presentasihasil mempresentasikan hasil mempresentasikan hasil observasi mempresentasikan hasil observasi mempresentasikan hasil
observasi namun dengan sikap yang kurang dengan sikap yang baik namun observasi dengan sikap
baik tidak yangbaikdanmampu
mampu berdiskusi berdiskusi
Hasil pencarian Peserta didik tidak mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu
informasi terkait alat mencari informasi APD mencariinformasi terkait APD, menyebutkan macam APD menyebutkan macam APD
pelindung diri (APD) tetapi tidak menyebutkan cara beserta fungsi dan cara beserta fungsi dan cara
penggunaannya penggunaannya, tetapi tidak penggunaannya secara
secara keseluruhan keseluruhan
Keterangan :
Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remediasi.

Siswa yangcukupkompetendiperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga mencapai level kompeten


PERTEMUAN 3 (270 Menit)

KEGIATAN PENDAHULUAN ( 30 MENIT) KEGIATAN INTI (225 MENIT)

1. Peserta didik dan Guru memulai 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran


denganberdoabersama. mengenai topik yang akan dibahas
2. Peserta didik disapa danmelakukan 2. Peserta didik menerima informasi
pemeriksaan kehadiran bersama kompetensi materi dan tujuan pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
denganguru.
3. Guru menyarankan peserta didik untuk
3. Peserta didik bersama denganguru menyiapkan media, alat dan buku yang
membahas tentang kesepakatan yang dibutuhkan.
akan diterapkan dalam 4. Guru membagi peserta didik menjadi enam
pembelajaran kelompok yang maksimal terdiri 5 - 6 orang
4. Peserta didik menerima informasi menyesuaikan jumlah peserta didik.
tentang kompetensi, ruang lingkup  Kelompok 1 dan 2 : membahas tentang
materi, tujuan, manfaat, langkah klasifikasi dan prosedur pemadam
pembelajaran, metode penilaian yang kebakaran (APAR)
akan dilaksanakan yang ditayangkan.  Kelompok 3 dan 4 : membahas tentang
penyebab dan pencegahan kebakaran
(APAR)
 Kelompok 5 dan 6 : membahas tentang
penggunaan alat pemadam kebakaran
(APAR)
5. Peserta didik dalam kelompok mengamati
tayangan audiovisual yang disajikan oleh
guru atau tautan pada LK atau
mengerjakan latihan soal (pada Lembar
Kerja/ Modul ada petunjuk kelompok atau
individu)
6. Peserta didik memperhatikan dan
mengamati penjelasan yang diberikan guru
yang terkait dengan materi yang akan
dibahas.
7. Guru membagikan LK dan peserta didik
membaca petunjuk, mengamati LK.
8. Guru memotivasi peserta didik dalam
kelompok atau indiviual untuk menuliskan
dan menanyakan permasalahan hal-hal
yang belum dipahami dari masalah yang
disajikan dalam LK serta guru
mempersilahkan peserta didik dalam
kelompok lain atau secara individual untuk
memberikan tanggapan, bila diperlukan
guru memberikan bantuan komentar secara
klasikal.
9. Peserta didik dimintamelaporkan hasil
studinya dan kemudian bersama-sama
dengandibimbing
olehgurumendiskusikanhasil
laporannyadidepankelas
10. Peserta didik menyusun laporan hasil
diskusi penyelesaian masalah yang
diberikan terkait materi yang didiskusikan
11. Pesertadidiksecarabergantian
mengungkapkan gagasannya.
Gurumembimbingdiskusi.

KEGIATAN PENUTUP (15 MENIT) REFERENSI

1. Pesertadidikdapatmenanyakanhal Buku materi dasar dasar teknik otomotif, internet,


yang tidakdipahamipadaguru youtube.
2. Peserta didikmengomunikasikan
kendala yang dihadapi selama
mengerjakan
3. Peserta didik menerima
apresiasidan motivasi dariguru.

