Anda di halaman 1dari 182

i

MODUL PEMBELAJARAN DARING


MANAJEMEN KEPERAWATAN

TIM Penyusun :
Sumarni,SST.MKes.
Yeni Yulistanti,S.Kep.Ns.M.Tr.Kep
Suparjo,S.Kep.Ns.M.Kep.
Heru Purnomo,Skep.Ns.Mkes.
Widyo Subagyo,SST.MMR
Dra.Desak Parwati,Skep.Ns.MKes

Penerbit :
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang

ii

Created for free by https://foxyutils.com


Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta

Lingkup Hak Cipta


Pasal 1
Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan
prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa
mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Ketentuan Pidana
Pasal 113

1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun
dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau
pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f,
dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana
penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau
pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e,
dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana
penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

Penting Diketahui!
Pembajakan Buku adalah Kriminal!
Anda jangan menggunakan buku bajakan, demi menghargai jerih payah para
pengarang yang notabene adalah para guru.

iii

Created for free by https://foxyutils.com


MODUL PEMBELAJARAN DARING
MANAJEMEN KEPERAWATAN

Tim Penyusun :
Sumarni,SST.MKes.
Yeni Yulistanti,S.Kep.Ns.M.Tr.Kep
Suparjo,S.Kep.Ns.M.Kep.
Heru Purnomo,Skep.Ns.Mkes.
Widyo Subagyo,SST.MMR
Dra.Desak Parwati,Skep.Ns.MKes

Edisi I, Cetakan Pertama 2020

Diterbitkan Oleh :
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Telp. 0247477208
perpustakaanpoltekkessmg@yahoo.com
Jl. Tirto Agung, Pedalangan, Kec. Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah
50268

ISBN : 978-623-6730-20-1

Hak cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang


mengutip, memperbanyak dan menterjemahkan
sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin
tertulis dari penerbit

iv

Created for free by https://foxyutils.com


KATA PENGANTAR
Poltekkes Kemenkes Semarang sebagai institusi pendidikan selalu
berkomitmen untuk dapat melaksanakan Tri darma perguruan tinggi yang menjadi
tanggung jawabnya, yaitu melakukan kegiatan pendidikan atau pengajaran,
penelitian dan pengabdian masyarakat.Dalam situasi pandemic Covid 19, kegiatan
pembelajaran tetap dilakukan dengan modifikasi metode dan media pembelajaran
sehingga tujuan pembelajaran tetap dapat tercapai.Salah satu metode
pembelajaran yang dapat dilakukan dalam situasi pandemic Covid 19 adalah
menggunakan system daring ( dalam jaringan ), sehingga untuk mendukung
kegiatan pembelajaran secara daring tersebut, maka dibutuhkan media
pembelajaran yaitu modul pembelajaran daring.
Alhamdulillah dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa , Modul Pembelajaran Keperawatan Daring Manajemen
Keperawatan telah dapat diselesaikan. Modul pembelajaran ini disusun untuk
memfasilitasi pembelajaran secara daring dalam membantu dan mengarahkan
belajar mahasiswa sehingga memiliki kemampuan internal untuk belajar secara
mandiri.
Modul pembelajaran ini akan mengkondisikan mahasiswa belajar secara
mandiri karena dikemas secara interaktif yang didalamnya tersedia alat ukur (soal-
soal latihan dan tugas uji kompetensi dan sekaligus ber-feedback langsung terhadap
kesalahan yang dijawabkan mahasiswa dan mahasiswa mampu mengoreksi dan
mengukur kemampuan pemahaman dari setiap materi yang diberikan.
Ucapan terima kasih dan penghargaan disampaikan kepada Direktur Polkesmar
beserta jajaranya , Ketua Jurusan Keperawatan beserta tim di lingkungan jurusan
keperawatan atas dukungan dan support yang telah diberikan kepada penulis, serta
semua pihak yang terlibat dan membantu dalam penyusunan modul ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga modul pembelajaran ini dapat
digunakan terutama untuk mahasiswa untuk mendukung belajar mahasiswa
secara optimal dan bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Kritik dan

Created for free by https://foxyutils.com


saran dari segenap pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan pembuatan
modul yang akan datang.
Semarang, Agustus 2020

Penulis

vi

Created for free by https://foxyutils.com


DAFTAR ISI
Halaman sampul i
Kata Pengantar v
Daftar isi vii
Peta Kedudukan Modul viii
Pendahuluan 1
Kegiatan Belajar
(KB)
I Konsep dan Proses managemen keperawatan 2
II Supervisi 28
III Managemen Perencanaan Asuhan Keperawatan 35
IV Timbang Terima pasien 51
V Managemen Konflik, Kolaborasi dan Negosiasi 67
VI Model Praktek Keperawatan Profesional 1 80
VII Model Praktek Keperawatan Profesional 2
VIII Konsep Mutu Pelayanan Keperawatan 94
IX Konsep Teoritis Penjaminan Mutu Asuhan 107
Keperawatan
X Konsep Teoritis Asuhan Keperawatan Berbasis Bukti 119
( Evidence Based Practice )
XI Indikator Penilaian Mutu Asuhan Keperawatan 129
XII Kepuasan Pelanggan 141
XIII Membuat Rencana Kerja Sebagai Anggota Tim 1 150
XIV Membuat Rencana Kerja Sebagai Anggota Tim 2 159
Penutup 172
Daftar Pustaka 173

vii

Created for free by https://foxyutils.com


modul

viii

Created for free by https://foxyutils.com


PENDAHULUAN

Manajemen keperawatan mempelajari bagaimana mengelola sekelompok


perawat dengan menggunakan fungsi manajemen sehingga dapat memberikan
asuhan keperawatan pada klien. Fokus cabang ilmu membahas tentang teori-teori
manajemen keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada klien.
Penekanannya meliputi penggunaan keterampilan manajemen dalam usaha
memberikan asuhan keperawatan kepada klien secara menyeluruh dalam
manajemen pelayanan keperawatan dan dalam memprakarsai perubahan yang
efektif dalam sistem asuhan keperawatan.
Modul Manajemen keperawatan ini terdiri dari empat belas kegiatan
belajar (KB) dengan pokok bahasan yaitu konsep dan proses manajemen
keperawatan, manajemen perencanaan asuhan keperawatan, timbang terima
pasien, managemen konflik, kolaborasi dan negosiasi,model praktek keperawatan
professional, konsep mutu pelayanan keperawatan,konsep teoritis penjaminan
mutu asuhan keperawatan,konsep teoritis praktek keperawatan berbasis bukti (
evidence based practice ), indicator penilaian mutu asuhan keperawatan, kepuasan
pelanggan , dan membuat rencana kerja sebagai anggota tim.
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta didik dapat menguasai
konsep teoritis penjaminan mutu asuhan keperawatan,konsep teoritis praktek
keperawatan berbasis bukti ( evidence based prabtice ).

Created for free by https://foxyutils.com


KEGIATAN BELAJAR 1

Konsep dan Proses ma


Keperawatan
100 menit

PE DAH U LU AN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Capaian Pembelajaran, dan Petujuk
r
Manajemen adalah proses untuk melaksanakan kegiatan melalui orang
lain. Kegiatan manajemen keperawatan mengacu pada konsep manajemen
secara umum, dengan menggunakan pendekatan fungsi-fungsi manajemen
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan
(pengawasan dan Evaluasi). Manajemen pelayanan keperawatan berfokus
pada komponen 5 M (Man, Money, Material, Method, Machine). Dalam
setiap kegiatan manajemen selalu diawali dari Perencanaan dan diakhiri
dengan Pengontrolan yang merupakan suatu siklus yang berulang. Fokus
pembelajaran dalam mata kuliah manajemen dan kepemimpinan dalam
praktik keperawatan ini adalah memberikan pengetahuan kepada
mahasiswa tentang konsep manajemen keperawatan dan manajemen
asuhan keperawatan.

Bab 1 berjudul Konsep dan proses manajemen keperawatan yang sedang


Anda pelajari ini akan memberikan pemahaman kepada Anda tentang
konsep manajemen dan kepemimpinan meliputi pengertian manajemen,
pengertian manajemen keperawatan, prinsip yang mendasari manajemen
keperawatan, lingkup manajemen keperawatan, pengertian manajemen
asuhan keperawatan, tujuan manajemen keperawatan dan prinsip manajemen
keperawatan. Selanjutnya, Anda akan mempelajari tentang
konsep Kepemimpinan meliputi: Pengertian kepemimpinan, Perbedaan

Created for free by https://foxyutils.com


manajer dan leader, Syarat pemimpin, Peran pemimpin, Fungsi Pemimpin,
Gaya kepemimpinan, Ciri pemimpin yang efektif.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah selesai mempelajari bab ini diharapkan :


1. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep manajemen
2. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep kepemimpinan
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi perbedaan manajer dan leader
4. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep kepemimpinan
5. Mahasiswa dapat menjelaskan syarat pemimpin
6. Mahasiswa dapat menjelaskan peran pemimpin
7. Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi pemimpin
8. Mahasiswa dapat mengidentifikasi gaya kepemimpinan
9. Mahasiswa dapat menjelaskan ciri pemimpin yang efektif

Created for free by https://foxyutils.com


U RAI AN MATERI

Konsep Dan Proses Manajemen Keperawatan

A. PENGERTIAN MANAJEMEN

Manajemen diidentikkan dengan cara untuk mengatur beberapa hal


secara baik dan sesuai dengan tujuan. Pengaturan dilakukan agar hal hal
yang diatur berjalan seimbang, lancar dan mencapai tujuan yang
diharapkan. Berikut ini akan diuraikan beberapa pengertian manajemen
secara umum dari beberapa ahli.
Menurut Siagian (1999), manajemen berfungsi untuk melakukan
semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka mencapai tujuan dalam
batas–batas yang telah ditentukan pada tingkat administrasi. Sedangkan
Liang Lie mengatakan bahwa manajemen adalah suatu ilmu dan seni
perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengontrolan dari benda
dan manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Selanjutnya, Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan
melalui orang lain (Gillies,1989). Sementara menurut Swanburg (2000)
mendefinisikan manajemen sebagai ilmu atau seni tentang bagaimana
menggunakan sumber daya secara efisien, efektif dan rasional untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dari beberapa pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa manajemen
adalah proses yang dinamis, yang senantiasa berubah sesuai dengan
tuntutan perkembangan. Manajemen merupakan proses mengorganisir
sumber-sumber untuk mencapai tujuan dimana arah tujuan yang akan
dicapai ditetapkan berdasarkan visi, misi, filosofi organisasi.

Created for free by https://foxyutils.com


Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui
anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan, pengobatan dan
bantuan terhadap para pasien (Gillies, 1989). Pekerjaan keperawatan
harus diatur sedemikian rupa sehingga tujuan pelayanan dan asuhan
keperawatan dapat tercapai. Siapa yang diatur? Untuk apa? Apa tujuan
pengaturan? Dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien,
perawat menerapkan manajemen keperawatan dalam bentuk
manajemen asuhan keperawatan.
Sebelum Anda mempelajari perbedaan manajemen pelayanan
keperawatan dan manajemen asuhan keperawatan, Anda perlu memahami
lebih dulu prinsip-prinsip yang mendasari manajemen keperawatan.

B. PRINSIP-PRINSIP YANG MENDASARI MANAJEMEN

Prinsip-prinsip yang mendasari manajemen keperawatan adalah :


1. Manajemen keperawatan seyogianya berlandaskan perencanaan karena
melalui fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko
pengambilan keputusan, pemecahan masalah yang afektif dan
terencana.
2. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang
efektif. Manajer keperawatan menghargai waktu akan menyusun
perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
3. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan
berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan
kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan keputusan diberbagai
tingkat manajerial.
4. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus
perhatian manajer keperawatan dengan mempertimbangkan apa yang
pasien lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan point
utama dari seluruh tujuan keperawatan.

Created for free by https://foxyutils.com


5. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan
sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapaitujuan.
6. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang
meliputi proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian
pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan.
7. Manejer keperawatan yang baik adalah manajer yang dapat memotivasi
staf untuk memperlihatkan penampilan kerja yang baik.
8. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif.
Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan
memberikan persamaan pandangan arah dan pengertian diantara
bawahan.
9. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya
mempersiapkan perawat pelaksana untuk menduduki posisi yang lebih
tinggi ataupun upaya manajer untuk meningkatkan pengetahuan
karyawan.
10. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang
meliputi penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat,
pemberian instruksi dan menetapkan prinsip-prinsip melalui penetapan
standar, membandingkan penampilan dengan standar dan memperbaiki
kekurangan.
Berdasarkan prinsip-prinsip diatas maka para manajer, administrator
dan bawahan seyogianya bekerja bersama-sama dalam merencanakan dan
pengorganisasian serta fungsi- fungsi manajemen lainnya untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

C. LINGKUP MANAJEMEN KEPERAWATAN

Mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah industri besar yang


melibatkan berbagai aspek upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan sudah

Created for free by https://foxyutils.com


menjadi hak yang paling mendasar bagi semua orang dan memberikan
pelayanan kesehatan yang memadai akan membutuhkan upaya perbaikan
menyeluruh dari sistem yang ada. Pelayanan kesehatan yang memadai sangat
dipengaruhi oleh pelayanan keperawatan yang adadidalamnya.
Keperawatan merupakan disiplin praktek klinis. Manajer keperawatan
yang efektif seyogianya memahami hal ini dan mampu memfasilitasi
pekerjaan perawat pelaksana meliputi : menggunaan proses keperawatan
dalam setiap aktivitas asuhan keperawatannya, melaksanakan intervensi
keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan yang ditetapkan, menerima
akuntabilitas kegiatan keperawatan dan hasil-hasil keperawatan yang
dilaksanakan oleh perawat, serta mampu mengendalikan lingkungan praktek
keperawatan. Seluruh pelaksanaan kegiatan ini senantiasa di inisiasi oleh para
manajer keperawatan melalui partisipasi dalam proses manajemen keperawatan
dengan melibatkan para perawat pelaksana. Berdasarkan gambaran diatas
maka lingkup manajemen keperawatan terdiri dari: Manajemen
operasional/ menajemen layanan dan manajemen asuhan keperawatan.
1. Manajemen Layanan/Operasional
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang
perawatan yang terdiri dari tiga tingkatan menajerial dan setiap tingkatan
dipimpin oleh seseorang yang mempunyai kompetensi yang relevan.
Tingkat manajerial tersebut yaitu :

Created for free by https://foxyutils.com


Puncak

Menengah

Bawah

Gambar 1.1 Tingkat Manajerial

Untuk mencapai hasil yang baik, ada beberapa faktor yang perlu
dimiliki oleh orang- orang yang memimpin dalam tiap level manajerial
tersebut. Faktor-faktor tersebut adalah : kemampuan menerapkan
pengetahuan, ketrampilan kepemimpinan, kemampuan menjalankan
peran sebagai pemimpin, dan kemampuan melaksanakan fungsi
manajemen.

2. Manajemen asuhan keperawatan


Manajemen Asuhan Keperawatan merupakan suatu proses
keperawatan yg menggunakan konsep-konsep manajemen di dalamnya
seperti : perencanaan, pengorganisasan, implementasi, pengendalian dan
evaluasi. Manajemen asuhan keperawatan ini menekankan pada
penggunaan proses keperawatan dan hal ini melekat pada diri seorang
perawat. Setiap perawat dalam melaksanakan tugasnya harus
menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan pasien.
Proses Keperawatan adalah proses pemecahan masalah yg menekankan
pada pengambilan keputusan tentang keterlibatan perawat sesuai yang
dibutuhkan pasien. Proses keperawatan terdiri dari 5 tahapan yaitu :

Created for free by https://foxyutils.com


pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,
implementasi dan evaluasi.
Selanjutnya mari Anda pahami tentang tujuan manajemen keperawatan.

D. TUJUAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

1. Mengarahkan seluruh kegiatan yangdirencanakan


2. Mencegah/mengatasi permasalahanmanajerial
3. Pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien dengan
melibatkan seluruh komponen yangada
4. Meningkatkan metode kerja keperawatan sehingga staf perawatan
bekerja lebih efektif dan efisien, mengurangi waktu kerja yang sia-
sia, mengurangi duplikasi tenaga dan upaya
Hasil akhir (outcome) yang diharapkan dari manajemen keperawatan
yaitu :
1. Terselenggaranya pelayanan
2. Asuhan keperawatan yang berkualitas.
3. Pengembangan staf
4. Budaya riset bidang keperawatan

Setelah mempelajari materi di atas bisakah Anda membedakan


Manajemen Keperawatan dan Manajemen Asuhan keperawatan ?

Manajemen keperawatan lebih ditekankan pada bagaimana


manajer keperawatan (secara struktural) dalam mengatur anggota staf
keperawatan dan sumber daya yang lain untuk dapat menyelesaikan
tugas, sedangkan manajemen asuhan keperawatan digunakan oleh
perawat dalam menyelesaikan masalah pasien atau bisa dikatakan
bahwa perawat adalah manajer asuhan keperawatan.

Created for free by https://foxyutils.com


E. PRINSIP – PRINSIP MANAJEMEN KEPERAWATAN

Supaya manajemen dapat berjalan sesuai dengan harapan dan


mencapai tujuan organisasi, maka pemah aman tentang prinsip-prinsip
manajemen sangatlah dibutuhkan. Ada tujuh prinsip manajemen yang
harus Anda ketahui, yaitu: perencanaan, penggunaan waktu yang efektif,
pengambilan keputusan, pengelola/pemimpin, tujuan sosial,
pengorganisasian dan perubahan. Berikut dibawah ini akan dijelaskan
maksud dari prinsip-prinsipmanajemen tersebut.
1. Perencanaan (Planning).
Perencanaan adalah fungsi dasar dan pertama dalam manajemen (the
first function of management). Semua fungsi manajemen tergantung
dari perencanaan. Perencanaan adalah suatu proses berpikir atau proses
mental untuk membuat keputusan dan peramalan. Perencanaan harus
berorientasi ke masa depan dan memastikan kemungkinan hasil yang
diharapkan (Swansburg & Swansburg, 1999). Dalam perencanaan,
salah satu hal penting yang menjadi pusat perhatian adalah rencana
pengaturan sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya yang lain
yang relevan. Perencanaan yang baikakan meningkatkan capaian
tujuan dan pembiayaan yang efektif.
2. Penggunaan Waktu Efektif (Effective utilization of time).
Penggunaan waktu efektif berhubungan dengan pola pengaturan dan
pemanfaatan waktu yang tepat dan memungkinkan berjalannya roda
organisasi dan tercapaianya tujuan organisasi. Waktu pelayanan dihitung,
dan kegiatan perawat dikendalikan.
3. Pengambilan keputusan (Decision making).
Pengambilan keputusan adalah suatu hasil atau keluaran dari proses
mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan di antara beberapa
alternatif yang tersedia yang dilakukan oleh seorang pembuat
keputusan. Keputusan dibuat untuk mencapai tujuan melalui

10

Created for free by https://foxyutils.com


pelaksanaan / implementasi dari pilihan keputusan yang diambil.
4. Pengelola/Pemimpin (Manager/leader).
Manajer yang bertugas mengatur manajemen memerlukan keahlian dan
tindakan nyata agar para anggota menjalankan tugas dan wewenang
dengan baik. Adanya manajer yang mampu memberikan semangat,
mengontrol dan mengajak mencapai tujuan merupakan sumber daya
yang sangat menentukan
5. Tujuan sosial (Social goal).
Manajemen yang baik harus memiliki tujuan yang jelas dan ditetapkan
dalam bentuk visi, misi dan tujuan organisasi.
6. Pengorganisasian (Organizing).
Pengorganisasian adalah pengelompokan sejumlah aktivitas untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Penugasan pada masing-masing
kelompok dilakukan berdasarkan supervisi, ada koordinasi dengan unit
lain baik secara horizontal maupun secara vertical
(Swansburg&Swansburg,1999).
7. Perubahan (Change)
Perubahan adalah proses penggantian dari suatu hal dengan yang
lainnya yang berbeda dari sebelumnya (Douglas, 1988). Perubahan, di
dalam manajemen keperawatan perubahan dijadikan prinsip karena
sifat layanan yang dinamis mengikuti karakteristik pasien yang akan
anda layani.

Apa kaitannya manajemen dan kepemimpinan? Tahukah Anda


perbedaan Manajer dan Leader?

Coba amati Direktur di kampus Anda dan salah satu tokoh


masyarakat disekitar Anda! Atau Kepala Puskesmas dan Kepala suku.
Coba tuliskan perbedaannya. Perlu Anda ketahui bahwa orang yang
melakukan pengelolaan atau manajemen disebut manager, dan
seorang yang mempunyai masa (pengikut) dan ditunjuk karena

11

Created for free by https://foxyutils.com


F. PERBEDAAN MANAJER DAN LEADER

Berikut ini adalah perbedaan antara manajer dan pemimpin (leader)


MANAJER LEADER
Posisi formal sesuai struktur Seringkali tanpa
organisasi kewenangan
yang didelegasikan tapi
memiliki power
Mempunyai sumber power yang Mempunyai peran yang
terlegitimasi lebih beragam
Melaksanakan fungsi, tugas, dan Bisa bukan dari organisasi
tanggung jawab tertentu formal
Menekankan pada Fokus pada proses
kontrol, pembuatan kelompok, pengumpulan
keputusan, analisa keputusan dan info, umpan balik,
hasil pemberdayaan yang lain
Memanipulasi orang, lingkungan Menekankan pada
dan waktu dan sumber lain hubungan interpersonal
untuk mencapai tujuan
organisasi
Tanggung jawab akuntabilitas Mempunyai pengikut yang
formal lebih besar daripada suka/suka rela
leader
Mempunyai bawahan langsung Mempunyai tujuan yang
yang suka dan tidak suka mungkin atau tidak
merefleksikan organisasi
tersebut

Gambar 1.2 Perbedaan Manajer dan Leader

Setelah mengetahui perbedaan Manajer dan Leader Anda tentunya


ingin mempelajari apa kepemimpinan. Banyak pendapat yang
mengemukakan tentang kepemimpinan . Untuk meningkatkan pemahaman
Anda tentang kepemimpinan, silakan membaca dengan baik ulasan tentang
kepemimpinan berikut ini.

12

Created for free by https://foxyutils.com


G. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan untuk mempengaruhi


anggota kelompok bergerak menuju pencapaian tujuan yang ditentukan
(Baily, Lancoster & Lancoster, 1989).
Kepemimpinan adalah kemampuan membuat seseorang mengerjakan
apa yang tidak ingin mereka lakukan dan menyukainya (Truman dalam
Gillies, 1996). Kepemimpinan merupakan penggunaan keterampilan
mempengaruhi orang lain untuk melaksanakan sesuatu dengan sebaik-baiknya
sesuai dengan kemampuannya (Sullivan & Decleur, 1989).
Kepemimpinan adalah sebuah hubungan dimana satu pihak memiliki
kemampuan yang lebih besar untuk mempengaruhi perilaku pihak lain yang
didasarkan pada perbedaan kekuasaan antara pihak-pihak tersebut
(Gillies,1996). Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (1993:26).
"Kepemimpinan sebagai suatu bentuk persuasi, suatu seni pembinaan
kelompok orang- orang tertentu, biasanya melalui 'human relations' dan
motivasi yang tepat, sehingga tanpa adanya rasa takut mereka mau bekerja
sama dan membanting tulang memahami dan mencapai segala apa yang
menjadi tujuan-tujuan organisasi"
Dari beberapa pengertian kepemimpinan tersebut dapat kita ambil
kesimpulan bahwa ada kata kunci yang bisa kita ambil dari pengertian di atas
yaitu kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain sebagai
pengikutnya. Rumusan komponen yang ada dalam kepemimpinan ada empat
aspek, yaitu:

1. Leader
2. Pengikut
3. Tujuan
4. Situasi
5. Komunikasi

13

Created for free by https://foxyutils.com


H. SYARAT KEPEMIMPINAN

Pemimpin yang handal harus mempunyai syarat – syarat (karakteristik)


tertentu yang menunjukkan kecakapanya. Terdapat 3 syarat pemimpin yaitu :

SYARAT PEMIMPIN

KEKUASAAN
Legalitas yang memberikan wewenang kepada
pemimpin untuk memimpin suatu kelompok.

KEWIBAWAAN
Kelebihan, keunggulan yang dimiliki seorang
yang membuat orang lain bersedia melakukan
perbuatan tertentu.

KEMAMPUAN
Segala kesanggupan, kecakapan yang dianggap
melebiha kemampuan anggota keolompoknya.

14

Created for free by https://foxyutils.com


Adakah persyaratan itu pada diri Anda? Selamat bila syarat itu ada pada
Anda!

I. SYARAT KEPEMIMPINAN

Pemimpin memiliki peran sebagai berikut

PERAN PEMIMPIN

INTERPERSONAL ROLE
Peranan yang berkaitan dengan hubungan
antar pribadi

INFORMATIONAL ROLE
Peranan yang berhubungan dengan informasi
yang diterima maupun harus disampaikan

DECISIONAL ROLE
Peranan terkait dengan pembuatan keputusan

Sebagai seorang pemimpin yang memiliki kekuasaan, kewibawaan


dan kemampuan diatas anggota kelompok lainnya maka dalam
kepemimpinan harus memperhatikan azas-azas kepemimpinan.

15

Created for free by https://foxyutils.com


J. AZAS KEPEMIMPINAN

AZAS – AZAS KEPEMIMPINAN

AZAS KEMANUSIAAN Memperhatikan


bawahan dan memandang bawahan
sebagai manusia

AZAS EFISIENSI Pemimpin dapat


mengefisienkan untuk kepentingan
kelompoknya dengan sumber daya yang
terbatas

AZAS KESEJAHTERAAN YANG MERATA


Pemimpin berusaha mengurangi kesenjangan dan
konflik yang dapat mengganggu jalannya
organisasi

K. FUNGSI KEPEMIMPINAN

Seorang pemimpin tentunya harus dapat berfungsi untuk anggota


kelompoknya
Fungsi kepemimpinan diantaranya :
1. Memandu, menuntun, membimbing,memotivasi
2. Menjalin komunikasi yang baik
3. Mengorganisasi, mengawasi dan membawa organisasinya pada tujuan
yang telah ditetapkan

Lebih tepatnya seorang pemimpin harus mampu


menjadi contoh peran bagi yang lainnya dan mampu
menempatkan dirinya seperti sosok Ki Hajar Dewantoro.
Fungsi kepemimpinan yang bisa kita contoh dari Ki Hajar

16

Created for free by https://foxyutils.com


Bisakah Anda menjelaskan Fungsi Kepemimpinan yang dicetuskan
oleh Ki Hajar Dewantoro? Diskusikan dengan teman sebelah Anda !

L. GAYA KEPEMIMPINAN

Gaya kepemimpinan merupakan cara seseorang memanfaatkan


kekuatan yang tersedia untuk memimpin orang lain. Setiap pemimpin
memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda. Ada 3 faktor yang menjadi kunci
gaya kepemimpinan seseorang yang merupakan faktor yang saling
melengkapi dan mempengaruhi satu sama lainnya, yaitu: pemimpin itu
sendiri, orang yang dipimpin dan situasi, seperti pada gambar dibawah ini :

Orang
Pemimpin yang
dipimpin

Situasi

Gambar 1.3 Gaya Kepemimpinan

Berdasarkan gambar diatas maka dapat disimpulkan bahwa gaya


kepemimpinan seseorang merupakan fungsi dari ke tiga variabel di atas.
Marilah kita pelajari bersama penjelasan dari masing-masing variabel tersebut
melalui pemahaman teori –teori gaya kepemimpinan. Bila dilihat dari

17

Created for free by https://foxyutils.com


Pemimpinitu sendiri, Anda bisa pelajari teori bakat, bila dilihat Pemimpin itu
sendiri dan orang yang dipimpin, maka bisa Anda cocokkan dengan Teori
perilaku dan bila dilihat situasinya, maka bisa kita gunakan teori situasional.
Berikut ini merupakan uraian dari masing – masing teori tersebut :
1. Teori Bakat
Teori bakat dikenal dengan “Great Man Theory”. Teori bakat
muncul karena adanya keyakinan bahwa kemampuan memimpin
hanya dimiliki oleh orang yang dilahirkan dengan bakat
tersebut. Teori ini tidak sepenuhnya benar sebab setiap orang
bisa menjadi pemimpin, dan mengembangkan pengetahuan
dan ketrampilan kepemimpinannya.

2. Teori Perilaku
Teori ini biasa digunakan oleh Kurt Lewin (1960)
a. Otokratik
Pada gaya otokratik pemimpin melakukan kontrol maksimal
terhadap staf, membuat keputusan sendiri dalam menentukan
tujuan kelompok. Lebih menekankan pada penyelesaian tugas
dari pada hubungan interpersonal. Gaya ini cenderung
menyebabkan permusuhan dan agresif atau apatis sampai
menurunnya inisiatif. Contoh Kepala Ruang menetapkan jadwal
dinas, sanksi sesuai aturan, tanpa mempertimbangkan alasan staf
perawat yang mengajukan ijin
b. Demokratik
Pemimpin mengikutsertakan bawahan dalam proses pengambilan
keputusan. Lebih menekankan pada hubungan interpersonal dan
kerja kelompok. Pemimpin menggunakan posisinya untuk
mendapatkan pandangan dan pemikiran bawahan serta
memotivasi mereka untuk menentukan tujuan dan
mengembangkan rencana. Hal ini cenderung meningkatkan
produktivitas dan kepuasan kerja. Contoh Kepala Bidang

18

Created for free by https://foxyutils.com


Keperawatan selalu meminta Kepala Ruang memberikan
masukan untuk sebuah perubahan kebijakan
c. Laissez Fair
Pemimpin memberikan kebebasan bertindak, menyerahkan
perannya sebagai pemimpin kepada bawahan tanpa diberi
petunjuk atau bimbingan serta pengawasan. Pemimpin sangat
sedikit merencanakan dan membuat keputusan. Gaya
kepemimpinan ini efektif bila bawahan mempunyai kemampuan
dan tanggung jawab yang tinggi. Bila kemampuan dan tanggung
jawab bawahan kurang cenderung
menimbulkankeresahandanfrustasi. Contoh Kepala Ruang tidak
pernah mau tahu apa yang sedang terjadi di ruangan, staf perawat
yang tidak disiplin tidak mendapat teguran yang penting aman
3. Teori Situasional
Pemimpin berubah dari satu gaya ke gaya lainnya sesuai dengan
perubahan situasi yang terjadi. Jadi seseorang pemimpin yang efektif
pada situasi tertentu belum tentu mampu bersikap dan bertindak
efektif pada situasi lain.

M. CIRI – CIRI PEMIMPIN YANG EFEKTIF

Pemimpin perlu memahami karakteristik dirinya dan bawahannya


agar dalam menyelesaikan masalah pemimpin dapat mengambil keputusan
yang tepat.

1. Menyusun tujuan dan mempunyai pandangan jauh ke depan


2. Mengembangkan diri
3. Berfikir kritis
4. Menyelesaikan masalah
5. Menghormati individu
6. Mendengarkan orang lain dan mempunyai ketrampilan komunikasi

19

Created for free by https://foxyutils.com


LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi


di atas, kerjakanlah latihan berikut :
1. Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui
anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan,
pengobatan dan bantuan terhadap para pasien. Bila dipandang
dari lingkup manajemen keperawatan ada Manajemen
operasional/menajemen layanan dan manajemen asuhan
keperawatan. Jelaskan perbedaan keduanya dengan memberikan
contoh !
2. Kepemimpinan adalah sebuah hubungan dimana satu
pihakmemilikikemampuanyang lebih besar untuk
mempengaruhi perilaku pihak lain yang didasarkan pada
perbedaan kekuasaan antara pihak-pihak tersebut. Berdasar
kalimat tersebut terkandung sebuah syarat yang perlu dimiliki
oleh seorang pemimpin agar dapat mempengaruhi pihak lain.
Jelaskan syarat–syarat untuk menjadi pemimpin yang baik
dan efektif !

