Anda di halaman 1dari 28

Cinta Untuk

Azizah
Yulianti Sri Rahayu
Cinta Untuk Azizah

2
Teman Tulis 2021
Tragedi

“Ruang anggrek.. ruang anggrek.. ah..


itu dia disebelah kanan” gumamku,
sembari membaca denah kamar di
rumah sakit umum.

Kupercepat langkahku, nyaris seperti


berlari, menuju ruang anggrek.
Setelah melalui 2 lorong, aku pun
berbelok ke sebelah kanan. Ku amati
sekilas melalui kaca kecil seukuran
buku tulis pada daun pintu. Benar, ini
kamarnya. Ku buka pintu perlahan.

“Assalamualaikum” sapaku penuh


cemas.
3
Teman Tulis 2021
“Waalaikumsalam” sahut wanita
paruh baya dengan senyum
hangatnya.
“Bagaimana keadaan bapak, Bu?”
tanyaku, sembari duduk di samping
Ibu yang tak henti-hentinya memijat
kaki bapak.

“Apa?”

“Keadaan bapak?” Ulangku

“Alhamdulillah, hanya memar di


lengan dan sedikit geger otak di
bagian kepala. Kata pak dokter, itu
akibat benturan jatuh di aspal”.

4
Teman Tulis 2021
“Besok bapak sudah boleh pulang.”
Sambung Ibu.

“Bagaimana kejadiannya bu?”

“Sepulang kerja, sudah hampir


sampai rumah, ketika bapak
mengayuh sepedanya, terserempet
sama mobil bagus, mobilnya orang
kaya. Tapi mobil tersebut langsung
pergi ketika melihat bapak jatuh dan
pingsan di pinggir jalan. Ibu langsung
lari menolong bapak.” Jawab ibu
dengan mata berkaca-kaca.
tangannya mengusap lembut rambut
bapak yang hanya tersisa beberapa
helai.

5
Teman Tulis 2021
“Siapa yang membantu Ibu
membawa Bapak ke rumah sakit?”
kataku.

“Pak Muji beserta istrinya. Hanya


mereka yang peduli.”

Ini bukan pertama kalinya keluarga


pak Muji membantu kami. Suami istri
tersebut memang baik hati dan
dikenal dermawan. Sangat kontras
dengan sekeliling kami yang selalu
menganggap kedua orang tuaku
“agak kurang”. Ah...Sudahlah, nanti
akan aku ceritakan pada kalian.

6
Teman Tulis 2021
“Ibu sudah makan? Zizah sudah
bawakan ibu makanan” tanyaku tepat
di manik matanya.

“Zizah, anak ibu sayang”

Ibu memelukku erat, tangisnya pecah


di bahuku. Ku usap lembut punggung
ibu. Ku biarkan Ia menumpahkan
segala lara melalui bulir air matanya.
Mungkin, untuk saat ini bahu tempat
bersandar lebih Ia butuhkan
ketimbang nasi yang sudah jelas
dapat menghilangkan rasa lapar.
¤¤¤

7
Teman Tulis 2021
AKU

Namaku Azizah. Sebuah nama yang


memiliki arti wanita mulia dan kuat.
Demikianlah doa orang tua yang
dititipkan padaku melalui sebuah
nama.
Aku seorang gadis berusia 17 tahun.
Saat ini aku sedang duduk di kelas 3
SMA di salah satu sekolah negeri
bergengsi di kotaku. Dua bulan lagi
aku akan menamatkan pendidikan di
dunia putih abu-abu ini.
8
Teman Tulis 2021
Untuk bisa mengenyam pendidikan
di sekolah menengah atas ini
saja ,aku sudah sangat bersyukur
kepada Allah.
Bukan tanpa alasan aku berkata
demikian. Ekonomi lah yang menjadi
jawabannya. Namun, aku tak pernah
berkecil hati.

Dari saat pertama kali aku


merasakan dunia pendidikan di
tingkat dasar, aku mampu
memberikan kebanggaan kepada
kedua orangtuaku dengan
mempersembahkan prestasi demi
prestasi. Selembar kartu sakti dari
pemerintah pun menjadi jawaban
9
Teman Tulis 2021
dari doa yang selalu ku bisikkan pada
bumi, bahwa aku ingin terus sekolah
dan membahagiakan kedua
malaikatku.
¤¤¤
DUA MALAIKAT

Ah iya, hampir lupa. Bukankah tadi


aku berjanji untuk bercerita pada
kalian tentang alasan orang-orang
memanggil bapak dan ibuku “agak
kurang”?. Baiklah, akan
kuperkenalkan mereka.

Bapakku bernama Salim. 57 Tahun


usianya. Seorang pekerja lepas di

10
Teman Tulis 2021
Dinas Lingkungan Hidup. Beliau
selalu berangkat kekantor selepas
sholat subuh dengan mengayuh
sepeda ontel kebanggaannya, yang ku
yakini usianya lebih tua dariku.
Dengan berbekal sapu lidi di tangan
dan gerobak sampah, bak membawa
senjata di medan perang, beliau
cekatan membersihkan ruas jalan
dari sampah dan kotoran, baik di sisi
kiri maupun kanan jalannya. Jarak
satu sisi jalannya kurang lebih 100
meter.