REFLEKSI
UNTUK GURU UNTUK SISWA
 Apakah dalam membuka pelajaran dan  Apakah kamu memahami intruksi yang
memberikan penjelasan teknis atau dilakukan untuk pembelajaran?
intruksi yang disampaikan untuk  Apakah media pembelajaran, alat dan
pembelajaran yang akan dilakukan bahan mempermudah kamu dalam
dapat dipahami oleh peserta didik? pembelajaran?
 Bagain manakah pada rencana  Apakah materi yang disampaikan,
pembelajaran yang perlu diperbaiki? didiskusikan, dan dipresentasikan dalam
 Bagaimana tanggapan peserta didik pembelajaran dapat kamu pahami?
terhadap materi atau bahan ajar,  Manfaat apa yang kamu peroleh dari
pengelolaan kelas, latihan dan materi pembelajaran?
penilaian yang telah dilakukan dalam  Sikap positif apa yang kamu peroleh
pembelajaran? selama mengikuti kegiatan pembelajaran?
 Apakah dalam berjalannya proses  Kesulitan apa yang kamu alami dalam
pembelajaran sesuai dengan yang pembelajaran?
diharapkan?  Apa saja yang kamu lakukan untuk belajar
 Apakah arahan dan penguatan materi yang lebih baik?
yang telah dipelajari dapat dipahami
oleh peserta didik?

MATERI AJAR
APAR

A. PENGERTIAN KEBAKARAN
Kebakaran merupkan suatu reaksi oksidasi eksotermis yang berlangsung dengan cepat dari
suatu baha bakar yang disertai dengan timbulnya api atau penyalaan. Adapun penyebab kebakaran
yaitu :
a. Bahan padat seperti kayu, kain, kertas, plastik
b. Bahan cair, seperti cat, alkohol, berbagai jenis minyak
c. Bahan gas seperti propana, butana, LNG
Pada suatu peristiwa kebakaran, dikenal dengan adanya segitiga api. Segitiga api yaitu tiga
unsur yang membentuk rantai penyebab terjadinya api. Tiga unsur tersebut adalh :
a. Jenis bahan yang mudah terbakar
b. Oksigen atau zat pengoksida
c. Sumber panas yang cukup untuk menaikkan temperatur bahan bakar sampai titik
penyalaannya

B. SIFAT-SIFAT KEBAKARAN
Peristiwa kebakaran memiliki beberapa sifat. Yaitu sebagai berikut :
a. Terjadi secara tidak terduga
b. Tidak mudah padam jika tidak segera dipadamkan
c. Kebakaran akan padam dengan sendirinya apabila konsentrasi keseimbangan hubungan tiga
unsur segitiga api tidak terpenuhi lagi

C. SUMBER POTENSI PENYEBAB KEBAKARAN


Kebakaran dapat terjadi karena disebabkan oleh beberapa sumber, yaitu :
a. Api terbuka
Penggunaan api terbuka ditempat yang bisa membahayakan dan terdapat bahan yang
mudah terbakar juga dapat menjadi salah satu sumber terjadinya kebakaran. Contohnya
pengelasan, dapur api, dsb.
b. Permukaan panas
Alat pemanas, pengering, ataupun oven jika tidak terkendali atau berhubungan dengan
bahan mencapai suhu penyalaan juga dapat menyebabkan terjadinya kebakaran.
c. Peralatan listrik
Peralatan yang berkaitan dengan listrik juga dapat menjadi salah satu sumber terjadinya
kebakaran bila tidak memenuhi syarat keamanan yang berlaku (PUIL), pembebanan lebih
tegangan yang melebihi kapasitas, dan terdapat bunga api pada motor listrik.
d. Reaksi eksotermal
Merupakan reaksi yang menghasilkan panas dan juga menghasilkan gas yang dapat
dengan mudah terbakar. Contohnya reaksi batu karbit dengan air dan reaksi bahan kimia yang
peka terhadap panas.
e. Gesekan mekanis
Akibat gesekan mekanis yang terjadi pada peralatan yang bergerak jika tidak diberi
pelumasan secara terus menerus dapat menimbulkan panas. Bunga api mekanis per gram
bubutan atau gerinda dapat menjadi salah satu sumber nyala bila kontak dengan bahan yang
mudah terbakar.

f. Loncatan bunga api listrik statis


Akibat pengaruh dari mekanis pada bahan nonkonduktor akan dapat menyebabkan
penimbunan elektron (akumulasi listrik statis), seperti contoh
a. Minyak merupakan bahan nonkonduktor
b. Jika minyak dialirkan melalui selang dengan tekanan tinggi, maka elektron akan tertimbun
pada minyak tersebut
c. Pada keadaan tertentu elektron dapat terjadi loncatan elektron dan dpat menjadi sumber
penyebab kebakaran.

