Anda di halaman 1dari 8

Ringkasan Tactical Decision Making

Kelompok 5
1. Aulia Bintang Giritirta (215020307111043)
2. Reyvaldi Oks’zia Putra (215020300111040)
3. Ruth Amenda Lovita Damanik (215020300111055)

Tactical Decision Making


Tactical Decision Making atau pengambilan keputusan taktis adalah pemilihan di antara
alternatif yang ada. Contoh, Suatu perusahaan sedang mempertimbangkan untuk memproduksi
sebuah komponen, daripada membeli dari pemasok. Tujuannya adalah untuk menurunkan
biaya produksi utama. Namun, keputusan taktis ini mungkin hanya berpengaruh kecil jika
dibandingkan dengan strategi perusahaan yang lain.

Strategic Decision Making


Strategic Decision Making atau pengambilan keputusan strategis adalah memilih antara
alternative dengan tujuan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif jangka panjang ketika
sudah mengambil keputusan tersebut.

Model for Making Tactical Decisions


Step atau langkah yang dapat dilakukan adalah dengan hal berikut:
1. Mengenali dan Mendefinisikan masalah.
2. Identifikasi alternatif sebagai solusi yang mungkin menjadi masalah
3. Identifikasi biaya dan manfaat yang terkait dengan setiap alternatif yang ada
4. Menentukan total biaya dan manfaat yang relevan untuk setiap alternatif
5. Menilai faktor kualitatif
6. Memilih alternatif dengan manfaat yang terbesar.
Contoh:
Relevant Costs Defined
Semua keputusan berhubungan dengan masa depan, Oleh karena itu biaya masa depan yang
relevan untuk keputusan. Biaya tidak hanya biaya masa depan tetapi harus juga berbeda
dengan satu alternatif ke alternatif lainnya. Jika biaya masa depan adalah sama untuk suatu
alternatif, hal ini tidak berpengaruh pada keputusan. Kemampuan untuk mengindentifikasi biaya
yang relevan adalah keterampilan pengambilan keputusan.

Ethics in Tactical Decision Making


Dalam pengambilan keputusan terdapat kemungkinan untuk pengorbanan baik itu jangka
pendek atau jangka panjang memiliki keuntungan. Contohnya, Mengurangi jumlah karyawan
untuk meningkatkan laba dalam jangka pendek. Tentunya hal ini akan mengakibatkan masalah
etika yang akan dihadapi perusahaan.

Relevance, Cost Behavior, and the Activity Resource Usage Model Relevant
Costs
Biaya yang relevan adalah biaya masa depan yang berbeda di seluruh alternatif. Semua
keputusan berhubungan dengan masa depan, oleh karena itu, hanya biaya masa depan yang
relevan untuk keputusan. Namun, agar relevan, biaya tidak hanya harus menjadi biaya masa
depan tetapi harus juga berbeda dari satu alternatif ke alternatif lainnya.

Illustrative Examples of Relevant Cost Applications


Relevant costing dapat menjadi solusi untuk berbagai masalah. Solusinya bisa berupa
keputusan untuk membeli atau membuat sebuah komponen, mempertahankan atau
menghapus sebuah lini produksi, menerima special order dengan harga yang lebih rendah dari
harga pasar, dan memutuskan apakah akan memproses produk gabungan lebih lanjut atau
menjualnya pada split-off point.

Make-or-Buy Decisions
Pihak manajemen secara berkala harus melakukan evaluasi terhadap keputusan yang
telah dibuat terkait produksi perusahaan. Maka dari itu, manajemen sering menghadapi
pengambilan keputusan terkait apakah harus membeli atau membuat suatu komponen yang
digunakan dalam proses produksi. Pihak manajemen dalam menentukan apakah ingin
membuat atau membeli suatu komponen harus mempertimbangkan relevant cost yang timbul
dari kedua alternatif.
Jika pilihan alternatif pertama, yaitu membuat komponen yang dibutuhkan, menimbulkan
relevant cost yang lebih rendah daripada membeli komponen tersebut, maka perusahaan akan
memilih untuk membuat komponen tersebut. Dan sebaliknya, jika pilihan alternatif kedua, yaitu
membeli komponen, menimbulkan relevant cost yang lebih rendah daripada membuat
komponen tersebut, maka perusahaan akan memilih untuk membeli komponen tersebut
dibandingkan harus membuatnya. Apabila perusahaan telah menentukan relevant cost dari
kedua alternatif tersebut, maka perusahaan juga bisa menentukan keputusan apakah membeli
atau membuat dengan menggunakan analisis berdasarkan relevant unit cost, untuk mengetahui
lebih detail terkait perbedaan tiap unit cost dari kedua alternatif.
Berikut adalah contohnya, dari tabel tersebut bisa dilihat bahwa perusahaan akan lebih
memilih untuk membuat suatu komponen daripada membelinya karena biaya untuk membuat
lebih murah dibandingkan membeli komponen tersebut.

