Anda di halaman 1dari 18

LITERATURE REVIEW

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ASUPAN ZAT GIZI PADA


PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi


Strata I pada Jurusan Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:
CINTYA LESTARI
J 310 150 081

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

LITERATURE REVIEW
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ASUPAN ZAT GIZI PADA
PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER

Disusun oleh :

CINTYA LESTARI
J 310 150 081

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen
Pembimbing

Ahmad Fahrudin, SKM., M.Si., RD


NIP : 19710521 1995 03 1004

i
HALAMAN PENGESAHAN

LITERATURE REVIEW : FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


ASUPAN ZAT GIZI PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG

OLEH

CINTYA LESTARI
J 310 150 081

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Sabtu, 17 April 2021
dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Ahmad Fahrudin, SKM., M.Si., RD ( )


(Ketua Dewan Penguji)
2. Dr. Dwi Sarbini, SST., M.Kes ( )
(Anggota I Dewan Penguji)
3. dr. Listiana Dharmawati, M.Si ( )
(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Dr. Umi Budi Rahayu. S.Fis., Ftr., M.Kes


NIDN: 062011730

ii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan tinggi
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini
dan disebut dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 17 April 2021


Penulis

CINTYA LESTARI
J 310 150 081

iii
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ASUPAN ZAT GIZI PADA
PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER

Abstrak

Penyakit jantung koroner adalah salah satu penyakit kardiovaskuler dimana


terjadinya penyempitan pembuluh darah yang diakibatkan karena
penumpukan plak pada dinding arteri. Faktor- faktor yang mempengaruhi
asupan zat gizi pada kejadian penyakit jantung koroner antara lain depresi,
pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, pendidikan gizi dan konseling gizi.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor-faktor yang mempengaruhi
asupan zat gizi pada pasien penyakit jantung koroner. Penelitian ini
menggunakan desain literature review yang diperoleh dari SINTA atau sudah
terakreditas oleh Akreditas Jurnal Nasional (ARJUNA), Google Scholer,
Research Gate, dan bereputasi internasional Science Direct. Dari kelima
jurnal yang telah dilakukan extraction data terpilih dengan bantuan tabel data
didapatkan hasil review jurnal mengatakan adanya hubungan antara depresi,
konseling gizi, pengetahuan dan sikap dengan asupan zat gizi pada pasien
jantung koroner sedangkan jurnal lainnya mengatakan tidak ada hubungan
antara pengetahuan, sikap, dukungan keluarga dan nutrition literacy dengan
asupan zat gizi pasien jantung koroner.

Kata Kunci: penyakit jantung koroner, faktor asupan zat gizi

Abstract

Coronary heart disease is one of the cardiovascular diseases in which the


occurrence of narrowing of blood vessels caused by the buildup of plaque on
the artery walls. Factors that affect nutritional intake in the incidence of
coronary heart disease include depression, knowledge, attitudes, family
support, nutrition education and nutritional counseling. This study aims to
look for factors that affect nutritional intake in coronary heart disease patients.
This research uses a literature review design obtained from SINTA or already
accredited by the National Journal Accreditation (ARJUNA), Google Scholer,
Research Gate, and internationally reputable Science Direct. Of the five
journals that have been done extraction data selected with the help of data
tables obtained the results of journal reviews say there is a relationship
between depression, nutritional counseling, knowledge and attitudes with
nutritional intake in coronary heart patients while other journals say there is
no relationship between knowledge, attitude, family support and nutrition
literacy with nutritional intake of coronary heart patients.