D. KLASIFIKASI KEBAKARAN
Kita perlu mengetahui klasifikasi kebakaran atau sumber penyebab terjadinya api supaya jenis
APAR yang digunakan efektif dalam mengendalikan kebakaran tersebut. Klasifikasi kebakaran
yang berlaku di Indonesia mengacu kepada Standart National Fire Protection Association yang telah
digunakan dalam Permenaker No 4 Tahun 1980 dengan klasifikasi sebagai berikut
a. Kelas A
Jenis kebakaran pada benda yang mudah terbakar yang dapat menimbukan arang atau
karbon. Contohnya yaitu kayu, kertas, karton, kardus, plastik, dsb.
b. Kelas B
Jenis kebakaran pada benda cair dan gas yang mudah terbakar. Coontohnya yaitu bahan
bakar, bensin, lilin, cat, minyak tanah, thinner, dsb.
c. Kelas C
Jenis kebakaran pada benda yang menghasilkan listrik atau yang mengandung unsur
listrik (instalasi listrik yang bertegangan)
d. Kelas D
Kebakaran pada logam mudah terbakar. Contohnya yaitu sodium, litium, magnesium,
alumunium, potasium, dan radium.

E. JENIS-JENIS APAR
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) merupakan alat yang ringan serta mudah digunakan oleh
satu orang untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran.
a. Jenis jenis media pemadam kebakaran
Ada beberapa macam alat pemadam api ringan yang digunakan ditempat kerja. hal ini
menyesuaikan dengan jenis usaha tempat kerja tersebut. Berdasarkan bahan pemadam api yang
digunakan, alat pemadam api ringan digolongkan menjadi 4 macam yaitu :
b. APAR air/water
Merupakan jenis APAR yang diisi air dengan tekanan tinggi. APAR jenis ini digunakan
untuk memadamkan api yang dikarenakan oleh bahan-bahan seperti kain, kertas, karet, plastik
dsb atau yang disebut jenis kebakaran kelas A. Alat pemadam api jenis air ini tidak boleh
digunakan pada jenis kebakaran yang disebabkan instalasi listril yang bertegangan atau
kebakaran jenis kelas C.
c. APAR busa/foam
Merupakan alat pemadam api yang didalamnya terkandung bahan kimia yang dapat
membentuk busa. Prinsip dari APAR yaitu busa yang disemburkan keluar akan menutupi
bahan yang terbakar sehingga membuat oksigen tidak dapat merusak untuk proses kebakaran.
Alat pemadam api jenis busa sangan efektif untuk memadamkan api yang ditimbulkan oleh
bahan-bahan padat nonlogam seperti kain, plastik, kertas, karet, atau kebakaran kelas A, serta
bahan-bahan cair yang mudah terabakar seperti alkohol, minyak, solven, atau jenis kebaran
kelas B.

d. APAR serbuk kimia/dry chemical powder


Merupakan alat pemadam api yang didalamnya mengandung bahan kimia yang merupakan
kombinasi dari monoamonium dan amonium sulfat. Prinsip kerja dari alat ini yaitu serbuk
kimia yang dikeluarkan akan menyelimuti bahan yang terbakar sehingga memisahkan oksigen
yang merupakan unsur penting dalam terjadinya kebakaran. APAR jenis serbuk kimia sangat
efektif untuk memadamkan kebakaran di semua kelas kebakaran seperti kebakaran kelas A B C.
e. APAR karbon dioksida/carbon dioxide (CO₂)
Merupakan alat pemadam api yang menggunakan bahan karbon dioksida sebagan bahan
untuk memadamkan api. Alat pemadam jenis karbon dioksida ini digunakan untuk
memadamkan kebakaran yang ditimbulkan oleh bahan cair yang mudah terbakar seperti
kebakaran kelas B dan kebakaran kelas C.

