Anda di halaman 1dari 125

PENGARUH SEKTOR PARIWISATA, JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN,

JUMLAH HOTEL DAN RETRIBUSI TERHADAP PENDAPATAN ASLI


DAERAH TAHUN 2016-2018
(Survey Pada 27 Kabupaten Provinsi Jawa Barat)

THE INFLUENCE OF THE TOURISM SECTOR, NUMBER OF TOURIST


VISITS, NUMBER OF HOTELS AND RETRIBUTION ON ORIGINAL
REGIONAL INCOME IN 2016-2018

(Survey in 27 Districts of West Java Province)

Diajukan Oleh :
Nina Marlina
20170420368

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2021
PENGARUH SEKTOR PARIWISATA, JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN,
JUMLAH HOTEL DAN RETRIBUSI TERHADAP PENDAPATAN ASLI
DAERAH TAHUN 2016-2018
(Survey Pada 27 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat)

THE INFLUENCE OF THE TOURISM SECTOR, NUMBER OF TOURIST


VISITS, NUMBER OF HOTELS AND RETRIBUTION ON ORIGINAL
REGIONAL INCOME IN 2016-2018

(Survey in 27 Districts of West Java Province)


SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Diajukan Oleh :
Nina Marlina
20170420368

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2021

i
SKRIPSI

PENGARUH SEKTOR PARIWISATA, JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN,


JUMLAH HOTEL DAN RETRIBUSI TERHADAP PENDAPATAN ASLI
DAERAH TAHUN 2016-2018

(Survey Pada 27 Kabupaten Provinsi Jawa Barat)


THE INFLUENCE OF THE TOURISM SECTOR, NUMBER OF TOURIST
VISITS, NUMBER OF HOTELS AND RETRIBUTION ON ORIGINAL
REGIONAL INCOME IN 2016-2018
(Survey in 27 Districts of West Java Province)

Diajukan oleh :

NINA MARLINA

20170420368

Telah disetujui oleh :

Pembimbing

Dr. Bambang Jatmiko, SE., M.Si Tanggal


NIP : 19650601201210 143 092

ii
SKRIPSI

PENGARUH SEKTOR PARIWISATA, JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN,


JUMLAH HOTEL DAN RETRIBUSI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH
TAHUN 2016-2018
(Survey Pada 27 Kabupaten Provinsi Jawa Barat)
THE INFLUENCE OF THE TOURISM SECTOR, NUMBER OF TOURIST VISITS,
NUMBER OF HOTELS AND RETRIBUTION ON ORIGINAL REGIONAL INCOME IN
2016-2018
(Survey in 27 Districts of West Java Province)

Diajukan oleh :
NINA MARLINA
20170420368
Skripsi Ini Telah Di Pertahankan Dan Disahkan Di Depan Dewan Penguji Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Tanggal
Yang terdiri dari

Dr. Bambang Jatmiko, SE., M.Si


Ketua Tim Penguji

Evi Rahmawati, S.E., M.Acc., Ph.D., Ak.,CA Hafiez Sofyani, S.E., M.Sc
Anggota Tim Penguji Anggota Tim Penguji

Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Dr. Ahim Abdurohim, M.Si., SAS., Ak., CA.


NIK. 19701126199603 143 053

iii
PERNYATAAN

Dengan ini saya,

Nama : Nina Marlina

Nomor Mahasiswa : 20170420368

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul “PENGARUH SEKTOR PARIWISATA,

JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN, JUMLAH HOTEL DAN RETRIBUSI

TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH TAHUN 2016-2018 (Survey Pada 27

Kabupaten Provinsi Jawa Barat)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk

memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan

saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh

orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam

Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat pendapat atau karya

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut

dibatalkan.

Yogyakarta, 2021

Nina Marlina

iv
MOTTO

Selalu bersyukur atas apa yang telah dimiliki. Belajarlah dari kesalahan masa lalu,

bekerja keraslah untuk masa kini dan berharap hasil yang terbaik untuk masa depan.

Segala hal apapun yang akan dilakukan selalu libatkanlah Allah SWT karena dengan

begitu kamu akan memperoleh hasil yang sangat memuaskan. Ketika kamu terjatuh

jangan pernah patah semangat tetapi bangkitlah kembali.

(Nina Marlina)

v
PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk.....

Bapakku, “Dede Rasmada”

Ibuku, “Surya Mawarni Laila”

Adik Pertamaku, “Jimy Fazrial”

Adik Keduaku, “Muhammad Sunandar”

“Sahabat dan teman-teman yang telah menyayangiku”

“Almamater tercinta”

vi
INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan membuktikan secara empiris


Pengaruh Sektor Pariwisata, Jumlah Kunjungan Wisatawan, Jumlah Hotel Dan
Retribusi Terhadap Pendapatan Asli Daerah. Pengembangan sektor pariwisata di
Jawa Barat merupakan salah satu fokus Pemerintahan Provinsi Jawa Barat pada
perekonomian inklusif. Kabupaten/Kota yang terdapat di Provinsi Jawa Barat
rata-rata memiliki berbagai objek wisata dan hotel akan tetapi tidak sedikit juga
objek wisata dan hotel yang belum dikembangkan, dijaga dan dikelola dengan
baik sehingga berdampak pada pendapatan asli daerah. Objek pada penelitian ini
adalah di Provinsi Jawa Barat sedangkan subjek penelitian terdiri dari sektor
pariwisata, jumlah kunjungan wisatawan, jumlah hotel dan retribusi. Teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik
Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian
ini adalah dengan mengumpulkan data berdasarkan dokumen dengan
menggunakan teknik Time Series dan Cross Section. Pengolahan data pada
penelitian ini dengan menggunakan Eviews 9. Pengujian hipotesis pada penelitian
ini menggunakan uji regresi data panel dengan menggunakan uji F (Simultan), uji
koefisien determinasi (R-Square) dan uji t (Parsial).

Berdasarkan hasil pada penelitian yang telah dilakukan menunjukkan


bahwa variabel sektor pariwisata tidak berpengaruh signifikan terhadap PAD,
variabel jumlah kunjungan wisatawan tidak berpengaruh signifikan terhadap
PAD, variabel jumlah hotel berpengaruh signifikan terhadap PAD dan variabel
retribusi berpengaruh signifikan terhadap PAD di 27 Kabupaten/Kota Provinsi
Jawa Barat.

Kata Kunci : Sektor Pariwisata, Jumlah Kunjungan Wisatawan, Jumlah


Hotel, Retribusi Dan Pendapatan Asli Daerah.

vii
ABSTRAK

The purpose of this study is to determine how the influence of the tourism
sector, the number of tourist visits, the number of hotels and levies on local
revenue. The development of the tourism sector in West Java is one of the focuses
of the West Java Provincial Government on an inclusive economy. Regencies /
cities in West Java Province on average have various tourist objects and hotels,
but not a few tourist objects and hotels that have not been developed, maintained
and managed properly so that they have an impact on local revenue. The object of
this research is in West Java Province, while the research subjects consist of the
tourism sector, the number of tourist visits, the number of hotels and fees. The
sampling technique in this study using purposive sampling technique. The data
technique used in this study is to collect data based on documents using the Time
Series and Cross Section techniques. Data processing in research using Eviews 9.
Hypothesis testing in research using panel data regression test using F test
(simultaneous), coefficient determination test (R-Square) and t test (partial).

Based on the results of research which has shown that the tourism sector
variable has no significant effect on PAD, the variable number of tourist visits has
no significant effect on PAD, the variable number of hotels has a significant effect
on PAD and the levy variable has a significant effect on PAD in 27 Regencies in
West Java Province.

Keywords: Tourism Sector, Number of Tourist Visits, Number of Hotels,


Retribution and Local Own Income.

viii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas berkah, hidayah dan rahmatnya yang senantiasa

dilimpahkan kepada saya selaku penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik. Shalawat serta salam yang tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW,

yang mengantarkan manusia dari zaman kegelapan hingga zaman terang benderang saat

ini. Penyusunan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Sektor Pariwisata, Jumlah

Kunjungan Wisatawan, Jumlah Hotel Dan Retribusi Terhadap Pendapatan Asli

Daerah Tahun 2016-2018 (Survey Pada 27 Kabupaten Provinsi Jawa Barat)”

sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis ingin menyampaikan

terimakasih untuk semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini

kepada :

1. Bapak Dr. Bambang Jatmiko, SE., M.Si yang dengan penuh kesabaran telah

memberikan banyak masukan dan bimbingan selama proses penyusunan dan

penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak Dede Rasmada dan Ibu Surya Mawarni Laila yang tersayang dan tercinta

yang telah memberikan motivasi, semangat dan dukungan baik dalam bentuk

ix
moril maupun materil, serta tak lupa telah memberikan doa yang tiada hentinya

sehingga dapat menyelesaikan studi ini.

3. Kedua adik laki-laki saya Jimy Fazrial dan Muhammad Sunandar yang selalu

membantu, memberikan dukungan dan semangat dalam penyelesaian skripsi.

4. Saudara-saudaraku di rumah yang selalu memberikan dukungan dan semangat

dalam penyelesaian skripsi dan studi ini.

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Prodi Akuntansi yang telah memberikan ilmu yang

bermanfaat selama masa perkuliahan.

6. Bapak Agus DISPORAPAR yang selalu membantu dalam proses pengambilan

data dan selalu memberikan masukan, dukungan dan semangat.

7. Bapak Putra DISPORAPAR yang selalu membantu dalam proses pengambilan

data, selalu memberikan masukan, dukungan dan semangat.

8. Bapak Didin DISPORAPAR yang telah membantu dalam proses pengambilan

data PAD dan retribusi.

9. Ibu Ani Kepala Bidang Pengembangan DISPORAPAR yang telah memberikan

masukan untuk pengambilan data, dan memberikan dukungan dan semangat.

10. Bapak Dede DISPORAPAR yang telah memberikan masukan dalam

pengembilan data untuk tarif wisata, membantu dalam proses pengambilan data

lainnya serta memberikan dukungan dan semangat.

11. Bapak Asep dan Ibu Oyoh BAPPENDA yang telah membantu dalam proses

pengambilan data PAD dan memberikan semangat serta dukungan.

x
12. Efrian Trinaldy yang telah selalu memberikan masukan, do’a dan dukungan.

Terimakasih sudah menjadi bagian dari prosesku dalam penyelesaian skripsi.

Sukses selalu buat kita.

13. Sahabatku di jogja Noni Sulistia dan Srikanti yang selalu ada di kala susah

maupun senang. Terimakasih atas dukungan dan do’a kalian dan terimakasih

sudah menjadi bagian dari prosesku. Sukses selalu buat kita semua. See you at

another time.

14. Teman-teman satu bimbingan yaitu Isna, Siska dan Devi yang berjuang bareng-

bareng dari awal proposal sampai akhir. Terimakasih selalu memberikan

masukan, dukungan dan semangatnya dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Sukses selalu buat kita semua.

15. Lutfi, Iska, Unel, Yuni, Dita dan Cahya terimakasih selama di jogja sudah menjadi

kakak, teman dan sahabat yang selalu memberikan masukan, dukungan dan do’a.

16. Teman-temanku Sadila, Endah dan Riska yang sudah memberikan dukungan,

do’a dan semangat.

17. Teman-teman semua yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih

sudah memberikan dukungan, do’a dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

Sukses selalu buat kita semua.

Akhir kata, penulis mengharapkan skripsi ini dapat memberikan banyak

manfaat. Semoga Allah SWT selalu memberikan perlindungan dan berkah atas

kebaikan dan jasa untuk kita semua. Penulis juga menyadari bahwa dalam

xi
penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan

saran sangat peneliti harapkan guna untuk memperbaiki di masa yang akan datang.