20

Created for free by https://foxyutils.com


Petunjuk jawaban latihan
1. Pada soal latihan 1 Anda terlebih dahulu menjelaskan
pengertian manajemen, manajemen keperawatan, selanjutnya
baca dan pahami tentang ruang lingkup manajemen
keperawatan, dan akhirnya buatlah kesimpulan perbedaan
keduanya dengan menggunakan contoh
2. Pada soal latihan 2 Anda terlebih dahulu menuliskan pengertian
kepemimpinan, kemudian pahami persyaratan untuk menjadi
pemimpin, terakhir tuliskan persyaratan untuk menjadi seorang
pemimpin

21

Created for free by https://foxyutils.com


RANGKU MAN

Setelah selesai mempelajari topik di atas dapat kita simpulkan bahwa :


1. Manajemen keperawatan merupakan pengkhususan pengaturan di
bidang keperawatan, juga menggunakan dasar-dasar pengertian
manajemen umum
2. Manajemen keperawatan terdiri dari manajemen operasional dan
manajemen asuhankeperawatan
3. Manajemen keperawatan operasional digunakan untuk mengatur dan
mengelola staf keperawatan dan sumber daya lainnya, sedangkan
manajemen asuhan keperawatan diterapkan untuk mengatur dan
mengelola pasien
4. Seorang manajer keperawatan diharapkan memiliki
kemampuan leadership (kepemimpinan)
5. Penggunaaan gaya kepemimpinan tidak sama pada masing-masing
individu, mempertimbangkan karakteristik pemimpin itu sendiri, orang
yang dipimpin dan situasi
6. Kepemimpinan merupakan suatu proses mempengaruhi orang lain atau
kelompok dalam mencapai tujuan. Keberhasilan pemimpin
menjalankan tugasnya tergantung dengan kemampuannya untuk
menyesuaikan diri dalam upaya mempengaruhi bawahannya. Pemimpin
dalam menjalankan tugasnya diperlukan kepiawaian menggunakan
gaya kepemimpinan yang tepat. Untuk itu seorang pemimpin harus
paham betul bagaimana sifat dan karakteristik bawahannya.

22

Created for free by https://foxyutils.com


TE S FORMA TI F

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1. Pemimpin yang membuat keputusan sendiri dan lebih menekankan


pada penyelesaian tugas, termasuk gaya kepemimpinan....
a. otokratik
b. laizesfair
c. demokratik
d. partisipatif
2. Yang termasuk ciri bakat kepribadian pada pemimpinadalah….
a. dapat menyesuaikan diri
b. pengetahuan luas
c. pandai diplomasi
d. lancer berbicara
3. Tugas pemimpin menyederhanakan dan mencarikan alternatif
pemecahan masalah yang dihadapi kelompok termasuk tugas
pemimpin sebagai….
a. pemberi struktur terhadap situasi
b. pengendalian tingkah laku kelompok
c. juru bicara kelompok
d. motivator
4. Peran pemimpin dalam keperawatan….
a. peran interpersonal, informational dan decisional
b. tempat menimpakan segala kesalahan
c. pemberi hadiah dan hukuman
d. benar semua

23

Created for free by https://foxyutils.com


5. Memandu, menuntun, membimbing, memotivasi, menjalin
komunikasi yang baik, mengorganisasi, mengawasi dan membawa
kelompoknya pada tujuan yang telah ditentukan merupakan….
a. Fungsi pemimpin
b. Tugas pemimpin
c. Azaz pemimpin
d. Sifat pemimpin
6. Berikut ini tidak termasuk sebagai teori kepemimpinan….
a. Teori bakat
b. Teor iperilaku
c. Teori situasional
d. teori kebutuhan manusia
7. Orang yang bekerja keras dan mempunyai motivasi yang kuat disebut
manusia….
a. tipe –X
b. tipe –Y
c. tipe –Z
d. tipe –A
8. Pernyataan yang bukan Implikasi definisi kepemimpinan….
a. setiap pemimpin mempunyaipengikut
b. selalu memberikan motivasi untuk mencapaitujuan
c. mempengaruhi orang untuk melaksanakan perintahnya
d. pembagian kekuasaan tidak seimbang
9. Syarat kekuasaan bagi pemimpin mempunyai makna….
a. Segala kelebihan yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi
orang lain
b. Segala kesanggupan, kecakapan yang melebihi anggota lainnya
c. Segala keunggulan yang dimiliki seseorang untuk membuat
orang lain bertindak

24

Created for free by https://foxyutils.com


d. legalitas yang memberikan wewenang kepada pemimpin untuk
memimpin suatu kelompok
10. Pemimpin berusaha mengurangi kesenjangan dan konflik yang dapat
mengganggu jalannya organisasi….
a. Azas kemanusian
b. Azas Efisiensi
c. Azas kesejahteraan
d. Fungsi pemimpin

Kunci Jawaban :
NO JAWABAN
1 A
2 A
3 A
4 D
5 A
6 D
7 B
8 D
9 D
10 C

Selamat! Saudara telah menyelesaikan pembelajaran pada sub pokok bahasan ini.
Silakan saudara mempelajari sub pokok bahasan selanjutnya

25

Created for free by https://foxyutils.com


GLOSARIUM

Leader : Pemimpin
Planning : Perencanaan
Effective utilization of time : Penggunaan Waktu Efektif
Decision making : Pengambilan keputusan
Manager : Pengelola
Social goal : Tujuan sosial
Change) : Perubahan

26

Created for free by https://foxyutils.com


DAFTAR PUSTAKA

Asmuji. 2012. Manajemen Keperawatan. Ar-Ruzz Media: Yogyakarta


Cecep Tri Wibowo,Manajemen Pelayanan Keperawatan Di Rumah sakit. Tranf
Info Media ,Jakarta
Kementerian Kesehatan RI, 2016. Modul Manajemen Kepemimpinan Dalam
Praktik Keperawatan, Kemenkes RI, Pusdik SDM Kesehatan. Badan
Pengembangan Dan Pemberdayaan SDM Kesehatan
Nursalam, 2015, Manajemen Keperawatan, Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan
Professional Edisi 5 Jakarta, Salemba Medika
Sumijatun,2009.Konsep Dasar dan Apilkasi Pengambilan Keputusan Klinis.Trans
Info Medika .Jakarta

27

Created for free by https://foxyutils.com


KEGIATAN BELAJAR 2

Konsep Supervisi
100 menit

PENDAH U LU AN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Capaian Pembelajaran, dan Petujuk
r
Supervisi adalah proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan bawahannya sesuai dgn rencana, perintah,
tujuan/kebijakan yang telah ditentukan. Supervisi sebagai segala usaha untuk
mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas,
dimana dalam pelaksanaannya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu
menghargai potensi tiap individu, mengembangkan potensi tiap individu, dan
menerima tiap perbedaanFokus pembelajaran dalam mata kuliah konsep
supervise ini adalah memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang
konsep supervise.

Bab ini berjudul Konsep supervise yang sedang Anda pelajari ini akan
memberikan pemahaman kepada Anda tentang pengertian supervisi,
manfaat supervise, unsur pokok dalam supervise, tehnik supervise.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah selesai mempelajari bab ini diharapkan :


1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian supervisi
2. Mahasiswa dapat menjelaskan manfaat supervisi
3. Mahasiswa dapat unsur pokok dalam supervisi
4. Mahasiswa dapat menjelaskan tehnik supervisi

28

Created for free by https://foxyutils.com


U RAI AN MATERI

Konsep SUPERVISI

A. PENGERTIAN SUPERVISI

Supervisi adalah pengamatan atau pengawasan secara langsung


terhadap pelaksanaan pekerjaan yg bersifat rutin ( Admosudiro,1982)
Supervisi adalah proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan bawahannya sesuai dgn rencana,
perintah, tujuan/kebijakan yang telah ditentukan (Mc Farland, 1988 dalam
Harahap, 2004)

Supervisi sebagai segala usaha untuk mengetahui dan menilai


kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas, dimana dalam
pelaksanaannya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu
menghargai potensi tiap individu, mengembangkan potensi tiap individu,
dan menerima tiap perbedaan.(Swansburg,1999 .Supervisi Keperawatan
adalah proses kegiatan pemberian dukungan sumber – sumber yg
dibutuhkan perawat dalam rangka menyelesaikan tugas untuk mencapai
tujuan yg telah ditetapkan. ( Kuntoro,2010 ). Supervisi merupakan
kegiatan yg melibatkan 2 komponen : pimpinan ( supervisor ) dan anggota
( orang yg disupervisi ). Semua orang yg terlibat bukan sebagai pelaksana
pasif namun sebagai mitra kerja yg memiliki ide – ide, pendapat ,&
pengalaman yg perlu didengar,dihargai & diikutsertakan dalam usaha
perbaikan kegiatan keperawatan.

29

Created for free by https://foxyutils.com


B. MANFAAT SUPERVISI

1. Meningkatkan efektifitas kerja

Berkaitan dengan peningkatan pengetahuan & ketrampilan “ bawahan” serta


makin terbinanya hubungan & suasana kerja yg lebih harmonis antara atasan
& bawahan

2. Meningkatkan efisiensi kerja

Makin berkurangnya kesalahan yg dilakukan bawahan shg pemakaian sumber


daya yg sia – sia akan dapat dicegah

C. PRINSIP SUPERVISI

Menurut Kuntoro,2010 : Prinsip Supervisi

Didasarkan atas hubungan profesional dan bukan hubungan pribadi


Kegiatan harus direncanakan secara matang
Bersifat edukatif
Memberikan perasaan aman pada perawat pelaksana
Mampu membentuk suasana kerja yg demokratis
Menurut Suarli & Bachtiar,2007 :
Tujuan utama supervisi adalah meningkatkan penampilan
bawahan,bukan mencari kesalahan
Sifat supervisi edukatif,suportif, bukan otoriter
Dilakukan secara teratur & berkala
Terjalin kerjasama yg baik antara “ atasan “ dan “ bawahan”
Strategi & tata cara sesuai dengan kebutuhan masing – masing
bawahan ( terutama saat upaya penyelesaian masalah )
Dilaksanakan secara fleksibel & selalu disesuaikan dengan
perkembangan

30

Created for free by https://foxyutils.com


Yang bertanggungjawab melakukan supervisi adalah “ atasan “ (
supervisor ) yg memiliki kelebihan dalam organisasi ( terutama dalam
hal pengetahuan & ketrampilan )
Sasaran / obyek dari supervisi adalah pekerjaan yg dilakukan oleh
bawahan, serta bawahan yg melakukan pekerjaan
Frekuensi supervisi secara berkala

D. KEGIATAN POKOK SUPERVISI

1. Menetapkan masalah & prioritasnya


2. Menetapkan penyebab masalah ,prioritas dan jalan keluarnya
3. Melaksanakan jalan keluar
4. Menilai hasil yg dicapai untuk tindak lanjut

Setelah mempelajari materi di atas bisakah Anda menyimpulkan


pentingnya supervise bagi perawat pelaksana ?

Supervisor keperawatan di Rumah sakit dilaksanakan oleh personil atau


bagian yg bertanggung jawab : Kepala ruangan,Pengawas perawatan,
Kepala bidang keperawatan

Tugas Supervisor
a. Mengorientasikan staf dan pelaksana keperawatan terutama
pegawai baru
b. Melatih staf dan pelaksana keperawatan
c. Memberikan pengarahan dalam pelaksanaan tugas agar
menyadari,mengerti terhadap peran,fungsi sebagai staf & pelaksana
asuhan keperawatan
d. Memberikan pelayanan bimbingan kepada pelaksana keperawatan
dalam memberikan askep

31

Created for free by https://foxyutils.com


Kompetensi Supervisor
a. Memberikan pengarahan dan petunjuk yg jelas,sehingga dapat
dimengerti oleh staf dan pelaksana keperawatan
b. Memberikan saran,nasehat dan bantuan kepada staf dan pelaksana
keperawatan
c. Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja kepada
staf dan pelaksana keperawatan
d. Mampu memahami proses kelompok ( dinamika kelompok

Tes Formatif

1. Kompetensi yang harus dimiliki seorang supervisor adalah…


a. Memberikan pengarahan dan petunjuk yg jelas,sehingga dapat
dimengerti oleh staf dan pelaksana keperawatan
b. Mengorientasikan staf dan pelaksana keperawatan terutama
pegawai baru
c. Melatih staf dan pelaksana keperawatan
d. Memberikan pengarahan dalam pelaksanaan tugas agar
menyadari,mengerti terhadap peran,fungsi sebagai staf & pelaksana
asuhan keperawata

2. Termasuk tugas seorang supervisor adalah..


a. Memberikan bantuan kepada pelaksana keperawatan
b. Memberikan pengarahan dalam pelaksanaan tugas agar
menyadari,mengerti terhadap peran,fungsi sebagai staf & pelaksana
asuhan keperawatan
c. Mampu memahami proses kelompok ( dinamika kelompok

32

Created for free by https://foxyutils.com


d. Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja kepada
staf dan pelaksana keperawatan

3. Seorang kepala ruangan perawatan dalam menjalankan supervisi mengenai


pendokumentasian asuhan keperawatan kepada semua perawat pelaksana yang
bertugas. Saat supervisi didapatkan perawat hanya menuliskan masalah
keperawatan yang dialami pasien dalam penulisan diagnosa keperawatan pada
lembar asuhan keperawatan di ruangan. Apakah langkah yang harus dilakukan
kepala ruangan tersebut ?
a. Menjalankan sesuai dengan instrumen supervisi dalam pelaksanaan
standar asuhan keperawatan
b. Mendokumentasikan semua kejadian saat supervisi
c. Menegur secara lisan dengan bahasa yang lembut dan tegas
d. Membuat analisa situasi

4. Proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan


yang dilakukan bawahannya sesuai dgn rencana, perintah, tujuan/kebijakan
yang telah ditentukan, hal ini disebut
a. Timbang terima
b. Supervise
c. Negosiasi
d. Pre conference
e. Post conference

5. Prinsip supervise yang baik adalah…


a. Kegiatan dilakukan sesuai keinginan supervisor
b. Lebih mengutamakan perasaan pribadi bawahan
c. Mampu membentuk suasana kerja yang demokratis
d. Dilakukan sewaktu waktu sesuai keinginan supervisor

33

Created for free by https://foxyutils.com


Kunci Jawaban :
1. A
2. B
3. A
4. B
5. C

DAFTAR PUSTAKA

Arwani,2006,Manajemen Bangsal Keperawatan.EGC.Jakarta


Suarli,Bahtiar. Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan Kritis.Penerbit
Erlangga, Jakarta

34

Created for free by https://foxyutils.com


KEGIATAN BELAJAR 3
Konse p Mana ge men Asuhan Kep er awat an

100 Menit

PENDAH U LU AN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Capaian Pembelajaran, dan Petujuk
r
Mata kuliah ini menguraikan tentang konsep Manajemen Asuhan
Keperawatan, focus pembelajarannya memberikan pengalaman praktek
kepada mahasiswa, untuk menerapkan manajemen Asuhan keperawatan
kepada sekelompok klien/pasien di tatanan pelayanan keperawatan.
Mahasiswa mempelajari konsep manajemen keperawatan dan kasus yang
mengarah kepada keputusan klinis serta bersifat aplikatif , kerja Tim,
membangun system dan menerapkan dalam bentuk realistis.

Capaian Pembelajaran:
1. Menguasai konsep manajemen asuhan keperawatan dengan
menggunakan metoda proses keperawatan untuk menyelesaikan
masalah klien.
2. Mampu mengimplementasikan manajemen asuhan keperawatan
dengan memperhatikan manajemen sumber daya manusia ( perawat )
dengan menggunakan system pengorganisasian pekerjaan perawat
(asuhan keperawatan) dan system klasifikasi kebutuhan kilen/pasien.

Petunjuk Belajar:
1. Mahasiswa berdoa terlebih dahulu sesuai dengan agamanya.
2. Mahasiswa wajib membaca modul yg telah disiapkan

35

Created for free by https://foxyutils.com


3. Mahasiswa wajib memahami semua topic pembelajaran secara
sistematis/berurutan.
4. Mahasiswa membuat tugas sesuai topic pembelajaran pada modul yang
telah diberikan.
5. Mahasiswa wajib mengerjakan latihan yang ada pada modul disetiap akhir
topic pembelajaran.
6. Catat kesulitan yang anda temui dalam modul, dan diskusikan dengan
teman atau dengan Tutor/Dosen pengampu.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti pembelajaran tentang Manajemen Asuhan keperawatan.


Mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mahasiswa memahami konsep manajemen asuhan keperawatan
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari
pengkajian, menyusun diagnose keperawatan , perencanaan tindakan
keperawatan, implementasi dan evaluasi.
2. Mahasiswa mampu mengatur sumber daya dalam menjalankan
kegiatan keperawatan dengan menggunakan metoda proses
keperawatan.

URAIAN MATERI

A. PENGERTIAN ASUHAN KEPERAWATAN

Tujuan profesi keperawatan adalah memberikan pelayanan kepada klien


dan juga mempertahankan kehidupan profesi itu sendiri (Keyzer, 1992 dikutip
dalam Draper 1996). Untuk mencapai tujuan tersebut perawat perlu memiliki
ketrampilan intelektual, teknikal, interpersonal, dan etik. Semua ketrampilan
ini harus tampak dalam pemberian asuhan keperawatan kepada klien. Dengan

36

Created for free by https://foxyutils.com


kata lain, praktek keperawatan profesional adalah praktek yang didasari
dengan keterampilan intelektual, teknikal, interpersonal dengan menerapkan
suatu metode asuhan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Metode asuhan keperawatan untuk melaksanakan praktek profesional adalah
dengan menggunakan proses keperawatan. Proses keperawatan adalah suatu
rangkaian asuhan yang terdiri dari pengkajian, menyusun diagnosa
keperawatan, perencanaan tindakan, implementasi, dan evaluasi.

B. MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN

Manajemen asuhan keperawatan yang baik sangat dibutuhkan dalam


memberikan asuhan keperawatan kepada klien secara sistematis dan
terorganisir. Manajemen asuhan keperawatan merupakan pengaturan sumber
daya dalam menjalankan kegiatan keperawatan dengan menggunakan
metoda proses keperawatan untuk memenuhi kebutuhan klien atau
menyelesaikan masalah klien (Keliat, 2000). Tiga komponen penting dalam
manajemen asuhan keperawatan yaitu manajemen sumber daya manusia
(perawat) dengan menggunakan sistem pengorganisasian pekerjaan perawat
(asuhan keperawatan) dan sistem klasifikasi kebutuhan klien dalam metoda
pemberian asuhan keperawatan yaitu proses keperawatan.

C. PROSES KEPERAWATAN

Setiap hari Anda merawat pasien? jawabnya pasti ya. Pertanyaan


selanjutnya apakah Anda menggunakan sebuah cara? Atau Anda merawat
pasien karena rutinitas kerja. Mungkin tanpa sadar sebenarnya Anda sudah
menggunakan tahapan dalam proses keperawatan. Baiklah mari kita ulangi

Proses keperawatan adalah suatu pendekatan penyelesaian masalah yang


sistematis dalam pemberian asuhan keperawatan. Kebutuhan dan masalah
klien merupakan titik sentral dalam proses penyelesaian masalah. Menurut
Craven dan Hirnle (2000) proses keperawatan merupakan suatu panduan
untuk memberikan asuhan keperawatan professional, baik untuk individu,
kelompok, keluarga dan komunitas. Dalam topik ini kami ajak Anda untuk

37

Created for free by https://foxyutils.com


mengelola pasien berdasarkan tahapan berfikir kritis dan sistimatis dengan
menggunakan proses keperawatan. Proses Keperawatan dijadikan sebagai
dasar hukum praktik keperawatan ( ANA, 1973), serta untuk Pengembangan
Standar Praktik Keperawatan

Untuk memudahkan pemahaman Anda bisa lihat gambar di bawah,


tergambar bahwa tahapan proses keperawatan senantiasa berkesinambungan,
dari pengkajian, diagnosis, intervensi, implementasi, evaluasi dan akan
dilakukan kembali pengkajian setelah kita evaluasi keberhasilan Asuhan
Keperawatan

Proses Pengambilan Proses keperawatan


Keputusan

Pengumpulan data : Pengkajian : Pengumpulan data

Identifikasi masalah Interpretasi untuk menentukan diagnose

Perencanaan terdiri dari keperawatan


penentuan tujuan, Perencanaan terdiri dari penentuan
identifikasi solusi tujuan dan rencana tindak lanjut

Implementasi Implementasi

Evaluasi Revisi Proses Evaluasi dan modifikasi

Tabel 2.1 Perbandingan antara proses pengambilan keputusan dan


Proses keperawatan

Anda bisa istirahat sejenak, internalisasi materi–materi di atas


sebelum masuk bahasan selanjutnya tentang 5 tahap proses keperawatan.

Berikut ini adalah uraian tentang tahapan proses keperawatan.


Pelajarilah dengan baik, dan ingatlah pelajaran sebelumnya yang membahas
tentang proses keperawatan.

1. Pengkajian

38

Created for free by https://foxyutils.com


Pada tahapan pengkajian Anda dapat gunakan formulir pengkajian yang
ada pada institusi kerja Anda masing-masing. Ingat bahwa pengkajian
merupakan tahap awal proses keperawatan, proses sistematis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber, mengevaluasi dan mengidentifikasi
status kesehatan.

Data bisa kita kelompokkan menjadi data dasar dan data fokus.

Data dasar adalah kumpulan data tentang status kesehatan klien,


kemampuan klien mengelola kesehatan dan keperawatan terhadap dirinya
sendiri, hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lain.

Contoh:

Biodata pasien, diagnosa medis, riwayat kesehatan, pola pemenuhan


kebutuhan dasar, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang

Data Fokus adalah data tentang perubahan atau respon klien terhadap
kesehatan dan masalah kesehatan dan hal-hal yang mencakup tindakan yang
dilaksanakan kepada klien

Contoh Fokus Pengkajian Keperawatan :

1. Respon klien terhadap masalah kesehatan yang berhubungan dengan


kebutuhan dasar manusia.

2. Penyusunan data sebagai indikator untuk mendukung diagnosa


keperawatan.

Data yang kita peroleh bisa kita bedakan menjadi 2 type :

Data obyektif : adalah data yang kita dapatkan dari pasien yang terukur
bisa didapat berdasar observasi dan pemeriksaan langsung maupun
menggunakan alat. Contoh hasil pemeriksaan Tensi : 120/80 mmHg, hasil
Laboratorium Hb : 8 gr%. Konjungtiva : anemis

Data subyektif : adalah data yang didapatkan berdasarkan keluhan pasien


dan bersifat subyektif contoh : pasien mengeluh pusing, mata berkunang kunang

39

Created for free by https://foxyutils.com


Demi ketepatan diagnosa keperawatan pada tahap berikutnya maka
karakteristik data harus : lengkap, akurat, nyata dan relevan

Dari mana data kita dapatkan?

Sebagai Sumber data adalah Klien, Orang terdekat, Catatan klien ,


Riwayat penyakit, konsultasi Hasil pemeriksaan diagnostik, Catatan medis dan
anggota tim kesehatan lain, perawat lain.

Metode pengumpulan data

Untuk melakukan pengumpulan data perawatan, perawat dapat melakukan


beberapa metode, yaitu: wawancara melalui komunikasi efektif , observasi , dan
pemeriksaan fisik. Pengkajian merupakan pengumpulan data subyektif dan
obyektif secara sistematis dengan tujuan untuk menentukan diagnosa
keperawatan yang tepat untuk menyusun rencana tindakan keperawatan yang
tepat, baik bagi individu, keluarga dan komunitas (Craven
& Hirnle, 2000). Oleh karena itu dibutuhkan suatu format pengkajian yang
dapat menjadi alat bantu perawat dalam pengumpulan data.

Coba Anda gunakan formulir pengkajian di tempat kerja masing-


masing untuk mencoba mengkaji kebutuhan pasien. Chek apakah Format
pengkajian di ruang atau tempat Anda sudah meliputi aspek-aspek identitas
pasien, alasan masuk, faktor predisposisi, fisik, psikososial, status mental,
kebutuhan persiapan pulang, mekanisme koping, masalah psikososial dan
lingkungan, pengetahuan, dan aspek medik ? Format pengkajian dibuat agar
semua data relevan tentang masalah pasien saat ini, yang lampau, atau yang
potensial didapatkan sehingga diperoleh suatu data dasar yang lengkap.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan tentang gangguan status


kesehatan baik aktual maupun potensial. Secara implisit dalam diagnosa ini
terdapat pernyataan tentang respon klien yang secara legal dan berdasarkan ilmu
perawat. Diagnosa keperawatan dapat berupa aktual, resiko, wellness
atau sindroma.

40

Created for free by https://foxyutils.com


Aktual : Diagnosa actual merupakan pernyataan klinis dimana perawat
telah memfalidasikannya karena adanya ciri-ciri atau tanda-tanda utama
yang mendukung diagnose tersebut.
Contoh : Fokus data : Tensi : 100/60 mmHg, Mata cowong, turgor
berkurang, terdapat penurunan Berat Badan , Total Body Water turun 8
% BB, ada riwayat muntah dan buang air besar cair.
Diagnosa keperawatannya adalah Gangguan keseimbangan cairan : Defisit
sehubungan dengan output berlebih.

Kenapa Aktual? Karena data yang di dapat sangat mendukung.

Risiko : Diagnosa keperawatan risiko menjelaskan pernyataan klinis dimana


individu atau kelompok rentan mengalami masalah dan pada orang lain
dalamsituasi yang samaataumirip.
Contoh Data fokus : Pasien dengan riwayat mulai kemarin tidak makan
atau tidak ada nafsu makan, kondisi sekarang lemah, mual, porsi makan
yang disediakan habis ¼ porsi, Hb 11 gr%, Diagnosa Keperawatannya
adalah Resiko Kebutuhan Nutrisi kurang

Mengapa disebut Resiko? Karena dari data yang ada belum mendukung
terjadinya gangguan nutrisi, namun bila dibiarkan maka dapat berlanjut
gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

Wellness : Diagnosa keperawatan “wellness” adalah pernyataan klinis


tentang individu atau masyarakat yang berada pada transisi dari tingkat
kesejahteraan tertentu ketingkat kesejahteraan yang lebih tinggi

Syndrome : diagnosa sindroma menjelaskan sekelompok diagnosa aktual


atau risiko yang diprediksi kan terjadi karena adanya situasi atau kejadian
tertentu.

Organisasi keperawatan yang peduli dalam pengembangan kategori


diagnosa keperawatan adalah NANDA (North American Nursing Diagnosis
Assosiation) yang didirikan tahun 1972 oleh para perawat Amerika Utara.

41

Created for free by https://foxyutils.com


3. Rencana (Intervensi) Keperawatan

Tahap perencanaan melibatkan serangkaian tahap dimana perawat dan


pasien menyusun prioritas, menulis tujuan dan hasil yang diharapkan, dan
menulis rencana tindakan guna menyelesaikan masalah klien. Jenis rencana
keperawatan meliputi : intervensi mandiri, intervensi kerja sama
(interdependensi) dan intervensi tergantung

Intervensi mandiri melibatkan aspek-aspek praktek keperawatan


profesional yang secara hukum dilakukan perawat dan tidak membutuhkan
supervisi atau arahan dari profesi lain

Contoh: Perawatan luka, memasang dan memberikan makanan melalui


sonde, melakukan personal hygiene, menyeimbangkan suhu (termoregulasi),
memberikan kompres hangat, dingin, memberikan pendidikan kesehatan
keluarga di rumah sakit agar mereka mampu merawat pasien di rumah.
Tindakan keperawatan untuk individu keluarga telah terintegrasi dengan
tindakan terhadap pasien. Pendidikan kesehatan untuk kelompok keluarga
diperlukan untuk memberdayakan keluarga-keluarga pasien dalam mengatasi
masalah secara bersama-sama. Isi program disesuaikan dengan kebutuhan dan
harapan keluarga untuk kesembuhan pasien. Program ini dilaksanakan dalam
bentuk pertemuan kelompok besar dan kecil.

Intervensi interdependensi dilakukan oleh perawat dengan berkolaborasi


dengan tenaga kesehatan yang lain.

Contoh: Ketika pasien membutuhkan latihan rentang gerak maka


perawat dapat melatihnya, namun untuk rentang gerak kondisi tertentu maka
perawat bekerja sama dengan fisioterapist

Intervensi tergantung berdasarkan pada instruksi atau pesan tertulis dari


profesi lain Contoh : Pemberian obat berdasarkan order dokter

42

Created for free by https://foxyutils.com


4. Implementasi

Pada tahap ini perawat melakukan tindakan sesuai dengan rencana.


Selama tahap ini perawat melanjutkan mengumpulkan data, melakukan
tindakan keperawatan atau mendelegasikan tindakan keperawatan, dan
memvalidasi rencana keperawatan. Sebelum melakukan tindakan, perawat
penting melakukan persiapan sebagai berikut:

Mengkaji ulang pasien

Mengikhtisar dan merevisi rencana keperawatan

Mengorganisir alat dan tenaga

Menyiapkan lingkungan, pasien dan keluarga

Mengantisipasi dan mencegah komplikasi

Gambar 2.2 Persiapan dalam melakukan tindakan keperawatan

Tindakan keperawatan atau implementasi merupakan suatu tindakan


yang dilakukan langsung kepada klien, keluarga, dan komunitas berdasarkan
rencana keperawatan yang dibuat. Berdasarkan manajemen asuhan keperawatan
maka perlu dilakukan sistem klasifikasi pasien dalam pemberian asuhan
keperawatan. Sistem ini dikembangkan untuk meyakinkan adanya pelayanan
prima yang berfokus pada pelayanan pelanggan. Dengan
sistem ini dikaji kebutuhan pasien terhadap pelayanan keperawatan dan

43

Created for free by https://foxyutils.com


dirancang pemenuhan kebutuhannya melalui standar pelayanan dan asuhan
keperawatan.

Di ruang perawatan, klien diklasifikasikan berdasarkan tingkat


kebutuhannya terhadap tindakan keperawatan. Klasifikasi ini terdiri dari:
perawatan total, parsial, dan mandiri. Menurut Gillies (1995) rata-rata pasien
membutuhkan perawatan sehari selama empat jam dengan rincian sebagai
berikut:

Self care: kurang dari 2 jam

Minimal care: 2 jam

Moderate care: 3,5 jam

Extensive care: 5-6 jam

Intensive care: 7 jam

Berdasarlan rincian tersebut maka ditetapkan tindakan keperawatan


diruangan perawatan untuk pasien dibagi dalam tiga kategori:

Keperawatan total: 6 jam

Keperawatan parsial: 4 jam

Keperawatan mandiri: 2 jam

Jumlah jam untuk tindakan keperawatan diatas dialokasikan untuk


tindakan bagi individu pasien selama 24 jam, tidak termasuk tindakan
keperawatan dalam bentuk kelompok dan ADL pasien.