Keywords: coronary heart disease, nutritional intake factors

1
1. PENDAHULUAN
Penyakit Jantung Koroner (PJK) biasa disebut juga penyakit arteri koroner (Coronary
Artery Disease), dimana terjadi penyempitan pada arteri koroner karena proses
aterosklorosis. Proses ini tejadi karena penumpukan lemak pada dinding arteri
koroner dengan jangka waktu yang lama. Terjadinya kelainan ini disebabkan oleh
beberapa faktor risiko, hal ini tergantung pada individu itu sendiri (Nurhidayat, 2011).
Beberapa faktor yang mempengaruhi Penyakit Jantung Koroner (PJK) antara
lain: jenis kelamin, ras, usia, keadaan sosial, geografis, kolesterol, hipertensi, diabetes,
exercise, diet, gaya hidup, serta faktor keturunan. Di Negara industri Penyakit
Jantung Koroner (PJK) merupakan penyebab kematian utama mulai sejak tahun 1960.
Menurut data yang diperoleh dari WHO (World Health Organization) pada tahun
2001 Penyakit Jantung Koroner (PJK) mencapai angka 36,9% dari 60% sebagai
penyakit mematikan dunia.
Di Indonesia Penyakit Jantung Koroner (PJK) menduduki peringkat pertama
sebagai penyakit mematikan, dari data Depkes RI pada tahun 2006 angka kematian
penderita Penyakit Jantung Koroner mencapai 26,4%. Sedangkan menurut data
Riskesdas 2013 di daerah Jawa Tengah Penyakit Jantung Koroner (PJK) mencapai
1,4% dan menurut laporan rumah sakit dan puskesmas pada tahun 2005 kasus
Penyakit Jantung Koroner di Jawa Tengah paling banyak di kota Semarang yaitu
sebesar 19,54% atau dengan 1.487 jiwa kemudian kasus tertinggi kedua terdapat
dikabupaten Sragen sebesar 16,53% atau dengan 1.165 jiwa sedangkan kasus
Penyakit Jantung Koroner paling sedikit terdapat dikabupaten Pemalang yaitu sebesar
0.11% atau dengan 20 jiwa (Dinkes Jateng, 2005).
Penyakit Jantung Koroner (PJK) ditandai dengan perubahan kadar profil
lipid didalam darah yang tidak normal gangguan ini berupa peningkatan kadar
kolesterol total atau hiperkolesterolemia, meningkatnya kadar LDL (Low Density
Lipoprotein) atau trigliserida didalam darah dan menurutnya kadar HDL (Higt
Density Lipoprotein) (Kamso, 2007). Untuk kadar normal kolesterol didalam darah
manusia bila jumlahnya kurang dari 200mg/dl (Depkes, 2017).

2
Asupan zat gizi juga berpengaruh terhadap pasien PJK, seseorang yang
mengkonsumsi tinggi karbohidrat didalam tubuh dapat meingkatkan kadar gula darah
didalam tubuh hal ini yang dapat menyebabkan seseorang berisiko terkena penyakit
diabetes melitus yang salah satu faktor pemicu seseorang terserang penyakit jantung
(Yuliani, 2014). Mengkonsumsi sumber protein hewani yang tinggi juga dapat
membuat seseorang berisiko terkena penyakit jantung koroner. Protein hewani yang
lebih sering disebut lemak jenuh jika dikonsumsi dalam jumlah yang banyak dapat
mengakitbatkan seseorang terkena penyakit jantung koroner karena lemak tersebut
menumpuk didalam darah dan mengkibatkan terjadinya gangguan yang dapat
mengakibatkan dyslipidemia (Putri, 2016).
Asupan lemak yang terlalu tinggi juga berdampak buruk bagi kesehatan.
Lemak yang dikonsumsi biasanya tinggi kolesterol dan trigliserida (Fathila, 2015).
Hal ini menyebabkan terjadinya penumpukan plak di dinding pembuluh darah.
Sedangkan sel darah merah dibutuhkan oleh jaringan tubuh manusia untuk
membawa oksigen agar kinerja jantung dapat berfungsi secara maksimal (Adriani dan
Wirjatmadi, 2012). Untuk faktor risiko yang dapat diubah meliputi antara lain:
hiperkolesterolemia, hipertensi, merokok, obesitas, diabetes mellitus, kurangnya
aktivitas fisik, pola asupan makanan (life style) dan stress yang berlebih sedangkan
untuk faktor risiko yang tidak dapat diubah meliputi: keturununan, usia dan jenis
kelamin (Bustan, 2007). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi asupan zat gizi pada pasien penyakit jantung koroner.