Wassalamualaikum wr.wb

Yogyakarta, 2021

Penulis

Nina Marlina

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................... iii

PERNYATAAN ............................................................................................................. iv

MOTTO ........................................................................................................................... v

PERSEMBAHAN .......................................................................................................... vi

INTISARI ...................................................................................................................... vii

ABSTRAK .................................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xvi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1


B. Batasan Masalah ............................................................................................... 12
C. Rumusan Masalah Penelitian ........................................................................... 13
D. Tujuan Penelitian.............................................................................................. 13
E. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 14
a. Manfaat Teoritis ........................................................................................ 14
b. Manfaat Praktis ......................................................................................... 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Rerangka Teori ................................................................................................. 16


1. Teori Stewardship ..................................................................................... 16
2. Sektor Pariwisata ....................................................................................... 19

xiii
3. Jumlah Kunjungan Wisata ........................................................................ 21
4. Jumlah Hotel ............................................................................................. 23
5. Retribusi .................................................................................................... 24
6. Pendapatan Asli Daerah ............................................................................ 31
B. Penelitian Terdahulu......................................................................................... 34
C. Penurunan Hipotesis ......................................................................................... 40
D. Model Penelitian............................................................................................... 45
BAB III METODE PENELITIAN

A. Objek dan Subjek Penelitian ............................................................................ 46


B. Jenis Data ......................................................................................................... 46
C. Populasi ............................................................................................................ 47
D. Teknik Pengambilan Sampel ............................................................................ 48
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 48
F. Definisi Operasional Varibel Penelitian ........................................................... 49
1. Variabel Dependen .................................................................................... 49
2. Variabel Independen.................................................................................. 49
G. Metode Analisis Data ....................................................................................... 52
1. Common Effect Model (CEM)........................................................................ 53
2. Fixed Effect Model (FEM) ............................................................................. 54
3. Random Effect Model (REM) ......................................................................... 54
a) Uji Chow ................................................................................................... 55
b) Uji Haussman ............................................................................................ 56
H. Uji Kualitas Instrumen dan Data ...................................................................... 56
1. Uji Asumsi Klasik .......................................................................................... 56
a) Uji Normalitas ........................................................................................... 57
b) Uji Multikolinieritas .................................................................................. 57
c) Uji Heteroskedastisitas .............................................................................. 57
d) Uji Autokorelasi ........................................................................................ 58
2. Uji Hipotesis dan Analisis Data ..................................................................... 58
a) Uji Nilai F (Simultan) ............................................................................... 58

xiv
b) Uji Koefisien Determinasi (R-Square) ...................................................... 59
c) Uji Nilai t (Parsial) .................................................................................... 59
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Subjek dan Objek Penelitian............................................... 61


B. Hasil Estimasi Data .......................................................................................... 70
C. Uji Kualitas Instrumen dan Data ...................................................................... 73
1. Uji Normalitas ........................................................................................... 73
2. Uji Multikolinearitas ................................................................................. 74
3. Uji Heteroskedastisitas .............................................................................. 75
4. Uji Autokorelasi ........................................................................................ 76
D. Uji Hipotesis ..................................................................................................... 77
1. Uji Simultan (Uji F) .................................................................................. 77
2. Uji Koefisien Determinasi ......................................................................... 78
3. Uji Parsial (Uji t) ....................................................................................... 79
E. Pembahasan ...................................................................................................... 80
BAB V SIMPULAN, SARAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI
PENELITIAN

A. Simpulan........................................................................................................... 84
B. Saran ................................................................................................................. 85
C. Keterbatasan Penelitian .................................................................................... 86
D. Implikasi Penelitian .......................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xv
DAFTAR TABEL

TABEL 1.1 Realisasi Pendapatan Asli Daerah Di 35 Provinsi Tahun 2018 ................... 5

TABEL 1.2 Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara Yang Berada di Pulau Jawa Tahun

2018 .................................................................................................................................. 7

TABEL 4.1 Jumlah Objek Wisata dari 27 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat.........62

TABEL 4.2 Jumlah Kunjungan Wisatawan dari 27 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa

Barat................................................................................................................................ 64

TABEL 4.3 Jumlah Hotel dari 27 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat .................. 66

TABEL 4.4 Retribusi dari 27 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat ......................... 68

TABEL 4.5 Hasil Uji Signifikansi Common Effect Model (CEM) dengan Fixed Effect

Model (FEM) .................................................................................................................. 71

TABEL 4. 6 Hasil Uji Signifikansi Fixed Effect Model (FEM) dengan Random Effect

Model (REM) ................................................................................................................. 72

TABEL 4. 7 Hasil Uji Multikolinearitas ........................................................................ 74

TABEL 4. 8 Hasil Uji Heteroskedastisitas ..................................................................... 75

TABEL 4. 9 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................................... 76

TABEL 4. 10 Hasil Uji Simultan (Uji F) ....................................................................... 77

TABEL 4. 11 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R-Square) ........................................... 78

TABEL 4. 12 Hasil Uji Parsial (Uji t ............................................................................. 79

xvi
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2 .1 Model Penelitian ................................................................................... 45

GAMBAR 4. 1 Uji Normalitas ....................................................................................... 73

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia merupakan negara yang berkembang kaya akan pulau,

budaya, penduduk dan sektor pariwisatanya. Obyek wisata yang ada di Indonesia

merupakan kekayaan alam yang harus dibanggakan. Setiap daerah di Indonesia

pasti memiliki tempat wisata yang mempunyai berbagai macam keunikkan.

Terbukti bahwa dengan banyaknya sektor pariwisata di Indonesia membuat daya

tarik tersendiri untuk para wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik.

Pariwisata pada saat ini juga menjadi bagian yang penting bagi pembangunan

nasional di Indonesia. Kekayaan yang dimiliki Indonesia seperti keberagaman

seni dan budaya serta alam yang menjadi sumber potensi dalam pengembangan

pariwisata termasuk dalam pembangunan di Kabupaten/Kota. Bidang pariwisata

adalah salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan pendapatan asli daerah

sehingga pada bidang ini memiliki peran yang sangat mumpuni dalam menunjang

pembangunan perekonomian pada era globalisasi sekarang.

Sektor pada bidang pariwisata ini dirancang sebagai salah satu sumber dari

penghasilan devisa yang cukup bagus. Selain itu sektor pariwisata ini adalah

sektor yang sangat mampu dalam mendorong perkembangan investasi dan

menyerap tenaga kerja. Cara agar dapat mengembangkan sektor pariwisata ini

yaitu harus dengan berusaha keras dalam membuat perencaannya serta membuat

1
berbagai kebijakan agar dapat mendukung dalam kemajuan pada sektor ini.

Kebijakan tersebut dapat berupa menginventarisir, melestarikan,

mengembangkan dan menggali obyek-obyek wisata yang tersedia sebagai daya

tarik bagi para wisatawan.

Perkembangan dalam dunia pariwisata telah banyak mengalami

perubahan baik dari perubahan sifat dan bentuk kegiatan, cara berpikir, ataupun

perubahan pola dalam melakukan dorongan untuk melakukan perjalanan rencana

dalam menggapai tujuan yang terlah ditargetkan. Pariwisata adalah industri yang

mampu berkonribusi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang cepat

seperti pendapatan dan kesempatan kerja. Industri-industri yang ada disektor

pariwisata dapat berupa industri cinderamata, transportasi, penginapan dan

industri kerajinan tangan. Pada penelitian ini lebih mengacu pada industri jasa

yang mempunyai peran penting dalam menetapkan kebijaksanaan mengenai

kesempatan kerja dan melayani masyarakat. Berlakunya Undang-Undang No. 33

Tahun 2004 tentang Perimbangan keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah,

dituntut untuk dapat membiayai penyelenggaraan suatu kegiataan pemerintahan

dan pembangunan daerahnya melalui upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah

dengan berusaha memanfaatkan sumber-sumber penerimaan daerah sebaik-

baiknya. Sumber-sumber penerimaan daerah menurut Undang-Undang No. 33

Tahun 2004 meliputi (1) PAD, (2) Dana Perimbangan, (3) Pinjaman Daerah dan

(4) Lain-lain PAD yang syah.

2
Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

Pasal 14 ayat 1 Huruf a, yang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan “usaha

daya tarik wisata” adalah usaha yang kegiatannya mengelola daya tarik wisata

alam, daya tarik wisata budaya, dan daya tarik wisata buatan atau binaan manusia.

Pariwisata yang ada di Indonesia merupakan pemberian dan amanat dari Allah

SWT yang sangat beragam, berpotensi dan harus dijaga dengan baik oleh

manusia. Hal ini sesuai dengan ayat Al-Qur’an pada surat Al-Jasiyah 45: Ayat 13

yang berbunyi :

ٍ ‫ض َج ِم ْيعًا ِم ْنه ُ ۗ ا َِّن فِ ْي ٰذ ِل َك َ ْٰل ٰي‬


‫ت ِلقَ ْو ٍم يَّتَفَ َّك ُر ْو َن‬ َ ْ ‫ت َو َما فِى‬
ِ ‫اْل ْر‬ ِ ‫َو َس َّخ َر لَـ ُك ْم َّما فِى السَّمٰ ٰو‬

Artinya : “Dan Dia menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi

untukmu semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya. Sungguh, dalam hal yang

demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang

yang berpikir”. (QS. Al-Jasiyah 45: Ayat 13)

Allah SWT menciptakan semua yang ada dibumi dan langit untuk dapat

dimanfaatkan, dijaga dan dilestarikan oleh manusia. Apa yang ada dibumi seperti

binatang, tumbuhan, pohon, sungai dan lain-lain. Sedangkan apa yang ada di

langit seperti matahari, bulan, bintang, air hujan dan lain-lain. Demikian itu semua

merupakan tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Seluruh nikmat ini

dia melimpahkannya kepada manusia sebagai nikmat dan karunia untuk dapat

menjamin kebutuhan hidup.

3
Jawa Barat merupakan provinsi pertama yang dibentuk pada zaman

kolonial Belanda tahun 1925 yang dimana pusat pemerintahannya berada di

Bandung. Provinsi ini memiliki luas wilayah sebesar 35.377,76 km persegi atau

sekitar 1,85% dari luas daratan di Indonesia. Jawa barat merupakan provinsi

kedua terluas setelah jawa timur. Menurut informasi dari Badan Pusat Statistika

(2019) populasi penduduk yang berada di Jawa Barat mencapai 49,93 juta jiwa

yang terbanyak di Indonesia. Dilihat dari berita pikiran rakyat.com diketahuai

bahwa pengembangan sektor pariwisata di Jawa Barat merupakan salah satu fokus

Pemerintahan Provinsi Jawa Barat pada perekonomian inklusif.

Sektor pariwisata dipilih sebagai fokus Pemerintahan karena sektor ini

dapat menjadi salah satu yang dianggap dapat mampu menyerap tenaga kerja yang

sangat banyak sehingga setidaknya mampu mengurangi pengangguran yang ada

di Indonesia. Selain itu diketahui bahwa kabupaten/kota yang terdapat di Jawa

Barat ini mempunyai potensi yang sangat besar dalam menjadikan dan

mengembangkan daerahnya untuk dijadikan sektor pariwisata sebagai lokomotif

ekonomi. Pemerintah juga mengharapkan bahwa adanya pariwisata di Jawa Barat

ini dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

4
TABEL 1. 1
Realisasi Pendapatan Asli Daerah Di 35 Provinsi Tahun 2018

NO PROVINSI PAD
1 DKI Jakarta 43,3 Triliun
2 Jawa Timur 18,5 Triliun
3 Jawa Barat 17,6 Triliun
4 Jawa Tengah 13,7 Triliun
5 Banten 6,3 Triliun
6 Kalimantan Timur 5,8 Triliun
7 Sunatera Utara 5,6 Triliun
8 Sulawesi Selatan 3,9 Triliun
9 Bali 3,7 Triliun
10 Riau 3,6 Triliun
11 Kalimantan Selatan 3,6 Triliun
12 Sumatera Selatan 3,5 Triliun
13 Lampung 2,9 Triliun
14 Aceh 2,4 Triliun
15 Sumatera Barat 2,3 Triliun
16 Kalimantan Barat 2,3 Triliun
17 DI Yogyakarta 2 Triliun
18 Ntb 1,7 Triliun
19 Jambi 1,7 Triliun
20 Kalimantan Tengah 1,6 Triliun
21 Kepulauan Riau 1,2 Triliun
22 Sulawesi Utara 1,1 Triliun
23 NTT 1,1 Triliun
24 Sulawesi Tengah 1 Triliun
25 Papua 922,4 Miliar
26 Bengkulu 872,3 Miliar
27 Sulawesi Tenggara 840,7 Miliar
28 Bangka Belitung 721,1 Miliar
29 Kalimantan Utara 574,1 Miliar
30 Papua Barat 437,4 Miliar
31 Maluku 433,5 Miliar
32 Gorontalo 384,4 Miliar
33 Sulawesi Barat 301,5 Miliar
34 Maluku Utara 190,9 Miliar
Sumber : Kementrian Keuangan Direktorat Jendral Anggaran, 2019

5
Dilihat dari Tabel 1.1 untuk data realisasi anggaran pendapatan asli daerah

tahun 2018 dapat dilihat bahwa Provinsi Jawa Barat berada di urutan ke tiga dari

34 Provinsi yang ada di Indonesia, dimana provinsi jawa barat memiliki nilai

sebesar 17,6 Triliun. Data diatas juga diketahui bahwa realisasi pendapatan asli

daerah tertinggi dari pulau jawa adalah DKI Jakarta dengan nilai PAD sebesar

43,3 Triliun.

