Anda di halaman 1dari 4

Review Jurnal Psikologi

Emotion in the Criminal Psychopath : Startle Reflex Modulation

A. PENDAHULUAN (Apa yang diteliti, mengapa diteliti, dan lainnya)

Penelitian ini tertarik dengan subjek narapidana terkait dengan

memasukkan tindakan respon fisiologis, laporan afektif dan perilaku. Penelitian

ini masih dengan prosedur dan bahan stimulus sebelumnya.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki hipotesis mengenai

deficit emosional dalam criteria orang-rang psikopat yang melakukan criminal.

Pada pengukuran sebelumnya berdasarkan  Revised Psychopathy Checklist (PCL-

R), dengan jumlah 20 aitem yang berorientasi pada criteria Cleckley (1955).

Penelitian ini berusaha untuk melihat kaitan emosi salah satu criteria dalam

diagnosa kepribadian psikopat. Penelitian ini juga berusaha melihat tanggapan

fisiologis mereka terkait dengan pengalaman efektif tersebut.

Dalam studi faktor PCL-R telah diidentifikasi ada 2 dimensi besar, yang

pertama terdiri dari aitem afektif dan interpersonal dan yang kedua terdiri dari

aitem yang menggambarkan gaya hidup. Dimana dapat berupa kurangnya rasa

bersalah, sehingga perlu adanya perkiraan bahwa pola menyimpang respon afektif

yang terjadi selama penelitian kejutan menjadi salah satu detasemen emosional.
B. Metode

Subjek adalah 54 orang penghuni laki-laki dari sebuah fasilitas forensic

untuk pelanggaran seksual di Gainesville, Florida. Untuk penelitian ini dipilih dari

60 subjek yang ada.

Dalam awal pertemuan subjek diwawancara terstruktur terlebih dahulu

yang kemudian digabungkan dengan data-data dari fasilitas forensic yang ada.

Lalu dilihat reabilitas dan validitas wawancara dengan data-data. Setelah itu,

setiap subjek dibagi menjadi 3 kelompok. Setiap kelompok memiliki 18 orang

anggota. Dimana kelompok dibagi menjadi non-psikopat, campuran dan psikopat.

Usia mereka rata-rata 28-29 tahun. Dua orang tidak berpartisipasi dalam uji coba

dan 4 orang dikeluarkan karena kegagalan peralatan serta masalah procedural.

Setiap subjek diperlihatkan 27 slide warna yang meliputi 9 hal yang

menyenangkan, 9 hal netral, 9 hal objek yang tidak menyenangkan. Slide yang

menyenangkan berupa gambar telanjang yang berbeda jenis, makanan, adegan

olahraga, dan anak. Stimulus yang tidak menyenangkan berupa mutilasi, senjata,

dan ular, sedangkan slide yang netral berupa benda rumah tangga dan wajah

netral. Slide netral dipasangkan dalam hal arousal yang lebih daripada slide yang

netral.

Subjek didudukkan di sebuah kursi malas sejauh 2,5 meter dari slide. Slide

disajikan dengan Kodak yang berada diruangan sebelahnya. Setiap kelompok

ditampilkan gambar tersebut dengan susunan 3 menyenangkan, 3 tidak

menyenangkan dan tiga netral dalam setiap bloknya. Setelah itu, selama sesi slide

berlangsung diberikan kejutan akustik pada saat yang tertentu (yaitu pada awal,
tengah dan akhir slide) sebanyak 6 sesi. Setiap sesi slide dan kejutan dipastikan

dicatat selama interval antara presentasi slide untuk meminimalkan prediktibilitas

stimulus mengejutkan. Selain itu diberika suara dari headphone yang digunakan

oleh para subjek.

HR ( Heart Rate) sebagai bahan pengukuran aktivitas jantung yang

diletakkan di lengan kanan dan kiri dibagian dalamnya. Dimana pencatat HR

dilakukan ketika adanya slide yang ditampilkan. Serta adanya pengukuran

konduktansi kulit dengan menggunakan SCC (Skin Conductance Coupler) ketika

setiap slide ditampilkan.

Setiap subjek melihat gambar slide dengan memakai headphone dan

diminta untuk mengabaikannya. Masing-masing dari 27 slide disajikan dalam 6

detik kemudian diminta merangking pengalaman subjektifnya yang selanjutnya

diolah dengan menggunakan Self-Assessment Manikin (SAM), serta merangking

slide mana yang paling menarik dirinya hingga slide yang menurutnya paling

tidak menarik.

Data yang masuk dalam penelitian ini merupakan data mentah yang akan

diolah dengan menggunakan multivariate analysis of variance (SYSTAT), Semua

aspek diukur dengan menggunakan signifikansi 0.5.

C. Hasil

Hasil dari penelitian yang dilakukan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara valensi emosi ketakutan dengan respon kaget yang terjadi pada subjek

ketika melihat slide. Respon terbesar adalah respon pada subjek nonpsikopat
yang melihat slide yang tidak menyenangkan dan terkecil pada slide yang

menyenangkan. Begitu juga pada subjek yang dicampur. Sedangkan pada subjek

psikopat tampak hasil dari slide menyenangkan dan tidak menyenangkan

menunjukkan nilai yang tidak berbeda.

Dari data yang diperoleh dalam EMG didapatkan bahwa adanya

tanggapan yang lebih besar pada EMG ketika subjek diberikan slide yang tidak

menyenangkan ketimbang slide yang lainnya,baik secara kelompok maupun

secara individual.

Dari penelitian yang telah dilakukan ddapatkan bahwa adanya faktor-

faktor yang membawahi gangguan psikopat. Adanya faktor 1 (emosional

detasemen) dan faktor 2 (perilaku antisocial) yang menunjukkan skor yang lebih

tinggi pada factor 2. Subjek psikopat menunjukkan tidak adanya respon emosi

secar signifikan selama melihat slide yang tidak menyenangkan maupun yang

menyenangkan.

Respon emosi yang normal tidak muncul pada subjek kelompok psikopat.

Hal ini tampak dari respon-respon kaget yang muncul sebagai valensi emosional

dalam penelitian slide yang ditampilan. Sehigga faktor-faktor yang telah

didefinisikan akan dapat digunakan untuk pidana lainnya yang mengalami

gangguan psikopat di masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai