Editor:
Tiya Arika Marlin
Desainer:
Mifta Ardila
Penata Letak:
Tiya Arika Marlin
Proofreader:
Tim ICM
Ukuran:
viii, 86 hlm., 15,5x23 cm
ISBN:
Cetakan Pertama:
Desember 2021
|v
Lampiran Format Laporan Praktikum # 75
Tentang Penulis # 85
Tim Penulis
| vii
viii | Modul Praktikum Biologi Kedokteran
TATA TERTIB PRAKTIKUM
|1
9. Setelah semua kegiatan pembelajaran selesai, mahasiswa
diperkenankan mengikuti ujian praktikum.
10. Apabila terdapat tambahan berkaitan dengan tata tertib ini
akan diinstruksikan pada saat praktikum.
11. Bagi yang tidak mengikuti tata tertib ini tidak diperkenankan
mengikuti ujian praktikum, sekaligus tidak diberikan nilai.
|3
4 | Modul Praktikum Biologi Kedokteran
PENGANTAR
|5
17. Kalkulator.
18. Lembar foto sediaan kromosom.
19. Lem kertas.
20. Pensil bewarna (disediakan oleh mahasiswa).
21. Buku praktikum.
Pengantar | 7
bagian pinggir meja untuk menentukan koordinat lokasi
preparat.
d. Sekrup Pengatur Jarak Teropong
Sekrup pengatur jarak teropong berfungsi mengatur
jarak antara teropong dengan sediaan, berjumlah 2,
terletak pada tiang atau pada tangkai. Sekrup besar
(makrometer) untuk menggerakkan meja benda dengan
cepat dan sekrup kecil (mikrometer) untuk menggerakkan
meja benda dengan lambat. Mikrometer sering bermanfaat
pada pemakaian pembesaran 1000 x.
e. Teropong
Teropong memiliki beberapa susunan lensa yang
terdiri dari:
1) Lensa Objektif
Berupa susunan lensa yang terdapat di bagian
bawah teropong, menghadap sediaan. Jumlahnya antara
2-5 buah terpasang pada revolver yang bisa digerakkan
sehingga posisi lensa objektif dapat diganti sesuai
keperluan. Lensa objektif mempunyai berbesaran yang
berbeda biasanya terdiri dari perbesaran 4, 10, 40 dan
100 kali. Objektif 40 untuk pengamatan perbesaran
sedang dan objektif 100 untuk perbesaran kuat (1000
x).
Pengantar | 9
secara langsung. Cermin dapat diputar ke segala arah,
sehingga fokus sinar dapat masuk pada lensa objektif.
2) Kaca Filter
Kaca filter merupakan gelas yang berwarna biru
atau hijau di bawah kondensor atau di atas cermin.
Filter berfungsi untuk mengurangi cahaya yang difokus-
kan lensa, sehingga preparat tampak jelas sesuai dengan
keinginan. Di samping itu filter juga mengurangi panas
yang sampai ke objek, hal ini sangat membantu apabila
menggunakan preparat segar (basah) yang harus
diamati dalam waktu yang lama.
3) Diafragma
Diafragma merupakan bagian yang dapat menu-
tup dan membuka seperti pada tirai fotografi, berfungsi
mengatur cahaya yang masuk ke lensa. Tangkai menga-
tur diafragma biasanya terletak di dekat kondensor.
4) Kondensor
Kondensor adalah bagian yang terdiri dari sistem
lensa yang berfungsi untuk memfokuskan sinar. Tipe
kondensor ada yang bisa bergerak atau statis, posisinya
lurus di bawah lensa objektif.
Pengantar | 11
4) Meja benda dinaikkan perlahan-lahan, sehingga lensa
objektif dekat dengan sediaan (preparat). Jangan sampai
menggerakkan meja atau tabung tanpa memperhatikan
posisinya, sehingga kemungkinan pecahnya preparat
dapat dihindari.
5) Pengamatan melalui lensa dilakukan sambil mengatur
penggerak untuk mengatur posisi jarak bayangan yang
tepat, jika terlalu terang posisi kondensor bisa diturun-
kan atau memasang filter.
6) Jika bayangan sudah terlihat dengan jelas, kembali
mengatur posisi kondensor, filter, maupun diafragma,
sehingga bayangan yang kita kehendaki benar-benar
bersih dan terang. Sebagai catatan untuk setiap penga-
matan tertentu memerlukan posisi pengaturan sinar
yang bervariasi.