Pendapatan asli daerah Provinsi Jawa Barat diperoleh dari pajak, retribusi

dan hasil pengelolaan kekayaan daerah. Hasil sumbangan yang didapatkan dari

sektor pariwisata adalah dari jumlah banyaknya objek wisata, jumlah kunjungan

wisatawan dan jumlah banyaknya hotel yang ada disetiap Kabupaten/Kota

Provinsi Jawa Barat. Semua hal diatas yang telah disebutkan itu sangat

berpengaruh karena jika jumlah kunjungan wisatawan meningkat maka tidak

menutup kemungkinan semua hal yang bersangkutan seperti hotel, objek wisata

dan retribusi akan meningkat untuk kontribusi terhadap pendapatan asli daerah.

Selain itu adanya dukungan dari berbagai objek wisata yang terdapat di

Provinsi Jawa Barat yang terdiri dari tiga kriteria yaitu wisata alam, wisata budaya

dan wisata buatan. Dukungan objek-objek wisata yang menjadi tempat

rekomendasi para wisatawan untuk berkunjung seperti objek wisata Gunung

Tangkuban Perahu, Kawah Putih, Puncak Bogor, Taman Safari Indonesia, Kebun

Raya Bogor, Jalan Braga, Gedung Sate, Gunung Papandayan, Trans Studio

Bandung, Taman Nasional Gunung Gede, Green Canyon (Cukang Taneuh),

Kebun Raya Cibodas, Dusun Bambu, Tebing Karaton, Farm House Susu

6
Lembang, Gunung Salak, Pantai Pangandaran, Gunung Gede, Floating Market

Lembang, Taman Hutan Raya Ir. H Djuanda, Curug Maribaya, Taman Bunga

Nusantara, Kebun Binatang Bandung, Orchid Forest Cikole, Situ Gunung,

De’Ranch, Ciletuh Palabuhanratu, Jungleland Adventure Theme Park, Jalan

Cihampelas, Gunung Ciremai dan masih banyak potensi wisata di jawa barat

lainnya. Banyaknya objek wisata yang tersebar diberbagai Kabupaten/Kota

Provinsi Jawa Barat ini akan meningkatkan minat dan daya tarik para wisatawan

untuk berkunjung sehingga dapat menjadi peluang untuk penambahan pendapatan

asli daerah di Provinsi Jawa Barat. Berikut merupakan jumlah kunjungan

wisatawan nusantara yang terdapat dari pulau jawa :

TABEL 1 .2
Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara Yang Berada di Pulau Jawa
Tahun 2018

Jumlah Kunjungan
No Provinsi
Wisatawan
1. Jawa Timur 53.244.287
2. Jawa Barat 53.203.387
3. Jawa Tengah 43.110.598
4. DKI Jakarta 24.967.080
5. Banten 13.275.125
6. Daerah Istimewa Yogyakarta 7.858.137
Jumlah 195.658.614
Sumber : BPS (Badan Pusat Statistik), 2018

Dilihat dari Tabel 1.2 bahwa jumlah kunjungan wisatawan nusantara pada

provinsi jawa barat berada di posisi nomor 2 dengan jumlah kunjungan sebesar

53.203.387 wisatawan. Diantara data diatas tersebut diketahui bahwa jumlah

kunjungan wisatawan yang berada di pulau jawa pada tahun 2018 jumlah

7
wisatawan tertinggi diperoleh Provinsi Jawa timur dengan jumlah 53.244.287

wisatawan. Disimpulkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi ke dua

dipulau jawa yang banyak dikunjungi oleh wisatawan pada bidang sektor

pariwisata. Pada data diatas jumlah kunjungan tersebut terdiri dari jumlah

kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik. Selain itu dilihat

dari data diatas jika pemerintah Provinsi Jawa Barat dapat mengelola dan

mengembangkan sektor pariwisata dengan lebih baik, maka dapat menarik para

wisatawan untuk berkunjung sehingga jumlah kunjungan wisatawan dapat lebih

meningkat dari tahun sebelumnya. Jika pemerintahan Provinsi Jawa Barat dapat

membuat sektor pariwisata ini sukses dalam perencanaan serta pembangunannya,

maka hal ini dapat menunjang perekonomian masyarakat.

Menurut Amnar, dkk (2017) mengungkapkan bahwa pertumbuhan

ekonomi di Indonesia ditunjang oleh beberapa sektor yang terus berkembang

untuk dapat menunjukkan adanya pendapatan yang meningkat supaya dapat

negara Indonesia menjadi negara yang maju, dimana dalam hal tersebut

didalamnya termasuk sektor pariwisata. Prioritas utama Pemerintah Provinsi Jawa

Barat adalah ingin menjadikan sektor pariwisata dalam pembangunan

kepariwisataan pada objek dan daya tarik wisata, serta penggalian objek wisata.

Melihat dari penelitian sebelumnya menurut Rosa, dkk (2016) yang

meneliti tentang analisis dampak sektor pariwisata terhadap pendapatan asli

daerah, beliau mengungkapkan bahwa jumlah wisatawan berpengaruh positif

terhadap pendapatan asli daerah. Alwi, dkk (2019) yang meneliti tentang analisis

8
pengaruh tingkat hunian hotel, jumlah kunjungan wisatawan dan jumlah objek

wisata terhadap pendapatan sektor pariwisata di Kabupaten Kebumen beliau

mengungkapkan bahwa jumlah wisatawan tidak berpengaruh secara signifikan.

Sabrina dan Mudzhalifah (2018) yang meneliti tentang pengaruh jumlah objek

wisata, jumlah wisatawan dan tingkat hunian hotel terhadap pendapatan asli

daerah dengan penerimaan sektor pariwisata sebagai variabel moderating beliau

mengungkapkan bahwa jumlah wisatawan berpengaruh signifikan terhadap

pendapatan asli daerah. Jika semakin lama wisatawan tinggal disuatu daerah

tujuan wisata maka akan semakin banyak juga uang yang akan dibelanjakan

didaerah tujuan wisata tersebut seperti untuk keperluan minum, makan dan

menginap. Peningkatan jumlah wisata diiringi dengan peningkatan Pendapatan

Asli Daerah dari sektor pariwisata, karena para wisatawan banyak mengunjungi

daerah tujuan yang bervariasi (Syartika dan Mardianis, 2018).

Solot (2018) yang meneliti tentang pengaruh jumlah hotel terhadap

pendapatan asli daerah (pad) melalui pajak hotel sebagai intervening, beliau

mengungkapkan bahwa jumlah hotel berpengaruh terhadap pendapatan asli

daerah. Afrizal, dkk (2019) yang meneliti tentang dampak jumlah wisatawan,

jumlah hotel, dan pdrb terhadap penerimaan pajak hotel, beliau mengungkapkan

bahwa jumlah hotel tidak berpengaruh terhadap penelimaan pajak. Alyani dan

Menik (2020) yang meneliti tentang pengaruh jumlah objek wisata dan jumlah

hotel terhadap pendapatan asli daerah (pad), beliau mengungkapkan bahwa

jumlah hotel mempunyai pengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah.

9
Jumlah hotel yang ada di 27 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Jawa Barat

ini sangat dibutuhkan oleh para wisatawan untuk dijadikan tempat singgah

sementara dalam menikmati objek wisata yang terdapat dikabupaten/kota

tersebut. Sehingga keberadaan hotel ini sangat mempunyai pengaruh yang positif

untuk penambahan pendapatan daerah.

Sunarto dan Reni (2016) yang meneliti tentang pengaruh penerimaan

retribusi dan penetapan tarif objek wisata terhadap pendapatan asli daerah, beliau

mengungkapkan bahwa secara parsial retribusi berpengaruh positif terhadap

pendapatan asli daerah. Puspitasari (2015) yang meneliti tentang pengaruh

penetapan tarif daya tarik wisata, penerimaan retribusi tempat rekreasi dan

olahraga, dan pajak restoran terhadap PAD, beliau juga mengungkapkan bahwa

retribusi rekreasi dan tempat olahraga berpengaruh terhadap pendapatan asli

daerah. Lolita, dkk (2018) yang meneliti tentang analisis kontribusi, efektivitas,

efisiensi, dan potensi retribusi pariwisata terhadap pendapatan asli daerah, beliau

mengungkapkan bahwa retribusi pariwisata memiliki kategori yang baik dalam

berkontribusi pendapatan asli daerah. Meningkatnya pendapatan asli daerah salah

satunya bersumber dari retribusi pariwisata yang berada disuatu daerah. Apabila

semakin meningkat penerimaan retribusi maka akan semakin meningkat juga

pendapatan asli daerah.

Adanya kebijakan dari Presiden Jokowi yang ingin menjadikan sektor

pariwisata sebagai lokomotif untuk pembangunan di Indonesia, Presiden berharap

bahwa setor pariwisata dapat bisa menggerakkan sektor-sektor lainnya seperti

10
pertanian, industri dan berbagai sektor lainnya. Selain itu juga, Presiden melihat

bahwa pada sektor pariwisata sifatnya tidak akan habis tidak seperti

pertambangan, minyak dan gas yang bisa saja habis ketika sumber daya

didalamnya tidak ada, tetapi untuk sektor pariwisata mempunyai sifat yang

dinamis, terus berkembang dan tidak akan habis dalam sektor pariwisata.

Kebijakan Presiden tersebut kemudian diturunkan ke Pemerintah Daerah

termasuk di Provinsi Jawa Barat.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sektor

pariwisata, jumlah wisatawan, retribusi dan tarif wisata yang dikelola oleh

Pemerintah Daerah di 27 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat terhadap

pendapatan asli daerah. Dari uraian di atas maka peneliti akan melakukan

penelitian dengan judul “PENGARUH SEKTOR PARIWISATA, JUMLAH

KUNJUNGAN WISATAWAN, JUMLAH HOTEL DAN RETRIBUSI

TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH TAHUN 2016-2018

(SURVEY PADA 27 KABUPATEN PROVINSI JAWA BARAT)”.

Penelitian ini merupakan penelitian reflikasi dari penelitian Rosa dkk

(2016) . Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Adanya

penambahan variabel yang diteliti yaitu retribusi dan jumlah hotel. Penambahan

variabel tersebut karena ingin mengetahui besarnya kontribusi dan laju

pertumbuhan tingkat efisiensi & tingkat efektivitas pemungutan retribusi dan

jumlah hotel yang terdapat di Provinsi Jawa Barat terhadap PAD. Penelitian

sebelumnya dilakukan di Kabupaten Pesisir Selatan. Sedangkan pada penelitian

11
ini dilakukan di 27 Kabupaten Provinsi Jawa Barat. Serta penelitian ini dilakukan

untuk menguji dan membuktikan bahwa jenis usaha daya tarik wisata dan objek

yang dikelola mempunyai kontribusi lebih untuk sumber pendapatan. Perbedaan

selanjutnya yaitu dilihat dari analisis data yang akan dilakukan pada penelitian ini

yaitu dengan menggunakan regresi data panel, dan data yang digunakan pada

penelitian ini yaitu data sekunder. Teknik yang digunakan pada penelitian ini yaitu

dengan Fixed Effect Model (FEM).