F. PENANDAAN DAN PENGENALAN


a. Penandaan APAR
Penandaan yang disyaratkan meliputi
a.Prosedur pemakaian
b.Nama dan alamat perusahaan pembuat atau penjualnya yang bertanggung jawab
b. Cara penandaan
Penandaan APAR dilakukan dengan cara
a.Huruf timbul atau sketsa pada plat logam yang disolder atau diikat pada tabng APAR
b.Dicat langsung pada tabung APAR
c. Label yang tahan lama
d. Tahun harus ditandakan secara permanen pada badan APAR
c. Warna pengenal
Bahan APAR harus bewarna merah

G. CARA PENGGUNAAN APAR


Cara penggunaan APAR yaitu
a. Tenang dan jangan panik
b. Pilih APAR yang tepat sesuai klasifikasi/jenis kebakaran di tempat yang terdekat
c. Tarik pin pengaman yang berada pada valve (mirip kunci yang berada di atas tabung pemadam
api)
d. Yakinkan anda berdiri searah angin, tidak melawan arah angin.
e. Pegang nozzle pada ujung hose atau selang dengan tangan kuat-kuat
f. Arahkan nozzle atau pangkal selang pada titik api (area kebakaran)
g. Pegang gagang dan tekan lever
h. Lakukan tes fungsi , jika APAR tidak berfungsi dengan baik, maka ganti dengan yang lain
i. Dekati api searah dengan angin, dan berhentilah pada posisi kira-kira 3 meter dari api.
j. Mulailah tekan lever dan menyemprotkan ke pangkal lidah api, maju perlahan-lahan dan
meratakan media pemadam di permukaan sumber api.
k. Segera menghindar bila media habis namun api belum padam
l. Jika api padam, kemudian balikkan posisi tabung dan semprotkanlah ke atas untuk membuang
sisa gas pendorong tanpa mengikutkan bubuknya.
Guna mempermudah dalam mengingat proses atau pun cara penggunaan APAR, kita dapat
menggunakan singkatan P.A.S.S yaitu
a.Pull : tarik pin pengaman safety pin (APAR)
b.Aim : arahkan nozzle atau pangkal selang ke sumber api
c. Squeeze : tekan pemicu untuk menyemprot
d. Sweep : ayunkan keseluruh sumber api
G. Syarat-syarat Penempatan Alat Pemadam Api Ringan

Dengan meletakkan APAR ditempat yang sesuai kan emmbantu para pekerja saat akan
menggunakan APAR. Tabung APAR tidak boleh diletakkan diatas lantai, karena dikhawatirkan
akan mengganggu orang yang sedang berjalan. Selain itu, dikhawatirkan jika APAR ditaruh di
atas lantai akan tersenggol dan membuat tabung APAR rusak.
Penempatan APAR yang tepat adalah pada dinding, paling tidak 1 meter dari lantai. Hal ini
juga untuk menjaga media APAR dari kelembapan seperti media dry chemical powder yang
sensitif dengan lembab. Merikut merupakan syarat penempatan APAR menurut
Permenakertrans RI No. 04/MEN/1980 tentang syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan
APAR.
1.Mudah dilihat, diakses, dan diambil, juga harus disertai dengan tanda pemasangan APAR
2.Pemberian tanda 125cm dari lantai tepat diatas APAR yang dimaksudkan (jarak minimal
APAR dari lantai yaitu 15cm)
3.Jarak antar APAR satu dengan yang lainnya adalah 15 meter, atau bisa ditentukan oleh ahli
atau petugas K3
4.Tabung APAR sebaiknya bewarna merah.

LEMBAR KERJA

TUGAS KELOMPOK 3
Presentasikanlah hasilnya di depan teman dan guru tentang perawatan pada
kendaraan tersebut!
RUBRIK ASESMEN PRESENTASI HASIL AKTIVITAS PRAKTIK 3
INSTRUMEN PENILAIAN: PROSES DAN PRODUK
ASPEK Belum Kompeten (0-6) Cukup Kompeten (6-7) Kompeten (8-9) Sangat Kompeten (10)
Proses Peserta didik tidakmampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu
presentasihasil mempresentasikan hasil mempresentasikan hasil observasi mempresentasikan hasil observasi mempresentasikan hasil
observasi namun dengan sikap yang kurang dengan sikap yang baik namun observasi dengan sikap
baik tidak yangbaikdanmampu
mampu berdiskusi berdiskusi
Hasil pencarian Peserta didik tidak mampu Peserta didik hanya mampu Peserta didik hanya Peserta didik mampu
informasi terkait mencari informasi terkait bahaya di mencari informasi dalam mampu mencari informasi mencari informasi secara
bahaya di tempat tempat kerja kategori B saja terkait penyebab dalam kategori B dan C saja keseluruhan terkait
kerja bahaya di tempat kerja terkait penyebab bahaya di penyebab bahaya di tempat
tempat kerja kerja
Keterangan :

Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remediasi.

