Diajukan Oleh :
Nina Marlina
20170420368
Diajukan Oleh :
Nina Marlina
20170420368
i
SKRIPSI
Diajukan oleh :
NINA MARLINA
20170420368
Pembimbing
ii
SKRIPSI
Diajukan oleh :
NINA MARLINA
20170420368
Skripsi Ini Telah Di Pertahankan Dan Disahkan Di Depan Dewan Penguji Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Tanggal
Yang terdiri dari
Evi Rahmawati, S.E., M.Acc., Ph.D., Ak.,CA Hafiez Sofyani, S.E., M.Sc
Anggota Tim Penguji Anggota Tim Penguji
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
iii
PERNYATAAN
Kabupaten Provinsi Jawa Barat)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk
saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh
orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam
Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat pendapat atau karya
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut
dibatalkan.
Yogyakarta, 2021
Nina Marlina
iv
MOTTO
Selalu bersyukur atas apa yang telah dimiliki. Belajarlah dari kesalahan masa lalu,
bekerja keraslah untuk masa kini dan berharap hasil yang terbaik untuk masa depan.
Segala hal apapun yang akan dilakukan selalu libatkanlah Allah SWT karena dengan
begitu kamu akan memperoleh hasil yang sangat memuaskan. Ketika kamu terjatuh
(Nina Marlina)
v
PERSEMBAHAN
“Almamater tercinta”
vi
INTISARI
vii
ABSTRAK
The purpose of this study is to determine how the influence of the tourism
sector, the number of tourist visits, the number of hotels and levies on local
revenue. The development of the tourism sector in West Java is one of the focuses
of the West Java Provincial Government on an inclusive economy. Regencies /
cities in West Java Province on average have various tourist objects and hotels,
but not a few tourist objects and hotels that have not been developed, maintained
and managed properly so that they have an impact on local revenue. The object of
this research is in West Java Province, while the research subjects consist of the
tourism sector, the number of tourist visits, the number of hotels and fees. The
sampling technique in this study using purposive sampling technique. The data
technique used in this study is to collect data based on documents using the Time
Series and Cross Section techniques. Data processing in research using Eviews 9.
Hypothesis testing in research using panel data regression test using F test
(simultaneous), coefficient determination test (R-Square) and t test (partial).
Based on the results of research which has shown that the tourism sector
variable has no significant effect on PAD, the variable number of tourist visits has
no significant effect on PAD, the variable number of hotels has a significant effect
on PAD and the levy variable has a significant effect on PAD in 27 Regencies in
West Java Province.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas berkah, hidayah dan rahmatnya yang senantiasa
dilimpahkan kepada saya selaku penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Shalawat serta salam yang tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
yang mengantarkan manusia dari zaman kegelapan hingga zaman terang benderang saat
ini. Penyusunan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Sektor Pariwisata, Jumlah
sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana
Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis ingin menyampaikan
terimakasih untuk semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini
kepada :
1. Bapak Dr. Bambang Jatmiko, SE., M.Si yang dengan penuh kesabaran telah
2. Bapak Dede Rasmada dan Ibu Surya Mawarni Laila yang tersayang dan tercinta
yang telah memberikan motivasi, semangat dan dukungan baik dalam bentuk
ix
moril maupun materil, serta tak lupa telah memberikan doa yang tiada hentinya
3. Kedua adik laki-laki saya Jimy Fazrial dan Muhammad Sunandar yang selalu
5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Prodi Akuntansi yang telah memberikan ilmu yang
pengembilan data untuk tarif wisata, membantu dalam proses pengambilan data
11. Bapak Asep dan Ibu Oyoh BAPPENDA yang telah membantu dalam proses
x
12. Efrian Trinaldy yang telah selalu memberikan masukan, do’a dan dukungan.
13. Sahabatku di jogja Noni Sulistia dan Srikanti yang selalu ada di kala susah
maupun senang. Terimakasih atas dukungan dan do’a kalian dan terimakasih
sudah menjadi bagian dari prosesku. Sukses selalu buat kita semua. See you at
another time.
14. Teman-teman satu bimbingan yaitu Isna, Siska dan Devi yang berjuang bareng-
15. Lutfi, Iska, Unel, Yuni, Dita dan Cahya terimakasih selama di jogja sudah menjadi
kakak, teman dan sahabat yang selalu memberikan masukan, dukungan dan do’a.
16. Teman-temanku Sadila, Endah dan Riska yang sudah memberikan dukungan,
17. Teman-teman semua yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih
sudah memberikan dukungan, do’a dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
manfaat. Semoga Allah SWT selalu memberikan perlindungan dan berkah atas
kebaikan dan jasa untuk kita semua. Penulis juga menyadari bahwa dalam
xi
penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran sangat peneliti harapkan guna untuk memperbaiki di masa yang akan datang.
Wassalamualaikum wr.wb
Yogyakarta, 2021
Penulis
Nina Marlina
xii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ............................................................................................................. iv
MOTTO ........................................................................................................................... v
PERSEMBAHAN .......................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
xiii
3. Jumlah Kunjungan Wisata ........................................................................ 21
4. Jumlah Hotel ............................................................................................. 23
5. Retribusi .................................................................................................... 24
6. Pendapatan Asli Daerah ............................................................................ 31
B. Penelitian Terdahulu......................................................................................... 34
C. Penurunan Hipotesis ......................................................................................... 40
D. Model Penelitian............................................................................................... 45
BAB III METODE PENELITIAN
xiv
b) Uji Koefisien Determinasi (R-Square) ...................................................... 59
c) Uji Nilai t (Parsial) .................................................................................... 59
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Simpulan........................................................................................................... 84
B. Saran ................................................................................................................. 85
C. Keterbatasan Penelitian .................................................................................... 86
D. Implikasi Penelitian .......................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
TABEL 1.1 Realisasi Pendapatan Asli Daerah Di 35 Provinsi Tahun 2018 ................... 5
TABEL 1.2 Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara Yang Berada di Pulau Jawa Tahun
2018 .................................................................................................................................. 7
TABEL 4.1 Jumlah Objek Wisata dari 27 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat.........62
Barat................................................................................................................................ 64
TABEL 4.3 Jumlah Hotel dari 27 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat .................. 66
TABEL 4.5 Hasil Uji Signifikansi Common Effect Model (CEM) dengan Fixed Effect
TABEL 4. 6 Hasil Uji Signifikansi Fixed Effect Model (FEM) dengan Random Effect
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
budaya, penduduk dan sektor pariwisatanya. Obyek wisata yang ada di Indonesia
Pariwisata pada saat ini juga menjadi bagian yang penting bagi pembangunan
seni dan budaya serta alam yang menjadi sumber potensi dalam pengembangan
adalah salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan pendapatan asli daerah
sehingga pada bidang ini memiliki peran yang sangat mumpuni dalam menunjang
Sektor pada bidang pariwisata ini dirancang sebagai salah satu sumber dari
penghasilan devisa yang cukup bagus. Selain itu sektor pariwisata ini adalah
menyerap tenaga kerja. Cara agar dapat mengembangkan sektor pariwisata ini
yaitu harus dengan berusaha keras dalam membuat perencaannya serta membuat
1
berbagai kebijakan agar dapat mendukung dalam kemajuan pada sektor ini.
perubahan baik dari perubahan sifat dan bentuk kegiatan, cara berpikir, ataupun
dalam menggapai tujuan yang terlah ditargetkan. Pariwisata adalah industri yang
industri kerajinan tangan. Pada penelitian ini lebih mengacu pada industri jasa
Tahun 2004 meliputi (1) PAD, (2) Dana Perimbangan, (3) Pinjaman Daerah dan
2
Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
Pasal 14 ayat 1 Huruf a, yang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan “usaha
daya tarik wisata” adalah usaha yang kegiatannya mengelola daya tarik wisata
alam, daya tarik wisata budaya, dan daya tarik wisata buatan atau binaan manusia.