B. Batasan Masalah

Karena adanya batasan pengetahuan dan waktu maka peneliti ingin lebih fokus

dalam meneliti pendapatan asli daerah. Maka dari itu berikut batasan masalah

dalam penelitian yang akan dibahas sebagai berikut :

1. Penelitian ini hanya dilakukan untuk 27 Kabupaten/Kota yang berada di

Provinsi Jawa Barat.

2. Penelitian ini hanya meneliti data dari tahun 2016-2018.

3. Peneliti hanya akan membahas seputar sektor pariwisata yang dilihat dari

objek wisata, jumlah kunjungan wisatawan, jumlah hotel dan retribusi.

4. Pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini dengan

menggunakan data panel.

12
C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan dari batasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu :

a. Apakah sektor pariwisata berpengaruh signifikan terhadap pendapatan

asli daerah?

b. Apakah jumlah kunjungan wisatawan berpengaruh signifikan terhadap

pendapatan asli daerah?

c. Apakah jumlah hotel berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli

daerah?

d. Apakah retribusi berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli

daerah?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah penelitian diatas, penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui dan menguji secara empiris mengenai hubungan antara :

a. Untuk menguji dan membuktikan secara empiris sektor pariwisata

berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah.

b. Untuk menguji dan membuktikan secara empiris jumlah kunjungan

wisatawan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah.

c. Untuk menguji dan membuktikan secara empiris jumlah hotel

berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah.

d. Untuk menguji dan membuktikan secara empiris retribusi berpengaruh

signifikan terhadap pendapatan asli daerah.

13
E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan isi dari batasan masalah, rumusan masalah dan tujuan penelitian di

atas maka penelitian ini memiliki manfaat yaitu :

a. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan diharapkan dapat

memberikan manfaat dan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi

perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam akuntansi sektor

publik yang berkaitan dengan pendapatan asli daerah dari sektor

pariwisata.

b. Manfaat Praktis

a) Bagi Pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat mampu memberikan kontribusi

dalam pemecahan masalah kebijakan dibidang pariwisata dan

pendapatan asli daerah.

b) Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat mampu memberikan wawasan dan

ilmu pengetahuan dalam lingkup sektor pemerintah daerah pada

bidang pariwisata dan pendapatan asli daerah.

c) Bagi Perguruan Tinggi

Penelitian ini diharapkan dapat mampu memberikan acuan bahan

bacaan seluruh perguruan tinggi khususnya dalam bidang

Akuntansi Sektor Publik.

14
d) Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan dapat mempu memberikan peluang untuk

para investor supaya dapat menanamkan modalnya di sektor

pariwisata.

15
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Rerangka Teori

1. Teori Stewardship

Penelitian ini menggunakan teori stewardship. Menurut

Donaldson & Davis (1991) teori stewardship adalah teori yang dapat

menggambarkan situasi para manajer tidak termotivasi oleh tujuan

individu tetapi lebih ditunjukkan pada sasaran dan hasil utama untuk

kepentingan sebuah organisasi. Sehingga teori ini mempunyai dasar

sosiologi dan psikologi yang telah dirancang, para eksekutif sebagai

steward yang termotivasi untuk dapat bertindak sesuai dengan keinginan

prinsipal dan selain itu juga perilaku steward tidak akan meninggalkan

organisasinya karena steward berusaha mencapai sasaran organisasi. Pada

teori ini didesain untuk para peneliti dalam menguji situasi dimana para

eksekutif dalam perusahaan sebagai pelayan dapat termotivasi untuk dapat

bertindak dengan cara terbaik pada prinsipalnya. Menurut Jefri (2018)

tanggungjawab adalah bagian penting dalam bekerja menuju

kesejahteraan dan pelaku organisasi bertujuan untuk menyeimbangkan

kewajiban pemangku kepentingan di dalam dan di luar organisasi terhadap

norma moral masyarakat dan universal. Masalah keseimbangan dalam

stewardship theory adalah bagian penting dari taggungjawab pribadi,

16
dalam bekerja menuju kesejahteraan, pelaku organisasi yang bertujuan

untuk menyeimbangkan kewajiban kepada para pemangku kepentingan di

dalam dan di luar organisasi, dan menjunjung tinggi komitmen terhadap

norma moral masyarakat dan seluruhnya (Jefri, 2018).

Menurut Assidiqi (2016) mengungkapkan bahwa teori stewardship

atau pengabdian berasumsi bahwa manusia pada hakikatnya mampu

bertindak dengan penuh tanggung jawab, dapat dipercaya, mempunyai

integritas tinggi dan memiliki kejujuran. Dalam teori ini manajemen

dipandang sebagai pihak yang mampu melaksanakan tindakan yang

sebaik-baiknya dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan stakeholders.

Konsep teori ini menjadikan asas kepercayaan sebagai dasar bagi pihak

yang diberikan wewenang, dimana manajemen dalam suatu organisasi

dianggap sebagai good steward yang melaksanakan tugas dari atasannya

secara penuh tanggung jawab. Stewardship atau pengabdian di sini

berasumsi bahwa tidak terjadi konflik antar individu karena masing-

masing pihak menginginkan tercapainya goal congruence dalam

organisasi.

Pemilihan teori stewardship ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan, adanya keterkaitan dengan pemerintah daerah selaku

stewardship yang mempunyai fungsi mengelola sumber daya dan

masyarakat selaku prinsipal. Selain itu, terjadinya sebuah kesepakatan

antara pemerintah daerah dan masyarakat tentang suatu kepercayaan

17
sesuai dengan tujuan organisasi. Pemerintah daerah yang bertugas dalam

mengelola kekayaan daerah seperti kekayaan alam dan budaya yang dapat

dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan

pemerintah daerah yang mengupayakan atas suatu kinerja secara efektif

dan efisien supaya dapat menghasilkan suatu hasil yang sesuai terhadap

apa yang telah diharapkan sebelumnya oleh masyarakat dan pemerintah

daerah, dimana pada sektor pariwisata yang dikelola oleh pemerintah

daerah ini sangat diharapkan untuk dapat mampu meningkatkan

kesejahteraan dan perekonomian masyarakat.

Jadi, maka dari itu dengan teori ini terdapat keterkaitan dimana

suatu instansi atau lembaga seperti pemerintah daerah yang dipercaya oleh

masyarakat dapat mampu mengembangkan sumber kekayaan alam dan

budaya khususnya di sektor pariwisata dengan memberikan suatu

pelayanan, pengelolaan yang baik dan pertanggungjawaban atas segala hal

yang dilakukan sehingga dapat memenuhi dan mencapai tujuan

kesejahteraan masyarakat. Dari teori yang dipilih berkaitan dengan judul

dalam penelitian ini yaitu Pengaruh Sektor Pariwisata, Jumlah Kunjungan

wisatawan, Retribusi dan Tarif Wisata terhadap Pendapatan Asli Daerah,

dimana Pemerintah Daerah harus memberikan pelayan yang baik dalam

pengelolaan pariwisata di 27 Kabupaten Kota Provinsi Jawa Barat. Mulai

dari pengelolaan sektor pariwisata yang bisa dilihat dari objek wisata,

jumlah kunjungan wisatawan yang dimana Pemerintah Daerah harus

18
mengelola sumber daya wisata supaya menjadi daya tarik pengunjung,

retribusi dan tarif wisata yang diatur oleh Pemerintah Daerah yang dapat

memberikan konribusi lebih untuk PAD.

2. Sektor Pariwisata

Menurut UU No.9 Tahun 2009 tentang kepariwisataan dimana

objek wisata adalah sasaran wisata yang memiliki unsur fisik dominan

yang menarik untuk dapat dikunjungi wisatawan dengan berbagai daya

tarik wisata yang memiliki unsur abstrak dominan. Pariwisata merupakan

salah satu sumber pendapatan yang penting bagi suatu negara. Potensi

pariwisata di Indonesia sangatlah besar, dengan meningkatnya destinasi

dan investasi pariwisata di Indonesia, menjadikan pariwisata sebagai

faktor kunci dalam pendapatan ekspor, penciptaan lapangan kerja,

pengembangan usaha dan infrastruktur yang semuanya itu diharapkan

mampu meningkatkan Penerimaan sektor pariwisata (Bujung, dkk 2019).

Dalam rangka melakukan pembangunan daerah, sektor pariwisata

memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan dan

meningkatkan pembangunan sektor-sektor lain secara bertahap. Adanya

peningkatan, sarana dan prasarana serta pengembangan sektor pariwisata

khususnya wisata alam,wisata budaya,dan pariwisata pantai, pemerintah

berusaha untuk meningkatkan pandapatan asli daerahnya terutama yang

bersumber dari sektor pariwisata Ahmar, dkk (2016).

19
Wisatawan adalah orang melakukan kunjungan wisata. Pariwisata

adalah kegiatan wisata yang mempunya berbagai macam kegiatan dan

didukung oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, pengusaha dan

masyarakat. Kepariwisataan adalah semua rangkaian kegiatan yang terkait

dengan pariwisata yang bersifat multidimensi dan multidisiplin yang

muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara, di

kepariwisataan juga dapat menimbulkan interaksi antara wisatawan dan

masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah

dan pengusaha. Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki

berbagai macam keindahan, keunikkan, keanekaragaman, dan memiliki

nilai beruapa kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang

menjadi tujuan dan sasaran kunjungan para wisatawan. Usaha pariwisata

adalah usaha yang menyediakan barang dan atau jasa bagi pemenuhan

kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata (Rosa dkk, 2016).

Dari penjelasan diatas maka dapat dikatakan bahwa sektor

pariwisata adalah sebuah sektor yang sangat luas dan menjadi

tanggungjawab pemerintah daerah yang harus dikelola dan dikembangkan

agar dapat meningkatkan pendapatan asli daerah. sektor pariwisata juga

merupakan sektor yang menjadi andalan pemerintah daerah sebagai pusat

pendapatan dan menjadi peluang kerja untuk masyarakat setempat. Jika

pemerintah daerah dapat mengelola dan mengembangkan sektor

pariwisata ini maka dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan

20
daerah tersebut. Maka dari itu pemerintah daerah harus mengupayakan

kinerja dengan sebaik mungkin secara efektif dan efisien agar dapat

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3. Jumlah Kunjungan Wisata

Jumlah wisatawan adalah total keseluruhan wisatawan domestik

dan wisatawan mancanegara yang berkunjung atau datang kesuatu tempat

yang bukan daerah tempat tinggalnya dengan tujuan untuk berlibur

(Udayanti dkk, 2015). Menurut organisasi wisata dunia (WTO) wisatawan

adalah orang yang melakukan perjalanan kesuatu daerah atau negara asing

dan menginap minimal 24 jam atau maksimal 6 bulan ditempat tersebut.

Melalui industri sektor pariwisata ini, banyak negara-negara yang telah

diselamatkan dari rangkaian krisis-krisis ekonomi yang terjadi. Menurut

UU No.10 tahun 2009 yang dimaksud wisatawan adalah orang-orang yang

melakukan kegiatan wisata. Tujuan perjalanan tersebut bukan untuk

menetap dan untuk mencari nafkah ditempat yang dikunjungi. Menurut

Ginting, dkk (2018) orang yang disebut sebagai pengunjung adalah orang

yang datang untuk berkunjung disuatu negara, kota atau daerah yang

terdiri dari beberapa orang dan berbagai macam motivasi kunjungan

termasuk didalamnya adalah wisatawan, sehingga tidak semua

pengunjung dapat dikatakan sebagai wisatawan. Wisatawan dapat dibagi

menjadi dua yaitu sebagai berikut :

21
a. Wisatawan Mancanegara adalah orang yang melakukan perjalanan

wisata yang datang memasuki suatu negara lain yang bukan

merupakan negara dimana wisatawan tersebut tinggal.

b. Wisatawan Domestik adalah seorang warga dalam suatu negara

yang melakukan perjalanan wisata dalam batasa wilayah

negaranya sendiri tanpa melewati perbatasan negaranya.

