Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PERCOBAAN II

KARAKTERISASI LIPID

OLEH :

NAMA : NURAINI

STAMBUK : F1C1 20 036

KELOMPOK : II (DUA)

ASISTEN : WA ODE SUKIANI

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lipid merupakan kelompok senyawa heterogen yang berkaitan dengan

asam lemak. Lipid oleh tubuh disimpan sebagai penghasil energi. Lipid yang

penting dalam kehidupan adalah lemak-lemak netral (trigliserida), fosfolipid, atau

senyawa sejenis dan sterol (Siregar dan Tri, 2020). Lemak dan minyak adalah

salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organik

yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik

non-polar (Langsa, 2006).

Tubuh mahkluk hidup seperti manusia pasti memiliki lemak. Lemak

adalah salah satu sumber energi yang sangat penting dibutuhkan khususnya

manusia guna melakukan aktivitas sehari–hari. Lemak merupakan suatu molekul

yang terdiri atas oksigen, hidrogen, karbon dan terkadang terdapat nitrogen serta

fosforus. Berdasarkan asalnya, sumber lemak dapat dibagi menjadi dua, yakni

sumber lemak yang berasal dari tumbuhan dan sumber lemak yang berasal dari

hewan. (Santika, 2016). Jenis-jenis lemak yang digunakan dalam makanan seperti

minyak dan santan.

Minyak atau lemak merupakan lipida yang banyak terdapat di alam,

minyak merupakan senyawa turunan ester dari gliserol dan asam lemak. Berbagai

makanan, komponen lemak memegang peranan penting yang menentukan

karakteristik fisik keseluruhan, seperti aroma, tekstur rasa dan penampilan.

Struktur umum lemak adalah R1, R2, R3 adalah gugus alkil. Gugus alkil tersebut

dibedakan sebagai gugus alkil jenuh (tidak terdapat ikatan rangkap) dan tidak
jenuh (terdapat ikatan rangkap) (Angelia, 2016). Berdasarkan latar belakang

diatas, maka dilakukan percobaan tentang karakterisasi lipid.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dikaji pada percobaan karakterisasi lipid

adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana karakterisasi lipid menggunakan uji kelarutan?

2. Bagaimana karakterisasi lipid menggunakan uji pembentukan emulsi?

3. Bagaimana karakterisasi lipid menggunakan uji Salkowski?

C. Tujuan

Tujuan yang akan dicapai pada percobaan karakterisasi lipid adalah

sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui karakterisasi lipid menggunakan uji kelarutan.

2. Untuk mengetahui karakterisasi lipid menggunakan uji pembentukan emulsi.

3. Untuk mengetahui karakterisasi lipid menggunakan uji Salkowski.

D. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoeleh dari percobaan karakterisasi lipid adalah

sebagai berikut.

1. Dapat mengetahui karakterisasi lipid menggunakan uji kelarutan.

2. Dapat mengetahui karakterisasi lipid menggunakan uji pembentukan emulsi.

3. Dapat mengetahui karakterisasi lipid menggunakan uji Salkowski.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Lipid dapat secara luas didefinisikan sebagai hidrofobik atau molekul kecil

amfifilik. Sifat amfifilik dari beberapa lipid memungkinkan untuk membentuk

struktur seperti vesikel, liposom, atau membran dalam larutan berair. Lipid adalah

kelompok besar dan beragam senyawa organik alami yang terkait dengan

kelarutannya dalam pelarut nonpolar misalnya eter, kloroform, aseton dan

benzena serta kelarutan umum dalam air. Didalam lipid membentuk sekelompok

molekul alami yang meliputi lemak, sterol dan vitamin yang larut dalam lemak

seperti vitamin A, D, E, dan K, monogliserida, digliserida, trigliserida, fosfolipid,

dan lain-lain (Airaodion dkk., 2019).

