&
2022
PENGANTAR
Sejak dimulai fase industrialisasi, jumlah air limbah meningkat secara cepat, dan di
waktu yang sama lahan untuk pengolahan air limbah semakin mengecil. Konsekwensinya,
banyak sungai dan danau berubah fungsi menjadi system domestic terbuka.
Fakta bahwa Mc Carty merilis paper berjudul “100 TH Of Anaerobic Digestion” di tahun
1982, system aerobic telah jauh mendominasi di pengolahan limbah domestic dan limbah
industry. Penggunaan system pengolahan anaerobic telah dibatasi untuk penguraian sludge dan
slurry. Pengembangan system didasarkan pada retensi biomassa. Seperti filter anaerobic diakhir
tahun 60 an, pengaplikasian system anaerobic ditingkatkan menjadi aliran wastewater.
Pengolahan wastewater secara anaerobic belum sepenuhnya diterima secara umum dan masih
berimage sesuatu yang menjanjikan tapi teknologi yang belum terbukti.
Namun, selama krisis energi pada tahun 70an menyebabkan perhatian tertuju kepada
pengolahan air limbah secara anaerobic. Kebutuhan energi yang rendah dan di banyak kasus
kemampuan anaerobic dalam menghasilkan bahan bakar alternatif. Terobosan nyata
pengolahan air limbah anaerobic berasal dari pengembangan reaktor Upflow Anaerobic Sludge
Blanket (UASB)(Lettinga et al. 1980, 1983). Beberapa kesuksesan dalam pengaplikasian UASB
terhadap banyak tipe air limbah yang berbeda telah dilaporkan sejak (hulshoff Pol 1989;
Lettinga and Hulshoff Pol 1991; Lin and Yang 1991).
Informasi didalam buku manual ini terdiri dari beragam pokok pembahasan seperti
deskripsi proses, pengendalian proses, pre-start commissioning, start-up, pendampingan
proses, pengoperasian normal, troubleshooting dan perawatan proses didalam Instalasi
Pengolahan Air Limbah.
ii
iii
Buku manual ini disusun oleh Tim Bahana Krida Nusantara dan memiliki 9 bab :
Regards,
iv
1 Definisi Istilah-istilah didalam WWTP
1
2
3. Methane Reactor
Sebuah vessel tertutup atau tangki dimana proses penguraian anaerobic terjadi,
dan tempat terbentuknya bakteri anaerobic (biomassa juga biasa disebut “sludge”).
UASB adalah salah satu jenis reactor anaerobic dimana air limbah masuk pada
bottom reactor melalui system distribusi influent. Air limbah perlahan naik melalui
selimut bakteri methane. Effluent yang terolah dikumpulkan di saluran effluent
(weirs overflow) pada bagian top reactor, setelah melalui melewati top settler.
4. Top Settler
Top settler adalah kunci dari UASB reactor yang digunakan untuk memisahkan
sludge dan biogas dari air limbah yang sudah terolah dan dialirkan ke proses
selanjutnya
5. Influent Distribution System
Influent Distribution System adalah system pemipaan pada bottom reactor UASB
diatur dalam parallel loops dan mempunyai orifice dalam jumlah besar
6. Seed Sludge
Seed sludge adalah sludge anaerobic berasal dari system anaerobic plant lain
yang diinokulum untuk start-up proses biological anaerobic
7. Influent
Influent adalah air limbah yang belum diolah. Air limbah raw sebelum dilakukan
treatment apapun termasuk equalisasi.
8. Effluent
Effluent adalah air limbah yang sudah terolah baik itu terolah sebagian atau
terolah sepenuhnya.
1. pH
pH adalah ukuran keasaman atau basa dari suatu fluida. pH didefinisikan sebagai
sebuah fungsi dari konsentrasi ion H+. Semakin tingi konsentrasi ion H+, semakin asam
dari suatu fluida (ph lebih rendah)
2. Temperatur
Suhu adalah derajat panas atau dingin dari sampel air limbah.
3. COD (Chemical Oxygen Demand)
COD adalah adalah jumlah oksigen atau kebutuhan oksigen ekuivalen untuk
mengoksidasi material organic didalam air menggunakan agent pengoksidasi kuat
(Kalium Dikromat, Katalis dan Panas). Kedua komponen organic dan inorganic dari
sampel yang dianalisa dimaksudkan untuk dioksidasi. Jadi, senyawa organic juga
dioksidasi seperti chloride, nitrit, atau sulfide juga berkontribusi menyumbang Total
COD didalam sampel.
4. BOD (Biochemical Oxygen Demand)
BOD, diukur dalam 5 hari tes standar lab, dimana pengukuran jumlah senyawa
organic biodegradable didalam air sampel. BOD itu sendiri adalah jumlah oksigen
yang dikonsumsi selama 5 hari oleh bakteri aerobic (didalam tes lab) untuk
mengkonversi organic waste menjadi karbon dioksida dan air
5. VFA (Volatile Fatty Acid)
Volatile fatty Acid adalah molekul asam organic, utamanya asam asetat, asam
propionate, dan asam butirat. Ketiganya adalah produk umum fermentasi anaerobic;
intermediate product dalam rantai konversi menjadi biogas sepenuhnya. VFA
dianalisa dengan proses destilasi atau dengan menggunakan metode
spektrofotometri didasarkan pada esterifikasi dari asam organic.
6. Alkalinity
Alkalinity adalah kapasitas penetralan asam dari sampel air limbah. Pada kondisi
normal, alkalinity utamanya terdiri dari konsentrasi karbonat, bikarbonat, dan
hidroksida.
4
7. TS (Total Solid)
TS adalah semua yang terlarut dan tidak terlarut, organic dan inorganic, material
yang tidak menguap didalam sampel air limbah, yang tetap ada setelah penguapan
sampel pada suhu 105,50C
8. VS (Volatile Solid)
Volatile Solid adalah jumlah sisa TS yang terdiri dari mineral serta mikrobio yang
pada prosesnya di insenerasi pada suhu 5500C.
9. TSS (Total Suspended Solid)
TSS adalah semua material partikel yang tidak terlarut (atau sludge), mengendap
atau tidak, didapatkan setelah difilter pada filter 0,45mikron dan dioven pada suhu
105,50C
10. VSS (Volatile Suspended Solid)
VSS adalah jumlah sisa TSS yang terdiri dari mineral serta mikrobio yang pada
prosesnya diinsnerasi pada suhu suhu 5500C.
1.3 Metode-metode Analisa WWT
1. COD
A. SASARAN MUTU
QC IPAL.
5
A. PERALATAN
1. Colorimeter portabel (fotometer), (HACH DR3900).
2. Inkubator ato Reaktor (HACH DR200).
3. Automatic pipet, 0,1 – 1 ml.
4. Automatic pipet, 0,5 – 5 ml.
5. Rak kurvet.
6. Pipet tips, 0,1 – 1 ml.
7. Pipet tips, 0,5 – 5 ml.
8. Tisu.
B. Bahan
1. Sample limbah
2. Aquadest (air suling)
3. Reagen set. High range (20-1500mg/l) dan High Range+ (250 – 15.000 mg/l)
4. Formulir laporan hasil analisa harian
D. DOKUMEN TERKAIT
E. AKTIVITAS
A. SASARAN MUTU
Sebagai panduan dalam melakukan analisa pH, agar dapat dipastikan analisa
dilakukan dengan cara yang benar dan hasil analisa dapat memberikan informasi
kandungan pH yang sesuai dengan kondisi dalam larutan yang sebenarnya.
B. PELAKSANA
QC IPAL.
C. PERALATAN DAN BAHAN
PERALATAN
1. pH meter digital
2. Beaker Glass
3. Gelas Ukur
4. Botol Sampel
5. Tisu.
Bahan
1. Sample limbah
D. DOKUMEN TERKAIT
7
E. AKTIVITAS
1. Ambil sample menggunakan botol sampel
2. Bilas dengan air aquadest ph probe, lalu bersihkan dengan tisu sampai kering
3. Pasang pH meter digital ke dalam beaker glass.
4. Tunggu sampai pembacaan stabil.
5. Catat nilai pH ke dalam formulir laboratory data.
6. Setelah selesai melakukan aktivitas, bersihkan peralatan dan taruh di tempat
yang telah disediakan.
3. TSS metode Colorimetri
A. SASARAN MUTU
Sebagai panduan dalam melakukan analisa Suspended Solid, agar dapat
dipastikan analisa dilakukan dengan cara yang benar dan hasil analisa dapat
memberikan informasi kandungan Suspended Solid yang sesuai dengan kondisi
dalam larutan yang sebenarnya.
B. PELAKSANA
QC IPAL.
C. PERALATAN DAN BAHAN
PERALATAN
HACH DR900 Colorimeter
Vial HACH
Beaker Glass
Gelas Ukur
Botol Sampel
Tisu.
Bahan
Sample limbah
Aquadest (air suling)
Formulir laporan hasil analisa harian
D. DOKUMEN TERKAIT
8
E. AKTIVITAS
1. Ambil sample menggunakan botol sampel
2. Bilas vial HACH dengan air aquadest, lalu bersihkan dengan tisu sampai kering.
3. Persiapkan sampel, dengan memasukkan air aquadest ke vial HACH yang
telah dibersihkan dan kering sampai batas tera.
4. Untuk blanko gunakan aquadest sebagai sampel
5. Nyalakan HACH DR900, lalu atur ke program 94
6. Gunakan blanko untuk mengatur inisiasi awal
7. Masukkan sampel kedalam kolorimeter, tekan enter untuk melihat hasil.
8. Catat hasil ke dalam formulir laboratory data.
9. Setelah selesai melakukan aktivitas, bersihkan peralatan dan taruh di tempat
yang telah disediakan
4. VFA dan Alkalinity
A. SASARAN MUTU
Sebagai panduan dalam melakukan analisa VFA (Volatile Fatty Acid) dan
Alkalinity, agar dapat dipastikan analisa dilakukan dengan cara yang benar dan
hasil analisa dapat memberikan informasi kandungan VFA dan Alkalinity yang
sesuai dengan kondisi dalam larutan yang sebenarnya.
B. PELAKSANA
QC IPAL.
C. PERALATAN DAN BAHAN
PERALATAN
1. Masker cartridge
2. Pompa vakum.
3. Gelas ukur 100ml.
4. Filtering flask (erlenmeyer hisap)
5. Buchner funnel corong hisap)
6. Erlenmeyer asah
7. Kertas saring whattman 42
9
8. Refluks set.
9. Pipet ukur 10ml
10. Karet hisap
11. pH meter elektrik
12. Tisu
Bahan
1. Sample limbah
2. Aquadest (air suling)
3. HCl 0,1 N
4. NaOH 0,1 N
5. Formulir laporan hasil analisa harian
D. DOKUMEN TERKAIT
E. AKTIVITAS
1. Pastikan alat-alat yang digunakan dalam keadaan bersih dan kering.
2. Saring 100ml sample air limbah.
3. Masukkan kedalam erlenmeyer asah.
4. Pasang pH meter elektrik ke dalam erlenmeyer.
5. Tambahkan sedikit demi sedikit HCl 0,1N ke dalam erlenmeyer asah hingga pH
± 3,00 dengan batas toleransi ±0,03.
6. Catat jumlah HCl yang digunakan.
7. Pasangkan ke refluk set, atur tegangan kompor listirk 200watt.
8. Panaskan selama 3 menit terhitung gelembung uap pertama yang muncul.
9. Dinginkan pada suhu kamar.
10. Lepas erlenmyer asah dari refluk set, dan pasang pH meter elektrik.
11. Tambahkan sedikit demi sedikit NaOH 0,1 N ke dalam erlenmeyer asah
hingga pH ±6,50 dengan batas toleransi ±0,03
12. Catat jumlah NaOH yang digunakan.
13. Perhitungan
10
B. PELAKSANA
QC IPAL / Operator IPAL
C. PERALATAN DAN BAHAN
PERALATAN
1 Masker
2 Sarung tangan tahan panas (disediakan oleh LAB Sorini)
3 Tang crucible (disediakan oleh LAB Sorini)
4 Cawan porselin 50 ml (disediakan oleh LAB Sorini)
5 Oven (disediakan oleh LAB Sorini)
6 Furnace (disediakan oleh LAB Sorini)
7 Spatula (disediakan oleh LAB Sorini)
8 Gelas ukur 250 Ml
9 Neraca analitik (disediakan oleh LAB Sorini)
10 Desikator (disediakan oleh LAB Sorini)
BAHAN
1 Sampel granular
2 Aquadest
1
13
1
Tabel 2. MUR 3
Tabel 3. MUR 4
Tabel 4. MUR 5
beracun. Pada praktiknya, yang berarti ada sebuah gangguan terhadap rantai
proses reaksi penguraian bisa gagal dikarenakan bakteri ini berhenti bekerja.
Hasil dari penguraian ini bertambahnya konsentrasi dari asam organik,
sedikit terbentuknya asam propionate, di observasikan dalam sebuah
buruknya proses anaerobic bekerja.
3. Bakteri methanogenesis
Ada 2 tipe proses penguraian bakteri ini :
Hidrogenotrophic (hydrogen eating) methanogens, menghasilkan gas
methane yang berasal dari gas hydrogen dan karbon dioksida :
4 H2 + CO2 CH4 + 2 H2O
Acetotrophic (acetic acid eating) methanogens, juga disebut acetoclastic
bacteria (acetic acid cleaving), mengkonversi asetat menjadi methane dan
karbon dioksida:
CH3COOH CH4 + CO2
Grup kedua dari bakteri ini mengambil tempat yang paling penting dalam
melakukan proses penguraian.
Bakteri ini dan khususnya grup kedua, bagaimanapun sensitive terhadap
perubahan kondisi; pertumbuhan lambat dan dengan yield yang rendah.
Mereka bekerja pada range pH yang sempit dan relative sensitive terhadap
produk beracun.
Dalam praktiknya operator bisa menggunakan VFA sebagai parameter untuk
mengendalikan rantai reaksi, dan harus secara normal tidak mengganggu
produk lain.
3.2 UASB Reactor
3.2.1 Sistem Distribusi Influent
Reactor didesain dengan system distribusi single influent dengan 1 main
feed header. Air limbah lebih lanjut didistribusi didalam reactor melewati
beberapa pipa :
1
Didesain dalam loop dengan 2 pipa, dengan 1 inlet valve terbuka dan
valve yang lain tertutup selama operasional
Dioperasikan dengan inlet alternative dari sisi kiri ataupun kanan, dengan
manual switch
Memberikan distribusi yang merata per loop melewati semua diameter
reactor, juga pada flow influent beragam
Membentuk local turbulensi, membentuk kondisi fisik mendukung
pertumbuhan granular sludge
Menghindarkan deposit padat dalam waktu yang lama didalam pipa
distribusi. Deposit secara cepat terbilas ketika perubahan arah flow
berubah
3.2.2 Top Settler
Pemisahan internal 3 fase termasuk cross flow tipe pemisah plat parallel,
untuk mencegah kehilangan flok granular sludge yang terbentuk.
Digerakkan oleh effect gas lift dari biogas, air dipaksa masuk kedalam
settler area dari sisi-sisi. Campuran air dengan sludge lebih berat daripada
campuran air-sludge-gas kiri dan kanan dari area settler, yang mana
menghasilkan liquid yang lebih berat mengalir turun dan keluar dari
settler area
3.2.3 Sludge Granulation at the UASB Reactor
Bakteri anaerobic normalnya tetap bersama didalam reactor methane,
membentuk lumpur anaerobic. Sludge ini lebih sering mempunyai
struktur floc, floc kecil yang rentan tanpa struktur, terendap didalam air
limbah atau terikut permukaan carrier. Lebih lanjut, sludge bakteri
didalam anapak uasb sering tumbuh, baik sebagian atau selengkapnya,
menjadi struktur granular
4 Deskripsi Plant Process
Deskripsi plant proses didasarkan kondisi actual di WWT PT. Sorini Agroasia Corporindo.
19
2
Air limbah akan perlahan naik ke atas melalui selimut sludge aktif methanogenic.
Dan top settler, dimana menghasilkan pemisahan dari treated wastewater, sludge dan
biogas. Air outlet MUR dari ke empat MUR masing-masing akan tertampung sementara
di holding tank. Pada holding tank terdapat 2 jalur outlet. Jalur outlet yang pertama
akan menjadi umpan pompa recycle untuk disirkulasikan bersamaan dengan air inlet
dari preacid ke dalam MUR masing-masing. Jalur outlet kedua akan mengalir secara
gravitasi
ke bak selector untuk ditransfer ke proses aerobic.
5 Preparasi Start-up dan Commissioning MUR 5
5.1 Sludge Seeding
Reaktor UASB bisa dilakukan start up dengan menggunakan anaerobic granular
sludge dari plant sejenis. Kualitas dan jumlah dari seed sludge mempengaruhi waktu
start-up berkisar antara 2 minggu sampai 6 bulan. Pada prakteknya kebanyakan
periode start- up berkisar antara 4-8minggu. Untuk sludge seeding MUR 5 memiliki
profil dibawah ini :
Asal :
Anaerobic granular seed sludge from the anaerobic reactor milik PT. Sorini plant
Cikande dan sebagian kecil milik PT. Indolakto plant Purwosari
Quality :
Minimum 6-7% VSS dan 7-8% TSS. Minimum Activity 0,6kg COD Removed/kg
VSS.day Quantity :
Jumlah keseluruhan Anaerobic Granular Sludge yang dimasukkan di dalam MUR 5
adalah ±300m3.
21
2
Anaerobic Granular Sludge yang datang dari PT. Indolakto sebanyak 2 isotank, di
tanggal 11 dan 12 mei 2022 masing-masing 1 isotank.
2
Anaerobic granular sludge dari PT. Indolakto selama pengamatan saat unloading
ke MUR 5, terpantau tidak terdapat granular sama sekali hanya sludge yang
berwarna hitam
Anaerobic Granular Sludge yang datang dari PT. Sorini Cikande sebanyak 2
isotank, di tanggal 19 dan 20 mei 2022 masing-masing 1 isotank.
Anaerobic granular sludge dari PT. Sorini Cikande selama pengamatan saat
unloading ke MUR 5, terpantau terdapat banyak granular disertai sludge yang
berwarna hitam
Anaerobic Granular Sludge yang datang dari PT. Indolakto sebanyak 2 isotank, di
tanggal 24 dan 25 mei 2022 masing-masing 1 isotank.
Anaerobic granular sludge dari PT. Indolakto selama pengamatan saat unloading
ke MUR 5, terpantau sangat sedikit granular dan filtrate berwarna bening.
4. 29 Mei 2022 (2 isotank) asal PT. Sorini Cikande
2
Anaerobic Granular Sludge yang datang dari PT. Sorini Cikande sebanyak 2
isotank, di tanggal 29 mei 2022 beriringan lgsg 2 isotank.
Anaerobic granular sludge dari PT. Sorini Cikande selama pengamatan saat
unloading ke MUR 5, terpantau terdapat banyak granular disertai sludge yang
berwarna hitam
5. 08 Juni 2022 (2 isotank) asal PT. Sorini Cikande
Anaerobic Granular Sludge yang datang dari PT. Sorini Cikande sebanyak 2
isotank, di tanggal 08 Juni 2022 beriringan lgsg 2 isotank.
2
Anaerobic granular sludge dari PT. Sorini Cikande selama pengamatan saat
unloading ke MUR 5, terpantau terdapat banyak granular disertai sludge yang
berwarna hitam
Anaerobic Granular Sludge yang datang dari PT. Sorini Cikande sebanyak 2
isotank, di tanggal 17 Juni 2022 beriringan lgsg 2 isotank.
2
Anaerobic granular sludge dari PT. Sorini Cikande selama pengamatan saat
unloading ke MUR 5, terpantau granular anaerobic mulai menyusut disertai
sludge yang berwarna hitam
Anaerobic Granular Sludge yang datang dari PT. Sorini Cikande sebanyak 2
isotank, di tanggal 29 Juni 2022 beriringan lgsg 2 isotank.
2
Anaerobic granular sludge dari PT. Sorini Cikande selama pengamatan saat
unloading ke MUR 5, terpantau granular anaerobic mulai menyusut dan dominan
sludge yang berwarna hitam.
Anaerobic Granular Sludge yang datang dari PT. Sorini Cikande sebanyak 2
isotank, di tanggal 13 dan 14 Juli 2022 masing-masing 1 hari 1 isotank.
2
Anaerobic granular sludge dari PT. Sorini Cikande selama pengamatan saat
unloading ke MUR 5, terpantau granular anaerobic mulai menyusut dan dominan
sludge yang berwarna hitam.