Jumlah kunjungan wisatawan akan membantu perekonomian

masyarakat dan pembangunan daerah (Widiana & Sudiana, 2015). Dari

penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa jumlah wisatawan adalah

sekelompok orang yang melakukan kunjungan wisata ke suatu daerah

tujuan wisatawa itu berada. Pada sektor pariwisata ini pemerintah daerah

dapat melihat dari jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung ke suatu

daerah yang memiliki objek wisata yang indah dan menarik para

wisatawan untuk masuk. Jumlah wisatawan ini dapat dilihat dari

wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara. Dari jumlah wisatawan

ini pemerintah daerah mempunyai tanggungjawab dalam mengurus hal ini

seperti harus mempunyai catatan untuk jumlah wisatawan yang masuk

dalam perminggu, perbulan dan pertahunnya sehingga catatan tersebut

dapat dilihat dan dibagikan kepada masyarakat. Dari dokumen atau catatan

tersebut dapat diketahui perkembangan naik turunnya jumlah wisatawan

karena ini sangat berpengaruh terhadap pendapatan untuk daerah dari

pariwisata.

22
4. Jumlah Hotel

Menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun 2009, menjelaskan

Pengertian hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan

termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup

juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan,

rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar

lebih dari 10 (sepuluh). Menurut Undang Undang Nomor 10 Tahun 2009

tentang kepariwisataan, hotel merupakan jenis akomodasi yang dikelola

secara komersial dan professional, disediakan bagi setiap orang yang ingin

mendapatkan pelayanan penginapan, makanan dan minuman, hiburan

seperti night club, discotheque, serta pelayanan menarik lainnya. Jasa

penginapan atau hotel sangat dibutuhkan oleh industri pariwisata yang

semakin berkembang (Susepti, dkk 2017). Jumlah hotel dapat diartikan

sebagai banyaknya jumlah akomodasi yang dipergunakan untuk menginap

yang dikelola secara komersil (Solot, 2018). Hotel juga disediakan bagi

orang untuk menginap/beristirahat termasuk memperoleh pelayanan dan

fasilitas lainnya dengan dikenakan bayaran (Udayantini, dkk 2015).

Dilihat dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa

pembangunan hotel sangat diperlukan untuk beberapa daerah terutama

daerah yang mempunyai banyak objek wisata. Sehingga, hal ini dapat

memberikan penambahan pendapatan untuk pendapatan asli daerah.

Selain itu, hotel juga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di suat

23
daerah tersebut. Jika hotel tersebut dapat dikelola dengan baik oleh

pemerintah daerah ataupun instansi lain maka tidak menutup

kemungkinan akan berdampak positif untuk daerah tersebut baik dari

pendapatan ataupun perubahan ekonominya.

5. Retribusi

Retribusi daerah menurut Ersita dan Inggriani (2016) adalah salah

satu sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai

penyelenggaraan daerah dan pembangunan daerah untuk menetapkan

Otonomi Daerah. Retribusi untuk Kabupaten/Kota dapat dibagi menjadi

dua yaitu sebagai berikut :

a. Retribusi untuk Kabupaten/Kota yang ditetapkan sesuai

kewenangan masing-masing daerah yang terdiri dari 10 jenis

retribusi jasa umum dan 4 retribusi perizinan tertentu.

b. Retribusi untuk Kabupaten/Kota yang ditetapkan sesuai dengan

jasa/pelayanan yang diberikan oleh masing-masing daerah, terdiri

dari 13 jenis retribusi jasa usaha (Kadjatmiko, 2000)

Retribusi daerah menyangkut dengan retribusi daerah yang sesuai

dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 (Sofyani dkk., 2019)

yaitu:

a. Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah

pungutan Daerah sebagai pembayaran atas pemberian izin

tertentu atau jasa jasa yang khusus diberikan dan/atau disediakan

24
oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau

Badan.

b. Jasa adalah suatu kegiatan Pemerintah Daerah yang berupa

pelayanan dan usaha yang menyebabkan fasilitas, barang atau

kemanfaatan lainnya dapat dinikmati oleh orang pribadi atau

Badan.

c. Jasa Umum adalah jasa yang diberikan atau disediakan oleh

Pemerintah Daerah yang bertujuan untuk kemanfaatan dan

kepentingan umum serta dapat dinikmati oleh Badan atau orang

pribadi.

d. Jasa Usaha adalah jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah

yang menganut prinsip-prinsip komersial karena pada dasarnya

dapat pula disediakan oleh sektor swasta.

e. Perizinan Tertentu adalah kegiatan tertentu oleh Pemerintah

Daerah dalam rangka untuk pemberian izin kepada Badan atau

orang pribasi yang dimaksudkan untuk pengaturan, pemanfaatan

ruang, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan, pembinaan,

alam, serta penggunaan sumber daya barang, prasarana dan

sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum

dan menjaga kelestarian lingkungan.

25
Menurut (Sofyani dkk., 2019) selain itu, Objek Retribusi Daerah dibagi

menjadi tiga, yaitu:

1. Retribusi jasa umum, yaitu retribusi atas jasa yang disediakan

oleh pemerintah daerah bertujuan untuk kepentingan dan

kemanfaatan umum kemudian diberikan kepada orang pribadi

atau badan untuk kepentingan.

Kriteria retribusi jasa umum, yaitu:

a. Retribusi jasa umum merupakan bukan pajak, bukan

retribusi jasa usaha dan bukan merupakan retribusi

perizinan.

b. Jasa tersebut diberikan untuk orang pribadi atau badan

yang wajib dibayarkan untuk melayani kepentingan

umum.

c. Jasa tersebut layak dikenakan retribusi.

Adapun Macam-macam retribusi jasa umum, yaitu :

a. Retribusi pemeriksaan kendaraan bermotor adalah

pelayanan pemeriksaan kendaraan bermotor yang harus

sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku dan

diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.

b. Retribusi pelayanan kesehatan adalah pelayanan

kesehatan meliputi di rumah sakit umum dan puskesmas.

26
c. Retribusi pelayanan pendidikan adalah pelatihan teknis

dan penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah daerah.

d. Retribusi penggantian biaya cetak Kartu Tanda Penduduk

(KTP) akta kematian, akta pengesahan dan pengakuan

anak, akta catatan sipil yaitu akta kelahiran, akta

perceraian dan akta pernikahan.

e. Retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat,

adalah pelayanan penguburan atau pemakaman yang

dimiliki oleh Pemerintah Daerah.

f. Retribusi pengendalian Menara Telekomunikasi adalah

pemanfaatan ruang untuk Menara Telekomunikasi

dengan memperhatikan aspek keamanan, kepentingan

umum dan tata ruang.

g. Retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum adalah

penyediaan parkir di tepi jalan umum yang ditentukan

oleh Pemerintah Daerah.

2. Retribusi jasa usaha, adalah retribusi atas jasa yang disediakan

oleh pemerintah daerah dalam bentuk komersial.

Kriteria retribusi jasa usaha, yaitu:

a. Pelayanan dengan menggunakan kekayaan daerah yang

belum dimanfaatkan secara optimal.

27
b. Pelayanan yang diberikan oleh pemerintah daerah dan

belum disediakan oleh pihak swasta.

c. Retribusi jasa usaha merupakan bukan pajak, bukan

retribusi jasa umum dan bukan merupakan retribusi

perizinan.

Macam-macam retribusi jasa usaha, yaitu sebagai berikut:

a. Retribusi pertokoan adalah penyediaan fasilitas pertokoan

yang disediakan dan dikontrakkan oleh Pemerintah

Daerah.

b. Retribusi tempat penginapan adalah pelayanan tempat

yang dikelola dan dimiliki oleh Pemerintah Daerah.

c. Retribusi tempat rekreasi dan olahraga adalah tempat

pariwisata, olahraga yang dikelola oleh Pemerintah

Daerah.

d. Retribusi terminal adalah yang menyediakan tempat

parkir untuk kegiatan usaha, kendaraan umum dan bis

umum, dan fasilitas lainnya yang diberikan dari

Pemerintah Daerah.

e. Retribusi rumah potong hewan adalah pelayanan

penyediaan fasilitas rumah pemotongan hewan ternak

yang dimana didalamnya juga termasuk pelayanan

28
pemeriksaan sebelum dan sesudah hewan tersebut

dipotong yang dikelola oleh Pemerintah Daerah.

3. Retribusi perizinan, adalah retribusi atas kegiatan yang

disediakan oleh Pemerintah Daerah kemudian diberikan kepada

Badan atau orang pribadi untuk diberikan adanya pengaturan,

pengawasan, pengendalian, pembinaan guna melindungi

kelestarian lingkungan dan kepentingan umum.

Kriteria retribusi perizinan, yaitu sebagai berikut :

a. Perizinan guna dilindungi untuk kepentingan umum.

b. Biaya menjadi beban daerah dalam penyelenggara izin

dan untuk menangani dampak negatif dari pemberian izin

cukup besar.

c. Perizinan kewenangan pemerintah kepada pemerintah

daerah dengan asas desentralisasi.

Macam-macam retribusi perizinan, yaitu sebagai berikut:

a. Retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol

adalah pemberian izin melakukan penjualan minuman

alkohol di tempat tertentu.

b. Retribusi izin usaha perikanan adalah pemberian izin

kepada Badan atau orang pribadi untuk melakukan

kegiatan usaha budi daya ikan.

29
c. Retribusi izin trayek adalah pemberian izin kepada Badan

atau orang pribadi untuk menyediakan pelayanan

angkutan penumpang umum pada trayek.

d. Retribusi izin gangguan adalah pemberian izin tempat

usaha kepada Badan atau orang pribadi yang dapat

menimbulkan ancaman kerugian, bahaya, pengendalian

dan pengawasan untuk mencegah terjadinya gangguan.

e. Retribusi izin mendirikan bangunan adalah retribusi yang

meliputi kegiatan pemantauan pelaksanaan pembangunan

dan peninjauan desain agar sesuai dengan rencana dan

tetap memperhatikan Koefisien Luas Bangunan (KLB),

Koefisien Ketinggian Bangunan (KKB), Koefisien Dasar

Bangunan (KDB), dan pengawasan bangunan meliputi

pemeriksaan dalam rangka memenuhi syarat keselamatan

menempati bangunan tersebut.

Subjek retribusi daerah, yaitu sebagai berikut:

a. Subjek retribusi perizinan tertentu adalah Badan atau

orang pribadi yang memperoleh izin dari pemerintah

daerah.

b. Subjek retribusi jasa usaha adalah badan atau orang

pribadi yang menggunakan layanan jasa usaha.

30
c. Subjek retribusi jasa umum adalah Badan atau orang

pribadi yang menggunakan pelayanan jasa umum.

Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa retribusi adalah

pungutan daerah yang diperuntukkan hanya kepada pihak yang

memberikan suatu jasa tertentu yang memiliki izin khusus dalam

mengelola kekayaan daerah. Pada retribusi ini didapatkan dari retribusi

daerah yang telah dikelola dengan baik oleh Pemerintahan Daerah dari 27

Kabuptaen/Kota yang ada di Provinsi Jawa Barat.

6. Pendapatan Asli Daerah

Pemerintah Daerah harus dapat mengelola dengan baik

Pendapatan Asli Daerah supaya dapat memberikan hasil yang baik dan

dapat mencukupi kebutuhan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

(APBD) dalam melancarkan roda pemerintahan dan dalam hal membiayai

pembangunan. Maka, setiap daerah harus mempunyai sumber keuangan

tersendiri supaya dapat menutupi anggaran rutin daerah, dengan begitu

setiap daerah tersebut tidak tergantung pada sumbangan dan subsidi dari

Provinsi atau Pemerintah Pusat. Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun

2004 Pasal 6 Ayat 1 dan Ayat 2 menyatakan bahwa :

a. Pendapatan Asli Daerah dihasilkan dari :

a) Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah

daerah melalui iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi

31
atau Badan kepada daerah tanpa adanya imbalan secara

langsung dan bersifat memaksa yang berdasarkan peraturan

undang-undang yang ditetapkan. Pajak daerah terdiri dari :

1. Pajak provinsi diantaranya yaitu, pajak bea balik nama

kendaraan bermotor, pajak pengambilan dan pemanfaatan

air bawah tanah, pajak rokok, pajak kendaraan bermotor

dan pajak bahan bakar kendaraan bermotor.

2. Pajak kabupaten/kota yaitu, pajak reklame, pajak hiburan,

pajak parkir, pajak hotel, pajak penerangan jalan, pajak

restoran, pajak perolehan atas tanah dan bangunan, dan

pajak bumi dan bungunan perdesaan dan perkotaan.

b) Retribusi Daerah Retribusi daerah menyangkut dengan retribusi

daerah yang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun

2009 (Sofyani dkk., 2019) yaitu:

1. Retribusi Daerah adalah pemungutan yang dilakukan oleh

Pemerintah Daerah sebagai pemberian izin tertentu atau

pembayaran atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh

Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau

Badan.