2. METODE
2.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode studi kepustakaan
atau literature review. Literature review merupakan ikhtisar komprehensif tentang
penelitian yang sudah dilakukan mengenai topik yang spesifik untuk menunjukkan
kepada pembaca apa yang sudah diketahui tentang topik tersebut dan apa yang belum
diketahui, untuk mencari rasional dari penelitian yang sudah dilakukan atau untuk ide

3
penelitian selanjutnya (Denney & Tewksbury, 2013 dalam Sulviana, 2014). Studi
literatur bisa didapat dari berbagai sumber baik jurnal, buku, dokumentasi, internet
dan pustaka.
Metode studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan
metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan
penulisan (Zed, 2014 dalam Nursalam, 2016). Jenis penulisan adalah studi literature
review yang berfokus pada hasil penulisan yang berkaitan dengan topik penulisan.
Penulis melakukan studi literatur ini setelah menentukan topik penulisan dan
ditetapkannya rumusan masalah, sebelum terjun ke lapangan untuk mengumpulkan
data (Darmadi, 2011 dalam Nursalam, 2016).
2.2 Cara Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari hasil-hasil penelitian yang
sudah dilakukan dan diterbitkan dalam jurnal online nasional dan internasional.
Dalam melakukan penelitian peneliti melakukan pencarian jurnal yang dipublikasikan
di internet. Literature review dimulai dengan materi hasil penulisan yang secara
sekuensi diperhatikan dari yang paling relevan, relevan, dan cukup relevan.
Kemudian membaca abstrak, setiap jurnal terlebih dahulu untuk memberikan
penilaian apakah permasalahan yang dibahas sesuai dengan yang hendak dipecahkan
dalam suatu jurnal. Mencatat poin-poin penting dan relevansinya dengan
permasalahan penelitian, Untuk menjaga tidak terjebak dalam unsur plagiat, penulis
hendaknya juga mencatat sumber informasi dan mencantumkan daftar pustaka. Jika
memang informasi berasal dari ide atau hasil penulisan orang lain. Membuat catatan,
kutipan, atau informasi yang disusun secara sistematis sehingga penulisan dengan
mudah dapat mencari kembali jika sewaktu-waktu diperlukan (Darmadi, 2011 dalam
Nursalam, 2016).
Setiap jurnal yang telah dipilih berdasarkan kriteria, dibuat sebuah kesimpulan
yang menggambarkan penjelasan keaktifan dan hasil belajar teknologi dasar otomotif
dengan metode demonstrasi dengan media visual. Sebelum penulis membuat
kesimpulan dari beberapa hasil literatur, penulis akan mengidentifikasi dalam bentuk

4
ringkasan berupa tabel yang beirisi nama penulis, tahun penulisan, rancangan studi,
sampel, instrumen (alat ukur), dan hasil penelitian. Setelah hasil penulisan dari
beberapa literatur sudah dikumpulkan, penulis akan menganalisa keaktifan dan hasil
belajar teknologi dasar otomotif dengan metode demonstrasi dengan media visual
dalam bentuk pembahasan.
Tabel 1. Kriteria inklusi pada Literature Review
Kriteri Inklusi
Jangka waktu Tanggal publikasi 10 tahun terakhir mulai dari tahun 2010
sampai dengan tahun 2020
Bahasa Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia
Subjek Mahasiswa
Jenis artikel Artikel original tidak dalam bentuk publikasi tidak asli seperti
surat ke editor, tidak dalam bentuk abstrak saja maupun buku
artikel dalam bentuk full teks
Pencarian Pencarian jurnal terakreditas SINTA atau sudah terakreditas
Jurnal oleh Akreditas Jurnal Nasional (ARJUNA), Google Scholer,
Research Gate, dan bereputasi international Science Direct.
Tema isi Faktor-faktor yang mempengaruhi asupan zat gizi pada pasien
artikel penyakit jantung koroner

2.3 Metode Analisis


Data Jurnal penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi kemudian dikumpulkan dan
dibuat ringkasan jurnal meliputi nama peneliti, tahun terbit jurnal, rancangan studi,
tujuan penelitian, sampel, instrument (alat ukur) dan ringkasan hasil atau temuan.
Ringkasan jurnal penelitian tersebut dimasukan ke dalam tabel diurutkan sesuai
alfabel dan tahun terbit jurnal dan sesuai dengan format tersebut di atas. Untuk lebih
memperjelas analisis abstrak dan full text jurnal dibaca dan dicermati. Ringkasan
jurnal tersebut kemudian dilakukan analisis terhadap isi yang terdapat dalam tujuan

