Anda di halaman 1dari 9

NAMA : NABILA AGIESTA GRANDYSHANIA

NIM : 1511416048

TUGAS

ISU-ISU PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI

REVIEW JURNAL

Free will in consumer behavior: Self-control, Ego Depletion,

and Choice
Judul Free will in consumer behavior: Self-control, ego

depletion, and choice.

Pengarang Roy F. Baumeister, Erin A. Sparks, Tyler F.

Stillman, Kathleen D. Vohs.

Jurnal Journal of Consumer Psychology

Volume & Volume 18

Halaman Halaman 4-15

Tahun Diterbitkan 24 October 2007

Tersedia online 6 December 2007

Reviewer Nabila Agiesta Grandyshania


Abstrak Perilaku konsumen harus menjadi perhatian utama bagi

banyak psikolog. Karena perilaku konsumen dapat menjadi

hal yang bermanfaat tentang manusia yang terdapat pola-pola

kognisi serta perilaku manusia yang dapat dilihat. Pola-pola

itu termasuk adanya kehendak bebas atau kebebasan.

Kepercayaan pada kehendak bebas adalah meresap dalam

kehidupan sosial manusia dan berkontribusi terhadap

manfaatnya. Evolusi menjadikan manusia sebagai bentuk

kontrol tindakan yang baru, dimana melibatkan apa yang

manusia mengerti dengan kehendak bebas. Kompleksitas dan

fleksibilitasnya cocok dengan bentuk kehidupan sosial

manusia yang khas dalam budaya, dengan banyaknya aturan

abstraknya, rentang waktu yang diperluas, peran

interdependen yang beragam, dan sumber peluang dan

hambatan lainnya. Kontrol diri, tindakan yang direncanakan,

dan rasional pilihan merupakan bentuk-bentuk penting dari

kehendak bebas. Kapasitas untuk pengendalian diri dan

pengambilan keputusan yang cerdas melibatkan sumber daya

yang umum dan terbatas yang menggunakan pasokan energi

dari dalam tubuh. Ketika sumber daya ini habis, pengendalian

diri gagal dan pengambilan keputusan ikut terganggu.

Pendahuluan Seseorang memiliki kehendak bebas tidak didasarkan atau


dibentuk dari sebab eksternal atau peristiwa sebelumnya saja.

Namun pada intinya tindakan dalam kehendak bebas akan

menjadi tindakan acak. Namun, tindakan ini tidak dihargai

atau popular di kehidupan sosial. Jika sesuatu yang

menyerupai kehendak bebas yang sebenarnya dalam

psikologi manusia untuk memenuhi tuntutan baru dan untuk

memfasilitasi jenis baru kehidupan sosial manusia, termasuk

sistem budaya dan pasar ekonomi, maka akan lebih mungkin

melibatkan kapasitas untuk pengendalian diri, mengikuti

aturan, dan pilihan cerdas daripada bertindak secara acak.

Psikologi konsumen menyajikan konteks yang sangat baik

untuk menganalisis dan mempelajari akan konseptualisasi

manusia bebas ini. Pilihan rasional adalah bagian penting dari

menjadi konsumen (Bettman, Luce, & Payne, 1998), seperti

mencari tahu cara mendapatkan yang terbaik untuk uang

seseorang atau bagaimana menghindar memilih produk

inferior (Huber, Payne, & Puto, 1982).

Kontrol diri juga penting, sejauh seseorang harus menahan

godaan dan disiplinkan diri untuk membeli barang-barang

pokok dan untuk meminimalisir dana dari pada membeli apa

pun yang disukai oleh orang lain atau membuat dirinya

merasa lebih baik (Hoch & Loewenstein, 1991; O’Guinn &

Faber, 1989).
Tujuan artikel ini adalah untuk menghubungkan program

penelitian serta temuan tentang pilihan dan pengendalian diri

untuk masalah yang lebih luas dari kehendak bebas dalam

konteks psikologi konsumen. Temuan-temuannya

menyarankan bahwa kontrol diri dan pilihan rasional

keduanya melibatkan proses yang melibatkan sumber daya

psikologis yang terbatas. Ketika sumber daya itu telah habis,

proses tersebut akan menjadi terganggu (Baumeister,

Bratslavsky, Muraven, & Tice, 1998; Schmeic hel, Vohs, &

Baumeister, 2003; Vohs & Heatherton, 2000).

Pembahasan Psikologi Konsumen melibatkan banyak atribut yang

mendefinisikan aktivitas budaya. Konsumen berpartisipasi

dalam sistem sosial yang besar dan kompleks. Pasar

konsumen sebagian didasarkan pada informasi, seperti nilai

produk dan uang, tetapi tidak semua informasi sepenuhnya

tersedia untuk semua orang. Perilaku konsumen juga

melibatkan apa yang biasanya disebut teori pikiran, yang

mengatakan kesadaran milik individu dengan proses mental

dan emosional yang sama dan kapasitas mereka terkait untuk

berkomunikasi, bernegosiasi, untuk mengkoordinasikan, dan

untuk berinteraksi secara umum dengan orang lain dengan

cara-cara yang didasarkan pada saling pengertian (Baron-

Cohen, Tager-Flusberg, & Cohen, 2000). Kemampuan lain


yang penting bagi konsumen adalah quantifi-kation, yang

merupakan gaya understudied penalaran yang didasarkan

pada pengukuran dan membandingkan jumlah, biasanya

dengan angka. Perilaku konsumen telah difokuskan pada

kuantifikasi lebih jauh dari subdisiplin lainnya, misalnya,

bahwa konsumen mencoba untuk menyerang keseimbangan

antara produk hedonis dan utilitarian (Kivetz & Simonson,

2002; Wertenbroch, 1998; Wertenbroch & Dhar, 2000)

bahkan hanya membuat penilaian tentang berapa banyak

orang akan bersedia membayar untuk produk tertentu. Secara

singkat psikologi konsumen dapat mengungkapkan banyak

tentang sifat-sifat manusia mendefinisikan dan pola perilaku.