Warning :
Ketika reactor UASB telah terisi granular sludge, biogas secara otomatis akan
terbentuk walau dalam jumlah yang sedikit. Untuk kepentingan safety work,
maka tidak boleh ada lagi pekerjaan welding (hot work) ataupun percikan api
area WWT
4. Buka semua valve suction dan discharge pompa recycle. Semua valve yang
berhubungan dengan line influent ke MUR 5 tidak boleh tertutup.
5. Running dan setel flow recycle dari design flow (upflow velocity disetel 0,56m/h
atau lebih)
5.5 Start up MUR 5
Tujuan :
Untuk mengolah air limbah yang sudah di pre-treatment, agar sesuai dengan
effluent design
General :
Proses biologis bisa dimulai Ketika jumlah seed anaerobic granular sludge tercukupi
didalam reactor MUR 5, suhu di daerah khatulistiwa seperti Indonesia relative aman,
dan pengaturan pH dijaga ketat
Prosedur :
1. Pastikan holding tank terisi penuh, dan reactor MUR 5 sudah mode sirkulasi.
2. Ketika retensi sirkulasi selama 24 jam telah terpenuhi. Jalankan pompa influent
yang mengambil air limbah dari bak pre-acid dan mulai feeding reactor MUR 5
3. Setel flow inlet ke MUR 5 sesuai dengan upflow velocity yang diinginkan. Total
flow adalah 64,7m3/h (upflow velocity 0,68m/h) yang dicapai di MUR 5
4. Lakukan pengecekan pH preacid, bila pH low segera informasikan ke operator
WWT PT. Sorini Pandaan agar di follow up.
5. Lakukan pengecekan berkala inlet dan outlet MUR 5. Rekomendasi batas-batas
untuk pH inlet MUR 5 sebagai berikut :
pH pH Level
6,7 Low Low
6,9 Low
7,5 High
8,5 High-High
3
6. Ambil sampel preacid, sampling point MUR 5, dan Outlet MUR 5secara berkala
untuk dilakukan pengecekan pH dan suhu. Catat didalam logbook. Dan bila pH
mengindikasikan diluar batas-batas aman seperti yang disebutkan diatas. Segera
informasikan ke operator untuk dilakukan follow up.
7. Lakukan pengecekan rutin juga untuk analisis VFA dan Alkalinity pada SP1. Jika
VFA kurang dari 300mg/l, tambahkan COD Load sebanyak 0,1-1kg COD/d-m 3.
Namun kriteria diatas bisa berubah sesuai dengan kondisi actual dan respon
MUR
5. Seperti halnya penentuan kenaikan COD load tergantung juga dari variasi
konsentrasi COD
8. Loading rate bisa dinaikkan secara sistematis sampai dengan desain load atau
sampai dengan semua air limbah terolah, dengan konsentrasi COD yang
bervariasi.
9. Penentuan kebutuhan granular sludge untuk proses seeding dan commissioning
MUR 5 sebagai berikut :
Perhitungan ini menggunakan basis kapasitas maksimum terpasang, dengan COD
removal tinggi, maka :
(𝐶𝑂𝐷 𝑖𝑛−𝐶𝑂𝐷 𝑜𝑢𝑡) 𝐶𝑂𝐷
Volumetric Loading Rate : 𝑄 𝑥 1000
= 9 𝑘𝑔 . 𝑑𝑎𝑦
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑅𝑒𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑚3
Untuk granular sludge yang ideal nilai VSS Granular Sludge minimal 60kg VSS/m3
of granular Sludge.
Kesimpulan :
Dengan Load COD yang diuraikan didalam MUR (COD in – COD Out) senilai
6.650mg/l. dan Q inlet Max 840m 3/day. Maka kebutuhan granular sludge secara
teoritis agar bisa mengolah beban tersebut :
𝑄 𝑖𝑛𝑙𝑒𝑡 𝑥 𝐶𝑂𝐷 𝐿𝑜𝑎𝑑
𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 𝐴𝑛𝑎𝑒𝑟𝑜𝑏𝑖𝑐 𝑆𝑙𝑢𝑑𝑔𝑒 𝐴𝑐𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑦
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐺𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙𝑎𝑟 𝑆𝑙𝑢𝑑𝑔𝑒 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 =
𝑉𝑆𝑆 𝐺𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙𝑎𝑟 𝑆𝑙𝑢𝑑𝑔𝑒 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙
11. Mulai feeding ke MUR 5 dengan menyalakan pompa feed inlet. Flow awal untuk
penentuan flowrate bisa dilakukan dengan menghitung COD Load untuk MUR 5.
10% dari total kapasitas pompa feed inlet sebaiknya dijadikan batas minimum
flowrate awal agar bisa meminimalisir stress pada pompa feed inlet.
12. Sekali feeding ke reactor MUR 5 telah dimulai, biogas mulai terbentuk, untuk
diperhatikan bahwa dibutuhkan waktu biogas untuk terkumpul pada void space
di top reactor MUR 5
13. Ukur parameter reactor MUR 5 sesuai dengan daily checksheet sehingga dapat
terrecord dengan jelas performa setiap hari.
Ramp-up ke 1
Seperti diketahui pada bab “5.3 Sludge Transfer” initiate sludge transfer pada
tanggal 11 dan 12 Mei 2022 yaitu 2 isotank dari PT. Indolakto purwosari setelah
proses transfer selesai, lakukan sirkulasi dan pengecekan anaerobic granular sludge
MUR 5, dari pengecekan quality dan quantity anaerobic granular sludge kurang
begitu bagus ditandai encer dan granular sludge tidak Nampak. Maka ramp-up
performa MUR 5 tidak bisa dilakukan.
Pada tanggal 19 dan 20 Mei 2022, dilakukan sludge transfer lagi sebanyak 2
isotank dari PT. Sorini Cikande setelah proses transfer selesai, lakukan sirkulasi dan
pengecekan anaerobic granular sludge MUR 5, kondisi anaerobic granular sludge
secara quality dan quantity bagus ditandai dengan kental dan granular sludge
terbentuk banyak. Namun masih kurang untuk initial ramp-up MUR 5.
Pada tanggal 24 dan 25 Mei 2022 dilakukan sludge transfer lagi sebanyak 2
isotank dari PT. Indolakto Purwosari setelah proses transfer selesai, lakukan sirkulasi
dan pengecekan anaerobic granular sludge MUR 5, dari pengecekan quality dan
quantity anaerobic granular sludge kurang begitu bagus ditandai encer dan granular
sludge tidak Nampak. Maka ramp-up performa MUR 5 tidak bisa dilakukan.
Pada tanggal 29 Mei 2022, dilakukan sludge transfer lagi sebanyak 2 isotank dari
PT. Sorini Cikande setelah proses transfer selesai, lakukan sirkulasi dan pengecekan
anaerobic granular sludge MUR 5, kondisi anaerobic granular sludge secara quality
dan quantity bagus ditandai dengan kental dan granular sludge terbentuk banyak.
Maka ramp-up performa bisa dilakukan dengan menyesuaikan jumlah anaerobic
granular sludge serta mengikuti parameter-parameter analisis harian. Berikut record
ramp up ke 1 dari MUR 5 :
3
Grafik pH Ramp-up ke 1
3
Dapat dilihat pada grafik week 9 dan 10 MUR 5 diatas secara variasi dan fluktuasi ke
empat parameter sebagai berikut :
Flow dinaikkan secara bertahap setiap hari dimulai tanggal 30 Mei dan ditanggal 6
Juni telah tercapai flow 9m3/h. Untuk COD inlet harian fluktuasi terendah 1740ppm
dan tertinggi 4000ppm, untuk COD outlet harian fluktuasi terendah 192ppm dan
tertinggi 344ppm. Untuk TSS inlet harian fluktuasi terendah 109ppm dan tertinggi
247ppm, untuk TSS outlet harian fluktuasi terendah 109ppm dan tertinggi 231ppm.
Untuk pH inlet harian fluktuasi terendah 8,4 dan tertinggi 9,8, untuk pH outlet harian
fluktuasi terendah 7,3 dan tertinggi 7,5. Untuk VFA inlet harian fluktuasi terendah
899ppm dan tertinggi 1115ppm, untuk VFA SP1 harian fluktuasi terendah 200ppm
dan tertinggi 305ppm. Untuk alkalinity inlet harian fluktuasi terendah 330ppm dan
tertinggi 1400ppm, untuk alkalinity SP1 harian fluktuasi terendah 1247ppm dan
tertinggi 1430ppm.
Rump-up ke 2
Pada tanggal 8 Juni 2022 dilakukan sludge transfer lagi sebanyak 2 isotank dari PT.
Sorini Cikande, kondisi anaerobic granular sludge secara quality dan quantity bagus
ditandai dengan kental dan granular sludge terbentuk banyak. Maka ramp-up
performa bisa dilakukan dengan menyesuaikan jumlah anaerobic granular sludge
serta mengikuti parameter-parameter analisis harian. Berikut record ramp up ke 2
dari MUR 5 :
WEEK 10
10 8 8 9
7
8 6
6
4 0 0
DEBIT IN
DEBIT
2
0
4
WEEK 11
20
13 15 15
15
10 8 9 10
5
DEBIT
0 0 DEBIT IN
Grafik pH Ramp Up ke 2
tertinggi 272ppm. Untuk alkalinity inlet harian fluktuasi terendah 330ppm dan
tertinggi 790ppm, untuk alkalinity SP1 harian fluktuasi terendah 1280ppm dan
tertinggi 1468ppm.
Ramp-up ke 3
Pada tanggal 17 Juni 2022 dilakukan sludge transfer lagi sebanyak 2 isotank dari PT.
Sorini Cikande, kondisi anaerobic granular sludge secara quality dan quantity bagus
ditandai dengan kental dan granular sludge terbentuk banyak. Maka ramp-up
performa bisa dilakukan dengan menyesuaikan jumlah anaerobic granular sludge
serta mengikuti parameter-parameter analisis harian. Berikut record ramp up ke 3
dari MUR 5 :
WEEK 12
1719
20 14 14
15 10 12
10
5 0 DEBIT IN
DEBIT
WEEK 13
14
15 10 13
8
10 5
5 0 0
DEBIT
DEBIT IN
0
Grafik pH Ramp-up ke 3
4
Pada tanggal 16 Juni 2022, telah dilakukan sludge profile pada MUR 5, terlampir hasil
sludge profile dibawah ini :
VSS/TSS
Sampling Point Standart Result
SP1 >0,8 0,724033
SP2 >0,8 0,722845
SP3 >0,8 0,716439
SP4 >0,8 0,509261
SP5 >0,8 0,148263
SP6 >0,8 0
Pada table sludge profile diatas dapat kita hitung volatile solid yang tersedia sekarang
sebagai berikut :
Untuk diketahui pada bab 1, kita telah menghitung jumlah granular sludge secara
teoritis sebanyak 11.172kg VSS yang dibutuhkan untuk mengolah air limbah Sebesar
35m3/hour di MUR 5 dan kita telah mengetahui juga jumlah Volatile Suspended Solid
RIIL adalah
4.351 kg VSS. Maka bisa dihitung maksimal air limbah teoritis yang bisa diolah sebagai
berikut :
5
𝑘𝑔 𝑉𝑆𝑆 𝑅𝑖𝑖𝑙
𝑥 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐴𝑖𝑟 𝑙𝑖𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑚3/ℎ
𝑘𝑔 𝑉𝑆𝑆 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
4.351
𝑥 35𝑚3/ℎ
11.172
13,63𝑚3/ℎ
Sesuai dengan kondisi riil di lapangan pada MUR 5 Kapasitas limbah yang bisa diolah per
tanggal 16 Juni 2022, adalah 15m3/hour (teoritis maks. 13,63 m3/hour).
Agar bisa mencapai jumlah VSS per tanggal 16 juni 2022 yang bisa mengolah air limbah
15m3/hour, diperlukan total 6 iso tank granular sludge dari Sorini Cikande. Jadi Maka
bila mengikuti rule of thumbs Total iso tank teoritis yang perlu disuplai adalah sebagai
berikut
:
14 𝑖𝑠𝑜 𝑡𝑎𝑛𝑘
Kesimpulan :
Dari penjelasan diatas agar bisa mencapai flow target maka iso tank masih
kurang : 14 – 6 = 8 iso tank
Rump-up ke 4
Pada tanggal 29 Juni 2022 dilakukan sludge transfer lagi sebanyak 2 isotank dari PT.
Sorini Cikande, kondisi anaerobic granular sludge secara quality dan quantity
lumayan bagus ditandai dengan kental dan granular sludge terbentuk namun
dominan sludge. Maka ramp-up performa bisa dilakukan dengan menyesuaikan
jumlah anaerobic granular sludge serta mengikuti parameter-parameter analisis
harian. Berikut record ramp up ke 4 dari MUR 5 :
5
WEEK 13
14
15 13
10
8
10 5
5
DEBIT 0 0 DEBIT IN
0
WEEK 15
30
25 25 25 24 24
20
15
10
DEBIT
5 DEBIT IN
0
0 0 0
WEEK 15
5000
3950
4000
2950 2760 2870
3000 2100
1830
2000
COD
590
1000
235 228 175 201
0 0 0 0
WEEK 15
350
287
300
250 230 138 231
212
200 195 193 196175
163 162
150 140 128 145
TSS IN
TSS
100
50 TSS OUT
0
WEEK 15
10,4
, 9, 1 9, 2 9, 1 9, 1 9, 2 pH IN
pH OUT
p
pH IN min
pH OUT min
7, 0 7,1 7, 2 7,1 6, 8 7, 2 7, 2
Grafik pH Ramp-up ke 4
5
WEEK 15
800 698
700 607 628 589
510 545
600
474
500
400 VFA IN
VFA
WEEK 15
1200 1098 1110 1058
104010481033 1020
1000
800 785
600 595 610
ALKALINITY
555 615
400 ALK IN
435430 ALK OUT
200
0 ALK OUT min
Flow dinaikkan secara bertahap setiap hari dimulai tanggal 30 Juni hanya sebesar
5m3/h dikarenakan dari produksi ada accident kelolosan COD tinggi hingga
9300ppm. Flow inlet kami setel agar tidak berdampak pada MUR 5 terlalu parah.
Tanggal 1 Juli 2022 kami start ramp-up Kembali dan di tanggal 08,9, dan 10 Juli 2022
flow inlet yang bisa tercapai sebesar 25m3/h. Untuk COD inlet harian fluktuasi
terendah 590ppm dan tertinggi 9300ppm, untuk COD outlet harian fluktuasi
terendah 56ppm dan tertinggi 236ppm. Untuk TSS inlet harian fluktuasi terendah
154ppm dan tertinggi 268ppm, untuk TSS outlet harian fluktuasi terendah 119ppm
dan tertinggi 214ppm. Untuk pH inlet harian fluktuasi terendah 8,8 dan tertinggi
11,9, untuk pH outlet harian fluktuasi terendah 7,0 dan tertinggi 7,3. Untuk VFA inlet
harian fluktuasi terendah 471ppm dan tertinggi 815ppm, untuk VFA SP1 harian
fluktuasi terendah 162ppm dan tertinggi 257ppm. Untuk alkalinity inlet harian
fluktuasi terendah 325ppm dan tertinggi 890ppm, untuk alkalinity SP1 harian
fluktuasi terendah 1010ppm dan tertinggi 1233ppm.
Ramp-up ke 5
Pada Tanggal 13 dan 14 Juli 2022 dilakukan sludge transfer lagi untuk terakhir
kalinya sebanyak 2 isotank dari PT. Sorini Cikande, kondisi anaerobic granular sludge
secara quality dan quantity lumayan bagus ditandai dengan kental dan granular
sludge terbentuk namun dominan sludge. Maka ramp-up performa bisa dilakukan
dengan menyesuaikan jumlah anaerobic granular sludge serta mengikuti parameter-
parameter analisis harian. Berikut record ramp up ke 5 dari MUR 5 :
WEEK 16
35 30
5 27
30 2
22 22
25 19
20 16
15
DEBIT
10 DEBIT IN
5
0
58
WEEK 17
3535 38
40 35
35 30 32 34
30
25
20
DEBIT
15 DEBIT IN
10
5
0
WEEK 16
6000 4950
5000 3480 3810
4000 2510
3000 1450 1470
COD
2000 660
1000
0 73 199 191 211 224 207 226
WEEK 17
5000
4000 3490
3000
2000 1960 1820
1600 1210 110
COD
1000 810 0
0
202 178 164 226 165 221 165
WEEK 16
500 425 431
400 205
300 215 159 245 180
192 209
158 166 TSS IN
TSS
200 128 168 136
TSS OUT
100
0
WEEK 17
600
500 477
442
400 354 382
333 284
300
269
200 TSS IN
202
TSS
WEEK 16
10,2 10,2
9 10,0
9, 6 9, 5 ,9
8, 8 pH IN
pH OUT
p
pH IN min
71 71 71 71 71 71 2
, , , , , , ,
pH OUT min
60
WEEK 17
p
pH IN min
pH OUT min
7, 1 7, 1 ,17, 7, 1 7, 0 7, 1
Grafik pH Ramp-up ke 5
WEEK 16
934
1000
809
800 690
581
527
600 449 420 VFA IN
VFA
WEEK 17
671
800 659 661
700 606 581
600 533
454
500
400 VFA IN
VFA
WEEK 16
25002210
2000
1222
1272
13251325 1187
1500 1215 1125 1125
ALKALINITY
1218 ALK IN
1000 630 ALK OUT
560
420 390 ALK OUT min
500
WEEK 17
1600 1320 1420
1400 1148 1255 1342 1145 12071188
1205
1200 995 1035
1070
1000 865
ALKALINITY
269ppm dan tertinggi 442ppm. Untuk pH inlet harian fluktuasi terendah 8,8 dan
tertinggi 11,4, untuk pH outlet harian fluktuasi terendah 7,0 dan tertinggi 7,2. Untuk
VFA inlet harian fluktuasi terendah 454ppm dan tertinggi 934ppm, untuk VFA SP1
harian fluktuasi terendah 162ppm dan tertinggi 257ppm. Untuk alkalinity inlet
harian fluktuasi terendah 390ppm dan tertinggi 2210ppm, untuk alkalinity SP1
harian fluktuasi terendah 1187ppm dan tertinggi 1420ppm.
63
6
Berikut ini adalah record dari MUR 2, 3, dan 4 yang berisi kegiatan pemantauan proses
selama berjalannya revitalisasi MUR 5 serta penjelasan-penjelasan studi kasus
didalamnya :
Week 1
Week 1
60 46 43 47
38 365 36 3399 35
31 30 33 29
40 28 MUR 2
20 25
MUR 3
Flow
20
0 MUR 4
8-Mar-2210-Mar-2212-Mar-2214-Mar-2216-Mar-22
Axis Title
WEEK 1
7830
10000
5420 5510 5520 6270
8000 4920 4910
6000
COD IN
4000
2000 COD in
0
Week 1
1000 767931
684 640 684
4270 8380 413 3459 358 MUR 2
500 219
16303 182 121
COD OUT
174 MUR 3
0 MUR 4
0
8-Mar-2210-Mar-2212-Mar-2214-Mar-2216-Mar-22
Axis Title
WEEK 1
364 362
400 314
300 254 22 249
2
183
200
TSS IN
100
0 TSS IN
Week 1
355
400 3085 278 275 280
273 247
207 239 23180 21088 215
21083817605 174
167 MUR 2
200
TSS OUT
MUR 3
MUR 4
0
8-Mar-2210-Mar-2212-Mar-2214-Mar-2216-Mar-22
Axis Title
WEEK 1
15 13 12
10 10 11
10 8 7
5
p
0
pH IN
Week 1
8,0 7,6 7,6
7,4 7,5
7,2 7,3
7,5 7,1 7,27,2
1 MUR 2
76,90 7,01
p
7,0 MUR 3
6,5 MUR 4
8-Mar-2210-Mar-2212-Mar-2214-Mar-2216-Mar-22
Axis Title
WEEK 1
1
1
1
VFA IN 0 0 0 0 0 0 0 0
0 VFA IN
0
Week 1
1
1 MUR 2
VFA OUT
MUR 3
0000000
MUR 4
0
8-Mar-2210-Mar-2212-Mar-2214-Mar-2216-Mar-22
Axis Title
WEEK 1
1
1
1 0 0 0 0 0 0 0
ALKANITY IN
0
0 ALK IN
0
Week 1
1
ALKANITY OUT
1 MUR 2
MUR 3
0000000
MUR 4
0
8-Mar-2210-Mar-2212-Mar-2214-Mar-2216-Mar-22
Axis Title
Dari grafik yang ditampilkan diatas adalah grafik dari 6 parameter yang telah disebutkan
kegunaan dan pentingnya parameter-parameter tersebut. Week 1 mencakup tanggal 8
Maret – 17 Maret 2022. Variasi VFA dan Alkalinity week belum terecord karena
Analisanya baru dilakukan pada Week 2.