5
penelitian dan hasil/temuan penelitian. Metode analisis yang digunakan
menggunakan analisis isi jurnal.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil review 5 jurnal terpilih dengan bantuan tabel data jurnal
menunjukan hasil yang signifikan adanya faktor yang mempengaruhi asupan zat gizi
pasien jantung koroner, adapun dalam jurnal yang telah direview penelitian yang
dilakukan oleh Wang et al (2021), menyatakan adanya hubungan depresi dengan
asupan nutrisi pada pasien jantung koroner yang dirawat di Rumah Sakit Guongdong
Cina. Pada penelitian ini rata-rata pasien berusia diatas 60 tahun, dengan rata-rata
IMT 24,4kg/m². Dari 547 pasien 423 (77%) adalah berjenis kelamin laki-laki dan 124
(23%) berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan hasil skor CONUT 56 pasien
mengalami gizi buruk sedang hingga berat (yaitu,skor CONUT 5-21) dan 223 peserta
mengalami gizi buruk ringan (2-4). Berdasarkan hasil skor PHQ-9, 204 (37%) pasien
memiliki gejala depresi; 61 (11%) mengalami depresi sedang hingga berat. Sebanyak
147 (27%) peserta memiliki gejala kecemasan, 28 pasien (5%) dengan kecemasan
sedang hingga berat 547 orang dengan kejadian jantung koroner kami membanding
karakteristik peserta berdasarkan depresi dan status gizi. Berdasarkan hubungan
antara depresi dan nutrisi serta efek depresi dan malnutrisi berpengaruh buruk
terhadap pasien jantung koroner. Depresi salah satu faktor risiko pada pasien PJK
yang dapat mengubah pola makan sesorang, perubahan psikologis yang yang dapat
menurunkan kualitas hidup pasien (Nekouei et al, 2014), seseorang yang mengalami
depresi biasanya mengalami anoreksia yaitu keadaan tidak normal, seseorang tidak
nafsu makan yang diakibatkan perubahan emosional atau depresi. Sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ayuningtyas dan Sri (2019) menyatakan bahwa faktor
depresi terjadi karena usia tua, tidak adanya pekerjaan, masalah kesehatan atau
penyakit kronis.
Sedangkan penelitian oleh Suryaningsih, dkk (2011) yang berjudul
“Hubungan Pengetahuan dan Sikap Tentang Gizi Seimbang Dengan Pola Makan

6
Pada Pasien Jantung Koroner Di Unit Rawat Jalan RSUP DR. Wahidin Sudirosodo
Makassar Tahun 2011” mengemukakan bahwa tidak adanya hubungan pengetahuan
gizi seimbang dengan pola makan pada pasien PJK dengan nilai p=1,000 dan tidak
ada hubungan sikap gizi seimbang dengan pola makan pada pasien PJK dengan nilai
p=0,735. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Aprelia J, dkk (2018)
yang berjudul “Pengetahuan, Dukungan Keluarga, Asupan Natrium dan Vitamin C
Pasien Penyakit Jantung Koroner di Rumah Sakit dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten”
menyatakan dalam penelitiannya bahwa tidak ada hubungan pengetahuan dan
dukungan keluarga dengan asupan natrium dan vitamin C pada pasien PJK. Adapun
faktor yang mempengaruhi asupan natrium adalah pola hidup penelitian ini didukung
oleh penelitian mengenai hubungan antara pengetahuan tentang hipertensi dan
dukungan keluarga dengan asuoan natrium penderita hipertensi rawat jalan di RSUD
Kabupaten Sukoharjo, yang menunjukan bahwa tidak adanya hubungan yang
signifikan antara pengetahuan dengan asupan natrium pada pasien hipertensi (Umami
FI, 2015).
Penelitian dilakukan oleh Bilqisthi LP (2020) berjudul “Hubungan Nutrition
Literacy Dengan Pola Makan Pasien Jantung Koroner di Rumah Sakit Islam Siti
Khadijah Palembang” menyatakan dalam penelitiannya tidak adanya hubungan yang
signifikan antara nutrition literacy dengan pola makan pasien PJK dengan nilai
p=0,701 chis=0,711. Berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh
Syafei A, (2018) yang berjudul “Literasi Gizi (nutrition literacy) dan Hubungannya
dengan Asupan Makan dan Status Gizi Remaja menyatakan bahwa terdapan
hubungan yang kuat dan signifikan antara literasi gizi dengan status gizi remaja di
SMAN 2 Kota Tanggerang Selatan. Nutrition Literacy ialah salah satu tingkat
kemampuan seseorang untuk mendapatkan, memproses, serta memahami informasi
terkait tentang gizi. Literasi gizi bertujuan untuk seseorang memahami makanan
sehingga individu itu sendiri dapat memutuskan tentang mana makanan yang di
konsumsi dan makanan yang harusnya dihindari dengan alasan mengapa dan
bertujuan menjaga kesehatan. Tingkat nutrition literacy akan menentukan tingkat