Pariwisata yang ada di Indonesia merupakan pemberian dan amanat dari Allah
SWT yang sangat beragam, berpotensi dan harus dijaga dengan baik oleh
manusia. Hal ini sesuai dengan ayat Al-Qur’an pada surat Al-Jasiyah 45: Ayat 13
yang berbunyi :
Artinya : “Dan Dia menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi
Allah SWT menciptakan semua yang ada dibumi dan langit untuk dapat
dimanfaatkan, dijaga dan dilestarikan oleh manusia. Apa yang ada dibumi seperti
binatang, tumbuhan, pohon, sungai dan lain-lain. Sedangkan apa yang ada di
langit seperti matahari, bulan, bintang, air hujan dan lain-lain. Demikian itu semua
merupakan tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Seluruh nikmat ini
dia melimpahkannya kepada manusia sebagai nikmat dan karunia untuk dapat
3
Jawa Barat merupakan provinsi pertama yang dibentuk pada zaman
Bandung. Provinsi ini memiliki luas wilayah sebesar 35.377,76 km persegi atau
sekitar 1,85% dari luas daratan di Indonesia. Jawa barat merupakan provinsi
kedua terluas setelah jawa timur. Menurut informasi dari Badan Pusat Statistika
(2019) populasi penduduk yang berada di Jawa Barat mencapai 49,93 juta jiwa
bahwa pengembangan sektor pariwisata di Jawa Barat merupakan salah satu fokus
dapat menjadi salah satu yang dianggap dapat mampu menyerap tenaga kerja yang
Barat ini mempunyai potensi yang sangat besar dalam menjadikan dan
4
TABEL 1. 1
Realisasi Pendapatan Asli Daerah Di 35 Provinsi Tahun 2018
NO PROVINSI PAD
1 DKI Jakarta 43,3 Triliun
2 Jawa Timur 18,5 Triliun
3 Jawa Barat 17,6 Triliun
4 Jawa Tengah 13,7 Triliun
5 Banten 6,3 Triliun
6 Kalimantan Timur 5,8 Triliun
7 Sunatera Utara 5,6 Triliun
8 Sulawesi Selatan 3,9 Triliun
9 Bali 3,7 Triliun
10 Riau 3,6 Triliun
11 Kalimantan Selatan 3,6 Triliun
12 Sumatera Selatan 3,5 Triliun
13 Lampung 2,9 Triliun
14 Aceh 2,4 Triliun
15 Sumatera Barat 2,3 Triliun
16 Kalimantan Barat 2,3 Triliun
17 DI Yogyakarta 2 Triliun
18 Ntb 1,7 Triliun
19 Jambi 1,7 Triliun
20 Kalimantan Tengah 1,6 Triliun
21 Kepulauan Riau 1,2 Triliun
22 Sulawesi Utara 1,1 Triliun
23 NTT 1,1 Triliun
24 Sulawesi Tengah 1 Triliun
25 Papua 922,4 Miliar
26 Bengkulu 872,3 Miliar
27 Sulawesi Tenggara 840,7 Miliar
28 Bangka Belitung 721,1 Miliar
29 Kalimantan Utara 574,1 Miliar
30 Papua Barat 437,4 Miliar
31 Maluku 433,5 Miliar
32 Gorontalo 384,4 Miliar
33 Sulawesi Barat 301,5 Miliar
34 Maluku Utara 190,9 Miliar
Sumber : Kementrian Keuangan Direktorat Jendral Anggaran, 2019
5
Dilihat dari Tabel 1.1 untuk data realisasi anggaran pendapatan asli daerah
tahun 2018 dapat dilihat bahwa Provinsi Jawa Barat berada di urutan ke tiga dari
34 Provinsi yang ada di Indonesia, dimana provinsi jawa barat memiliki nilai
sebesar 17,6 Triliun. Data diatas juga diketahui bahwa realisasi pendapatan asli
daerah tertinggi dari pulau jawa adalah DKI Jakarta dengan nilai PAD sebesar
43,3 Triliun.
Pendapatan asli daerah Provinsi Jawa Barat diperoleh dari pajak, retribusi
dan hasil pengelolaan kekayaan daerah. Hasil sumbangan yang didapatkan dari
sektor pariwisata adalah dari jumlah banyaknya objek wisata, jumlah kunjungan
Provinsi Jawa Barat. Semua hal diatas yang telah disebutkan itu sangat
menutup kemungkinan semua hal yang bersangkutan seperti hotel, objek wisata
dan retribusi akan meningkat untuk kontribusi terhadap pendapatan asli daerah.
Selain itu adanya dukungan dari berbagai objek wisata yang terdapat di
Provinsi Jawa Barat yang terdiri dari tiga kriteria yaitu wisata alam, wisata budaya
Tangkuban Perahu, Kawah Putih, Puncak Bogor, Taman Safari Indonesia, Kebun
Raya Bogor, Jalan Braga, Gedung Sate, Gunung Papandayan, Trans Studio
Kebun Raya Cibodas, Dusun Bambu, Tebing Karaton, Farm House Susu
6
Lembang, Gunung Salak, Pantai Pangandaran, Gunung Gede, Floating Market
Lembang, Taman Hutan Raya Ir. H Djuanda, Curug Maribaya, Taman Bunga
Cihampelas, Gunung Ciremai dan masih banyak potensi wisata di jawa barat
Provinsi Jawa Barat ini akan meningkatkan minat dan daya tarik para wisatawan
TABEL 1 .2
Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara Yang Berada di Pulau Jawa
Tahun 2018
Jumlah Kunjungan
No Provinsi
Wisatawan
1. Jawa Timur 53.244.287
2. Jawa Barat 53.203.387
3. Jawa Tengah 43.110.598
4. DKI Jakarta 24.967.080
5. Banten 13.275.125
6. Daerah Istimewa Yogyakarta 7.858.137
Jumlah 195.658.614
Sumber : BPS (Badan Pusat Statistik), 2018
Dilihat dari Tabel 1.2 bahwa jumlah kunjungan wisatawan nusantara pada
provinsi jawa barat berada di posisi nomor 2 dengan jumlah kunjungan sebesar
kunjungan wisatawan yang berada di pulau jawa pada tahun 2018 jumlah
7
wisatawan tertinggi diperoleh Provinsi Jawa timur dengan jumlah 53.244.287
dipulau jawa yang banyak dikunjungi oleh wisatawan pada bidang sektor
pariwisata. Pada data diatas jumlah kunjungan tersebut terdiri dari jumlah
dari data diatas jika pemerintah Provinsi Jawa Barat dapat mengelola dan
mengembangkan sektor pariwisata dengan lebih baik, maka dapat menarik para
meningkat dari tahun sebelumnya. Jika pemerintahan Provinsi Jawa Barat dapat
negara Indonesia menjadi negara yang maju, dimana dalam hal tersebut
kepariwisataan pada objek dan daya tarik wisata, serta penggalian objek wisata.
terhadap pendapatan asli daerah. Alwi, dkk (2019) yang meneliti tentang analisis
8
pengaruh tingkat hunian hotel, jumlah kunjungan wisatawan dan jumlah objek
Sabrina dan Mudzhalifah (2018) yang meneliti tentang pengaruh jumlah objek
wisata, jumlah wisatawan dan tingkat hunian hotel terhadap pendapatan asli
pendapatan asli daerah. Jika semakin lama wisatawan tinggal disuatu daerah
tujuan wisata maka akan semakin banyak juga uang yang akan dibelanjakan
didaerah tujuan wisata tersebut seperti untuk keperluan minum, makan dan
Asli Daerah dari sektor pariwisata, karena para wisatawan banyak mengunjungi
pendapatan asli daerah (pad) melalui pajak hotel sebagai intervening, beliau
daerah. Afrizal, dkk (2019) yang meneliti tentang dampak jumlah wisatawan,
jumlah hotel, dan pdrb terhadap penerimaan pajak hotel, beliau mengungkapkan
bahwa jumlah hotel tidak berpengaruh terhadap penelimaan pajak. Alyani dan
Menik (2020) yang meneliti tentang pengaruh jumlah objek wisata dan jumlah
9
Jumlah hotel yang ada di 27 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Jawa Barat
ini sangat dibutuhkan oleh para wisatawan untuk dijadikan tempat singgah
tersebut. Sehingga keberadaan hotel ini sangat mempunyai pengaruh yang positif
retribusi dan penetapan tarif objek wisata terhadap pendapatan asli daerah, beliau
penetapan tarif daya tarik wisata, penerimaan retribusi tempat rekreasi dan
olahraga, dan pajak restoran terhadap PAD, beliau juga mengungkapkan bahwa
daerah. Lolita, dkk (2018) yang meneliti tentang analisis kontribusi, efektivitas,
efisiensi, dan potensi retribusi pariwisata terhadap pendapatan asli daerah, beliau
satunya bersumber dari retribusi pariwisata yang berada disuatu daerah. Apabila
10
pertanian, industri dan berbagai sektor lainnya. Selain itu juga, Presiden melihat
bahwa pada sektor pariwisata sifatnya tidak akan habis tidak seperti
pertambangan, minyak dan gas yang bisa saja habis ketika sumber daya
didalamnya tidak ada, tetapi untuk sektor pariwisata mempunyai sifat yang
dinamis, terus berkembang dan tidak akan habis dalam sektor pariwisata.
pariwisata, jumlah wisatawan, retribusi dan tarif wisata yang dikelola oleh
pendapatan asli daerah. Dari uraian di atas maka peneliti akan melakukan
penambahan variabel yang diteliti yaitu retribusi dan jumlah hotel. Penambahan
jumlah hotel yang terdapat di Provinsi Jawa Barat terhadap PAD. Penelitian
11
ini dilakukan di 27 Kabupaten Provinsi Jawa Barat. Serta penelitian ini dilakukan
untuk menguji dan membuktikan bahwa jenis usaha daya tarik wisata dan objek
selanjutnya yaitu dilihat dari analisis data yang akan dilakukan pada penelitian ini
yaitu dengan menggunakan regresi data panel, dan data yang digunakan pada
penelitian ini yaitu data sekunder. Teknik yang digunakan pada penelitian ini yaitu
B. Batasan Masalah
Karena adanya batasan pengetahuan dan waktu maka peneliti ingin lebih fokus
dalam meneliti pendapatan asli daerah. Maka dari itu berikut batasan masalah
3. Peneliti hanya akan membahas seputar sektor pariwisata yang dilihat dari
12
C. Rumusan Masalah Penelitian
asli daerah?
daerah?
daerah?