Penentuan flow dari ketiga MUR bervariasi berdasarkan parameter kunci yang lain dan
kapasitas desain maksimal masing-masing MUR. Berikut variasi Flow untuk masing-
masing MUR pada Week 1:
MUR 2 Variasi Flow terendah 31m 3/h dan tertinggi 39m3/h.
MUR 3 variasi Flow terendah 20m3/h dan tertinggi 39m3/h.
MUR 4 variasi Flow terendah 33m3/h dan tertinggi 47m3/h.
Fluktuasi COD inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari banyak atau sedikitnya beban
pencemar soluble yang dibuang oleh plant produksi untuk diolah di WWT, semakin
tinggi nilai COD maka kinerja WWT akan semakin berat dalam menguraikan beban
pencemar tersebut, maka Ketika nilai COD beranjak naik tinggi operasional WWT akan
disesuaikan juga agar WWT tidak terjadi shock loading, lebih-lebih kolaps. Fluktuasi COD
inlet pada Week 1 Terendah 4910 mg/l dan tertinggi 7830 mg/l. Sedangkan untuk COD
outlet dari ketiga MUR juga bervariasi tergantung operasional dan kinerja masing-
masing MUR. Berikut Variasi COD Outlet untuk masing-masing MUR pada Week 1:
MUR 2 Variasi COD Outlet terendah 182 mg/l dan tertinggi 773 mg/l
MUR 3 Variasi COD Outlet terendah 133 mg/l dan tertinggi 684 mg/l
MUR 4 Variasi COD Outlet terendah 121 mg/l dan tertinggi 691 mg/l
Fluktuasi TSS Inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari banyak atau sedikitnya beban
pencemar insoluble yang dibuang oleh plant produksi untuk diolah di WWT. Semakin
tinggi nilai TSS Inletmaka kinerja WWT akan semakin berat dalam menguraikannya,
maka Ketika nilai TSS Inlet dalam suatu WWT terlalu tinggi, harus dilakukan pre-
treatment
6
pemisahan suspended solid terlebih dahulu sebelum diolah di main treatment WWT.
Fluktuasi TSS Inlet pada Week 1 terendah 183 mg/l dan tertinggi 364 mg/l. Sedangkan
untuk TSS Outlet dari ketiga MUR juga bervariasi tergantung operasional dan kinerja
masing-masing MUR. Berikut Variasi TSS Outlet untuk masing-masing MUR pada Week
1: MUR 2 Variasi TSS Outlet terendah 165 mg/l dan tertinggi 273 mg/l
MUR 3 Variasi TSS Outlet terendah 170 mg/l dan tertinggi 308 mg/l
MUR 4 Variasi TSS Outlet terendah 188 mg/l dan tertinggi 355 mg/l
Fluktuasi pH inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari jenis buangan air limbah oleh plant
produksi untuk diolah di WWT. pH Inlet di atur dan disetel dengan range 8,5 – 10 untuk
membantu kinerja WWT dalam menguraikan air limbah, maka Ketika nilai pH Inlet
dalam suatu WWT terlalu tinggi harus dilakukan dilution atau penambahan kimia
penurun pH begitu juga seballiknya ketika nilai pH inlet dalam suatu WWT terlalu rendah
harus dilakukan dilakukan dilution atau penambahan kimia menaikkan pH. Fluktuasi pH
Inlet pada Week 1 terendah 7,3 dan tertinggi 13,2. Sedangkan untuk pH Outlet dari
ketiga MUR juga bervariasi tergantung operasional dan kinerja masing-masing MUR.
Berikut variasi pH outlet untuk masing-masing MUR pada Week 1 :
MUR 2 Variasi pH Outlet terendah 6,9 dan tertinggi 7,6
MUR 3 Variasi pH Outlet terendah 7,0 dan tertinggi 7,6
MUR 4 Variasi pH Outlet terendah 6,9 dan tertinggi 7,6
Week 2
WEEK 2
60
40
33 373837 34 36 MUR 2
32
28
262726 22
Flow
20 24 MUR 3
0 MUR 4
WEEK 2
7150 6570
8000
5510 4180 553 0 4150 5660
6000
4000
COD IN
2000
0 COD in
WEEK 2
1500
1361
1000 1054 MUR 2
866 861
COD OUT
WEEK 2
400 277 318 28 5
260
300 194 161 198
200
TSS IN
100
0 TSS IN
WEEK 2
300
26534 2349
2250
200
1659 19720 215188 MUR 2
142127
MUR 3
TSS OUT
100
MUR 4
0
WEEK 2
15 121 2
9 10 9 10
10 8
p 5
0
pH IN
WEEK 2
10,0
7,7576,91 6,79 6,5967,29 6,97 7,0 MUR 2
5,0
p
MUR 3
-MUR 4
WEEK 2
1000 825 792
800 365
600 0 0 0 0
VFA IN
400
200 VFA IN
0
WEEK 2
300 282
200202 MUR 2
151 MUR 3
VFA OUT
100 96 84 MUR 4
3842 0
0 0 0
000
WEEK 2
1290
1500
1000
500 560
ALKANITY IN
0 0 0 0 0 0
ALK IN
WEEK 2
2000
1800 1405 1505 1658
1500
ALKANITY OUT
1510
1000 1300 1268 MUR 2
500 MUR 3
0
0 0 0 0 0 0 MUR 4
Dari grafik yang ditampilkan diatas adalah grafik dari 6 parameter yang telah disebutkan
kegunaan dan pentingnya parameter-parameter tersebut. Week 2 mencakup tanggal 18
Maret – 26 Maret 2022. Variasi VFA dan Alkalinity week sudah terecord karena
Analisanya dilakukan pada Week 2.
Penentuan flow dari ketiga MUR bervariasi berdasarkan parameter kunci yang lain dan
kapasitas desain maksimal masing-masing MUR. Berikut variasi Flow untuk masing-
masing MUR pada Week 2:
MUR 2 Variasi Flow terendah 32m 3/h dan tertinggi 38m3/h.
MUR 3 variasi Flow terendah 22m3/h dan tertinggi 33m3/h.
MUR 4 variasi Flow terendah 34m3/h dan tertinggi 41m3/h.
Fluktuasi COD inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari banyak atau sedikitnya beban
pencemar soluble yang dibuang oleh plant produksi untuk diolah di WWT, semakin
tinggi
7
nilai COD maka kinerja WWT akan semakin berat dalam menguraikan beban pencemar
tersebut, maka Ketika nilai COD beranjak naik tinggi operasional WWT akan disesuaikan
juga agar WWT tidak terjadi shock loading, lebih-lebih kolaps. Fluktuasi COD inlet pada
Week 2 Terendah 4150 mg/l dan tertinggi 7150 mg/l. Sedangkan untuk COD outlet dari
ketiga MUR juga bervariasi tergantung operasional dan kinerja masing-masing MUR.
Berikut Variasi COD Outlet untuk masing-masing MUR pada Week 2:
MUR 2 Variasi COD Outlet terendah 242 mg/l dan tertinggi 1361 mg/l
MUR 3 Variasi COD Outlet terendah 437 mg/l dan tertinggi 1054 mg/l
MUR 4 Variasi COD Outlet terendah 237 mg/l dan tertinggi 351 mg/l
Fluktuasi TSS Inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari banyak atau sedikitnya beban
pencemar insoluble yang dibuang oleh plant produksi untuk diolah di WWT. Semakin
tinggi nilai TSS Inletmaka kinerja WWT akan semakin berat dalam menguraikannya,
maka Ketika nilai TSS Inlet dalam suatu WWT terlalu tinggi, harus dilakukan pre-
treatment pemisahan suspended solid terlebih dahulu sebelum diolah di main
treatment WWT. Fluktuasi TSS Inlet pada Week 2 terendah 194 mg/l dan tertinggi 318
mg/l. Sedangkan untuk TSS Outlet dari ketiga MUR juga bervariasi tergantung
operasional dan kinerja masing-masing MUR. Berikut Variasi TSS Outlet untuk masing-
masing MUR pada Week 2: MUR 2 Variasi TSS Outlet terendah 159 mg/l dan tertinggi
254 mg/l
MUR 3 Variasi TSS Outlet terendah 169 mg/l dan tertinggi 263 mg/l
MUR 4 Variasi TSS Outlet terendah 140 mg/l dan tertinggi 215 mg/l
Fluktuasi pH inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari jenis buangan air limbah oleh plant
produksi untuk diolah di WWT. pH Inlet di atur dan disetel dengan range 8,5 – 10 untuk
membantu kinerja WWT dalam menguraikan air limbah, maka Ketika nilai pH Inlet
dalam suatu WWT terlalu tinggi harus dilakukan dilution atau penambahan kimia
penurun pH begitu juga seballiknya ketika nilai pH inlet dalam suatu WWT terlalu rendah
harus dilakukan dilakukan dilution atau penambahan kimia menaikkan pH. Fluktuasi pH
Inlet pada Week 2 terendah 8,1 dan tertinggi 12,6. Sedangkan untuk pH Outlet dari
ketiga MUR
73
juga bervariasi tergantung operasional dan kinerja masing-masing MUR. Berikut variasi
pH outlet untuk masing-masing MUR pada Week 2 :
MUR 2 Variasi pH Outlet terendah 6,9 dan tertinggi 7,7
MUR 3 Variasi pH Outlet terendah 6,5 dan tertinggi 7,5
MUR 4 Variasi pH Outlet terendah 6,4 dan tertinggi 7,6
Fluktuasi VFA dan Alkalinity berkaitan erat satu sama lain dimana VFA adalah hasil
intermediate dari proses penguraian hidrolisis air limbah secara alami dan ditandai
dengan penurunan pH sedangkan Alkalinity adalah nilai buffer penyeimbang pH didalam
reactor anaerobic yang berfungsi untuk menahan laju keasaman yang diakibatkan
munculnya VFA. Maka dari itu rasio kesetimbangan VFA/Alkalinity ditahan di 0,1-0,2.
Fluktuasi VFA Inlet pada Week 2 terendah 365 mg/l dan tertinggi 825 mg/l, fluktuasi
Alkalinity Inlet terendah 560 mg/l dan tertinggi 1290 mg/l. Sedangkan untuk fluktuasi
VFA dan Alkalinity dari ketiga MUR bervariasi tergantung operasional, kinerja dan
kapasitas desain masing-masing MUR. Berikut variasi VFA dan Alkalinity untuk masing-
masing MUR pada Week 2 :
MUR 2 Variasi VFA terendah 84 mg/l dan tertinggi 151 mg/l, Variasi Alkalinity terendah
1405 mg/l dan tertinggi 1658 mg/l
MUR 3 Variasi VFA terendah 38 mg/l dan tertinggi 282 mg/l. Variasi Alkalinity terendah
1300 mg/l dan tertinggi 1800 mg/l
MUR 4 Variasi VFA terendah 14 mg/l dan terendah 19 mg/l. Variasi Alkalinity terendah
1420 mg/l dan tertinggi 1613 mg/l
7
Week 3
WEEK 3
60
40
20 38 31 MUR 2
33 31 35
Flow 27 31 MUR 3
20 21 20
14 2720 MUR 4
0
WEEK 3
8000 5440 5800 5360 557 0 4570 4180 4800
6000
4000
COD IN
2000
0 COD in
WEEK 3
1000
87150 851998
620 619 591 MUR 2
500 613
COD OUT
WEEK 3
247 252
300 215 5 197
8 175 19
200 17
100
TSS IN
0
TSS IN
WEEK 3
300
200 252 177
119921 1797 178 MUR 2
171 157 1474 16552 177
MUR 3
TSS OUT
100
0 MUR 4
WEEK 3
15 9 10 11 10 10
9 9
10
5
p
0
pH IN
WEEK 3
7,5
7,0 76,80 6,7
6,9 6,8 6,9 MUR 2
6,5 66,,56 6,8 6,6 6,7 6,8
p
6,5
6,0
6,3 MUR 3
5,5 MUR 4
WEEK 3
696
800
476
600 374 321
400
VFA IN
200 0 0 0
0 VFA IN
WEEK 3
400
300 353 333
263
301 307 320926 301
200 259 MUR 2
205 MUR 3
VFA OUT
100 141 162164
0 MUR 4
0
WEEK 3
599
800
485
600
400
50
ALKANITY IN
200 0 0 0 0
0 ALK IN
WEEK 3
2000
1500 168350 1390
1480
11111050 0
1250 MUR 2
ALKANITY OUT
Dari grafik yang ditampilkan diatas adalah grafik dari 6 parameter yang telah disebutkan
kegunaan dan pentingnya parameter-parameter tersebut. Week 3 mencakup tanggal 28
Maret – 4 April 2022.
Penentuan flow dari ketiga MUR bervariasi berdasarkan parameter kunci yang lain dan
kapasitas desain maksimal masing-masing MUR. Berikut variasi Flow untuk masing-
masing MUR pada Week 3:
77
Fluktuasi COD inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari banyak atau sedikitnya beban
pencemar soluble yang dibuang oleh plant produksi untuk diolah di WWT, semakin
tinggi nilai COD maka kinerja WWT akan semakin berat dalam menguraikan beban
pencemar tersebut, maka Ketika nilai COD beranjak naik tinggi operasional WWT akan
disesuaikan juga agar WWT tidak terjadi shock loading, lebih-lebih kolaps. Fluktuasi COD
inlet pada Week 3 Terendah 4180 mg/l dan tertinggi 5800 mg/l. Sedangkan untuk COD
outlet dari ketiga MUR juga bervariasi tergantung operasional dan kinerja masing-
masing MUR. Berikut Variasi COD Outlet untuk masing-masing MUR pada Week 3:
MUR 2 Variasi COD Outlet terendah 239 mg/l dan tertinggi 810 mg/l
MUR 3 Variasi COD Outlet terendah 340 mg/l dan tertinggi 750 mg/l
MUR 4 Variasi COD Outlet terendah 215 mg/l dan tertinggi 580 mg/l
Fluktuasi TSS Inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari banyak atau sedikitnya beban
pencemar insoluble yang dibuang oleh plant produksi untuk diolah di WWT. Semakin
tinggi nilai TSS Inletmaka kinerja WWT akan semakin berat dalam menguraikannya,
maka Ketika nilai TSS Inlet dalam suatu WWT terlalu tinggi, harus dilakukan pre-
treatment pemisahan suspended solid terlebih dahulu sebelum diolah di main
treatment WWT. Fluktuasi TSS Inlet pada Week 3 terendah 175 mg/l dan tertinggi 252
mg/l. Sedangkan untuk TSS Outlet dari ketiga MUR juga bervariasi tergantung
operasional dan kinerja masing-masing MUR. Berikut Variasi TSS Outlet untuk masing-
masing MUR pada Week 3: MUR 2 Variasi TSS Outlet terendah 144 mg/l dan tertinggi
191 mg/l
MUR 3 Variasi TSS Outlet terendah 147 mg/l dan tertinggi 252 mg/l
MUR 4 Variasi TSS Outlet terendah 108 mg/l dan tertinggi 161 mg/l
7
Fluktuasi pH inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari jenis buangan air limbah oleh plant
produksi untuk diolah di WWT. pH Inlet di atur dan disetel dengan range 8,5 – 10 untuk
membantu kinerja WWT dalam menguraikan air limbah, maka Ketika nilai pH Inlet
dalam suatu WWT terlalu tinggi harus dilakukan dilution atau penambahan kimia
penurun pH begitu juga seballiknya ketika nilai pH inlet dalam suatu WWT terlalu rendah
harus dilakukan dilakukan dilution atau penambahan kimia menaikkan pH. Fluktuasi pH
Inlet pada Week 3 terendah 9,4 dan tertinggi 11,6. Sedangkan untuk pH Outlet dari
ketiga MUR juga bervariasi tergantung operasional dan kinerja masing-masing MUR.
Berikut variasi pH outlet untuk masing-masing MUR pada Week 3 :
MUR 2 Variasi pH Outlet terendah 6,3 dan tertinggi 7,0
MUR 3 Variasi pH Outlet terendah 6,5 dan tertinggi 6,8
MUR 4 Variasi pH Outlet terendah 6,6 dan tertinggi 7,0
Fluktuasi VFA dan Alkalinity berkaitan erat satu sama lain dimana VFA adalah hasil
intermediate dari proses penguraian hidrolisis air limbah secara alami dan ditandai
dengan penurunan pH sedangkan Alkalinity adalah nilai buffer penyeimbang pH didalam
reactor anaerobic yang berfungsi untuk menahan laju keasaman yang diakibatkan
munculnya VFA. Maka dari itu rasio kesetimbangan VFA/Alkalinity ditahan di 0,1-0,2.
Fluktuasi VFA Inlet pada Week 3 terendah 374 mg/l dan tertinggi 696 mg/l, fluktuasi
Alkalinity Inlet terendah 50 mg/l dan tertinggi 599 mg/l. Sedangkan untuk fluktuasi VFA
dan Alkalinity dari ketiga MUR bervariasi tergantung operasional, kinerja dan kapasitas
desain masing-masing MUR. Berikut variasi VFA dan Alkalinity untuk masing-masing
MUR pada Week 3 :
MUR 2 Variasi VFA terendah 141 mg/l dan tertinggi 333 mg/l, Variasi Alkalinity terendah
1170 mg/l dan tertinggi 1685 mg/l
MUR 3 Variasi VFA terendah 259 mg/l dan tertinggi 353 mg/l. Variasi Alkalinity terendah
1100 mg/l dan tertinggi 1630 mg/l
MUR 4 Variasi VFA terendah 49 mg/l dan terendah 168 mg/l. Variasi Alkalinity terendah
1170 mg/l dan tertinggi 1395 mg/l
79
Week 4
WEEK 4
60
40 35
35 39 35 MUR 2
31 35 33 34 22
25 MUR 3
20 2825 23 25
Flow
MUR 4
0
WEEK 4
10000 5900 577 6960 7790
8000 0 532 0 4460
6000 3400
COD IN
4000
2000 COD in
0
WEEK 4
1500
1000 1013
987240
787793 MUR 2
567 59754921
COD OUT
WEEK 4
800 585
600 308 336 408 343 348 226
400
TSS IN
200
0 TSS IN
8
WEEK 4
400
276 292
300
266 22426725640 263260 MUR 2
200 215
18760 194 204 MUR 3
100
TSS OUT
0 MUR 4
WEEK 4
15 12 11 10 10
10 9 9
10
5
p
0
pH IN
WEEK 4
7,5
7,4
7,3
p
7,12 MUR 2
7,1 7,1
7,1
7,0 76,90 7,0 7,06,9
MUR 3
6,8
6,5 MUR 4
WEEK 4
2000 1595
1102
1500 877 737
1000 54 9 421
343
VFA IN
500
0 VFA IN
WEEK 4
600
400 435999
321 3786 419 MUR 2
2732 309 320525 279 307
200 213 MUR 3
VFA OUT
MUR 4
0
WEEK 4
2150
2500
2000
1500 830 740 475 570
160 0
ALKANITY IN
1000
500 ALK IN
0
WEEK 4
3000
2000 1995
ALKANITY OUT
206550
16195 1955 18 5014 05 167151400 MUR 2
1000 MUR 3
570
0 MUR 4
Dari grafik yang ditampilkan diatas adalah grafik dari 6 parameter yang telah disebutkan
kegunaan dan pentingnya parameter-parameter tersebut. Week 4 mencakup tanggal 5
April – 13 April 2022.