7
pengetahuan seseorang terkait zat gizi dalam bahan makanan tersebut, dan dapat
menentukan pola makan yang sesuai untuk memenuhi kecukupan kebutuhan zat gizi
dalam keseharian sehingga dengan tingkat literasi gizi yang baik. Nutrition literacy
memiliki peran yang cukup besar dalam bidang kesehatan (Syafei, A dan Badriyah, L,
2017). Penelitian yang dilakukan oleh Aihara (2011) menjelaskan tentang hambatan
dan pendukung literasi gizi di kalangan orang Jepang yang berusia lanjut (>75tahun)
menggunakan analisis cross-sectional menyatakan bahwa tingkat literasi gizi pada
kelompok usia lanjut berkaitan dengan keterbatasan kognitif baik pada jenis kelamin
pria maupun wanita, gangguan penglihatan pada pria dan gangguan pendengaran
pada wanita. Pada wanita usia lanjut faktor tingkat pendidikan yang lebih rendah dan
status ekonomi dikaitan denfan pengetahuan gizi yang terbatas. Heather D. Gibbs, et
al (2016) dalam penelitiannya terkait literasi gizi pada orang tua dan hubungannya
dengan kualitas diet anak menyimpulkan bahwa literasi gizi pada orang tua
merupakan suatu pendidikan yang penting untuk dilaksanakan karena akan
menentukan sejauh mana kualitas diet anak-anaknya. Sangat penting bahwa literasi
makanan dan gizi dilakukan penelitian secara ilmiah untuk mengembangkan dan
mempertahankan suatu nutrisi yang sehat di masyarakat. Selain itu secara bersama-
sama dengan kalangan akademis, organisasi sector public dan swasta harus bekerja
sama untuk melakukan studi yang lebih komprehensif dan terperinci untuk
menentukan persyaratan penting untuk literasi makanan dan gizi (Aktas N,2018).
Sedangkana penelitian yang dilaiakukan oleh Anas (2015) yang berjudul
“Hubungan Konseling Gizi, Pengetahuatn, Dan Sikap dengan Pola Konsumsi Pasien
PJK Rawat Jalan di RSUD Dr. Djamil Padang Tahun 2015” dalam penelitiannya
menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara konseling gizi,
pengetahuan dan sikap terhadap pola konsumsi pada pasien PJK di RSUD Dr. Djamil
Padang Tahun 2015. Hasil penelitiannya Berdasarkan hasil analisis univariat
diperoleh jumlah danpersentase dari masing-masing kategori variabel independen
(konseling, pengetahuan, dan sikap) maupun variabel dependen (pola konsumsi)
sebagai berikut. Pola konsumsi yang diukur menggunakan semi kuantitatif FFQ