7) Jika ingin melakukan pengamatan dengan perbesaran
sampai 1000x (perbesaran kuat), perlu dilakukan
beberapa hal berikut:
a) Sambil dilihat di teropong, objek sediaan yang akan
dipebesar diposisikan di pusat bidang pandang.
b) Tanpa merubah sekrup penggerak objek, kita putar
revolver dan menggantikan lensa objektif dengan
ukuran yang lebih besar. Sampai di sini, disarankan
tidak lagi menggerakkan sekrup pengatur kasar
3. Pemeliharaan Mikroskop
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam
pemeliharaan mikroskop, terutama setelah selesai penga-
matan antara lain:
a. Bersihkan kembali mikroskop, jangan membersihkan
bagian optik dengan kain karena dapat menyebabkan
adanya goresan yang merusak lensa. Bagian optik dibersih-
kan dengan “lens paper”.
b. Jika menggunakan lensa objektif 100x, maka sisa minyak
immersi yang menempel pada lensa dibersihkan dengan
kapas yang dibasahi xylol. Demikian pula sisa minyak
immersi pada preparat (awetan). Pembersihan lensa
jangan menggunakan alkohol, karena hal ini akan merusak
lensa.
c. Sebelum mikroskop dikembalikan ke tempat penyimpanan,
perlu diatur sebagai berikut:
1) Kondensor diturunkan maksimal.
2) Putar objektif lemah (10x) dalam posisi vertikal.
3) Turunkan tubus sampai objektif masuk ke dalam lubang
sediaan.
Pengantar | 13
4) Periksa kembali jangan sampai ada bagian mikroskop
yang tertinggal.
| 15
tumbuhan. Untuk dapat mengamati preparat dengan baik,
biasanya diberi zat warna, sehingga bagian penting akan terlihat
lebih jelas. Dinding sel, nukleus, dan organela akan menyerap zat
warna lebih kuat. Sehingga ini terlihat lebih gelap dibanding
sitoplasma. Dengan pembesaran lemah tampak deretan sel yang
tersusun rapi dengan bentuk polygonal atau persegi empat.
Sebenarnya setiap sel mempunyai bangunan tiga dimensi,
namun dilihat dengan mikroskop hanya tampak dua dimensi.
Matra tiga dimensi akan tampak jika mengamati sambil
menggerakkan mikrometer, akan terlihat bahwa saling
bergantian bagian-bagian yang tampak jelas dan yang lain kabur.
Hal ini sangat penting untuk memahami dan memfokuskan
objek pengamatan yang dikehendaki.
Dua bagian pokok yang terlihat jelas dalam setiap sel
adalah dinding sel serta nukleusnya. Namun jika diteliti lebih
lanjut akan tampak adanya bercak-bercak di sitoplasma, merupa-
kan organela sel. Salah satu organela yang penting adalah
kloroplas, tempat mensintesis karbohidrat. Bagian sel lain yan
spesifik pada sel tumbuhan adalah adanya vakuola yang
merupakan rongga yang terdapat di dalam sitoplasma, sering
bermanfaat untuk menyimpan hasil metabolit.
Praktikum 1 | 17
sel tumbuhan, dalam pengamatan sering terlihat variasi bentuk
sel ini. Sitoplasma sel mengandung granula-granula, merupakan
organela sel. Jenis organela yang umum terdapat pada sel
hewan/manusia adalah adanya mitokondria sebagai alat
respirasi, atau tempat mengolah energi. Vakuola tidak menonjol
pada sel hewan, umumnya berukuran kecil. Jika kita memban-
dingkan sel tumbuhan dan sel hewan maka beberapa perbedaan
yang dapat dilihat antara lain: Dinding sel, lysosome. Organela
lainnya sebagian besar sama seperti retikulum endoplasma,
apparatus golgi, ribosom, dan komponen lainnya yang terdapat
di dalam nukleus.
Praktikum 1 | 19
terdapatnya sel-sel kelenjar yang dapat menghasilkan lendir
(mucus). Bentuk sel yang menghasilkan mucus ini agak berbeda
dibandingkan sel lainnya. Sesuai dengan bentuknya sering
disebut sel piala (goblet cell). Pad saat pengamatan penampang
melintang intestinum perhatikan rumbai-rumbai (villi
intestinalis) di permukaan dalamnya yang berbatasan dengan
rongga (lumen). Pada vili intestinalis inilah sel-sel epihelium
berderet selapis di bagian permukaannya, mengikuti bentuk vili.