Keep-or-Drop Decisions
Dalam kondisi lain, terkadang pihak manajemen perlu menentukan apakah sebuah
segmen, seperti misalnya segmen lini produk, harus dipertahankan atau dihilangkan. Dalam
menentukan apakah suatu lini produk lebih baik dipertahankan atau dihilangkan oleh
perusahaan, maka manajemen memerlukan segmented reports yang disusun berdasarkan
variable costing. Dari analisis manajemen terhadap segmented report inilah nantinya keputusan
terkait keep-or-drop decision terhadap suatu segmen diambil. Baik contribution margin dan
margin di segmented report akan menjadi informasi yang dibutuhkan oleh manajemen dalam
menilai kinerja segmen tersebut.
Segmented reports akan menjadi informasi yang berguna dalam keep-or-drop decisions
dan relevant costing akan menunjukkan bagaimana informasi tersebut dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan. Relevant costing akan menunjukkan bagaimana efek yang ditimbulkan
dari keputusan apakah mempertahankan atau menghilangkan suatu segmen terhadap laba
perusahaan. Apabila alternatif pertama, yaitu mempertahankan segmen tersebut masih dapat
meningkatkan laba, maka perusahaan akan memilih untuk tetap mempertahankan segmen
tersebut. Sebaliknya apabila segmen tersebut meningkatkan kerugian yang diderita oleh
perusahaan, maka perusahaan akan menghilangkan segmen tersebut.

Dari contoh tabel berikut, bisa dilihat bahwa perusahaan memiliki dua alternatif terkait
suatu segmen. Perusahaan, berdasarkan tabel diatas, akan memilih untuk menghilangkan
segmen tersebut karena dengan menghilangkan segmennya, perusahaan akan mengurangi
tingkat kerugian yang mereka derita sebesar $35.
Keep-or-Drop with Complementary Effects
Dalam beberapa kondisi, menghilangkan suatu segmen dalam perusahaan mungkin
akan memiliki dampak pula terhadap segmen lainnya. Contoh sederhana, perusahaan
memproduksi kursi dan meja. Apabila perusahaan menghilangkan produksi meja, maka hal ini
akan berdampak pada penjualan di bagian kursi. Hal ini mungkin disebabkan karena terdapat
beberapa pelanggan yang membeli kursi dan meja dalam satu paket, sehingga apabila
perusahaan hanya menjual kursi, maka pelanggan tersebut akan membeli di tempat lain. Hal ini
berarti mengeliminasi produksi meja, akan mengakibatkan penurunan di kursi. Perusahaan
harus menghitung total pendapatannya berdasarkan dua alternatif ini.

Berdasarkan tabel diatas, apabila perusahaan mengeliminasi suatu segmen maka


tingkat pendapatannya lebih kecil dibandingkan perusahaan tetap mempertahankan segmen
tersebut. Dalam kasus ini, maka perusahaan akan lebih memilih untuk tetap mempertahankan
segmen tersebut dibandingkan mengeliminasinya.
Keep-or-Drop with Alternative Use of Facilities
Dalam kondisi lain, perusahaan tidak harus mempertahankan suatu segmen dan bisa
menggantinya dengan segmen baru yang berpotensi meningkatkan laba perusahaan.
Menyambung dari contoh diatas, perusahaan bisa mengeliminasi segmen meja, namun
menggantinya dengan produk baru seperti misalnya papan tulis. Dengan adanya alternatif baru
ini, maka perusahaan harus memperhitungkan kembali total pendapatannya dengan
menghitung juga kerugian dari penurunan penjualan kursi sebagai akibat dari mengeliminasi
produksi meja. Apabila total pendapatan dengan segmen baru ini, yaitu papan tulis, ternyata
memberikan laba yang lebih besar kepada perusahaan, maka perusahaan akan memilih untuk
mengganti segmen meja dengan papan tulis.

Dari contoh tabel berikut, perusahaan akan memilih untuk tetap mempertahankan
segmen lama daripada menggantinya dengan segmen yang baru karena total contribution
margin yang didapat dengan tetap mempertahankan segmen lama lebih besar dibandingkan
menggantinya ke segmen baru.