Pekerjaan itu dilakukan mulai pukul


04.30-06.30 WIB. Hal tersebut
diulangi kembali pada pukul 14.20-

11
Teman Tulis 2021
15.30 WIB. Jadi dalam sehari, tugas
menyapu jalan dilakukan dua kali.

Pekerjaannya tersebut memperoleh


upah Rp 1,2 juta perbulan. Namun,
upah tersebut akan dipotong, saat
dirinya ijin tidak masuk kerja.

Upah sebesar itu tak cukup untuk


memenuhi kebutuhan hidup
keluarga. Karenanya, setelah selesai
menunaikan tugas, bapak akan
memulung barang bekas, yang
selanjutnya dikumpulkan untuk
dapat dijual kepada pengepul.

12
Teman Tulis 2021
“Tak perlu malu, yang penting halal
dan tidak merugikan orang lain”
nasihat bapak kepadaku.

Tahukah kalian, bapakku mengalami


autis ringan, dan juga kurang
pendengaran. Inilah alasan mengapa
tidak banyak orang suka
berkomunikasi dengan bapak.
Bahkan bisa dibilang tak dianggap di
mata mereka.

Ibuku bernama Inah, setahun lebih


muda dari bapakku. Seorang ibu
rumah tangga yang juga memiliki
kekurangan dalam pendengaran.
Kelebihannya, ia tak mengidap autis
seperti bapak.
13
Teman Tulis 2021
Bagaimana Ibu bisa dan mau
menikah dengan bapak? Tentu saja
dijodohkan keluarganya. Sudahlah,
sebut saja ini jodoh dari Tuhan.

Ibuku gemar bercocok tanam. saking


gemarnya, tanah di pinggir jalan
dekat rumah kami telah ditanami
dengan tanaman buah-buahan. Buah
mangga, khususnya. Lebih dari 10
pohon mangga berdiri rindang di sisi
kanan dan kiri jalan. Buahnya jangan
kalian tanya, siapapun bebas
memanennya. Tak terkecuali warga
yang selalu menganggap ibuku aneh,
dan kurang kerjaan.

14
Teman Tulis 2021
Tak hanya itu, lahan kosong milik
pemerintah daerah yang berada di
dekat rumah kami pun tak luput dari
tangan dinginnya. Kalian bayangkan
saja, tanah luas yang dahulunya
dipenuhi semak dan belukar, kini
berbaris cabai, terong, dan kacang
tanah. Tentunya bukan kami pemilik
hasil panen tersebut, namun siapa
saja bebas mengambil hasilnya.

Bagaimana dengan Ibu? Apakah


beliau marah? Tentu saja tidak.
Prinsip Ibuku, “berilah apa yang bisa
engkau beri, namun ambilah
bagianmu secukupnya saja”.
Sungguh hati ibuku begitu luas,

15
Teman Tulis 2021
begitu banyak pelajaran kehidupan
yang bisa kupetik dari beliau.

Mereka berdua memang tak


sempurna. Tapi bagiku, merekalah
malaikat, yang dikirimkan Tuhan
untukku dalam wujud orang tua.
¤¤¤

Doa Ibu

Ku genggam erat surat bersampul


coklat. Rasa tak percaya, namun ini
nyata. Air mataku tak berhenti

16
Teman Tulis 2021
mengalir. Bibirku tak henti
mengucapkan kalimat tahmid.

Sungguh Allah maha penyayang,


sungguh Allah maha pemberi. Aku,
Azizah, pada hari ini dinyatakan
sebagai satu-satunya yang lolos
seleksi kedokteran program
bidikmisi di daerahku.

Kado terindah untuk kedua orang


tuaku. Orang tua yang dengan tulus
merawat dan menyayangiku,
meskipun dalam keterbatasannya.
terlebih lagi ilmu ikhlas yang kurasa
tak semua manusia memilikinya.
Mereka membesarkanku dengan
cinta kasih, walaupun aku bukanlah
17
Teman Tulis 2021
anak kandung mereka. Ya, aku adalah
anak pungut, tepatnya anak yang
dipungut dari tong sampah 17 tahun
lalu.
¤¤¤
Subuh itu, di 17 tahun yang lalu.
Seperti biasa, selepas sholat subuh,
Pak Salim melaksanakan tugasnya
untuk membersihkan sampah yang
berada di dalam tong sampah besar,
untuk diangkut ke mobil truk
sampah.

Pandangannya tiba-tiba saja tertuju


pada kardus yang berisi tumpukan
kain perca dan bayi merah yang
18
Teman Tulis 2021
masih kotor dengan sisa-sisa air
ketuban dan darah. Ia mengucek
kedua matanya, menampar pipinya
sendiri untuk meyakinkannya bahwa
ini bukanlah mimpi. Bayi itu tak
mampu lagi menangis, hanya
sesekali menggerakkan tangan
mungilnya.