Nukleus sel posisinya ke arah basis, dekat membrana basalis. Sel
piala terlihat di antara sel torak dan dapat dibedakan dengan
jelas, karena mengikat zat warna basis lebih kuat (warna
keunguan).
Praktikum 1 | 21
22 | Modul Praktikum Biologi Kedokteran
PRAKTIKUM 2
PENGAMATAN MIKROSKOPIS
MITOSIS AKAR BAWANG
| 23
metafase, anafase dan telofase (Gambar 1 dan 2). Setiap fase
tahapan mitosis memperlihatkan perkembangan kromatik yang
spesifik sampai dengan dihasilkannya sel anakan yang baru.
Praktikum 2 | 25
tengah), akan memperlihatkan bentuk kromatid seperti huruf
“V”, kromatid yang sentromernya di pinggir (submetasentris)
akan memperlihatkan bentuk seperti huruf “J” dan kromatid
yang sentromernya di ujung (akrosentris) akan memberikan
kenampakkan kromatid seperti huruf “I”.
5. Telofase
Merupakan fase akhir dari mitosis. Pada stadium awal
kromosom sudah terkumpul di masing-masing kutub, kemu-
dian dilanjutkan dengan terbentuknya cytokenesis, lekukan ke
dalam di daerah equatorial sel. Pada stadium akhir akan
terbentuk karyo-membran, disertai dengan pembentukkan
bidang pembelahan yang merupakan perkembangan lebih
lanjut cytokinesis. Selanjutnya sel akan terbelah menjadi dua
sel anakan, dalam tahapan ini kromatid kembali menjadi
butiran-butiran kromatin. Tahapan perkembangan sel anak
selanjutnya memasuki kembali interfase, meliputi fase
pertumbuhan awal (G1), fase replikasi kromosom (S), dan fase
pertumbuhan akhir (G2) sebagai fase persiapan untuk kembali
memasuki fase pembelahan melalui proses mitosis.
Praktikum 2 | 27
28 | Modul Praktikum Biologi Kedokteran
PRAKTIKUM 3
PENGAMATAN MIKROSKOPIS EMBRIO AYAM
| 29
Preparat 1: Preparat Embryo Ayam 18 Jam
Setelah fase gastrulasi yang memiliki jaringan epidermal, neural,
notochordal, dan mesodermal, embryo ayam akan memasuki
tahap neurulasi. Lamina neuralis terlihat seperti garis vertikal di
bagian tengah area embryonal. Lapisan terluar embryonal adalah
area opaca dan di sebelah dalamnya adalah area pelusida. Pada
tahap awal, neurulasi ini terbentuk daerah primitif pit, yang
terdiri primitive groove, berupa alur di tengah dan primitive fold,
merupakan tonjolan di kanan kiri alur. Di bagian cranial
primitive pit terdapat Nodus Hensen’s, sebagai batas tempat
pertumbuhan posterior embryo. Di cranial Nodus Hensen adalah
daerah perkembangan embryo, yang diawali dengan bercak
panjang yang disebut sebagai head process. Sebagai catatan alur
primitive terbentuk dengan membelah daerah mesodermal
menjadi dua bagian, serta terbentuknya lipatan di lapisan
ektodermal, sedangkan lapisan endodermal belum mengalami
perubahan morfologis.
Praktikum 3 | 31
pulau-pulau. Karakteristik pada awal pembentukkan somit
adalah terdapatnya lubang di daerah anterior yang disebut
neuropore anterior. Pada stadium 36-38 jam somit sudah
tumbuh antara 10-12 buah. Otak sudah terbagi dalam tiga
wilayah, prosencephalon, mesencephalon, dan rhombencephalon.
Lubang neuropore di anterior masih tampak, sedang ujung
posterior bumbung neural tampak bagian yang masih terbuka
yang disebut sinus terminalis/sinus rhomboidalis. Di
prosencephalon tampak vesikula optik sebagai bakal mata,
sedangkan di area rhobencephalon terlihat adanya ostracoda otik
sebagai bakal telinga. Jantung tampak seperti tabung yang mem-
belok ke dexter dan vena juga sudah mulai terbentuk menyebar
mengarah ke area pelucida. Pada tahapan ini pulau-pulau darah
di area opaca semakin tebal dan kaya akan yolk, disebut area
vasculosa. Perhatikan jumlah somit dan apakah sudah ada torsi
(perputaran) somit, atau flexi (Pembengkokan) di daerah kepala.