Berbagai produk lemak dan minyak, kelompok produk lemak dan minyak

emulsi padat dapat ditekankan, termasuk margarin, krim nabati dan olesan lemak

nabati. Penyebaran kelompok produk lemak emulsi yang relatif baru dengan

fraksi massa lemak 39% dan titik leleh fase lemak tidak lebih tinggi dari 36°C

adalah sifat yang paling mirip dengan mentega. Dibandingkan dengan margarin,

mentega memiliki konsistensi yang lebih plastis. Menurut peraturan teknis Rusia,

margarin adalah produk lemak dan minyak emulsi dengan kandungan lemak

minimal 20% (Tereshchuk dkk., 2018).

Emulsi adalah campuran dari dua cairan yang tidak dapat bercampur, yang

umumnya terbentuk selama berbagai proses atau peralatan kimia seperti

penggenangan air dari reservoir minyak berat, membran pengolahan air dan

pemisah unggun yang dikemas. Emulsi dapat dikategorikan sebagai emulsi air
dalam minyak (dengan tetesan air sebagai fase terdispersi dalam aliran minyak

sebagai fase kontinu), emulsi minyak dalam air (dengan tetesan minyak dalam

aliran air) dan konfigurasi yang lebih kompleks. Pembentukan emulsi merupakan

masalah berulang yang tidak diinginkan dalam industri minyak karena dapat

menyebabkan penyumbatan aliran, pemisahan yang tidak efisien, masalah

operasional, korosi dan akibatnya menambah biaya tinggi pada unit transportasi,

pemrosesan dan pemisahan (Goodarzi dan Sohrab,2019).

Tes skrining Salkowski digunakan untuk mendeteksi adanya senyawa

steroid dalam limbah kulit kakao. Setelah penambahan kloroform dan asam sulfat

ke dalam sampel yang diekstraksi berupa limbah kulit kakao, lapisan kloroform

tampak berwarna merah tua dan lapisan asam menunjukkan fluoresensi kuning

kehijauan yang menunjukkan adanya sterol. Uji kimia digunakan untuk

mengidentifikasi senyawa fitosterol dalam limbah cangkang kakao (Ibrahim dkk.,

2020).

Kloroform adalah cairan tidak berwarna yang tidak terlalu larut dalam air

dan sangat mudah menguap. Kloroform adalah bahan kimia yang umum

digunakan di laboratorium biologi dan untuk proses industri. Ini tidak mudah

terbakar. Kloroform digunakan sebagai pelarut untuk lak, poles lantai, resin,

perekat, alkaloid, lemak, minyak dan karet. Ini juga digunakan dalam industri

bangunan, kertas dan papan, dalam produksi pestisida dan film (Aguwa dkk.,

2020).
III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Percobaan karakterisasi lipid dilaksanakan pada hari Selasa, 11 Oktober

2022 pukul 07.30-10.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Kimia Organik,

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan karakterisasi lipid adalah rak

tabung, pipet tetes dan tabung reaksi.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan karakterisasi lipid adalah

