0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan1 halaman
Nama Fauzan Lensun (NIM 511419010) kelas B Kepemimpinan. Ringkasan tentang sejarah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW dimulai dari kelahirannya di Mekkah hingga empat langkah yang diambilnya untuk membentuk masyarakat Islam, yaitu mendirikan masjid, mempersatukan kelompok, perjanjian antar kelompok, dan meletakkan dasar politik, ekonomi, dan sosial masyarakat baru.
Nama Fauzan Lensun (NIM 511419010) kelas B Kepemimpinan. Ringkasan tentang sejarah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW dimulai dari kelahirannya di Mekkah hingga empat langkah yang diambilnya untuk membentuk masyarakat Islam, yaitu mendirikan masjid, mempersatukan kelompok, perjanjian antar kelompok, dan meletakkan dasar politik, ekonomi, dan sosial masyarakat baru.
Nama Fauzan Lensun (NIM 511419010) kelas B Kepemimpinan. Ringkasan tentang sejarah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW dimulai dari kelahirannya di Mekkah hingga empat langkah yang diambilnya untuk membentuk masyarakat Islam, yaitu mendirikan masjid, mempersatukan kelompok, perjanjian antar kelompok, dan meletakkan dasar politik, ekonomi, dan sosial masyarakat baru.
Nabi Muhammad SAW lahir di Makkah hari Senin, 12 Rabi’ul awal pada tahun 571 kalender Romawi (1450 tahun yang lalu). Rasulullah lahir dari ibu bernama Aminah dan ayahnya bernama Abdullah. Semasa kecilnya, Rasulullah tumbuh menjalani kehidupannya seperti pada umunya. Namun adanya tradisi Quraisy pada zaman dahulu, pada hari kedelapan belas membuat ibunya harus menyembunyikannya di pedalaman. Tradisi tersebut membuat Rasulullah tidak bisa merasakan kasih sayang ibunya sampai umur 8-10 tahun. Rasulullah menjadi anak yang tanggap dan cerdas pada masanya. Beberapa gaya kepemimpinan Rasulullah SAW yang patut di teladani. Yaitu sebagai berikut : 1. Menggunakan Sistem Musyawarah 2. Mencerminkan Akhlakul Karimah 3. Kebijaksanaan 4. Mendahulukan kepentingan bersama 5. Kerendahan hati Terdapat empat langkah yang di tempuh Rasulullah dalam membentuk masyarakat Islam pada saat itu : 1. Mendirikan masjid yang diberi nama Baitullah (rumah allah). Masjid inilah yang kemudian menjadi sentral kegiatan umat Islam, mulai dari beribadah, mengadili perkara, majlis ta’lim, bahkan jual beli pernah dilakukan dikawasan masjid tersebut. 2. Mempersatukan kelompok Anshar dan Muhajirin yang berselisih. Ali ra. dipilih sendiri oleh rasululllah, Abu Bakar dipersaudarakan dengan Kharijah Ibnu Zuhair dan Ja’far Ibnu Abi Thalib dipersaudarakan dengan Muaz Ibnu Jabbal. Demikianlah Rasulullah telah mempersatukan tali persaudaraan berdasarkan agama, sebagai pengganti dari persaudaraan yang berdasarkan ras dan suku. 3. Perjanjian saling membantu antara kaum muslimin dan non-muslim, karena rasulullah telah mempersatukan mereka dalam masyarakat yang terlindung, sebagaimana yang terumuskan dalam piagam Madinah. 4. Meletakkan dasar politik ekonomi, ekonomi dan sosial bagi terbentuknya “masyarakat baru”. Seperti analisis Montgomery Watt (1989), hijrah nabi pada tahun 622 M menunjukkan peermulaan kegiatan politiknya. Namun Rasulullah tidak dengan tiba-tiba mendapatkan kekuatan politik yang begitu besar melainkan tumbuh dengan perlahan. Konsensi-konsensi dengan warga Madinah yang akan beliau masuki (ketika Rasulullah masih di Makkah) berarti pendirian badan politik baru, yang didalamnya terdapat kelonggaran untuk merealisasikan potensi politik dari pemikiran Al-Qur’a.