D. Tujuan Penelitian
13
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan isi dari batasan masalah, rumusan masalah dan tujuan penelitian di
a. Manfaat Teoritis
pariwisata.
b. Manfaat Praktis
a) Bagi Pemerintah
b) Bagi Masyarakat
14
d) Bagi Investor
pariwisata.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rerangka Teori
1. Teori Stewardship
Donaldson & Davis (1991) teori stewardship adalah teori yang dapat
individu tetapi lebih ditunjukkan pada sasaran dan hasil utama untuk
prinsipal dan selain itu juga perilaku steward tidak akan meninggalkan
teori ini didesain untuk para peneliti dalam menguji situasi dimana para
16
dalam bekerja menuju kesejahteraan, pelaku organisasi yang bertujuan
Konsep teori ini menjadikan asas kepercayaan sebagai dasar bagi pihak
organisasi.
17
sesuai dengan tujuan organisasi. Pemerintah daerah yang bertugas dalam
mengelola kekayaan daerah seperti kekayaan alam dan budaya yang dapat
dan efisien supaya dapat menghasilkan suatu hasil yang sesuai terhadap
Jadi, maka dari itu dengan teori ini terdapat keterkaitan dimana
suatu instansi atau lembaga seperti pemerintah daerah yang dipercaya oleh
dari pengelolaan sektor pariwisata yang bisa dilihat dari objek wisata,
18
mengelola sumber daya wisata supaya menjadi daya tarik pengunjung,
retribusi dan tarif wisata yang diatur oleh Pemerintah Daerah yang dapat
2. Sektor Pariwisata
objek wisata adalah sasaran wisata yang memiliki unsur fisik dominan
salah satu sumber pendapatan yang penting bagi suatu negara. Potensi
19
Wisatawan adalah orang melakukan kunjungan wisata. Pariwisata
dan pengusaha. Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki
nilai beruapa kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang
adalah usaha yang menyediakan barang dan atau jasa bagi pemenuhan
20
daerah tersebut. Maka dari itu pemerintah daerah harus mengupayakan
kinerja dengan sebaik mungkin secara efektif dan efisien agar dapat
adalah orang yang melakukan perjalanan kesuatu daerah atau negara asing
Ginting, dkk (2018) orang yang disebut sebagai pengunjung adalah orang
yang datang untuk berkunjung disuatu negara, kota atau daerah yang
21
a. Wisatawan Mancanegara adalah orang yang melakukan perjalanan
tujuan wisatawa itu berada. Pada sektor pariwisata ini pemerintah daerah
daerah yang memiliki objek wisata yang indah dan menarik para
dapat dilihat dan dibagikan kepada masyarakat. Dari dokumen atau catatan
pariwisata.
22
4. Jumlah Hotel
rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar
secara komersial dan professional, disediakan bagi setiap orang yang ingin
yang dikelola secara komersil (Solot, 2018). Hotel juga disediakan bagi
daerah yang mempunyai banyak objek wisata. Sehingga, hal ini dapat
23
daerah tersebut. Jika hotel tersebut dapat dikelola dengan baik oleh
5. Retribusi
yaitu:
24
oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau
Badan.
Badan.
pribadi.
25
Menurut (Sofyani dkk., 2019) selain itu, Objek Retribusi Daerah dibagi
perizinan.
umum.
26
c. Retribusi pelayanan pendidikan adalah pelatihan teknis
27
b. Pelayanan yang diberikan oleh pemerintah daerah dan
perizinan.
Daerah.
Daerah.
Pemerintah Daerah.
28
pemeriksaan sebelum dan sesudah hewan tersebut
cukup besar.
29
c. Retribusi izin trayek adalah pemberian izin kepada Badan
daerah.
30
c. Subjek retribusi jasa umum adalah Badan atau orang
daerah yang telah dikelola dengan baik oleh Pemerintahan Daerah dari 27
Pendapatan Asli Daerah supaya dapat memberikan hasil yang baik dan
setiap daerah tersebut tidak tergantung pada sumbangan dan subsidi dari
31
atau Badan kepada daerah tanpa adanya imbalan secara
Badan.
32
memeberikan kebermanfaatan sehingga dapat dinikmati
33
mungkin agar mendapatkan hasil yang diharapkan dan guna
yang maksimal.
B. Penelitian Terdahulu
2000-2014” dengan variabel terikat PAD (Y) dan variabel bebas Jumlah Objek
Wista (X1), jumlah wisatawan (X2), dan PDRB (X3). Hasil penelitian
PDRB, tahun penelitian 2000-2014 dan tempat yang dipilih Kabupaten Pesisir
34
sektor pariwisata dan jumlah kunjungan wisatawan, variabel dependen
terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bukit Tinggi” dengan variabel terikat PAD
(Y) dan variabel bebas Jumlah Objek Wisata (X1), Jumlah Wisatawan (X2), dan
dipengaruhi oleh jumlah objek wisata, jumlah wisatawan, dan tingkat hunian hotel
tingkat hunian hotel dan jumlah objek wisata. Sedangkan persamaan pada
penelitian ini yaitu variabel independen jumlah wisatawan dan variabel dependen
2012-2016” dengan variabel terikat PAD (Y) dan variabel bebas Jumlah
ini yaitu pada tahun penelitian 2012-2016 dan tempat penelitian Kabupaten Dairi.
35
Penelitian Sunarto dan Reni (2016) yang berjudul “Pengaruh Penerimaan
Retribusi Dan Penetapan Tarif Objek Wisata terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Gunung Kidul Tahun 2013-2015” dengan variabel terikat PAD (Y)
dan variabel bebas Penatapan Retribusi (X1) dan Penetapan Tarif (X2). Hasil
perbedaan pada penelitian ini yaitu tahun penelitian 2013-2015 dan tempat
yaitu variabel independen retribusi dan tarif wisata, variabel dependen pendapatan
asli daerah.
Daya Tarik Wisata, Penerimaan Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga, dan
Pajak Restoran terhadap Pad Kabupaten Bangli” dengan variabel terikat PAD (Y)
dan variabel bebas Penetapan Tarif Daya Tarik Wisata (X1), Retribusi Tempat
Rekreasi dan Olahraga (X2) dan Pajak Restoran (X3). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penetapan tarif daya tarik wisata, retribusi tempat rekreasi &
Bangli. Persamaan variabel independen tarif daya tarik wisata dan retribusi,
Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Batu Periode Tahun 2011-
36
2015” dengan variabel terikat PAD (Y) dan variabel bebas Jumlah Kunjungan
pendapatan sektor pariwisata juga mengalami fluktuasi dari tahun ketahun. Maka
pendapatan asli daerah cenderung turun. Terdapat perbedaan pada penelitian ini
Batu dan tahun penelitian 2011-2015. Sedangkan persamaan pada penelitian ini
, Retribusi Objek Wisata dan PHR terhadap Pad Kabupaten Gianyar” dengan
variabel terikat PAD (Y) dan variabel bebas Jumlah kunjungan wisatawan (X1),
Pendapatan Retribusi Objek Wisata (X2) dan Pajak Hotel Dan Restoran (X3).
wisatawan, pendapatan retribusi objek wisata dan pajak hotel & restoran
perbedaan pada penelitian ini yaitu variabel independen PHR dan tempat
37
dengan variabel terikat PAD (Y) dan variabel bebas Retribusi (X1). Hasil
meningkat cukup baik. Terdapat perbedaan pada penelitian ini yaitu tempat
penelitian Kota Sorong. Sedangkan persamaan pada penelitian ini yaitu variabel
Peneliti Alyani dan Menik (2020) yang berjudul “Pengaruh Jumlah Objek
variabel bebas Jumlah Objek Wisata (X1) dan Jumlah hotel (X2). Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa jumlah objek wisata dan jumlah hotel secara bersama-
sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)
objek wisata dan jumlah hotel secara bersamaan maka Pendapatan Asli Daerah di
objek wisata yang ada di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Barat tahun 2013-
38
memiliki pengaruh yang signifikan dan positif. Jika peningkatan jumlah hotel
penambahan variabel bebas yaitu sektor pariwisata, jumlah kunjungan wisata dan
Tahun 2006-2013” dengan variabel terikat Pendapatan Asli Daerah (Y) dan
perbedaan pada penelitian ini yaitu tempat penelitian kabupaten mojokerto dan
39
C. Penurunan Hipotesis
Sektor pariwisata adalah salah satu potensi yang dimiliki setiap daerah
Pendapatan Asli Daerah. Hal ini sejalan dengan (Bujung dkk, 2019) yang
ekonomi daerah serta dapat meningkatkan kemandirian dan daya saing. Sektor
keindahan alam, kekayaan budaya nan beragam dan penduduk yang watak dan
sektor pariwisata sebagai salah satu sektor yang dapat dikembangkan sebagai
itu diharapkan mampu menarik lebih banyak lagi devisa negara, baik dari
40
berkembang yang menimbulkan banyak segi hal yang positif. Dilihat dari
Keberadaan sektor pariwisata ini tak luput dari bantuan Pemerintah Daerah
sebagai pengelola baik dari segi keuangan, pengembangan dll dan adanya
masyarakat.
para wisatawan yang datang dari luar negeri, maka kedatangan mereka akan
41
meningkatnya sektor pariwista dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan
terhadap pendapatan asli daerah. Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa
daerah. Maka dari itu Pemerintah Daerah harus berusaha untuk mengelola dan
dapat menarik masyarakat baik dalam daerah maupun luar daerah untuk dapat
setiap orang yang ingin menginap dan ingin mendapatkan pelayanan dan
42
berkembang dengan pesat terutama hotel yang terletak dekat dengan objek
wisata. Jumlah hotel yang pembangunannya semakin pesat ini memiliki peran
daerah. Alyani dan Menik (2020) juga mengatakan bahwa jumlah hotel
mengatakan bahwa jumlah hotel secara simultan dan secara parsial jumlah
Retribusi termasuk salah satu sumber pendapatan daerah yang penting guna
43
menetapkan Otonomi Daerah (Ersita dan Inggriani, 2016) Pendapat tersebut
didukung oleh penelitian Sunarto dan Reni (2016) yang menghasilkan bahwa
pendapatan asli daerah. Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa retribusi
Pemerintah daerah harus terus memberikan jasa usaha berupa tempat rekreasi
44
D. Model Penelitian
Sektor Pariwisata H1 +
(X1)
Jumlah Hotel
H3 +
(X3)
Retribusi
H4 +
(X4)
45
BAB III
METODE PENELITIAN
dari laporan data objek wisata, jumlah kunjungan wisata, data jumlah hotel
website resmi BPS, DISPORAPAR dan website data Provinsi Jawa Barat.