minyak kelapa, minyak zaitun, mentega, akuades, etano (C2H5OH), natrium

karbonat (Na2CO3), klorofom (CHCl3), asam sulfat (H2SO4), larutan sabun dan

tisu.
C. Prosedur Kerja

1. Uji Kelarutan Lipid

Fraksi I

Minyak Kelapa

- dimasukkan ke dalam 4 tabung reaksi


sebanyak 1 mL

Tabung Tabung Tabung Tabung


Reaksi I Reaksi II Reaksi III Reaksi IV

- ditambahkan - ditambahkan - ditambahkan - ditambahkan


1 mL akuades 1 mL etanol 1 mL Na2CO3 1 mL klorofom

- dikocok
- diamati sifat kelarutannya

Tabung reaksi I : Terbentuk dua fasa

Tabung reaksi II : Terbentuk dua fasa

Tabung reaksi III : Terbentuk dua fasa

Tabung reaksi IV : Larut


Fraksi II

Mentega

- dimasukkan ke dalam 4 tabung reaksi


sebanyak 1 mL

Tabung Tabung Tabung Tabung


Reaksi I Reaksi II Reaksi III Reaksi IV

- ditambahkan - ditambahkan - ditambahkan - ditambahkan


1 mL akuades 1 mL etanol 1 mL Na2CO3 1 mL kloroform

- dikocok
- diamati sifat kelarutannya

Tabung reaksi I : Terbentuk dua fasa

Tabung reaksi II : Terbentuk dua fasa

Tabung reaksi III : Terbentuk dua fasa

Tabung reaksi IV : Larut


Fraksi III

Minyak Zaitun

- dimasukkan ke dalam 4 tabung reaksi


sebanyak 1 mL

Tabung Tabung Tabung Tabung


Reaksi I Reaksi II Reaksi III Reaksi IV

- ditambahkan - ditambahkan - ditambahkan - ditambahkan


1 mL akuades 1 mL etanol 1 mL Na2CO3 1 mL kloroform

- dikocok
- diamati sifat kelarutannya

Tabung reaksi I : Terbentuk dua fasa

Tabung reaksi II : Terbentuk dua fasa

Tabung reaksi III : Terbentuk busa

Tabung reaksi IV : Larut


2. Uji Pembentukan Emulsi

Tabung Tabung Tabung


Reaksi I Reaksi II Reaksi III
- ditambahkan
1 mL - ditambahkan - ditambahkan
Minyak kelapa 1 mL 1 mL
Mentega Minyak Zaitun

- ditambahkan 1 mL akuades
- ditambahkan 3 tetes sabun
- dikocok
- diamati perubahan yang terjadi

Tabung reaksi I : Terbentuk dua fasa

Tabung reaksi II : Teremulsi

Tabung reaksi III : Teremulsi


3. Uji Salkowski

Tabung Tabung Tabung


Reaksi I Reaksi II Reaksi III
- ditambahkan
1 mL - ditambahkan - ditambahkan
Minyak kelapa 1 mL 1 mL
Mentega Minyak Zaitun

- ditambahkan 1 mL H2SO4
- dikocok
- ditambahkan 1 mL klorofom
- dikocok kembali
- diamati perubahan yang terjadi

Tabung reaksi I : Berwarna orange

Tabung reaksi II : Berwarna hitam

Tabung reaksi III : Terbentuk dua fasa dan fasa


bawah berwarna hitam
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Uji Kelarutan Lipid

a. Fraksi I

NO Perlakuan Hasil Pengamatan


.

1. 1 mL minyak zaitun + 1 ml

akuades

Terbentuk dua fasa

2. 1 mL minyak zaitun + 1 mLetanol

Terbentuk dua fasa

3. 1 mL minyak zaitun + Na2CO3

Terbentuk busa
4. 1 mL minyak zaitun + kloroform

Larut

b. Fraksi II

NO Perlakuan Hasil Pengamatan


.

1. 1 mL minyak kelapa + 1 ml
akuades

Terbentuk dua fasa

2. 1 mL minyak kelapa + 1 mL
etanol

Terbentuk dua fasa

3. 1 mL minyak kelapa + 1 mL
Na2CO3

Terbentuk dua fasa


4. 1 mL minyak kelapa + 1 mL
kloroform

larut

c. Fraksi III

NO Perlakuan Hasil Pengamatan


.

1. 1 mL mentega + 1 ml akuades

Terbentuk dua fasa

2. 1 mL mentega + 1 mL etanol

Terbentuk dua fasa

3. 1 mL mentega + 1 mL Na2CO3

Terbentuk dua fasa


4. 1 mL mentega + 1 Kloroform

Larut

2. Uji Pembentukan Emulsi

NO Perlakuan Sebelum Sesudah


. Penambahan penambahan sabun
sabun

1. 1 mL minyak zaitun + 1 ml
akuades

Tidak larut Teremulsi

2. 1 mL minyak kelapa + 1
mL akuades

Tidak larut Berbusa + terbentuk


dua fasa

3. 1 mL mentega + 1 mL
akuades

Tidak larut Termulsi


3. Uji Salkowski

NO. Perlakuan Sebelum Sesudah


Penambahan penambahan
Kloroform Kloroform

1. 1 mL minyak zaitun + 1
mL H2SO4 + 1 mL
kloroform

Tidak larut Terbentuk dua fasa


dan fasa bawah
berwarna hitam

2. 1 mL minyak kelapa + 1
mL H2SO4 + 1 mL
kloroform

Berwarna orange
Larut

3. 1 mL mentega + 1 mL
H2SO4 + 1 mL kloroform

Larut Berwarna hitam

B. Pembahasan

Lipid merupakan kelompok heterogen dari senyawa yang sejenis karena

sifat fisiknya dibandingkan sifat kimianya. Lipid sering diidentikkan dengan

lemak, tetapi lemak sebenarnya hanya merupakan salah satu bagian dari lipid.
Lipid merupakan senyawa yang realtif non polar (tidak dapat larut dalam air),

sehingga hanya dapat larut dalam pelarut organik non polar yang disebut sebagai

pelarut lemak.