Praktikum 3 | 33
dan bakal ekor membentuk tonjolan-tonjolan (buding). Hampir
seluruh bagian tubuh embryo sudah mengalami lipatan lateral
dan sudah terbungkus oleh selaput amnion kecuali pada daerah
kaki masih terbuka. Bakal hidung terlihat di telencephalon
sebagai lekuk olfactory. Pada batas antara metencephalon dan
mesencephalon di anterior terdapat lekukan disebut isthmus. Di
meylencephalon vesikula auditory sudah mempuyai ductus
endolymphaticus. Torsi sudah sampai ke somit 15-16, dan di
daerah somit ini vena vitelina tampak jelas, di bagian posterior-
nya arteri vitelina juga berkembang semakin besar. Merupakan
karateristik untuk tahapan ini juga dapat dilihat di sekitar ekor,
sudah terbentuk adanya lipatan amniotic ekor. Perhatikan jumlah
somit secara keseluruhan, untuk menentukan identifikasi umur
yang lebih akurat.
Praktikum 3 | 35
36 | Modul Praktikum Biologi Kedokteran
PRAKTIKUM 4
PENGAMATAN MIKROSKOPIS SPERMATOGENESIS
| 37
diameter. Dalam satu tubuli juga masih terdapat selaput tipis
yang terdiri dari sel-sel epithelial pipih seperti pada folikel.
Selaput ini membentuk semacam kantung-kantung dalam tubuli
seminiferi dan berfungsi sebagai tempat perkembangan sel-sel
kelamin jantan menuju pematangan. Pada testis Rana kantung-
kantung dalam tubulli seminiferi tersebut cukup jelas, disebut
sebagai sel sarang (nest cell).
Sel interstitial atau sel leydig terdapat di antara tubuli
seminiferi berikatan dengan jaringan pengikat serta pembuluh
darah. Sel-sel interstitial berperan memproduksi hormon
kelamin, yaitu testoteron. Selain membantu pertumbuhan dan
perkembangan alat-alat reproduksi, testoteron juga berperan
dalam mengatur perkembangan alat kelamin sekunder. Proses
perkembangan sel kelamin jantan dalam testis melalui tahapan-
tahapan pembelahan dan pertumbuhan yang dikenal sebagai
spermatogenesis serta spermiogenesis.
Praktikum 4 | 39
tubuli seminiferi. Beberapa sel ada yang berbalik mendekati
Sel sertoli yang terdapat di antara sel nest. Sel sertoli
merupakan sel pendukung derivat sel folikel yang berkem-
bang berukuran besar dan terletak di dekat membrana
basalis. Fungsi sel sertoli memberi makan spermatozoa, di
samping itu juga memproduksi hormon testoteron seperti sel
leydig.
Praktikum 4 | 41
5. Spermatozoa, tahapan metamorphosis dari spermatid menjadi
spermatozoa melalui beberapa stadium berikut:
a. Inti spermatid mulai memanjang dan menjadi padat, badan
sel berubah bentuk menjadi seperti botol.
b. Inti berbentuk seperti bulan sabit, badan sel mulai
melepaskan diri dan flagella terlihat.
c. Inti sangat padat dan berbentuk sabit, sebagian besar
plasma terlepas dan flagella terlihat jelas.
Praktikum 4 | 43
44 | Modul Praktikum Biologi Kedokteran
PRAKTIKUM 5
PENGAMATAN MIKROSKOPIS OOGENESIS
| 45
terdapat lapisan jaringan pengikat berupa theca externa dan
theca interna, dan di antara kedua lapisan ini banyak terdapat
pembuluh darah maupun syaraf. Oogonia, sel-sel yang berasal
dari epithelium germinativum pada tahap awal perkembangan.
Letak oogonia sebagian besar masih dekat dengan dinding
ovarium, kemudian secara bertahap akan bergerak meninggal-
kan membran basal dan menuju ke stroma.