Pak Salim bergetar hebat, tak


dihiraukannya lagi sapu dan gerobak
di sisi jalan. Dengan segera, Ia ambil
kardus beserta isinya, memeluknya
dengan segenap hati, dan berlari
pulang kerumah sejauh 1km.

Sesampainya dirumah, suami istri


tersebut saling berpelukan bahagia.
19
Teman Tulis 2021
Bagaimana tidak, bagi mereka Allah
telah memberikan rezeki yang tak
ternilai harganya, setelah 15 tahun
sudah lamanya mereka menunggu
hadirnya buah hati.

Selanjutnya, Bu Inah yang terkejut


dengan hadirnya bayi di tengah-
tengah mereka, seketika merasa
linglung, tak tau apa yang harus
dilakukan.

Untung saja, beliau langsung teringat


pada Bu Muji, tetangganya, yang kala
itu baru genap 2 bulan melahirkan
anak ketiganya. Alhasil, bayi merah
itupun mendapatkan pertolongan
pertamanya. Dan bayi itu adalah aku.
20
Teman Tulis 2021
¤¤¤
“Zizah jadi bu dokter? Bu dokter
Zizah.... iya bu dokter” gumam Bapak
berulang-ulang.

“Iya pak, Zizah lolos kedokteran,


Zizah akan jadi dokter merawat
bapak sama ibu” jawabku dengan
sesenggukan.

Aku menangis bahagia, melihat


kegembiraan kedua orang tuaku.

Bapak dengan polosnya bernyanyi


dan menari berputar-putar
mengelilingiku. Sementara Ibu, tak
henti-hentinya sujud syukur,
21
Teman Tulis 2021
melafalkan segala puja dan puji
kepada pemilik semesta.

Ya Allah, jika Engkau izinkan,


berikanlah kesehatan dan umur yang
panjang untuk kedua orang tuaku.
Izinkanlah aku membalas kasih
sayang mereka.

Aku berjanji, akan belajar dengan


sungguh-sungguh agar menjadi
Dokter yang mampu mengemban
amanah akan tugasnya. Terutama
melayani sepenuh hati, mereka di
luar sana yang memiliki keterbatasan
ekonomi.
¤¤¤
22
Teman Tulis 2021
Cinta AZizah
3 tahun 9 bulan Kemudian...
22 Februari 2021

“Dari Fakultas Kedokteran, Azizah


dengan indeks prestasi kumulatif,
4,00” suara pembawa acara wisuda
memanggil namaku dengan lantang.

Gemuruh tepuk tangan mengiringi


langkahku menuju podium. Rektor
mengalungiku dengan medali untuk
lulusan terbaik, dan tak lupa
memindah kuncir toga yang ku
kenakan dari kiri ke kanan.

23
Teman Tulis 2021
Sebagai lulusan terbaik, aku diminta
untuk memberikan kesan dan pesan
atas pengalaman dan hasil yang
kuperoleh selama menempuh
pendidikan di Universitas ini.

Setelah menyampaikan kesan dan


pesan, tiba saatnya untukku
menyampaikan persembahan
terbesar dalam hidupku.

“Ucapan terimakasih yang setulus-


tulusnya kepada kedua orang tua
kami. Khususnya Bapak dan Ibu.
Tanpa Bapak dan Ibu, Saya tak akan
pernah bisa seperti ini, tak akan
pernah menikmati artinya
kehidupan. Merasakan kasih sayang,
24
Teman Tulis 2021
merasakan arti keluarga. Bapak dan
Ibu sungguh luar biasa. Terimakasih
setiap keringat yang jatuh untuk
membesarkan kami, untuk setiap air
mata yang mengalir dipelupuk
matamu dalam sujud penuh doa
untuk anakmu. Wisuda ini bukanlah
puncak prestasi, namun justru
perjuangan awal kami. Seluruh
wisudawan dan wisudawati untuk
menggapai citacita serta
mewujudkan mimpi demi bangsa dan
negara ini”

“Bapak dan Ibu, kalian adalah


malaikat bagiku. Tak perdulikan
setiap kekurangan yang ada, bagiku,

25
Teman Tulis 2021
kalian sempurna. Kalianlah
segalanya”.
Aku melihat Ibu dan Bapakku
menangis di kursi undangan. tatapan
bangga dan haru dari kedua orang
tuaku tak mampu mereka
sembunyikan.

Selepas turun dari podium, ku sujud


di kedua kaki orang tuaku dan ku
peluk erat mereka. Terimakasih atas
cinta yang diberikan untuk zizah,
Pak, Bu.

Semoga Allah senantiasa menjaga


dan melindungi kalian berdua.
Aamiin.

26
Teman Tulis 2021
27
Teman Tulis 2021
Tentang Penulis

Saya, Yulianti Sri Rahayu,


adalah seorang guru kimia yang
hanya ingin mencoba menuangkan
pikiran, menyampaikan pesan
melalui tulisan.

¤¤¤

28
Teman Tulis 2021

Anda mungkin juga menyukai