8
didapatkan hasil untuk pasien dengan pola konsumsi baik sebenyak 14 (36,8%)
sedangkan pasien dengan pola makan yang tidak baik sebanyak 24 pasien (63,2%).
Berdasarkan hasil sebanyak 23 (60,5%) pasien belum pernah mendapatkan konseling
gizi dan 6 (15,8%) pasien datang konseling gizi sebanyak 1 kali. Berdasarkan hasil
pasien mendapatkan informasi mengenai gizi dari ahli gizi sebanyak 15 (39,5%)
pasien. Pengukuran pengetahuan dilakukan melalui wawancara dengan hasil sebagian
besar 20 (52,6%) pasien memiliki pengetahuan yang kurang. Pengukuran sikap
dilakukan berdasarkan wawancara yang disimpulkan bahwa diketahui rata-rata skor
sikpa pasien adalah rata-rata 15,71 ± 1,523, median 16,00 dan modus 15, selanjutnya
sikap yang paling rendah adalah dengan skor 12 dan tertinggi dengan skor 18 dan
data yang dipakai berdasarkan hasil median 16,00. Berdasarkan hasil dapat diketahui
bahwa 17 (44,7%) pasien memiliki sikap negative. Berdasarkan hasil bivariate
hubungan antara konseling gizi dengan pola konsumsi pasien PJK dengan hasil uji
statistik menggunakan uji chi square didapatkan p-value=0,006 (p<0,05) sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara konseling gizi
dengan pola komsumsi pasien PJK. Berdasarkan uji statistic menggunakan uji chi
square didapatkan hasil p=0,000 (p<0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pola konsumsi pasien PJK.
Hasil analisis antara hubungan sikap dengan pola konsumsi didapatkan hasil p=0,011
(p<0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
sikap dengan pola makan pasien PJK. Konseling gizi adalah suatu proses komunikas
interpersonal/dua arah antara konselor dan klien untuk membantu klien mengatasi
dan membuat keputusan yang benar dalam mengatasi masalah gizi yang dihadapi.
Menurut Supariasa (2004) tujuan konseling adalah membantu klien dalam upaya
mengubah perilaku yang berkaitan dengan gizi, segingga gizi, dan kesehatan klien
menjadi lebih baik dan sehat. Perilaku yang diubah meliputi perubahan yang menuju
kearah lebih baik seperti pengetahuan, sikap dan keterampilan dibidang gizi. Sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Alpuby (2014) tentang hubungan pengetahuan dan
dukungan keluarga dengan kepatuhan dalam menjalankan diet DM pada pasien rawat

9
jalan di poli khusus RSUP Dr. M. Djamil mengatakan bahwa pengetahuan erat
kaitannya dengan keputusan yang akan diambilnya oleh seseorang karena dengan
pengetahuan tersebut seseorang mempunyai alasan dan landasan untuk suatu
pilihannya tersebut (Alpuby, 2014). Pengetahuan sangat mempengaruhi tindakan
seseorang, sebab perilaku yang disadari pengetahuan akan berlangsung lama dari
pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan sebaliknyapun begitu juga
(Notoadmojo, 2003)

4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil review 5 jurnal yang telah direview mengatakan adanya
hubungan antara depresi, konseling gizi, pengetahuan dan sikap dengan asupan zat
gizi pada pasien penyakit jantung koroner sedangkan tidak ada hubungan antara
pengetahuan, sikap, dukungan keluarga dan nutrition literacy dengan asupan zat gizi
pasien penyakit jantung koroner.
4.2 Saran
a. Bagi rumah sakit perlu melakukan upaya pencegahan dengan membentuk klinik
promosi kesehatan, melakukan edukasi dengan memanfaatkan ruang tunggu.
b. Bagi masyarakat perlu melakukan upaya pencegahan melalui penerapan pola
hidup sehat seperti olahraga yang teratur, mengelolah makanan dengan baik dan
sehat.
c. Untuk mencegah terjadinya kejadian PJK penderita PJK diharapkan untuk
melakukan hidup sehat dengan tidak merokok, olahraga teratur, mejalankan diet
yang sesuai, makan-makanan yang sehat dan menjaga emosional jiwa.

DAFTAR PUSTAKA
Adriani, M. & Wirjatmadi, B. 2012. Pengantar gizi masyarakat. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.