Percobaan ini dilakukan untuk mengkarakterisasi lipid dengan

menggunakan berbagai macam uji yaitu uji kelarutan, uji pembentukan emulsi dan

uji Salkowski. Perlakuan pertama yaitu uji kelarutan lipid, dimana sampel yang

digunakan yaitu minyak kelapa, minyak zaitun dan mentega yang merupakan

senyawa lipid. Prinsip uji kelarutan lipid adalah untuk mengetahui larut atau

tidaknya suatu sampel dan termasuk larutan polar atau non polar. Percobaan

diawali dengan memasukkan minyak zaitun ke dalam empat tabung reaksi yang

berbeda-beda. Tabung pertama yakni minyak zaitun direaksikan dengan akuades

dan dilakukan pengocokkan sampai kedua larutan bercampur. Hasil yang

diperoleh yaitu terbentuk dua fasa, minyak zaitun berada dibagian atas dan air

berada dibagian bawah. Hal ini disebabkan karena perbedaan massa jenis antara

antara minyak dan air dimana massa jenis air lebih berat dari pada massa jenis

minyak, massa jenis air sebesar 997 kg/m3 sedangkan massa jenis minyak sebesar

800 kg/m3 .Selain itu juga, perbedaan kepolaran antara minyak dan air dimana

minyak merupakan senyawa non polar sedangkan air senyawa polar. Berdasarkan

prinsip like dissolved like, senyawa polar akan larut dengan baik pada fase polar

dan senyawa nonpolar akan larut dengan baik pada fase nonpolar (Hadi dan Intan,

2019).

Selanjutnya yakni pada tabung ke dua,etanol direaksikan dengan minyak

zaitun, hasil yang diperoleh yaitu terbentuk dua fasa dimana kedua larutan
tersebut tidak saling melarutkan. Hal ini disebabkan karena etanol merupakan

pelarut polar yang tidak dapat melarutkan minyak zaitun yang bersifat non polar.

Tabung ke III yaitu pencampuran minyak zaitu dengan kloroform. Ketika

penambahan kloroform, terlihat bahwa antara minyak zaitun dengan kloroform

yang merupakan pelarut non polar dapat saling melarutkan. Selanjutnya yaitu

pencampuran minyak zaitun dengan natrium karbonat, hasil yang diperoleh yakni

terbentuk dua fasa. Hal ini disebabkan karena natrium karbonat merupakan

senyawa polar sehingga tidak dapat melarutkan minyak zaitun. Perlakuan yang

sama dilakukan pada sampel mentega dan minyak kelapa dimana hasil yang

diperoleh tidak jauh berbeda dengan hasil yang telah diperoleh pada sampel

minyak zaitun.

Perlakuan selanjutnya yaitu uji pembentukan emulsi, dimana ketiga

sampel tersebut direaksikan dengan akuades dan sabun, akudes berfungsi sebagai

pelarut sedangkan sabun berfungsi sebagai zat yang akan mengemulsi. Ketika

minyak kelapa direaksikan dengan akudes, larutan tersebut tidak saling larut hal

ini karena perbedaan kepolaran dan massa jenis. Saat penambahan sabun,

terbentuk dua fasa dan busa, hal ini disebabkan karena tidak optimalnya proses

pengocokkan sehingga sabun tidak dapat mengemulsi minyak dengan baik.

Selanjutnya sampel mentega direaksikan dengan akudes, sebelum ditambhakan

sabun, mentega tidak larut dalam air yang disebabkan oleh perbedaan kepolaran.

