Anda di halaman 1dari 11

KRITIK SASTRA

Pertemuan 4
“Kedudukan dan Fungsi Kritik Sastra”
KEDUDUKAN KRITIK SASTRA

Penciptaan
(Pencipta)

Penikmat
3 wilayah (Pembaca) Wilayah
dalam karya Kritik Sastra
sastra Pengkajian
(Penelitian)/
Penelaah (Kritikus)
Jurang pemisah antara karya sastra dan
penikmat adalah:
1) Pembaca kurang siap membaca karya sastra,
kurang pengetahuan, dan kurang peka pada
estetika
2) Karya sastra yang dibaca tidak memenuhi syarat
sebagai karya sastra yang baik
3) Bahasa pengarang/bahasa sastra ambigu
(bermakna ganda), kadang menghambat
pemahaman penulis
Fungsi Kritik Sastra
Fungsi kritik sastra (dalam arti sempit):
1. Menjembatani jurang pemisah antara pencipta
dan penikmat
2. Sebagai guru (juru penerang) dengan jalan
menunjukkan kelebihan dan kekurangan sebuah
karya sastra
3. Peningkat apresiasi sastra di tengah masyarakat
4. Pembaca dapat mencintai dan menghargai karya
sastra seperti apa adanya
Fungsi kritik sastra (dalam arti luas):
1. Membina dan mengembangkan sastra
Melalui kritik sastra kritikus berusaha menunjukkan
struktur sebuah karya sastra, memberi penilaian,
menunjukkan kekuatan dan kelemahannya serta
memberikan alternatif untuk pengembangan karya
sastra tersebut
2. Membina apresiasi sastra
Para kritikus berusaha membantu para peminat karya
sastra memahami sebuah karya sastra. Kritikus
berusaha mengungkap “daerah-daerah gelap” yang
terdapat dalam karya sastra. Analisis struktur sastra,
komentar dan interpretasi, menjelaskan unsur-
unsurnya, serta menunjukkan unsur-unsur yang
tersirat dan tersurat, akan dapat meningkatkan
apresiasi sastra
3. Menunjang ilmu sastra
Kritik sastra merupakan wadah analisis karya
sastra, analisis struktur cerita, dan teknik
penceritaan, hal ini merupakan sumbangan
pula bagi para ahli sastra dalam
mengembangkan teori sastra. Para pengarang
pun dapat belajar melalui kritik sastra dalam
memperluas pandangannya, sehingga
ciptaannya lebih berkembang
Kritik Sastra Berfungsi apabila:
1) Berfungsi membangun dan meningkatkan
sastra
2) Melakukan kritik secara objektif
3) Mampu memperbaiki cara berpikir, cara
hidup, dan cara bekerja para sastrawan
4) Dapat menyesuaikan diri dengan ruang
lingkup kebudayaan dan tata nilai yang
berlaku
Fungsi Kritikus
1. Sebagai penengah
2. Sebagai juru bahasa antara orang yang mengerti
dengan orang yang kurang mengerti, antara seniman
dengan masyarakat ramai
3. Menjelaskan apa yang hendak diekspresikan
pengarang, berhasilkah pengarang
mengekpresikannya, dan pantaslkah hal itu
diekspresikan?
4. Kritikus harus menjawab secara objektif dengan
alasasan-alasan yang tepat
5. Membimbing, serta mempertinggi daya kritis
pembaca
Seorang kritikus tidak hanya berhenti di dalam
keterbuaiannya dengan kesan-kesan yang dia peroleh dari
bacaan. Dia harus memiliki kemampuan rasional sebagai
hasil dari pengetahuan dan pengalaman batinnya yang
telah diperkaya oleh banyaknya jenis karya yang telah
dibacanya dan ditelaahnya
Semakin banyak kritikus membaca, semakin kaya
pula dia dengan pengetahuan dan pengalaman batin, dan
semakin tajam pula pengamatannya serta kemampuannya
memberi rasional terhadap kesimpulan-kesimpulan yang
ditariknya dari apa yang dibacanya itu. Dengan demikian
dia dapat menerangkan hakikat karya sastra yang
bersangkutan sebagaimana dia dapat menangkap dan
merasakannya
Seorang pengeritik dalam merenung dan menimbang
tidak hanya berdialog dengan buku yang dibacanya tetapi
juga berdialog dengan dirinya sendiri. Dengan begitu dia
tidak hanya bersikap kritis terhadap karya sastra yang
dibacanya atau yang sedang dipahaminya, tetapi juga
bersikap kritis terhadap dirinya sendiri, terhadap perasaan,
selera, hati, dan pengalamannya sendiri.
The image part with relationship ID rId2 was not found in the file.

Seorang kritikus tidak


akan terbawa hanyut oleh
keterpukauannya terhadap apa
yang sedang dinikmati dan
Tugas krikitus sastra: dihayati atau terbius oleh
“Mencari, kesan-kesan dari
menemukan, pengalamannya membaca
menunjukkan, dan suatu karya sastra. Kalau dia
menentukan nilai sempat terbius dan terbuai
sebuah karya sastra” oleh kesan-kesan belaka, maka
apa yang dituliskan bukanlah
sebuah kritik melainkan
rekaman kesan-kesan, atau
laporan perjalanan batin
membaca suatu karya sastra

Anda mungkin juga menyukai