1
Aihara Y & Minai J. Barriers and catalyst of nutrition literacy among elderly
Japanese people. Health Promotion Internasional, 2011: Vol. 26 No.4
Aktas N, Food and Nutrition Literacy Research: Content Analisys. Journal of
Nutrition Education and Behavior. Volume 50, Number 7S, 2018
Alpuby, Annisa’a. 2014. Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Keluarga Dengan
Kepatuhan Dalam Menjalankan diet DM pada Pasien Rawat Jalan di Poli
Khusus RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2014. Padang: KTI Poltekes
Padang.
Anam. 2010. “Pengaruh Intervensi Diet dan Olahraga Terhadap Indeks Massa Tubuh,
Kesegaran Jasmani, hsCRP dan Profil Lipid pada Anak Obesitas”. Jurnal
Publikasi. Ilmu Kesehatan Anak Universitas Diponegoro Semarang. Di unduh
tanggal 8 Oktober 2020 di http://eprints.undip.ac.id/24046/1/MS_ANAM.pdf
Anas Alfitri, 2015. Hubungan Konseling Gizi, Pengetahuan, dan Sikap Dengan Pola
Konsumsi pada Pasien Penyakit Jantung Koroner (PJK) Rawat Jalan di RSUP
Dr. M. Djamil Padang Tahun 2015. Poltekes Kemenkes Padang.
Anise. 2006. Wapada Ancaman Penyakt Tidak Menular Solusi Pencegahan dari
Aspek Peilaku dan Lingkungan. Jakarta: Elex Media Komputindo

Anonim, 2010b. “Faktor Risiko Hipertensi Yang dapat Dikontrol”.


www.smallcrab.com/kesehatan/511-faktor-risikohipertensi-yang-dapat-
dikontrol diakses tanggal 6 Oktober 2020.
Arief, M. 2014. Kapita Selekta Kedokteran: Diet Pada Kelainan Jantung Jilid I
Edisi 3. FK UI, Jakarta.
Aswin, A.A.G.A., Kholidah, D., & Basuki, R. 2012. “Profi l lipid dan resiko
kejadian penyakit jantung koroner (PJK) pada wanita menopouse di Kota
Malang (lipid profi le and coronary heart disease risk of menopouse women in
Malang)”. Jurnal IKESMA, 8(2), 78–89.
Christina, Agnesia. 2012. Program Studi Gizi Kesehatan Masyarakat. Depok: 15,17.

1
Devi, Nirmala. 2010. Nutrition And Food Gizi untuk Keluarga. PT. Kompas Media
Nusantara. Jakarta: 25-41.
Diza Fathamira Hamzah. 2017. “Penatalaksanaan Diet Jantung Dan Status Gizi
Pasien Penderita Hipertensi Komplikasi Penyakit Jantung Rawat Inap Di
Rumah Sakit Umum Bandung Medan”. Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor
1, Mei 2017.
Fathila, L, Edward, Z, & Rasyid, R. (2015). “Gambaran profil lipid pada pasien
infark miokard akut di RSUP M. Djamil Padang periode 1 Januari 2011–31
Desember 2012”. Jurnal Kesehatan Andalas, 4(2), 513–518.
Fathila, L, Edward, Z, & Rasyid, R. 2015. Gambaran profil lipid pada pasien infark
miokard akut di RSUP M. Djamil Padang periode 1 Januari 2011–31
Desember 2012. Jurnal Kesehatan Andalas, 4(2), 513–518.
Hadiar Huriyah Rahma dan R. Bambang Wirjatmadi. 2017. “Hubungan Asupan Zat
Gizi Makro Dan Profil Lipid Dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner
Pada Pasien Lansia Di Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya”. Media Gizi
Indonesia, Vol. 12, No. 2 Juli–Desember 2017: hlm. 129–133.
Haryati, MT, dkk. 2013. “Hubungan Konsumsi Makanan Sumber Lemak,
Karbohidrat dan Aktivitas Fisik dengan Rasio Lingkar Pinggang Panggul
(RLPP) pada Pengemudi Truk PO. AGM Kudus”. Jurnal Gizi Universitas
Muhammadiyah Semarang, November 2013, Volume 2, Nomor 2: 41.
Iskandar, Hadi, A. & Alfridsyah. 2017. “Faktor risiko terjadinya penyakit jantung
koroner pada pasien Rumah Sakit Umum Meuraxa Banda Aceh (Risk factors
of coronary heart disease in Meuraxa hospital of Banda Aceh)”. Jurnal
AcTion: Aceh Nutrition Journal, 2(1): 32–42.
Kamso, S. 2007. Dislpidemia dan Obesitas Sentral Pada Lanjut Usia di Kota Padang,
Jurnal Kesmas Nasional.
Kusuma, I.M., Haffidudin, M. & Prabowo, A. 2015. “Hubungan pola makan dengan
peningkatan Kadar kolesterol pada lansia di Jebres Surakarta”. Jurnal