Oocyt primer, tahap perkembangan berikutnya dari
oogonia, sel terus tumbuh dan berkembang menjadi besar dan
berjalan ke arah bagian tengah ovarium. Pembelahan juga
berlangsung sehingga ovum dikelilingi oleh selapis sel yang
disebut sebagai folikel. Fungsi folikel adalah melindungi oocyt
sekaligus juga menghasilkan chorion sebagai lapisan pelindung.
Pigmen gelap kecoklatan mewarnai folikel, disamping itu juga
terlihat adanya pigmentasi di polus animalis telur. Selanjutnya
oocyt primer dikeluarkan dari tubuh dan berkembang sebagai
oocyt II di medium air. Pada saat oocyt primer dikeluarkan dari
tubuh sel-sel kelenjar oviduct memproduksi lendir (mucus)
sehingga saling berikatan satu dengan yang lain dalam kelompok
atau berderetan.
Praktikum 5 | 47
Folikel dalam perkembangan. Ruangan antara folikel dengan
oosit membesar yang disebut antrum folikuli dan berisi cairan
yang disebut liquor folliculi. Sel-sel folikuli di dekat oocyt masih
tetap utuh dan membentuk jaringan seperti tangkai yang
mendukung oocyt disebut cumulus oophorus. Folikel yang sudah
matang sering disebut Folikel de Graaf, oocyt dikelilingi oleh
jaringan epihelial yang disebut corona radiata pada bagian yang
menghadap antrum folikuli. Cairan di sekitar ovum berfungsi
sebagai pelindung disebut zona pellucida. Folikel yang telah
matang dikelilingi oleh jaringan pengikat yang terdiri theca
folikuli externa dan theca folikuli interna.
Praktikum 5 | 49
Gambar 11. A=Folikel Tersier, B=Antrum
| 51
Penomoran pada Pedigree (Peta Silsilah):
1. Angka Romawi dipergunakan untuk menunjukkan generasi.
2. Angka Arabik dipergunakan untuk menunjukkan saudara satu
generasi.
3. Dalam membuat pedigree simbol laki-laki ditempatkan di
sebelah kiri, simbol perempuan di sebelah kanan.
Praktikum 6 | 53
54 | Modul Praktikum Biologi Kedokteran
PRAKTIKUM 7
ANALISIS DERMATOGLIFI
| 55
Gambaran salur-salur dermal ditentukan oleh banyak gen
yang saling berpengaruh dan mungkin beberapa di antaranya
bersifat dominan dan tidak dipengaruhi oleh faktor luar sesudah
lahir, misalnya geografik, ekonomi, dan lain-lain. Sidik jari
merupakan objek yang menarik untuk diselidiki dan telah digu-
nakan baik untuk keperluan identifikasi, hubungan keturunan,
maupun membantu diagnosis.
Pola sidik jari atau dermatoglifi ditentukan oleh banyak gen
yang saling berinteraksi dan dibantu oleh faktor lingkungan. Pola
penurunan seperti ini disebut dengan multifaktor. Proses pem-
bentukan sidik jari akan terjadi pada fetus saat dalam kan-
dungan. Di mana pada kehamilan sebelum 12 minggu pem-
bentukan pola sidik jari sangat dipengaruhi oleh faktor genetis
dan lingkungan dari fetus, sehingga adanya kelainan kromosom
dapat juga ditunjukkan dengan bentuk pola sidik jari yang
berbeda dibandingkan dengan manusia normal.
Berdasarkan sistem Galton, pola sidik jari manusia dapat
dibedakan atas 3 jenis, yaitu
1. Bentuk lengkung atau arch. Pola ini ditandai dengan tidak
dipunyai triradius sehingga jumlah rigi tidak akan dapat
dihitung.
2. Bentuk lingkaran atau whorl, merupakan pola sidik jari yang
mempunyai 2 triradius.
3. Bentuk sosok atau loop. Pola ini ditandai dengan 1 triradius.
a b c
Gambar 15. Gambar Pola Sidik Jari (a. Arch, b. Whorl, c. Loop)
Praktikum 7 | 57
Gambar 16. Contoh Pola Sidik Jari
Praktikum 7 | 59
Gambar 18. Dermatogram Cara Uppsala
Cara Kerja
Jari-jari tangan terlebih dahulu dibersihkan dari debu atau
kotoran dengan alkohol atau air. Pada bantalan stempel diberi
tinta yang tipis dan merata. Tekan dengan perlahan ibu jari pada
Praktikum 7 | 61
bantalan tersebut dan selanjutnya tekankan kembali jari yang
telah bertinta tersebut pada kertas putih yang telah disediakan
sehingga terbentuk cap jari. Sidik jarinya ditentukan polanya dan
dihitung jumlah rigi-riginya dengan menggunakan lup. Lakukan
hal yang sama untuk semua jari baik pada tangan kanan maupun
tangan kiri. Catat semua data dari semua kelompok dan hitung
persentase masing-masing pola dan nilai rata-rata jumlah rigi.