Subjek dari penelitian ini adalah sektor pariwisata yang dilihat dari objek
B. Jenis Data
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau
dan informasi yang diperlukan dengan cara membaca buku, jurnal, artikel,
data dari internet, skripsi maupun tesis penelitian yang sebelumnya. Data
yang digunakan pada penelitian ini yaitu data sektor pariwisata yang
46
dilihat dari usaha daya tarik wisatawan, jumlah kunjungan wisata,
retribusi, dan jumlah hotel yang di ambil dari 27 Kabupaten yang ada di
C. Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruh dari beberapa satuan dan
sebagai berikut :
yang terdiri dari wisata alam, wisata budaya dan wisata buatan.
47
D. Teknik Pengambilan Sampel
pemilihan sampel.
teknik time series dan cross section. Menurut Dedi (2011) Time series
adalah data dari satu atau beberapa variabel yang dikumpulkan secara
runtut waktu dalam suatu rentang waktu tertentu. Frekuensi urutan waktu
yang dimiliki time series bisa dalam bentuk menit, detik, hari, minggu,
bulan, tahun atau bahkan jam. Sedangkan Cross section adalah data yang
dilihat dari data objek wisata, data jumlah kunjungan wisata, retribusi, data
jumlah hotel dan PAD dari 27 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat yang
48
F. Definisi Operasional Varibel Penelitian
1. Variabel Dependen
daerah.
2. Variabel Independen
a) Sektor Pariwisata
wisata.
49
dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang berkaitan
devisa
50
Memperkenalkan atau meng eksplore keindahan
c) Jumlah Hotel
daerah.
51
Menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun 2009,
d) Retribusi
data panel yang merupakan gabungan dari data time series dan data cross
52
Keterangan :
Y = PAD di Provinsi i pada periode t
Xit = Sektor Pariwisata di provinsi i pada periode t
Xit = Jumlah Kunjungan Wisatawan di provinsi i pada periode t
Xit = Jumlah Hotel di provinsi i pada periode t
Xit = Retribusi di provinsi i pada periode t
β1 = Koefisien Regresi Sektor Pariwisata
β2 = Koefisien Regresi Jumlah Kunjungan Wisata
β3 = Koefisien Regresi Retribusi
β4 = Koefisien Regresi Jumlah Hotel
α = Konstanta
eit = error term dikabupaten/Kota i periode t
sebagai berikut :
53
Yit = α + 𝑋1 itβit + 𝑋 2 itβit + 𝑋 3 itβit + 𝑋 4 itβit Vit
Y = PAD
X1 = Sektor Pariwisata
X2 = Jumlah Kunjungan Wisatawan
X3 = Jumlah Hotel
X4 = Retribusi
α = Konstanta
2. Fixed Effect Model (FEM)
berikut :
54
perbedaan antar waktu dan individu melalui error. Keuntungan
panel yang akan digunakan. Kedua uji tersebut adalah uji chow
a) Uji Chow
55
maka artinya H0 diterima atau dengan kata lain model
b) Uji Haussman
lain H1 ditolak.
56
uji multikolonieritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.
a) Uji Normalitas
b) Uji Multikolinieritas
sebagai berikut :
c) Uji Heteroskedastisitas
57
yang dikatakan tidak mengalami heteroskedastisitas yaitu
d) Uji Autokorelasi
berikut :
simultan.
58
H1 : Ada pengaruh signifikan antara variabel independen
59
H1 : Berpengaruh signifikan antara variabel independen
60
BAB IV
Provinsi Jawa Barat selama dalam kurun waktu 3 tahun dari 2016 sampai 2018.
Berdasarkan metode yang digunakan yaitu regresi data panel yang merupakan
gabungan antara data time series dengan data cross section yang telah ditetapkan
pada BAB III. Subjek yang digunakan pada penelian ini adalah DISPORAPAR,
dan Badan Pusat Statistika (BPS) yang diambil data dari tahun 2016-2018.
Adapun objek yang digunakan pada penelitian ini yakni laporan data objek wisata,
jumlah kunjungan wisata, data jumlah retribusi dan data jumlah hotel dari tahun
data dari sampel yang digunakan pada penelitian ini. Peneliti memperoleh data
berupa beberapa dokumen dari website resmi BPS (Badan Pusat Statistika) dan
DISPORAPAR Provinsi Jawa Barat dan beberapa website resmi dari beberapa
Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Jawa Barat. Berikut data yang diperolah
61
TABEL 4. 1
Jumlah Objek Wisata dari 27 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat
1. 64 64 183
Kabupaten Bandung
2. 39 39 102
Kabupaten Bandung Barat
3. 10 10 46
Kabupaten Bekasi
4. 45 86 97
Kabupaten Bogor
5. 9 129 129
Kabupaten Ciamis
6. 16 19 82
Kabupaten Cianjur
7. 11 9 7
Kabupaten Cirebon
8. 38 43 78
Kabupaten Garut
9. 1 24 15
Kabupaten Indramayu
10. 24 55 28
Kabupaten Karawang
11. Kabupaten Kuningan 35 28 54
62
18. 13 146 146
Kabupaten Tasikmalaya
19. 15 14 95
Kota Bandung
20. 2 1 6
Kota Banjar
21. 10 15 35
Kota Bekasi
22. Kota Bogor 22 22 98
25. 21 21 44
Kota Depok
26. Kota Sukabumi 2 2 25
Dilihat dari tabel 4.1 yang merupakan data jumlah objek wisata dari 27
Kabupaten/Kota yang terdapat di Provinsi Jawa Barat. Data diatas dapat merupakan
data yang diambil dari tahun 2016-2018, dimana dari keseluruhan Kabupaten/Kota
yang terdapat di Provinsi Jawa Barat ternyata masih ada Kabupaten/Kota yang jumlah
objek wisatanya hanya sedikit seperti Kota Banjar, Kabupaten Cirebon, Kota Cimahi
dan Kota Sukabumi dimana perkembangan dari tahun ke tahunnya tidak terlalu banyak
jumlah objek wisata terbanyak dimiliki oleh Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung
63
TABEL 4 .2
Jumlah Kunjungan Wisatawan dari 27 Kabupaten/Kota di Provinsi
Jawa Barat
Wisatawan
Nama Wisatawan Mancanegara
Nusantara
No Kabupaten/
1. Kabupaten 0
Bandung 5.583.468 3.385.860 161.000 867.000 578.321
Kabupaten
2.
Bandung 0
Barat 1.289.657 1.405.920 121.788 278.027 480.531
3. Kabupaten 2.043.000 0 0 0
Bekasi 49.740 49.740
4. Kabupaten 228.913 0
Bogor 4.955.079 4.411.967 4.411.967 677.858
5. Kabupaten 110.997 0 0 0
Ciamis 126.022 202.364
6. Kabupaten 0
Cianjur 212.095 3.614.683 901.852 12.100 287.190
7. Kabupaten 186.776 0 0
Cirebon 644.224 108.463 0
8. Kabupaten 0
Garut 671.858 1.650.983 67.897 4.983 4.934
9. Kabupaten 0 0 0
Indramayu 111.703 318.239 31.632
10. Kabupaten 6 0
Karawang 316.471 649
4.574.411 6.390.906
11. Kabupaten
Kuningan 338.738 0
1.189.102 197.822 116 784
12. Kabupaten
Majalengka 23.260 0 0
443.001 200.226 1.500
13. Kabupaten 2.528.273 3.578 0
Pangandaran 1.824.367 10.344 8.689
14. Kabupaten 357.349 435.342 0
Purwakarta 1.957.194 5.436.456 2.782
64
15. Kabupaten 0
Subang 748.972
3.477.300 176.254 2.482.798 4.621
16. Kabupaten 0
Sukabumi 2.031.979 2.167.288 1.494.205 49.985 14.008
17. Kabupaten
Sumedang 992.315 427.132 122.419 0
18.637 352
18. Kabupaten 35.700 0
Tasikmalaya 505.570 325.507 1.362 703
19. Kota 5.864.721 432.271 0
Bandung 1.431.290 1.431.290 432.271
20. 50.453 38.007 0 0
Kota Banjar
35.137 0
21.