Siswa yangcukupkompetendiperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga mencapai level kompeten


PERTEMUAN 4 (270 MENIT)

KEGIATAN PENDAHULUAN ( 30 MENIT) KEGIATAN INTI (225 MENIT)

1. Peserta didik dan Guru memulai 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran


denganberdoabersama. mengenai topik yang akan dibahas
2. Peserta didik disapa danmelakukan 2. Peserta didik menerima informasi
pemeriksaan kehadiran bersama kompetensi materi dan tujuan pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
denganguru.
3. Guru menyarankan peserta didik untuk
3. Peserta didik bersama denganguru menyiapkan media, alat dan buku yang
membahas tentang kesepakatan yang dibutuhkan.
akan diterapkan dalam 4. Guru membagi peserta didik menjadi enam
pembelajaran kelompok yang maksimal terdiri 5 - 6 orang
4. Peserta didik menerima informasi menyesuaikan jumlah peserta didik.
tentang kompetensi, ruang lingkup  Kelompok 1 dan 2 : membahas tentang
materi, tujuan, manfaat, langkah bahaya di tempat kerja
pembelajaran, metode penilaian yang  Kelompok 3 dan 4 : membahas tentang
akan dilaksanakan yang ditayangkan. prosedur dalam keadaan darurat
 Kelompok 5 dan 6 : membahas tentang
budaya kerja safety talk & 5R
5. Peserta didik dalam kelompok mengamati
tayangan audiovisual yang disajikan oleh
guru atau tautan pada LK atau
mengerjakan latihan soal (pada Lembar
Kerja/ Modul ada petunjuk kelompok atau
individu)
6. Peserta didik memperhatikan dan
mengamati penjelasan yang diberikan guru
yang terkait dengan materi yang akan
dibahas.
7. Guru membagikan LK dan peserta didik
membaca petunjuk, mengamati LK.
8. Guru memotivasi peserta didik dalam
kelompok atau indiviual untuk menuliskan
dan menanyakan permasalahan hal-hal
yang belum dipahami dari masalah yang
disajikan dalam LK serta guru
mempersilahkan peserta didik dalam
kelompok lain atau secara individual untuk
memberikan tanggapan, bila diperlukan
guru memberikan bantuan komentar secara
klasikal.
9. Peserta didik dimintamelaporkan hasil
studinya dan kemudian bersama-sama
dengandibimbing
olehgurumendiskusikanhasil
laporannyadidepankelas
10. Peserta didik menyusun laporan hasil
diskusi penyelesaian masalah yang
diberikan terkait materi yang didiskusikan
11. Pesertadidiksecarabergantian
mengungkapkan gagasannya.
Gurumembimbingdiskusi.

KEGIATAN PENUTUP (15 MENIT) REFERENSI

1. Pesertadidikdapatmenanyakanhal Buku materi dasar dasar teknik otomotif, buku


yang tidakdipahamipadaguru manual reparasi kendaraan, internet
2. Peserta didikmengomunikasikan
kendala yang dihadapi selama
mengerjakan
3. Peserta didik menerima
apresiasidan motivasi dariguru.

REFLEKSI
UNTUK GURU UNTUK PESERTA DIDIK
 Apakah dalam membuka pelajaran dan  Apakah kamu memahami intruksi yang
memberikan penjelasan teknis atau dilakukan untuk pembelajaran?
intruksi yang disampaikan untuk  Apakah media pembelajaran, alat dan
pembelajaran yang akan dilakukan bahan mempermudah kamu dalam
dapat dipahami oleh peserta didik? pembelajaran?
 Bagain manakah pada rencana  Apakah materi yang disampaikan,
pembelajaran yang perlu diperbaiki? didiskusikan, dan dipresentasikan dalam
 Bagaimana tanggapan peserta didik pembelajaran dapat kamu pahami?
terhadap materi atau bahan ajar,  Manfaat apa yang kamu peroleh dari
pengelolaan kelas, latihan dan materi pembelajaran?
penilaian yang telah dilakukan dalam  Sikap positif apa yang kamu peroleh
pembelajaran? selama mengikuti kegiatan pembelajaran?
 Apakah dalam berjalannya proses  Kesulitan apa yang kamu alami dalam
pembelajaran sesuai dengan yang pembelajaran?
diharapkan?  Apa saja yang kamu lakukan untuk belajar
 Apakah arahan dan penguatan materi yang lebih baik?
yang telah dipelajari dapat dipahami
oleh peserta didik?