| 65
1. Golongan A–G.
2. Grup dan nomor kromosom.
3. Posisi sentromer: Median, sub-median dan sub terminal.
4. Morfologi kromosom: Metasentrik, submetasentrik,
akrosentrik dengan atau tanpa satelit.
Praktikum 8 | 67
Gambar 22. Chromosome Bands
| 69
8. Untuk Barr Body, amati nukleus dari epitel mukosa pipi,
perhatikan adanya Barr Body, amati 100 sel, hitung persen-
tase dari sel yang ada Barr Body-nya.
9. Untuk Drum Stick, amati leukosit polimorfonuklear pada
ujung lobus dari nukleus leukosit. Perhatikan beda tonjolan
yang ada antara: Drum Stick, Sessile Nodule dan Small
Club. Amati leukosit polimorfonuklear, hitung jumlah dari
Drum Stick, Sessile Nodule dan Small Club.
Barr Body
Barr Body (X kromatin, Barr, 1964) dibentuk oleh kondensasi
bagian heterokromatin dua kromosom XX (Moore and Barr,
1954). Ukuran Barr Body 0,8-1,1 mikron. Menempel pada
membran nukleus. Kelainan jumlah dan perubahan ukuran Barr
Body dapat dipergunakan sebagai diagnosis kelainan sruktur
kromosom seks (X). Pada individu wanita (XX) maka akan
ditemukan 1 Barr Body, untuk individu dengan XXX maka akan
ditemukan 2 Barr Body, untuk pria XY dan penderita Turner
Syndrome (XO) tidak dijumpai adanya Barr Body dan disebut
seks kromatin negatif. Kriteria pemeriksaaan Barr Body
dinyatakan positif jika dijumpai 20% sel epitel mukosa pipi yang
diamati ditemukan adanya Barr Body, tetapi jika sudah didapat
2% saja sudah dapat diputuskan bahwa individu yang diperiksa
mempunyai seks kromatin positif.
Praktikum 9 | 71
yang menyerupai Drum Stick, berupa tonjolan tanpa kepala.
Sessile Nodule (SN) mirip Drum Stick tetapi tidak mempunyai
tangkai. Tonjolan lain berupa seperti tangkai disebut Small Club
(SC).
Kriteria untuk diagnosis pemeriksaan Drum Stick akan
memberikan keputusan seks kromatin positif (wanita normal)
jika jumlah seks kromatin (DS + SN + SC) >20% atau dtemukan
Drum Stick >2% atau perhitungan SEX QUOTION (SQ) >0,5.
Rumus Sex Quotion:
DS + SN
SQ =
SC
Catatan:
Untuk kelainan kromosom tertentu akan didapat jumlah dan
struktur yang khusus. Misal pada wanita dengan seks kromosom
XXX akan didapat jumlah DS yang relatif lebih banyak dari
wanita normal. Untuk penderita Gonadal dysgenesis dengan seks
kromosom (XXqi) menunjukkan ukuran yang lebih besar pada
Barr Body maupun Drum Stick, demikian sebaliknya wanita
dengan seks kromosom Xx akan menunjukkan seks kromatin
yang lebih kecil.
Praktikum 9 | 73
74 | Modul Praktikum Biologi Kedokteran
LAMPIRAN FORMAT
LAPORAN PRAKTIKUM
Pembimbing praktikum,
(......................................)
| 75
LAPORAN PRAKTIKUM PENGAMATAN
MIKROSKOPIS MITOSIS AKAR BAWANG
GAMBAR KETERANGAN
Pembimbing praktikum,
(......................................)
Pembimbing praktikum,
(......................................)
Pembimbing praktikum,
(......................................)
Pembimbing praktikum,
(......................................)
Pembimbing praktikum,
(......................................)
Pembimbing praktikum,
(......................................)
Pembimbing praktikum,
(......................................)
Pembimbing praktikum,
(......................................)
| 85
86 | Modul Praktikum Biologi Kedokteran