Semua rincian waktu dan tindakan keperawatan diatas dibuatkan pedoman


tindakan dan jadwal aktivitas per masalah keperawatan per sistem klasifikasi
pasien. Diharapkan untuk selanjutnya perawat di ruang perawatan

44

Created for free by https://foxyutils.com


memiliki panduan yang jelas dalam pemberian tindakan keperawatan untuk
setiap pasien sesuai masalah keperawatan dan tingkat kebutuhan tindakan
keperawatannya. Pedoman tindakan keperawatan dibuat untuk tindakan
kepada pasien baik secara individual, kelompok, maupun yang terkait dengan
aktivitas kehidupan sehari-hari (ADL). Dengan adanya rincian kebutuhan
waktu, diharapkan setiap perawat memiliki jadwal kegiatan harian untuk
pasien masing-masing sehingga waktu kerja perawat menjadi lebih efektif dan
efisien.

5. Evaluasi

Pada tahap ini perawat mengkaji respon klien terhadap intervensi


keperarwatan dan kemudian membandingkan respon tersebut dengan standar.
Standar ini sering disebut sebagai “outcome criteria” perawat menilai sejauh
mana tujuan atau hasil keperawatan telah tercapai. Selanjutnya semua
tindakan keperawatan yang telah dilakukan oleh perawat didokumentasikan
dalam format implementasi dan dievaluasi dengan menggunakan pendekatan
SOAP (subjective, objective, analyses, planning). Disamping itu terkait
dengan pendekatan SOAP setiap kali selesai berinteraksi dengan pasien,
perawat memberikan penugasan atau kegiatan yang terkait dengan tindakan
keperawatan yang telah dilakukan sebagai tindak lanjut. Penugasan atau
kegiatan ini dimasukkan kedalam jadwal aktivitas pasien dan diklasifikasikan
apakah tugas tersebut dilakukan secara mandiri (M), dengan bantuan sebagian
(B), atau dengan bantuan total (T). Setiap hari kemampuan melakukan tugas
atau aktivitas ini dievaluasi.

LATIHAN

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


1. Kegiatan dilakukan oleh seorang perawat pada tahap pengkajian
adalah….
45

Created for free by https://foxyutils.com


A. Mengumpulkan Data
B. Validasi Data
C. Organisasi data
D. Analisa Data
2. Bila dilihat dari tipe/jenis data, maka data dibagi ke dalam data
subyektif dan data objektif. Yang termasuk data Objektif adalah….
A. Pucat
B. Konjungtiva anemis
C. Tekanan darah 90/60 mmhg
D. Pusing

3, Yang termasuk ke dalam data subyektif adalah….


A. Berat badan turun 2kg
B. Tidak nafsu makan
C. Porsi makanan habis 1/4 porsi
D. Mual
4. Pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan menggunakan
stetoskop untuk mendengarkan berbagai bunyi/suara dalam tubuh
disebut….
A. Inspeksi
B. Auskultasi
C. Palpasi
D. Perkusi
5 Bukan komponen diagnosa keperawatan adalah….
A. Problem
B. Etiologi
C. Sindrom
D. Symptom
6. Jika perawat menentukan diagnosa keperawatan “gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang kurang”. Diagnosa ini termasuk
diagnosa ….
A. Actual
B. Resiko
C. Sejahtera
D. Kemungkinan
7. Dari kasus diatas yang menjadi etiologinya adalah….
A. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
B. Intake yang kurang
C. Tidak nafsu makan

46

Created for free by https://foxyutils.com


D. Mual

8. Kegiatan yang dilakukan oleh seorang perawat pada tahap


pelaksanaan atau implementasi adalah….
A. Memprioritaskan masalah
B. Menentukan tujuan
C. Memilih strategi keperawatan
D. Melaksanakan rencana keperawatan
9. Saat perawat merawat seorang pasien dengan kondisi terpasang
sonde, menggunakan nasal canule, menggunakan dower kateter,
tidak mampu melakukan aktivitas maka waktu yang dipergunakan
perawat untuk merawat pasien tersebut menurut Gillies adalah….
A. 1 jam per shif
B. 2 jam per shif
C. 3 jam per shif
D. 4 jam per shif
10. Bila pasien dirawat dalam rangkat persiapan operasi (Fibro
Adenoma Mamae) maka waktu yang digunakan perawat bersama
pasien adalah ….
A. 15 menit per shif
B. 20 menit per shif
C. 30 menit per shif
D. 40 menit per shif

Kunci JawabanTes

No JAWABAN
1 D
2 B
3 A
4 B
5 B
6 A
7 A
8 A
9 C
10 D

47

Created for free by https://foxyutils.com


RAN GKUM AN

RINGKASAN

1. Pasien yang didefinisikan sebagai pelanggan dan membutuhkan perawatan


merupakan penerima pelayanan keperawatan (Timby & Lewis, 1992). Dalam era
kesegajatan yang menyebabkan derasnya arus informasi yang diterima oleh pasien
khususnya tentang keperawatan, juga dengan meningkatnya level pendidikan rata-rata
pasien mengakibatkan kebutuhan pasien akan pelayanan keperawatan meningkat
pula. Sebagai akibatnya perawat perlu menata kembali kinerja dan pelayanan yang
diberikan kepada pasien. Disamping itu, pendidikan kesehatan keluarga juga sangat
diperlukan karena dapat mengurangi kebosanan dan reaksi negatif keluarga (Ostwald,
et al, 1999) dan meningkatkan kepuasan keluarga (Brooker, 1991)
2. Asuhan keperawatan dibuat oleh perawat merupakan salah satu usaha untuk
menjawab tantangan perkembangan kebutuhan diatas. Walaupun diakui masih banyak
yang perlu direvisi dan ditata ulang, namun setidaknya apa yang telah dilakukan ini
dapat membantu pemberian asuhan keperawatan yang prima bagi „customer‟ yang
dalam hal ini adalah pasien.

3. Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu metode
pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional, sehingga diharapkan keduanya
dapat saling menopang. Sebagaiman proses keperawatan, dalam manajemen
keperawatan terdiri dari pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi hasil. Karena manajemen keperawatan mempunyai
kekhususan terhadap mayoritas tenaga daripada seorang pegawai, maka setiap tahapan
didalam proses manajemen lebih rumit dibandingkan proses keperawatan

48

Created for free by https://foxyutils.com


TES FORM AT IF

1. Jelaskan apa yang dimaksud manajemen asuhan keperawatan?


2. Jelaskan apakah yang dimaksudn proses keperawatan dalam manajemen keperawatan
3. Sebutkan 5 tahapan proses keperawatan yang harus anda lakukan dalam
melakukan pengelolaan pasien.

Petunjuk Jawaban latihan


1. Lihat kembali uraian tentang manajemen asuhan keperawatan
2. Lihat kembali tentang proses keperawatan
3. Lihat 5 tahapan proses keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Asmuji. 2012. Manajemen Keperawatan. Ar-Ruzz Media: Yogyakarta

Cherie, Amsale., Ato Berhane Gebrekidan. 2013.Kepemimpinan dan


Manajemen Keperawatan. Imperium: Yogyakarta

Gillies, DA., (1999) Nursing Manajemen: A System Approach, Philadelphia: WB


Saunders Company.

Gipson, (1997) Organisasi terjemahan, Erlangga, Jakarta


Kurniadi, Anwar. 2013. Manajemen Keperawatan dan Prospektifnya. Badan Penerbit
FKUI: Jakarta

49

Created for free by https://foxyutils.com


McMahon, Rosemary., Elizabeth Barton., Maurice. 1999. Manajemen Pelayanan
Kesehatan Primer. Tejemahan oleh Poppy Kumala. Penerbit Buku Kedokteran
EGC: Jakarta

Stolte, Karen M.2004. Diagnosa Keperawatan Sejahtera. Terjemahan oleh Eni Noveastari.
Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta

Siagian PS, (2002) Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Penerbit Bumi Aksara

Sitorus, Ratna. (2006) Model Praktek Keperawatan Profesional, Edisi pertama, Jakarta

, EGC

-------------------(2006) Model Praktek Keperawatan Profesional, Panduan


Implementasi , Edisi pertama, Jakarta , EGC

Swansberg,RC & Swansberg RJ ( 1999) Introductory manajemen and leadership for


nurses: an interactive text, Second edition., Boston : Jones and Bartlett
Publishers.

Tappen, RM, (1998), Essentials of Leadership and Management, Philadelphia: FA


Davis Company

Tappen GR (2001) Nursing Leadership and Management Consep and Practice , 4 th ed, FA
Davis, Philadelphia

Wijono, D (2000) Manajemen mutu pelayanan kesehatan, Teori strategi dan aplikasi,
Cetakan kedua, Surabaya

50

Created for free by https://foxyutils.com


Kegiatan Belajar : 4

Timbang Terima Pasien


100 Menit

PENDAH U LU AN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Capaian Pembelajaran, dan Petujuk Belajar

Deskripsi Singkat.
Setelah saudara menyelesaikan kegiatan belajar tentang Manajemen Asuhan
keperawatan, maka pada pokok bahasan berikutnya ,diharapkan saudara dapat memahami
tentang timbang terima /Handover yaitu merupakan kegiatan perawat yang dilakukan pada
waktu pergantian shift jaga, dimana terjadi perpindahan atau transfer tanggung jawab pasien
dari perawat yang satu ke perawat yang lain.
Adapun tujuan dari timbang terima adalah menyediakan waktu, informasi yang akurat
tentang rencana perawatan pasien, terapi, kondisi terbaru dan perubahan yang akan terjadi
dan antisipasinya.

Capaian Pembelajaran:
1. Mahasiswa menguasai konsep timbang terima shift jaga dalam manajemen asuhan
keperawatan.
2. Mahasiswa mampu melakukan prosedur dan metoda timbang trima/shift jaga sesuai
dengan SOP masing2 tatanan pelayanan keperawatan.

Petunjuk Belajar:
1. Mahasiswa berdoa sebelum mulai pembelajaran.
2. Mahasiswa wajib membaca Modul yang telah disiapkan.
3. Mahasiswa wajib menyelesaikan semua topik pembelajaran secara sistematis
sesuai dengan rencana pembelajaran semester (RPS).
4. Mahasiswa wajib mengerjakan latihan yang ada pada modul disetiap akhir
topic pembelajaran.
5. Bila ada kesulitan yang saudara hadapi selama pembelajaran modul, dapat
didiskusikan dengan teman atau dosen pengampu mata kuliah manajemen
keperawatan.
51

Created for free by https://foxyutils.com


TUJUAN PEMBELAJARAN
s

Setelah selesai mengikuti pembelajaran tentang konsep timbang terima/ handover


dalam manajemen asuhan keperawatan, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Memahami konsep timbang terima/handover di tatanan pelayan keperawatan.
2. Mahasiswa dapat melakukan kegiatan/prosedur dan metoda timbang terima/handover
sesuai dengan SOP masing2 tatanan pelayanan keperawatan.

URAIAN MATERI

TIMBANG TERIMA PASIEN.

A. Pengertian

Timbang terima memiliki beberapa istilah lain. Beberapa istilah itu diantaranya
handover, handoffs, shift report, signout, signover dan cross coverage. Handover
adalah komunikasi oral dari informasi tentang pasien yang dilakukan oleh perawat pada
pergantian shift jaga. Friesen (2008) menyebutkan tentang definisi dari handover adalah
transfer tentang informasi (termasuk tanggungjawab dan tanggunggugat) selama
perpindahan perawatan yang berkelanjutan yang mencakup peluang tentang pertanyaan,
klarifikasi dan konfirmasi tentang pasien. Handoffs juga meliput i mekanisme transfer
informasi yang dilakukan, tanggungjawab utama dan kewenangan perawat dari perawat
sebelumnya ke perawat yang akan melanjutnya perawatan.

Nursalam (2008), menyatakan timbang terima adalah suatu cara dalam


menyampaikan sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Handover
adalah waktu dimana terjadi perpindahan atau transfer tanggungjawab tentang pasien
dari perawat yang satu ke perawat yang lain. Tujuan dari handover adalah
menyediakan waktu, informasi yang akurat tentang rencana perawatan pasien, terapi,
kondisi terbaru, dan perubahan yang akan terjadi dan antisipasinya.
52

Created for free by https://foxyutils.com


B. Tujuan Timbang Terima
1. Menyampaikan masalah, kondisi, dan keadaan klien (data fokus).
2. Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan kepada klien.
3. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu segera ditindaklanjuti oleh dinas
berikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.

Timbang terima (handover) memiliki tujuan untuk mengakurasi, mereliabilisasi


komunikasi tentang tugas perpindahan informasi yang relevan yang digunakan untuk
kesinambungan dalam keselamatan dan keefektifan dalam bekerja.

Timbang terima (handover) memiliki 2 fungsi utama yaitu:


a. Sebagai forum diskusi untuk bertukar pendapat dan mengekspresikan perasaan
perawat.
b. Sebagai sumber informasi yang akan menjadi dasar dalam penetapan keputusan
dan tindakan keperawatan.

C. Langkah-langkah dalam Timbang Terima


1. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap.
2. Shift yang akan menyerahkan perlu menyiapkan hal-hal yang akan disampaikan.
3. Perawat primer menyampaikan kepada perawat penanggung jawab shift
selanjutnya meliputi:
a. Kondisi atau keadaan pasien secara umum
b. Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
c. Rencana kerja untuk dinas yang menerima laporan
4. Penyampaian timbang terima diatas harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-
buri.
5. Perawat primer dan anggota kedua shift bersama-sama secara langsung melihat
keadaan pasien. (Nursalam, 2002)

53

Created for free by https://foxyutils.com


D. Prosedur dalam Timbang Terima
1. Persiapan
a. Kedua kelompok dalam keadaan siap.
b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.
2. Pelaksanaan
Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-masing
penanggung jawab:

a. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift atau operan.


b. Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima
dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah
keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan serta
hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan.
c. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap
sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada
perawat yang berikutnya.
d. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
1) Identitas klien dan diagnosa medis.
2) Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul.
3) Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan.
4) Intervensi kolaborasi dan dependen.
5) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan
selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan
penunjang lainnya, persiapan untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang
tidak dilaksanakan secara rutin.
e. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi, tanya
jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas Penyampaian
pada saat timbang terima secara singkat dan jelas
f. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada
kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci.
g. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada buku laporan

54

Created for free by https://foxyutils.com


ruangan oleh perawat (Nursalam, 2002).

Timbang terima memiliki 3 tahapan yaitu:


a. Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan melimpahkan tanggungjawab.
Meliputi faktor informasi yang akan disampaikan oleh perawat jaga
sebelumnya.

b. Pertukaran shift jaga, dimana antara perawat yang akan pulang dan datang
melakukan pertukaran informasi. Waktu terjadinya operan itu sendiri yang berupa
pertukaran informasi yang memungkinkan adanya komunikasi dua arah antara
perawat yang shift sebelumnya kepada perawat shift yang datang.

c. Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang tanggung jawab
dan tugas yang dilimpahkan. Merupakan aktivitas dari perawat yang menerima
operan untuk melakukan pengecekan data informasi pada medical record atau
pada pasien langsung.

E. Metode dalam Timbang Terima


1. Timbang terima dengan metode tradisional
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kassesan dan Jagoo (2005) di sebutkan
bahwa operan jaga (handover) yang masih tradisional adalah:

a. Dilakukan hanya di meja perawat.


b. Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan munculnya
pertanyaan atau diskusi.
c. Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan kondisi secara umum.
d. Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga, sehingga proses
informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status kesehatannya tidak up to date.

2. Timbang terima dengan metode bedside handover


Menurut Kassean dan Jagoo (2005) handover yang dilakukan sekarang sudah
menggunakan model bedside handover yaitu handover yang dilakukan di samping
tempat tidur pasien dengan melibatkan pasien atau keluarga pasien secara langsung
untuk mendapatkan feedback. Secara umum materi yang disampaikan dalam proses
55

Created for free by https://foxyutils.com


operan jaga baik secara tradisional maupun bedside handover tidak jauh berbeda,
hanya pada handover memiliki beberapa kelebihan diantaranya:
a. Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan terkait kondisi
penyakitnya secara up to date.
b. Meningkatkan hubungan caring dan komunikasi antara pasien dengan perawat.
c. Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada kondisi pasien
secara khusus.
Bedside handover juga tetap memperhatikan aspek tentang kerahasiaan pasien jika
ada informasi yang harus ditunda terkait adanya komplikasi penyakit atau persepsi
medis yang lain

Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan diantaranya:

a. Menggunakan Tape recorder


Melakukan perekaman data tentang pasien kemudian diperdengarkan kembali
saat perawat jaga selanjutnya telah datang. Metode itu berupa one way
communication.

b. Menggunakan komunikasi Oral atau spoken


Melakukan pertukaran informasi dengan berdiskusi.
c. Menggunakan komunikasi tertulis –written
Melakukan pertukaran informasi dengan melihat pada medical record
saja atau media tertulis lain.
Berbagai metode yang digunakan tersebut masih relevan untuk dilakukan bahkan
beberapa rumah sakit menggunakan ketiga metode untuk dikombinasi.

Menurut Joint Commission Hospital Patient Safety, menyusun pedoman


implementasi untuk timbang terima, selengkapnya sebagai berikut:
1. Interaksi dalam komunikasi harus memberikan peluang untuk adanya
pertanyaan dari penerima informasi tentang informasi pasien.
2. Informasi tentang pasien yang disampaikan harus up to date meliputi terapi,
pelayanan, kodisi dan kondisi saat ini serta yang harus diantipasi.
3. Harus ada proses verifikasi tentang penerimaan informasi oleh perawat

56

Created for free by https://foxyutils.com


penerima dengan melakukan pengecekan dengan membaca, mengulang atau
mengklarifikasi.
4. Penerima harus mendapatkan data tentang riwayat penyakit, termasuk perawatan
dan terapi sebelumnya.
5. Handover tidak disela dengan tindakan lain untuk meminimalkan kegagalan
informasi atau terlupa.
F. Faktor-faktor dalam Timbang Terima
1. Komunikasi yang objective antar sesama petugas kesehatan.
2. Pemahaman dalam penggunaan terminology keperawatan.
3. Kemampuan menginterpretasi medical record.
4. Kemampuan mengobservasi dan menganalisa pasien.
5. Pemahaman tentang prosedur klinik.

G. Efek Timbang Terima dalam Shift Jaga


Timbang terima atau operan jaga memiliki efek-efek yang sangat mempengaruhi diri
seorang perawat sebagai pemberi layanan kepada pasien. Efek-efek dari shift kerja
atau operan adalah sebagai berikut:

1. Efek Fisiologi
Kualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif tidur malam, banyak gangguan dan
biasanya diperlukan waktu istirahat untuk menebus kurang tidur selama kerja malam.
Menurunnya kapasitas fisik kerja akibat timbulnya perasaan mengantuk dan lelah.
Menurunnya nafsu makan dan gangguan pencernaan.

2. Efek Psikososial
Efek ini berpengeruh adanya gangguan kehidupan keluarga, efek fisiologis hilangnya
waktu luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi dengan teman, dan mengganggu
aktivitas kelompok dalam masyarakat. Saksono (1991) mengemukakan pekerjaan
malam berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat yang biasanya dilakukan
pada siang atau sore hari. Sementara pada saat itu bagi
pekerja malam dipergunakan untuk istirahat atau tidur, sehingga tidak dapat

57

Created for free by https://foxyutils.com


berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut, akibat tersisih dari lingkungan
masyarakat.

3. Efek Kinerja
Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh efek fisiologis
dan efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan kemampuan
mental menurun yang berpengaruh terhadap perilaku kewaspadaan pekerjaan
seperti kualitas kendali dan pemantauan.

4. Efek Terhadap Kesehatan


Shift kerja menyebabkan gangguan gastrointestinal, masalah ini cenderung terjadi
pada usia 40-50 tahun. Shift kerja juga dapat menjadi masalah terhadap
keseimbangan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes.

5. Efek Terhadap Keselamatan Kerja


Survei pengaruh shift kerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja yang
dilakukan Smith et. Al (dalam Adiwardana, 1989), melaporkan bahwa frekuensi
kecelakaan paling tinggi terjadi pada akhir rotasi shift kerja (malam) dengan rata-
rata jumlah kecelakaan 0,69 % per tenaga kerja. Tetapi tidak semua penelitian
menyebutkan bahwa kenaikan tingkat kecelakaan industri terjadi pada shift malam.
Terdapat suatu kenyataan bahwa kecelakaan cenderung banyak terjadi selama shift
pagi dan lebih banyak terjadi pada shift malam.

H. Dokumentasi dalam Timbang Terima


Dokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam komunikasi
keperawatan. Hal ini digunakan untuk memvalidasi asuhan keperawatan, sarana
komunikasi antar tim kesehatan, dan merupakan dokumen pasien dalam pemberian
asuhan keperawatan. Ketrampilan dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat
untuk mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatan lainnya dan menjelaskan apa
yang sudah, sedang, dan akan dikerjakan oleh perawat. Yang perlu di dokumentasikan
dalam timbang terima antara lain:

a. Identitas pasien.
b. Diagnosa medis pesien.
58

Created for free by https://foxyutils.com


c. Dokter yang menangani.
d. Kondisi umum pasien saat ini.
e. Masalah keperawatan.
f. Intervensi yang sudah dilakukan.
g. Intervensi yang belum dilakukan.
h. Tindakan kolaborasi.
i. Rencana umum dan persiapan lain.
j. Tanda tangan dan nama terang.

Manfaat pendokumentasian adalah:


a. Dapat digunakan lagi untuk keperluan yang bermanfaat.
b. Mengkomunikasikan kepada tenaga perawat dan tenaga kesehatan lainnya tentang
apa yang sudah dan akan dilakukan kepada pasien.
c. Bermanfaat untuk pendataan pasien yang akurat karena berbagai informasi
mengenai pasien telah dicatat (Suarli & Yayan B, 2009).

59

Created for free by https://foxyutils.com


I. Skema Timbang Terima

Pasien

Diagnosa medis Diagnosa


masalah keperawatan

Rencana
tindakan

Yang telah Yang akan


dilakukan dilakukan
Perkembangan
keadaan
pasien

Masalah: teratasi

,Belum teratasi,

Sebagian teratasi

Gambar 2.1 : Skema timbang terima


(Nursalam, 2008)

60

Created for free by https://foxyutils.com


J. Mekanisme Kegiatan Timbang Terima

Tabel 3.1 : Mekanisme kegiatan timbang


terima

TAHAP KEGIATAN WAKTU TEMPAT PELAKSANA

Pra Timbang a. Kedua kelompok dinas sudah 10 menit Nurse Kar


Terima siap dan berkumpul di Nurse Station u PP
Station PA
b. Karu mengecek kesiapan
timbang terima tiap PP
c. Kelompok yang akan bertugas
menyiapkan catatan (Work
Sheet), PP yang akan
mengoperkan, menyiapkan
buku timbang terima &
nursing kit
d. Kepala ruangan membuka
acara timbang terima
dilanjutkan dengan doa.

61

Created for free by https://foxyutils.com


Pelaksanaa PP dinas pagi melakukan 20 menit Nurse Kar
n Timbang timbang terima kepada PP dinas Station u PP
Terima sore. Hal-hal yang perlu PA
disampaikan PP pada saat
timbang terima :
1. Identitas klien dan diagnosa
medis termasuk hari rawat
keberapa atau post op hari
keberapa.
2. Masalah keperawatan.
3. Data yang mendukung.
4. Tindakan keperawatan yang
sudah/belum dilaksanakan.
5. Rencana umum yang perlu
dilakukan: Pemeriksaan
penunjang, konsul, prosedur
tindakan tertentu.
Disamping
6. Karu membuka dan memberi tempat tidur
salam kepada klien, PP pagi klien
menjelaskan tentang klien, PP
sore mengenalkan anggota
timnya dan melakukan validasi
data.
7. Lama timbang terima setiap
klien kurang lebih 5 menit,
kecuali kondisi khusus yang
memerlukan keterangan lebih
rinci.
Post timbang Klarifikasi hasil validasi data 5 menit Nurse Kar
terima oleh PP sore. station u PP
PA
1. Penyampaian alat- alat
kesehatan
2. Laporan timbang terima
ditandatangani oleh kedua PP
dan mengetahui Karu (kalau
pagi saja).
4. Reward Karu terhadap perawat
yang akan dan selesai
bertugas.
5. Penutup oleh karu.

62

Created for free by https://foxyutils.com


Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift.
2. Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab atau penanggung
3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas
4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan
menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan
pasien.
5. Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien.
6. Pada saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume yang
cukup sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang
rahasia bagi klien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak
dibicarakan secara langsung di dekat klien.
7. Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut dan shock
sebaiknya dibicarakan di nurse station (Nursalam, 2008).

K. Evaluasi dalam Timbang Terima

a. Evaluasi Struktur
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara
lain : Catatan timbang terima, status klien dan kelompok shift timbang terima. Kepala
ruangan memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada pergantian shift
yaitu pagi ke sore. Sedangkan kegiatan timbang terima pada shift sore ke malam
dipimpin oleh perawat primer.

b. Evaluasi Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh seluruh
perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat primer malam
menyerahkan ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti shift. Timbang
terima pertama dilakukan di nurse station kemudian ke bed klien dan kembali lagi
ke nurse station. Isi timbang terima mencakup jumlah klien, masalah keperawatan,
intervensi yang sudah dilakukan dan yang belum dilakukan serta pesan khusus bila
63

Created for free by https://foxyutils.com


ada. Setiap klien dilakukan timbang terima tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi
ke klien.

c. Evaluasi Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat dapat
mengetahui perkembangan klien. Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik

LATIHAN

Baiklah, setelah saudara mempelajari modul ini dengan baik, selanjutnya silahkan saudara
latihan dengan menjawab beberapa pertanyaan dibawah ini:
1. Jelaskan manfaat dilakukannya timbang terima dalam manajemen asuhan keperawatan?
2. Bagaiman langkah-langkah yang perlu dilakukan saat timbang terima ?
3. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan saat timbang terima pasien bagi perawat shift
jaga

R AN G KU M AN

Timbang terima/handover merupakan tehnik atau cara untuk menyampaikan dan menerima
sesuatu ( laporan ) yang berkaitan dengan keadaan pasien.dalam timbang terima dapat
menyampaikan hal-hal yang penting yang perlu ditindak lanjuti oleh perawat pada shift
berikutnya. Perawat yang bertanggung jawab kepa pasien , melaporkan langsung kepada
perawat penanggung jawab berikutnya dengan mengkaji secara konfrehensif masalah,
kebutuhan perawatan pasien, serta tindakan yang telah dan akan dilaksanakan oleh petugas
shift jaga berikutnya.

T E S F O R M AT I F

Pilih satu jawaban yang paling tepat dengan member tanda sialng (X)
1. Kepala ruang , pagi ini akan melakuakn timbang terima, kedua kelompok shift jaga
sudah siap. Perawat penanggung jawab menyampaikan identitas klien dan diagnose
64

Created for free by https://foxyutils.com


medis, masalah keperawatan, data focus pasien. Tindakan selanjutnya yang akan
disampaikan perawat penanggung jawab pasien adalah…
a. Tindakan keperawatan yang sudah dan yang belum dilaksanakan.
b. Intervensi kolaboratif dan dependensi.
c. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakuakn dalam kegiatan
selanjutnya.
d. Klarifikasi ,Tanya jawab terkait dengan hal-hal yang disampaikan.
e. Kunjungan keruangan pasien
2. Setelah petugas dinas malam seluruhnya datang, maka perawat yang di Nurse
station akan melakukan timbanmg terima di ruangan pasien, menurut saudara siapa
yang akan meminpin kegiatan tersebut?
a. Kepala ruang (Ka.Ru).
b. Pertawat Primer.
c. Perawat pelaksana.
d. Dokter penanggung jawab pasien.
e. Ka Bidang Perawatan
3. Di nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan
mengkaji secara komprehensif hal-hal yg berkaitan dengan masalah keperawatan
pasien. Dibawah ini yang bukan merupakan tujuan timbang terima/handover
adalah…
a. Menyampaikan masalah , kondisi, keadaan klien( data focus).
b. Menyampaikan hal-hal yang sudah atau yang belum dilaksanakan dalam
asuhan keperawatan.
c. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
d. Sebagai forum diskusi untuk bertukar pendapat dalam mengatasi masalah
pasien.
e. Melakukan pencatatan keadaan pasien
4. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift jaga, bagian yang termasuk
dalam bagian prosedur timbang terima/handover yang mana:
a. Persiapan.
b. Pembukaan.
c. Pelaksanaan.
d. Pertukaran shift
e. Penutupan shift dengan doa

5. Dalam timbang terima/handover ,kedua kelompok dalam keadaan siap, dan


kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan, hal ini termasuk dalam
bagian prosedur timbang terima/handover yang mana?
a. Persiapan.
65

Created for free by https://foxyutils.com


b. Pembukaan.
c. Pelaksanaan.
d. Diskusi masalah pasien
e. Pertukaran shift jaga

Kunci Jawaban:
1. A
2. B.
3. D.
4. C.
5. A.

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan R.I.2016. Modul Manajemen Keperawatan Dalam


Praktek Keperawatan, Kemenkes RI.Pusdik SDM Kesehatan. Badan Pengembangan Dan
Pemberdayaan SDM Kesehatan.
Nursalam, 2015, Manajemen Keperawatan, Aplikasi dalam praktek keperawatan
professional Edisi 5 Jakarta, Salemba Medika.
Gillies, D.A.(1999), Nursing Manajemen: A system Approach,
Philadelphia.WB,Saunders Company

66

Created for free by https://foxyutils.com


Kegiatan Belajar 5
MANAJEMEN KONFLIK, KOLABORASI
DAN NEGOSIASI
100 Menit

P NDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Capaian Pembelajaran, dan Petujuk Belajar
A. DESKRIPSI
Bab ini membahas materi tentang pengertian manajemen konflik, Sumber konflik, kategori
konflik, proses konflik, penyelesaian konflik, Pengertian negoisasi/kolaborasi, langkah
langkah melakukan kolaborasi dan kunci sukses negoisasi. Kegiatan mahasiswa menangggapi
pertanyaan yang diberikan oleh dosen. Materi ini merupakan materi dasar yang harus dikuasai
oleh mahasiswa untuk meningkatkan pengetahuan tentang manajemen konflik dan Negoisasi
atau Kolaborasi sehingga mempermudah pemahaman untuk materi berikutnya.

B. RELEVANSI
Relevansi Manajemen Konfik, Negoisasi dan Kolaborasi adalah Konflik merupakan hal yang
tidak dapat dihindari dalam suatu organisasi, jika konflik dapat dikelola dengan baik, maka
dapat menghasilkan suatu penyelesaian yang kreatif dan berkualitas, sehingga berdampak
terhadap peningkatan kepuasan perawat ataupun pasien. Di sini peran manajer sangat penting
dalam mengelola konflik, salah satunya adalah dengan kolaborasi dan negoisasi. Pengetahuan
dan pemahaman tentang manajem konflik, negoisasi dan Kolaborasi ini sangat penting terkait
dengan tugas-tugas Anda dalam melakukan asuhan keperawatan dan dalam melakukan
hubungan profesional dengan tim kesehatan lainnya.

