Anda di halaman 1dari 2

Nama : Dian Mediastuti

Nim 201901030
Prodi : Pendidikan Agama Islam VII B
Mata kuliah : Peradaban Islam Rahmatan Lil’Alamin

1. Apa pendapat Buya Hamkah,Quraisy Shihab dan Ibnu ‘arobi tentang Rahmatan
Lil’alamin?

Jawab :
a Pendapat Buya hamka tentang Rahmatan Lil’alamin yakni :
Dalam pemikiran Buya Hamka tentang Rahmatan Lil’alamin terlihat pada
pengaplikasian dikehidupan sehari hari yakni toleransi umat beragama. Ia
berpandangan bahwa sebagai Warga Negara yang heterogen kita wajib
menjalankan toleransi agama dengan bertitik tolak pada keyakinan yang
melekat dalam hati nurani, oleh karena itu keyakinan agama bukanlah sesuatu
yang dipaksakan, lebih-lebih lagi tidak boleh dipaksa dari luar. Dengan
demikian sikap toleransi akan melebihkan sikap saling menghormati dan
bekerjasama antar umat beragama. Menurut Buya Hamka, toleransi beragama
menyebabkan pemeluk agama yang berbeda-beda dapat hidup dan saling
berdampingan satu sama lain secara aman dan damai, sehingga tercipta
kerukunan hidup yang menunjang persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
dalam mendukung pembangunan nasional. Toleransi antar umat beragama
merupakan modal penting untuk menjaga stabilitas kemanan dan pertahanan
nasional.

b Pendapat Quraisy Shihab


Dalam tafsir Al-misbah karya Quraish Shihab Islam rahmatan lil alamin
mengandung arti bawha sosok Nabi Muhammad Saw dengan ajaran yang
dibawanya adalah rahmat bagi seluruh alam. M. Quraish Shihab didalam
moderasi terdapat empat unsur pokok yang semuanya saling mendukung
untuk mengungkap hakikatnya yaitu tawasuth (pertengahan), tawazun
(keseimbangan), ta’adul (keadilan) tasammuh (toleransi) dan tahadhdhur
(menjunjung tinggi akhlaqul iii karimah).

c Pendapat Ibnu A’robi


Di dalam konsep wahdat al-wujud Ibnu Arabi, tentang Rahmatan Lil’alamin
terlihat pada pengaplikasian dikehidupan sehari hari yakni toleransi umat
beragamat yang terkandung sifat Inklusif dan permisif dalam beragama,
karakter inilah sebagai landasan dalam mewujudkan peradaban yang damai
dan harmonis. Segala sesuatu yang ada merupakan manefestasi dari wujud
hakiki, yaitu wujud yang wajib ada (wajib al-wujud). Wujud tersebut
tercermin dalam tiga level, yaitu: ahadiyah, wahiddiyah dan tajalli syuhudi.
Sehingga agama dari
khasanah spiritual atau esoteris bisa saling menyapa dan terhindar dari sikap
intoleran dalam beragama.

2. Apa pendapatmu mengenai Rahmatan Lil’alamin


Jawab : Rahmatan Lil’alamin yakni rahmat bagi seluruh alam artinya hadirnya islam
dalam kehidupan dapat membawa kedamaian dan kasih sayang bagi seluruh makhluk
yang ada di alam ini, sebagai contoh yakni moderasi beragama salah satunya sikap
toleransi.

3. Bagaimana penerapan dari rahmatan lil’alamin dalam kehidupan nyata sebagai


pribadi, warga negara, pejabat negara,dan guru kepada muridnya?
Jawab :

dari ke tiga tokoh agama yaitu Buya Hamka, Quraisy shiab dan Ibnu 'arobi,
bisa kita simpulkan penerapan dalam kehidupan nyata Rahmatan Lil
a'alamin sebagai :
1) pribadi masing-masing yaitu kita harus toleransi kepada kaum
beragama, tidak salig mengolok – olok keyakinan mereka. selalu
berbuat baik ke pada sesama manusia sebab kita adalah makluk sosial
oleh sebab itu kita harus menjaga tali silaturahmi kita terhadap sesama
manusia seperti tertuang dalam ayat quran surat annisa ayat 36.
2) warga negara, sebagai warga negara penerapan rahmatan lil alamin
adalah dengan cara mematuhi perintah seorang pemimpin sebab
dengan mematuhi seorang pemimpin itu juga sudah di anggap sebagai
penerapan rahmatan lil alamin jika kita saja tidakk patuh terhadap
pemimpin maka sama saja itu merusak unsur penebar rahmat untuk
negara. seperti di cantumkan dalam surah annisa ayat 59.
3) Pejabat negara, penerapan rahmatan lil alamin adalah tidak dzoliim
terhadap kekuasaan yang mereka punya. tidak mengambil hak orang-
orang. jadi lah pejabat negara yang adil dan taat kepada allah.
bagaimana menebar rahmat terhadap terhadap alam semesta jika
kepada sesama manusia saja mereka tidak adil. seperti tercantum
dalam alqur'an surah al maidah ayat 8
4) Guru kepada muridnya, penerapan rahmatan lil alamin terhadap guru
dan murid adalah seorang guru harus menjadi contoh terhadap
muridnya sebab apa yang di lakukan oleh guru terhadap siswa nya
akan di contoh oleh mereka dan juga guru tidak hanya mengajar tapi
juka mendidik dari segi kahlak dan lain-lain oleh sebab itu guru sangat
berperan penting dalam hal ini Ketika mereka berhasil mendidik murid
mereka maka rahmat yang mereka tebarkan kepada muridnya menjadi
berkah buat mereka. sebab ada 2 penilain Ketika guru memberikana
ilmu ke pada siswa ya itu ilmu sebaga Nurun atau ilm (cahaya) sebagai
narun (api neraka).

Anda mungkin juga menyukai