Kota Bekasi 0 0 0 0 0
908.450
22. Kota Bogor 14.670 0
5.293.040 5.875.274 8.325 13.217
23. Kota Cimahi 0
1.968
1.372 4.194 339 351
24. Kota Cirebon 214.340 0
1.354.722 1.422.458 1.423 1.494
25. 0 0
Kota Depok 34.687 7.812
1.864.273 32.000
26. Kota
Sukabumi 82.316 0
115.750 200.445 3.266 3.566
27. Kota
Tasikmalaya 302.908 228.573 25 0
359.174 25
Sumber Data : BPS (Badan Pusat Statistika), 2018
Dilihat dari tabel 4.2 yang merupakan data jumlah kunjungan wisatawan dari 27
Kabupaten/Kota yang terdapat di Provinsi Jawa Barat. Data diatas dapat merupakan
data yang diambil dari tahun 2016-2018 yang bersumber dari BPS (Badan Pusat
kunjungan wisatawan selama 3 tahun tersebut. Pada tahun 2018 untuk wisatawan
65
mancanegara yang bersumber data BPS (Badan Pusat Statistika) tidak terdapat jumlah
mancanegara. Dilihat dari data diatas bahwa dari jumlah kunjungan wisatawan
TABEL 4.3
Jumlah Hotel dari 27 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat
1. 73 16 110
Kabupaten Bandung
2. 77 8 118
Kabupaten Bandung Barat
3. 24 4 46
Kabupaten Bekasi
4. 150 10 706
Kabupaten Bogor
5. 13 10 13
Kabupaten Ciamis
6. 103 14 156
Kabupaten Cianjur
7. 20 4 23
Kabupaten Cirebon
8. 108 7 245
Kabupaten Garut
9. 27 3 30
Kabupaten Indramayu
10. 31 14 37
Kabupaten Karawang
66
11. Kabupaten Kuningan 47 4 49
18. 20 19 34
Kabupaten Tasikmalaya
19. 385 117 419
Kota Bandung
20. 9 7 8
Kota Banjar
21. 25 2 38
Kota Bekasi
22. Kota Bogor 51 29 66
25. 13 3 10
Kota Depok
26. Kota Sukabumi 33 25 36
Dilihat dari tabel 4.3 yang merupakan data jumlah hotel dari 27
Kabupaten/Kota yang terdapat di Provinsi Jawa Barat. Data diatas dapat merupakan
data yang diambil dari tahun 2016-2018 yang bersumber dari BPS (Badan Pusat
Statistika) tahun 2018 dimana data diatas menunjukkan perkembangan hotel yang
67
terdapat di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat. Dilihat dari data diatas bahwa
Bogor, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, dan Kota Bandung. Jumlah hotel
tersebut sudah terdiri dari hotel berbintang ataupun hotel non bintang. Sedangkan
untuk jumlah hotel yang paling sedikit dimiliki oleh Kabupaten Majalengka, Kota
TABEL 4.4
Retribusi dari 27 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat
Nama
No 2016 2017 2018
Kabupaten/Kota
1.
Kabupaten Bandung 26.937.589,00 21.833.385,00 26.806.282,00
2. Kabupaten Bandung
20.683.889,52 19.516.977,00 19.973.764,00
Barat
3.
Kabupaten Bekasi 206.694.870,04 198.722.834,47 227.999.370,00
4.
Kabupaten Bogor 136.756.226,16 136.756.226,16 227.999.370,00
5.
Kabupaten Ciamis 15.770.602,00 17.336.049,00 8.550.638,10
6.
Kabupaten Cianjur 18.482.440,87 20.911.694,01 39.524.593,00
7.
Kabupaten Cirebon 38.818.696,60 40.173.839,69 35.980.757,35
8.
Kabupaten Garut 17.335.237,50 15.506.399,00 18.555.709,00
9. Kabupaten
24.195.093,76 24.613.203,68 35.015.304,00
Indramayu
10. Kabupaten
61.330.374,00 75.484.056,00 116.713.172,00
Karawang
11. Kabupaten
Kuningan 50.920.302 37.748.102 59.679.161
68
12. Kabupaten
Majalengka 16.338.783,19 16.859.496,00 22.999.098,00
13. Kabupaten
10.034.701,78 28.546.301,74 49.552.634,00
Pangandaran
14. Kabupaten
24.111.253,11 22.574.628,50 30.226.401,00
Purwakarta
15.
Kabupaten Subang 18.953.833,62 23.109.193,72 22.781.169,30
16. Kabupaten
34.476.009,74 34.516.009,74 33.489.912,00
Sukabumi
17. Kabupaten
Sumedang 14.283.756,95 11.985.080,75 13.644.646,00
18. Kabupaten
16.162.202,00 15.653.814,80 22.516.843,60
Tasikmalaya
19.
Kota Bandung 102.665.192,00 50.064.557,33 230.000.000,00
20.
Kota Banjar 4.618.721,42 4.874.484,26 5.793.593,00
21.
Kota Bekasi 94.743.140,60 84.381.937,00 115.472.947,75
22. Kota Bogor 62.727.631,46 49.043.299,93 41.861.742,00
23. Kota Cimahi 10.085.858,00 10.239.609,80 12.577.923
24. Kota Cirebon 12.447.207,50 11.757.486,00 12.275.183,00
25.
Kota Depok 65.360.503,91 60.781.797,10 63.571.179,13
26. Kota Sukabumi 8.695.308,54 8.755.115 7.897.190,20
27. Kota Tasikmalaya 12.262.891,80 12.004.395,37 10.602.541,00
Sumber Data : BPS (Badan Pusat Statistika), 2018
Dilihat dari tabel 4.4 yang merupakan data retribusi dari 27 Kabupaten/Kota
yang terdapat di Provinsi Jawa Barat. Data diatas dapat merupakan data yang diambil
dari tahun 2016-2018 yang bersumber dari BPS (Badan Pusat Statistika) tahun 2018
dimana data diatas menunjukkan bahwa hasil retribusi selama 3 tahun tersebut dari
69
seluruh Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat dapat dilihat bahwa retribusi tertinggi
Bandung, dan Kota Bekasi. Sedangkan untuk retribusi yang memiliki nilai terendah
didalamnya terdiri dari CEM (Common Effect Model), FEM (Fixed Effect Model)
dan REM (Random Effect Model) dengan menggunakan Eviews 9. Maka dapat
dilihat proses pemilihan uji yang tepat pada tabel dibawah ini :
1. Pemilihan Common Effect Model (CEM) dan Fixed Effect Model (FEM)
Pada penelitian ini dengan menggunakan data panel maka perlu adanya
Uji Chow Test untuk mengetahui model yang tepat untuk digunakan pada
penelitian ini. Uji Chow ini digunakan untuk menguji model mana yang tepat
dummy atau Fixed Effect Model (FEM) dengan uji hipotesis. Uji Chow dapat
value kurang dari 0,05 atau 5% dengan model yang tepat untuk digunakan
adalah Fixed Effect Model (FEM). Tetapi jika p-value lebih dari 0,05 atau 5%
maka dinyatakan tidak signifikan dan model yang tepat digunakan adalah
70
Common Effect Model (CEM). Berikut hasil Uji Chow antara Common Effect
Dari hasil Uji Chow Test yang telah dilakukan untuk nilai F statistik
dengan melihat hasil dari nilai probabilitas (p-value) dari nilai statistik Cross-
dan 0.0000. Dilihat dari ketentuan α = 0,05 atau 5% maka dapat disimpulkan
dimana masing-masing hasil < 0,05 maka nilai p-value tersebut lebih kecil.
pada penelitian ini adalah Fixed Effect Model (FEM) yang artinya H1
diterima.
71
2. Pemilihan Fixed Effect Model (FEM) dan Random Effect Model (REM)
Pada Uji Hausman ini dilakukan untuk menguji Fixed Effect Model
(FEM) dengan Random Effect Model (REM) karena dengan adanya pengujian
tersebut mempunyai tujuan untuk mengetahui model mana yang terbaik untuk
uji hipotesis. Uji Hausman dapat dilihat jika nilai p-value kurang dari 0,05
atau 5% maka H0 ditolak dan model yang dinyatakan tepat untuk dapat
digunakan adalah Fixed Effect Model (FEM) dan dikatakan tidak signifikan
jika p-value lebih dari 0,05 atau 5% maka model yang tepat digunakan adalah
Random Effect Model (REM). Berikut hasil Uji Hausmas yang menguji antara
Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Dilihat dari hasil data diatas dapat dilihat bahwa dari nilai Cross-
value) < 0,05 atau 5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai probabilitas
72
lebih kecil dan menolak H0 dan model yang digunakan pada penelitian ini
adalah Fixed Effect Model (FEM) atau dengan kata lain H1 diterima.
1. Uji Normalitas
GAMBAR 4. 1
Hasil Uji Normalitas
14
Series: Standardized Residuals
12 Sample 2016 2018
Observations 81
10
Mean 1.87e-07
Median -1852406.
8
Maximum 3.05e+10
Minimum -3.28e+10
6
Std. Dev. 1.25e+10
Skewness -0.139390
4
Kurtosis 3.725658
2 Jarque-Bera 2.039505
Probability 0.360684
0
-3.0e+10 -2.0e+10 -1.0e+10 25000.0 1.0e+10 2.0e+10 3.0e+10
73
Jarque-Bera < dari nilai tabel Chi-Square yang artinya data tersebut
terdistribusi normal.
2. Uji Multikolinearitas
TABEL 4. 7
Hasil Uji Multikolinearitas
hasil < 0,10. Maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel diatas tidak
model regresi.