Special Order Decisions


Dalam hal ini, perusahaan akan menilai apakah pesanan khusus (special order) harus
diterima atau ditolak. Perusahaan akan lebih tertarik untuk menerima tawaran pesanan khusus
apabila perusahaan belum mencapai limit atau tingkat maksimum dari operasionalnya. Contoh
sederhana, sebuah perusahaan saat ini baru memproduksi 80% dari kapasitas normalnya. Lalu
perusahaan mendapatkan tawaran pesanan khusus dengan harga yang lebih murah dari harga
yang telah ditetapkan oleh perusahaan untuk penjualan normal. Maka dalam hal ini,
perusahaan harus memperhitungkan harga pesanan khusus terhadap variable cost untuk
membuat barang tersebut. Perusahaan tidak perlu memperhitungkan fixed cost dalam hal ini
karena biaya tersebut akan tetap ada meskipun pesanan khusus ini tidak diterima oleh
perusahaan. Apabila harga pesanan khusus masih mampu meng-cover variable costnya, maka
besar kemungkinan perusahaan akan menerima tawaran tersebut.

Decisions to Sell or Process Further


Dalam suatu produksi, terkadang perusahaan harus menentukan apakah harus
memproses suatu barang menjadi barang yang lebih spesifik atau menjualnya pada titik split-off
saja. Hal ini karena mungkin perusahaan mendapatkan tawaran dari suatu entitas untuk
mengolah suatu barang menjadi barang yang lebih spesifik, misalnya perusahaan kayu
menerima tawaran untuk mengolah kayu tersebut menjadi lemari. Dalam hal ini perusahaan
kayu tersebut harus memperhitungkan apakah dengan menjual kayu saja lebih menguntungkan
karena tidak ada biaya tambahan lagi untuk memprosesnya menjadi barang lain, atau justru
menjualnya sebagai lemari lebih profitable karena banyak pelanggan yang mau membeli dan
harganya lebih tinggi. Dalam hal ini perusahaan akan menggunakan relevant costing untuk
menentukan alternatif mana yang lebih menguntungkan bagi perusahaan.

Dari tabel berikut, bisa dilihat bahwa perusahaan akan memilih untuk memproses suatu barang
tersebut menjadi barang yang lebih spesifik karena akan menghasilkan pendapatan yang lebih
besar dibandingkan menjualnya pada titik split-off.

Product Mix Decisions


Banyak organisasi memiliki keleluasaan total dalam memilih bauran produk mereka. Setiap
campuran mewakili alternatif yang disertai dengan tingkat keuntungan yang terkait. Oleh karena
itu, seorang manajer perlu memilih alternatif yang memaksimalkan total margin kontribusi. Jika
perusahaan memiliki sumber daya yang tidak terbatas dan permintaan untuk setiap produk
tidak terbatas, maka keputusan bauran produk sederhana—menghasilkan jumlah yang tidak
terbatas dari setiap produk. Sayangnya, setiap perusahaan menghadapi sumber daya yang
terbatas dan permintaan yang terbatas untuk setiap produk. Keterbatasan ini disebut kendala.
Kendala adalah keterbatasan yang dihadapi bisnis seperti sumber daya atau permintaan yang
terbatas.

One Constrained Resource (Satu Sumber Daya Terbatas)


Kontribusi margin per unit setiap produk bukanlah perhatian kritis. Margin kontribusi per unit
sumber daya yang langka adalah faktor penentu. Produk yang menghasilkan margin kontribusi
tertinggi harus dipilih.

Multiple Constrained Resources (Beberapa Sumber Daya Terkendala)


Kehadiran hanya satu sumber daya terbatas tidak realistis. Semua organisasi menghadapi
berbagai kendala: keterbatasan bahan, keterbatasan input tenaga kerja, permintaan terbatas
untuk setiap produk, dan sebagainya. Solusi dari masalah bauran produk dengan adanya
beberapa kendala jauh lebih rumit dan memerlukan penggunaan teknik matematika khusus
yang dikenal sebagai pemrograman linier.

Pricing
Cost Based Pricing (Harga Berbasis Biaya)
CBR berarti menetapkan harga jual berdasarkan mark up biaya dasar seperti HPP atau bahan
langsung dengan persentase tertentu. Markup adalah persentase yang diterapkan pada biaya
dasar; itu termasuk keuntungan yang diinginkan dan biaya apa pun yang tidak termasuk dalam
biaya dasar.