67

Created for free by https://foxyutils.com


C. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti materi ini mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan tentang pengertian Manajemen Keperawatan
2. Mengidentifikasi sumber konflik
3. Membedakan kategoro konflik
4. Menguraikan proses konflik
5. Mengetahui Starategi penyelesaian konflik
6. Menjelaskan negoisasi atau kolaborsi
7. Mengetahui kunci sukses negoisasi atau kolaborasi

D. PETUNJUK BELAJAR
Untuk memudahkan Anda mengikuti proses pembelajaran dalam Bab ini, maka Akan lebih
mudah bagi Anda untuk mengikuti langkah-langkah belajar sebagai berikut:
1. Pahami lebih dulu kepentingan dan manfaat manajemen konflik, negoisasi dan kolaborasi
dalam aktivitas sehari-hari Anda sebagai manusia dan calon perawat.
2. Pelajari secara berurutan kegiatan belajar di Bab ini.
3. Baca dengan seksama materi yang disampaikan.
4. Kerjakan latihan-latihan / tugas-tugas terkait dengan materi yang dibahas dan diskusikan
dengan teman Anda atau fasilitator / tutor pada saat kegiatan tatap muka.
5. Jika anda mengalami kesulitan diskusikan dengan teman Anda dan konsultasikan kepada
fasilitator.
6. Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam mempelajari materi dalam Bab ini
tergantung dari kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan. Untuk itu belajarlah dan
berlatih secara mandiri atau berkelompok dengan teman sejawat Anda

68

Created for free by https://foxyutils.com


TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Pembelajaran pada Bab ini adalah :


1. Mahasiswa memahami Manajemen konflik
2. Mahasiswa mampu memahami Negoisasi atau Ko laborasi

URAI AN M ATERI

1 . M ANA J EM E N K O NFL IK

A. Pengertian
Konflik adalah perselisihan internal yang dihasilkan dari perbedaan ide, nilai-nilai, dan
perasaan antara dua orang atau lebih (Marquis & Huston, 1996 dalam Hendel dkk,
2005). Menurut Kazimoto (2013), konflik adalah adanya perselisihan yang terjadi
ketika tujuan, keinginan, dan nilai bertentangan terhadap individu atau kelompok.
B. Sumber Konflik
Menurut Nursalam (2014), Beberapa sumber konflik dalam organisasi dapat
disebabkan oleh beberapa hal berikut.
1. Keterbatasan sumber daya.
2. Perbedaan tujuan.
3. Ketidakjelasan peran.
4. Hubungan dalam pekerjaan.
5. Perbedaan antar individu.
6. Masalah organisasi.
7. Masalah dalam komunikasi
C. Jenis Konflik
Menurut Rigio (2003) jenis-jenis konflik yang ada antara lain konflik intrapersonal,
konflik interpersonal, konflik intra kelompok dan konflik antar kelompok.
1. Konflik Intrapersonal
69

Created for free by https://foxyutils.com


Konflik intrapersonal adalah konflik yang terjadi pada individu sendiri. Keadaan ini
merupakan masalah internal untuk mengklasifikasinilai dan keinginan dari konflik
yang terjadi. Hal ini sering dimanifestasikan sebagai akibat dari kompetisi peran.
Misalnya seorang manajer mungkin merasa konflik intrapersonal dengan loyalitas
terhadap profesi keperawatan, loyalitas terhadap pekerjaan, dan loyalitas kepada
pasien.
2. Konflik Interpersonal
Konflik interpersonal terjadi antara dua orang atau lebih, dimana nilai, tujuan, dan
keyakinan berbeda. Konflik ini sering terjadi karena seseorang secara konstan
berinteraksi dengan orang lain sehingga ditemukan perbedaan-perbedaan. Sebagai
contoh seorang manajer sering mengalami konflik dengan teman sesame manajer,
atasan, dan bawahannya.
3. Konflik Intra kelompok
Konflik ini terjadi ketika seseorang didalam kelompok melakukan kerja berbeda
dari tujuan, dengan contoh seorang perawat tidak mendokumentasikan rencana
tindakan perawatan pasien sehingga akan mempengaruhi kinerja perawat lainnya
dalam satu tim untuk mencapai tujuan perawatan di ruangan tersebut.
4. Konflik Antar Kelompok
Konflik ini dapat timbul ketika masing-masing kelompok bekerja untuk mencapai
tujuan kelompoknya. Sumber konflik jenis ini adalah hambatan dalam mencapai
kekuasaan dan otoritas (kualitas jasa layanan), keterbatasan prasarana.

D. Strategi Penyelesaian Konflik


Menurut Nursalam (2014), Strategi penyelesaian konflik dapat dibedakan menjadi
enam macam.
1. Kompromi atau negosiasi.
Suatu strategi penyelesaian konflik di mana semua yang terlibat saling menyadari
dan sepakat pada keinginan bersama. Penyelesaian strategi ini sering diartikan
sebagai lose-lose situation. Kedua pihak yang terlibat saling menyerah dan
menyepakati hal yang telah dibuat. Di dalam manajemen keperawatan, strategi ini
sering digunakan oleh middle dan top manajer keperawatan.
70

Created for free by https://foxyutils.com


2. Kompetisi.
Strategi ini dapat diartikan sebagai win-lose situation. Penyelesaian ini menekankan
hanya ada satu orang atau kelompok yang menang tanpa mempertimbangkan yang
kalah. Akibat negatif dari strategi ini adalah kemarahan, putus asa, dan keinginan
untuk perbaikan di masa mendatang.
3. Akomodasi.
Istilah lain yang sering digunakan adalah cooperative situation. Konflik ini
berlawanan dengan kompetisi. Pada strategi ini, seseorang berusaha
mengakomodasi permasalahan, dan memberi kesempatan pada orang lain untuk
menang. Pada strategi ini, masalah utama yang terjadi sebenarnya tidak
terselesaikan. Strategi ini biasanya digunakan dalam politik untuk merebut kekuasaan
dengan berbagai konsekuensinya.
4. Smoothing.
Teknik ini merupakan penyelesaian konflik dengan cara mengurangi komponen
emosional dalam konflik. Pada strategi ini, individu yang terlibat dalam konflik
berupaya mencapai kebersamaan daripada perbedaan dengan penuh kesadaran dan
introspeksi diri. Strategi ini bisa diterapkan pada konflik yang ringan, tetapi tidak
dapat dipergunakan pada konflik yang besar, misalnya persaingan pelayanan/hasil
produksi.
5. Menghindar.
Semua yang terlibat dalam konflik, pada strategi ini menyadari tentang masalah
yang dihadapi, tetapi memilih untuk menghindar atau tidak menyelesaikan masalah.
Strategi ini biasanya dipilih bila ketidaksepakatan membahayakan kedua pihak,
biaya penyelesaian lebih besar daripada menghindar, atau perlu orang ketiga dalam
menyelesaikannya, atau jika masalah dapat terselesaikan dengan sendirinya.
6. Kolaborasi.
Strategi ini merupakan strategi win-win solution. Dalam kolaborasi, kedua pihak
yang terlibat menentukan tujuan bersama dan bekerja sama dalam mencapai suatu
tujuan. Oleh karena keduanya yakin akan tercapainya suatu tujuan yang telah
ditetapkan. Strategi kolaborasi tidak akan bisa berjalan bila kompetisi insentif
sebagai bagian dari situasi tersebut, kelompok yang terlibat tidak mempunyai
71

Created for free by https://foxyutils.com


kemampuan dalam menyelesaikan masalah, dan tidak adanya kepercayaan dari
kedua kelompok/seseorang (Bowditch dan Buono, 1994)

2. NEGOSISASI dan KOLABORASI


a. Pengertian
Negosiasi pada umumnya sama dengan kolaborasi. Pada organisasi, negosiasi juga
diartikan sebagai suatu pendekatan yang kompetitif (Marquis dan Huston, 1998).
Negosiasi sering dirancang sebagai suatu strategi menyelesaikan konflik dengan
pendekatan kompromi. Selama negosiasi berlangsung, berbagai pihak yang terlibat
menyerah dan lebih menekankan untuk mengakomodasi perbedaan-perbedaan antara
keduanya. Smeltzer (1991) mengidentifikasi dua tipe dasar negosiasi, yakni
kooperatif (setiap orang menang), dan kompetitif (hanya satu orang yang menang).
Satu hal yang penting dalam negosiasi adalah apakah ada salah satu atau kedua pihak
menghendaki adanya perubahan hubungan yang berlangsung dengan meningkatkan
hubungan yang lebih baik. Jika kedua pihak menghendaki adanya perbaikan
hubungan, maka akan muncul tipe kooperatif. Namun, jika hanya salah satu pihak
yang menghendaki perbaikan hubungan, maka yang muncul adalah tipe kompetitif.
Meskipun dalam negosiasi ada pihak yang menang dan kalah, sebagai negosiator
penting untuk memaksimalkan kemenangan kedua pihak untuk mencapai tujuan
bersama, meminimalkan kekalahan dengan membuat pihak yang kalah tetap dapat
tujuan bersama, dan membuat kedua belah pihak merasa puas terhadap hasil
negosiasi.
b. Langkah-Langkah Sebelum Melakukan Negoisasi
Langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum melaksanakan negosiasi adalah
sebagai berikut.
1) Mengumpulkan informasi tentang masalah sebanyak mungkin. Oleh karena
pengetahuan adalah kekuatan, semakin banyak informasi yang didapat, maka
semakin besar kemungkinan untuk menawarkan negosiasi.
2) Di mana manajer harus memulai. Oleh karena tugas manajer adalah melakukan
kompromi, maka mereka harus memilih tujuan yang utama. Tujuan tersebut
sebagai masukan dari tingkat bawah.
72

Created for free by https://foxyutils.com


3) Memilih alternatif yang terbaik terhadap sarana dan prasarana. Efisiensi dan
efektivitas penggunaan waktu, anggaran, dan pegawai yang terlibat perlu juga
diperhatikan oleh manajer.
4) Mempunyai agenda yang disembunyikan. Agenda tersebut adalah agenda
negosiasi alternatif yang akan ditawarkan jika negosiasi tidak dapat disepakati.

c. Strategi Dalam Melakukan Negoisasi


Menurut Nursalam, (2014) strategi dalam melakukan negoisasi adalah :
Lakukan
1) Jelaskan tujuan negosiasi, bukan posisinya. Pastikan bahwa Anda mengetahui
keinginan orang lain.
2) Perlakukan orang lain sebagai teman dalam penyelesaian masalah, bukan sebagai
musuh. Hadapi masalah yang ada, bukan orangnya.
3) Ingat, bahwa setiap orang mengharapkan penyelesaian yang dapat diterima, jika
Anda dapat menyajikan sesuatu dengan baik dan menarik.
4) Dengarkan baik-baik apa yang dikatakan dan apa yang tidak. Perhatikan gerakan
tubuhnya.
5) Lakukan sesuatu yang sederhana, tidak berbelit-belit.
6) Antisipasi penolakan.
7) Tahu apa yang dapat Anda berikan.
8) Tunjukkan beberapa alternatif pilihan.
9) Tunjukkan keterbukaan dan ketaatan jika orang lain sepakat terhadap pendapat
Anda.
10) Bersikaplah asertif, bukan agresif. 11. Hati-hati, Anda mempunyai suatu
kekuasaan untuk memutuskan. 12. Pergunakan gerakan tubuh, jika Anda
menyetujui atau tidak terhadap suatu pendapat. 13. Konsisten terhadap apa yang
Anda anggap benar.
Hindari
1) Sikap yang tidak baik, seperti sinis, kasar, dan menyepelekan.
2) Trik yang tidak baik, seperti manipulasi.
3) Distorsi.
73

Created for free by https://foxyutils.com


4) Tergesa-gesa dalam proses negosiasi.
5) Tidak berurutan.
6) Membuat hanya satu pilihan.
7) Memaksakan kehendak.
8) Berusaha menekankan pada satu pendapat.

LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan soal kasus
berikut :
Kasus
Seorang Perawat, sebelumnya bekerja di puskesmas, karena sesuatu hal perawat tersebut
dimutasi di RS dan diberikan tugas untuk mengelola bangsal keperawatan Anak. Perawat ini
tidak tahu apa yang harus dilakukan karena tidak menguasai bagaimana melakukan asuhan
keperawatan pada Anak, sehingga perawat tersebut mengajukan keberatan. Sebagai manajer,
Anda menilai bahwa perawat tersebut orang yang kompeten terhadap tugas yang diberikan.
Dalam situasi tersebut, Anda mengalami konflik personal dan profesional.
Pertanyaan
Pilihlah strategi penyelesaian konflik yang sesuai berdasarkan hasil analisis data dan identifikasi
masalah, kemudian susun rencana solusi yang Anda tawarkan?

AN GKUM AN

Konflik adalah perselisihan internal yang dihasilkan dari perbedaan ide, nilai nilai, keyakinan,
dan perasaan antara dua orang atau lebih. Seorang manajer memiliki peran yang besar dalam
mengelola konflik yang konstruktif dalam pengembangan, peningkatan, dan produktivitas suatu
organisasi. Strategi penyelesaian konflik yang dilakukan adalah : kompromi atau negoisasi,
kompetisi, akomodasi, smooting, menghindar dan kolaborasi. Negosiasi sering disebut juga
74

Created for free by https://foxyutils.com


Kolaborasi dimana dirancang sebagai suatu strategi menyelesaikan konflik dengan pendekatan
kompromi. Selama negosiasi berlangsung, berbagai pihak yang terlibat menyerah dan lebih
menekankan untuk mengakomodasi perbedaan-perbedaan antara keduanya.

TES FORMATIF

1. Kemampuan dalam menyelesaikan suatu perselisihan/perjuangan yang timbul bila


keseimbangan antara perasaan, pikiran, hasrat dan perilaku seseorang terancam
merupakan definisi dari …
A. Manajemen konflik
B. Manajemen keperawatan
C. Kepuasan kerja
D. Kepuasan pelanggan
E. Komitmen organisasi

2. Dibawah ini yang tidak termasuk dalam tipe-tipe konflik…


A. Konflik horisontal
B. Konflik vertical
C. Diluar kelompok
D. Antar pribadi
E. Antar Kelompok
3. Konflik antara pimpinan dan anak buah
A. Konflik horisontal
B. Konflik vertical
C. Diluar kelompok
D. Antar pribadi
E. Antar Kelompok
4. Konflik antara staf dengan staf yang lain, ada hubungannnya dengan keahlian dan
otoritas

75

Created for free by https://foxyutils.com


A. Konflik horisontal
B. Konflik vertical
C. Diluar kelompok
D. Antar pribadi
E. Antar Kelompok
5. Suatu perselisihan yang timbul bila 2 atau lebih kelompok berkonflik dengan tujuan yang
berlawanan
A. Konflik horisontal
B. Konflik vertical
C. Diluar kelompok
D. Antar pribadi
E. Antar Kelompok
6. Suatu perselisihan yang melibatkan dua atau lebih orang yang bertindak sebagai
pendukung kelompok kelompok yang berbeda beda
A. Konflik horisontal
B. Konflik vertical
C. Diluar kelompok
D. Antar pribadi
E. Antar kelompok
7. Penyelesaian konflik dengan win – win Outcome, yaitu duduk bersama melakukan kerja
yang berorientasi pada hasil dengan memberikan pembagian kerja bagi yang berkonflik
sesuai dengan yang diinginkan yang berkonflik, adalah penyelesaian konflik :
A. Menghindar
B. Mengakomodasi
C. Bersaing
D. Kompromi
E. Kolaborasi
8. Penyelesaian konflik dengan win – lose Outcome, yaitu berkompetisi, dimana secara
dewasa menyepakati apa yang diinginkan yang berkonflik di kometisikan, dan diambil
yang berhasil memenangkan kompetisi
A. Menghindar
76

Created for free by https://foxyutils.com


B. Mengakomodasi
C. Bersaing
D. Kompromi
E. Kolaborasi
9. Saudara melihat anak buah yang berkonflik saling menghujat di media social dengan
cacian yang tidak sesuai norma. Ketrampilan khusus apa yang perlu saudara kuatkan dalam
menyelesaikan anak buah ini?
A. Pertahankan komunikasi dua arah
B. Berikan pendidikan yang berkonflik tentang perilaku
C. Buat aturan/pedoman yg jelas yg harus diketahui oleh semua
D. Katakan bahwa mereka dihargai
E. Mainkan peran yg tdk menimbulkan stress dan konflik
10. Saudara melihat anak buah yang berkonflik mengalami tekanan mental karena apa yang
menjadi bgaian yang diperselisihkan tidak mendapatkan dukungan dari yang berkonflik.
Sebagai manajer ketrampilan khusus apa yang perlu saudara kuatkan dalam penyelesaian
konflik anak buah ini?
A. Pertahankan komunikasi dua arah
B. Berikan pendidikan yang berkonflik tentang perilaku
C. Buat aturan/pedoman yg jelas yg harus diketahui oleh semua
D. Katakan bahwa mereka dihargai
E. Mainkan peran yg tdk menimbulkan stress dan konflik

77

Created for free by https://foxyutils.com


GLOSARIUM

Konflik : Segala macam bentuk pertikaian / percekcokan / perselisihan


/ pertentangan yang terjadi dalam organisasi, baik individu
dengan individu, individu dengan kelompok maupun
kelompok dengan kelompok yang bersifat antagonis.
Penyelesaian konflik : Usaha-usaha yang dilakukan untuk menyelesaikan (atau
(conflict resolution) menghilangkan) konflik dengan cara mencari kesepakatan
antara pihak-pihak yang terlibat di dalam konflik

Negoisasi : Suatu strategi penyelesaian konflik di mana semua yang


terlibat saling menyadari dan sepakat pada keinginan
bersama

Kolaborasi : Merupakan strategi win-win solution. Dalam kolaborasi,


kedua pihak yang terlibat menentukan tujuan bersama dan
bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan.

78

Created for free by https://foxyutils.com


DAFTAR PUSTAKA

Gillis, D.A., (1996). Nursing Manajement. 2nd ed. W.B. Saunders. New York
Grant, A.B. & Massey, V.H. (1999). Nursing Leadership, Management & Research.
Springhouse Co. Pennsylvania.
Leddy, S. & Pepper, J.M. (1993). Conceptual Bases of Professional Nursing. 3rd edition.
J.B. Lippincott Company. Philadelphia.
Marquis BL & Huston CJ (199). Managemen Decision Making 124 case studies. 3rd ed.
New-York: Lippincott-Raven
Nursalam (2014). Manajemen Keperawatan: Aplikasi pada Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba Medika
Sri Mugianti, 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Manajemen dan
Kepemimpinan dalam Praktek Keperawatan. Kemenkes Jakarta : Pusdik SDM

79

Created for free by https://foxyutils.com


Kegiatan Belajar 6 dan 7
MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN FESIO

2 x 100 Menit

PE
Deskripsi Singkat, Relevansi, Capaian Pembelajaran, dan Petujuk Belajar
A. DESKRIPSI
Bab ini membahas materi tentang pengertian Model Praktek Keperawatan Profesional
(MPKP), Tujuan MPKP, Komponen MPKP dan Macam Model MPKP. Kegiatan mahasiswa
menangggapi pertanyaan yang diberikan oleh dosen. Materi ini merupakan materi dasar yang
harus dikuasai oleh mahasiswa untuk meningkatkan pengetahuan MPKP sehingga
mempermudah pemahaman untuk materi berikutnya.

B. RELEVANSI
Relevansi Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) adalah MPKP perlu dipelajari
bagi setiap perawat, karena merupakan bentuk layanan keperawatan professional dalam
rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Pengetahuan dan pemahaman Anda
tentang MPKP adalah penting karena menumbuhkan nilai-nilai profesional di dalamnya dan
memungkinkan Anda untuk memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pasien dan
keluarga serta memberikan pelayanan yang berkualitas.

C. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti materi ini mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan tentang pengertian MPKP
2. Menyebutkan tujuan MPKP
3. Memahami komponen MPKP
4. Menngetahui Model MPKP
80

Created for free by https://foxyutils.com


D. PETUNJUK BELAJAR
Untuk memudahkan Anda mengikuti proses pembelajaran dalam Bab ini, maka Akan lebih
mudah bagi Anda untuk mengikuti langkah-langkah belajar sebagai berikut:
1. Pahami lebih dulu kepentingan dan kegunaan Model Praktek Keperawatan Profesional
dalam aktivitas sehari-hari Anda sebagai manusia dan calon perawat ahli madya.
2. Pelajari materi secara berurutan.
3. Baca dengan seksama materi yang disampaikan
4. Kerjakan latihan-latihan/tugas-tugas terkait dengan materi yang dibahas dan diskusikan
dengan teman Anda atau fasilitator/tutor
5. Buat ringkasan dari materi yang dibahas untuk memudahkan anda mengingat.
6. Kerjakan tes pada akhir topik sebagai evaluasi proses pembelajaran dan carilah
jawabannya pada materi yang sudah Anda pelajari.
7. Jika Anda mengalami kesulitan diskusikan dengan teman Anda dan konsultasikan kepada
fasilitator
8. Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam mempelajari materi dalam bab ini
tergantung dari kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan.
Untuk itu belajarlah dan berlatih secara mandiri atau berkelompok dengan teman sejawat
Anda.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Pembelajaran pada Bab ini adalah :


1. Mahasiswa memahami MPKP
2. Mahasiswa mampu memahami Tujuan model MPKP
3. Mahasiswa mampu mengenal berbagai model MPKP

81

Created for free by https://foxyutils.com


URAI AN M ATERI
A. Pengertian
Yaitu pengorganisasian tugas keperawatan yang didasarkan kepada pembagian tugas
menurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Seorang perawat dapat melakukan dua jenis
atau lebih untuk semua klien yang ada di unit tersebut. Metode ini berkembang ketika
perang dunia II, akibat kurangnya perawat profesional, maka banyak direkrut tenaga
pembantu perawat. Mereka dilatih minimal cara merawat, diajarkan tugas yang
sederhana dan berulang seperti menyuntik, ukur tekanan darah, mengukur suhu,
merawat luka dan sebagainya. Awalnya hal tersebut bersifat sementara, karena
keterbatasan tenaga perawat yang ada, namun dalam kenyataannya hal tersebut tetap
bertahan sampai saat ini, khususnya di Indonesia.
B. Tujuan
Tujuan MPKP adalah :
1. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
2. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh tim keperawatan.
3. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
4. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan
5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi
setiap anggota tim keperawatan.
C. Komponen
Ada lima komponen MPKP :
1. Nilai professional
2. Pendekatan manajemen
3. Metode pemberian asuhan keperawatan
4. Hubungan professional
5. System penghargaan dan kompensasi

82

Created for free by https://foxyutils.com


D. Model Asuhan Keperawatan Profesional
a. Model Asuhan Keperawatan Fungsional

Yaitu pengorganisasian tugas keperawatan yang didasarkan kepada pembagian tugas


menurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Seorang perawat dapat melakukan dua jenis
atau lebih untuk semua klien yang ada di unit tersebut. Metode ini berkembang
ketika perang dunia II, akibat kurangnya perawat profesional, maka banyak direkrut
tenaga pembantu perawat. Mereka dilatih minimal cara merawat, diajarkan tugas
yang sederhana dan berulang seperti menyuntik, ukur tekanan darah, mengukur
suhu, merawat luka dan sebagainya. Awalnya hal tersebut bersifat sementara, karena
keterbatasan tenaga perawat yang ada, namun dalam kenyataannya hal tersebut tetap
bertahan sampai saat ini, khususnya di Indonesia.

Contoh: Perawat A tugasnya menyuntik, dan perawat B melakukan pemeriksaan


tanda-tanda vital serta penyuapi pasien dan Perawat C bertugas untuk merawat luka
dan sebagainya.

Kelebihan dari model fungsional :


a. Sederhana
b. Efisien
c. Perawat terampil untuk tugas atau pekerjaan tertentu.
d. Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai tugas.
e. Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang berpengalaman
untuk satu tugas yang sederhana.
f. Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staff atau peserta didik yang
praktek untuk ketrampilan tertentu.
Kekurangan Model Fungsional:

a. Pasien mendapat banyak perawat.


b. Kebutuhan pasien secara individu sering terabaikan
c. Pelayanan pasien secara individu sering terabaikan.
d. Pelayanan terputus-putus

83

Created for free by https://foxyutils.com


e. Kepuasan kerja keseluruhan sulit dicapai

b. Model Asuhan Keperawatan Tim

Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok perawat dan


sekelompok klien. Kelompok ini dipimpin oleh perawat berijazah dan
berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya. Pembagian tugas
dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok/Ketua Tim. Selain itu Ketua
Tim bertanggungjawab dalam mengarahkan anggotanya sebelum tugas dan
menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim
dalam menyelesaikan tugas apabila mengalami kesulitan. Selanjutnya ketua tim yang
melaporkan kepada kepala ruangan tentang kemajuan pelayanan atau asuhan
keperawatan klien.

Ketenagaan dari tim ini terdiri dari :


a. Ketua tim
b. Pelakaana perawatan
c. Pembantu perawatan
Adapun tujuan dari perawatan tim adalah : memberikan asuhan yang lebih baik
dengan menggunakan tenaga yang tersedia.
Kelebihan model tim:
a. Saling memberi pengalaman antar sesama tim.
b. Pasien dilayani secara komfrehesif
c. Terciptanya kaderisasi kepemimpinan
d. Tercipta kerja sama yang baik .
e. Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal
f. Memungkinkan menyatukan anggota tim yang berbeda-beda dengan aman dan
efektif.
Kekurangan model tim:
a. Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan menjadi tanggung
jawabnya.

84

Created for free by https://foxyutils.com


b. Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan
atau trburu-buru sehingga dapat mengakibatkan kimunikasi dan koordinasi antar
anggota tim terganggu sehingga kelanncaran tugas terhambat.
c. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung atau
berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim.
c. Model Asuhan Keperawatan Alokasi Klien

Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan untuk satu atau beberapa


klien oleh satu perawat pada saat tugas/jaga selama periode waktu tertentu sampai
klien pulang. Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas dan
menerima laporan tentang pelayanan keperawatan klien.

Kelebihan model alokasi klien:


a. Kebutuhan pasien terpenuhi.
b. Pasien merasa puas.
c. Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat.
d. Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.
Kekurangan medel alokasi klien :
a. Kemampuan tenga perawat pelaksana dan siswa perawat yang terbatas sehingga
tidak mampu memberikan asuhan secara menyeluruh
b. Membutuhkan banyak tenaga.
c. Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin yang
sederhana terlewatkan.
d. Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penaggung jawab
klien bertugas.

d. Model Asuhan Keperawatan Primer

Keperawatan primer adalah suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana


perawat profesional bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap asuhan
keperawatan pasien selama 24 jam/hari. Metode ini dikembangkan sejak tahun
1970'an. Tanggung jawab meliputi pengkajian pasien, perencanaan, Implementasi
dan evaluasi asuhan keperawatan dari sejak pasien masuk rumah sakit hingga pasien
85

Created for free by https://foxyutils.com


dinyatakan pulang, ini merupakan tugas utama perawat primer yang dibantu oleh
perawat asosiet. Keperawatan primer ini akan menciptakan kesempatan untuk
memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, dimana asuhan keperawatan
berorientasi kepada pasien. Pengkajian dan menyusun rencana asuhan keperawatan
pasien dibawah tanggungjawab perawat primer, dan perawat assosiet yang akan
melaksanakan rencana asuhan keperawatan dalam tindakan keperawatan. Pada
Model Asuhan Keperawatan Primer membutuhkan kualifikasi tertentu karena
perawat primer harus tenaga perawat profesional (Register Nurse) yang mengasuh
pasien mulai pengkajian, penentuan diagnosa, membuat rencana, melakukan
implementasi dan evaluasi. Dalam kegiatan implementasiperawat primer dibantu
oleh perawat assosiete. Jadi peran perawat associate adalah membantu saat
pelaksanaan tindakan. Perawat primer akan mengasuh 4 – 6 klien/pasien selama 24
jam

Tugas perawat primer adalah :


a. Menerima pasien
b. Mengkaji kebutuhan
c. Membuat tujuan, rencana, pelaksanaan dan evaluasi.
d. Mengkoordinasi pelayanan
e. Menerima dan menyesuaikan rencana
f. menyiapkan penyuluhan pulang

Kelebihan dari model perawat primer:


a. Mendorong kemandirian perawat.
b. Ada keterikatan pasien dan perawat selama dirawat
c. Berkomunikasi langsung dengan Dokter
d. Perawatan adalah perawatan komfrehensif
e. Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau diterapkan.
f. Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
g. Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan keperawatan.
Kelemahan dari model perawat primer:

86

Created for free by https://foxyutils.com


a. Perlu kualitas dan
b. kuantitas tenaga perawat,
c. Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional.
d. Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain.

e. Model Asuhan Keperawatan Moduler (Gabungan asuhan keperawatan primary dan


Tim)

Yaitu pengorganisasian pelayanan atau asuhan keperawatan yang dilakukan oleh


perawat professional dan non profesional (perawat trampil) untuk sekelompok klien
dari mulai masuk rumah sakit sampai pulang, disebut tanggung jawab total atau
keseluruhan. Untuk metode ini diperlukan perawat yang berpengetahuan, trampil dan
memiliki kemampuan memimpin. Idealnya 2 - 3 perawat untuk 8 - 12 klien.

Keuntungan dan Kerugian model Moduler


Sama dengan gabungan antara metode tim dan metode perawat primer.
Semua metode diatas dapat digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi ruangan.
Jumlah staf yang ada harus berimbang sesuai dengan yang telah dibahas pembicaraan
yang sebelumnya.

87

Created for free by https://foxyutils.com


LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan soal kasus
berikut :
Tugas
1. Bentuklah kelompok kecil ( 6 orang)
2. Diskusikan dengan teman anda, pilihlah 2 metode penugasan yang baik diterapkan dalam
menjalankan praktek keperawatan profesional.
3. Berikan alasan berdasarkan untung rugi dari pemilihan model tersebut.
4. Susunlah struktur pengorganisasian kerja pelayanan keperawatan berdasarkan 2 model
penugasan yang anda pilih (gambarkan dengan jelas )
5. Susunlah job diskripsidari masing-masing peran berdasarkan struktur organisasi kerja yang
telah dibuat.

RAN GKUM AN

1. Upaya peningkatan mutu layanan keperawatan dapat dilakukan melalui pengelolaan


bangsal secara tepat. Salah satu upaya tersebut adalah dengan menerapkan model
asuhan keperawatan profesional yang tepat, sesuai dengan situasi dan kondisi baik
keadaan ketenagaan maupun sarana penunjang yang ada.
2. Penerapan model asuhan keperawatan profesional yang tepat dapat meningkatkan rasa
tanggung jawab dan tanggung gugat dari perawat sebagai pemberi layanan keperawatan
(Care Providers) dan dapat memberikan kepuasan bagi pasien sebagai penerima layanan
keperawatan (Care Receivers).

88

Created for free by https://foxyutils.com


TES FORM AT IF

Pilihlah Satu Jawaban Yang Paling Tepat!