2. Jasa adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah

Daerah dapat berupa pelayanan yang menyebabkan barang

dan usaha, fasilitas, atau hal lainnya yang dapat

32
memeberikan kebermanfaatan sehingga dapat dinikmati

oleh orang pribadi atau Badan.

3. Jasa Umum adalah suatu jasa yang diberikan atau telah

disediakan oleh Pemerintah Daerah dalam mencapai tujuan

untuk kepentingan dan kebermanfaatan umum dan selain

itu juga dapat dinikmati oleh orang pribadi atau Badan.

4. Jasa Usaha adalah suatu jasa yang telah disediakan oleh

Pemerintah Daerah dengan menganut berbagai prinsip-

prinsip komersial dan pada dasarnya dapat pula disediakan

oleh sektor swasta

5. Perizinan Tertentu adalah suatu kegiatan tertentu

Pemerintah Daerah dalam rangka memberikan perizin

kepada Badan atau orang pribadi dan dimaksudkan untuk

pengaturan, pembinaan, pemanfaatan ruang, pengendalian

dan pengawasan atas kegiatan, serta penggunaan sumber

daya alam, sarana dan prasarana, barang, atau fasilitas

tertentu yang dapat menjaga kelestarian lingkungan dan

melindungi kepentingan umum.

b. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

Pemerintah daerah mengelola sumber daya alam, sumber

daya manusia, dan sektor industri. Dengan adanya sistem otonomi

daerah maka pemerintah daerah dapat mengelola semaksimal

33
mungkin agar mendapatkan hasil yang diharapkan dan guna

meningkatkan adanya PAD. Hasil pengelolaan kekayaan daerah

yang dipisahkan yaitu pemerintah daerah mendirikan Badan Usaha

Milik Daerah (BUMD), dari adanya BUMD mengharapkan hasil

yang maksimal.

c. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah

Pendapatan asli daerah yang dipisahkan adalah retribusi

daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan

pendapatan yang tidak termasuk hasil dari pajak daerah.

Pendapatan lain adalah pendapatan bunga, jasa giro, pendapatan

dari jamkesda, penerimaan lain-lain pada daerah diperoleh hasil

penerimaan atas penjualan aset milik pemerintah daerah, dll.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian Rosa dkk, (2016) yang berjudul “Analisis Dampak Sektor

Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Tahun

2000-2014” dengan variabel terikat PAD (Y) dan variabel bebas Jumlah Objek

Wista (X1), jumlah wisatawan (X2), dan PDRB (X3). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa jumlah objek wisata, jumlah wisatawan dan PDRB

berpengaruh positif signifikan terhadap PAD Kabupaten Pesisir selama tahun

2000-2014. Terdapat perbedaan pada penelian ini yaitu varibael independen

PDRB, tahun penelitian 2000-2014 dan tempat yang dipilih Kabupaten Pesisir

selatan. Sedangkan persamaan pada penelitian ini yaitu variabel independen

34
sektor pariwisata dan jumlah kunjungan wisatawan, variabel dependen

pendapatan asli daerah.

Penelitian Ulhusna (2017) yang berjudul “Pengaruh Sub Sektor Pariwisata

terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bukit Tinggi” dengan variabel terikat PAD

(Y) dan variabel bebas Jumlah Objek Wisata (X1), Jumlah Wisatawan (X2), dan

Tingkat Hunian Hotel (X3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa PAD

dipengaruhi oleh jumlah objek wisata, jumlah wisatawan, dan tingkat hunian hotel

sebesar 97,71% sedangkan sisanya 2,29% dipengaruhi oleh variabel diluar

penelitian. Terdapat perbedaan pada penelitian ini yaitu variabel independen

tingkat hunian hotel dan jumlah objek wisata. Sedangkan persamaan pada

penelitian ini yaitu variabel independen jumlah wisatawan dan variabel dependen

pendapatan asli daerah.

Penelitian Ginting (2018) yang berjudul “Pengaruh Jumlah Wisatawan

Pada Sektor Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah Di Kabupaten Dairi

2012-2016” dengan variabel terikat PAD (Y) dan variabel bebas Jumlah

Wisatawan (X1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah wisatawan secara

langsung berpengaruh positif terhadap PAD, sehingga bertambahnya jumlah

wisatawan akan dapat meningkatkan PAD. Terdapat perbedaan pada penelitian

ini yaitu pada tahun penelitian 2012-2016 dan tempat penelitian Kabupaten Dairi.

Sedangkan persamaan pada penelitain ini yaitu variabel independen jumlah

wisatawan dan variabel dependen pendapatan asli daerah.

35
Penelitian Sunarto dan Reni (2016) yang berjudul “Pengaruh Penerimaan

Retribusi Dan Penetapan Tarif Objek Wisata terhadap Pendapatan Asli Daerah

Kabupaten Gunung Kidul Tahun 2013-2015” dengan variabel terikat PAD (Y)

dan variabel bebas Penatapan Retribusi (X1) dan Penetapan Tarif (X2). Hasil

penelitian meunjukkan bahwa penerimaan retribusi dan penetapan tarif objek

wisata berpengaruh secara simultan terhadap pendapatan asli daerah. Terdapat

perbedaan pada penelitian ini yaitu tahun penelitian 2013-2015 dan tempat

penelitian Kabupaten Gunung Kidul. Sedangkan persamaan pada variabel ini

yaitu variabel independen retribusi dan tarif wisata, variabel dependen pendapatan

asli daerah.

Penelitian Puspitasari (2015) yang berjudul “Pengaruh Penetapan Tarif

Daya Tarik Wisata, Penerimaan Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga, dan

Pajak Restoran terhadap Pad Kabupaten Bangli” dengan variabel terikat PAD (Y)

dan variabel bebas Penetapan Tarif Daya Tarik Wisata (X1), Retribusi Tempat

Rekreasi dan Olahraga (X2) dan Pajak Restoran (X3). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa penetapan tarif daya tarik wisata, retribusi tempat rekreasi &

olahraga dan pajak restoran berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah.

Perbedaan variabel independen pajak restoran dan tempat penelitian Kabupaten

Bangli. Persamaan variabel independen tarif daya tarik wisata dan retribusi,

variabel dependen pendapatan asli daerah.

Penelitian Indah dkk, (2018) yang berjudul “Analisis Kontribusi Sektor

Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Batu Periode Tahun 2011-

36
2015” dengan variabel terikat PAD (Y) dan variabel bebas Jumlah Kunjungan

Wisatawan (X1) dan Pendapatan Sektor Pariwisata (X2). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa jumlah kunjungan wisatawan mengalami fluktuasi dan

pendapatan sektor pariwisata juga mengalami fluktuasi dari tahun ketahun. Maka

dari itu menunjukkan bahwa sumbangan dari sektor pariwisata terhadap

pendapatan asli daerah cenderung turun. Terdapat perbedaan pada penelitian ini

yaitu variabel independen pendapatan sektor pariwisata, tempat penelitian Kota

Batu dan tahun penelitian 2011-2015. Sedangkan persamaan pada penelitian ini

yaitu variabel independen jumlah kunjungan wisata dan variabel dependen

pendapatan asli daerah.

Penelitian Pertiwi (2014) yang berjudul “Pengaruh Kunjungan Wisatawan

, Retribusi Objek Wisata dan PHR terhadap Pad Kabupaten Gianyar” dengan

variabel terikat PAD (Y) dan variabel bebas Jumlah kunjungan wisatawan (X1),

Pendapatan Retribusi Objek Wisata (X2) dan Pajak Hotel Dan Restoran (X3).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan jumlah kunjungan

wisatawan, pendapatan retribusi objek wisata dan pajak hotel & restoran

memeberikan pengaruh signifikan terhadap PAD Kabupaten Gianyar. Terdapat

perbedaan pada penelitian ini yaitu variabel independen PHR dan tempat

penelitian Kabupaten Gianyar. Sedangkan persamaan pada penelitian ini yaitu

variabel independen kunjungan wisatawan dan retribusi, variabel dependen PAD.

Penelitian Rifurariani dkk, (2020) yang berjudul “Analisis Retribusi

Pelabuhan Dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Di Kota Sorong”

37
dengan variabel terikat PAD (Y) dan variabel bebas Retribusi (X1). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa retribusi pelabuhan, dapat dilihat bahwa selama

tahun pengamatan 2011-2015, realisasi biaya pelabuhan pada PAD telah

meningkat cukup baik. Terdapat perbedaan pada penelitian ini yaitu tempat

penelitian Kota Sorong. Sedangkan persamaan pada penelitian ini yaitu variabel

independen retribusi dan variabel dependen PAD.

Peneliti Alyani dan Menik (2020) yang berjudul “Pengaruh Jumlah Objek

Wisata dan Jumlah Hotel Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di

Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Barat” dengan variabel terikat PAD dan

variabel bebas Jumlah Objek Wisata (X1) dan Jumlah hotel (X2). Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa jumlah objek wisata dan jumlah hotel secara bersama-

sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Barat. Jika terjadi peningkatan jumlah

objek wisata dan jumlah hotel secara bersamaan maka Pendapatan Asli Daerah di

Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Barat akan mengalami peningkatan. Jumlah

objek wisata yang ada di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Barat tahun 2013-

2017 terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten/Kota Provinsi

Sumatera Barat tidak memiliki pengaruh signifikan. Namun, jika peningkatan

jumlah objek wisata akan berakibat terjadinya peningkatan Pendapatan Asli

Daerah (PAD) di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Barat. Jumlah hotel yang

ada di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Barat tahun 2013-2017 terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Barat

38
memiliki pengaruh yang signifikan dan positif. Jika peningkatan jumlah hotel

akan berakibat dengan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di

Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Barat. Terdapat perbedaan pada penelitian

yaitu tempat penelitian yaitu kabupaten/kota provinsi sumatera barat, adanya

penambahan variabel bebas yaitu sektor pariwisata, jumlah kunjungan wisata dan

retribusi, tahun penelitian 2013-2017. Sedangkan persamaan penelitian ini adalah

variabel bebas jumlah hotel dan variabet terikat PAD.

Peneliti Purwanti dan Retno (2014) yang berjudul “Pengaruh Jumlah

Kunjungan Wisatawan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Mojokerto

Tahun 2006-2013” dengan variabel terikat Pendapatan Asli Daerah (Y) dan

variabel bebas Jumlah Kunjungan Wisatawan (X1). Hasil penelitian menunjukkan

bahwa Jumlah wisatawan kedatangan tidak berpengaruh pada pendapatan lokal di

Mojokerto. Untuk membuat jumlah kedatangan wisatawan untuk meningkat,

pemerintah perlu memperluas kegiatan pariwisata seperti hiburan, olah raga,

kemah dan kompetisi membuat jumlah wisatawan sehingga akan meningkatkan

pariwisata retribusi dan meningkatkan pendapatan Mojokerto. Terdapat

perbedaan pada penelitian ini yaitu tempat penelitian kabupaten mojokerto dan

tahun penelitian 2006-2013. Sedangkan persamaan pada penelitian ini yaitu

variabel independen jumlah kunjungan wisatawan dan variabel dependen PAD.

39
C. Penurunan Hipotesis

1. Pengaruh Sektor Pariwisata (X1) terhadap Pendapatan Asli Daerah (Y)

Sektor pariwisata adalah salah satu potensi yang dimiliki setiap daerah

yang harus dikelola dan dikembangkan sehingga dapat berkontribusi terhadap

Pendapatan Asli Daerah. Hal ini sejalan dengan (Bujung dkk, 2019) yang

mengatakan bahwa sektor pariwisata dapat mampu memperbaiki stuktur

ekonomi daerah serta dapat meningkatkan kemandirian dan daya saing. Sektor

pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia

terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Bangsa kita memiliki

keindahan alam, kekayaan budaya nan beragam dan penduduk yang watak dan

moralitasnya mendukung kenyamanan wisatawan berkunjung, dengan

meningkatnya destinasi dan investasi pariwisata di Indonesia, menjadikan

sektor pariwisata sebagai salah satu sektor yang dapat dikembangkan sebagai

sumber pendapatan daerah. Selain itu sektor pariwisata dapat memperbaiki

perekonomian, dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan

pengembangan daerah-daerah yang berpotensi objek wisata, yang semuanya

itu diharapkan mampu menarik lebih banyak lagi devisa negara, baik dari

wisatawan mancanegara maupun domestik (Kapang dkk, 2019).

Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga dapat digunakan untuk

pembiayaan pembanguna otonomi masing-masing daerah. Pendapat tersebut

didukung oleh penelitian (Puspitasari, dkk 2018) yang menghasilkan bahwa

sektor pariwisata di Indonesia merupakan sektor industri yang tumbuh dan

40
berkembang yang menimbulkan banyak segi hal yang positif. Dilihat dari

penjelasan diatas maka dapat dikatakan bahwa sektor pariwisata merupakan

sektor yang sangat diunggulkan di setiap daerah khususnya di daerah 27

Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat dan diharapkan dapat mempu

berkontribusi lebih untuk dapat meningkatkan pendapatan asli daerah.

Keberadaan sektor pariwisata ini tak luput dari bantuan Pemerintah Daerah

sebagai pengelola baik dari segi keuangan, pengembangan dll dan adanya

bantuan masyarakat untuk melestarikan dan menjaga secara langsung sektor

pariwisata tersebut. Kerjasama tersebut harus dilakukan supaya target yang

telah direncanakan oleh Pemerintah Daerah dapat tercapai untuk kesejahteraan

masyarakat.

H0 : Diduga tidak ada pengaruh signifikan Sektor Pariwisata secara parsial

terhadap Pendapatan Asli Daerah

H1 : Diduga ada pengaruh signifikan Sektor Pariwisata secara parsial terhadap

Pendapatan Asli Daerah

2. Pengaruh Jumlah Kunjungan Wisatawan (X2) terhadap Pendapatan

Asli Daerah (Y)

Majunya sektor pariwisata di suatu daerah sangat bergantung pada

jumlah wisatawan yang berkunjung. Kedatangan para wisatawan tersebut dapat

mendatangkan pemasukan atau penerimaan bagi daerah yang dikunjungi. Bagi

para wisatawan yang datang dari luar negeri, maka kedatangan mereka akan

meningkatkan devisa negara. Menurut Ginting, dkk (2018) mengatakan bahwa

41
meningkatnya sektor pariwista dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan

yang mengunjungi objek wisata yang terdapat didaerah tersebut. Pendapat

tersebut didukung oleh penelitian Ginting, dkk (2018) yang menghasilkan

bahwa jumlah kunjungan wisatawan berpengaruh positif signifikan terhadap

pendapatan asli daerah.

Serta penelitian yang dilakukan oleh Rosa, dkk (2016) yang

menghasilkan bahwa jumlah kunjungan wisatawan berpengaruh positif

terhadap pendapatan asli daerah. Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa

jumlah kunjungan wisatawan mempunyai keterkaitan yang sangat besar dalam

sektor pariwisata dengan tujuan agar dapat meningkatkan pendapatan asli

daerah. Maka dari itu Pemerintah Daerah harus berusaha untuk mengelola dan

mengembangkan sumber daya yang ada khususnya dibidang pariwisata agar

dapat menarik masyarakat baik dalam daerah maupun luar daerah untuk dapat

berkunjung dan menikmatinya.

H0 : Diduga tidak ada pengaruh signifikan Jumlah Kunjungan Wisata secara

parsial terhadap Pendapatan Asli Daerah

H2 : Diduga ada pengaruh signifikan Jumlah Kunjungan Wisata secara parsial

terhadap Pendapatan Asli Daerah

3. Pengaruh Jumlah Hotel (X3) terhadap Pendapatan Asli Daerah (Y)

Hotel merupakan suatu usaha yang dibangun dan disediakan untuk

setiap orang yang ingin menginap dan ingin mendapatkan pelayanan dan

fasilitas lainnya dengan pembayaran. Saat ini pembangunan hotel-hotel

42
berkembang dengan pesat terutama hotel yang terletak dekat dengan objek

wisata. Jumlah hotel yang pembangunannya semakin pesat ini memiliki peran

sebagai penggerak pembangunan pemerintah daerah. Menurut Solot, dkk

(2018) jumlah hotel mempunyai pengaruh signifikan terhadap pendapatan asli

daerah. Alyani dan Menik (2020) juga mengatakan bahwa jumlah hotel

berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah. Putri (2020)

mengatakan bahwa jumlah hotel secara simultan dan secara parsial jumlah

hotel berpengaruh positif terhadap pendapatan asli daerah.

Maka dari itu setiap pemerintah daerah harus dapat

mengembangkannya dengan secara baik dan optimal sehingga dapat

meningkatkan pendapatan masyarakat, dapat sebagai penyerapan tenaga kerja

serta perluasan usaha dan penambahan pendapatan asli daerah karena

perhotelan ini memiliki peran untuk penggerak pembangunan daerah.

H0 : Diduga tidak ada pengaruh signifikan Jumlah Hotel secara parsial

terhadap Pendapatan Asli Daerah

H3 : Diduga tidak ada pengaruh signifikan Jumlah Hotel secara parsial

terhadap Pendapatan Asli Daerah

4. Pengaruh Retribusi (X4) terhadap Pendapatan Asli Daerah (Y)

Retribusi pada jasa usaha tempat rekreasi merupakan retribusi untuk

kabupaten/kota yang ditetapkan sesuai dengan jasa/pelayanan yang diberikan.

Retribusi termasuk salah satu sumber pendapatan daerah yang penting guna

membiayai penyelenggaraan daerah dan pembangunan daerah untuk

43
menetapkan Otonomi Daerah (Ersita dan Inggriani, 2016) Pendapat tersebut

didukung oleh penelitian Sunarto dan Reni (2016) yang menghasilkan bahwa

secara parsial retribusi berpengaruh positif terhadap pendapatan asli daerah.

Serta penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2015) yang menghasilkan

bahwa retribusi rekreasi dan tempat olahraga berpengaruh positif terhadap

pendapatan asli daerah. Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa retribusi

juga mempunyai pengaruh dalam membantu meningkatkan sumber

pendapatan khususnya retribusi yang berasal dari bidang pariwisata.

Pemerintah daerah harus terus memberikan jasa usaha berupa tempat rekreasi

agar retribusi yang dihasilkan terus mengalami peningkatan. Pemerintah

daerah juga harus memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat.

H0 : Diduga tidak ada pengaruh signifikan Retribusi secara parsial terhadap

Pendapatan Asli Daerah

H4 : Diduga ada pengaruh signifikan Retribusi secara parsial terhadap

Pendapatan Asli Daerah

44
D. Model Penelitian

Sektor Pariwisata H1 +

(X1)

Jumlah Kunjungan Pendapatan Asli Daerah


H2 +
Wisata (X2)
(Y)

Jumlah Hotel
H3 +
(X3)

Retribusi
H4 +
(X4)

Gambar 2 .1 Model Penelitian

45
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Objek dan Subjek Penelitian

Objek pada penelitian ini berada di Provinsi Jawa Barat yang

mencakup 27 Kabupaten/Kota yang ada didalamnya. Penelitian ini dilihat

dari laporan data objek wisata, jumlah kunjungan wisata, data jumlah hotel

dan data jumlah retribusi dari tahun 2016-2018 dari 27 Kabupaten/Kota

Di Provinsi Jawa Barat, yang dimana data tersebut dapat diakses di

website resmi BPS, DISPORAPAR dan website data Provinsi Jawa Barat.

Subjek dari penelitian ini adalah sektor pariwisata yang dilihat dari objek

wisata, jumlah kunjungan wisatawan, jumlah hotel dan retribusi serta

pendapatan asli daerah yang diambil dari tahun 2016-2018.

B. Jenis Data

Jenis data pada penelitian ini yaitu data sekunder. Menurut

Sugiyono (2018) data sekunder adalah sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau

lewat dokumen. Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data-data

dan informasi yang diperlukan dengan cara membaca buku, jurnal, artikel,

data dari internet, skripsi maupun tesis penelitian yang sebelumnya. Data

yang digunakan pada penelitian ini yaitu data sektor pariwisata yang

46
dilihat dari usaha daya tarik wisatawan, jumlah kunjungan wisata,

retribusi, dan jumlah hotel yang di ambil dari 27 Kabupaten yang ada di

Provinsi Jawa Barat, dimana masing-masing data tersebut diambil dari

tahun 2016-2018. Sumber data-data tersebut diperoleh dari literature,

DISPORAPAR (Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata) dan Badan Pusat

Statistika Provinsi Jawa Barat.

C. Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruh dari beberapa satuan dan

mempunyai karakteristik yang akan diteliti. Populasi pada penelitian ini

yaitu dengan melihat dan mendapatkan data berupa dokumen dari

DISPORAPAR, dan Badan Pusat Statistka Provinsi Jawa Barat. Kriteria

yang digunakan sebagai patokan dalam menentukan populasi yaitu

sebagai berikut :

a. Sektor pariwisata yang dipilih berdasarkan usaha daya tarik wisata

yang terdiri dari wisata alam, wisata budaya dan wisata buatan.

b. Jumlah kunjungan diambil dari berbagai Kabupaten/Kota yang

berada di Jawa Barat dengan jumlah 27 Kabupaten/Kota.

c. Jumlah hotel yang diambil dari semua hotel yang ada di 27

Kabupaten/Kota Jawa Barat.

d. Retribusi yang diambil adalah retribusi daerah dari 27

Kabupaten/Kota Jawa Barat.

47
D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu dengan

menggunakan teknik Purposive Sampling. Purposive Sampling adalah

teknik yang digunakan oleh peneliti berdasarkan kriteria tertentu dalam

pemilihan sampel.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini

teknik time series dan cross section. Menurut Dedi (2011) Time series

adalah data dari satu atau beberapa variabel yang dikumpulkan secara

runtut waktu dalam suatu rentang waktu tertentu. Frekuensi urutan waktu

yang dimiliki time series bisa dalam bentuk menit, detik, hari, minggu,

bulan, tahun atau bahkan jam. Sedangkan Cross section adalah data yang

terdiri atas beberapa variabel yang dikumpulkan pada sejumlah kategori

atau individu pada suatu titik waktu tertentu.

Data yang di kumpulkan berupa data dari sektor pariwisata yang

dilihat dari data objek wisata, data jumlah kunjungan wisata, retribusi, data

jumlah hotel dan PAD dari 27 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat yang

diambil dari tahun 2016-2018 dimana semua data tersebut dikumpulkan

dalam bentuk dokumen yang didapatkan dari DISPORAPAR dan BPS

Provinsi Jawa Barat.

48
F. Definisi Operasional Varibel Penelitian

1. Variabel Dependen

a) Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata di 27

Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat adalah semua hak daerah

yang diakui sebagai penambahan nilai kekayaan bersih dalam

periode tahun anggaran yang bersangkutan. Peningkatan PAD

sektor pariwisata yaitu dari jumlah kunjungan wisata, retribusi

tempat rekreasi dan olahraga & retribusi pemakaian kekayaan

daerah.

2. Variabel Independen

a) Sektor Pariwisata

Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 10

tahun 1990 tentang kepariwistaan, mengutip beberapa

pengertian yang berkaitan dengan kepariwisataan :

 Wisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang

dilakukan dengan sukarela dan sifatnya hanya

sementara untuk menikmati daya tarik objek wisata.

 Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan

wisata.

 Pariwisata merupakan segala sesuatau yang memilki

keterkaitan dengan wisata, seperti pengusahaan objek

49
dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang berkaitan

dengan bidang tersebut.

 Kepariwistaan merupakan segala sesuatu yang

berkaitan dengan penyelenggaraan pariwisata.

 Usaha pariwisata adalah suatu kegiatan yang memiliki

tujuan sebagai penyelenggara jasa pariwisata,

menyediakan obyek dan daya tarik wisata,

menyediakan sarana dan prasarana untuk menunjang

terkait kegaiatan usaha pariwisata.

 Obyek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu

yang menjadi sasaran wisata.