1
Keperawatan, 2(2). Diakses dari https://jurnal.akper17.ac.id/index.
php/JK17/article/view/30.
Nurhidayat. 2011. Penyakit Jantung Koroner. Jakarta: Potensi Group.
Putri, N.I. 2016. “Hubungan asupan serat dan lemak total dengan kadar kolesterol
total pada anggota polisi Polres Rembang”. Diakses dari
http://eprints.ums.ac.id/47412/1/02.%20 NASKAH%20PUBLIKASI.pdf.
Qaryati Suryaningsih Abd.Razak Thaha Citrakesumasari. 2012. “Hubungan
Pengetahuan Dan Sikap Tentang Gizi Seimbang Dengan Pola Makan Pada
Pasien Jantung Koroner Di Unit Rawat Jalan Rsup Dr.Wahidin Sudirohusodo
Makassar Tahun 2011”. Jurnal Kesshatan. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Ratna Ningsih. 2015. “Hubungan asupan zat gizi makro dan aktivitas fisik dengan
rasio lingkar pinggang pinggul pasien jantung koroner rawat jalan di Rsud Dr.
Moewardi surakarta. Naskah Publikasi. Program S1 Gizi, Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Ririn Ratna Safitri. 2017. “Pengaruh pemberian diet jantung terhadap perubahan
kadar kolesterol total pada pasien jantung rawat inap di rsud panembahan
senopati bantul”. Jurnal ilmiah. Prodi d-iv gizi jurusan gizi politeknik
kesehatan kementerian kesehatan yogyakarta.
Sudikno; Herdayati, Milla; Besral. 2010. “Hubungan Aktivitas Fisik Dengan
Kejadian Obesitas Pada Orang Dewasa Di Indonesia (Analisis Data Riskesdas
2007)”. Gizi Indon 2010. 33 (1): 37-49.
Sulviana, Nova. 2014. “Analisis Hubungan Gaya Hidup Dan Pola Makan Dengan
Kadar Lipid Darah Dan Tekanan Darah Pada Penderita Jantung Koroner”.
Jurnal Publikasi. Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor: 17.
Syafei, A dan Badriyah, L. 2017. Literasi Gizi (Nutrition Literacy) dan Hubungan
Dengan Asupan Makan dan Status Gizi Remaja. Jakarta: Jurnal Ilmu
Kesehatan Masyarakat.

1
Waloya, T., Rimbawan, & Andarwulan, N. 2013. “Hubungan antara konsumsi
pangan dan aktifi tas fi sik dengan kadar kolesterol darah pria dan wanita
dewasa di Bogor. Jurnal Gizi dan Pangan, 8(1), 9–16”. Diakses dari http://
journal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan/article/ view/7243/5659.
Wang Haochen et al, 2020. Associations Between Depression, Nutrition, and
Outcomes Among Individuals With Coronary Artery Disease. Journal
Nutrition with Science Direct.
Yuliani, F., Oenzil, F. & Iryani, D. 2014. “Hubungan berbagai faktor risiko terhadap
kejadian penyakit jantung koroner pada penderita diabetes melitus tipe”.
Jurnal Kesehatan Andalas, 3(1), 37–40. Diakses dari
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index. php/jka/article/view/22/17.
Yuliani, F., Oenzil, F., & Iryani, D. 2014. Hubungan Berbagai Faktor Risiko
Terhadap Kejadian Penyakit Jantung Koroner Pada Penderita Diabetes
Melitus Tipe 2. Jurnal Kesehatan Andalas, 3(1).
Zahrawardani, D., Herlambang, K.S., & Anggreheny, H.D. 2013. “Analisis faktor
risiko kejadian penyakit jantung koroner di RSUP Dr. Kariadi Semarang”.
Jurnal Kedokteran, 1(3), 37–40.

Anda mungkin juga menyukai