1. Ruang perawatan Anggrek RS X telah menerapkan manajemen Keperawatan Profesional


dengan metode tim. Tampak seorang perawat profesional sedang melakukan pengelolaan
asuhan keperawatan pada seorang pasienwanita yang mengalamisesaknafas. Perawat
tersebut melakukan pengkajian, mendiagnosa, merencanakan, melaksanakan tindakan
dengan bantuan perawat pelaksana, dan evaluasi. Apakah peran yang menjadi tanggung
jawab perawat tersebut dalam melaksanakan tugasnya?
A. Kepala Ruang
B. Ketua Tim
C. Manajer asuhan keperawatan
D. Perawat primer
E. Perawat Pelaksana
2. Seorang perawat mendapat tugas memberikan asuhan keperawatan kepada seorang pasien
perempuan berusia 55 tahun yang mengalami stroke fase rehabilitasi. Pasien tersebut
mengalami hemiparese dengan kekuatan otot ekstrimitas kiri 3/3. Diagnosa keperawatan
yang ditetapkan adalah gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan
ekstrimitas. Saat ini Perawat tampak sedang membantu pasien untuk turun dari tempat tidur
dan melakukan latihan ambulasi supaya pasien dapat menolong dirinya untuk mandiri. Teori
apakah yang mendasari perawat dalam mengelola pasien tersebut?
A. Teori Kebutuhan Dasar Manusia
B. Teori Self Care
C. Teori Lingkungan
D. Teori Adaptasi
E. Teori Kegawat daruratan
3. Seorang pasien wanita berusia 40 tahun dirawat dengan keadaan umum lemah dan
mengalami kesulitan dalam memenuhi ADL. Perawat yang bertugas mengelola pasien
tersebut tampak memberikan bantuan untuk pemenuhan kebutuhan makan, minum dan
kebersihan personalnya. Apakah Peran utama yang sedang dijalankankan perawat dalam
mengelola pasien tersebut?
A. Peran Manajer
B. Peran Advokasi
89

Created for free by https://foxyutils.com


C. Peran Fasilitator
D. Peran Care Provider
E. Peran Edukator
4. Seorang perawat mendapat tugas sebagai perawat pelaksana di ruangan yang menerapkan
metode Tim dalam pelayanan/asuhan keperawatannya. Apakah tugas perawat tersebut
dalam perannya sebagai perawat pelaksana?
A. Melakukan evaluasi
B. Melakukan pengkajian
C. Merumuskan diagnosa
D. Melaksanakan tindakan sesuai SOP
E. Menyusun Intervensi
5. Dalam manajemen asuhan keperawatan profesional dengan metode tim, setiap perawat
pelaksana melakukan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Setiap perawat
mempertanggungjawabkan tugasnya secara teratur. Kepada siapakah perawat pelaksana
mempertanggungjawabkan tugas-tugasnya?
A. Kepala Unit Pelayanan Keperawatan
B. Kepala Ruang Perawatan
C. Perawat Primer
D. Ketua Tim
E. Perawat Pelaksana
6. Seorang Perawat asosiet sedang melakukan tindakan perawatan pada pasien yang menjadi
tanggung jawabnya. Perawat tersebut mengalami kesulitan dalam melakukan tindakan
perawatan dan minta tolong pada perawat seniornya untuk menyelesaikan tugasnya. Apakah
yang harus dilakukan perawat primer pada situasi tersebut?
A. Memberikan peringatan
B. Menugaskan perawat lain
C. Memberikan bantuan
D. Melaporkan kepada kepala ruang
E. Memarahi perawat tersebut
7. Seorang Perawat pelaksana yang bertugas di ruangan yang menerap metode keperawatan
tim, sedang melakukan tindakan perawatan pada pasien yang menjadi tanggung jawabnya.
Perawat tersebut mengalami kesulitan dalam melakukan tindakan perawatan . Kepada
siapakah perawat pelaksana tersebut berkonsultasi?
A. Ketua tim
B. Kepala unit
C. Kepala ruang
D. Ketua kelompok
E. Kabid perawatan

90

Created for free by https://foxyutils.com


8. Seorang perawat profesional yang bertugas di ruang ICU mengelola asuhan keperawatan
pasien yang spesifik sesuai keahliannya yaitu keperawatan cardiovaskuler. Metode
penugasan yang digunakan di ruang ICU tersebut adalah Case Methode. Kepada siapakah
perawat tersebut mempertanggungjawabkan tugasnya?
A. Dokter ICU
B. Dokter spesialis kardiovaskuler
C. Kepala ruang ICU
D. Perawat Konsultan
E. Dokter penanggungjawab
9. Model Praktek Kepearawatan Profesional (MPKP) adalah:
A. Suatu cara untuk meningkatkan kunjungan pasien di Rumah Sakit
B. Model bagi perawat untuk dapat berpenampilan baik
C. Bentuk penghargaan bagi perawat berprestasi
D. Strategi menyusun rekrutmen perawat dan membina agar menjadi perawat yang handal
dalam ketrampilan klinik.
E. Suatu system yang memfasilitasi perawat mengatur pemberian asuhan keperawatan dan
lingkungan tempat pelayanan keperawatan.

10. Pengelompokan tugas perawat di ruangan berdasar pada pembagian tugas menurut jenis
pekerjaan adalah metode keperawatan:
A. Tim
B. Fungsional
C. Alokasi klien
D. Primer
E. Moduler

91

Created for free by https://foxyutils.com


GLOSARIUM

MPKP : Manajemen Praktek Keperawtan Profesional


Model Fungsional Pengorganisasian tugas keperawatan yang
didasarkan kepada pembagian tugas menurut
jenis pekerjaan yg dilakukan

Model TIM :Pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh


sekelomok perawat dan sekelompok klien.
Kelompok ini dipimpin oleh perawat berijazah
dan berpengalaman serta memiliki
pengetahuan dalam bidangnya

Model Alokasi Pasien :Pengorganisasian pelayanan/asuhan


keperawatan untuk satu atau beberapa klien
oleh satu perawat pada tugas/jaga selama
periode waktu tertentu sampai klien pulang
Model Perawat Primer :Model pemberian asuhan keperawatan dimana
perawat profesional bertanggung jawab dan
bertanggung gugat terhadap asuhan
keperawatan pasien selama 24 jam/hari

Model Moduler :Pengorganisasian pelayanan atau asuhan


keperawatan yang dilakukan oleh perawat
professional dan non profesional (perawat
trampil) untuk sekelompok klien dari mulai
masuk rumah sakit sampai pulang, disebut
tanggung jawab total atau keseluruhan

92

Created for free by https://foxyutils.com


DAFTAR PUSTAKA

Marquis BL & Huston CJ (199). Managemen Decision Making 124 case studies. 3rd ed.
New-York: Lippincott-Raven

Nursalam (2014). Manajemen Keperawatan: Aplikasi pada Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta: Salemba Medika

Sri Mugianti, 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Manajemen dan
Kepemimpinan dalam Praktek Keperawatan. Kemenkes Jakarta : Pusdik SDM

93

Created for free by https://foxyutils.com


Kegiata n Belajar 8
KONSEP MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN
100 Menit

PENDAH ULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Capaian Pembelajaran, dan Petujuk Belajar

Konsep mutu pelayanan keperawatan merupakan sub pokok bahasan yang harus
dipahami oleh mahasiswa sebagai informasi dasar dan penekanan tentang pentingnya mutu
pelayanan keperawatan dalam sebuah pelayanan terhadap masyarakat. Materi yang akan dibahas
pada sub pokok bahasan ini antara lain pengertian mutu pelayanan keperawatan, dimensi mutu
pelayanan keperawatan, tujuan adanya mutu pelayanan keperawatan, faktor-faktor yang
mempengaruhi mutu pelayanan keperawatan, dan indikator mutu pelayanan keparawatan
Pemahaman terhadap mutu pelayanan keperawatan, menjadi sebuah keharusan bagi
mahasiswa keperawatan karena pada pelaksanaan praktik keperawatan mahasiswa akan
dihadapkan pada kondisi dimana mahasiswa perawat akan melakukan asuhan keperawatan pada
pasien yang mengalami masalah kesehatan yang menuntut pemberian pelayanan keperawatan yang
bermutu atau berkualitas. Pemahaman mengenai mutu pelayanan keperawatan dapat memberikan
daya dorong supaya mahasiswa memahami dan mampu menunjukkan perilaku yang menunjang
dalam peningkatan mutu pelayanan keperawatan.
Capaian pembelajaran yang diharapkan pada akhir perkuliahan tentang konsep mutu
pelayanan keperawatan adalah:
1. Memahami pengertian mutu pelayanan keperawatan
2. Memahami dimensi mutu pelayanan keperawatan,
3. Memahami tujuan adanya mutu pelayanan keperawatan
4. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan keperawatan,
5. Memahami indikator mutu pelayanan keparawatan

94

Created for free by https://foxyutils.com


Petunjuk dalam mempelajari topik yang disampaikan:
1. Mahasiswa berdoa dan berniat sebelum memulai pembelajaran
2. Mahasiswa membaca buku ajar yang telah disiapkan
3. Mahasiswa mengikuti perkuliahan dengan cara memperhatikan informasi yang
disampaikan oleh dosen
4. Mahasiswa melakukan diskusi atau tanya jawab sehingga terjadi kegiatan pembelajaran
secara dua arah
5. Mahasiswa mengerjakan latihan soal yang ada pada akhir sub pokok bahasan

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikut i pembelajaran tentang Konsep Mutu Pelayanan Keperawatan,


mahasiswa diharapkan dapat:
1. Memahami pengertian mutu pelayanan keperawatan
2. Memahami dimensi mutu pelayanan keperawatan,
3. Memahami tujuan adanya mutu pelayanan keperawatan
4. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan keperawatan,
5. Memahami indikator mutu pelayanan keparawatan

URAIAN MATERI

A. Pengertian Mutu Pelayanan Keperawatan


Mutu pelayanan merupakan citra dari institusi pelayanan kesehatan di mata
masyarakat. Rumah sakit yang didalamnya menyediakan jasa pelayanan keperawatan
diharapkan dapat menunjukkan kualitas pelayanan keperawatan yang baik. Mutu adalah
sesuatu untuk menjamin pencapaian tujuan atau luaran yang diharapkan dan harus selalu
mengikuti perkembangan pengetahuan professional terkini. Mutu adalah derajat
dipenuhinya persyaratan yang ditentukan. Mutu merupakan gambaran total sifat dari suatu
95

Created for free by https://foxyutils.com


produk atau jasa pelayanan yang berhubungan dengan kemampuannya dalam memberikan
kebutuhan kepuasan (Hadi, 2017).
Mutu pelayanan keperawatan adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh profesi
keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan pasien dalam mempertahankan keadaan dari segi
biologis, psikologis, sosial, dan spiritual pasien (Suarli dan Bahtiar, 2012). Mutu pelayanan
keperawatan merupakan suatu pelayanan yang menggambarkan produk dari pelayanan
keperawatan itu sendiri yang meliputi biologis, psikologis, sosial, dan spiritual pada individu
sakit maupun yang sehat dan dilakukan sesuai standar keperawatan (Asmuji,
2012).

B. Dimensi Mutu Pelayanan Keperawatan


Dimensi mutu pelayanan dapat dilihat dari berbagai aspek. Zeithmalh dalam Hadi
(2017) menyebutkan bahwa terdapat sepuluh ukuran kualitas yaitu:
a. Tangible (nyata/berwujud)
b. Reliability (keandalan)
c. Ressponsiveness (cepat tanggap)
d. Competence (kompetensi)
e. Access (kemudahan)
f. Courtesy (keramahan)
g. Commbunication (komunikasi)
h. Security (keamanan)
i. Understanding the customer (memahami pelanggan)
Menurut Parasuraman dalam Hadi (2017) dari kesepuluh dimensi (ukuran) tersebut
dapat difoluskan menjadi lima dimensi (ukuran) yaitu:
a. Tangibel (berwujud). Pelayanan yang bermutu adalah pelayanan dan dapat dilihat
seperti penampilan fisik dari fasilitas pelayanan, peralatan, karyawan dan alat -alat
komunikasi
b. Reliability (keandalan). Pelayanan yang bermutu adalah pelayanan yang dapat
diandalkan yaitu kemampuan untuk melaksanakan jasa yang telah dijanjikan secara
terus menerus, konsisten dan dapat diandalkan (akurat)

96

Created for free by https://foxyutils.com


c. Responsiveness (cepat tanggap). Pelayanan yang bermutu adalah pelayanan yang
menunjukkan kemauan untuk membantu pelanggan dan menyediakan jasa/pelayanan
yang cepat dan tepat.
d. Assurance (kepastian). Pelayanan yang bermutu adalah pelayanan yang dapat
menunjukkan kepastian melalui pengetahuan dan sikap pemberi pelayanan.
Kemampuan dalam menimbulkan kepercayaan dan keyakinan yang ditunjukkan
dengan sikap yang ramah tamah, sopan serta sifat dapat dipercaya yang dimiliki
pemberi pelayanan akan melahirkan rasa percaya, aman, bebas dari resiko dan
keragu-raguan.
e. Empaty (empati). Pelayanan yang bermutu meliputi kemampuan untuk memahami
pelanggan dengan memberikan perhatian secara individual, kemudahan dalam
melakukan komunikasi dengan baik dan memahami kebutuhan pelanggan.

C. Tujuan Mutu Pelayanan Keperawatan


Triwibowo (2013) menyebutkan tentang tujuan mutu pelayanan keperawatan
terdapat 5 tahap yaitu:
a. Tahap pertama adalah penyusunan standar atau kriteria. Dimaksudkan agar asuhan
keperawatan lebih terstruktur dan terencana berdasarkan standar kriteria masing-
masing perawat.
b. Tahap kedua adalah mengidentifikasi informasi yang sesuai dengan kriteria.
Informasi disini diharapkan untuk lebih mendukung dalam proses asuhan
keperawatan dan sebagai pengukuran kualitas pelayanan keperawatan.
c. Tahap ketiga adalah identifikasi sumber informasi. Dalam memilih informasi yang
akurat diharuskan penyeleksian yang ketat dan berkesinambungan. Beberapa informasi
juga didapatkan dari pasien itu sendiri.
d. Tahap keempat adalah mengumpulkan dan menganalisa data. Perawat dapat
menyeleksi data dari pasien dan kemudian menganalisa satupersatu.
e. Tahap kelima adalah evaluasi ulang. Di tahap ini berfungsi untuk meminimkan
kekeliruan dalam pengambilan keputusan pada asuhan dan tidakan keperawatan.
Tujuan keperawatan merupakan hal yang harus direncanakan secara optimal oleh
perawat.
97

Created for free by https://foxyutils.com


Tujuan keperawatan dirumuskan untuk memberikan arah bagi perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan. Menurut Gillies dalam Asmuji (2012), penentuan
tujuan keperawatan antara lain adalah:
a. Tujuan keperawatan harus jelas, sehingga tercipta output keberhasilan yang optimal.
Diharapkan dengan hasil yang optimal maka akan mendukung kinerja dan
meningkakan kerja perawat.
b. Tujuan yang memiliki kriteria sulit dan menantang harus dikolaborasikan dengan tim
sejawat lain maupun tim medis lainnya. Disini perawat tidak diperkenankan untuk
melakukan tindakan secara persepsi tetapi secara rasional berdasarkan hasil diskusi.
c. Tujuan keperawatan diharuskan dapat diukur, berisi ketentuan kuantitatif sehingga
akan lebih mudah membandingkan seberapa besar pencapaian keberhasilan tersebut.
d. Tujuan keperawatan harus berdasarkan waktu yang ditentukan, agar pencapaian
target lebih baik lagi. Waktu yang optimal dilaksanakan dengan target dan tidak
mengesampingkan kolaborasi dengan pasien.

D. Strategi Peningkatan Mutu Pelayanan Keperawatan


a. Quality Assurance (Jaminan Mutu)
Quality Assurance mulai digunakan di rumah sakit sejak tahun 1960-an
implementasi pertama yaitu audit keperawatan. Quality Assurance diartikan
sebagai menjamin mutu atau memastikan mutu. Quality Assurance berasal dari kata
“to assure” yang artinya meyakinkan orang, mengusahakan sebaik-baiknya,
mengamankan atau menjaga. Dimana dalam pelaksanaannya menggunakan
teknik-teknik seperti inspeksi, internal audit dan surveilan untuk menjaga mutu
yang mencakup dua tujuan yaitu: organisasi mengikuti prosedur pegangan kualitas,
dan efektifitas prosedur tersebut untuk menghasilkan hasil yang diinginkan (Wijono,
2000).
Berdasarkan pengertian di atas, quality assurance dalam pelayanan
keperawatan dapat diartikan sebagai kegiatan menjamin mutu yang berfokus
pada proses agar mutu pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
standar. Metode yang dapat digunakan antara lain audit internal dan surveilan
untuk memastikan apakah proses pelayanan keperawatan yang diberikan kepada
98

Created for free by https://foxyutils.com


pasien telah sesuai dengan standar operating procedure (SOP); evaluasi proses;
mengelola mutu; dan penyelesaian masalah. Sehingga sebagai suatu sistem
(input, proses, outcome), menjaga mutu pelayanan keperawatan difokuskan
hanya pada satu sisi yaitu pada proses pemberian pelayanan keperawatan untuk
menjaga mutu pelayanan keperawatan.
b. Continuous Quality Improvement (Peningkatan Mutu Berkelanjutan)
Continuous Quality Improvement dalam pelayanan kesehatan merupakan
perkembangan dari Quality Assurance yang dimulai sejak tahun 1980-an.
Continuous Quality Improvement (Peningkatan mutu berkelanjutan) sering
diartikan sama dengan Total Quality Management karena semuanya mengacu pada
kepuasan pasien dan perbaikan mutu menyeluruh. Namun menurut Loughlin
dan Kaluzny (1994, dalam Wijono 2000) bahwa ada perbedaan sedikit yaitu Total
Quality Management dimaksudkan pada program industri sedangkan Continuous
Quality Improvement mengacu pada klinis. Wijono (2000) mengatakan bahwa
Continuous Quality Improvement itu merupakan upaya peningkatan mutu secara
terus menerus yang dimotivasi oleh keinginan pasien. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan mutu yang tinggi dalam pelayanan keperawatan yang komprehensif
dan baik, tidak hanya memenuhi harapan aturan yang ditetapkan standar yang
berlaku.
Pendapat lain dikemukakan oleh Shortell dan Kaluzny (1994, dalam
Wijono, 2000) bahwa Quality Improvement merupakan manajemen filosofi untuk
menghasilkan pelayanan yang baik. Continuous Quality Improvement sebagai
filosofi peningkatan mutu yang berkelanjutan yaitu proses yang dihubungkan
dengan memberikan pelayanan yang baik yaitu yang dapat menimbulkan
kepuasan pelanggan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa Continuous Quality Improvement dalam
pelayanan keperawatan adalah upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan secara terus menerus yang memfokuskan mutu pada perbaikan
mutu secara keseluruhan dan kepuasan pasien. Oleh karena itu perlu dipahami
mengenai karakteristik-karakteristik yang dapat mempengaruhi mutu dari
outcome yang ditandai dengan kepuasan pasien.
99

Created for free by https://foxyutils.com


c. Total quality manajemen (TQM)
Total Quality Manajemen (manajemen kualitas menyeluruh) adalah suatu cara
meningkatkan performansi secara terus menerus pada setiap level operasi atau
proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan
menggunakan semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia dan
berfokus pada kepuasan pasien dan perbaikan mutu menyeluruh (Hadi, 2017).

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mutu Pelayanan Keperawatan


Nursalam (2015) menyebutkan bahwa kualitas mutu pelayanan keperawatan terdiri
atas beberapa faktor yaitu:
a. Komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth communication), biasanya
komunikasi dari mulut ke mulut sering dilakukan oleh masyarakat awam yang telah
mendapatkan perawatan dari sebuah instansi. Masyarakat nantinya akan
menyebarkan berita positif apabila mereka mendapatkan perlakuan yang baik selama
di rawatatau menyampaikan berita negatif tentang mutu pelayanan keperawatan
berdasarkan pengalaman yang tidak mengenakkan.
b. Kebutuhan pribadi (personal need), kebutuhan dari masing-masing pasien bervariasi
maka mutu pelayanan keperawatan juga harus menyesuaikan berdasarkan kebutuhan
pribadipasien.
c. Pengalaman masa lalu (past experience), seorang pasien akan cenderung menilai
sesuatu berdasarkan pengalaman yang pernah mereka alami. Didalam mutu
pelayanan keperawatan yang baik akan memberikan pengalaman yang baik kepada
setiap pasien, namun sebaliknya jika seseorang pernah mengalami hal kurang baik
terhadap mutu pelayanan keperawatan maka akan melekat sampai dia mendapatkan
perawatan kembali di suatu instansi.
d. Komunikasi eksternal (company’s external communication), sebagai pemberi mutu
pelayanan keperawatan juga dapat melakukan promosi sehingga pasien akan
mempercayai penuh terhadap mutu pelayanan keperawatan di instansi tersebut.
Sedangkan menurut Triwibowo (2013), faktor-faktor yang mempengaruhi mutu
pelayanan keperawatan itu sendiri meliputi :

100

Created for free by https://foxyutils.com


a. Mengenal kemampuan diri, seorang perawat sebelum melakukan sebuah tindakan
keperawatan kepada pasien harus mengetahui kelemahan dan kekuatan yang ada
pada diri perawatsendiri. Intropeksi diri yang baik akan menghasilkan atau
meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan.
b. Meningkatkan kerja sama, perawat harus berkerjasama dalam melakukan asuhan
keperawatan baik dengan tim medis, teman sejawat perawat, pasien dan keluarga
pasien.
c. Pengetahuan keterampilan masa kini, dimaksudkan agar perawat lebih memiliki
pengetahuan yang luas dan berfungsi dalam penyelesaian keluhan pasien dengan
cermat dan baik.
d. Penyelesaian tugas, perawat merupakan anggota tim medis yang paling dekat dengan
pasien. oleh karena itu, perawat dituntut untuk mengetahui keluhan pasien dengan
mendetail dan melakukan pendokumentasian teliti setelah melakukan asuhan.
e. Pertimbangan prioritas keperawatan, seorang perawat harus mampu melakukan
penilaian dan tindakan keperawatan sesuai dengan prioritas utama pasien.
f. Evaluasi berkelanjutan, setelah melakukan perencanaan perawat juga harus
melakukan evaluasi pasien agar tindakan perawatan berjalan dengan baik, dan perawat
mampu melakukan pemantauan evaluasi secara berkelanjutan.

F. Indikator Mutu Pelayanan Keperawatan


Mutu pelayanan keperawatan sebagai alat ukur dari kualitas pelayanan kesehatan
menjadi salah satu faktor penentu citra instansi pelayanan kesehatan di masyarakat.
Pelayanan keperawatan yang bermutu akan meningkatkan kepercayaan masyarakat
sehingga masyarakat akan kembali menggunakan pelayanan di instansi pelayanan
kesehatan.
Indikator mutu pelayanan keperawatan menurut ANA :

Kategori Ukuran
Ukuran berfokus 1 Angka kematian pasien karena komplikasi operasi
outcomes pasien 2 Angka decubitus
3 Angka pasien jatuh
4 Angka psien jatuh dengan cidera
101

Created for free by https://foxyutils.com


5 Angka restrain
6 ISK karena pemasangan cateter di ICU
7 Blood stream infection karena pemasangan cateter line central di ICU
dan HDNC
8 VAP di ICU dn HDNC
Ukuran berfokus 9 Konseling berhenti merokok pada kasus AMI
pada intervensi 10 Konseling berhenti merokok pada kasus Gagal jantung
perawat 11 Konseling berhenti merokok pada kasus Peneumonia
Ukuran berfokus 12 Perbandingan antara RN, LVN/LPN, UAP dan kontrak
pada system 13 Jam perawatan pasien per hari oleh RN,LPN/LPN dan UAP
14 Practice Environment Scale—Nursing Work Index
15 Turn over

LATIHAN

Setelah saudara membaca penjelasan tentang mutu pelayanan keperawatan, silakan saudara
melakukan evaluasi tentang pemahaman saudara terhadap informasi tersebut. Silakan saudara
mulai dengan mengingat dan menyebutkan tentang pengertian mutu pelayanan keperawatan.
Tuliskan jawaban saudara pada kotak berikut ini:

Bagus! Saudara telah berhasil mengingat dan memahami pengertian mutu pelayanan
keperawatan, selanjutnya silakan saudara ingat dan sebutkan apa saja dimensi mutu pelayanan
keperawatan. Seperti sebelumnya, silakan saudara tuliskan jawaban saudara pada kotak di bawah
ini:

102

Created for free by https://foxyutils.com


Bagus sekali!!
Saudara telah mengerti dimensi mutu pelayanan keperawatan. Selanjutnya, silakan saudara
tuliskan di kotak berikut ini tentang faktor-faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan
keperawatan yang saudara pahami.

Nah, saudara telah mencoba mengingat materi yang telah dipelajari. Silakan saudara membaca
rangkuman berikut ini untuk memperkuat pemahaman saudara mengenai konsep mutu pelayanan
keperawatan.

ANGK UM AN

Mutu pelayanan keperawatan adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh profesi
keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan pasien dalam mempertahankan keadaan dari segi
biologis, psikologis, sosial, dan spiritual pasien. Dimensi mutu pelayanan keperawatan antara
lain:
a. Tangibel (berwujud).
b. Reliability (keandalan).
c. Responsiveness (cepat tanggap).
d. Assurance (kepastian).
e. Empaty (empati)
Tujuan mutu pelayanan keperawatan dikembangkan dalam beberapa tahap yaitu: tahap
pertama adalah penyusunan standar atau kriteria. Tahap kedua adalah mengidentifikasi informasi
yang sesuai dengan kriteria. Tahap ketiga adalah identifikasi sumber informasi. Tahap keempat
adalah mengumpulkan dan menganalisa data. Tahap kelima adalah evaluasi ulang.
103

Created for free by https://foxyutils.com


Faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan keperawatan antara lain adalah komunikasi
dari mulut ke mulut (word of mouth communication), kebutuhan pribadi (personal need),
pengalaman masa lalu (past experience) dan komunikasi eksternal (company’s external
communication).

TES FORM A TI F

Petunjuk mengerjakan soal:


1. Berdoalah sebelum mengerjakan soal
2. Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap paling benar!
3. Kunci jawaban boleh dilihat setelah saudara selesai mengerjakan soal.

1. Bukan merupakan kebutuhan pelayanan keperawatan pada pasien adalah:


a. Biologis
b. Psikologis
c. Social
d. Spiritual
e. Ekonomi
2. Pelayanan keperawatan yang bermutu adalah pelayanan yang “tangible” yang artinya
adalah..
a. Pemberi pelayanan cepat tanggap
b. Pemberi pelayanan bersikap ramah
c. Pelayanan yang diberikan nyata/berwujud jelas
d. Pelayanan yang diberikan adalah sesuatu yang pasti dan meyakinkan
e. Pemberi pelayanan bersikap empati
3. Faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan keperawatan adalah, kecuali...
a. Komunikasi dari mulut ke mulut
b. Kebutuhan pribadi
c. Pengalaman masa lalu
d. Komunikasi eksternal
104

Created for free by https://foxyutils.com


e. Tingkat pendidikan perawat
4. Tahap kedua dalam menentukan tujuan mutu pelayanan keperawatan adalah:
a. penyusunan standar atau kriteria.
b. mengidentifikasi informasi yang sesuai dengan kriteria.
c. mengidentifikasi sumber informasi.
d. mengumpulkan dan menganalisa data.
e. mengevaluasi ulang.
5. Pelayanan yang dapat diandalkan berupa pemberian jasa yang telah dijanjikan secara terus
menerus, konsisten dan dapat diandalkan, merupakan dimensi mutu…
a. Tangibel (berwujud).
b. Reliability (keandalan).
c. Responsiveness (cepat tanggap).
d. Assurance (kepastian).
e. Empaty (empati)

Kunci jawaban:
1. E
2. C
3. E
4. B
5. B

Selamat! Saudara telah menyelesaikan pembelajaran pada sub pokok bahasan ini. Silakan
saudara mempelajari sub pokok bahasan selanjutnya

105

Created for free by https://foxyutils.com


GLOSARIUM

ANA : American Nursing Assosiation


Assurance : kepastian
Empaty : empati
HDNC : High Dependency Neonatal Care
ICU : Intensive Care Unit
ISK : Infeksi Saluran Kemih
Reliability : keandalan
Responsiveness : cepat tanggap
RN : Register Nurse
Tangibel : berwujud

FTAR PUSTAKA

Suarli, S dan Bahtiar. (2012). Manajemen keperawatan dengan pendekatan praktis. Jakarta:
Erlangga

Hadi, Irwan. (2017). Buku Ajar Manajemen Keselamatan Pasien. Ed.1, Cetakan 2. Yogyakarta:
Deepublish

Asmuji. (2012). Manajemen Keperawatan: Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Nursalam, 2015. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional


Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika

Triwibowo. (2013). Manajemen pelayanan keperawatan di rumah sakit. Jakarta: TIM

Wijono, D. (2000). Manajemen mutu pelayanan kesehatan. Teori, Strategi dan Aplikasi.
Volume.1. Cetakan Kedua. Surabaya : Airlangga Unniversity Press

106

Created for free by https://foxyutils.com


K egiatan B elaj ar 9

KONSEP TEORITIS PENJAMINAN MUTU ASUHAN


KEPERAWATAN
100 Menit

PENDAH ULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Capaian Pembelajaran, dan Petujuk Belajar

Konsep penjaminan mutu asuhan keperawatan merupakan sub pokok bahasan yang harus
dipahami oleh mahasiswa sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas
terhadap masyarakat. Materi yang akan dibahas pada sub pokok bahasan ini antara lain
pengertian penjaminan mutu, komite keperawatan, total quality management (TQM), dan
penilaian kinerja perawat.
Pemahaman terhadap penjaminan mutu pelayanan keperawatan, menjadi sebuah keharusan
bagi mahasiswa keperawatan karena pada pelaksanaan praktik keperawatan mahasiswa akan
dihadapkan pada kondisi dimana mahasiswa perawat akan melakukan asuhan keperawatan pada
pasien yang mengalami masalah kesehatan yang menuntut pemberian pelayanan keperawatan yang
bermutu atau berkualitas. Jaminan atas mutu pelayanan kesehatan menjadi hal yang sangat penting
sehingga masyarakat akan merasa aman dalam menerima pelayanan. Pemahaman mengenai
penjaminan mutu pelayanan dapat memberikan daya dorong supaya mahasiswa memahami dan
mampu menunjukkan perilaku yang menunjang dalam menjaga mutu pelayanan keperawatan.
Capaian pembelajaran yang diharapkan pada akhir perkuliahan tentang konsep teoritis
penjaminan mutu pelayanan keperawatan adalah:
1. Memahami pengertian penjaminan mutu,
2. Memahami komite keperawatan,
3. Memahami total quality management (TQM),
4. Memahami penilaian kinerja perawat.

Petunjuk dalam mempelajari topik yang disampaikan:

107

Created for free by https://foxyutils.com


1. Mahasiswa berdoa dan berniat sebelum memulai pembelajaran
2. Mahasiswa membaca buku ajar yang telah disiapkan
3. Mahasiswa mengikuti perkuliahan dengan cara memperhatikan informasi yang
disampaikan oleh dosen
4. Mahasiswa melakukan diskusi atau tanya jawab sehingga terjadi kegiatan pembelajaran
secara dua arah
5. Mahasiswa mengerjakan latihan soal yang ada pada akhir sub pokok bahasan

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikut i pembelajaran tentang Konsep Mutu Pelayanan Keperawatan,


mahasiswa diharapkan dapat:
1. Memahami pengertian penjaminan mutu,
2. Memahami komite keperawatan,
3. Memahami total quality management (TQM),
4. Memahami penilaian kinerja perawat.

URAIAN MATERI

A. Pengertian Penjaminan Mutu


Jaminan mutu (Quality Assurance) adalah proses yang dilaksanakan secara
berkesinambungan, sistematis, objektif, dan terpadu untuk menetapkan masalah dan
penyebabnya berdasarkan standar yang telah ditetapkan, menetapkan upaya penyelesaian
masalah, dan melaksanakan sesuai kemampuan menilai pencapaian hasil dengan
menggunakan indicator yang ditetapkan (Mamik, 2014).
Penjaminan mutu adalah proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan
secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga konsumen, produsen, dan pihak lain yang
berkepentingan memperoleh kepuasan. Khusus Pelayanan Kesehatan Penjaminan mutu
pelayanan kesehatan adalah proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan
108

Created for free by https://foxyutils.com


pelayanan kesehatan secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga stakeholders
memperoleh kepuasan (Suryadi,2009).

B. Komite Keperawatan
Komite Keperawatan adalah wadah non struktural RS. Fungsi Utama
mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan melalui kredensial,
penjagaan mutu profesi dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi.
Komite keperawatan memiliki tujuan untuk mewujudkan profesionalisme dalam
pelayanan keperawatan, memberikan masukan kepada pimpinan rumah sakit berkaitan
dengan profesionalisme perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan,
menyelesaikan masalah – masalah terkait dengan penerapan disiplin dan etik keperawatan
serta meningkatakan mutu pelayanan keperawatan (Menkes RI, 2013).

C. Sub Komite Keperawatan


a. Subkomite kredensial, yang bertugas merekomendasikan kewenangan klinis yang
adekuat sesuai kompetensi yang dimiliki setiap tenaga keperawatan
b. Subkomite mutu profesi, yang bertugas melakukan audit keperawatan dan
merekomendasikan kebutuhan pengembangan professional berkelanjutan bagi tenaga
keperawatan
c. Subkomite etik dan disiplin profesi, bertugas merekomendasikan pembinaan etik dan
disiplin profesi
(Menkes RI, 2013).

D. Peran Komite Keperawatan


Peran komite keperawatan dalam pengawasan mutu adalah sebagai berikut
a. Memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan profesi keperawatan melalui kegitan
terorganisasi.
b. Mempertahankan pelayanan keperawatan berkualitas dan aman bagi pasien.
c. Menjamin tersedianya perawat yang kompeten, etis sesuai dengan kewenangannya.
d. Menyelesaikan masalah keperawatan yang terkait dengan disiplin, etik dan moral
perawat.
109

Created for free by https://foxyutils.com


e. Melakukan kajian berbagai aspek keperawatan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan.
f. Menjamin diterapkannya standar praktik, asuhan dan prosedur keperawatan.
g. Membangun dan membina hubungan kerja tim di dalam rumah sakit.
h. Merancang, mengimplementasikan serta memantau dan menilai ide – ide baru.
i. Mengkomunikasikan, mendidik, negosiasi dan merekomendasikan hasil kinerja
perawat untuk pengembangan karir.
(Ayun,2014)

E. Kualitas Pelayanan (Total Quality Manajement)


Total Quality Management (TQM) adalah kualitas menjadi hal utama yang menjadi
titik fokus setiap perusahaan. Berbagai hal dilakukan untuk meningkatkan kualitas yang
diterapkan pada produk, pelayanan dan manajemen perusahaan. Seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, lahirlah suatu inovasi yang dikenal dengan TQM. Menurut
Tjiptono & Anastasia (2003) TQM merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha
yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-
menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya.
Dalam kualitas pelayanan yang baik, terdapat beberapa jenis kriteria pelayanan,
antara lain adalah sebagai berikut :
a. Ketepatan waktu pelayanan, termasuk didalamnya waktu untuk menunggu selama
transaksi maupun proses pembayaran.
b. Akurasi pelayanan, yaitu meminimalkan kesalahan dalam pelayanan maupun
transaksi.
c. Sopan santun dan keramahan ketika memberikan pelayanan.
d. Kemudahan mendapatkan pelayanan, yaitu seperti tersedianya sumber daya
manusia untuk membantu melayani konsumen, serta fasilitas pendukung seperti
komputer untuk mencari ketersediaan suatu produk.
e. Kenyamanan konsumen, yaitu seperti lokasi, tempat parkir, ruang tunggu yang
nyaman, aspek kebersihan, ketersediaan informasi, dan lain sebagainya

110

Created for free by https://foxyutils.com


F. Prinsip Total Quality Manajement
Prinsip dalam TQM, terdiri atas 4 (empat) pilar yaitu:
a. Kepuasan pelanggan. Kualitas tidak hanya bermakna kesesuaian dengan
spesifikasi tertentu, tetapi kualitas tersebut ditentukan oleh pelanggan. Segala
aspek kebutuhan pelanggan seperti harga, keamanan dan ketepatan waktu
diusahakan untuk dipuaskan.
b. Respek terhadap setiap orang. Setiap individu yang ada dalam organisasi
merupakan sumber daya yang sangat bernilai, sehingga setiap orang dalam
organisasi diperlukan dan diberikan kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi
dalam tim pengambil keputusan.
c. Manajemen berdasarkan fakta. Setiap keputusan yang diambil harus berdasarkan
pada fakta setelah dilakukan pengkajian sebelumnya. Setiap keputusan didasarkan
pada prioritas. Variasi individu dalam organisasi, variasi dalam kinerja akan
memberikan pengaruh paa organisasi.
d. Perbaikan yang berkesinambungan. Siklus PDCAA (plan-do-check-act-analyze)

G. Metode Total Quality Assurance


a. Metode W. Edwards Deming
Deming memulai penerapan TQM di Jepang dengan memperkenalakn
penggunaan Teknik pemecahan masalah dan pengendalian proses statistic
(statistical process control = SPC). Dengan penerapan SPC dapat membedakan
penyebab sistematis dan penyebab khusus dalam menangani masalah kualitas.
Deming mengembangkan model perbaikan berkesinambungan yang dikenal
dengan siklus Deming yang terdiri dari empat komponen utama secara berurutan
yaitu Plan-Do-Check-Act (PDCA).
b. Metode Joseph M. Juran
Juran mendefinisikan kualitas yaitu sesuai atau cocok untuk digunakan (fitness for
use) yang mengandung pengertian bahwa suatu barang atau jasa harus dapat
memenuhi apa yang diharapkanoleh para pemakainya. Metode Juran yang dikenal
dengan Juran’s Three Basic Steps to Progress yaitu:

111

Created for free by https://foxyutils.com


i. Mencapai perbaikan terstruktur atas dasar kesinambungan yang
dikombinasikan dengan dedikasi dan keadaan yang mendesak
ii. Mengadakan program pelatihan secara luas
iii. Membentuk komitmen dan kepemimpinan pada tingkat manajemen yang
lebih tinggi
c. Metode Philip B. Crosby
Crosby menerapkan manajemen kualitas degan teori manajemen zero defect dan
pencegahan sebagai berikut:
i. Definisi kualitas adalah sama dengan persyaratan.
Pada awalnya kualitas diterjemahkan sebagai tingkat kebagusan atau
kebaikan (goodness). Definisi ini memiliki kelemahan, yaitu tidak
menerangkan secara spesifik baik / bagus itu bagaimana. Definisi kualitas
menurut Corsby adalah memenuhi atau sama dengan persyaratan
(conformance to requirements). Kurang sedikit saja dari persyaratannya
maka suatu barang atau jasa dikatakan tidak berkualitas. Persyaratan
tersebut dapat berubah sesuai dengan keinginan pelanggan, kebutuhan
organisasi, pemasok dan sumber, pemerintah, teknologi, serta pasar atau
persaingan
ii. Kualitas adalah pencegahan. Pada masa lalu, sistem kualitas adalah
penilaian (appraisal). Suatu produk dinilai pada akhir proses. Penilaian
akhir ini hanya menyatakan bahwa apabila baik, maka akan diserahkan
kepada distributor, sedangkan bila buruk akan disingkirkan. Penilaian
seperti ini tidak menyelesaikan masalah, karena yang buruk akan selalu ada.
Maka dari itu, sebaiknya dilakukan pencegahan dari awal sehingga output-
nya dijamin bagus serta hemat biaya dan waktu. Dalam hal ini dikenal the law
of tens. Maksudnya, bila kita menemukan suatu kesalahan di awal proses,
biayanya cuma satu rupiah. Akan tetapi, bila ditemukan di proses kedua,
maka biayanya menjadi 10 rupiah. Atas dasar itulah sistem kualitas
menurut Corsby merupakan pencegahan.

112

Created for free by https://foxyutils.com


iii. Orang sering terjebak dengan nilai persentase, sehingga Crosby mengajukan
konsep kerusakan nol, yang menurutnya dapat tercapai bila perusahaan
melakukan sesuatu dengan benar sejak pertama proses dan setiap proses
H. Penilaian Kinerja Perawat
Penilaian kinerja merupakan kegiatan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Penilaian kinerja disebut juga sebagai
performance appraisal, performance evaluation, development review, performance
review and development. Penilaian kinerja harus berpedoman pada ukuran–ukuran yang
telah disepakati bersama dalam standar kerja (Usman,2011)
Penilaian kinerja perawat merupakan evaluasi kinerja perawat sesuai dengan
standar praktik professional dan peraturan yang berlaku. Penilaian kinerja perawat
bertujuan untuk menjamin tercapainya standar praktek keperawatan. Penilaian kinerja
dapat dipercaya untuk mengontrol sumber daya manusia dan produktivitas. Perawat
manajer dapat menggunakan proses operasional kinerja untuk mengatur arah kerja dalam
memilih, melatih, membimbing perencanaan karier serta memberi penghargaan kepada
perawat yang berkompeten (Nursalam,2008).
Manfaat penilaian kinerja antara lain:
Meningkatkan prestasi kerja staf secara individu atau kelompok dengan memberikan
kesempatan pada mereka untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri dalam kerangka
pencapaian tujuan pelayanan di rumah sakit.
Peningkatan yang terjadi pada prestasi staf secara perorangan pada gilirannya akan
mempengaruhi atau mendorong sumber daya manusia secara keseluruhannya.
Merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan tujuan meningkatkan hasil
karya dan prestasi dengan cara memberikan umpan balik kepada mereka tentang
prestasinya
Membantu rumah sakit untuk dapat menyusun program pengembangan dan pelatihan
staf yang lebih tepat guna, sehingga rumah sakit akan mempunyai tenaga yang cakap
dan trampil untuk pengembangan pelayanan keperawatan dimasa depan
Menyediakan alat dan sarana untuk membandingkan prestasi kerja dengan
meningkatkan gajinya atau sistem imbalan yang baik

113

Created for free by https://foxyutils.com


Memberikan kesempatan kepada pegawai atau staf untuk mengeluarkan perasaannya
tentang pekerjaannya atau hal lain yang ada kaitannya melalui jalur komunikasi dan
dialog, sehingga dapat mempererat hubungan antara atasan dan bawahan

LATIHAN

Setelah saudara membaca penjelasan tentang penjaminan mutu pelayanan keperawatan,


silakan saudara melakukan evaluasi tentang pemahaman saudara terhadap informasi tersebut.
Silakan saudara mulai dengan mengingat dan menyebutkan tentang pengertian penjaminan mutu
pelayanan. Tuliskan jawaban saudara pada kotak berikut ini:

Bagus! Saudara telah berhasil mengingat dan memahami pengertian penjaminan mutu pelayanan
keperawatan, selanjutnya silakan saudara ingat dan sebutkan apa yang dimaksud dengan komite
keperawatan. Seperti sebelumnya, silakan saudara tuliskan jawaban saudara pada kotak di bawah
ini:

Bagus sekali!!
Saudara telah mengerti tentang komite keperawatan. Selanjutnya, silakan saudara tuliskan di kotak
berikut ini tentang prinsip-prinsip TQM yang saudara pahami.

Nah, saudara telah mencoba mengingat materi yang telah dipelajari. Silakan saudara membaca
rangkuman berikut ini untuk memperkuat pemahaman saudara mengenai konsep mutu pelayanan
keperawatan.

114

Created for free by https://foxyutils.com


RANGK UM AN

Penjaminan mutu adalah proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan
secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga konsumen, produsen, dan pihak lain yang
berkepentingan memperoleh kepuasan.
Komite keperawatan memiliki tujuan untuk mewujudkan profesionalisme dalam pelayanan
keperawatan, memberikan masukan kepada pimpinan rumah sakit berkaitan dengan
profesionalisme perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan, menyelesaikan masalah-
masalah terkait dengan penerapan disiplin dan etik keperawatan serta meningkatakan mutu
pelayanan keperawatan dengan sub komite yaitu sub komite kredensial, sub komite mutu profesi
dan sub komite etik dan disiplin profesi.
TQM merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk
memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa,
manusia, proses, dan lingkungannya. Metode TQM dapat dikenal dengan adanya siklus Deming
yaitu PDCA, Juran’s Three Basic Steps to Progress dan zero defect.

TE FO RM A TI F

Petunjuk mengerjakan soal:


1. Berdoalah sebelum mengerjakan soal
2. Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap paling benar!
3. Kunci jawaban boleh dilihat setelah saudara selesai mengerjakan soal.

1. Proses yang dilaksanakan secara berkesinambungan, sistematis, objektif, dan terpadu


untuk menetapkan masalah dan penyebabnya disebut dengan…
a. Quality Assurance
b. Total Quality Manajement
c. Plan-Do-Check-Act
d. Statistical Process Control
115

Created for free by https://foxyutils.com


e. Law of Tens
2. Sub komite keperawatan yang bertugas merekomendasikan kewenangan klinis yang
adekuat sesuai kompetensi yang dimiliki setiap tenaga keperawatan adalah…
a. Sub komite kredensial
b. Sub komite etik
c. Sub komite disiplin
d. Sub komite mutu profesi
e. Sub komite hukum
3. Kriteria pelayanan yang baik terkait dengan lamanya menunggu pelayanan yaitu...
a. Ketepatan waktu pelayanan
b. Akurasi pelayanan
c. Sopan santun
d. Kemudahan mendapatkan pelayanan
e. Kenyamanan konsumen
4. Prinsip TQM yang memperhatikan segala aspek kebutuhan pelanggan seperti harga,
keamanan dan ketepatan waktu diusahakan untuk dipuaskan yaitu,
f. Respek terhadap setiap orang.
g. Manajemen berdasarkan fakta.
h. Kepuasan pelanggan.
i. Perbaikan yang berkesinambungan.
j. Pelayanan Prima.
5. Tokoh yang mengenalkan pendekatan Plan-Do-Check-Act-Analyze adalah…
a. Philip B. Crosby
b. Joseph M. Juran
c. W. Edwards Deming
d. Nursalam.
e. Henry Fayol

116

Created for free by https://foxyutils.com


Kunci jawaban:
1. A
2. A
3. A
4. C
5. C

Selamat! Saudara telah menyelesaikan pembelajaran pada sub pokok bahasan ini. Silakan
saudara mempelajari sub pokok bahasan selanjutnya

GLOSARIUM

SPC : statistical process control


PDCAA : Plan-Do-Check-Act-Analyze

FTAR PUSTAKA

Arina Yuri. (2017). Konsep Teoritis Penjaminan Mutu dan Praktik Keperawatan Berbasis Bukti
(Evidence Based Practise). https://yurishina.blogspot.com/2017/03/konsep-teoritis-
penjaminan-mutu-dan.html (diakses pada 23 Agustus 2020)
Asmuji. (2012). Manajemen Keperawatan: Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Hadi, Irwan. (2017). Buku Ajar Manajemen Keselamatan Pasien. Ed.1, Cetakan 2. Yogyakarta:
Deepublish
Mamik. (2014). Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan dan Kebidanan. Sidoarjo: Zifatama
Publisher
Menkes RI. (2013). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2013.
Jakarta
Nursalam, 2015. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional
Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika
117

Created for free by https://foxyutils.com


Suarli, S dan Bahtiar. (2012). Manajemen keperawatan dengan pendekatan praktis. Jakarta:
Erlangga
Suryadi, T. (2009). Pengertian dan Pelaksanaan Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan. Scribd.
Available at: https://www.scribd.com/doc/17381263/Pengertian-Dan-Pelaksanaan-Mutu-
Pelayanan-Kesehatan (accessed August 24, 2020)

118

Created for free by https://foxyutils.com


Kegiatan Belajar 10

KONSEP TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN


BERBASIS BUKTI
100 Menit

PENDAH ULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Capaian Pembelajaran, dan Petujuk Belajar

Konsep teoritis asuhan keperawatan berbasis bukti merupakan sub pokok bahasan yang
menjelaskan pentingnya seorang perawat melakukan asuhan keperawatan berdasarkan bukti-
bukti atau temuan terbaru. Konsep ini dipelajari untuk memberikan gambaran dan arahan kepada
mahasiswa tentang pelaksananaan asuhan keperawatan yang berdasarkan bukti ilmiah. Asuhan
keperawatan sebagai bentuk pelayanan kepada pasien tidak boleh diberikan tanpa dasar keilmuan
yang jelas. Sejak dua dekade yang lalu, perawat dituntut agar dapat memberikan asuhan
keperawatan berdasarkan evidence-based practice (Hart, et al., 2008). Untuk itu, mahasiswa
perawat dituntut untuk senantiasa mengikuti perkembangan ilmu keperawatan terkini.
Evidence based practice (EBP) yang merupakan penggunaan bukti-bukti yang jelas dalam
pemberian asuhan menjadikan asuhan keperawatan senantiasa dapat dieterima oleh masyarakat.
Pemahaman konsep teori EBP dapat memberikan daya dorong supaya mahasiswa senantiasa
berusaha untuk menemukan informasi-informasi terbaru mengenai perkembangan asuhan
keperawatan untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
Capaian pembelajaran yang diharapkan pada akhir perkuliahan tentang konsep teoritis
penjaminan mutu pelayanan keperawatan adalah:
1. Memahami pengertian evidence based practice,
2. Memahami pentingnya EBP bagi keperawatan
3. Memahami konsep teori asuhan keperawatan berbasis bukti
4. Memahami tahapan EBP
5. Memahami pengumpulan bukti/ evidence dengan PICO/PICOT

119

Created for free by https://foxyutils.com


Petunjuk dalam mempelajari topik yang disampaikan:
1. Mahasiswa berdoa dan berniat sebelum memulai pembelajaran
2. Mahasiswa membaca buku ajar yang telah disiapkan
3. Mahasiswa mengikuti perkuliahan dengan cara memperhatikan informasi yang
disampaikan oleh dosen
4. Mahasiswa melakukan diskusi atau tanya jawab sehingga terjadi kegiatan pembelajaran
secara dua arah
5. Mahasiswa mengerjakan latihan soal yang ada pada akhir sub pokok bahasan

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikut i pembelajaran tentang Konsep Teorit is Asuhan Keperawatan


Berbasis Bukt i, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Memahami pengertian evidence based practice,
2. Memahami pentingnya EBP bagi keperawatan
3. Memahami konsep teori asuhan keperawatan berbasis bukti
4. Memahami tahapan EBP
5. Memahami pengumpulan bukti/ evidence dengan PICO/PICOT

URAIAN MATERI

A. Pengertian Evidence Based Practice


Evidence-based pratice adalah proses pengambilan keputusan klinis dengan
mengintegrasikan bukti penelitian terbaik dengan keahlian klinis dan penilaian pasien
(Hart, et al., 2008). Evidence-based practice dapat menjadi kerangka kerja yang menguji,
mengevaluasi, dan menerapkan temuan-temuan penelitian dengan tujuan untuk
memperbaiki pelayanan keperawatan kepada pasien (Carlson, 2010). Sehingga, sebelum
membuat keputusan klinis yang terbaik bagi pasiennya, tenaga kesehatan harus
mempertimbangkan dan mengacu pada hasil-hasil penelitian yang terkini dan terbaik.
120

Created for free by https://foxyutils.com


Evidence-based practice merupakan prioritas utama bagi pemimpin keperawatan di
organisasi pelayanan kesehatan di negara maju (Hart et al., 2008). Perawat dalam tatanan
klinis harus menggunakan evidence-based practice dan penelitian untuk mempertajam
keterampilan klinis mereka, mengembangkan dan menerapkan standar operasional
prosedur, melaksanakan intervensi keperawatan yang efektif, dan mengembangkan rencana
perawatan untuk mengoptimalkan keberhasilan perawatan pada pasien. Oleh karena itu,
dalam penerapan evidence-based practice dalam pemberian asuhan keperawatan
diperlukan perawat yang profesional dan kompeten.

B. Pentingnya Evidence Based Practice


a. Memberikan hasil asuhan keperawatan yang lebih baik kepada pasien
b. Memberikan kontribusi perkembangan ilmu keperawatan
c. Menjadikan standar praktik saat ini dan relevan
d. Meningkatkan kepercayaan diri dalam mengambil keputusan
e. Mendukung kebijakan dan prosedur saat ini dan termasuk menjadi penelitian terbaru
f. Integrasi EBP dan praktik asuhan keperawatan sangat penting untuk meningkatkan
kualitas perawatan pada pasien.

C. Komponen Evidence Based Practice


Menurut Gerrish, Ashworth, Lacey, dan Bailey (2008), komponen yang ada dalam
penerapan evidence-based practice dalam pemberian asuhan keperawatan adalah
a. Adanya bukti eksternal
Bukti eksternal meliputi hasil penelitian, teori-teori yang lahir dari penelitian,
pendapat dari ahli, serta hasil dari diskusi panel para ahli
b. Adanya bukti internal
Bukti internal meliputi penilaian klinis, hasil dari proyek peningkatan kualitas
pelayanan klinis, hasil dari pengkajian dan evaluasi pasien, alasan klinis, serta evaluasi
dan penggunaan sumber daya tenaga kesehatan yang diperlukan untuk melakukan
penatalaksanaan yang dipilih
c. Adanya manfaat dan keingingan pasien

121

Created for free by https://foxyutils.com


Manfaat terbaik untuk kondisi pasien dan keinginan pasien serta meminimalkan
pembiayaan.
D. Model Evidence Based Practice
a. Model Stetler
Steler mengemukanan tahapan dalam Evidence Based Nursing Practice, yang terdiri
dari 5 tahapan yaitu:
a. Tahap persiapan. Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah dengan
pengumpulan data dan melakukan validasi terhadap data dan masalah yang ada
b. Tahap validasi. Tahap ini diawali dengan mengkritisi bukti atau jurnal yang
ada baik bukti empiris, non empiris atau sistematik review. Bukti-bukti tersebut
diidentifikasi berdasarkan “level of evidence”. Jika tidak ada bukti kuat yang
mendukung maka, tahapan tidak dilanjutkan. Namun jika ditemukan data yang
kuat dan mendukung maka dilanjutkan ke tahap berikutnya
c. Tahap perbandingan. Pada tahap ini dilakukan sintesis dari bukti yang ada dan
pengambilan bukti yang dapat dipakai. Pada tahap ini dapat dilanjutkan dengan
penelitian sendiri
d. Tahap translasi atau aplikasi. Pada tahap ini, ditentukan pada level apa
penelitian dilakukan, apakah pada individu, kelompok atau masyarakat.
Selanjutnya penyusunan proposal dan diseminasi untuk melakukan pilot
project
e. Tahap evaluasi. Dapat dilakukan baik secara formal maupun non formal.
Evaluasi dapat dilakukan secara formatif maupun sumatif.

b. Model IOWA
Model IOWA diawali dengan adanya trigger atau masalah. Trigger bisa berupa
knowledge focus atau problem focus. Jika masalah yang ada menjadi prioritas maka
baru dibentuklah tim. Tim terdiri atas dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain yang
tertarik dan paham dalam penelitian. Langkah berikutnya adalah mensintesis bukti-
bukti yang ada. Bila bukti yang kuat sudah diperoleh, maka dilakukan uji coba dan
hasilnya harus dievaluasi dan didiseminasikan

122

Created for free by https://foxyutils.com


c. Model Rosswurm & Larrabee
Model ini disebut juga dengan model Evidence Based Practice Change yang terdiri
dari 6 langkah yaitu :
1) Tahap 1 :mengkaji kebutuhan untuk perubahan praktis
2) Tahap 2 : tentukan evidence terbaik
3) Tahap 3 : kritikal analisis evidence
4) Tahap 4 : design perubahan dalam praktek
5) Tahap 5 : implementasi dan evaluasi perunbahan
6) Tahap 6 : integrasikan dan maintain perubahan dalam praktek
E. Pengumpulan Bukti dengan PICO/PICOT
Pada penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa Langkah-langkah dalam
evidence based practice adalah diawali dengan menemukan masalah. Masalah adalah gap
yang terjadi dalam pelayanan keperawatan. Langkah penting selanjutnya adalah menyusun
pertanyaan klinis untuk menentukan masalah yang actual atau benar-benar sedang dialami
di area pelayanan keperawatan.
PICOT adalah metode pendekatan dalam merumuskan masalah dengan pertanyaan-
pertanyaan klinis, yaitu:
P : population. Populasi sasaran yang akan menjadi objek/subjek penelitan atau disease
of interest
I : intervention. Tindakan apa yang akan diteliti sesuai masalah
C : control. Tindakan pembanding atau kelompok pembanding untuk memastikan
bahwa perubahan yang terjadi adalah benar-benar karena Tindakan yang diteliti
O : outcomes. Hasil yang diharapkan
T : time frame. Batasan waktu
Jenis-jenis pertanyaan klinis:
a. Intervention question. Meneliti tentang kefektifasn suatu tindakan atau intervensi
b. Diagnostic question. Meneliti mengenai manfaat, keakuratan, seleksi, atau
interpretasi dari suatu alat/instrumen
c. Prognostic question. Penelitian mengenai keadaan pasien terkait kondisi tertentu
atau mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin mengubah prognosis pasien

123

Created for free by https://foxyutils.com


d. Etiology question. Meneliti kemungkinan sebab akibat dari suatu keadaan yang
mungkin merugikan pasien atau pelayanan keperawatan
e. Meaning question. Meneliti mengenai makna suatu hal, suatu fenomena tertentu.

LATIHAN

Setelah saudara membaca penjelasan tentang konsep teoritis evidence based practice dalam
keperawatan, silakan saudara melakukan evaluasi tentang pemahaman saudara terhadap
informasi tersebut. Silakan saudara mulai dengan mengingat dan menyebutkan tentang
pengertian EBP. Tuliskan jawaban saudara pada kotak berikut ini:

Bagus! Saudara telah berhasil mengingat dan memahami pengertian EBP dalam keperawatan,
selanjutnya silakan saudara ingat dan sebutkan apa manfaat EBP dalam keperawatan. Seperti
sebelumnya, silakan saudara tuliskan jawaban saudara pada kotak di bawah ini:

Bagus sekali!!
Saudara telah mengerti manfaat EBP dalam keperawatan. Selanjutnya, silakan saudara tuliskan
di kotak berikut ini tentang langkah-langkah EBP yang saudara pahami.

Nah, saudara telah mencoba mengingat materi yang telah dipelajari. Silakan saudara membaca
rangkuman berikut ini untuk memperkuat pemahaman saudara mengenai konsep teoritis EBP
dalam keperawatan.

124

Created for free by https://foxyutils.com


RANGK UM AN

Evidence-based pratice adalah proses pengambilan keputusan klinis dengan


mengintegrasikan bukti penelitian terbaik dengan keahlian klinis dan penilaian pasien. Pentingnya
Evidence Based Practice adalah memberikan hasil asuhan keperawatan yang lebih baik kepada
pasien, memberikan kontribusi perkembangan ilmu keperawatan, menjadikan standar praktik
saat ini dan relevan, meningkatkan kepercayaan diri dalam mengambil keputusan, mendukung
kebijakan dan prosedur saat ini dan termasuk menjadi penelitian terbaru, integrasi EBP dan
praktik asuhan keperawatan sangat penting untuk meningkatkan kualitas perawatan pada
pasien.
Tahapan EBP secara umum adalah tahap persiapan, tahap validasi, tahap perbandingan,
tahap translasi dan tahap evaluasi. Cara menentukan masalah adalah dengan rumusan PICOT
yaitu:
P : population
I : intervention.
C : control.
O : outcomes.
T : time frame.

125

Created for free by https://foxyutils.com


TES FORM A TI F

Petunjuk mengerjakan soal:


1. Berdoalah sebelum mengerjakan soal
2. Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap paling benar!
3. Kunci jawaban boleh dilihat setelah saudara selesai mengerjakan soal.

1. Berikut ini adalah pentingnya evidence based practice, kecuali…


a. Memberikan hasil asuhan keperawatan yang lebih baik kepada pasien
b. Memberikan kontribusi perkembangan ilmu keperawatan
c. Menjadikan standar praktik saat ini dan relevan
d. Meningkatkan kepercayaan diri dalam mengambil keputusan
e. Menghambat kebijakan dan prosedur saat ini
2. Tahapan EBP menurut model Stetler, kecuali…
a. Tahap persiapan
b. Tahap tahap validasi,
c. Tahap critical analysis
d. Tahap perbandingan
e. Tahap translasi
3. Tahapan EBP menurut model Model Rosswurm & Larrabee adalah…
a. Tahap persiapan
b. Tahap tahap validasi,
c. Tahap critical analysis
d. Tahap perbandingan
e. Tahap translasi
4. Hasil penelitian, teori-teori yang lahir dari penelitian, pendapat dari ahli, serta hasil dari
diskusi panel para ahli, merupakan …
a. Bukti internal
b. Bukti eksternal
c. Keinginan pasien
126

Created for free by https://foxyutils.com


d. Manfaat pasien
e. Harapan perawat
5. Penelitian mengenai keadaan pasien terkait kondisi tertentu atau mengidentifikasi faktor-
faktor yang mungkin mengubah prognosis pasien, merupakan jenis pertanyaan..
a. Intervention question.
b. Diagnostic question.
c. Prognostic question.
d. Etiology question.
e. Meaning question.