MATERI AJAR
BUDAYA KERJA SAFETY TALK & 5R

Pengertian Budaya Kerja


Budaya kerja merupakan sebuah konsep yang mengatur kepercayaan, proses berpikir,
serta perilaku karyawan yang didasarkan pada ideologi dan prinsip suatu organisasi. Konsep
inilah yang mengatur bagaimana setiap karyawan berinteraksi satu sama lain dan juga bagaimana
suatu organisasi atau perusahaan berfungsi. Budaya kerja tidak akan muncul dengan sendirinya,
tetapi dibentuk melalui proses terkendali yang melibatkan sumber daya manusia beserta seluruh
perangkat pendukungnya. Dapat dikatakan bahwa budaya kerja juga merupakan kumpulan dari
asumsi-asumsi dasar yang dipelajari sebagai hasil dari memecahkan masalah yang ada di
perusahaan dalam proses penyesuaian. Itulah mengapa budaya kerja berhubungan dengan
mentalitas para karyawan dan hal tersebut nantinya akan mempengaruhi suasana kerja mereka.

Jenis-Jenis Budaya Kerja

1. Klan (Clan Culture), Budaya kerja klan merupakan budaya kerja yang menciptakan
lingkungan kerja yang cenderung ramah dan bersahabat. Situasi ini akan membuat seluruh
karyawan perusahaan dianggap seperti satu keluarga besar yang sedang melakukan
kolaborasi dan aktif terlibat dalam berbagai kegiatan.Jenis budaya kerja ini lebih menekankan
pembentukan team work yang solid serta komunikasi yang baik. 

2. Pasar (Market Culture), Budaya kerja pasar merupakan budaya kerja yang menggunakan
persaingan sebagai landasan dalam menjalankan sebuah perusahaan. Dari adanya persaingan
ini, para karyawan akan lebih termotivasi untuk bersikap kompetitif dan fokus dalam
mencapai tingkat produktivitas kerja. Seorang pemimpin dalam budaya kerja ini harus bisa
menciptakan situasi persaingan dengan sehat dan kondusif untuk seluruh karyawan yang ada
di perusahaan.

3. Hierarki (Hierarchy Culture), Budaya kerja hierarki lebih menekankan konsep lingkungan
kerja yang lebih formal dan terstruktur. Kendali dari perusahaan sepenuhnya dipegang oleh
orang-orang yang memiliki jabatan tinggi di perusahaan, karena mereka dinilai memiliki
pengalaman serta kemampuan dan layak untuk dijadikan panutan. Perusahaan akan berjalan
dengan baik dan sebagaimana mestinya apabila seluruh jajaran perusahaan mematuhi aturan-
aturan hierarki yang bersifat tegas dan tepat guna. Budaya kerja ini dianggap sebagai budaya
kerja yang paling tepat untuk meningkatkan produktivitas sebuah perusahaan.

4. Adhokrasi (Adhocracy Culture), Lingkungan yang menganut budaya kerja adhokrasi akan
lebih bersifat dinamis dan kreatif. Para pemimpin dipandang sebagai sosok inovator yang
berani mengambil resiko dan memacu motivasi karyawan dalam mewujudkan ide-ide segar.
Budaya kerja ini menekankan konsep kebebasan bagi karyawan untuk menciptakan sesuatu
yang baru sehingga nantinya akan mampu membuat perusahaan bertahan di tengah ketatnya
persaingan. 