Target Costing and Pricing


Target costing adalah metode penentuan biaya produk atau jasa berdasarkan harga
(target price) yang bersedia dibayar oleh pelanggan. Ini juga disebut sebagai penetapan biaya
berdasarkan harga. Sebagian besar perusahaan Amerika, dan hampir semua perusahaan
Eropa, menetapkan harga produk baru sebagai jumlah biaya dan keuntungan yang diinginkan.
Alasannya adalah bahwa perusahaan harus memperoleh pendapatan yang cukup untuk
menutupi semua biaya dan menghasilkan keuntungan. Penetapan biaya target melibatkan lebih
banyak pekerjaan di muka daripada penetapan harga berbasis biaya. Namun, jangan lupa
pekerjaan tambahan yang harus dilakukan jika harga berbasis biaya ternyata lebih tinggi dari
yang akan diterima pelanggan. Kemudian tugas berat untuk menyelaraskan biaya untuk
mendukung harga yang lebih rendah, atau biaya peluang kehilangan pasar sama sekali,
dimulai.
Misalnya, pasar elektronik konsumen A.S. hampir tidak ada karena penetapan harga
berbasis biaya menyebabkan harga yang semakin tinggi. Perusahaan Jepang (dan kemudian
Korea) yang mempraktikkan penetapan biaya target menawarkan harga yang lebih rendah dan
memenangkan pasar. Penetapan biaya target dapat digunakan paling efektif dalam tahap
desain dan pengembangan dari siklus hidup produk. Pada saat itu, fitur produk, serta biayanya,
masih cukup mudah untuk disesuaikan.

Legal Aspects of Pricing


❖ Predatory Piercing
Merupakan Praktik penetapan harga di bawah biaya dengan tujuan untuk
merugikan pesaing dan menghilangkan persaingan. Penetapan harga predator di pasar
internasional disebut dumping dan terjadi ketika perusahaan menjual di bawah biaya di
negara lain.
❖ Price Discrimination
Diskriminasi harga mengacu pada pembebanan harga yang berbeda kepada
pelanggan yang berbeda untuk produk yang pada dasarnya sama. Dampak adanya
diskriminasi ini dapat secara substansial mengurangi persaingan, cenderung
menciptakan monopoli dalam bidang perdagangan apa pun, atau untuk melukai,
menghancurkan, atau mencegah persaingan dengan siapa pun yang memberikan atau
dengan sengaja menerima manfaat dari diskriminasi tersebut, atau dengan pelanggan
salah satu dari mereka.

Fairness and Piercing


Pencongkelan harga dikatakan terjadi ketika perusahaan dengan kekuatan pasar produk harga
"terlalu tinggi." Setiap saat harga hanya menutupi biaya, tidak terjadi pencongkelan. Inilah
sebabnya mengapa begitu banyak perusahaan bersusah payah menjelaskan struktur biaya
mereka dan menunjukkan bahwa biaya yang mungkin tidak disadari konsumen ada. Jadi,
perilaku tidak etis dalam penetapan harga terkait dengan mengambil keuntungan yang tidak adil
dari pelanggan. Kenaikan harga terkait biaya adalah pertahanan terbaik melawan
pemberontakan pelanggan.

Appendix: Linear Programming


Pemrograman linier adalah metode yang mencari di antara solusi yang mungkin sampai
menemukan solusi yang optimal. Teori pemrograman linier memungkinkan banyak solusi untuk
diabaikan. Faktanya, semua solusi kecuali sejumlah terbatas dieliminasi oleh teori dengan
pencarian kemudian terbatas pada himpunan hingga yang dihasilkan. Solusi layak terbaik —
solusi yang memaksimalkan total margin kontribusi — disebut solusi optimal.
Jika hanya ada dua produk, solusi optimal dapat diidentifikasi dengan grafik. Karena
pemecahan masalah dengan grafik memberikan wawasan yang cukup tentang cara masalah
pemrograman linier diselesaikan, masalah Jorgenson akan diselesaikan dengan cara ini. Empat
langkah diikuti dalam memecahkan masalah secara grafis.
1. Gambarkan setiap kendala.
2. Identifikasi himpunan solusi yang layak.
3. Identifikasi semua nilai titik sudut dalam himpunan layak.
4. Pilih titik sudut yang menghasilkan nilai terbesar untuk fungsi tujuan.

Contoh :
Corner Point X- Value Y-Value Z = $25X $10Y

A 0 0 0

B 15 0 375

C 15 20 575

D 10 40 650

E 0 40 400
Solusi optimal membutuhkan produksi dan penjualan 10.000 unit Gear X dan 40.000 unit Gear
Y. Tidak ada solusi layak lainnya yang akan menghasilkan margin kontribusi yang lebih besar.
Solusi grafis tidak praktis dengan lebih dari dua atau tiga produk. Untungnya, algoritma yang
disebut metode simpleks dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah pemrograman linier
yang lebih besar. Algoritma ini telah dikodekan dan tersedia untuk digunakan pada komputer
untuk memecahkan masalah yang lebih besar ini.

Anda mungkin juga menyukai