Penentuan flow dari ketiga MUR bervariasi berdasarkan parameter kunci yang lain dan
kapasitas desain maksimal masing-masing MUR. Berikut variasi Flow untuk masing-
masing MUR pada Week 4:
8
Fluktuasi COD inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari banyak atau sedikitnya beban
pencemar soluble yang dibuang oleh plant produksi untuk diolah di WWT, semakin
tinggi nilai COD maka kinerja WWT akan semakin berat dalam menguraikan beban
pencemar tersebut, maka Ketika nilai COD beranjak naik tinggi operasional WWT akan
disesuaikan juga agar WWT tidak terjadi shock loading, lebih-lebih kolaps. Fluktuasi COD
inlet pada Week 4 Terendah 3400 mg/l dan tertinggi 7790 mg/l. Sedangkan untuk COD
outlet dari ketiga MUR juga bervariasi tergantung operasional dan kinerja masing-
masing MUR. Berikut Variasi COD Outlet untuk masing-masing MUR pada Week 4:
MUR 2 Variasi COD Outlet terendah 325 mg/l dan tertinggi 1013 mg/l
MUR 3 Variasi COD Outlet terendah 380 mg/l dan tertinggi 820 mg/l
MUR 4 Variasi COD Outlet terendah 283 mg/l dan tertinggi 501 mg/l
Fluktuasi TSS Inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari banyak atau sedikitnya beban
pencemar insoluble yang dibuang oleh plant produksi untuk diolah di WWT. Semakin
tinggi nilai TSS Inletmaka kinerja WWT akan semakin berat dalam menguraikannya,
maka Ketika nilai TSS Inlet dalam suatu WWT terlalu tinggi, harus dilakukan pre-
treatment pemisahan suspended solid terlebih dahulu sebelum diolah di main
treatment WWT. Fluktuasi TSS Inlet pada Week 4 terendah 308 mg/l dan tertinggi 585
mg/l. Sedangkan untuk TSS Outlet dari ketiga MUR juga bervariasi tergantung
operasional dan kinerja masing-masing MUR. Berikut Variasi TSS Outlet untuk masing-
masing MUR pada Week 4: MUR 2 Variasi TSS Outlet terendah 177 mg/l dan tertinggi
263 mg/l
MUR 3 Variasi TSS Outlet terendah 186 mg/l dan tertinggi 264 mg/l
MUR 4 Variasi TSS Outlet terendah 145 mg/l dan tertinggi 246 mg/l
83
Fluktuasi pH inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari jenis buangan air limbah oleh plant
produksi untuk diolah di WWT. pH Inlet di atur dan disetel dengan range 8,5 – 10 untuk
membantu kinerja WWT dalam menguraikan air limbah, maka Ketika nilai pH Inlet dalam
suatu WWT terlalu tinggi harus dilakukan dilution atau penambahan kimia penurun pH
begitu juga seballiknya ketika nilai pH inlet dalam suatu WWT terlalu rendah harus
dilakukan dilakukan dilution atau penambahan kimia menaikkan pH. Fluktuasi pH Inlet
pada Week 4 terendah 9,6 dan tertinggi 12,3. Sedangkan untuk pH Outlet dari ketiga
MUR juga bervariasi tergantung operasional dan kinerja masing-masing MUR. Berikut
variasi pH outlet untuk masing-masing MUR pada Week 4 :
MUR 2 Variasi pH Outlet terendah 7,0 dan tertinggi 7,4
MUR 3 Variasi pH Outlet terendah 6,8 dan tertinggi 7,3
MUR 4 Variasi pH Outlet terendah 7,0 dan tertinggi 7,3
Fluktuasi VFA dan Alkalinity berkaitan erat satu sama lain dimana VFA adalah hasil
intermediate dari proses penguraian hidrolisis air limbah secara alami dan ditandai
dengan penurunan pH sedangkan Alkalinity adalah nilai buffer penyeimbang pH didalam
reactor anaerobic yang berfungsi untuk menahan laju keasaman yang diakibatkan
munculnya VFA. Maka dari itu rasio kesetimbangan VFA/Alkalinity ditahan di 0,1-0,2.
Fluktuasi VFA Inlet pada Week 4 terendah 343 mg/l dan tertinggi 1595 mg/l, fluktuasi
Alkalinity Inlet terendah 160 mg/l dan tertinggi 2150 mg/l. Sedangkan untuk fluktuasi
VFA dan Alkalinity dari ketiga MUR bervariasi tergantung operasional, kinerja dan
kapasitas desain masing-masing MUR. Berikut variasi VFA dan Alkalinity untuk masing-
masing MUR pada Week 4 :
MUR 2 Variasi VFA terendah 213 mg/l dan tertinggi 459 mg/l, Variasi Alkalinity terendah
570 mg/l dan tertinggi 2065 mg/l
MUR 3 Variasi VFA terendah 272 mg/l dan tertinggi 399 mg/l. Variasi Alkalinity terendah
1480 mg/l dan tertinggi 2050 mg/l
MUR 4 Variasi VFA terendah 173 mg/l dan tertinggi 269 mg/l. Variasi Alkalinity terendah
1450 mg/l dan tertinggi 1855 mg/l
8
Week 5
WEEK 5
60
40 38
37 39 38 4300 MUR 2
253 29 29 28 29 33
Flow
20 20 MUR 3
0 MUR 4
WEEK 5
8000 5910 5120
4890 4840 4380
6000 2660 3630
4000
COD IN
2000
0 COD in
WEEK 5
1500
1000 1078
500 946 MUR 2
397 65218265780 491
COD OUT
516 MUR 3
343 392
316
00 MUR 4
WEEK 5
500 294 375 397 3
400 227 33 223
300 152
TSS IN
200
100 TSS IN
0
85
WEEK 5
400
300 211 322 225
248 236 27687 5 24158
200 264 5 MUR 2
TSS OUT
100 19 13 MUR 3
0 MUR 4
WEEK 5
15 9 9 8 9 9 10
10
5 5
p
0
pH IN
WEEK 5
7,2
7,0 7,1 7,0
7,0 7,0 7,0
6,9 6,9 6,9 6,9 MUR 2
6,8 6,8 6,8
p
WEEK 5
941 886
1000 751
800 556 400
600
0 0
VFA IN
400
200 VFA IN
0
WEEK 5
600 437
400 376 3
191 279 1952 6
37 293 2 MUR 2
200 20
32 10391 MUR 3
VFA OUT
171
MUR 4
00
WEEK 5
705
800
600 315 330
400
ALKANITY IN
200 0 0 0 0
0 ALK IN
WEEK 5
2000
1455 1640 17500 1670 1460
1500
ALKANITY OUT
Dari grafik yang ditampilkan diatas adalah grafik dari 6 parameter yang telah disebutkan
kegunaan dan pentingnya parameter-parameter tersebut. Week 5 mencakup tanggal 14
April – 23 April 2022.
Penentuan flow dari ketiga MUR bervariasi berdasarkan parameter kunci yang lain dan
kapasitas desain maksimal masing-masing MUR. Berikut variasi Flow untuk masing-
masing MUR pada Week 5:
87
Fluktuasi COD inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari banyak atau sedikitnya beban
pencemar soluble yang dibuang oleh plant produksi untuk diolah di WWT, semakin
tinggi nilai COD maka kinerja WWT akan semakin berat dalam menguraikan beban
pencemar tersebut, maka Ketika nilai COD beranjak naik tinggi operasional WWT akan
disesuaikan juga agar WWT tidak terjadi shock loading, lebih-lebih kolaps. Fluktuasi COD
inlet pada Week 5 Terendah 2600 mg/l dan tertinggi 5910 mg/l. Sedangkan untuk COD
outlet dari ketiga MUR juga bervariasi tergantung operasional dan kinerja masing-
masing MUR. Berikut Variasi COD Outlet untuk masing-masing MUR pada Week 5:
MUR 2 Variasi COD Outlet terendah 316 mg/l dan tertinggi 670 mg/l
MUR 3 Variasi COD Outlet terendah 516 mg/l dan tertinggi 1078 mg/l
MUR 4 Variasi COD Outlet terendah 221 mg/l dan tertinggi 728 mg/l
Fluktuasi TSS Inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari banyak atau sedikitnya beban
pencemar insoluble yang dibuang oleh plant produksi untuk diolah di WWT. Semakin
tinggi nilai TSS Inletmaka kinerja WWT akan semakin berat dalam menguraikannya,
maka Ketika nilai TSS Inlet dalam suatu WWT terlalu tinggi, harus dilakukan pre-
treatment pemisahan suspended solid terlebih dahulu sebelum diolah di main
treatment WWT. Fluktuasi TSS Inlet pada Week 5 terendah 152 mg/l dan tertinggi 397
mg/l. Sedangkan untuk TSS Outlet dari ketiga MUR juga bervariasi tergantung
operasional dan kinerja masing-masing MUR. Berikut Variasi TSS Outlet untuk masing-
masing MUR pada Week 5: MUR 2 Variasi TSS Outlet terendah 173 mg/l dan tertinggi
267 mg/l
MUR 3 Variasi TSS Outlet terendah 191 mg/l dan tertinggi 322 mg/l
MUR 4 Variasi TSS Outlet terendah 123 mg/l dan tertinggi 281 mg/l
8
Fluktuasi pH inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari jenis buangan air limbah oleh plant
produksi untuk diolah di WWT. pH Inlet di atur dan disetel dengan range 8,5 – 10 untuk
membantu kinerja WWT dalam menguraikan air limbah, maka Ketika nilai pH Inlet
dalam suatu WWT terlalu tinggi harus dilakukan dilution atau penambahan kimia
penurun pH begitu juga seballiknya ketika nilai pH inlet dalam suatu WWT terlalu rendah
harus dilakukan dilakukan dilution atau penambahan kimia menaikkan pH. Fluktuasi pH
Inlet pada Week 5 terendah 5,4 dan tertinggi 10,3. Sedangkan untuk pH Outlet dari
ketiga MUR juga bervariasi tergantung operasional dan kinerja masing-masing MUR.
Berikut variasi pH outlet untuk masing-masing MUR pada Week 5 :
MUR 2 Variasi pH Outlet terendah 6,7 dan tertinggi 7,0
MUR 3 Variasi pH Outlet terendah 6,8 dan tertinggi 7,1
MUR 4 Variasi pH Outlet terendah 6,9 dan tertinggi 7,0
Fluktuasi VFA dan Alkalinity berkaitan erat satu sama lain dimana VFA adalah hasil
intermediate dari proses penguraian hidrolisis air limbah secara alami dan ditandai
dengan penurunan pH sedangkan Alkalinity adalah nilai buffer penyeimbang pH didalam
reactor anaerobic yang berfungsi untuk menahan laju keasaman yang diakibatkan
munculnya VFA. Maka dari itu rasio kesetimbangan VFA/Alkalinity ditahan di 0,1-0,2.
Fluktuasi VFA Inlet pada Week 5 terendah 400 mg/l dan tertinggi 941 mg/l, fluktuasi
Alkalinity Inlet terendah 315 mg/l dan tertinggi 705 mg/l. Sedangkan untuk fluktuasi VFA
dan Alkalinity dari ketiga MUR bervariasi tergantung operasional, kinerja dan kapasitas
desain masing-masing MUR. Berikut variasi VFA dan Alkalinity untuk masing-masing
MUR pada Week 5 :
MUR 2 Variasi VFA terendah 171 mg/l dan tertinggi 437 mg/l, Variasi Alkalinity terendah
1180 mg/l dan tertinggi 1750 mg/l
MUR 3 Variasi VFA terendah 279 mg/l dan tertinggi 376 mg/l. Variasi Alkalinity terendah
1320 mg/l dan tertinggi 1700 mg/l
MUR 4 Variasi VFA terendah 161 mg/l dan tertinggi 319 mg/l. Variasi Alkalinity terendah
1375 mg/l dan tertinggi 1685 mg/l
89
Week 6
WEEK 6
60
40 37
36 37 37
34 34 34 35 MUR 2
33
26 24 18 MUR 3
Flow
20 18 17
MUR 4
0
WEEK 6
47640470
5000 4000 3440 2970
4000 26320 0
45
3000
COD IN
2000
1000 COD in
0
WEEK 6
1500
1002 1152
1000 MUR 2
736
COD OUT
WEEK 6
500 419
400 274248202 285
17
300 116 0
TSS IN
200
100 TSS IN
0
9
WEEK 6
800
600 656
400 MUR 2
TSS OUT 270 195
200 228293 214981 183
271 2008 2030 MUR 3
0 161
MUR 4
0
WEEK 6
15 11 10
10 9 9 10 7 8
5
p
0
pH IN
WEEK 6
8 7,1 466,,53
6 7,06,8 66,,97 76,,07 6,2
6,1
4 MUR 2
p
2 MUR 3
0
0 MUR 4
WEEK 6
926
1000 618681
800 386 442375375
600
VFA IN
400
200 VFA IN
0
WEEK 6
600
400
200 267 354 353 276 390 MUR 2
330
192 204 MUR 3
VFA OUT
254 225 174 190
162
143 MUR 4
0 0
WEEK 6
600 480
400
200 200
95
40
ALKANITY IN
0 0 0 0
ALK IN
WEEK 6
2000
1495
1500
ALKANITY OUT
1420 1505
1000 12251260 1005 875405 MUR 2
500 895 86365
680 MUR 3
0 330
0 160
MUR 4
Dari grafik yang ditampilkan diatas adalah grafik dari 6 parameter yang telah disebutkan
kegunaan dan pentingnya parameter-parameter tersebut. Week 6 mencakup tanggal 25
April – 11 Mei 2022.
Penentuan flow dari ketiga MUR bervariasi berdasarkan parameter kunci yang lain dan
kapasitas desain maksimal masing-masing MUR. Berikut variasi Flow untuk masing-
masing MUR pada Week 6:
9
Fluktuasi COD inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari banyak atau sedikitnya beban
pencemar soluble yang dibuang oleh plant produksi untuk diolah di WWT, semakin
tinggi nilai COD maka kinerja WWT akan semakin berat dalam menguraikan beban
pencemar tersebut, maka Ketika nilai COD beranjak naik tinggi operasional WWT akan
disesuaikan juga agar WWT tidak terjadi shock loading, lebih-lebih kolaps. Fluktuasi COD
inlet pada Week 6 Terendah 2450 mg/l dan tertinggi 4760 mg/l. Sedangkan untuk COD
outlet dari ketiga MUR juga bervariasi tergantung operasional dan kinerja masing-
masing MUR. Berikut Variasi COD Outlet untuk masing-masing MUR pada Week 6:
MUR 2 Variasi COD Outlet terendah 269 mg/l dan tertinggi 456 mg/l
MUR 3 Variasi COD Outlet terendah 383 mg/l dan tertinggi 1152 mg/l
MUR 4 Variasi COD Outlet terendah 197 mg/l dan tertinggi 541 mg/l
Fluktuasi TSS Inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari banyak atau sedikitnya beban
pencemar insoluble yang dibuang oleh plant produksi untuk diolah di WWT. Semakin
tinggi nilai TSS Inletmaka kinerja WWT akan semakin berat dalam menguraikannya,
maka Ketika nilai TSS Inlet dalam suatu WWT terlalu tinggi, harus dilakukan pre-
treatment pemisahan suspended solid terlebih dahulu sebelum diolah di main
treatment WWT. Fluktuasi TSS Inlet pada Week 6 terendah 116 mg/l dan tertinggi 419
mg/l. Sedangkan untuk TSS Outlet dari ketiga MUR juga bervariasi tergantung
operasional dan kinerja masing-masing MUR. Berikut Variasi TSS Outlet untuk masing-
masing MUR pada Week 6: MUR 2 Variasi TSS Outlet terendah 161 mg/l dan tertinggi
289 mg/l
MUR 3 Variasi TSS Outlet terendah 191 mg/l dan tertinggi 656 mg/l
MUR 4 Variasi TSS Outlet terendah 138 mg/l dan tertinggi 221 mg/l
93
Fluktuasi pH inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari jenis buangan air limbah oleh plant
produksi untuk diolah di WWT. pH Inlet di atur dan disetel dengan range 8,5 – 10 untuk
membantu kinerja WWT dalam menguraikan air limbah, maka Ketika nilai pH Inlet
dalam suatu WWT terlalu tinggi harus dilakukan dilution atau penambahan kimia
penurun pH begitu juga seballiknya ketika nilai pH inlet dalam suatu WWT terlalu rendah
harus dilakukan dilakukan dilution atau penambahan kimia menaikkan pH. Fluktuasi pH
Inlet pada Week 6 terendah 7,2 dan tertinggi 11,3. Sedangkan untuk pH Outlet dari
ketiga MUR juga bervariasi tergantung operasional dan kinerja masing-masing MUR.
Berikut variasi pH outlet untuk masing-masing MUR pada Week 6 :
MUR 2 Variasi pH Outlet terendah 6,2 dan tertinggi 7,1
MUR 3 Variasi pH Outlet terendah 6,1 dan tertinggi 7,0
MUR 4 Variasi pH Outlet terendah 6,2 dan tertinggi 6,8
Fluktuasi VFA dan Alkalinity berkaitan erat satu sama lain dimana VFA adalah hasil
intermediate dari proses penguraian hidrolisis air limbah secara alami dan ditandai
dengan penurunan pH sedangkan Alkalinity adalah nilai buffer penyeimbang pH didalam
reactor anaerobic yang berfungsi untuk menahan laju keasaman yang diakibatkan
munculnya VFA. Maka dari itu rasio kesetimbangan VFA/Alkalinity ditahan di 0,1-0,2.
Fluktuasi VFA Inlet pada Week 6 terendah 375 mg/l dan tertinggi 926 mg/l, fluktuasi
Alkalinity Inlet terendah 40 mg/l dan tertinggi 480 mg/l. Sedangkan untuk fluktuasi VFA
dan Alkalinity dari ketiga MUR bervariasi tergantung operasional, kinerja dan kapasitas
desain masing-masing MUR. Berikut variasi VFA dan Alkalinity untuk masing-masing
MUR pada Week 6 :
MUR 2 Variasi VFA terendah 143 mg/l dan tertinggi 267 mg/l, Variasi Alkalinity terendah
330 mg/l dan tertinggi 1495 mg/l
MUR 3 Variasi VFA terendah 162 mg/l dan tertinggi 390 mg/l. Variasi Alkalinity terendah
160 mg/l dan tertinggi 1260 mg/l
MUR 4 Variasi VFA terendah 174 mg/l dan tertinggi 230 mg/l. Variasi Alkalinity terendah
790 mg/l dan tertinggi 1440 mg/l
9
Week 7
WEEK 7
60
40 35
33 34 MUR 2
27 MUR 3
Flow
20 19 21 1153
180 10 181 MUR 4
0
WEEK 7
9500
10000
8000 4290 4820 4850 4990
6000 3700
0
COD IN
4000
2000 COD in
0
WEEK 7
8000
6000 5240
4470
5740 5310
4000 4790 MUR 2
COD OUT
2000
1840 MUR 3
0 359 1203
872 1530
739885 595
443 MUR 4
WEEK 7
400 312 298
218
300 180 167 133 147
200
TSS IN
100
0 TSS IN
95
WEEK 7
600
508 544 539 490
485 380
400 3314 MUR 2
TSS OUT 277 MUR 3
200 210931 150 195
153 MUR 4
0
WEEK 7
11 11 10
11
10 9 9 9 9
p
10 9
9 pH IN
9
WEEK 7
10,0 9,5
7,0
6,56 6,6 6,8 5,6
6,9 5,6 MUR 2
5,0
p
4,974,7 4,9
MUR 3
- MUR 4
WEEK 7
1500 981
1000 631 551 610
500
VFA IN
0 0 0 0
VFA IN
WEEK 7
6000
4162
4000 3840469 MUR 2
3451
2893 MUR 3
VFA OUT
2000 21183678 1615
182 MUR 4
0 31246 188 411949
WEEK 7
695705
800 605
600 315
400
ALKANITY IN
200 0 0 0
0 ALK IN
WEEK 7
1500 1185 1300
ALKANITY OUT
1000 1170
925 1105 MUR 2
770 535
500 MUR 3
275 0
100 200
0 MUR 4
2000
Dari grafik yang ditampilkan diatas adalah grafik dari 6 parameter yang telah disebutkan
kegunaan dan pentingnya parameter-parameter tersebut. Week 7 mencakup tanggal 12
Mei – 19 Mei 2022.
Penentuan flow dari ketiga MUR bervariasi berdasarkan parameter kunci yang lain dan
kapasitas desain maksimal masing-masing MUR. Berikut variasi Flow untuk masing-
masing MUR pada Week 7:
97
Fluktuasi COD inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari banyak atau sedikitnya beban
pencemar soluble yang dibuang oleh plant produksi untuk diolah di WWT, semakin
tinggi nilai COD maka kinerja WWT akan semakin berat dalam menguraikan beban
pencemar tersebut, maka Ketika nilai COD beranjak naik tinggi operasional WWT akan
disesuaikan juga agar WWT tidak terjadi shock loading, lebih-lebih kolaps. Fluktuasi COD
inlet pada Week 7 Terendah 3700 mg/l dan tertinggi 9500 mg/l. Sedangkan untuk COD
outlet dari ketiga MUR juga bervariasi tergantung operasional dan kinerja masing-
masing MUR. Berikut Variasi COD Outlet untuk masing-masing MUR pada Week 7:
MUR 2 Variasi COD Outlet terendah 359 mg/l dan tertinggi 5240 mg/l
MUR 3 Variasi COD Outlet terendah 443 mg/l dan tertinggi 5740 mg/l
MUR 4 Variasi COD Outlet terendah 279 mg/l dan tertinggi 4460 mg/l
Fluktuasi TSS Inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari banyak atau sedikitnya beban
pencemar insoluble yang dibuang oleh plant produksi untuk diolah di WWT. Semakin
tinggi nilai TSS Inletmaka kinerja WWT akan semakin berat dalam menguraikannya,
maka Ketika nilai TSS Inlet dalam suatu WWT terlalu tinggi, harus dilakukan pre-
treatment pemisahan suspended solid terlebih dahulu sebelum diolah di main
treatment WWT. Fluktuasi TSS Inlet pada Week 7 terendah 133 mg/l dan tertinggi 298
mg/l. Sedangkan untuk TSS Outlet dari ketiga MUR juga bervariasi tergantung
operasional dan kinerja masing-masing MUR. Berikut Variasi TSS Outlet untuk masing-
masing MUR pada Week 7: MUR 2 Variasi TSS Outlet terendah 150 mg/l dan tertinggi
539 mg/l
MUR 3 Variasi TSS Outlet terendah 153 mg/l dan tertinggi 544 mg/l
MUR 4 Variasi TSS Outlet terendah 129 mg/l dan tertinggi 360 mg/l
9
Fluktuasi pH inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari jenis buangan air limbah oleh plant
produksi untuk diolah di WWT. pH Inlet di atur dan disetel dengan range 8,5 – 10 untuk
membantu kinerja WWT dalam menguraikan air limbah, maka Ketika nilai pH Inlet
dalam suatu WWT terlalu tinggi harus dilakukan dilution atau penambahan kimia
penurun pH begitu juga seballiknya ketika nilai pH inlet dalam suatu WWT terlalu rendah
harus dilakukan dilakukan dilution atau penambahan kimia menaikkan pH. Fluktuasi pH
Inlet pada Week 7 terendah 9,4 dan tertinggi 11,6. Sedangkan untuk pH Outlet dari
ketiga MUR juga bervariasi tergantung operasional dan kinerja masing-masing MUR.
Berikut variasi pH outlet untuk masing-masing MUR pada Week 7 :
MUR 2 Variasi pH Outlet terendah 4,9 dan tertinggi 9,5
MUR 3 Variasi pH Outlet terendah 4,7 dan tertinggi 6,9
MUR 4 Variasi pH Outlet terendah 4,7 dan tertinggi 6,6
Fluktuasi VFA dan Alkalinity berkaitan erat satu sama lain dimana VFA adalah hasil
intermediate dari proses penguraian hidrolisis air limbah secara alami dan ditandai
dengan penurunan pH sedangkan Alkalinity adalah nilai buffer penyeimbang pH didalam
reactor anaerobic yang berfungsi untuk menahan laju keasaman yang diakibatkan
munculnya VFA. Maka dari itu rasio kesetimbangan VFA/Alkalinity ditahan di 0,1-0,2.
Fluktuasi VFA Inlet pada Week 7 terendah 551 mg/l dan tertinggi 981 mg/l, fluktuasi
Alkalinity Inlet terendah 315 mg/l dan tertinggi 705 mg/l. Sedangkan untuk fluktuasi VFA
dan Alkalinity dari ketiga MUR bervariasi tergantung operasional, kinerja dan kapasitas
desain masing-masing MUR. Berikut variasi VFA dan Alkalinity untuk masing-masing
MUR pada Week 7 :
MUR 2 Variasi VFA terendah 126 mg/l dan tertinggi 3449 mg/l, Variasi Alkalinity
terendah 20 mg/l dan tertinggi 1300 mg/l
MUR 3 Variasi VFA terendah 188 mg/l dan tertinggi 4162 mg/l. Variasi Alkalinity
terendah 0 mg/l dan tertinggi 1170 mg/l
MUR 4 Variasi VFA terendah 153 mg/l dan tertinggi 2602 mg/l. Variasi Alkalinity
terendah 135 mg/l dan tertinggi 1160 mg/l
99
Week 8
WEEK 8
40
30 26
20 25 26 MUR 2
15 17
10 16 18 16 MUR 3
Flow
16 10 132
0 17 MUR 4
WEEK 8
2120
2500
2000 1060 940 1030
1500 580
0 0
COD IN
1000
500 COD in
0
WEEK 8
6000
4000
MUR 2
2800
COD OUT
WEEK 8
24 3
300 209
169 186 162 156
200
93
TSS IN
100
TSS IN
0
1
WEEK 8
600
400 442
276 310 355 240
236 MUR 2
248 302 321813 224306
TSS OUT
200 204 272 MUR 3
MUR 4
0
WEEK 8
11
12 10 11
11
11 10 9 10 9
p
10
10 pH IN
9
WEEK 8
8,0 77,,10
5,8 6,9 66,,78 6,896,9 6,8
6,0 5,9 6,1 6,6
4,0 MUR 2
p
2,0 MUR 3
- MUR 4
WEEK 8
737 658
800 592
600 363 244
400
VFA IN
200 0 0
0 VFA IN
WEEK 8
6000
4000
3959 MUR 2
3239 2921 3168
VFA OUT
2000 1817 489 MUR 3
355102
168 367 529718125433 MUR 4
0
WEEK 8
1500 960
1000 865 820 670
500 485 450 600
ALKANITY IN
0
ALK IN
WEEK 8
1500 1370
1313
870
ALKANITY OUT
Dari grafik yang ditampilkan diatas adalah grafik dari 6 parameter yang telah disebutkan
kegunaan dan pentingnya parameter-parameter tersebut. Week 8 mencakup tanggal 20
Mei – 27 Mei 2022.
Penentuan flow dari ketiga MUR bervariasi berdasarkan parameter kunci yang lain dan
kapasitas desain maksimal masing-masing MUR. Berikut variasi Flow untuk masing-
masing MUR pada Week 8:
1
Fluktuasi COD inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari banyak atau sedikitnya beban
pencemar soluble yang dibuang oleh plant produksi untuk diolah di WWT, semakin
tinggi nilai COD maka kinerja WWT akan semakin berat dalam menguraikan beban
pencemar tersebut, maka Ketika nilai COD beranjak naik tinggi operasional WWT akan
disesuaikan juga agar WWT tidak terjadi shock loading, lebih-lebih kolaps. Fluktuasi COD
inlet pada Week 8 Terendah 580 mg/l dan tertinggi 2120 mg/l. Sedangkan untuk COD
outlet dari ketiga MUR juga bervariasi tergantung operasional dan kinerja masing-
masing MUR. Berikut Variasi COD Outlet untuk masing-masing MUR pada Week 8:
MUR 2 Variasi COD Outlet terendah 177 mg/l dan tertinggi 2880 mg/l
MUR 3 Variasi COD Outlet terendah 437 mg/l dan tertinggi 1480 mg/l
MUR 4 Variasi COD Outlet terendah 248 mg/l dan tertinggi 3900 mg/l
Fluktuasi TSS Inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari banyak atau sedikitnya beban
pencemar insoluble yang dibuang oleh plant produksi untuk diolah di WWT. Semakin
tinggi nilai TSS Inletmaka kinerja WWT akan semakin berat dalam menguraikannya,
maka Ketika nilai TSS Inlet dalam suatu WWT terlalu tinggi, harus dilakukan pre-
treatment pemisahan suspended solid terlebih dahulu sebelum diolah di main
treatment WWT. Fluktuasi TSS Inlet pada Week 8 terendah 240 mg/l dan tertinggi 442
mg/l. Sedangkan untuk TSS Outlet dari ketiga MUR juga bervariasi tergantung
operasional dan kinerja masing-masing MUR. Berikut Variasi TSS Outlet untuk masing-
masing MUR pada Week 8: MUR 2 Variasi TSS Outlet terendah 240 mg/l dan tertinggi
442 mg/l
MUR 3 Variasi TSS Outlet terendah 204 mg/l dan tertinggi 272 mg/l
MUR 4 Variasi TSS Outlet terendah 251 mg/l dan tertinggi 320 mg/l
10
Fluktuasi pH inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari jenis buangan air limbah oleh plant
produksi untuk diolah di WWT. pH Inlet di atur dan disetel dengan range 8,5 – 10 untuk
membantu kinerja WWT dalam menguraikan air limbah, maka Ketika nilai pH Inlet
dalam suatu WWT terlalu tinggi harus dilakukan dilution atau penambahan kimia
penurun pH begitu juga seballiknya ketika nilai pH inlet dalam suatu WWT terlalu rendah
harus dilakukan dilakukan dilution atau penambahan kimia menaikkan pH. Fluktuasi pH
Inlet pada Week 8 terendah 9,1 dan tertinggi 11,4. Sedangkan untuk pH Outlet dari
ketiga MUR juga bervariasi tergantung operasional dan kinerja masing-masing MUR.
Berikut variasi pH outlet untuk masing-masing MUR pada Week 8 :
MUR 2 Variasi pH Outlet terendah 5,9 dan tertinggi 6,9
MUR 3 Variasi pH Outlet terendah 5,9 dan tertinggi 7,0
MUR 4 Variasi pH Outlet terendah 4,7 dan tertinggi 6,6
Fluktuasi VFA dan Alkalinity berkaitan erat satu sama lain dimana VFA adalah hasil
intermediate dari proses penguraian hidrolisis air limbah secara alami dan ditandai
dengan penurunan pH sedangkan Alkalinity adalah nilai buffer penyeimbang pH didalam
reactor anaerobic yang berfungsi untuk menahan laju keasaman yang diakibatkan
munculnya VFA. Maka dari itu rasio kesetimbangan VFA/Alkalinity ditahan di 0,1-0,2.
Fluktuasi VFA Inlet pada Week 8 terendah 244 mg/l dan tertinggi 737 mg/l, fluktuasi
Alkalinity Inlet terendah 450 mg/l dan tertinggi 960 mg/l. Sedangkan untuk fluktuasi VFA
dan Alkalinity dari ketiga MUR bervariasi tergantung operasional, kinerja dan kapasitas
desain masing-masing MUR. Berikut variasi VFA dan Alkalinity untuk masing-masing
MUR pada Week 8:
MUR 2 Variasi VFA terendah 168 mg/l dan tertinggi 1817 mg/l, Variasi Alkalinity
terendah 595 mg/l dan tertinggi 890 mg/l
MUR 3 Variasi VFA terendah 243 mg/l dan tertinggi 3959 mg/l. Variasi Alkalinity
terendah 0 mg/l dan tertinggi 1370 mg/l
MUR 4 Variasi VFA terendah 123 mg/l dan tertinggi 1541 mg/l. Variasi Alkalinity
terendah 340 mg/l dan tertinggi 1183 mg/l
1
Week 9
WEEK 9
40 30
30 24 30
26 23 25 23 20 MUR 2
20
16 16 16 16 16 15 MUR 3
Flow
10
0 MUR 4
WEEK 9
5000 4000
3040
4000 2810 2740 2170 2660
3000 1740
COD IN
2000
1000 COD in
0
WEEK 9
1500
1306970
1166
1000 902 656 MUR 2
764 690 526
COD OUT
WEEK 9
341
400 289 0
24 8 24 210 225
300 181
200
TSS IN
100
0 TSS IN
10
WEEK 9
400
300 267 349
282 282 232
200 24374 268 234 MUR 2
2423129520152
TSS OUT
100 MUR 3
0 MUR 4
WEEK 9
9 9
9 9 9
9 9
9
9 8
p
9
9 pH IN
8
8
WEEK 9
7,2 7,1
7,0 7,1
7,1 7,1 7,01 7,0
6,8 6,8 6,9 6,9 MUR 2
p
6,6 6,8
6,7 MUR 3
6,4
MUR 4
WEEK 9
1500 1115 1125
911 1023 7 910 102 3
1000 96
500
VFA IN
VFA IN
0
WEEK 9
800 626
600 443
MUR 2
400 300 376 260
337 334 MUR 3
VFA OUT
267 283 325
262 233
200 231 235
MUR 4
0
WEEK 9
1400
1500
1000 785 790 905
645 615
500 432
ALKANITY IN
ALK IN
0
WEEK 9
2000
1455
1500 136437 1437 1385 1220
1392 1378 1433
ALKANITY OUT
Dari grafik yang ditampilkan diatas adalah grafik dari 6 parameter yang telah disebutkan
kegunaan dan pentingnya parameter-parameter tersebut. Week 9 mencakup tanggal 28
Mei – 03 Juni 2022.
10
Penentuan flow dari ketiga MUR bervariasi berdasarkan parameter kunci yang lain dan
kapasitas desain maksimal masing-masing MUR. Berikut variasi Flow untuk masing-
masing MUR pada Week 9:
MUR 2 Variasi Flow terendah 23m 3/h dan tertinggi 30m3/h.
MUR 3 variasi Flow terendah 15m3/h dan tertinggi 20m3/h.
MUR 4 variasi Flow terendah 28m3/h dan tertinggi 34m3/h.
Fluktuasi COD inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari banyak atau sedikitnya beban
pencemar soluble yang dibuang oleh plant produksi untuk diolah di WWT, semakin
tinggi nilai COD maka kinerja WWT akan semakin berat dalam menguraikan beban
pencemar tersebut, maka Ketika nilai COD beranjak naik tinggi operasional WWT akan
disesuaikan juga agar WWT tidak terjadi shock loading, lebih-lebih kolaps. Fluktuasi COD
inlet pada Week 9 Terendah 1740 mg/l dan tertinggi 4000 mg/l. Sedangkan untuk COD
outlet dari ketiga MUR juga bervariasi tergantung operasional dan kinerja masing-
masing MUR. Berikut Variasi COD Outlet untuk masing-masing MUR pada Week 9:
MUR 2 Variasi COD Outlet terendah 499 mg/l dan tertinggi 1090 mg/l
MUR 3 Variasi COD Outlet terendah 526 mg/l dan tertinggi 1367 mg/l
MUR 4 Variasi COD Outlet terendah 467 mg/l dan tertinggi 856 mg/l
Fluktuasi TSS Inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari banyak atau sedikitnya beban
pencemar insoluble yang dibuang oleh plant produksi untuk diolah di WWT. Semakin
tinggi nilai TSS Inletmaka kinerja WWT akan semakin berat dalam menguraikannya,
maka Ketika nilai TSS Inlet dalam suatu WWT terlalu tinggi, harus dilakukan pre-
treatment pemisahan suspended solid terlebih dahulu sebelum diolah di main
treatment WWT. Fluktuasi TSS Inlet pada Week 9 terendah 181 mg/l dan tertinggi 341
mg/l. Sedangkan untuk TSS Outlet dari ketiga MUR juga bervariasi tergantung
operasional dan kinerja masing-masing MUR. Berikut Variasi TSS Outlet untuk masing-
masing MUR pada Week 9: MUR 2 Variasi TSS Outlet terendah 152 mg/l dan tertinggi
349 mg/l
MUR 3 Variasi TSS Outlet terendah 232 mg/l dan tertinggi 282 mg/l
1
MUR 4 Variasi TSS Outlet terendah 217 mg/l dan tertinggi 288 mg/l
Fluktuasi pH inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari jenis buangan air limbah oleh plant
produksi untuk diolah di WWT. pH Inlet di atur dan disetel dengan range 8,5 – 10 untuk
membantu kinerja WWT dalam menguraikan air limbah, maka Ketika nilai pH Inlet
dalam suatu WWT terlalu tinggi harus dilakukan dilution atau penambahan kimia
penurun pH begitu juga seballiknya ketika nilai pH inlet dalam suatu WWT terlalu rendah
harus dilakukan dilakukan dilution atau penambahan kimia menaikkan pH. Fluktuasi pH
Inlet pada Week 9 terendah 8,5 dan tertinggi 9,6. Sedangkan untuk pH Outlet dari ketiga
MUR juga bervariasi tergantung operasional dan kinerja masing-masing MUR. Berikut
variasi pH outlet untuk masing-masing MUR pada Week 9 :
MUR 2 Variasi pH Outlet terendah 6,7 dan tertinggi 7,1
MUR 3 Variasi pH Outlet terendah 6,7 dan tertinggi 7,1
MUR 4 Variasi pH Outlet terendah 6,6 dan tertinggi 7,1
Fluktuasi VFA dan Alkalinity berkaitan erat satu sama lain dimana VFA adalah hasil
intermediate dari proses penguraian hidrolisis air limbah secara alami dan ditandai
dengan penurunan pH sedangkan Alkalinity adalah nilai buffer penyeimbang pH didalam
reactor anaerobic yang berfungsi untuk menahan laju keasaman yang diakibatkan
munculnya VFA. Maka dari itu rasio kesetimbangan VFA/Alkalinity ditahan di 0,1-0,2.
Fluktuasi VFA Inlet pada Week 9 terendah 910 mg/l dan tertinggi 1125 mg/l, fluktuasi
Alkalinity Inlet terendah 432 mg/l dan tertinggi 1400 mg/l. Sedangkan untuk fluktuasi
VFA dan Alkalinity dari ketiga MUR bervariasi tergantung operasional, kinerja dan
kapasitas desain masing-masing MUR. Berikut variasi VFA dan Alkalinity untuk masing-
masing MUR pada Week 9:
MUR 2 Variasi VFA terendah 267 mg/l dan tertinggi 626 mg/l, Variasi Alkalinity terendah
1050 mg/l dan tertinggi 1385 mg/l
MUR 3 Variasi VFA terendah 231 mg/l dan tertinggi 337 mg/l. Variasi Alkalinity terendah
1320 mg/l dan tertinggi 1433 mg/l
10
MUR 4 Variasi VFA terendah 123 mg/l dan tertinggi 1541 mg/l. Variasi Alkalinity terendah
1115 mg/l dan tertinggi 1470 mg/l
Week 10
WEEK 10
40 33
30 26 30 30 30
29 24
20 19 19 18 MUR 2
19 16 18
10 17 MUR 3
Flow
0 MUR 4
WEEK 10
8000 6460
6000
4000 000 3010 2720
1730 1430 2
COD IN
2000 1250
0 COD in
WEEK 10
4000
3000
2000 MUR 2
COD OUT
WEEK 10
400 310
300 229 2 240 214
200 204 22 148
TSS IN
100
0 TSS IN
WEEK 10
300
209
200 210973 178 202
192 MUR 2
155 177 1397 149 114
134 MUR 3
TSS OUT
100 106
0 MUR 4
WEEK 10
10 10
10
10 9 9
9
p
9 9 9 9
9 pH IN
9
9
WEEK 10
7,6 7,5 77,,23
7,4 7,1 7 24
7,2 , MUR 2
p
2 ,
7,0 MUR 3
7,1 7, 7,2 1
6,8 01 7 , 0 MUR 4
7, 7, 7,
6,6
WEEK 10
1500 1104
1000 899 1055 960 1005 1055 995
VFA IN 500
VFA IN
0
WEEK 10
800
600 436
400 MUR 2
310 378 249
352 239067
VFA OUT
WEEK 10
1000 670 730 730 780
800 590 425
600 330
ALKANITY IN
400
200 ALK IN
0
WEEK 10
2000
1515
1500
ALKANITY OUT
Dari grafik yang ditampilkan diatas adalah grafik dari 6 parameter yang telah disebutkan
kegunaan dan pentingnya parameter-parameter tersebut. Week 10 mencakup tanggal 4
Juni – 10 Juni 2022.
Penentuan flow dari ketiga MUR bervariasi berdasarkan parameter kunci yang lain dan
kapasitas desain maksimal masing-masing MUR. Berikut variasi Flow untuk masing-
masing MUR pada Week 10:
MUR 2 Variasi Flow terendah 24m 3/h dan tertinggi 33m3/h.
MUR 3 variasi Flow terendah 16m3/h dan tertinggi 19m3/h.
MUR 4 variasi Flow terendah 28m3/h dan tertinggi 36m3/h.