Kunci jawaban:
1. E
2. C
3. C
4. B
5. C
Selamat! Saudara telah menyelesaikan pembelajaran pada sub pokok bahasan ini. Silakan
saudara mempelajari sub pokok bahasan selanjutnya

GLOSARIUM

EBP : evidence based practice


PICOT : Poppulation, intervention, control, outcomes, time frame

127

Created for free by https://foxyutils.com


FTAR PUSTAKA

Arina Yuri. (2017). Konsep Teoritis Penjaminan Mutu dan Praktik Keperawatan Berbasis Bukti
(Evidence Based Practise). https://yurishina.blogspot.com/2017/03/konsep-teoritis-
penjaminan-mutu-dan.html (diakses pada 23 Agustus 2020)
Carlson, E. A. (2010). Evidence-Based Practice for Nurses: Appraisal and Application of
Research. Orthopaedic Nursing, 29(4), 283–284.
Gerrish, K., Ashworth, P., Lacey, A., & Bailey, J. (2008). Developing evidence-based practice:
experiences of senior and junior clinical nurs, 62(1), 62–73
Hart, P., Eaton, L., Buckner, M., Morrow, B. N., Barret, D. T., Fraser, D. D., ... Sharrer, R. L.
(2008). Effectiveness of a Computer-Based Educational Program on Nurses‟ Knowledge,
Attitude, and Skill Level Related to Evidence-Based Practice. Wiley Online Library, 5(2),
75–84. https://doi.org/10.1111/j.1741-6787.2008.00123.x
Menkes RI. (2013). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2013.
Jakarta
Nursalam, 2015. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional
Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika
Suryadi, T. (2009). Pengertian dan Pelaksanaan Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan. Scribd.
Available at: https://www.scribd.com/doc/17381263/Pengertian-Dan-Pelaksanaan-Mutu-
Pelayanan-Kesehatan (accessed August 24, 2020)

128

Created for free by https://foxyutils.com


Kegiata n B elajar 11
INDIKATOR PENILAIAN MUTU ASUHAN KEPERA AN
100 Menit

PENDAH ULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Capaian Pembelajaran, dan Petujuk Belajar

Diskripsi Singkat
Indikator penilaian mutu asuhan keperawatan merupakan sub pokok bahasan tentang
indikator umum dan utama kwalitas pelayanan keperawatan di Rumah Sakit
Relevansi
Saudara sebagai seorang calon Ahli Madya Keperawatan diharapkan dapat menerapkan
konsep tersebut dalam pemberian layanan keperawatan di rumah sakit.
Capaian Pembelajaran :
1. Mampu menyebutkan indikator mutu pada aspek pelayanan keperawatan
2. Mampu menyebutkan indikator umum pelayanan keperawatan yang bersumber pada sensus
harian
3. Mampu melakukan penilaian parameter indikator umum pelayanan keperawatan yang
bersumber pada sensus harian
4. Mampu menyebutkan indikator utama kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit
5. Mampu memahami indikator utama kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit
Petunjuk dalam mempelajari topik yang disampaikan:
1. Mahasiswa berdoa sesuai dengan keyakinannya dan berniat sebelum memulai
pembelajaran
2. Mahasiswa membaca buku ajar yang telah disiapkan
3. Mahasiswa mengikuti perkuliahan dengan cara memperhatikan informasi yang
disampaikan oleh dosen
4. Mahasiswa melakukan diskusi atau tanya jawab sehingga terjadi kegiatan pembelajaran
secara dua arah

129

Created for free by https://foxyutils.com


5. Mahasiswa mengerjakan latihan soal yang ada pada akhir sub pokok bahasan

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikut i pembelajaran tentang indikator penilaian mutu asuhan keperawatan ,


mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menyebutkan indikator mutu pada aspek pelayanan keperawatan
2. Menyebutkan indikator umum pelayanan keperawatan yang bersumber pada sensus
harian
3. Melakukan penilaian parameter indikator umum pelayanan keperawatan yang
bersumber pada sensus harian
4. Menyebutkan indikator utama kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit
5. Memahami indikator utama kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit

URAIAN MATERI

Mutu asuhan kesehatan sebuah rumah sakit akan selalu terkait dengan struktur, proses, dan
outcome sistem pelayanan RS tersebut. Mutu asuhan pelayanan RS juga dapat dikaji dari
tingkat pemanfaatan sarana pelayanan oleh masyarakat, mutu pelayanan dan tingkat
efisiensi RS. Secara umum aspek penilaian meliputi evaluasi, dokumen, instrumen, dan
audit (EDIA) (Nursalam, 2014).
1. Aspek struktur (input)
Struktur adalah semua input untuk sistem pelayanan sebuah RS yang meliputi M1
(tenaga), M2 (sarana prasarana), M3 (metode asuhan keperawatan), M4 (dana), M5
(pemasaran), dan lainnya. Ada sebuah asumsi yang menyatakan bahwa jika struktur
sistem RS tertata dengan baik akan lebih menjamin mutu pelayanan. Kualitas struktur
RS diukur dari tingkat kewajaran, kuantitas, biaya (efisiensi), dan mutu dari masing-
masing komponen struktur.
2. Proses
130

Created for free by https://foxyutils.com


Proses adalah semua kegiatan dokter, perawat, dan tenaga profesi lain yang
mengadakan interaksi secara professional dengan pasien. Interaksi ini diukur antara
lain dalam bentuk penilaian tentang penyakit pasien, penegakan diagnosis, rencana
tindakan pengobatan, indikasi tindakan, penanganan penyakit, dan prosedur
pengobatan.
3. Outcome
Outcome adalah hasil akhir kegiatan dokter, perawat, dan tenaga profesi lain terhadap
pasien.
Indikator-indikator mutu yang mengacu pada aspek pelayanan meliputi:
Angka infeksi nosocomial: 1-2%
Angka kematian kasar: 3-4%
Kematian pasca bedah: 1-2%
Kematian ibu melahirkan: 1-2%
Kematian bayi baru lahir: 20/1000
NDR (Net Death Rate): 2,5%
ADR (Anasthesia Death Rate) maksimal 1/5000
PODR (Post Operation Death Rate): 1%
POIR (Post Operative Infection Rate): 1%

A. INDIKATOR-INDIKATOR UMUM PELAYANAN RUMAH SAKIT


Dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah
sakit. Indikator-indikator berikut bersumber dari sensus harian rawat inap :

1. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)


Menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada
satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur rumah sakit.Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara
60-85% (Depkes RI, 2005).

Rumus :
131

Created for free by https://foxyutils.com


(jumlah hari perawatan di rumah sakit) × 100%
(jumlah tempat tidur × jumlah hari dalam satu periode)

2. ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)


ALOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator
ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan
gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan
hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut.Secara umum nilai ALOS yang ideal
antara 6-9 hari (Depkes, 2005).
Rumus :
(jumlah lama dirawat)
(jumlah pasien keluar (hidup + mati))
3. TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)
TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak
ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya.Indikator ini memberikan gambaran
tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur.Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi
pada kisaran 1-3 hari.
Rumus :
((jumlah tempat tidur × Periode) − Hari Perawatan)
(jumlah pasien keluar (hidup + mati))

4. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)


BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu
periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu.Idealnya
dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
Rumus :
Jumlah pasien dirawat (hidup + mati)
(jumlah tempat tidur)

5. NDR (Net Death Rate)


132

Created for free by https://foxyutils.com


NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk
tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan
di rumah sakit.
Rumus :
Jumlah pasien mati > 48 jam × 100%
(jumlah pasien keluar (hidup + mati))

6. GDR (Gross Death Rate)


GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000
penderita keluar.
Rumus :
Jumlah pasien mati seluruhnya × 100%
(jumlah pasien keluar (hidup + mati))

B. Indikator utama kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit menurut


Nursalam (2014)
1. Keselamatan pasien (patient safety), yang meliputi: angka infeksi nosokomial,
angka kejadian pasien jatuh/kecelakaan, dekubitus, kesalahan dalam pemberian
obat, dan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan
2. Pengelolaan nyeri dan kenyamanan
3. Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan
4. Perawatan diri
5. Kecemasan pasien
6. Perilaku (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) pasien.

1.1 Keselamatan Pasien


Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu variable untuk mengukur dan
mengevaluasi kualitas pelayanan keperawatan yang berdampak terhadap pelayanan
kesehatan.Program keselamatan pasien adalah suatu usaha untuk menurunkan angka
kejadian tidak diharapkan (KTD) yang sering terjadi pada pasien selama dirawat di
133

Created for free by https://foxyutils.com


rumah sakit sehingga sangat merugikan baik pasien itu sendiri maupun pihak rumah
sakit. KTD bisa disebabkan oleh berbagai faktor antara lain beban kerja perawat yang
tinggi, alur komunikasi yang kurang tepat, penggunaan sarana yang kurang tepat dan
lain sebagainya.

Indikator keselamatan pasien (IPS) bermanfaat untuk mengidentifikasi area-area


pelayanan yang memerlukan pengamatan dan perbaikan lebih lanjut, misalnya untuk
menunjukkan:
adanya penurunan mutu pelayanan dari waktu ke waktu
bahwa suatu area pelayanan ternyata tidak memenuhi standar klinik atau terapi
sebagaimana yang diharapkan
tingginya variasi antar rumah sakit dan antar pemberi pelayanan
ketidaksepadanan antarunit pelayanan kesehatan (misalnya, pemerintah dengan
swasta atau urban dengan rural)

1.1.1. Angka Kejadian Dekubitus


Rumus :
Jumlah kejadian dekubitus × 100%
Jumlah pasein beresiko terjadi dekubitus
1.1.2. Angka kejadian kesalahan pada pemberian obat oleh perawat
Rumus :
Jumlah pasein yang terkena Kejadian Tidak Diharapkan dalam pemberian obat ×
100%
Jumlah pasein pada hari tersebut
Rumus :
Jumlah pasein yang terkena Kejadian Nyaris Cidera dalam pemberian obat × 100%
Jumlah pasein pada hari tersebut

1.1.3. Angka kejadian pasien jatuh


Rumus :
Jumlah pasein yang jatuh × 100%
Jumlah pasein yang beresiko jatuh
134

Created for free by https://foxyutils.com


1.1.4. Angka kejadian cedera akibat Restrain
Rumus :
Jumlah pasein akibat cidera Restrain × 100%
Jumlah total pasien yang terpasang restrain

1.2 Sembilan Solusi Life-Saving Keselamatan Pasien Rumah Sakit


Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip (Look-Alike, Sound-Alike
Medication Names)
Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip (NORUM), yang membingungkan staf
pelaksana adalah salah satu penyebab yang paling sering dalam kesalahan obat
(medication error).
Pastikan Identifikasi Pasien
Komunikasi Secara Benar saat Serah Terima/Pengoperan Pasien
Pastikan Tindakan yang benar pada Sisi Tubuh yang benar
Kendalikan Cairan Elektrolit Pekat (concentrated)
Pastikan Akurasi Pemberian Obat pada Pengalihan Pelayanan
Hindari Salah Kateter dan Salah Sambung Slang (Tube)
Gunakan Alat Injeksi Sekali Pakai
Tingkatkan Kebersihan Tangan (Hand hygiene) untuk Pencegahan lnfeksi
Nosokomial
2. Pengelolaan Nyeri dan Kenyamanan
Fenomena nyeri timbul karena adanya kemampuan system saraf untuk mengubah berbagai
stimulus mekanis, kimia, termal, elektris menjadi potensial aksi yang dijalarkan ke sistem
saraf pusat. Nyeri merupakan suatu mekanisme protektif bagi tubuh yang akan muncul
bila jaringan tubuh rusak, sehingga individu akan bereaksi atau berespons untuk
menghilangkan mengurangi rangsang nyeri. Nyeri adalah sensasi subjektif, rasa yang tidak
nyaman biasanya berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual dan potensial
(Nursalam, 2014).

3. Kepuasan Pasien
135

Created for free by https://foxyutils.com


Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari
kinerja layanan kesehatan yang diperoleh setelah pasien membandingkannya dengan apa
yang diharapkan (Imbalo, 2006).
Ada beberapa cara mengukur kepuasan pelanggan:
Sistem keluhan dan saran
Survey kepuasan pelanggan
Pembeli bayangan
Analisis kehilangan pelanggan
4. Perawatan Diri
a. Angka tidak terpenuhinya kebutuhan mandi, berpakaian, dan eliminasi yang
disebabkan oleh keterbatasan diri.
b. Angka tidak terpenuhi kebutuhan diri (mandi, toilet pada tingkat ketergantungan
parsial dan total).

Persentase kebutuhan perawatan diri pasien :

Jumlah pasien yang tidak terpenuhi kebutuhan diri x 100 %


Jumlah pasien dirawat dengan tingkat ketergantungan parsial dan total

5. Kecemasan
Rumus :
Jumlah pasein yang cemas × 100%
Jumlah total pasien yang dirawat

Kecemasan adalah suatu kondisi yang menandakan suatu keadaan yang mengancam
keutuhan serta keberadaan dirinya dan dimanifestasikan dalam bentuk perilaku
seperti rasa tidak berdaya, rasa tidak mampu, rasa takut, dan fobia tertentu.

Kecemasan muncul bila ada ancaman ketidakberdayaan, kehilangan kendali,


perasaan kehilangan fungsi-fungsi dan harga diri, kegagalan pertahanan, perasaan

terisolasi (Nursalam, 2014).


136

Created for free by https://foxyutils.com


6. Pengetahuan
6.1. Pengetahuan tentang perawatan penyakitnya
Rumus :
Jumlah pasein yang kurang pengetahuan × 100%
Jumlah pasien yang dirawat pada periode tertentu
6.1 Perencanaan Pulang (Discharge Planning)
Rumus :
Jumlah pasein akibat cidera Restrain × 100%
Jumlah total pasien yang terpasang restrain
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan pada pasien sebelum pasien
diperbolehkan pulang adalah sebagai berikut.
Pendidikan kesehatan: diharapkan bisa mengurangi angka kambuh atau
komplikasi dan meningkatkan pengetahuan pasien serta keluarga tentang
perawatan pasca rawat.
Program pulang bertahan: bertujuan untuk melatih pasien untuk kembali
ke lingkungan keluarga dan masyarakat. Program ini meliputi apa yang
harus dilakukan pasien di rumah sakit dan apa yang harus dilakukan oleh
keluarga.

LATIHAN

Setelah membaca materi tersebut diatas silahkan saudara menyebutkan 5 indikator mutu
pada aspek pelayanan keperawatan .Silakan saudara tulis jawaban saudara pada kotak berikut ini:

Bagus! Saudara telah berhasil mengingat materi yang telah dipelajari, selanjutnya silakan
saudara ingat lagi dan sebutkan indikator umum pelayanan keperawatan yang bersumber pada

137

Created for free by https://foxyutils.com


sensus harian. Seperti sebelumnya, silakan saudara tuliskan jawaban saudara pada kotak di bawah
ini:

Bagus sekali!!
Selanjutnya, silakan saudara kerjakan soal berikut ini
Tahun 2019 Rumah Sakit Mersi Husada diketahui jumlah hari perawatan 16425 hari, jumlah
tempat tidur 60 buah. Pertanyaaanya : berapa BOR Rumah Sakit Mersi Husada?

Nah, saudara telah mencoba mengingat materi yang telah dipelajari. Silakan saudara membaca
rangkuman berikut ini :

RANGK UM AN

1. Indikator-indikator mutu yang mengacu pada aspek pelayanan meliputi:


Angka infeksi nosocomial: 1-2%
Angka kematian kasar: 3-4%
Kematian pasca bedah: 1-2%
Kematian ibu melahirkan: 1-2%
Kematian bayi baru lahir: 20/1000
NDR (Net Death Rate): 2,5%
ADR (Anasthesia Death Rate) maksimal 1/5000
PODR (Post Operation Death Rate): 1%
POIR (Post Operative Infection Rate): 1%
2. Indikator umum pelayanan rumah sakit : BOR, ALOS, TOI, BTO, NDR, GDR
3. Indikator utama kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit menurut Nursalam (2014)
138

Created for free by https://foxyutils.com


Keselamatan pasien (patient safety), yang meliputi: angka infeksi nosokomial, angka
kejadian pasien jatuh/kecelakaan, dekubitus, kesalahan dalam pemberian obat, dan
tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan
Pengelolaan nyeri dan kenyamanan
Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan
Perawatan diri
Kecemasan pasien
Perilaku (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) pasien.

TE FO RM A TI F

Petunjuk mengerjakan soal:


1. Berdoalah sebelum mengerjakan soal
2. Jawablah dengan benar!
3. Kunci jawaban boleh dilihat setelah saudara selesai mengerjakan soal.

1. Jumlah hari rawat pasien yang keluar hidup atau mati 5400 hari perawatan. Jumlah pasien
yang dirawat inap keluar keluar hidup dan mati 600 orang. Hitung ALOS?
2. Sebutkan indikator utama kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit
Kunci jawaban:
1. 5400 X 1 = 9 hari
a. 600
2. - Keselamatan pasien (patient safety), yang meliputi: angka infeksi nosokomial, angka
kejadian pasien jatuh/kecelakaan, dekubitus, kesalahan dalam pemberian obat, dan
tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan
- Pengelolaan nyeri dan kenyamanan
- Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan
- Perawatan diri
- Kecemasan pasien

139

Created for free by https://foxyutils.com


- Perilaku (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) pasien.
Selamat! Saudara telah menyelesaikan pembelajaran pada sub pokok bahasan ini. Silakan
saudara mempelajari sub pokok bahasan selanjutnya

GLOSARIUM

ADR (Anasthesia Death Rate) : Angka Kematian yang disebabkan Anestesi


PODR (Post Operation Death Rate): Angka kematian setelah tindakan operasi
POIR (Post Operative Infection Rate): Angka infeksi setelah tindakan operasi

FTAR PUSTAKA

Nursalam, 2014. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional


Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika
Wijono, D. (2000). Manajemen mutu pelayanan kesehatan. Teori, Strategi dan Aplikasi.
Volume.1. Cetakan Kedua. Surabaya : Airlangga Unniversity Press
Mulyadi, Bagus dkk, 2001, Petunjuk Pelaksanaan Indikator Mutu Pelayanan Rumah Sakit,
Cetakan Kedua, Jakarta, WHO & Depkes RI
Hadi, Irwan,2016, Buku Ajar Manajemen Keselamatan Pasien, Cetakan kedua, Yogyakarta:
Deepublish
Depkes RI, 2005, Petunjuk Pengisian, Pengolahn dan penyajian Data Rumah Sakit, Jakarta
Imbalo, S, 2006, Jaminan Mutu Layanan Kesehatan : Dasar Dasar Pengertian Dan Penerapan,
Jakarta : EGC

140

Created for free by https://foxyutils.com


Kegiata n Belajar 1 2
KEPUASAN PELANGGAN
100 Menit

PENDAH ULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Capaian Pembelajaran, dan Petujuk Belajar

Diskripsi Singkat :
Konsep kepuasan pelanggan merupakan sub pokok bahasan yang harus dipahami oleh
mahasiswa. Isi dari sub pokok bahasan ini adalah definisi kepuasan pelanggag, factor-faktor
yang mempengaruhi kepusan pelanggan, cara mengukur kepuasan pelanggan, manfaat pengukuran
kepuasan pelanggan, aspek yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dan tiga kemungkinan
rumusan kepuasan pelanggan.
Capaian Pembelajaran:
Capaian pembelajaran yang diharapkan pada akhir perkuliahan tentang kepuasan
pelanggan adalah:
1. Mahasiwa mampu memahami pengertian kepuasan pasien
2. Mahasiswa mampu menyebutkan factor factor yang mempengaruhi kepuasan
pelanggan,
3. Mahasiswa mampu mengetahui cara mengukur kepuasan pelanggan di rumah sakit
4. Mahasiswa mampu menyebutkan manfaat pengukuran kepuasan pelanggan
5. Mahasiswa mampu memahami aspek yang mempengaruhi kepuasan pasien
6. Mahasiswa mampu menjelaskan rumusan kepuasan pelanggan
Petunjuk dalam mempelajari topik yang disampaikan:
1. Mahasiswa berdoa sesuai dengan keyakinannya dan berniat sebelum memulai
pembelajaran
2. Mahasiswa membaca buku ajar yang telah disiapkan
3. Mahasiswa mengikuti perkuliahan dengan cara memperhatikan informasi yang
disampaikan oleh dosen
141

Created for free by https://foxyutils.com


4. Mahasiswa melakukan diskusi atau tanya jawab sehingga terjadi kegiatan pembelajaran
secara dua arah
5. Mahasiswa mengerjakan latihan soal yang ada pada akhir sub pokok bahasan

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikut i pembelajaran tentang Kepuasan pelanggan, mahasiswa


diharapkan dapat:
1. Memahami pengertian kepuasan pasien
2. Menyebutkan factor factor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan,
3. Mengetahui cara mengukur kepuasan pelanggan di rumah sakit
4. Menyebutkan manfaat pengukuran kepuasan pelanggan
5. Memahami aspek yang mempengaruhi kepuasan pasien
6. Menjelaskan rumusan kepuasan pelanggan

URAIAN MATERI

A. Definisi Kepuasan Pasien


Kepuasan pasien adalah perasaan senang, puas individu karena terpenuhinya harapan atau
keinginan dalam menerima jasa pelayanan kesehatan. Pasien baru merasa puas apabila kinerja
layanan kesehatan yang diperoleh sama atau melebihi harapannya dan sebaliknya.
Ketidakpuasan atau kekecewaan pasien akan muncul apabila kinerja layanan kesehatan yang
diperoleh tidak sesuai dengan yang diharapkan. Berdasakan apa yang disebut diatas pengertian
kepuasan pasien dapat dijabarkan sebagai berikut, kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan
pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien
membandingkan dengan apa yang diharapkan (Pohan, 2007).
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan
Menurut pendapat Budiastuti (2002) mengemukakan bahwa pasien dalam mengevaluasi
kepuasan terhadap jasa pelayanan yang diterima mengacu pada beberapa faktor, antara lain

142

Created for free by https://foxyutils.com


1. Kualitas produk atau jasa
Pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk atau jasa
yang digunakan berkualitas. Persepsi konsumen terhadap kualitas poduk atau jasa
dipengaruhi oleh dua hal yaitu kenyataan kualitas poduk atau jasa yang sesungguhnya
dan komunikasi perusahaan terutama iklan dalam mempromosikan rumah sakitnya.
2. Kualitas Pelayanan
Memegang peranan penting dalam industri jasa. Pelanggan dalam hal ini pasien akan
merasa puas jika mereka memperoleh pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang
diharapkan.
3. Faktor emosional
Pasien yang merasa bangga dan yakin bahwa orang lain kagum terhadap konsumen bila
dalam hal ini pasien memilih rumah sakit yang sudah mempunyai pandangan “rumah
sakit mahal”, cenderung memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
4. Harga
Harga merupakan aspek penting, namun yang terpenting dalam penentuan kualitas guna
mencapai kepuasan pasien. Meskipun demikian elemen ini mempengaruhi pasien dari
segi biaya yang dikeluarkan, biasanya semakin mahal harga perawatan maka pasien
mempunyai harapan yang lebih besar. Sedangkan rumah sakit yang berkualitas sama
tetapi berharga murah, memberi nilai yang lebih tinggi pada pasien.
5. Biaya
Mendapatkan produk atau jasa, pasien yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan
atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan jasa pelayanan, cenderung puas
terhadap jasa pelayanan tersebut.

C. Mengukur Kepuasan Pelanggan di Rumah Sakit


Menurut “Kotler dalam Nursalam, 2014” ada beberapa cara mengukur kepuasan pelanggan
atau pasien antara lain:
Sistem Keluhan Dan Saran : Seperti kotak saran di lokasi-lokasi strategis, kartu pos
berprangko, saluran telepon bebas pulsa, website, email dan lain-lain.

143

Created for free by https://foxyutils.com


Survei Kepuasan Pelanggan : Baik via pos, telepon, email, maupun tatap muka
langsung.
Ghost Shopping : Salah satu bentuk observasi yang memakai jasa orang yang
menyamar sebagai pelanggan atau pesaing untuk mengamati aspek-aspek pelayanan
dan kualitas produk.
Lost Costumer Analysis : Yaitu menghubungi atau mewawacarai pelanggan yang
telah beralih dalam rangka memahami penyebab dengan melakukan perbaikan
pelayanan.

D. Manfaat Pengukuran Kepuasan Pasien


Manfaat pengukuran kepuasan pasien menurut Soeparmanto dan Astuti (2006), yaitu:
Mengetahui kekurangan masing-masing tingkat kelemahanpenyelengaraan pelayanan
Mengetahui kinerja penyelenggaraan pelayanan yang telah dilaksanakanoleh unit
pelayanan
Sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan upaya yang perlu dilakukan.
Mengetahui indeks kepuasan masyarakat secara pelayanan publik pada lingkup
pemerintahan pusat dan daerah.
Memacu persaingan positif antar unit penyelenggara pelayanan dalam upaya peningkatan
kinerja pelayanan
Bagi masyarakat dapat mengetahui gambaran tentang kinerja pelayanan unit yang
bersangkutan.
E. Aspek – aspek yang mempengaruhi kepuasan pasien
Menurut Nursalam, (2014) ada beberapa aspek-aspek yang mempengaruhi perasaan puas pada
seseorang yaitu :
Sikap pendekatan staf pada pasien yaitu sikap staf terhadap pasien ketika pertama kali
datang di rumah sakit.
Kualitas perawatan yang diterima oleh pasien yaitu apa saja yang telah dilakukan oleh
pemberi layanan kepada pasien, seberapa pelayanan perawatan yang berkaitan dengan
proses kesembuhan penyakit yang diderita pasien dan kelangsungan perawatan pasien
selama berada dirumah sakit.
144

Created for free by https://foxyutils.com


Prosedur administrasi yaitu berkaitan dengan pelayanan administrasi pasien dimulai
masuk rumah sakit selama perawatan berlangsung sampai keluar dari rumah sakit. Waktu
menunggu yaitu berkaitan dengan waktu yang diperbolehkan untuk berkunjung maupun
untuk menjaga dari keluarga maupun orang lain dengan memperhatikan ruang tunggu
yang memenuhi standar-standar rumah sakit antara lain : ruang tunggu yang nyaman,
tenang, fasilitas yang memadai misalnya televisi, kursi, air minum dan sebagainya
Fasilitas umum yang lain seperti kualitas pelayanan berupa makanan dan minuman,
privasi dan kunjungan. Fasilitas ini berupa bagaimana pelayanan terhadap pemenuhan
kebutuhan pasien seperti makanan dan minuman yang disediakan dan privasi ruang
tunggu sebagai sarana bagi orang-orang yang berkunjung di rumah sakit.
Fasilitas ruang inap untuk pasien yang harus rawat. Fasilitas ruang inap ini disediakan
berdasarkan permintaan pasien mengenai ruang rawat inap yang dikehendakinya.
Hasil treatment atau hasil perawatan yang diterima oleh pasien yaitu perawatan yang
berkaitan dengan kesembuhan penyakit pasien baik berapa operasi, kunjungan dokter
atau perawat.

F. Rumus Kepuasan Pasien


Kepuasan pengguna jasa pelayanan kesehatan dapat disimpulkan sebagai selisih kinerja institusi
pelayanan kesehatan dengan harapan pasien (Muninjaya, 2013). Dari penjelasan ini, kepuasan
pelanggan dapat dirumuskan sebagai berikut : Satisfaction = f (performance- expectation)
Dari rumus ini dihasilkan tiga kemungkinan:
Performance < Expectation. Jika kinerja pelayanan kesehatan lebih jelek daripada
apa yang diharapkan para pengguna, kinerja pelayanan kesehatan akan dipandang
jelek oleh penggunanya, karena tidak sesuai dengan harapan pengguna sebelum
menerima pelayanan kesehatan. Hasilnya, pengguna pelayanan merasa kurang
puas dengan pelayanan yang diterima
Performance = Expectation. Jika kinerja pelayanan kesehatan sama dengan
harapan para penggunanya, pengguna layanan kesehatan akan menerima kinerja
pelayanan jasa dengan baik. Pelayanan yang diterima sesuai apa yang diharapkan

145

Created for free by https://foxyutils.com


penggunanya. Hasilnya, para pengguna pelayanan merasa puas dengan layanan
yang diterima
Performance > Expectation. Bila kinerja layanan kesehatan lebih tinggi dari apa
yang diharapkan pengguna, pengguna akan menerima layanan yang melebihi
harapannya. Hasilnya, para pelanggan merasa sangat puas dengan pelayanan
kesehatan yang diterima.

LATIHAN

Setelah saudara membaca materi tentang kepuasan pelanggan. Silakan saudara


menyebutkan tentang pengertian mutu kepuasan pelanggan. Tuliskan jawaban saudara pada
kotak berikut ini:

Bagus! Saudara telah berhasil menulis definisi pengertian kepuasan pelanggan, selanjutnya silakan
saudara ingat kemudian sebutkan factor factor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Seperti
sebelumnya, silakan saudara tuliskan jawaban saudara pada kotak di bawah ini:

Bagus sekali!!
Selanjutnya, silakan saudara tuliskan di kotak berikut ini bagaimana cara mengukur kepuasan
pelanggan yang saudara pahami.

Nah, saudara telah mencoba mengingat materi yang telah dipelajari. Silakan saudara membaca
rangkuman berikut ini untuk memperkuat pemahaman saudara mengenai kepuasan pelanggan..

146

Created for free by https://foxyutils.com


RANGK UM AN

Kepuasan pasien adalah perasaan senang, puas individu karena terpenuhinya harapan atau
keinginan dalam menerima jasa pelayanan kesehatan. Faktor factor yang mempengaruhi
kepuasan pelanggan ada 5 yaitu : kualitas produk/jasa, kualitas pelayanan, factor emosional,
harga.dan biaya. Cara mengukur kepuasan pelanggan : sisten keluhan dan saran, survey
kepuasan pelanggan, ghost shoping dan lost custumer analysis

TES FORM A TI F
Petunjuk mengerjakan soal:
1. Berdoalah sesuai dengan keyakinan anda sebelum mengerjakan soal
2. Jawablah dengan benar!
3. Kunci jawaban boleh dilihat setelah saudara selesai mengerjakan soal.

1. Sebutkan 3 manfaat pengukuran kepuasan pelanggan


2. Jelaskan 1 saja kemungkinan rumus kepuasan pelanggan.
Kunci jawaban:
1. Manfaat pengukuran kepuasan pasien yaitu:
1. Mengetahui kekurangan masing-masing tingkat kelemahanpenyelengaraan pelayanan
2. Mengetahui kinerja penyelenggaraan pelayanan yang telah dilaksanakanoleh unit
pelayanan
3. Sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan upaya yang perlu dilakukan.
4. Mengetahui indeks kepuasan masyarakat secara pelayanan publik pada lingkup
pemerintahan pusat dan daerah.
5. Memacu persaingan positif antar unit penyelenggara pelayanan dalam upaya peningkatan
kinerja pelayanan
6. Bagi masyarakat dapat mengetahui gambaran tentang kinerja pelayanan unit yang
bersangkutan.
2. Tiga kemungkinan rumus kepuasan pelanggan:

147

Created for free by https://foxyutils.com


Performance < Expectation. Jika kinerja pelayanan kesehatan lebih jelek daripada
apa yang diharapkan para pengguna, kinerja pelayanan kesehatan akan dipandang
jelek oleh penggunanya, karena tidak sesuai dengan harapan pengguna sebelum
menerima pelayanan kesehatan. Hasilnya, pengguna pelayanan merasa kurang
puas dengan pelayanan yang diterima
Performance = Expectation. Jika kinerja pelayanan kesehatan sama dengan
harapan para penggunanya, pengguna layanan kesehatan akan menerima kinerja
pelayanan jasa dengan baik. Pelayanan yang diterima sesuai apa yang diharapkan
penggunanya. Hasilnya, para pengguna pelayanan merasa puas dengan layanan yang
diterima
Performance > Expectation. Bila kinerja layanan kesehatan lebih tinggi dari apa
yang diharapkan pengguna, pengguna akan menerima layanan yang melebihi
harapannya. Hasilnya, para pelanggan merasa sangat puas dengan pelayanan
kesehatan yang diterima.

Selamat! Saudara telah menyelesaikan pembelajaran pada sub pokok bahasan ini. Silakan
saudara mempelajari sub pokok bahasan selanjutnya

GLOSARIUM

Ghost Shoping : Belanjan Hantu/ belanja dengan penyamaran atau menyuruh


orang lain
Lost customer analysis : menganalisa pelanggan yang pindah/pergi ke tempat lain
Perfomance : Penampilan
Expectation : Harapan

148

Created for free by https://foxyutils.com


DAFTAR PUSTAKA

Pohan, I S. 2007. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Jakarta


Budiastuti. 2002. Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Rumah Sakit. Trans Info Media.
Jakarta.
Nursalam, 2014. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional
Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika
Heriandi, 2007, Mutu Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit dan Kepuasan Konsumen, Majalah
Ilmu Kefarmasian, Vol 2, No 1,
Suparmanto, Sri Astuti, 2007, Program Akselerasi Peningkatan Gizi Masyarakat, Depkes RI
Muninjaya. 2013. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Penerbit EGC.

149

Created for free by https://foxyutils.com


Keg ia ta n Bela ja r 1 3
Me mbua t Renca na Kerja Seba g a i Ang

PENDAH U LU AN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Capaian Pembelajaran, dan Petujuk Belajar

Deskripsi Singkat
Setelah saudara menyelesaikan kegiatan belajar tentang perencanaan dalam manajemen
keperawatan, telah dijelaskan bahwa perencanaan dalam manajemen adalah fungsi manajemen
yang penting, dan semua fungsi dalam fungsi manajemen tergantung dari perencanaan.
Perencanaan yang baik akan mendorong pencapaian tujuan organisasi. Perencanaan penting
dilakukan mulai dari tingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai ke perawat pelaksana. Pada
sub pokok bahasan yang akan kita bahas saat ini adalah membuat rencana kerja sebagai anggota
tim / perawat pelaksana pada shif dinas.