Masyarakat mulai mengakui bahwa kepercayaan kehendak

bebas merupakan aspek penting dari kehidupan sosial

manusia. Inti dari kehendak bebas adalah bahwa evolusi

mempengaruhi jiwa manusia dengan proses yang relatif baru

dan berbeda untuk mengendalikan perilaku serta mengatur

respon nya, dan hal ini merupakan apa yang orang lain lihat

ketika mereka berbicara tentang tindakan bebas. Kehendak

bebas dapat dipahami sebagai salah satu kemampuan dimana

manusia dikembangkan untuk dapat menciptakan, untuk

berfungsi, dan untuk mendapatkan keuntungan dari budaya

yang ada. Untuk beroperasi dalam budaya, manusia sangat


membutuhkan bentuk canggih dari kontrol tindakan. Dimana

keputusan perlu dibuat, aturan harus diikuti, rencana perlu

bekerja keluar dan diikuti, dan lain sebagainya. Hal ini

merupakan pembahasan dari evolusi kehendak bebas.

Berpikir kehendak bebas dalam hal pengendalian diri juga

memiliki relevansi yang jelas untuk memahami perilaku

konsumen. Banyak keputusan pembelian melibatkan

beberapa unsur menahan diri dalam upaya untuk menjaga

anggaran bulanan. Rook (1987) menegaskan bahwa

pengeluaran impulsif terjadi pada kondisi di mana keinginan

spontan untuk memiliki produk muncul.

Berdasarkan Baumeister, Heatherton, dan Tice (1994) dan

Baumeister (2002) diusulkan bahwa pengendalian diri t

beroperasi seperti otot atau kekuatan (konotasi tersirat).

Implikasinya adalah bahwa, seperti otot, pengendalian diri

akan memiliki kapasitas yang terbatas, dan ketika ini telah

dikeluarkan, kapasitas untuk pengendalian diri akan

terganggu sementara. Pola deplesi ego bukan karena efek

suasana hati atau perasaan (Baumeister, Gailliot, DeWall, &

Oaten 2006). Hal ini tidak disebabkan oleh rasa gagal di

tugas pertama dan karena itu menjadi miskin di kontrol diri

atau rendah di self-efficacy (Wallace & Baumeister, 2002).

Efek terjadi jauh sebelum sumber daya sepenuhnya habis dan


tampaknya bukan mencerminkan upaya pelestarian apa yang

tersisa dari sumber daya yang telah berkurang (Muraven,

Shmueli, & Burkley 2006). Deplesi ego mempengaruhi

konsumen. Para peneliti menunjukkan bahwa orang akan

cenderung bergeser ke arah yang kurang mendidik dan tarif

lebih memanjakan diri sendiri ketika habis (Novemsky,

Wang, Dhar, & Baumeister, 2007). Deplesi ego tidak cukup

meningkatkan selera atau kesenangan mencari-cari.

Sebaliknya, itu akan melemahkan pertahanan dan niat yang

seharusnya mengontrol perilaku. Deplesi ego menyebabkan

peningkatan belanja yang impulsive. Ego deplesi akan

mengubah pengambilan keputusan.

Gagasan bahwa kehendak bebas melibatkan berbagai jenis

proses pilihan juga didukung oleh data pada memori

(Schmeichel, Gailliot, dan Baumeister:2005). Data yang ada

akan menambahkan daftar pilihan bagi individu untuk

menghasilkan perilaku konsumen. Apakah ia akan tetap

memilih suatu produk atau tidak.

Kesimpulan Manusia diberikan bentuk yang sangat canggih dalam kontrol

tindakan melalui mampu membuat pilihan cerdas, untuk

merumuskan dan melaksanakan rencana khusus, dan untuk

mengesampingkan keinginan dan dorongan dalam

mendukung melakukan apa yang telah mereka memutuskan


akan membawa hasil terbaik di jangka panjang. Konsumen

dapat berperilaku sebagaimana mestinya yang didasari oleh

beberapa aspek kebebasan, hingga memilih suatu tindakan

yang tepat dalam berbelanja.

Kelebihan dan Jurnal ini memuat unsur-unsur budaya yang mempengaruhi

Kekurangan bagaimana individu bertindak sebagai konsumen dari

Jurnal berbagai perspektif. Budaya yang ada dapat mempengaruhi

perilaku konsumen dimulai dari control diri hingga

bagaimana individu memilih produk atau tindakan yang tepat.

Namun, dalam jurnal ini cukup sulit ditemukan dan dipahami

contoh nyata dalam suatu kegiatan sehari-hari manusia

karena beberapa contoh yang diberikan menggunakan

ilustrasi hewan. Kurang dijelaskannya perilaku konsumen

yang sebenarnya dan kurang dijelaskan contoh yang nyata

dalam kehidupan sosial.

Anda mungkin juga menyukai