Fluktuasi COD inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari banyak atau sedikitnya beban
pencemar soluble yang dibuang oleh plant produksi untuk diolah di WWT, semakin
tinggi nilai COD maka kinerja WWT akan semakin berat dalam menguraikan beban
pencemar tersebut, maka Ketika nilai COD beranjak naik tinggi operasional WWT akan
disesuaikan juga agar WWT tidak terjadi shock loading, lebih-lebih kolaps. Fluktuasi COD
inlet pada Week 10 Terendah 1250 mg/l dan tertinggi 6460 mg/l. Sedangkan untuk COD
outlet dari ketiga MUR juga bervariasi tergantung operasional dan kinerja masing-
masing MUR. Berikut Variasi COD Outlet untuk masing-masing MUR pada Week 10:
MUR 2 Variasi COD Outlet terendah 353 mg/l dan tertinggi 733 mg/l
MUR 3 Variasi COD Outlet terendah 426 mg/l dan tertinggi 1498 mg/l
MUR 4 Variasi COD Outlet terendah 387 mg/l dan tertinggi 3760 mg/l
Fluktuasi TSS Inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari banyak atau sedikitnya beban
pencemar insoluble yang dibuang oleh plant produksi untuk diolah di WWT. Semakin
tinggi nilai TSS Inletmaka kinerja WWT akan semakin berat dalam menguraikannya,
maka Ketika nilai TSS Inlet dalam suatu WWT terlalu tinggi, harus dilakukan pre-
treatment pemisahan suspended solid terlebih dahulu sebelum diolah di main
treatment WWT. Fluktuasi TSS Inlet pada Week 10 terendah 148 mg/l dan tertinggi 310
mg/l. Sedangkan
11
untuk TSS Outlet dari ketiga MUR juga bervariasi tergantung operasional dan kinerja
masing-masing MUR. Berikut Variasi TSS Outlet untuk masing-masing MUR pada Week
10:
MUR 2 Variasi TSS Outlet terendah 149 mg/l dan tertinggi 209 mg/l
MUR 3 Variasi TSS Outlet terendah 106 mg/l dan tertinggi 193 mg/l
MUR 4 Variasi TSS Outlet terendah 146 mg/l dan tertinggi 213 mg/l
Fluktuasi pH inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari jenis buangan air limbah oleh plant
produksi untuk diolah di WWT. pH Inlet di atur dan disetel dengan range 8,5 – 10 untuk
membantu kinerja WWT dalam menguraikan air limbah, maka Ketika nilai pH Inlet
dalam suatu WWT terlalu tinggi harus dilakukan dilution atau penambahan kimia
penurun pH begitu juga seballiknya ketika nilai pH inlet dalam suatu WWT terlalu rendah
harus dilakukan dilakukan dilution atau penambahan kimia menaikkan pH. Fluktuasi pH
Inlet pada Week 10 terendah 9,4 dan tertinggi 11,6. Sedangkan untuk pH Outlet dari
ketiga MUR juga bervariasi tergantung operasional dan kinerja masing-masing MUR.
Berikut variasi pH outlet untuk masing-masing MUR pada Week 10 :
MUR 2 Variasi pH Outlet terendah 7,0 dan tertinggi 7,2
MUR 3 Variasi pH Outlet terendah 7,1 dan tertinggi 7,4
MUR 4 Variasi pH Outlet terendah 7,1 dan tertinggi 7,3
Fluktuasi VFA dan Alkalinity berkaitan erat satu sama lain dimana VFA adalah hasil
intermediate dari proses penguraian hidrolisis air limbah secara alami dan ditandai
dengan penurunan pH sedangkan Alkalinity adalah nilai buffer penyeimbang pH didalam
reactor anaerobic yang berfungsi untuk menahan laju keasaman yang diakibatkan
munculnya VFA. Maka dari itu rasio kesetimbangan VFA/Alkalinity ditahan di 0,1-0,2.
Fluktuasi VFA Inlet pada Week 10 terendah 899 mg/l dan tertinggi 1104 mg/l, fluktuasi
Alkalinity Inlet terendah 425 mg/l dan tertinggi 780 mg/l. Sedangkan untuk fluktuasi VFA
dan Alkalinity dari ketiga MUR bervariasi tergantung operasional, kinerja dan kapasitas
1
desain masing-masing MUR. Berikut variasi VFA dan Alkalinity untuk masing-masing MUR
pada Week 10:
MUR 2 Variasi VFA terendah 229 mg/l dan tertinggi 355 mg/l, Variasi Alkalinity terendah
1123 mg/l dan tertinggi 1343 mg/l
MUR 3 Variasi VFA terendah 236 mg/l dan tertinggi 307 mg/l. Variasi Alkalinity terendah
1255 mg/l dan tertinggi 1515 mg/l
MUR 4 Variasi VFA terendah 297 mg/l dan tertinggi 582 mg/l. Variasi Alkalinity terendah
1088 mg/l dan tertinggi 1240 mg/l
Week 11
WEEK 11
60
40
20 25 28 MUR 2
29 28 33 32 29
18 MUR 3
Flow
20 17 19 20 18
18 MUR 4
0
WEEK 11
4000 2860 2460 2940
3000 198
0 2010
2000 1260
890
COD IN
1000
0 COD in
WEEK 11
800
616 627
600
400 473 46415 335511 MUR 2
3791 450 436 337804
COD OUT
200 338 MUR 3
0 MUR 4
WEEK 11
362
400 328 30 3
226
300
200 159 99 147
TSS IN
100
0 TSS IN
WEEK 11
300 277
259
200 210 207 146 MUR 2
141 146 117 84
TSS OUT
WEEK 11
15 10 11 10
9 10 10
10 9
5
p
pH IN
0
WEEK 11
7,4
7,4 7,4
7,32 77,,33 7,3
7,3 7,3 7,3
7,2 7,2 7,2 MUR 2
p
7,1 MUR 3
7,0
MUR 4
6,8
WEEK 11
1500 1042 1064
1000
500
VFA IN
0 0 0 0 0 VFA IN
0
WEEK 11
600
400 355
MUR 2
307 221104
249222543 260
VFA OUT
WEEK 11
1500
980
1000 790
500
ALKANITY IN
0 0 0 0 0 ALK IN
0
WEEK 11
3000
ALKANITY OUT
2000
1988 11559158
1365 11675102 16340 1478 MUR 2
143158 1540 130605 MUR 3
1000
MUR 4
0
Dari grafik yang ditampilkan diatas adalah grafik dari 6 parameter yang telah disebutkan
kegunaan dan pentingnya parameter-parameter tersebut. Week 11 mencakup tanggal
11 Juni – 17 Juni 2022.
Penentuan flow dari ketiga MUR bervariasi berdasarkan parameter kunci yang lain dan
kapasitas desain maksimal masing-masing MUR. Berikut variasi Flow untuk masing-
masing MUR pada Week 11:
MUR 2 Variasi Flow terendah 25m 3/h dan tertinggi 33m3/h.
MUR 3 variasi Flow terendah 17m3/h dan tertinggi 20m3/h.
MUR 4 variasi Flow terendah 33m3/h dan tertinggi 41m3/h.
Fluktuasi COD inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari banyak atau sedikitnya beban
pencemar soluble yang dibuang oleh plant produksi untuk diolah di WWT, semakin
tinggi nilai COD maka kinerja WWT akan semakin berat dalam menguraikan beban
pencemar tersebut, maka Ketika nilai COD beranjak naik tinggi operasional WWT akan
disesuaikan juga agar WWT tidak terjadi shock loading, lebih-lebih kolaps. Fluktuasi COD
inlet pada Week 11 Terendah 890 mg/l dan tertinggi 2860 mg/l. Sedangkan untuk COD
outlet dari ketiga MUR juga bervariasi tergantung operasional dan kinerja masing-
masing MUR. Berikut Variasi COD Outlet untuk masing-masing MUR pada Week 11:
MUR 2 Variasi COD Outlet terendah 351 mg/l dan tertinggi 627 mg/l
1
MUR 3 Variasi COD Outlet terendah 338 mg/l dan tertinggi 473 mg/l
MUR 4 Variasi COD Outlet terendah 301 mg/l dan tertinggi 624 mg/l
Fluktuasi TSS Inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari banyak atau sedikitnya beban
pencemar insoluble yang dibuang oleh plant produksi untuk diolah di WWT. Semakin
tinggi nilai TSS Inletmaka kinerja WWT akan semakin berat dalam menguraikannya,
maka Ketika nilai TSS Inlet dalam suatu WWT terlalu tinggi, harus dilakukan pre-
treatment pemisahan suspended solid terlebih dahulu sebelum diolah di main
treatment WWT. Fluktuasi TSS Inlet pada Week 11 terendah 99 mg/l dan tertinggi 362
mg/l. Sedangkan untuk TSS Outlet dari ketiga MUR juga bervariasi tergantung
operasional dan kinerja masing-masing MUR. Berikut Variasi TSS Outlet untuk masing-
masing MUR pada Week 11:
MUR 2 Variasi TSS Outlet terendah 117 mg/l dan tertinggi 277 mg/l
MUR 3 Variasi TSS Outlet terendah 58 mg/l dan tertinggi 141 mg/l
MUR 4 Variasi TSS Outlet terendah 96 mg/l dan tertinggi 279 mg/l
Fluktuasi pH inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari jenis buangan air limbah oleh plant
produksi untuk diolah di WWT. pH Inlet di atur dan disetel dengan range 8,5 – 10 untuk
membantu kinerja WWT dalam menguraikan air limbah, maka Ketika nilai pH Inlet
dalam suatu WWT terlalu tinggi harus dilakukan dilution atau penambahan kimia
penurun pH begitu juga seballiknya ketika nilai pH inlet dalam suatu WWT terlalu rendah
harus dilakukan dilakukan dilution atau penambahan kimia menaikkan pH. Fluktuasi pH
Inlet pada Week 11 terendah 9,7 dan tertinggi 11,1. Sedangkan untuk pH Outlet dari
ketiga MUR juga bervariasi tergantung operasional dan kinerja masing-masing MUR.
Berikut variasi pH outlet untuk masing-masing MUR pada Week 11 :
MUR 2 Variasi pH Outlet terendah 7,1 dan tertinggi 7,4
MUR 3 Variasi pH Outlet terendah 7,2 dan tertinggi 7,3
MUR 4 Variasi pH Outlet terendah 7,2 dan tertinggi 7,3
11
Fluktuasi VFA dan Alkalinity berkaitan erat satu sama lain dimana VFA adalah hasil
intermediate dari proses penguraian hidrolisis air limbah secara alami dan ditandai
dengan penurunan pH sedangkan Alkalinity adalah nilai buffer penyeimbang pH didalam
reactor anaerobic yang berfungsi untuk menahan laju keasaman yang diakibatkan
munculnya VFA. Maka dari itu rasio kesetimbangan VFA/Alkalinity ditahan di 0,1-0,2.
Fluktuasi VFA Inlet pada Week 11 terendah 1042 mg/l dan tertinggi 1062 mg/l, fluktuasi
Alkalinity Inlet terendah 790 mg/l dan tertinggi 980 mg/l. Sedangkan untuk fluktuasi VFA
dan Alkalinity dari ketiga MUR bervariasi tergantung operasional, kinerja dan kapasitas
desain masing-masing MUR. Berikut variasi VFA dan Alkalinity untuk masing-masing
MUR pada Week 11:
MUR 2 Variasi VFA terendah 187 mg/l dan tertinggi 355 mg/l, Variasi Alkalinity terendah
1123 mg/l dan tertinggi 1343 mg/l
MUR 3 Variasi VFA terendah 208 mg/l dan tertinggi 307 mg/l. Variasi Alkalinity terendah
1255 mg/l dan tertinggi 1515 mg/l
MUR 4 Variasi VFA terendah 321 mg/l dan tertinggi 542 mg/l. Variasi Alkalinity terendah
993 mg/l dan tertinggi 1343 mg/l
1
Week 12
WEEK 12
60
40
31 36 31 MUR 2
31 32 34
Flow 28 21 MUR 3
19 19 20 22
2018 17 MUR 4
0
WEEK 12
2010 2140 2190
2500 1900 1690 1850
2000 1200
1500
COD IN
1000
500 COD in
0
WEEK 12
400 341 332660
300 351 329 347 334471 315
325 319 316 315
200 MUR 2
COD OUT
100 MUR 3
0 MUR 4
WEEK 12
0
200 147 154 145 16 119 116 124
150
100
TSS IN
50
0 TSS IN
WEEK 12
300 250
200 161
133 MUR 2
146 126 150 5135
MUR 3
TSS OUT
100 81 11192
84 73 83 MUR 4
0
WEEK 12
11
11
11 10 10 10
10 10
10
p
10
pH IN
10
WEEK 12
7,4 7,3 7,4
7,4 7,3 7,3
7,2 7,3
7,3 7,2 7,2 7,2 7,1
7,1 MUR 2
p
7,1
7,0 MUR 3
6,8MUR 4
WEEK 12
1500 1064
1000 900
500 496 621 673
372 423
VFA IN
VFA IN
0
WEEK 12
600
400
295 249 MUR 2
213 279 196
212940 210811 274 MUR 3
VFA OUT
200 2140 241 214
MUR 4
0
WEEK 12
1255
1500
980
790 750 730
1000
500 390 395
ALKANITY IN
ALK IN
0
WEEK 12
2000
1500 159158 1333 1458 1253
1425 1238 121831237 0511220250 1040
ALKANITY OUT
1000 MUR 2
500 MUR 3
0 MUR 4
Dari grafik yang ditampilkan diatas adalah grafik dari 6 parameter yang telah disebutkan
kegunaan dan pentingnya parameter-parameter tersebut. Week 12 mencakup tanggal
17 Juni – 23 Juni 2022.
Penentuan flow dari ketiga MUR bervariasi berdasarkan parameter kunci yang lain dan
kapasitas desain maksimal masing-masing MUR. Berikut variasi Flow untuk masing-
masing MUR pada Week 12:
12
Fluktuasi COD inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari banyak atau sedikitnya beban
pencemar soluble yang dibuang oleh plant produksi untuk diolah di WWT, semakin
tinggi nilai COD maka kinerja WWT akan semakin berat dalam menguraikan beban
pencemar tersebut, maka Ketika nilai COD beranjak naik tinggi operasional WWT akan
disesuaikan juga agar WWT tidak terjadi shock loading, lebih-lebih kolaps. Fluktuasi COD
inlet pada Week 12 Terendah 1200 mg/l dan tertinggi 2010 mg/l. Sedangkan untuk COD
outlet dari ketiga MUR juga bervariasi tergantung operasional dan kinerja masing-
masing MUR. Berikut Variasi COD Outlet untuk masing-masing MUR pada Week 12:
MUR 2 Variasi COD Outlet terendah 315 mg/l dan tertinggi 351 mg/l
MUR 3 Variasi COD Outlet terendah 315 mg/l dan tertinggi 360 mg/l
MUR 4 Variasi COD Outlet terendah 241 mg/l dan tertinggi 329 mg/l
Fluktuasi TSS Inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari banyak atau sedikitnya beban
pencemar insoluble yang dibuang oleh plant produksi untuk diolah di WWT. Semakin
tinggi nilai TSS Inletmaka kinerja WWT akan semakin berat dalam menguraikannya,
maka Ketika nilai TSS Inlet dalam suatu WWT terlalu tinggi, harus dilakukan pre-
treatment pemisahan suspended solid terlebih dahulu sebelum diolah di main
treatment WWT. Fluktuasi TSS Inlet pada Week 12 terendah 116 mg/l dan tertinggi 154
mg/l. Sedangkan untuk TSS Outlet dari ketiga MUR juga bervariasi tergantung
operasional dan kinerja masing-masing MUR. Berikut Variasi TSS Outlet untuk masing-
masing MUR pada Week 12:
MUR 2 Variasi TSS Outlet terendah 126 mg/l dan tertinggi 161 mg/l
MUR 3 Variasi TSS Outlet terendah 73 mg/l dan tertinggi 250 mg/l
MUR 4 Variasi TSS Outlet terendah 73 mg/l dan tertinggi 118 mg/l
1
Fluktuasi pH inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari jenis buangan air limbah oleh plant
produksi untuk diolah di WWT. pH Inlet di atur dan disetel dengan range 8,5 – 10 untuk
membantu kinerja WWT dalam menguraikan air limbah, maka Ketika nilai pH Inlet
dalam suatu WWT terlalu tinggi harus dilakukan dilution atau penambahan kimia
penurun pH begitu juga seballiknya ketika nilai pH inlet dalam suatu WWT terlalu rendah
harus dilakukan dilakukan dilution atau penambahan kimia menaikkan pH. Fluktuasi pH
Inlet pada Week 12 terendah 10,4 dan tertinggi 11,8. Sedangkan untuk pH Outlet dari
ketiga MUR juga bervariasi tergantung operasional dan kinerja masing-masing MUR.
Berikut variasi pH outlet untuk masing-masing MUR pada Week 12 :
MUR 2 Variasi pH Outlet terendah 7,1 dan tertinggi 7,4
MUR 3 Variasi pH Outlet terendah 7,1 dan tertinggi 7,3
MUR 4 Variasi pH Outlet terendah 7,1 dan tertinggi 7,3
Fluktuasi VFA dan Alkalinity berkaitan erat satu sama lain dimana VFA adalah hasil
intermediate dari proses penguraian hidrolisis air limbah secara alami dan ditandai
dengan penurunan pH sedangkan Alkalinity adalah nilai buffer penyeimbang pH didalam
reactor anaerobic yang berfungsi untuk menahan laju keasaman yang diakibatkan
munculnya VFA. Maka dari itu rasio kesetimbangan VFA/Alkalinity ditahan di 0,1-0,2.
Fluktuasi VFA Inlet pada Week 12 terendah 372 mg/l dan tertinggi 1064 mg/l, fluktuasi
Alkalinity Inlet terendah 390 mg/l dan tertinggi 1255 mg/l. Sedangkan untuk fluktuasi
VFA dan Alkalinity dari ketiga MUR bervariasi tergantung operasional, kinerja dan
kapasitas desain masing-masing MUR. Berikut variasi VFA dan Alkalinity untuk masing-
masing MUR pada Week 12:
MUR 2 Variasi VFA terendah 201 mg/l dan tertinggi 279 mg/l, Variasi Alkalinity terendah
1040 mg/l dan tertinggi 1595 mg/l
MUR 3 Variasi VFA terendah 181 mg/l dan tertinggi 274 mg/l. Variasi Alkalinity terendah
1220 mg/l dan tertinggi 1518 mg/l
MUR 4 Variasi VFA terendah 247 mg/l dan tertinggi 445 mg/l. Variasi Alkalinity terendah
910 mg/l dan tertinggi 1340 mg/l
12
Week 13
WEEK 13
40
30 32 31
20 21 22 20 20 16 MUR 2
21 15 18
10 18 MUR 3
Flow
13 17 11
0 MUR 4
WEEK 13
9300
10000
8000
6000 2520 2290 2800 2720
COD IN
WEEK 13
1500 1314
1000 MUR 2
COD OUT
WEEK 13
400 277 320
300 197 194 6
200 16 144
118
TSS IN
100
0 TSS IN
1
WEEK 13
200 115507
150 138 154
146
134 132
100 124 105 MUR 2
104 90 113
TSS OUT50 98 MUR 3
69
0 MUR 4
WEEK 13
11 10
10
9 9 9
10 9
p
9 9 9
9 pH IN
WEEK 13
7,4
77,,33 7,2
7,2 7,1
7,1
7,0 7,1
7,0 7,0
7,0 7,0 7,1 7,0 MUR 2
p
6,8 MUR 3
6,6 MUR 4
6,4
WEEK 13
832 934
1000 742 688 679
800 510
600 275
VFA IN
400
200 VFA IN
0
WEEK 13
600
400
200 243 242 MUR 2
223760 199 MUR 3
VFA OUT
17603 196 1826 19819116657
MUR 4
0
WEEK 13
1500 1015 975 890
1000 835
500 555 565
365
ALKANITY IN
ALK IN
0
WEEK 13
2000
1500 14080 1460 11029550
ALKANITY OUT
1350 MUR 2
1000 1109605 1273 1130 1111430011122203
500 MUR 3
0 MUR 4
Dari grafik yang ditampilkan diatas adalah grafik dari 6 parameter yang telah disebutkan
kegunaan dan pentingnya parameter-parameter tersebut. Week 13 mencakup tanggal
24 Juni – 30 Juni 2022.
Penentuan flow dari ketiga MUR bervariasi berdasarkan parameter kunci yang lain dan
kapasitas desain maksimal masing-masing MUR. Berikut variasi Flow untuk masing-
masing MUR pada Week 13:
1
Fluktuasi COD inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari banyak atau sedikitnya beban
pencemar soluble yang dibuang oleh plant produksi untuk diolah di WWT, semakin
tinggi nilai COD maka kinerja WWT akan semakin berat dalam menguraikan beban
pencemar tersebut, maka Ketika nilai COD beranjak naik tinggi operasional WWT akan
disesuaikan juga agar WWT tidak terjadi shock loading, lebih-lebih kolaps. Fluktuasi COD
inlet pada Week 13 Terendah 890 mg/l dan tertinggi 9300 mg/l. Sedangkan untuk COD
outlet dari ketiga MUR juga bervariasi tergantung operasional dan kinerja masing-
masing MUR. Berikut Variasi COD Outlet untuk masing-masing MUR pada Week 13:
MUR 2 Variasi COD Outlet terendah 151 mg/l dan tertinggi 1314 mg/l
MUR 3 Variasi COD Outlet terendah 258 mg/l dan tertinggi 477 mg/l
MUR 4 Variasi COD Outlet terendah 147 mg/l dan tertinggi 258 mg/l
Fluktuasi TSS Inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari banyak atau sedikitnya beban
pencemar insoluble yang dibuang oleh plant produksi untuk diolah di WWT. Semakin
tinggi nilai TSS Inletmaka kinerja WWT akan semakin berat dalam menguraikannya,
maka Ketika nilai TSS Inlet dalam suatu WWT terlalu tinggi, harus dilakukan pre-
treatment pemisahan suspended solid terlebih dahulu sebelum diolah di main
treatment WWT. Fluktuasi TSS Inlet pada Week 13 terendah 118 mg/l dan tertinggi 320
mg/l. Sedangkan untuk TSS Outlet dari ketiga MUR juga bervariasi tergantung
operasional dan kinerja masing-masing MUR. Berikut Variasi TSS Outlet untuk masing-
masing MUR pada Week 13:
MUR 2 Variasi TSS Outlet terendah 90 mg/l dan tertinggi 150 mg/l
MUR 3 Variasi TSS Outlet terendah 69 mg/l dan tertinggi 134 mg/l
MUR 4 Variasi TSS Outlet terendah 68 mg/l dan tertinggi 119 mg/l
12
Fluktuasi pH inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari jenis buangan air limbah oleh plant
produksi untuk diolah di WWT. pH Inlet di atur dan disetel dengan range 8,5 – 10 untuk
membantu kinerja WWT dalam menguraikan air limbah, maka Ketika nilai pH Inlet
dalam suatu WWT terlalu tinggi harus dilakukan dilution atau penambahan kimia
penurun pH begitu juga seballiknya ketika nilai pH inlet dalam suatu WWT terlalu rendah
harus dilakukan dilakukan dilution atau penambahan kimia menaikkan pH. Fluktuasi pH
Inlet pada Week 13 terendah 9,2 dan tertinggi 10,6. Sedangkan untuk pH Outlet dari
ketiga MUR juga bervariasi tergantung operasional dan kinerja masing-masing MUR.