Relevansi
Sebagai lulusan D III Keperawatan yang mampu memberikan pelayanan keperawatan
untuk mencapai hasil yang berkualitas dalam implementasi manajemen asuhan keperawatan
yang diaplikasikan langsung dalam rencana kerja yang dibuat oleh perawat pelaksana.

Capaian Pembelajaran
1. Menguasai konsep pembuatan rencana kerja sebagai anggota Tim / Perawat pelaksana.
2. Mampu menyusun rencana kerja sebagai anggota Tim / Perawat pelaksana pada shif dinas.

Petunjuk Belajar
1. Mahasiswa berdoa dan berniat sebelum memulai pembelajaran
2. Mahasiswa wajib membaca modul yang telah disiapkan

150

Created for free by https://foxyutils.com


3. Mahasiswa wajib menyelesaikan semua topik pembelajaran secara berurutan sesuai rencana
pembelajaran semester yang telah ditetapkan dengan mempelajari modul yang telah diberikan.
4. Mahasiswa membuat tugas sesuai topik pembelajaran yang terdapat pada modul yang telah
diberikan.
5. Mahasiswa mengerjakan latihan yang ada pada modul disetiap akhir topik pembelajaran
6. Catat kesulitan yang Anda alami selama mempelajari modul dan diskusikan dengan teman
atau tutor

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikut i pembelajaran tentang Membuat rencana kerja sebagai anggota


tim / perawat pelaksana, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Memahami konsep pembuatan rencana kerja sebagai anggota Tim / Perawat pelaksana
2. Mampu menyusun rencana kerja sebagai anggota Tim / Perawat pelaksana pada shif dinas.

151

Created for free by https://foxyutils.com


U RAI AN MATERI

K EGIA TAN B E LAJ AR 13


M EM B UAT REN CAN A K ERJ A S EB AG AI A NG G O TA T I M

Perencanaan dalam manajemen keperawatan telah dijelaskan dalam kegiatan belajar


sebelumnya. Sekarang Anda belajar tentang membuat rencana kerja sebagai anggota tim atau
perawat pelaksana secara detail yang akan Anda coba terapkan di dalam pelaksanaan kegiatan
sehari hari dalam ruang perawatan.
Sebelum mempelajari lebih lanjut, coba anda sebutkan satu per satu uraian tugas perawat
pelaksana yang anda ingat dan tuliskan kembali pada kolom dibawah ini :
.

Bagus, anda telah berusaha mengingat dan menuliskan tentang uraian tugas perawat
pelaksana dengan baik, untuk lebih lengkapnya uraian tugas perawat pelaksana sebagai berikut :
1. Melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar.
• Interaksi dengan pasien/keluarga
• Mendokumentasikan Askep
2. Mengadakan serah terima tugas dengan tim/group lain (group petugas pengganti)
mengenai :
• Kondisi pasien
• Logistik keperawatan
• Administrasi rekam medis
• Pelayanan pemeriksaan penunjang
• Kolaborasi program pengobatan

152

Created for free by https://foxyutils.com


3. Melanjutkan tugas-tugas yang belum dapat diselesaikan oleh group sebelumnya.
4. Merundingkan pembagian tugas dengan anggota groupnya.
• Pre Conference
• Post Conference
5. Menyediakan perlengkapan untuk pelayanan dan visite dokter.
6. Mendampingi dokter visite, mencatat dan melaksanakan program pengobatan
dokter.
7. Membantu melaksanakan rujukan.
8. Melakukan orientasi terhadap pasien/keluarga baru mengenai :
• Tata tertib ruangan/rumah sakit
• Perawat yang bertugas
9. Menyiapkan pasien pulang dan memberikan penyuluhan kesehata.
10. Memelihara kebersihan ruangan dengan :
11. Mengatur tugas cleaning service
• Mengatur tata tertib ruangan yang ditujukan kepada semua petugas, peserta
didik, dan pengunjung ruangan
12. Membantu kepala ruangan membimbing peserta didik keperawatan.
13. Membantu kepala ruangan untuk menilai mutu pelayanan asuhan keperawatan serta
tenaga keperawatan.
14. Menulis laporan tim mengenai kondisi pasien dan lingkungannya.
15. Memberikan penyuluhan kesehatan pada pasien/keluarga.
16. Menjelaskan tata tertib rumah sakit, hak dan kewajiban pasien.
Baiklah untuk meningkatkan pemahaman Anda tentang rencana kerja sebagai perawat
pelaksana, pelajarilah uraian beriku ini dengan baik dan diskusikan dengan teman Anda.

A. Pengertian Rencana Harian Perawat Pelaksana


Rencana jangka pendek adalah rencana yang disusun dalam kurun waktu tertentu sesuai
tujuan organisasi, diantaranya rencana harian dengan kurun waktu 24 jam. Rencana ini
penting agar semua kegiatan berjalan dengan tertib dan teratur yang memungkinkan
terlaksananya asuhan keperawatan yang komprehensive dan berkelanjutan.

153

Created for free by https://foxyutils.com


Rencana Harian adalah rencana yang berisi kegiatan masing-masing perawat yang
dibuat setiap hari sesuai perannya. Rencana dibuat oleh kepala ruang, ketua tim/ perawat
primer dan perawat pelaksana. Sub pokok bahasan yang akan kita bahas adalah rencana
yang dibuat oleh perawat pelaksana.

B. Kegiatan Rencana Harian Perawat Pelaksana

Dalam perencanaan di ruang perawatan biasanya yang digunakan adalah perencanaan


jangka pendek yaitu rencana harian. Rencana harian perawat pelaksana adalah tindakan
keperawatan untuk sejumlah pasien yang dirawat pada shift dinasnya. Rencana harian perawat
pelaksana shif sore dan malam agak berbeda jika hanya satu orang dalam satu tim maka
perawat tersebut berperan sebagai ketua tim dan perawat pelaksana sehingga tidak ada
kegiatan pre dan post conference.
Komponen dalam penyusuanan rencana kerja harian sebagai perawat pelaksana adalah
sebagai berikut :
1. Judul format perencanaan
2. Nama perawat
3. Nama pasien
4. Ruang perawatan
5. Tanggal perencanaan
6. Waktu
7. Kegiatan
Kegiatan rencana harian perawat pelaksana diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Operan
2. Pre Conference (Mendapat laporan pasien kelolaan)
3. Asuhan Keperawatan pada pasien 1 (Interaksi dengan pasien)
4. Lakukan Pendokumentasian Askep
5. Lakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan dokumentasikan
6. Post Conference
7. Operan

154

Created for free by https://foxyutils.com


Berikut contoh rencana kerja harian perawat pelaksana pada shift jaga sore
RENCANA KERJA HARIAN PERAWAT PELAKSANA
(RKH PP)
Nama Perawat : Budiyanto, AMd.Kep Ruang : Rajawali / Kamar 5
Nama Pasien : Ny. N Tanggal : 14 Agustus 2020
Ny. S

Waktu Kegiatan Keterangan


14.00 Operan √
14.30 Pre Conference √
Mendapat laporan pasien kelolaan
15.00 Asuhan Keperawatan pada pasien 1, Ny. N, √
Diagnosa Medis Hipoglikemia Tiroid, Diagnosa
Keperawatan Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh.
Bina hubungan saling percaya
Kaji adanya mual dan muntah
Kaji makanan kesukaan pasien
Kaji adanya alergi makanan
Observasi asupan makanan
Monitor turgor kulit, konjungtiva, kekeringan
mukosa
Timbang berat badan pasien.
Anjurkan untuk makan dengan porsi sedikit tapi
sering.
15.30 Interaksi dengan pasien 1, Ny. N, Diagnosa Medis
Hipoglikemia, Diagnosa Keperawatan Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
17.00 Lakukan Pendokumentasian Askep
18.00 Istirahat
19.00 Lakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah
dilakukan dan dokumentasikan
19.30 Post Conference
20.00 Operan

Setelah mempelajari contoh tersebut coba Anda cocokkan dengan hasil pengamatan
terhadap kegiatan perawat pelaksana di tempat anda praktik klinik, sudahkah melaksanakan
demikian ?.

155

Created for free by https://foxyutils.com


LATIHAN

Baiklah Anda sudah belajar membuat rencana kerja harian sebagai perawat pelaksana,
selanjutnya silahkan anda membuat Rencana kerja harian sebagai perawat pelaksana sesuai shif
pada waktu anda praktik klinik.
Silahkan anda isi kegiatan tindakan keperawatan untuk pasien yang dirawat pada shift
dinas pagi.
RENCANA KERJA HARIAN PERAWAT PELAKSANA
(RKH PP)
Nama Perawat : .............................................. Ruang : ......................................
Nama Pasien : .............................................. Tanggal : ......................................
.............................................

Waktu Kegiatan Keterangan

RANGKU MAN

Perencanaan jangka pendek dalam keperawatan meliputi rencana harian yang harus
dikerjakan semua perawat. Dengan membuat Rencana kerja harian sebagai perawat pelaksana
diharapkan akan mendorong pencapaian tujuan organisasi dan dapat digunakan sebagai penilaian
kinerja sebagai perawat pelaksana sesuai uraian tugas masing masing perawat.

156

Created for free by https://foxyutils.com


TE S FORMA TI F

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat !


1. Seorang perawat mendapat peran memberikan asuhan keperawatan dengan tugas-
tugasnya: melakukan operan, melaksanakan pre dan post conference, melakukan
pendokumentasian asuhan keperawatan, melakukan interaksi dengan pasien/
keluarga, melakukan pendokumentasian askep, dan mengevaluasi tindakan yang telah
diberikan pada pasien. Apakah struktur peran yang menjadi tanggung jawab perawat
tersebut dalam melaksanakan tugasnya?
a. Kepala Ruang
b. Ketua Tim
c. Manajer asuhan keperawatan
d. Perawat primer
e. Perawat pelaksana
2. Sebagai seorang perawat pelaksana berkewajiban untuk membuat rencana harian, salah satu
kegiatannya adalah melaksanakan pre dan post conference. Tugas yang tepat dilakukan
perawat pelaksana pada kegiatan tersebut adalah ?
a. Mengatur tata tertib ruangan
b. Melakukan orientasi pada pasien
c. Interaksi dengan pasien
d. Melaporkan pasien kelolaan
e. Mendokumentasikan asuhan keperawatan
Kunci Jawaban :
1. E
2. D

Selamat ! Anda telah menyelesaikan pembelajaran pada sub pokok bahasan ini. Silakan Anda
mempelajari sub pokok bahasan selanjutnya.

157

Created for free by https://foxyutils.com


GLOSARIUM

Pre conference : Komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan
untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua
tim atau penanggung jawab tim
Post conference : Komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan
sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut.
Shif : Pergeseran atau penetapan jam kerja (dari jam kerja pada
umumnya) yang terjadi satu kali dalam 24 jam.

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan RI, 2016. Modul Manajemen Kepemimpinan Dalam Praktik


Keperawatan, Kemenkes RI, Pusdik SDM Kesehatan. Badan Pengembangan Dan
Pemberdayaan SDM Kesehatan
Nursalam, 2015. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional
Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika
Suyanto (2009). Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan Di Rumah Sakit, Mitra Cendikia
Press. Yogyakarta

158

Created for free by https://foxyutils.com


K eg iatan B elajar 1 4
Me mbua t Renca na Kerja Seba g a i Kep ua ng

100 menit

PENDAH U LU AN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Capaian Pembelajaran, dan Petujuk Belajar

Deskripsi Singkat
Setelah saudara menyelesaikan kegiatan belajar tentang membuat rencana kerja sebagai
anggota tim atau perawat pelaksana, maka kegiatan belajar berikutnya adalah tentang membuat
rencana kerja sebagai kepala ruangan. Perencanaan penting dilakukan mulai dari manajer puncak
(top manager) sampai manajer tingkat pertama (first manager) yaitu kepala ruang. Perencanaan
pada tingkat kepala ruangan harusnya mendapatkan perhatian yang lebih. Keberhasilan
pelayanan keperawatan di ruang perawatan sangat ditentukan oleh peran kepala ruang. Untuk
dapat membuat perencanaan kegiatan yang baik seorang manajer atau kepala ruang harus
memahami prinsip perencanaan dengan baik sehingga dapat memandu dalam merumuskan
perencanaan dalam manajemen keperawatan.
Dalam kegiatan pembelajaran ini Anda akan berlatih membuat perencanaan kepala ruang
dalam melaksanakan pelayanan di ruang praktek keperawatan profesional. Perencanaan kepala
ruang dibuat dengan mempertimbangkan uraian tugas yang dimiliki oleh kepala ruang sesuai
dengan peran.

Relevansi
Sebagai lulusan D III Keperawatan yang berpotensi untuk menjadi manajer tingkat pertama
(first manager) diharapkan mampu memberikan pelayanan keperawatan yang profesional
sehingga dapat mencapai hasil yang berkualitas dalam implementasi manajemen asuhan
keperawatan yang diaplikasikan langsung dalam rencana kerja yang dibuat oleh kepala ruang.
159

Created for free by https://foxyutils.com


Capaian Pembelajaran
1. Menguasai konsep rencana kerja harian sebagai kepala ruang.
2. Mampu menyusun rencana kerja harian sebagai kepala ruang.

Petunjuk Belajar
1. Mahasiswa berdoa dan berniat sebelum memulai pembelajaran
2. Mahasiswa wajib membaca modul yang telah disiapkan
3. Mahasiswa wajib menyelesaikan semua topik pembelajaran secara berurutan sesuai rencana
pembelajaran semester yang telah ditetapkan dengan mempelajari modul yang telah
diberikan.
4. Mahasiswa membuat tugas sesuai topik pembelajaran yang terdapat pada modul yang telah
diberikan.
5. Mahasiswa mengerjakan latihan yang ada pada modul disetiap akhir topik pembelajaran
6. Catat kesulitan yang Anda alami selama mempelajari modul dan diskusikan dengan teman
atau tutor

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikut i pembelajaran tentang Membuat rencana kerja sebagai kepala


ruang, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Memahami konsep rencana kerja harian sebagai kepala ruang
2. Mampu menyusun rencana kerja harian sebagai kepala ruang

160

Created for free by https://foxyutils.com


U RAI AN MATERI

K EGIA TAN B E LAJ AR 1 4


M EM B UAT REN CAN A K ERJ A H A R IAN
S EB AG A I K EPA LA R UAN G

Rencana kerja sebagai anggota tim atau perawat pelaksana telah dijelaskan dalam kegiatan
belajar sebelumnya. Sekarang Anda belajar tentang membuat rencana kerja sebagai kepala ruang
secara detail yang akan Anda coba terapkan di dalam pelaksanaan kegiatan sehari hari dalam ruang
perawatan. Kepala Ruangan diberi tanggung jawab untuk memperkerjakan, mengembangkan dan
mengevaluasi stafnya. Kepala ruang diberikan tanggung jawab untuk pengembangan anggaran
tahunan unit yang di pimpinnya dan memegang kewenangan untuk mengatur unit sesuai tugas dan
tanggung jawabnya, memantau kualitas perawatan, menghadapi masalah tenaga kerjanya, dan
melakukan hal-hal tersebut dengan biaya yang efektif (Potter & Perry, 2005).
Sebelum mempelajari lebih lanjut, coba anda sebutkan kembali uraian tugas kepala ruang
yang anda ingat dan tuliskan kembali pada kolom dibawah ini :

Bagus, anda telah berusaha mengingat dan menuliskan tentang uraian tugas kepala ruang
dengan baik, untuk lebih lengkapnya anda cocokan uraian tugas kepala ruang sebagai berikut :
1. Perencanaan
a. Menunjuk perawat primer dan perawat asosiet serta tugasnya masing-masing
b. Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya
161

Created for free by https://foxyutils.com


c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien dibantu perawat primer
d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan tingkat
ketergantungan pasien dibantu oleh perawat primer
e. Merencanakan strategi pelaksanaan perawatan
f. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan medis
yang dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter tentang
tindakan yang akan dilakukan terhadap klien.
g. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan:
1) Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan
2) Membimbing penerapan proses keperawatan
3) Menilai asuhan keperawatan
4) Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah
5) Memberikan informasi kepada pasien/keluarga yang baru masuk
h. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri
i. Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan
j. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan Rumah Sakit
2. Pengorganisasian
a. Merumuskan metode penugasan yang digunakan
b. Merumuskan tujuan metode penugasan
c. Membuat rincian tugas perawat primer dan perawat asosiet secara jelas
d. Membuat rencana kendali, kepala ruangan membawahi 2 perawat primer dan
perawat primer membawahi 2 perawat asosiet
e. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, membuat proses dinas, mengatur
tenaga yang ada setiap hari.
f. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan
g. Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktek
h. Mendelegasikan tugas saat kepala ruang tidak berada di tempat kepada perawat
primer
i. Mengembangkan kemampuan anggota
j. Menyelenggarakan konferensi

162

Created for free by https://foxyutils.com


3. Pengarahan
a. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada perawat primer
b. Memberikan pujian kepada perawat yang mengerjakan tugas dengan baik
c. Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap
d. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan asuhan
keperawatan klien
e. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam tugasnya
f. Meningkatkan kolaborasi
4. Pengawasan
a. Melalui komunikasi, mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan perawat primer
mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien
b. Melalui supervisi:
- Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui laporan
langsung secara lisan dan memperbaiki/mengawasi kelemahan-kelemahan yang
ada saat ini
- Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir, membaca dan
memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan sesudah
proses keperawatan dilakukan (didokumentasikan), mendengar laporan dari
perawat primer
5. Evaluasi
a. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana keperawatan
yang telah disusun bersama
b. Audit keperawatan
Baiklah untuk meningkatkan pemahaman Anda tentang rencana kerja sebagai kepala
ruang, pelajarilah uraian berikut ini dengan baik dan diskusikan dengan teman Anda.
A. Pengertian Rencana Harian Kepala Ruang
Rencana harian adalah rincian kegiatan harian yang akan dilaksanakan oleh perawat
sesuai dengan perannya masing-masing, yang dibuat pada setiap shift yang menggambarkan
aktivitas perawatan selama 24 jam. Isi kegiatan disesuaikan dengan peran dan fungsi
perawat
163

Created for free by https://foxyutils.com


Rencana harian kepala ruang adalah rencana yang berisi kegiatan kepala ruang yang
dibuat setiap hari sesuai peran dan fungsinya. Rencana dibuat oleh kepala ruang sesuai
uraian tugas yang telah ditetapkan. Sub pokok bahasan yang akan kita bahas kali ini adalah
rencana yang dibuat oleh kepala ruang.

B. Kegiatan Rencana Harian Kepala Ruang

Dalam perencanaan di ruang perawatan biasanya yang digunakan adalah perencanaan


jangka pendek yaitu rencana harian. Rencana harian kepala ruang meliputi memberikan
asuhan keperawatan, melakukan supervisi ketua tim dan perawat pelaksana, dan supervisi
tenaga selain perawat serta kerja sama dengan unit lain yang terkait.
Supervisi adalah kegiatan yang terencana seorang kepala ruang yang dilakukan dalam
bentuk bimbingan, pengarahan, observasi, motivasi dan evaluasi pada stafnya dalam
melaksanakan kegiatan atau tugas sehari-hari.
Supervisi terhadap kinerja perawat pelaksana dalam pendokumentasian asuhan
keperawatan dapat dilakukan dengan memberikan bimbingan, pengarahan, observasi dan
pemberian motivasi serta evaluasi terhadap pendokumentasian tiap-tiap tahap proses
keperawatan.
Tujuan supervisi kinerja perawat dalam pendokumentasian adalah meningkatkan
ketrampilan dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Hasil akhir yang dicapai adalah
meningkatnya kepuasan kerja perawat dan kualitas layanan.
Tugas dan tanggungjawab kepala ruang yang harus dilakukan sebelum melakukan
supervisi antara lain :
1. Merencanakan tugas sehari hari
a. Pembagian tugas kerja
b. Perincian pengunaan waktu dam batas wewenang
2. Menggunakan wewenang dengan tepat
a. Bertindak efektif dan efisien dan mampu menganalisa masalah berkaitan dengan
kinerja pendokumentasian
b. Memimpin kelompok dengan kegiatan dan tujuan tertentu
c. Transformasi informasi baik dari atasan ke bawahan maupun dari bawahan keatasan
yang meliputi : melaksanakan petunjuk, menyaring dan menyampaikan informasi
164

Created for free by https://foxyutils.com


bawahan keatasan, merumuskan informasi atasan, mengusahakan hasil kerja
maksimal sehingga kegiatan pendokumentasian asuhan keperawatan meningkat.
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Ruangan bertanggung jawab kepada Kepala
Bidang Keperawatan terhadap hal – hal sebagai berikut :
1. Kebenaran dan ketepatan rencana kebutuhan tenaga keperawatan.
2. Kebenaran dan ketepatan program pengembangan pelayanan keperawatan.
3. Keobyektifan dan ketepatan penilaian kinerja tenaga keperawatan.
4. Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru.
5. Kebenaran dan ketepatan Protap/SOP pelayanan keperawatan.
6. Kebenaran dan ketepatan laporan berkala pelaksana pelayanan keperawatan.
7. Kebenaran dan ketepatan kebutuhan dan penggunaan alat.
Wewenang Kepala Ruangan di Ruang Rawat Inap diantaranya sebagai berikut :
1. Meminta informasi dan pengarahan dari atasan.
2. Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan staf keperawatan.
3. Mengawasi, mengendali dan menilai pendayagunaan tenaga keperawatan, peralatan dan
mutu asuhan keperawatan diruang rawat.
4. Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi wewenang Kepala
Ruangan.
5. Menghadiri rapat berkala dengan Kepala Bidang, Wakil Direktur, Direktur rumah sakit
untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan keperawatan.
Melaksanakan fungsi perencanaan meliputi :
1. Menyusun rencana kerja Kepala Ruangan
2. Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan diruang rawat yang
bersangkutan
3. Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah maupun kualifikasi
untuk di ruang rawat, koordinasi dengan Kepala Bidang Keperawatan.
Contoh Rencana Pembagian tugas :

165

Created for free by https://foxyutils.com


Tabel. Rencana Pembagian Tugas
No Perawat Tugas Perawatan Uraian
1. Adi Tempat tidur 1 4 Asuhan keperawatan dan pendokumentasian
2. Budi Tempat tidur 5 8 Asuhan keperawatan dan pendokumentasian
3. Cintami Tempat tidur 9 12 Asuhan keperawatan dan pendokumentasian
4. Didik Tempat tidur 13 16 Asuhan keperawatan dan pendokumentasian

Contoh Rencana Supervisi Dokumentasi Asuhan Keperawatan :


Tabel. Rencana Supervisi Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Yang
No Waktu Supervisor Materi Supervisi
Disupervisi
1 18/08/20 Karu Adi Dok Asuhan Keperawatan
2 18/08/20 Karu Budi Dok Asuhan Keperawatan
3 18/08/20 Karu Cintami Dok Asuhan Keperawatan
4 18/08/20 Karu Didik Dok Asuhan Keperawatan

Komponen dalam penyusuanan rencana kerja harian sebagai kepala ruang adalah
sebagai berikut :
1. Judul format perencanaan
2. Nama kepala ruang
3. Jumlah Perawat
4. Jumlah Pasien
5. Ruang perawatan
6. Tanggal perencanaan
7. Waktu
8. Kegiatan
a. Kegiatan rencana harian kepala ruang diantaranya adalah sebagai berikut :
9. Operan
10. Pre Conference (jika jumlah tim lebih dari 1)
11. Mengecek SDM dan sarana prasarana.
12. Mengecek kebutuhan pasien (pemeriksaan, kondisi dll)
13. Melakukan interaksi dengan pasien baru atau pasien yang memerlukan perhatian khusus
14. Melakukan supervisi dokumentasi pada perawat pelaksana yang menjadi
tanggungjawabnya.

166

Created for free by https://foxyutils.com


15. Melakukan hubungan/koordinasi dengan bagian lain terkait rapat-rapat terstruktur /
insidentil
16. Mengecek ulang keadaan pasien, perawat, lingkungan yang belum teratasi
17. Ishoma
18. Mempersiapkan dan merencanakan kegiatan asuhan keperawatan untuk sore, malam
dan esok hari sesuai tingkat ketergantungan pasien
19. Mengobservasi post conference
20. Operan
Berikut contoh rencana kerja harian kepala ruang :
RENCANA KERJA HARIAN KEPALA RUANG
(RKH KR)

Nama Karu : Santosa Ruang : Rajawali


Jumlah Perawat : 4 Perawat Tanggal : 18 Agustus 2020
Jumlah Pasien : 16 Pasien

Waktu Kegiatan Keterangan


07.00 Operan
Pre conference (jika jumlah tim lebih dari 1,
membuka acara), mengecek SDM dan sarana
prasarana.
08.00 Mengecek kebutuhan pasien (pemeriksaan, program
diet, kondisi dll)
09.00 Melakukan interaksi dengan pasien baru atau pasien
yang memerlukan perhatian khusus.
Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi,
patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan,
program pengobatan dan mendiskusikan dengan
dokter tentang tindakan yang akan dilakukan
terhadap klien.
10.00 Melakukan supervisi dokumentasi pada perawat
pelaksana sbb :
Perawat Adi
Perawat Budi
Perawat Cintami
Perawat Didik
11.00 Melakukan hubungan / koordinasi dengan bagian
lain terkait rapat-rapat terstruktur / insidentil
12.00 Mengecek ulang keadaan pasien, perawat,
lingkungan yang belum teratasi,
Ishoma

13.00 Mempersiapkan dan merencanakan kegiatan asuhan


keperawatan untuk sore, malam dan esok hari
sesuai tingkat ketergantungan pasien
Mengobservasi post conference
14.00 Operan
167

Created for free by https://foxyutils.com


Setelah mempelajari contoh tersebut coba Anda cocokkan dengan hasil pengamatan
terhadap kegiatan kepala ruang di tempat anda praktik klinik, sudahkah melaksanakan
demikian ?.

LATIHAN

Baiklah Anda sudah belajar membuat Rencana Pembagian Tugas, membuat Rencana
Supervisi Dokumentasi Asuhan Keperawatan, dan membuat rencana kerja harian Kepala Ruang,
dan membuat rencana kerja harian sebagai Kepala Ruang, selanjutnya silahkan anda membuat
Rencana kerja harian sebagai kepala ruang sesuai hasil pengamatan pada waktu anda praktik klinik.
Silahkan anda isi kegiatan rencana harian kepala ruang dengan format berikut :
RENCANA KERJA HARIAN KEPALA RUANG
(RKH KR)
Nama Karu : ...................... Ruang : ..............................
Jumlah Perawat : ..................... Tanggal : ...............................
Jumlah Pasien : .....................

Waktu Kegiatan Keterangan

RANGKU MAN

Perencanaan harian kepala ruang dalam keperawatan meliputi rencana harian yang harus
dikerjakan kepala ruang sesuai uraian tugas yang telah ditetapkan. Rencana harian Kepala Ruang
diantaranya membuat Rencana Pembagian Tugas, membuat Rencana Supervisi Dokumentasi
Asuhan Keperawatan, dan membuat rencana kerja harian Kepala Ruang pada satu shift dinas.

168

Created for free by https://foxyutils.com


Dengan membuat Rencana kerja harian sebagai kepala ruang diharapkan akan mendorong
pencapaian tujuan organisasi dan dapat digunakan sebagai penilaian kinerja sebagai kepala ruang
sesuai uraian tugasnya.

TE S FORMA TI F

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat !


1. Kepala Ruang Rajawali pukul 09.00 sedang mengikuti visite dokter untuk
mengetahui kondisi pasien dan mendiskusikan dengan dokter tentang pemberian
cairan yang tepat terhadap klien. Tugas sebagai manager yang dilakukan Kepala
Ruang tersebut adalah ?
a. Tugas perencanaan
b. Tugas pengorganisasian
c. Tugas pengarahan
d. Tugas pengawasan
e. Tugas evaluasi
2. Seorang Kepala ruang berencana membuat rencana pembagian tugas dalam rangka
melaksanakan fungsi perencanaan, yaitu menyusun rencana kerja harian Kepala
Ruangan. Hal yang harus dipersiapkan oleh kepala ruang adalah ?
a. Jumlah pasien
b. Daftar perawat
c. Supervisor
d. Materi supervisi
e. Mengecek SDM
3. Seorang Kepala ruang menyampaikan usulan dari perawat pelaksana yang menjadi
tanggungjawabnya kepada kepala bidang keperawatan antara lain usulan kenaikan
besaran insentif perawat. Berdasarkan pernyataan tersebut langkah yang tepat
dilakukan oleh kepala ruang berdasarkan kewenangannya adalah ?
a. Bertindak efektif dan efisien
169

Created for free by https://foxyutils.com


b. Menganalisa masalah berkaitan dengan kinerja
c. Merumuskan langsung usulan kepada top manager
d. Transformasi informasi dari atasan ke bawahan
e. Transformasi informasi dari bawahan ke atasan
4. Seorang Kepala ruang berencana membuat rencana kerja jangka pendek dalam rangka
melaksanakan fungsi perencanaan, yaitu menyusun rencana kerja harian Kepala Ruangan. Hal
yang harus dipersiapkan oleh Kepala Ruang adalah ?
a. Uraian tugas perawat
b. Struktur organisasi
c. Jadwal visite dokter
d. Kebutuhan pasien
e. Materi supervisi
5. Sebagai Kepala Ruang bertugas melakukan evaluasi terhadap pendokumentasian tiap-tiap
tahap proses keperawatan yang telah dibuat oleh masing masing perawat pelaksana.
Rencana kegiatan yang dilakukan oleh Kepala Ruang tersebut adalah ?
a. Melakukan koordinasi dengan perawat pelaksana
b. Mengobservasi post conference
c. Melakukan Supervisi
d. Memberikan asuhan keperawatan
e. Mendokumentasikan asuhan keperawatan

Kunci Jawaban :
1. A
2. B
3. E
4. D
5. C

Selamat ! Anda telah menyelesaikan pembelajaran pada sub pokok bahasan ini. Silakan Anda
mempelajari kembali sub pokok bahasan yang belum dipahami.

170

Created for free by https://foxyutils.com


GLOSARIUM

First manager : Manajer bawah yang merupakan tingkatan manajemen paling


rendah dalam suatu organisasi yang memimpin dan mengawasi
tenaga-tenaga oprasional
Top Manager : Manajer tertinggi dikenal pula dengan istilah executive officer,
bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara
umum dan mengarahkan jalannya perusahaan

171

Created for free by https://foxyutils.com


PENUTUP

Demikian modul Manajemen Keperawatan ini kami buat untuk dapat dijadikan acuan mahasiswa
terutama mahasiswa keperawatan dalam belajar, semoga bermanfaat.

172

Created for free by https://foxyutils.com


DAFTAR PUSTAKA

Gillies, 1994. Nursing Management a System Approach, Philadelphia : WB Saunders


Kementerian Kesehatan RI, 2016. Modul Manajemen Kepemimpinan Dalam Praktik
Keperawatan, Kemenkes RI, Pusdik SDM Kesehatan. Badan Pengembangan Dan
Pemberdayaan SDM Kesehatan
Nursalam, 2015. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional
Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika
Potter, P.A. dan Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses Dan
Praktek, Edisi IV, Vol. I, Jakarta, EGC
Suyanto (2009). Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan Di Rumah Sakit, Mitra Cendikia
Press. Yogyakarta

173

Created for free by https://foxyutils.com

Anda mungkin juga menyukai