74
3. Uji Heteroskedastisitas
TABEL 4. 8
Hasil Uji Heteroskedastisitas
(X2) 0.8094 > 0,05, Jumlah Hotel (X3) 0.5729 dan Retribusi 0.5869 >
0,05. Dari masing-masing variabel diatas menghasilkan angka > 0,05 atau
residual dan varian untuk semua pengamatan dalam model regresi yang
diteliti.
75
4. Uji Autokorelasi
TABEL 4. 9
Hasil Uji Autokorelasi
Dari tabel 4.9 dapat diketahui bahwa hasil uji autokorelasi dari
penelitian ini dapat diketahui dari nilai DW, dimana nilai DW pada hasil
n = 81
k=5
dW = 1,290515
dL = 1,5146
dU = 1,7720
(4-dU) = (4-1,7720) = 2,228
(4-dL) = (4-1,5146) = 2,4854
(4-dU) dW (4-dL)
2,228 1,290515 2,4854
76
Dari analisis diatas dapat dikatakan bahwa tidak terdapat
D. Uji Hipotesis
TABEL 4. 10
Hasil Uji Simultan (Uji F)
R-squared 0.971626
Adjusted R-squared 0.954601
S.E. of regression 1.58E+10
Sum squared resid 1.25E+22
Log likelihood -1997.493
F-statistic 57.07174
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber Data : Diolah Oleh Eviews 9, 2021
hasil nilai Prob(F-Statistik) 0.000000 yang artinya bahwa hasil tersebut <
77
2. Uji Koefisien Determinasi
TABEL 4. 11
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R-Square)
R-squared 0.971626
Adjusted R-squared 0.954601
S.E. of regression 1.58E+10
Sum squared resid 1.25E+22
Log likelihood -1997.493
F-statistic 57.07174
Prob(F-statistic) 0.000000
melihat nilai R-Square yang harus berkisar 0 sampai 1. Jika nilai R-Square
78
3. Uji Parsial (Uji t)
TABEL 4. 12
Hasil Uji Parsial (Uji t)
Method: Panel Least Squares
Date: 01/02/21 Time: 14:48
Sample: 2016 2018
Periods included: 3
Cross-sections included: 27
Total panel (balanced) observations: 81
Data diatas adalah hasil estimasi yang telah dilakukan dengan nilai
dependen dan jika nilai probabilitas < 0,05 atau 5% maka variabel
dependen. Dari data diatas diketahui bahwa hasil dari variabel X1 Sektor
SPW (X1) dan JKW (X2) memiliki pengaruh yang tidak signifikan
79
terhadap variabel Pendapatan Asli Daerah (Y), sedangkan untuk variabel
JLH (X3) dan RET (X4) memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel
E. Pembahasan
(X3) dan Retribusi (X4) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan
nilai Probabilitas sebesar 0.7522 atau > 0,05. Artinya sektor pariwisata
pembenahan lebih lanjut. Karena ternyata dilihat dari data objek wisata
kurang atau masih belum terdapat objek wisata sehingga dari sektor
Daerah. Selain itu dapat juga disebabkan karena banyaknya objek wisata
baru yang bermunculan dan akses jalan menuju ke objek tersebut tidak
80
Adapun juga para pihak pengelola objek wisata belum terlalu
Diah (2017) yang menghasilkan bahwa data yang dilihat dari jumlah
Serta sesuai dengan penelitian. Selain itu juga hasil tersebut sejalan
dengan penelitian dari Alyani dan Menik (2020) yang menyatakan bahwa
Asli Daerah dimana telah dihasilkan bahwa dari nilai Probabilitas sebesar
0,7350 dimana nilai tersebut > 0,05. Artinya pemerintah dibeberapa daerah
81
hanya ke objek sekitar Bandung atau ke luar provinsi jawa barat sehingga
Selain itu juga mungkin pengaruh dari para wisatawan yang hanya
bukan sebagai tujuan untuk berwisata. Hasil uji ini sejalan dengan
juga penelitian ini sejalan dengan Sabrina dan Irma (2018) yang
Daerah
dilihat dari hasil nilai Probabilitas sebesar 0.0011 dimana nilai tersebut <
baik dari segi fasilitas, kualitas, sarana dan prasarananya sehingga dapat
82
Hasil ini sejalan dengan penelitian Alyani dan Menik (2020) yang
yang signifikan terhadap pendapatan asli daerah. Selain itu juga hasil ini
Daerah
Probabilitas sebesar 0,0000 yang berarti < 0,05. Artinya, kinerja dalam
83
BAB V
A. Simpulan
Dari hasil uji dan mengacu pada tujuan penelitian, maka kesimpulan
Jawa Barat yang sehingga banyak para wisatawan berkunjung atau lebih
sektor pariwisata. Selain itu juga mungkin pengaruh dari para wisatawan
84
baik dari segi fasilitas, kualitas, sarana dan prasarananya sehingga dapat
B. Saran
lebih luas.
data atau sampel agar hasil penelitian yang didapatkan lebih baik.
85
C. Keterbatasan Penelitian
Peneliti sadar bahwa dalam penelitian ini tidak dapat terlepas dari keterbatasan
pendapatan asli daerah, karena diduga masih ada faktor lain dibidang
D. Implikasi Penelitian
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini selain tidak dapat terlepas dari
implikasi penelitian.
86
Maka, berikut beberapa implikasi pada penelitian ini :
1. Implikasi Sosial
Implikasi sosial dari penelitian ini adalah bahwa sektor pariwisata yang
wisata serta dapat pula terjadi dari pengaruh kegiatan pariwisata dalam
lingkup masyarakat.
2. Implikasi Ekonomi
Implikasi ekonomi dari penelitian ini adalah bahwa sektor pariwisata yang
bagi daerahnya. Selain itu, pemasukan dari sektor pariwisata tidak hanya
3. Implikasi Lingkungan
87
DAFTAR PUSTAKA
Alyani Fildzah, Menik Kurnia Siwi, 2020. Pengaruh Jumlah Objek Wisata dan Jumlah
Hotel Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten/Kota Provinsi
Sumatera Barat. Jurnal Ecogen Volume 3 No.2 Tahun 2020.
http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pek/article/view/8763
Afifah, Hasnaul, 2016. Hubungan Antara Pendapatan Asli Daerah dari Retribusi Objek
Wisata Alam Terhadap Perekonomian Daerah (Studi Pada kabupaten
Purbalingga Provinsi Jawa Tengah). Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/31414
Amnar, S., Muhammad, S., & Nur, S. M. 2017. Pengaruh Pariwisata Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Sabang. Jurnal Ekonomi Dan Kebijakan
Publik Indonesia, 4, 13–22.
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/EKaPI/article/view/8508
Afrizal Muhamad Fikri Nur, Catur Martian Fajar, dan Yunika Komalasari, 2019. Dampak
Jumlah Wisatawan, Jumlah Hotel, dan PDRB Terhadap Penerimaan Pajak
Hotel. Jurnal Sain Manajemen, Vol. 1 No. 1 Agustus 2019.
http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/jsm/article/view/84/61
Assidiqi, Muhammad Habsy. 2016. Dampak Kualitas Sumber Daya Manusia, Sistem
Pengendalian Internal, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pemahaman
Standar Akuntansi Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada SKPD Kabupaten Indramayu).
Skripsi. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Badan Pusat Statistika, 2019. Data Penduduk Provinsi Jawa Barat.
https://jabar.bps.go.id/quickMap.html
Badan Pusat Statistika, 2018. Data Jumlah kunjungan Wisatawan. Nusantara.
https://www.bps.go.id/dynamictable/2019/09/24/1645/jumlah-kunjungan-
wisatawan-nusantara-2015---2018.html
Basuki, A.T, 2016. Analisis Regresi Dalam Penelitian Ekonomi dan Bisnis: Dilengkapi
Aplikasi SPSS dan Eviews, Jakarta : Rajawali Press.
Bujung Falery Ester, Debby Ch. Rotinsulu, Audie. O. Niode, 2019. Pengaruh Jumlah
Kunjungan Wisatawan Dan Tingkat Hunian Hotel Terhadap Penerimaan
Sektor Pariwisata Sulawesi Utara. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 19
No. 03 Tahun 2019.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jbie/article/view/25292/24971
Ginting Agrimia Audita, Devi Yana Pandiangan, Mawarni Selvina Napitupulu, Monika
Karolina Sianturi. 2018. Pengaruh Jumlah Wisatawan Pada Sektor Pariwisata
terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Dairi Tahun 2012 –
2016. Jurnal Aplikasi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis Vol. 3, No.1, Oktober
2018. http://jameb.stimlasharanjaya.ac.id/JAMEB/article/view/71/44
Dedi Rosadi, 2011. Analisis Ekonometrika dan Runtun Waktu Terapan dengan R.
Yogyakarta : Andi Offset.
Dokumen Jumlah Kunjungan Wisatawan. Badan Pusat Statistika Provinsi Jawa Barat
Tahun 2016. https://jabar.bps.go.id/statictable/2018/03/23/475/jumlah-
kunjungan-wisatawan-ke-obyek-wisata-menurut.html
Dokumen Jumlah Kunjungan Wisatawan. Badan Pusat Statistika Provinsi Jawa Barat
Tahun 2017. https://jabar.bps.go.id/dynamictable/2020/05/13/447/jumlah-
kunjungan-wisatawan-ke-objek-wisata-di-provinsi-jawa-barat-2017.html
Dokumen Jumlah Kunjungan Wisatawan. Badan Pusat Statistika Provinsi Jawa Barat
Tahun 2018. https://jabar.bps.go.id/dynamictable/2020/05/13/448/jumlah-
kunjungan-wisatawan-ke-objek-wisata-di-provinsi-jawa-barat-2018.html
Dokumen Jumlah Hotel Bintang. Data Provinsi Jawa Barat Tahun 2016.
https://data.jabarprov.go.id/dataset/jumlah-hotel-bintang-berdasarkan-
jenis/resource/d51a8260-7383-4636-858b-b51664c4cbf4
Dokumen Jumlah Hotel Non Bintang. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat Tahun
2016. https://jabar.bps.go.id/indicator/16/208/2/jumlah-hotel-non-bintang-
menurut-kabupaten-kota.html
Dokumen Jumlah Hotel Bintang. Data Provinsi Jawa Barat Tahun 2017.
https://data.jabarprov.go.id/dataset/jumlah-hotel-bintang-berdasarkan-
jenis/resource/8ad33869-f4a9-403e-86df-7cfee329a664
Dokumen Jumlah Hotel Non Bintang. Data Provinsi Jawa Barat Tahun 2017.
https://jabar.bps.go.id/indicator/16/208/1/jumlah-hotel-non-bintang-menurut-
kabupaten-kota.html
Dokumen Jumlah Hotel Non Bintang. Badan Pusat Statistik Tahun 2018.
https://jabar.bps.go.id/dynamictable/2020/05/13/415/jumlah-hotel-non-
bintang-menurut-kabupaten-kota-di-provinsi-jawa-barat-2018.html
Dokumen Objek wisata berdasarkan jenisnya. Data Provinsi Jawa Barat Tahun 2016.
https://data.jabarprov.go.id/dataset/potensi-obyek-daya-tarik-wisata-
berdasarkan-jenis/resource/f7a639df-5525-4e88-a3ab-76b6f862d8c2
Dokumen Objek wisata berdasarkan jenisnya. Data Provinsi Jawa Barat Tahun 2017.
https://data.jabarprov.go.id/dataset/potensi-obyek-daya-tarik-wisata-
berdasarkan-jenis/resource/3faf3402-90a5-4619-966d-645ce179aca6
Dokumen Objek wisata berdasarkan jenisnya. Data Provinsi Jawa Barat Tahun 2018.
https://data.jabarprov.go.id/dataset/potensi-obyek-daya-tarik-wisata-
berdasarkan-jenis
Dokumen Pendapatan Asli Daerah. Badan Pusat Statistika Provinsi Jawa Barat 2016.
https://jabar.bps.go.id/publication/2017/11/20/2d9f5ceace06591f95f41de3/sta
tistik-keuangan-pemerintah-daerah-provinsi-dan-kabupaten-kota-jawa-barat-
2017.html
Dokumen Pendapatan Asli Daerah. Badan Pusat Statistika Provinsi Jawa Barat 2017.
https://jabar.bps.go.id/publication/2017/11/20/2d9f5ceace06591f95f41de3/sta
tistik-keuangan-pemerintah-daerah-provinsi-dan-kabupaten-kota-jawa-barat-
2017.html
Dokumen Pendapatan Asli Daerah. Badan Pusat Statistika Provinsi Jawa Barat 2018.
https://jabar.bps.go.id/publication/2018/11/30/0e300ee48a50ce48d78c95ba/st
atistik-keuangan-pemerintah-daerah-provinsi-dan-kabupaten-kota-di-
provinsi-jawa-barat-2018.html
Dokumen Retribusi. Badan Pusat Statistika Provinsi Jawa Barat Tahun 2016.
https://jabar.bps.go.id/publication/2017/11/20/2d9f5ceace06591f95f41de3/sta
tistik-keuangan-pemerintah-daerah-provinsi-dan-kabupaten-kota-jawa-barat-
2017.html
Dokumen Retribusi. Badan Pusat Statistika Provinsi Jawa Barat Tahun 2017.
https://jabar.bps.go.id/publication/2017/11/20/2d9f5ceace06591f95f41de3/sta
tistik-keuangan-pemerintah-daerah-provinsi-dan-kabupaten-kota-jawa-barat-
2017.html
Dokumen Retribusi. Badan Pusat Statistika Provinsi Jawa Barat Tahun 2018.
https://jabar.bps.go.id/publication/2018/11/30/0e300ee48a50ce48d78c95ba/st
atistik-keuangan-pemerintah-daerah-provinsi-dan-kabupaten-kota-di-
provinsi-jawa-barat-2018.html
Donaldson, L., & Davis, J. H. (1991). Stewardship Theory or Agency Theory: CEO
Governance and Shareholder Returns. Australian Journal of Management,
16(1), 49–64. https://doi.org/10.1177/031289629101600103
Ersita Mega dan Inggriani Elim, 2016. Analisis Efektivitas Penerimaan Retribusi Daerah
Dan Kontribusinya Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Di
Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Emba Volume 4 No.1, Maret 2016.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/11818
Indah Puspitasari, Moh. Saleh, Duwi Yunitasari, 2018. Analisis Kontribusi Sektor
Priwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Batu Periode Tahun 2011
2015. e-Journal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi, 2018 Volume V (1) : 11-15.
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/e-JEBAUJ/article/download/7720/5445
Jefri, R. (2018). Teori stewardship dan good governance. Jurnal Riset Edisi XXVI, 4(003),
14–28.
Kadjatmiko, 2002. Perimbangan Fiskal Pusat dan Daerah, Direktorat Jenderal
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Departemen Keuangan RI
Kapang, Sarta Ita, Pingkan Rorong dan Mauna TH .B. Maramis, 2019. Analisis Pengaruh
Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah (Pad) Kota Manado.
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 19 No. 04 Tahun 2019.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jbie/article/view/26566/26188
Lolita Devi, Suharno dan Bambang Widarno, 2018. Analisis Kontribusi, Efektivitas,
Efisiensi Dan Potensi Retribusi Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Di Kabupaten Sragen. Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Vol.
14 No. 3 September 2018
http://www.ejurnal.unisri.ac.id/index.php/Akuntansi/article/view/2961/2544
Pertiwi, Ni Luh Gede Ana, 2014. Pengaruh Kunjungan Wisatawan, Retribusi Obyek
Wisata Dan PHR Terhadap PAD Kabupaten Gianyar. E-Jurnal EP Unud, 3
[3] : 115 – 123. https://ojs.unud.ac.id/index.php/eep/article/view/8156
Putri Melinda Eka, 2020. Peran Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah
(Studi Kasus Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014-2018),
Jurnal ilmiah mahasiswa FEB Vol.8 No.2 thn 2020.
https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/6509/5681
Puspitasari, Ni Wayan Ayu Fenni, 2015. Pengaruh Penerapan Tarif Daya Tarik Wisata,
Penerimaan Restribusi Tempat Rekreasi Dan Olahraga, Dan Pajak Restoran
Terhadap Pad Kabupaten Bangli. Jurnal Akuntansi Profesi Vol 4 No.1, Juli
2015. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JAP/article/view/21069
Purwanti, Novi Dwi dan Retno Mustika Dewi, 2014. Pengaruh Jumlah Kunjungan
Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Mojokerto Tahun 2006-2013.
Jurnal Ilmiah Tahun 2014.
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jupe/article/view/9342/9257
Rifurariani Welyoyo, Inggriani Elim, dan Meily Y.B.Kalalo, 2020. Analisis Retribusi
Pelabuhan Dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Di Kota
Sorong. Indonesia Accounting Journal Volume 2, Number 2, Year 2020
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/iaj/article/view/27785/27282
Sabrina Nina dan Mudzhalifah Irma, 2018. Pengaruh Jumlah Objek Wisata, Jumlah
Wisatawan Dan Tingkat Hunian Hotel Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Dengan Penerimaan Sektor Pariwisata Sebagai Variabel Moderating Pada Dinas
Pariwisata Kota Palembang. Volume 3, Nomor 2, November 2018.
https://jurnal.um-palembang.ac.id/balance/article/view/1449
Solot Flora Trivonia, 2018. Pengaruh Jumlah Hotel Terhadap Pendapatan Asli Daerah
(Pad) Melalui Pajak Hotel Sebagai Intervening (Studi Kasus Di Kota
Yogyakarta Tahun 2013-2016). Jurnal Ekobis Dewantara Vol. 1 No.2 Februari
2018. http://jurnalfe.ustjogja.ac.id/index.php/ekobis/article/view/635/395
Sofyani, H., Tahar, A., & Murtin, A. (2019). Perpajakan Di Indonesia (Cetakan 1,; S. R.
Hayati, Ed.). Penerbit Baskara Media.
Syartika, H., & Mardianis. (2018). Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan
Asli Daerah (PAD) Di Kabupaten Kerinci. Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik,
9(1), 53–65. http://jurnal.dpr.go.id/index.php/ekp/article/view/972
Sunarto dan Reni Dyah Ayu Nur Fatimah. 2016. Pengaruh Penerimaan Retribusi Dan
Penetapan Tarif Obyek Wisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Gunung Kidul Tahun 2013-2015. Jurnal Akuntansi Vol. 4 No. 2 Desember
2016. http://jurnalfe.ustjogja.ac.id/index.php/akuntansi/article/view/237/246
Udayantini, K. D., Bagia, I. W., & Suwendra, I. W. (2015). Pengaruh Jumlah Wisatawan
Dan Tingkat Hunian Hotel Terhadap Pendapatan Sektor Pariwisata Di
Kabupaten Buleleng Periode 2010-2013. E- Journal Bisma Universitas
Pendidikan Ganesha, 3(1).
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JMI/article/viewFile/4796/3629
Undang-Undang Republik Indonesia No. 33 Tahun 2004 Pasal 6 Ayat 1 dan Ayat 2
tentang Perimbangan keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah
Rosa, Yenni Del, Ingra Sovita, dan Idwar. 2016. Analisis Dampak Sektor Pariwisata
Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2000 –
2014. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma Andalas. Jurnal
Ekonomi & Bisnis Dharma Andalas Volume 18 No 1 Januari 2016.
http://ojs.unidha.ac.id/index.php/edb_dharmaandalas/article/download/20/16
Widiana, I. N. W., & Sudiana, I. K. (2015). Pengaruh Jumlah Kunjungan Wisatawan,
Pajak Hotel Restoran Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal
Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali. E-Jurnal Ep Unud, 4(11), 1357–1390.
https://ocs.unud.ac.id/index.php/eep/article/download/16201/11262/
Widayanti Atika, dan Diah Setyawati Dewanti (2017). Analisis Pengaruh Jumlah Obyek
Wisata, PDRB, Jumlah Hotel, Jumlah Restoran dan Rumah Makan, Terhadap
Pendapatan Asli Daerah Sektor Pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2010-2015. Journal Of Economics Research and Sosial Sciences
Volume 1 No.2 (2017)
https://borang.umy.ac.id/index.php/jerss/article/view/9071
LAMPIRAN
1. 64 64 183
Kabupaten Bandung
2. 39 39 102
Kabupaten Bandung Barat
3. 10 10 46
Kabupaten Bekasi
4. 45 86 97
Kabupaten Bogor
5. 9 129 129
Kabupaten Ciamis
6. 16 19 82
Kabupaten Cianjur
7. 11 9 7
Kabupaten Cirebon
8. 38 43 78
Kabupaten Garut
9. 1 24 15
Kabupaten Indramayu
10. 24 55 28
Kabupaten Karawang
11. Kabupaten Kuningan 35 28 54
25. 21 21 44
Kota Depok
26. Kota Sukabumi 2 2 25
1. Kabupaten 0
Bandung 5.583.468 3.385.860 161.000 867.000 578.321
2. Kabupaten 0
Bandung Barat 1.289.657 1.405.920 121.788 278.027 480.531
3. 2.043.000 0 0 0
Kabupaten Bekasi
49.740 49.740
4. 228.913 0
Kabupaten Bogor
4.955.079 4.411.967 4.411.967 677.858
5. 110.997 0 0 0
Kabupaten Ciamis
126.022 202.364
6. 0
Kabupaten Cianjur
212.095 3.614.683 901.852 12.100 287.190
7. 186.776 0 0
Kabupaten Cirebon
644.224 108.463 0
8. 0
Kabupaten Garut
671.858 1.650.983 67.897 4.983 4.934
9. Kabupaten 0 0 0
Indramayu 111.703 318.239 31.632
10. Kabupaten 6 0
Karawang 316.471 649
4.574.411 6.390.906
11. Kabupaten
Kuningan 338.738 0
1.189.102 197.822 116 784
12. Kabupaten
Majalengka 23.260 0 0
443.001 200.226 1.500
13. Kabupaten 2.528.273 3.578 0
Pangandaran 1.824.367 10.344 8.689
14. Kabupaten 357.349 435.342 0
Purwakarta 1.957.194 5.436.456 2.782
15. 0
Kabupaten Subang 748.972
3.477.300 176.254 2.482.798 4.621
16. Kabupaten 0
Sukabumi 2.031.979 2.167.288 1.494.205 49.985 14.008
17. Kabupaten
Sumedang 992.315 427.132 122.419 0
18.637 352
18. Kabupaten 35.700 0
Tasikmalaya 505.570 325.507 1.362 703
19. 5.864.721 432.271 0
Kota Bandung
1.431.290 1.431.290 432.271
20. 50.453 38.007 0 0
Kota Banjar
35.137 0
21.
Kota Bekasi 0 0 0 0 0
908.450
22. Kota Bogor 14.670 0
5.293.040 5.875.274 8.325 13.217
23. Kota Cimahi 0
1.968
1.372 4.194 339 351
24. Kota Cirebon 214.340 0
1.354.722 1.422.458 1.423 1.494
25. 0 0
Kota Depok 34.687 7.812
1.864.273 32.000
26. Kota Sukabumi 0
82.316
115.750 200.445 3.266 3.566
27. Kota Tasikmalaya 0
302.908 228.573 25
359.174 25
Sumber Data : BPS (Badan Pusat Statistika), 2016-2018
Lampiran 3 Jumlah Hotel dari 27 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat
1. 73 16 110
Kabupaten Bandung
2. 77 8 118
Kabupaten Bandung Barat
3. 24 4 46
Kabupaten Bekasi
4. 150 10 706
Kabupaten Bogor
5. 13 10 13
Kabupaten Ciamis
6. 103 14 156
Kabupaten Cianjur
7. 20 4 23
Kabupaten Cirebon
8. 108 7 245
Kabupaten Garut
9. 27 3 30
Kabupaten Indramayu
10. 31 14 37
Kabupaten Karawang
11. Kabupaten Kuningan 47 4 49
25. 13 3 10
Kota Depok
26. Kota Sukabumi 33 25 36
1.
Kabupaten Bandung 26.937.589,00 21.833.385,00 26.806.282,00
2. Kabupaten Bandung
20.683.889,52 19.516.977,00 19.973.764,00
Barat
3.
Kabupaten Bekasi 206.694.870,04 198.722.834,47 227.999.370,00
4.
Kabupaten Bogor 136.756.226,16 136.756.226,16 227.999.370,00
5.
Kabupaten Ciamis 15.770.602,00 17.336.049,00 8.550.638,10
6.
Kabupaten Cianjur 18.482.440,87 20.911.694,01 39.524.593,00
7.
Kabupaten Cirebon 38.818.696,60 40.173.839,69 35.980.757,35
8.
Kabupaten Garut 17.335.237,50 15.506.399,00 18.555.709,00
9.
Kabupaten Indramayu 24.195.093,76 24.613.203,68 35.015.304,00
10.
Kabupaten Karawang 61.330.374,00 75.484.056,00 116.713.172,00
11. Kabupaten Kuningan 50.920.302 37.748.102 59.679.161
12. Kabupaten Majalengka 16.338.783,19 16.859.496,00 22.999.098,00
13.
Kabupaten Pangandaran 10.034.701,78 28.546.301,74 49.552.634,00
14.
Kabupaten Purwakarta 24.111.253,11 22.574.628,50 30.226.401,00
15.
Kabupaten Subang 18.953.833,62 23.109.193,72 22.781.169,30
16.
Kabupaten Sukabumi 34.476.009,74 34.516.009,74 33.489.912,00
17. Kabupaten Sumedang 14.283.756,95 11.985.080,75 13.644.646,00
18.
Kabupaten Tasikmalaya 16.162.202,00 15.653.814,80 22.516.843,60
19.
Kota Bandung 102.665.192,00 50.064.557,33 230.000.000,00
20.
Kota Banjar 4.618.721,42 4.874.484,26 5.793.593,00
21.
Kota Bekasi 94.743.140,60 84.381.937,00 115.472.947,75
22. Kota Bogor 62.727.631,46 49.043.299,93 41.861.742,00
23. Kota Cimahi 10.085.858,00 10.239.609,80 12.577.923
24. Kota Cirebon 12.447.207,50 11.757.486,00 12.275.183,00
25.
Kota Depok 65.360.503,91 60.781.797,10 63.571.179,13
26. Kota Sukabumi 8.695.308,54 8.755.115 7.897.190,20
27. Kota Tasikmalaya 12.262.891,80 12.004.395,37 10.602.541,00
Sumber Data : BPS (Badan Pusat Statistika), 2016-2018
Lampiran 5 Hasil Pengolahan Data
a. Hasil Uji Signifikansi Common Effect Model (CEM) dengan Fixed Effect
b. Hasil Uji Signifikansi Fixed Effect Model (FEM) dengan Random Effect Model
(REM) dengan menggunakan Uji Hussman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
14
Series: Standardized Residuals
12 Sample 2016 2018
Observations 81
10
Mean 1.87e-07
Median -1852406.
8
Maximum 3.05e+10
Minimum -3.28e+10
6
Std. Dev. 1.25e+10
Skewness -0.139390
4
Kurtosis 3.725658
2 Jarque-Bera 2.039505
Probability 0.360684
0
-3.0e+10 -2.0e+10 -1.0e+10 25000.0 1.0e+10 2.0e+10 3.0e+10
R-squared 0.971626
Adjusted R-squared 0.954601
S.E. of regression 1.58E+10
Sum squared resid 1.25E+22
Log likelihood -1997.493
F-statistic 57.07174
Prob(F-statistic) 0.000000
R-squared 0.971626
Adjusted R-squared 0.954601
S.E. of regression 1.58E+10
Sum squared resid 1.25E+22
Log likelihood -1997.493
F-statistic 57.07174
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber Data : Diolah Oleh Eviews 9, 2021