Berikut variasi pH outlet untuk masing-masing MUR pada Week 13 :
MUR 2 Variasi pH Outlet terendah 7,0 dan tertinggi 7,3
MUR 3 Variasi pH Outlet terendah 7,0 dan tertinggi 7,3
MUR 4 Variasi pH Outlet terendah 6,8 dan tertinggi 7,2
Fluktuasi VFA dan Alkalinity berkaitan erat satu sama lain dimana VFA adalah hasil
intermediate dari proses penguraian hidrolisis air limbah secara alami dan ditandai
dengan penurunan pH sedangkan Alkalinity adalah nilai buffer penyeimbang pH didalam
reactor anaerobic yang berfungsi untuk menahan laju keasaman yang diakibatkan
munculnya VFA. Maka dari itu rasio kesetimbangan VFA/Alkalinity ditahan di 0,1-0,2.
Fluktuasi VFA Inlet pada Week 13 terendah 275 mg/l dan tertinggi 934 mg/l, fluktuasi
Alkalinity Inlet terendah 555 mg/l dan tertinggi 1015 mg/l. Sedangkan untuk fluktuasi
VFA dan Alkalinity dari ketiga MUR bervariasi tergantung operasional, kinerja dan
kapasitas desain masing-masing MUR. Berikut variasi VFA dan Alkalinity untuk masing-
masing MUR pada Week 13:
MUR 2 Variasi VFA terendah 163 mg/l dan tertinggi 246 mg/l, Variasi Alkalinity terendah
1065 mg/l dan tertinggi 1460 mg/l
MUR 3 Variasi VFA terendah 167 mg/l dan tertinggi 270 mg/l. Variasi Alkalinity terendah
1130 mg/l dan tertinggi 1480 mg/l
MUR 4 Variasi VFA terendah 182 mg/l dan tertinggi 279 mg/l. Variasi Alkalinity terendah
1010 mg/l dan tertinggi 1390 mg/l
1
Week 14
WEEK 14
40
30 33 31 28
29 30
20 20 20 19 MUR 2
21 18
20 20 21 MUR 3
10
Flow
14 MUR 4
0
WEEK 14
3550 35403430
4000 3100
2280
3000 1850
2000
840
COD IN
1000
0 COD in
WEEK 14
1000
781
MUR 2
500 466
COD OUT
WEEK 14
268 254 248
300 220 23 2
167 154
200
100
TSS IN
TSS IN
0
13
WEEK 14
300 269
197
200 188 175162 141 MUR 2
1574 153
TSS OUT
111 120 132 85 MUR 3
100
86 MUR 4
0
WEEK 14
12
15
9 10 10 9 10 10
10
p
5
pH IN
0
WEEK 14
7,3
7,2 7,2
7,2
7,1 77,,21 7,1 MUR 2
7,1 7,1
p
7,1 7,1
7,0 7,1 7,0 7,0 7,1 MUR 3
6,9 MUR 4
WEEK 14
815 6
1000 780 598 758 78 710
800 471
600
VFA IN
400
200 VFA IN
0
WEEK 14
600
400
200 286 MUR 2
213
181
222349 MUR 3
VFA OUT
25369 250 23059 2231 191
220 MUR 4
0
WEEK 14
830 890 865
1000 630 670 770
800
600 325
ALKANITY IN
400
200 ALK IN
0
WEEK 14
2000
1500 14973 1410 1430
1395 11006208
ALKANITY OUT
Dari grafik yang ditampilkan diatas adalah grafik dari 6 parameter yang telah disebutkan
kegunaan dan pentingnya parameter-parameter tersebut. Week 14 mencakup tanggal 1
Juli – 7 Juli 2022.
Penentuan flow dari ketiga MUR bervariasi berdasarkan parameter kunci yang lain dan
kapasitas desain maksimal masing-masing MUR. Berikut variasi Flow untuk masing-
masing MUR pada Week 14:
13
Fluktuasi COD inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari banyak atau sedikitnya beban
pencemar soluble yang dibuang oleh plant produksi untuk diolah di WWT, semakin
tinggi nilai COD maka kinerja WWT akan semakin berat dalam menguraikan beban
pencemar tersebut, maka Ketika nilai COD beranjak naik tinggi operasional WWT akan
disesuaikan juga agar WWT tidak terjadi shock loading, lebih-lebih kolaps. Fluktuasi COD
inlet pada Week 14 Terendah 840 mg/l dan tertinggi 3550 mg/l. Sedangkan untuk COD
outlet dari ketiga MUR juga bervariasi tergantung operasional dan kinerja masing-
masing MUR. Berikut Variasi COD Outlet untuk masing-masing MUR pada Week 14:
MUR 2 Variasi COD Outlet terendah 213 mg/l dan tertinggi 466 mg/l
MUR 3 Variasi COD Outlet terendah 244 mg/l dan tertinggi 781 mg/l
MUR 4 Variasi COD Outlet terendah 191 mg/l dan tertinggi 339 mg/l
Fluktuasi TSS Inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari banyak atau sedikitnya beban
pencemar insoluble yang dibuang oleh plant produksi untuk diolah di WWT. Semakin
tinggi nilai TSS Inletmaka kinerja WWT akan semakin berat dalam menguraikannya,
maka Ketika nilai TSS Inlet dalam suatu WWT terlalu tinggi, harus dilakukan pre-
treatment pemisahan suspended solid terlebih dahulu sebelum diolah di main
treatment WWT. Fluktuasi TSS Inlet pada Week 14 terendah 154 mg/l dan tertinggi 268
mg/l. Sedangkan untuk TSS Outlet dari ketiga MUR juga bervariasi tergantung
operasional dan kinerja masing-masing MUR. Berikut Variasi TSS Outlet untuk masing-
masing MUR pada Week 14:
MUR 2 Variasi TSS Outlet terendah 141 mg/l dan tertinggi 269 mg/l
MUR 3 Variasi TSS Outlet terendah 85 mg/l dan tertinggi 153 mg/l
MUR 4 Variasi TSS Outlet terendah 118 mg/l dan tertinggi 237 mg/l
1
Fluktuasi pH inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari jenis buangan air limbah oleh plant
produksi untuk diolah di WWT. pH Inlet di atur dan disetel dengan range 8,5 – 10 untuk
membantu kinerja WWT dalam menguraikan air limbah, maka Ketika nilai pH Inlet
dalam suatu WWT terlalu tinggi harus dilakukan dilution atau penambahan kimia
penurun pH begitu juga seballiknya ketika nilai pH inlet dalam suatu WWT terlalu rendah
harus dilakukan dilakukan dilution atau penambahan kimia menaikkan pH. Fluktuasi pH
Inlet pada Week 14 terendah 9,4 dan tertinggi 12,2. Sedangkan untuk pH Outlet dari
ketiga MUR juga bervariasi tergantung operasional dan kinerja masing-masing MUR.
Berikut variasi pH outlet untuk masing-masing MUR pada Week 14 :
MUR 2 Variasi pH Outlet terendah 7,0 dan tertinggi 7,2
MUR 3 Variasi pH Outlet terendah 7,0 dan tertinggi 7,2
MUR 4 Variasi pH Outlet terendah 7,1 dan tertinggi 7,1
Fluktuasi VFA dan Alkalinity berkaitan erat satu sama lain dimana VFA adalah hasil
intermediate dari proses penguraian hidrolisis air limbah secara alami dan ditandai
dengan penurunan pH sedangkan Alkalinity adalah nilai buffer penyeimbang pH didalam
reactor anaerobic yang berfungsi untuk menahan laju keasaman yang diakibatkan
munculnya VFA. Maka dari itu rasio kesetimbangan VFA/Alkalinity ditahan di 0,1-0,2.
Fluktuasi VFA Inlet pada Week 14 terendah 471 mg/l dan tertinggi 815 mg/l, fluktuasi
Alkalinity Inlet terendah 325 mg/l dan tertinggi 890 mg/l. Sedangkan untuk fluktuasi VFA
dan Alkalinity dari ketiga MUR bervariasi tergantung operasional, kinerja dan kapasitas
desain masing-masing MUR. Berikut variasi VFA dan Alkalinity untuk masing-masing
MUR pada Week 14:
MUR 2 Variasi VFA terendah 191 mg/l dan tertinggi 286 mg/l, Variasi Alkalinity terendah
960 mg/l dan tertinggi 1593 mg/l
MUR 3 Variasi VFA terendah 181 mg/l dan tertinggi 256 mg/l. Variasi Alkalinity terendah
1008 mg/l dan tertinggi 1473 mg/l
MUR 4 Variasi VFA terendah 212 mg/l dan tertinggi 420 mg/l. Variasi Alkalinity terendah
963 mg/l dan tertinggi 1408 mg/l
13
Week 15
WEEK 15
60
40 35
20 30 34 MUR 2
27 30 33 27
28 22 25 MUR 3
Flow
20 21 22 23
MUR 4
0
WEEK 15
5000 3950
4000 2950 2760 2870 2100
3000 1830
COD IN
2000 590
1000 COD in
0
WEEK 15
400 319 366 333316
300 2964 261 308
200 223487 265 MUR 2
225 232
COD OUT
100 MUR 3
0 MUR 4
WEEK 15
212 231
250 195 193 19 6
163
200 138
150
TSS IN
100
50 TSS IN
0
1
WEEK 15
300
200 207
173 174 137 MUR 2
1412 128 165
TSS OUT 138 107 MUR 3
100 102 94
80 79 MUR 4
0
WEEK 15
10
11
10
10 9 9 9
9 9
p
9 9
9 pH IN
WEEK 15
7,3
7,2 7,2 7,2 7,1
7,1 7,01 77,,11 7,1 MUR 2
7,1 7,0 7,1
p
WEEK 15
628 698
800 607 9 545
510 58 474
600
400
VFA IN
200
0 VFA IN
WEEK 15
300
200 191 186
19 207 192
163 183 MUR 2
71 182 1679 153
148 164 MUR 3
VFA OUT
100
MUR 4
0
WEEK 15
1000 785 610
5 5
800 435 55 61 430 59
5
600
ALKANITY IN
400
200 ALK IN
0
WEEK 15
1500 1223 11102885
1000 10985 1110 11000905 1093
1906555 1068
ALKANITY OUT
983 MUR 2
858
500MUR 3
0MUR 4
Dari grafik yang ditampilkan diatas adalah grafik dari 6 parameter yang telah disebutkan
kegunaan dan pentingnya parameter-parameter tersebut. Week 15 mencakup tanggal 8
Juli – 14 Juli 2022.
Penentuan flow dari ketiga MUR bervariasi berdasarkan parameter kunci yang lain dan
kapasitas desain maksimal masing-masing MUR. Berikut variasi Flow untuk masing-
masing MUR pada Week 15:
1
Fluktuasi COD inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari banyak atau sedikitnya beban
pencemar soluble yang dibuang oleh plant produksi untuk diolah di WWT, semakin
tinggi nilai COD maka kinerja WWT akan semakin berat dalam menguraikan beban
pencemar tersebut, maka Ketika nilai COD beranjak naik tinggi operasional WWT akan
disesuaikan juga agar WWT tidak terjadi shock loading, lebih-lebih kolaps. Fluktuasi COD
inlet pada Week 15 Terendah 590 mg/l dan tertinggi 2950 mg/l. Sedangkan untuk COD
outlet dari ketiga MUR juga bervariasi tergantung operasional dan kinerja masing-
masing MUR. Berikut Variasi COD Outlet untuk masing-masing MUR pada Week 15:
MUR 2 Variasi COD Outlet terendah 232 mg/l dan tertinggi 366 mg/l
MUR 3 Variasi COD Outlet terendah 225 mg/l dan tertinggi 336 mg/l
MUR 4 Variasi COD Outlet terendah 161 mg/l dan tertinggi 337 mg/l
Fluktuasi TSS Inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari banyak atau sedikitnya beban
pencemar insoluble yang dibuang oleh plant produksi untuk diolah di WWT. Semakin
tinggi nilai TSS Inletmaka kinerja WWT akan semakin berat dalam menguraikannya,
maka Ketika nilai TSS Inlet dalam suatu WWT terlalu tinggi, harus dilakukan pre-
treatment pemisahan suspended solid terlebih dahulu sebelum diolah di main
treatment WWT. Fluktuasi TSS Inlet pada Week 15 terendah 163 mg/l dan tertinggi 231
mg/l. Sedangkan untuk TSS Outlet dari ketiga MUR juga bervariasi tergantung
operasional dan kinerja masing-masing MUR. Berikut Variasi TSS Outlet untuk masing-
masing MUR pada Week 15:
MUR 2 Variasi TSS Outlet terendah 151 mg/l dan tertinggi 207 mg/l
MUR 3 Variasi TSS Outlet terendah 79 mg/l dan tertinggi 142 mg/l
MUR 4 Variasi TSS Outlet terendah 107 mg/l dan tertinggi 162 mg/l
13
Fluktuasi pH inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari jenis buangan air limbah oleh plant
produksi untuk diolah di WWT. pH Inlet di atur dan disetel dengan range 8,5 – 10 untuk
membantu kinerja WWT dalam menguraikan air limbah, maka Ketika nilai pH Inlet
dalam suatu WWT terlalu tinggi harus dilakukan dilution atau penambahan kimia
penurun pH begitu juga seballiknya ketika nilai pH inlet dalam suatu WWT terlalu rendah
harus dilakukan dilakukan dilution atau penambahan kimia menaikkan pH. Fluktuasi pH
Inlet pada Week 15 terendah 9,1 dan tertinggi 10,7. Sedangkan untuk pH Outlet dari
ketiga MUR juga bervariasi tergantung operasional dan kinerja masing-masing MUR.
Berikut variasi pH outlet untuk masing-masing MUR pada Week 15 :
MUR 2 Variasi pH Outlet terendah 7,0 dan tertinggi 7,1
MUR 3 Variasi pH Outlet terendah 7,0 dan tertinggi 7,2
MUR 4 Variasi pH Outlet terendah 7,0 dan tertinggi 7,1
Fluktuasi VFA dan Alkalinity berkaitan erat satu sama lain dimana VFA adalah hasil
intermediate dari proses penguraian hidrolisis air limbah secara alami dan ditandai
dengan penurunan pH sedangkan Alkalinity adalah nilai buffer penyeimbang pH didalam
reactor anaerobic yang berfungsi untuk menahan laju keasaman yang diakibatkan
munculnya VFA. Maka dari itu rasio kesetimbangan VFA/Alkalinity ditahan di 0,1-0,2.
Fluktuasi VFA Inlet pada Week 15 terendah 474 mg/l dan tertinggi 698 mg/l, fluktuasi
Alkalinity Inlet terendah 435 mg/l dan tertinggi 785 mg/l. Sedangkan untuk fluktuasi VFA
dan Alkalinity dari ketiga MUR bervariasi tergantung operasional, kinerja dan kapasitas
desain masing-masing MUR. Berikut variasi VFA dan Alkalinity untuk masing-masing
MUR pada Week 15:
MUR 2 Variasi VFA terendah 171 mg/l dan tertinggi 191 mg/l, Variasi Alkalinity terendah
858 mg/l dan tertinggi 1223 mg/l
MUR 3 Variasi VFA terendah 148 mg/l dan tertinggi 207 mg/l. Variasi Alkalinity terendah
983 mg/l dan tertinggi 1110 mg/l
MUR 4 Variasi VFA terendah 157 mg/l dan tertinggi 278 mg/l. Variasi Alkalinity terendah
1045 mg/l dan tertinggi 1103 mg/l
1
Week 16
WEEK 16
60
40
37 29 31 MUR 2
31 30 30
26 20 29 21 MUR 3
Flow
20 26 23 21 24
MUR 4
0
WEEK 16
6000 4950
3480 3810
4000 2510
2000 1450 66 1470
DEBIT
0
COD in
0
WEEK 16
800
592
600
400 510 MUR 2
312
COD OUT
WEEK 16
215 205
250 192
200
159 158 16 6
136
150
TSS IN
100
50 TSS IN
0
14
WEEK 16
300
226 272
200 207 192 115504 MUR 2
148 172 141
TSS OUT
121 105 126 MUR 3
10096 103
MUR 4
0
WEEK 16
10,2 10,2
10,5 9, 9 10,0
10,0 9, 6
9,5 9, 5
p
9,0 88
, pH IN
8,5
WEEK 16
7,2
7,2 7,1 77,,01
7,0 7,01 7,1
7,0 7,0 7,0 7,1
7,0 MUR 2
p
6,9 6,9
6,8 MUR 3
6,6 MUR 4
WEEK 16
934
1000 80 9
690
800 581 449 42 527
600 0
VFA IN
400
200 VFA IN
0
WEEK 16
300
200 215 220314 226 117727
1886 206 186 201
160 MUR 2
171
MUR 3
VFA OUT
100
MUR 4
0
WEEK 16
2210
2500
2000 1125 1125
1500 630 560 42
0 390
ALKANITY IN
1000
500 ALK IN
0
WEEK 16
2000
1495
1500 1298
ALKANITY OUT
Dari grafik yang ditampilkan diatas adalah grafik dari 6 parameter yang telah disebutkan