PRINSIP PENERAPAN 5R
Prinsip Penerapan 5R adalah untuk mendapatkan lingkungan tempat kerja yang Aman,
Nyaman dan Sehat. Berikut ini adalah cara-cara mengelola lingkungan kerja yang dikenal dengan
prinsip 5R yang terdiri:
1. RINGKAS (Pemilihan)
Prinsipnya adalah memilih dan memisahkan barang yang diperlukan dan tidak diperlukan
kemudian menyingkirkan barang-barang yang tidak diperlukan dari tempat kerja. Hasil yang
akan didapatkan dari penerapan prinsip ringkas ini adalah: mobilitas tinggi, aliran kerja
lancar, keamanan dan kenyaman sehingga efisiensi dan produktivitas tinggi.
2. RAPI (Penataan)
Prinsipnya adalah setiap barang yang ada di tempat kerja mempunyai tempat yang pasti
dan jelas, sehingga harus diletakkan pada tempatnya. Pada dasarnya kegiatan pencarian
adalah suatu pemborosan. Metode yang dapat dilakukan agar dapat merapikan adalah: barang
dikelompokkan dan dibuatkan tanda pengenalnya, disiapkan tempatnya dengan tanda
pembatas, dan dibuatkan denah atau peta barang.
3. RESIK (Pembersihan)
Prinsipnya adalah membersihkan segala sesuatu yang ada di tempat kerja yang berarti
memeriksa dan menjaga. Jangan sampai berfikir bahwa kebersihan hanyalah tanggung jawab
Cleaning Service. Hasil yang akan didapatkan adalah: tidak ada gangguan proses dan
mengurangi kesalahan kerja.
4. RAWAT (Pemantapan)
Prinsipnya adalah semua orang bisa mendapatkan informasi yang diperlukan yang
berkaitan dengan penempatan dan penyimpanan barang-barang dengan tepat waktu. Pada
dasarnya kesalahan/ penyimpangan di tempat kerja disebabkan oleh lupa dan tidak tahu.
Hasil yang didapatkan kerancuan kerja berkurang, keselamatan dan kesehatan kerja serta
peningkatan efisiensi.
5. RAJIN (Disiplin)
Prinsipnya adalah kita hanya melakukan apa yang searusnya dilakukan dan tidak
melakukan apa yang seharusnya tidak dilakukan. Hasil yang didapatkan adalah kita akan
dapat bekerja dengan profesional.

LEMBAR KERJA

TUGAS KELOMPOK 4
Buatah kelompok diskusi yang terdiri dari 3-4 orang,
RUBRIK ASESMEN PRESENTASI HASIL AKTIVITAS PRAKTIK 4
INSTRUMEN PENILAIAN: PROSES DAN PRODUK
ASPEK Belum Kompeten (0-6) Cukup Kompeten (6-7) Kompeten (8-9) Sangat Kompeten (10)
Proses Peserta didik tidakmampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu
presentasihasil mempresentasikan hasil mempresentasikan hasil observasi mempresentasikan hasil observasi mempresentasikan hasil
observasi namun dengan sikap yang kurang dengan sikap yang baik namun observasi dengan sikap
baik tidak yangbaikdanmampu
mampu berdiskusi berdiskusi
Hasil pencarian Peserta didik tidak mampu Peserta didik hanya mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu
informasi terkait mencari informasi terkait 5R/5S mencari informasi nama 5R/5S mencari informasi <3 nama mencari informasi secara
5R/5S dan tidak menyebutkan 5R/5S dan menyebutkan keseluruhan terkait nama
kegiatannya kegiatannya 5R/5S serta menyebutkan
kegiatannya
Keterangan :

Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remediasi.

Siswa yangcukupkompetendiperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga mencapai level kompeten


SOAL LATIHAN

Kerjakan soal berikut dengan baik dan benar!

1. Apa yang dimaksud dengan budaya kerja safety talk?


2. Jelaskan manfaat dari penerapan budaya kerja safety talk!
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan budaya kerja 5R
4. Setiap hari kalian pasti melakukan banyak kegiatan di rumah atau lngkungan
sekitar, bagaimana kalian menerapkan budaya 5R/5S dalam kehidupan sehari-
hari? Jelaskan!
5. Apa yang terjadi jika tempat kerja tidak menerapkan budaya kerja 5R?

PEMBELAJARAN REMIDIASI
Siswa :

1. Memahami Prosedur K3LH


2. Siswa Memahami Alat Perlindungan Diri
3. Siswa Memahami Bahaya di Tempat Kerja
4. Siswa Memahami Prosedur dalam Keadaan Darurat
5. Siswa Memahami Budaya Kerja Safety Talk
6. Siswa Memahami Budaya Kerja 5R/5S

Anda mungkin juga menyukai