Setelah penambahan sabun, larutan tersebut teremulsi dengan baik. Hasil yang

sama pula pada minyak zaitun dengan air yang termulsi dengan baik saat

penambahan sabun.
Perlakuan terakhir yaitu uji Salkowski, dimana ke tiga sampel tersebut

direaksikan dengan asam sulfat dan juga kloroform. Asam sulfat berfungsi

sebagai zat yang akan menghidrolisis air dan kloroform berfungsi sebagai pelarut

non polar yang akan melarutkan lipid yang bersifat non polar. Larutan asam HCl

menghidrolisis pati melalui proses pemotongan rantai, hasil pemotongannya

adalah campuran dekstrin, maltosa dan glukosa. Dimana dalam proses hidrolisis

pati akan mengalami pemutusan rantai oleh asam selama pemanasan menjadi

molekul-molekul yang lebih kecil. Hasil yang diperoleh yaitu ketika minyak

kelapa direkasikan dengan kloroform, terjadi perubahan warna menjadi orange

dan larut, minyak zaitun tidak larut ketika ditambahkan kloroform dan fasa bawah

berubah warna menjadi warna hitam serta mentega larut ketika ditambahkan

kloroform dan berwarna hitam. Hal ini sesuai dengan literatur (Suroso, 2013),

dimana lipid tidak akan larut dalam air dan akan larut dalam aseton, etanol dan

kloroform.
DAFTAR PUSTAKA

Airaodion, A.K., Uloaku O., Emmanuel O.O., Abiodun P.O., Aanu P.A., Edith
O.A., Ifeoma P.M. dan Stella C.E., 2019, Mechanisms for Controlling the
Synthesis of Lipid Review, International Journal of Research, 6(2).
Aguwa, U. S., Okeke S. N., Ezejindu D. N., Eze C. E., Azurunwa O., Obinwa B.
N., Ovie O. F., Obi K. C., Onwuelingo S., Okonkwo D., Doris O. and
Okeke C., 2020, Evaluating the Effect of Chloroform Inhalation as a
Method of Euthanasia on the Cerebellum and Hippocampus of Adult
Wistar Rats, Journal of Advances in Medical and Pharmaceutical
Sciences, 22(6).
Angelia, I. O., 2016., Analisis Kadar Lemak pada Tepung Ampas Kelapa, JTech,
4(1).
Goodarzi, F. dan Sohrab Z., 2019, A Comprehensive Review on Emulsions and
Emulsion Stability in Chemical and Energy Industries, The Canadian
Journal Of Chemical Engineering, 97(1).
Hadi, K. dan Intan P., 2019, Uji Fitokimia Kersen (Muntingia Calabura .L) dan
Pemanfaatanya sebagai Alternatif Penyembuhan Luka, Prosiding
SainsTeKes Semnas MIPAKes UMRi, 1(1).
Ibrahim, N. H., Mahmud M. S. dan Said N., 2020, Microwave-assisted extraction
of β-sitosterol from cocoa shell waste, Materials Science and
Engineering, 911(1).
Langsa, I.G.P.N.A., 2006, Pengukuran Tingkat Kadar Lemak Tubuh Melalui
Jogging Selama 30 Menit Mahasiswa Putra Semester IV Fpok Ikip Pgri
Bali, Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi, 1(1).
Tereshchuk, L. V., Kseniya V. S. and Oksana A. I., 2018, Practical Aspects of
The Use of Emulsifiers in Manufacturing Emulsion Fat and Oil Products,
Foods and Raw Materials, 6(1).
Santika, I. G. P. N. A., 2016, Pengukuran Tingkat Kadar Lemak Tubuh Melalui
Jogging Selama 30 Menit Mahasiswa Putra Semester IV FPOK IKIP
PGRI Bali, Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi, 1(1).
Siregar, F.A. dan Tri M., 2020, Metabolisme Lipid dalam Tubuh, Jurnal Inovasi
Kesehatan Masyarakat, 1(2).
Suroso, A. S., 2013, Kualitas Minyak Goreng Habis Pakai Ditinjau dari Bilangan
Peroksida, Bilangan Asam dan Kadar Air, Naskah Asli, 1(1).

Anda mungkin juga menyukai