kegunaan dan pentingnya parameter-parameter tersebut. Week 16 mencakup tanggal
15 Juli – 21 Juli 2022.
Penentuan flow dari ketiga MUR bervariasi berdasarkan parameter kunci yang lain dan
kapasitas desain maksimal masing-masing MUR. Berikut variasi Flow untuk masing-
masing MUR pada Week 16:
14
Fluktuasi COD inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari banyak atau sedikitnya beban
pencemar soluble yang dibuang oleh plant produksi untuk diolah di WWT, semakin
tinggi nilai COD maka kinerja WWT akan semakin berat dalam menguraikan beban
pencemar tersebut, maka Ketika nilai COD beranjak naik tinggi operasional WWT akan
disesuaikan juga agar WWT tidak terjadi shock loading, lebih-lebih kolaps. Fluktuasi COD
inlet pada Week 16 Terendah 660 mg/l dan tertinggi 3810 mg/l. Sedangkan untuk COD
outlet dari ketiga MUR juga bervariasi tergantung operasional dan kinerja masing-
masing MUR. Berikut Variasi COD Outlet untuk masing-masing MUR pada Week 16:
MUR 2 Variasi COD Outlet terendah 199 mg/l dan tertinggi 510 mg/l
MUR 3 Variasi COD Outlet terendah 159 mg/l dan tertinggi 375 mg/l
MUR 4 Variasi COD Outlet terendah 159 mg/l dan tertinggi 351
mg/l
Fluktuasi TSS Inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari banyak atau sedikitnya beban
pencemar insoluble yang dibuang oleh plant produksi untuk diolah di WWT. Semakin
tinggi nilai TSS Inletmaka kinerja WWT akan semakin berat dalam menguraikannya,
maka Ketika nilai TSS Inlet dalam suatu WWT terlalu tinggi, harus dilakukan pre-
treatment pemisahan suspended solid terlebih dahulu sebelum diolah di main
treatment WWT. Fluktuasi TSS Inlet pada Week 16 terendah 136 mg/l dan tertinggi 215
mg/l. Sedangkan untuk TSS Outlet dari ketiga MUR juga bervariasi tergantung
operasional dan kinerja masing-masing MUR. Berikut Variasi TSS Outlet untuk masing-
masing MUR pada Week 16:
MUR 2 Variasi TSS Outlet terendah 148 mg/l dan tertinggi 226 mg/l
MUR 3 Variasi TSS Outlet terendah 96 mg/l dan tertinggi 272 mg/l
MUR 4 Variasi TSS Outlet terendah 125 mg/l dan tertinggi 169 mg/l
1
Fluktuasi pH inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari jenis buangan air limbah oleh plant
produksi untuk diolah di WWT. pH Inlet di atur dan disetel dengan range 8,5 – 10 untuk
membantu kinerja WWT dalam menguraikan air limbah, maka Ketika nilai pH Inlet dalam
suatu WWT terlalu tinggi harus dilakukan dilution atau penambahan kimia penurun pH
begitu juga seballiknya ketika nilai pH inlet dalam suatu WWT terlalu rendah harus
dilakukan dilakukan dilution atau penambahan kimia menaikkan pH. Fluktuasi pH Inlet
pada Week 16 terendah 9,5 dan tertinggi 10,2. Sedangkan untuk pH Outlet dari ketiga
MUR juga bervariasi tergantung operasional dan kinerja masing-masing MUR. Berikut
variasi pH outlet untuk masing-masing MUR pada Week 16 :
MUR 2 Variasi pH Outlet terendah 6,9 dan tertinggi 7,2
MUR 3 Variasi pH Outlet terendah 7,0 dan tertinggi 7,1
MUR 4 Variasi pH Outlet terendah 7,0 dan tertinggi 7,1
Fluktuasi VFA dan Alkalinity berkaitan erat satu sama lain dimana VFA adalah hasil
intermediate dari proses penguraian hidrolisis air limbah secara alami dan ditandai
dengan penurunan pH sedangkan Alkalinity adalah nilai buffer penyeimbang pH didalam
reactor anaerobic yang berfungsi untuk menahan laju keasaman yang diakibatkan
munculnya VFA. Maka dari itu rasio kesetimbangan VFA/Alkalinity ditahan di 0,1-0,2.
Fluktuasi VFA Inlet pada Week 16 terendah 420 mg/l dan tertinggi 934 mg/l, fluktuasi
Alkalinity Inlet terendah 390 mg/l dan tertinggi 2210 mg/l. Sedangkan untuk fluktuasi
VFA dan Alkalinity dari ketiga MUR bervariasi tergantung operasional, kinerja dan
kapasitas desain masing-masing MUR. Berikut variasi VFA dan Alkalinity untuk masing-
masing MUR pada Week 16:
MUR 2 Variasi VFA terendah 160 mg/l dan tertinggi 226 mg/l, Variasi Alkalinity terendah
1008 mg/l dan tertinggi 1495 mg/l
MUR 3 Variasi VFA terendah 171 mg/l dan tertinggi 234 mg/l. Variasi Alkalinity terendah
1100 mg/l dan tertinggi 1360 mg/l
MUR 4 Variasi VFA terendah 163 mg/l dan tertinggi 240 mg/l. Variasi Alkalinity terendah
1020 mg/l dan tertinggi 1282 mg/l
14
Week 17
WEEK 17
60
40
31 34 33 31 MUR 2
20 33 32
24 25 29 25 25 MUR 3
Flow
25 25 23
MUR 4
0
WEEK 17
3490
4000
3000 1960 1600 1820 1210 110
2000 0
810
DEBIT
1000
0 COD in
WEEK 17
400
300 322939 289
200 269 129327 129386 265 164 MUR 2
235 202
190
COD
WEEK 17
202
250 176 3 158 177
200 140 15 123
150
TSS IN
100
50 TSS IN
0
1
WEEK 17
300 282 269
195
200 191 MUR 2
131 138 99
TSS OUT 134 131 MUR 3
100 136 110060 110236
MUR 4
0
WEEK 17
11,4
11,5 10,9 10,9
11,0 10,5
10,5 10,2
p
10,0 9,7 9, 8
9,5 pH IN
WEEK 17
7,2 7,2
7,1 7,1 7,1 7,2 7,1
7,1
7,0 7,1 7,1 7,0 MUR 2
p
6,9 7,0
MUR 3
6,8
MUR 4
WEEK 17
800 606 659 661 581 671
454 533
600
400
VFA IN
200
0 VFA IN
WEEK 17
300
200 117868
163
182 177
184 195 18626 177 MUR 2
1762 176 165
MUR 3
VFA OUT
100
MUR 4
0
WEEK 17
1320
1500 1070 1145 1035
995
865
1000 645
500
ALKANITY IN
ALK IN
0
WEEK 17
1500 11119705
1060 13 3
0
1000 11123485 1080
ALKANITY OUT
Penentuan flow dari ketiga MUR bervariasi berdasarkan parameter kunci yang lain dan
kapasitas desain maksimal masing-masing MUR. Berikut variasi Flow untuk masing-
masing MUR pada Week 16:
MUR 2 Variasi Flow terendah 29m3/h dan tertinggi 34m3/h.
1
Fluktuasi COD inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari banyak atau sedikitnya beban
pencemar soluble yang dibuang oleh plant produksi untuk diolah di WWT, semakin
tinggi nilai COD maka kinerja WWT akan semakin berat dalam menguraikan beban
pencemar tersebut, maka Ketika nilai COD beranjak naik tinggi operasional WWT akan
disesuaikan juga agar WWT tidak terjadi shock loading, lebih-lebih kolaps. Fluktuasi COD
inlet pada Week 17 Terendah 810 mg/l dan tertinggi 3490 mg/l. Sedangkan untuk COD
outlet dari ketiga MUR juga bervariasi tergantung operasional dan kinerja masing-
masing MUR. Berikut Variasi COD Outlet untuk masing-masing MUR pada Week 17:
MUR 2 Variasi COD Outlet terendah 175 mg/l dan tertinggi 323 mg/l
MUR 3 Variasi COD Outlet terendah 235 mg/l dan tertinggi 299 mg/l
MUR 4 Variasi COD Outlet terendah 123 mg/l dan tertinggi 231 mg/l
Fluktuasi TSS Inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari banyak atau sedikitnya beban
pencemar insoluble yang dibuang oleh plant produksi untuk diolah di WWT. Semakin
tinggi nilai TSS Inletmaka kinerja WWT akan semakin berat dalam menguraikannya,
maka Ketika nilai TSS Inlet dalam suatu WWT terlalu tinggi, harus dilakukan pre-
treatment pemisahan suspended solid terlebih dahulu sebelum diolah di main
treatment WWT. Fluktuasi TSS Inlet pada Week 17 terendah 123 mg/l dan tertinggi 202
mg/l. Sedangkan untuk TSS Outlet dari ketiga MUR juga bervariasi tergantung
operasional dan kinerja masing-masing MUR. Berikut Variasi TSS Outlet untuk masing-
masing MUR pada Week 17:
MUR 2 Variasi TSS Outlet terendah 99 mg/l dan tertinggi 138 mg/l
MUR 3 Variasi TSS Outlet terendah 106 mg/l dan tertinggi 282 mg/l
MUR 4 Variasi TSS Outlet terendah 94 mg/l dan tertinggi 134 mg/l
14
Fluktuasi pH inlet untuk ketiga MUR didasarkan dari jenis buangan air limbah oleh plant
produksi untuk diolah di WWT. pH Inlet di atur dan disetel dengan range 8,5 – 10 untuk
membantu kinerja WWT dalam menguraikan air limbah, maka Ketika nilai pH Inlet
dalam suatu WWT terlalu tinggi harus dilakukan dilution atau penambahan kimia
penurun pH begitu juga seballiknya ketika nilai pH inlet dalam suatu WWT terlalu rendah
harus dilakukan dilakukan dilution atau penambahan kimia menaikkan pH. Fluktuasi pH
Inlet pada Week 17 terendah 9,7 dan tertinggi 11,4. Sedangkan untuk pH Outlet dari
ketiga MUR juga bervariasi tergantung operasional dan kinerja masing-masing MUR.
Berikut variasi pH outlet untuk masing-masing MUR pada Week 17 :
MUR 2 Variasi pH Outlet terendah 7,0 dan tertinggi 7,1
MUR 3 Variasi pH Outlet terendah 7,0 dan tertinggi 7,2
MUR 4 Variasi pH Outlet terendah 7,0 dan tertinggi 7,1
Fluktuasi VFA dan Alkalinity berkaitan erat satu sama lain dimana VFA adalah hasil
intermediate dari proses penguraian hidrolisis air limbah secara alami dan ditandai
dengan penurunan pH sedangkan Alkalinity adalah nilai buffer penyeimbang pH didalam
reactor anaerobic yang berfungsi untuk menahan laju keasaman yang diakibatkan
munculnya VFA. Maka dari itu rasio kesetimbangan VFA/Alkalinity ditahan di 0,1-0,2.
Fluktuasi VFA Inlet pada Week 17 terendah 454 mg/l dan tertinggi 671 mg/l, fluktuasi
Alkalinity Inlet terendah 645 mg/l dan tertinggi 1320 mg/l. Sedangkan untuk fluktuasi
VFA dan Alkalinity dari ketiga MUR bervariasi tergantung operasional, kinerja dan
kapasitas desain masing-masing MUR. Berikut variasi VFA dan Alkalinity untuk masing-
masing MUR pada Week 17:
MUR 2 Variasi VFA terendah 162 mg/l dan tertinggi 177 mg/l, Variasi Alkalinity terendah
1008 mg/l dan tertinggi 1373 mg/l
MUR 3 Variasi VFA terendah 165 mg/l dan tertinggi 195 mg/l. Variasi Alkalinity terendah
1100 mg/l dan tertinggi 1360 mg/l
MUR 4 Variasi VFA terendah 157 mg/l dan tertinggi 268 mg/l. Variasi Alkalinity terendah
995 mg/l dan tertinggi 1360 mg/l
7 Troubleshooting dan Preventive Maintenance
Beberapa poin berikut dapat menjadi acuan dalam membantu mengatasi
masalah pada sistem WWTP. Untuk troubleshooting yang efektif, operator wajib
menentukan kemungkinan penyebab dari suatu masalah dan memilih satu atau lebih
pengukuran yang tepat untuk mengeliminasi masalah. Troubleshooting bisa dimulai
dengan mengetahui system WWTP terlebih dahulu. Berikut 7 pedoman dalam
melakukan troubleshooting.
Mengetahui dengan seksama proses yang sedang dievaluasi dan apa
yang harus dilakukan oleh bagian dari system
Mengetahui semua pola aliran plant WWTP, termasuk aliran dan
sidestreamnya
Mengetahui parameter desain plant WWTP, dan perbandingan
pembebanan actual dengan nilai desain
Mengetahui semua prosedur maintenance, termasuk maintenance
equipment dan tanggung jawab operator
Mengetahui tiap pro ses atau bagian equipment beroperasi secara
normal
Mengetahui cara mengenali suatu kondisi abnormal
Mengetahui alternative-alternatif yang bisa dilakukan ketika terjadi
malfungsi dari sistem
150
15
Naikkan flowrate
recycle MUR
pH salah meter
Ganti pH
electrode/
Sensor yang rusak
2.3 MUR tidak 2.3 VFA pada SP1 2.3 Naikkan flowrate
Bekerja dengan dan MUR outlet recycle MUR
baik
Overloading/ Kurangi inlet feed
Shock loading MUR
3 pH MUR tinggi 3.1 pH inlet MUR 3.1 pH raw air 3.1 Setel pH inlet
pH >8,0 terlalu tinggi limbah, Pre- MUR
acid, dan outlet Dengan
menaikkan
Dosis HCl
3.2 Pembacaan pH 3.2 pH elektroda/ 3.2 Kalibrasi pH
Salah meter meter, ganti pH
elektroda/
Meter yang rusak
3.3 MUR tidak 3.3 VFA pada SP1 3.3 Naikkan flowrate
Bekerja dengan dan MUR outlet recycle MUR
baik
Overloading/ Kurangi inlet feed
Shock loading MUR
4. Methanogenic 4.1 Produksi 4.1 Variasi waktu 4.1 Tambahkan
Sludge tidak methanogenic TSS dan VSS sludge ke MUR
Memadai Sludge terlalu dalam MUR dan
sedikit Setting velocity
4.2 Water sludge 4.2 Cek kebuntuan 4.2 Naikkan recycle
contact tidak Pipa distribusi MUR
15
Optimal Inlet
Flushing pipa
distribusi inlet
dengan air
bertekanan
5. Kekurangan 5.1 Perubahan COD- 5.1 COD-N-P rasio 5.1 Optimalisasi N
Nutrient di N-P rasio Pada raw air atau P nutrient
MUR Pada raw air limbah dan
Limbah MUR Inlet
6 Kekurangan 6.1 Perubahan 6.1 Konsentrasi 6.1 Tambahkan mikro
Micronutrient komposisi air micronutrient nutrient ke air
Limbah limbah untuk
mendapatkan
optimal
kosentrasi
7. Toksisitas 7.1 Regular atau 7.1 Possible 7.1 Lakukan
accident discharge or pencegahan atau
discharge dari source of toxic sediakan buffer
material toxic material kontaminasi
8. Gas production 8.1 COD load MUR 8.1 COD MUR inlet 8.1 Prevent bypass of
Tidak sesuai lebih rendah dari dan outlet. Daily wastewater
dengan Daily normalnya wastewater
COD Removal flow
154
15
Gas metana bersifat eksplosif jika kontak dengan udara. Hindari pencampuran
udara dengan metana dalam rentang udara/metana 20:1 hingga 5:1. Pertahankan
15
tekanan positif di semua saluran biogas untuk mencegah kebocoran udara ke dalam
pipa. Gas metana juga dihasilkan dari lumpur yang dicerna atau dicerna sebagian,
ditemukan di tangki penampungan dan di pemisah lumpur. Oleh karena itu, di mana
pun ada gas, tidak boleh ada asap, percikan api, atau nyala api terbuka apa pun.
Detektor gas harus selalu digunakan sebelum memasuki tangki dan bak tertutup dan
reaktor metana (juga di bawah penutup pemukim!). Di zona berbahaya, instalasi
listrik, termasuk sakelar lampu, perangkat sementara atau perlengkapan harus dari
jenis tahan ledakan.
GAS
9 Attachment
9 Attachment
9.1 Tabel Parameter Analisa MUR
2,3,4,5 MUR 2
WEEK 1
COD
DATE COD IN DEBIT IN
OUT
COD
DATE COD IN DEBIT IN
OUT
COD
DATE COD IN DEBIT IN
OUT
162
COD
DATE COD IN DEBIT IN
OUT
COD
DATE COD IN DEBIT IN
OUT
COD
DATE COD IN DEBIT IN
OUT
COD
DATE COD IN DEBIT IN
OUT
163
19 May 2022 0 5240 15
WEEK 8
COD
DATE COD IN DEBIT IN
OUT
COD
DATE COD IN DEBIT IN
OUT
COD
DATE COD IN DEBIT IN
OUT
COD
DATE COD IN DEBIT IN
OUT
164
15 June 2022 1260 436 32
16 June 2022 2940 370 29
17 June 2022 2010 351 28
WEEK 12
COD
DATE COD IN DEBIT IN
OUT
COD
DATE COD IN DEBIT IN
OUT
COD
DATE COD IN DEBIT IN
OUT
COD
DATE COD IN DEBIT IN
OUT
165
10 July 2022 590 238 27
11 July 2022 2760 235 30
12 July 2022 2870 232 33
13 July 2022 2100 366 34
14 July 2022 3950 331 35
WEEK 16
COD
DATE COD IN DEBIT IN
OUT
COD
DATE COD IN DEBIT IN
OUT
COD
DATE COD IN DEBIT IN
OUT
166
MUR 3
WEEK 1
COD
DATE COD IN DEBIT IN
OUT
COD
DATE COD IN DEBIT IN
OUT
COD
DATE COD IN DEBIT IN
OUT
COD
DATE COD IN DEBIT IN
OUT
167
06 April 2022 5770 793 28
07 April 2022 5320 597 25
08 April 2022 3400 592 23
11 April 2022 4460 380 25
12 April 2022 6960 525 25
13 April 2022 7790 820 22
WEEK 5
COD
DATE COD IN DEBIT IN
OUT
COD
DATE COD IN DEBIT IN
OUT
COD
DATE COD IN DEBIT IN
OUT
168
COD
DATE COD IN DEBIT IN
OUT
COD
DATE COD IN DEBIT IN
OUT
COD
DATE COD IN DEBIT IN
OUT
COD
DATE COD IN DEBIT IN
OUT
169
17 June 2022 2010 351 18
WEEK 12
COD
DATE COD IN DEBIT IN
OUT
COD
DATE COD IN DEBIT IN
OUT
COD
DATE COD IN DEBIT IN
OUT
COD
DATE COD IN DEBIT IN
OUT
170
12 July 2022 2870 265 23
13 July 2022 2100 308 25
14 July 2022 3950 336 27
WEEK 16
COD
DATE COD IN DEBIT IN
OUT
COD
DATE COD IN DEBIT IN
OUT
COD
DATE COD IN DEBIT IN
OUT
171
MUR 4
WEEK 1
172
06 April 2022 5770 501 39
07 April 2022 5320 469 39
08 April 2022 3400 384 38
11 April 2022 4460 303 45
12 April 2022 6960 283 40
13 April 2022 7790 456 50
WEEK 5
173
COD COD DEBIT
DATE
IN OUT IN
174
17 June 2022 2010 363 37
WEEK 12
175
12 July 2022 2870 184 40
13 July 2022 2100 254 43
14 July 2022 3950 337 44
WEEK 16
MUR 5
WEEK 9
COD DEBIT
DATE COD OUT
IN IN
176
30 May 2022 2740 0 5
31 May 2022 1740 326 8
01 June 2022 2170 294 7
02 June 2022 3040 329 6
03 June 2022 2660 192 7
WEEK 10
COD DEBIT
DATE COD OUT
IN IN
COD DEBIT
DATE COD OUT
IN IN
COD DEBIT
DATE COD OUT
IN IN
COD DEBIT
DATE COD OUT
IN IN
177
24 June 2022 2520 228 14
25 June 2022 2290 156 10
26 June 2022 1400 196 13
27 June 2022 2800 259 14
28 June 2022 2720 0 #DIV/0!
29 June 2022 890 0 #DIV/0!
30 June 2022 9300 0 5
WEEK 14
COD DEBIT
DATE COD OUT
IN IN
COD DEBIT
DATE COD OUT
IN IN
COD DEBIT
DATE COD OUT
IN IN
178
COD DEBIT
DATE COD OUT
IN IN
COD DEBIT
DATE COD OUT
IN IN
179
9.2 Lampiran Sludge Profile Checksheet
180
181
End of Lampiran 9.2
182
9.3 Lampiran Tabel Analisa OLR dan SLR MUR 2,3,4,5
183
Tabel OLR dan SLR MUR 4 Bulan
184
Tabel OLR dan SLR MUR 3 Bulan
185
Tabel OLR dan SLR MUR 2 Bulan
186
Tabel OLR dan SLR MUR 4 Bulan
187
Tabel OLR dan SLR MUR 3 Bulan
188
Tabel OLR dan SLR MUR 5 Bulan
189
Tabel OLR dan SLR MUR 4 Bulan
190