 Kawasan pariwisata merupakan kawasan yang

memiliki luas tertentu dan dibangun atau disediakan

untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.

Tercantum dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia

Nomor 9 Tahun 1969, Bab II pasal 2 dijelaskan bahwa

pengembangan pariwisata bertujuan untuk :

 Meningkatkan Pendapatan Negara dan pendapatan

devisa

 Menciptakan kesempatan dan lapangan kerja serta

dapat mendorong kegiatan industri yang dapat

menunjang perekonomian masyarakat

50
 Memperkenalkan atau meng eksplore keindahan

alam dan budaya Indonesia

 Meningkatkan persaudaraan dan kerjasama yang

baik dalam lingkup nasional maupun internasional.

b) Jumlah Kunjungan Wisata

Jumlah kunjungan wisata pada penelitian ini adalah

jumlah orang yang berkunjung disuatu negara, daerah atau

kota untuk menginap atau hanya sekedar berkunjung. Jumlah

wisatawan dapat berpengaruh terhadap pendapatan, karena

semakin banyak wisatawan yang masuk baik dari wisatawan

domestik atau wisatawan mancanegara maka akan dapat

meningkatkan PAD yang berasal dari pariwisata.

c) Jumlah Hotel

Hotel merupakan suatu usaha yang dibangun dan

disediakan untuk setiap orang yang ingin menginap dan ingin

mendapatkan pelayanan dan fasilitas lainnya dengan

pembayaran. Saat ini pembangunan hotel-hotel berkembang

dengan pesat terutama hotel yang terletak dekat dengan objek

wisata. Jumlah hotel yang pembangunannya semakin pesat ini

memiliki peran sebagai penggerak pembangunan pemerintah

daerah.

51
Menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun 2009,

menjelaskan Pengertian hotel adalah fasilitas penyedia jasa

penginapan/peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya

dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen,

gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah

penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah

kamar lebih dari 10 (sepuluh).

d) Retribusi

Retribusi daerah menurut Ersita dan Inggriani (2016)

adalah salah satu sumber pendapatan daerah yang penting

guna membiayai penyelenggaraan daerah dan pembangunan

daerah untuk menetapkan Otonomi Daerah. Indikator

pendapatan retribusi pada penelitian ini berasal dari retribusi

daerah dikelola oleh 27 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat.

G. Metode Analisis Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode regresi

data panel yang merupakan gabungan dari data time series dan data cross

section dimana data tersebut diolah oleh Eviews 9. Terdapat model

persamaan regresi yang ditulis sebagai berikut :

Y𝑖𝑡 = α + β1Xit + β2Xit + β3Xit + β4Xit + eit

52
Keterangan :
Y = PAD di Provinsi i pada periode t
Xit = Sektor Pariwisata di provinsi i pada periode t
Xit = Jumlah Kunjungan Wisatawan di provinsi i pada periode t
Xit = Jumlah Hotel di provinsi i pada periode t
Xit = Retribusi di provinsi i pada periode t
β1 = Koefisien Regresi Sektor Pariwisata
β2 = Koefisien Regresi Jumlah Kunjungan Wisata
β3 = Koefisien Regresi Retribusi
β4 = Koefisien Regresi Jumlah Hotel
α = Konstanta
eit = error term dikabupaten/Kota i periode t

Menurut Basuki (2016) pada data panel terdapat 3 metode yang

dilakukan untuk dapat mengestimasi model regresi yaitu sebagai berikut

1. Common Effect Model (CEM)

Pendekatan ini adalah pendekatan yang paling sederhana

dengan menggabungkan kombinasi antara data time series dan

cross section. Model ini dikenal dengan koefisien tetap antar

individu dan waktu. Model CEM diasumsikan bahwa setiap unit

individu memiliki slope dan intersep yang tidak

diperlihatkannya dimensi waktu ke waktu. Model CEM ini juga

menggunakan OLS untuk mengestimasi model data panel

sebagai berikut :

53
Yit = α + 𝑋1 itβit + 𝑋 2 itβit + 𝑋 3 itβit + 𝑋 4 itβit Vit

Y = PAD
X1 = Sektor Pariwisata
X2 = Jumlah Kunjungan Wisatawan
X3 = Jumlah Hotel
X4 = Retribusi
α = Konstanta
2. Fixed Effect Model (FEM)

Pada model Fixed Effect Model (FEM) intersep tersebut

dapat dibedakan antar individu. Setiap individu dianggap

mempunyai karakteristik bahwa model FEM ini

mengasumsikan bahwa perbedaan antar individu dapat

dikombinasikan dari perbedaan intersepnya. Model persamaan

dengan menggunakan Fixed Effect Model adalah sebagai

berikut :

Yit = α + iα1 + 𝑋1 it βit + 𝜀 it

3. Random Effect Model (REM)

Pada model ini data panel mengestimasi dimana gangguan

yang akan mungkun saling berhubungan antar individu dan

antar waktu. Random Effect Model (REM) ini perbedaan

intersep diakomodasi oleh error terms pada masing-masing

individu. Pada pendekatan FEM yang dilihat adalah melalui

intercept sedangkan untuk pendekatan REM dilihat dari

54
perbedaan antar waktu dan individu melalui error. Keuntungan

pada model REM ini yaitu dengan menghilangkan

heteroskedastisitas, dan pada REM didapatkan model

persamaan sebagai berikut :

Yit = 𝑋1 it βit + Vit

Dimana : Vit = Ci + dt + 𝜀it

Pada regresi data panel setelah melakukan beberapa uji

diatas maka akan dilakukan 2 uji untuk pemilihan model data

panel yang akan digunakan. Kedua uji tersebut adalah uji chow

dan uji haussman. Menurut Basuki (2016) dalam memilihi

model yang tepat untuk mengelola data panel tersebut maka

dilakukan beberapa pengujian sebagai berikut :

a) Uji Chow

Uji Chow adalah uji yang digunakan untuk

menentukan model antara Fixed Effect Model (FEM)

dan Common Effect Model (CEM). Diantara kedua

model tersebut harus dilakukan pilihan yang paling tepat

digunakan pada data panel. Apabila hasil probabilitas

dari FEM < 0,05 maka model yang tepat digunakan

adalah Fixed Effect atau dengan kata lain H0 ditolak.

Sedangkan apabila hasil dari probabilitas REM >0,05

55
maka artinya H0 diterima atau dengan kata lain model

yang tepat digunakan adalah Common Effect.

H0 : Common Effect Model

H1 : Fixed Effect Model

b) Uji Haussman

Uji Haussman adalah uji yang digunakan untuk

menentukan model mana yang tepat antara Random

Effect Model (REM) dengan Fixed Effect Model (FEM)

dalam data panel. Apabila hasil pobabilitas dari FEM <

0,05 maka Fixed Effect Model adalah metode yang tepat

atau dengan kata lain H0 ditolak. Sedangkan jika hasil

dari probabilitas REM > 0,05 maka model Random

Effect Model adalah model yang tepat atau dengan kata

lain H1 ditolak.

H0 : Random Effect Model

H1 : Fixed Effect Model

H. Uji Kualitas Instrumen dan Data

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mendeteksi ada atau

tidaknya penyimpangan asumsi klasik atas persamaan regresi

berganda yag digunakan. Pengujian ini terdiri dari uji normalitas,

56
uji multikolonieritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.

Beberapa uji tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

a) Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk

dapat menentukan suatu data yang telah di kumpulkan

diambil dari populasi normal atau berdistribusi normal.

b) Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas adalah hubungan linear antara

perubahan bebas X dalam model regresi berganda. Untuk

mengetahui apakah variabel independen dikatakan

multikolinieritas atau tidak, maka dengan ketentuan

sebagai berikut :

 Jika nilainya ≥ 0,8, maka terdapat multikolinearitas

antar variabel independen.

 Jika nilainya ≤ 0,8, maka tidak terdapat

multikolinieritas antar variabel independen.

c) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah ketidaksamaan

varian dari residual untuk semua pengamatan pada model

regresi. Model regresi yang baik adalah dimana model

regresi tidak mengalami heteroskedastisitas. Model regresi

57
yang dikatakan tidak mengalami heteroskedastisitas yaitu

jika nilai Probabilitas > 0,05.

d) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi adalah uji yang digunakan untuk

mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik

autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada

satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model

regresi. Untuk mengetahui ada atau tidaknya kesalahan

autokerelasi maka dapat dilihat dari nilai Durbin Watson

(DW). Jika nilai DW berada antara -2 s/d +2 maka artinya

model yang digunakan tidak mengalami autokorelasi.

2. Uji Hipotesis dan Analisis Data

a) Uji Nilai F (Simultan)

Uji F digunakan untuk mengetahui besaran

koefisien regresi secara bersamaan, Jika nilai Prob (F-

Statistik) ≤ 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara

simultan terdapat pengaruh antara variabel dependen

dengan variabel independen. Hipotesis pada uji ini sebagai

berikut :

H0 : Tidak ada pengaruh signifikan antara variabel

independen terhadap variabel dependen secara

simultan.

58
H1 : Ada pengaruh signifikan antara variabel independen

terhadap variabel dependen secara simultan.

b) Uji Koefisien Determinasi (R-Square)

Uji koefisien determinasi (R-Square) digunakan

untuk menjelaskan seberapa jauh kemampuan model

regresi dalam menerangkan variasi variabel independen

mempengaruhi variabel dependen. Jika semakin besar hasil

R-Square maka akan semakin baik, karena hal ini

mengidentifikasi bahwa semakin baik variabel independen

dalam menjelaskan variabel dependen.

c) Uji Nilai t (Parsial)

Uji t digunakan untuk melihat variabel independen

menjelaskan variabel dependen secara parsial. Uji t

bertujuan untuk mengetahui besarnya koefisien regresi

secara individu. Apabila nilai t-Prob < 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh antara

variabel dependen dengan variabel independen. Hipotesis

pada uji ini sebagai berikut :

H0 : Tidak berpengaruh signifikan antara variabel

independen terhadap variabel dependen.

59
H1 : Berpengaruh signifikan antara variabel independen

terhadap variabel dependen.

60
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Subjek dan Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan seluruh sampel objek wisata yang ada di

Provinsi Jawa Barat selama dalam kurun waktu 3 tahun dari 2016 sampai 2018.

Berdasarkan metode yang digunakan yaitu regresi data panel yang merupakan

gabungan antara data time series dengan data cross section yang telah ditetapkan

pada BAB III. Subjek yang digunakan pada penelian ini adalah DISPORAPAR,

dan Badan Pusat Statistika (BPS) yang diambil data dari tahun 2016-2018.

Adapun objek yang digunakan pada penelitian ini yakni laporan data objek wisata,

jumlah kunjungan wisata, data jumlah retribusi dan data jumlah hotel dari tahun

2016-2018 dari 27 Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat.

Dalam tahap ini, peneliti melewati beberapa proses untuk memperoleh

data dari sampel yang digunakan pada penelitian ini. Peneliti memperoleh data

berupa beberapa dokumen dari website resmi BPS (Badan Pusat Statistika) dan

DISPORAPAR Provinsi Jawa Barat dan beberapa website resmi dari beberapa

Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Jawa Barat. Berikut data yang diperolah

dari beberapa website resmi :

61
TABEL 4. 1
Jumlah Objek Wisata dari 27 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat

Jumlah Objek Wisata


No Nama Kabupaten/Kota
2016 2017 2018

1. 64 64 183
Kabupaten Bandung
2. 39 39 102
Kabupaten Bandung Barat
3. 10 10 46
Kabupaten Bekasi
4. 45 86 97
Kabupaten Bogor
5. 9 129 129
Kabupaten Ciamis
6. 16 19 82
Kabupaten Cianjur
7. 11 9 7
Kabupaten Cirebon
8. 38 43 78
Kabupaten Garut
9. 1 24 15
Kabupaten Indramayu
10. 24 55 28
Kabupaten Karawang
11. Kabupaten Kuningan 35 28 54

12. Kabupaten Majalengka 49 49 70

13. 30 240 240


Kabupaten Pangandaran
14. 26 26 61
Kabupaten Purwakarta
15. 59 13 48
Kabupaten Subang
16. 50 50 45
Kabupaten Sukabumi
17. Kabupaten Sumedang 24 32 28

62
18. 13 146 146
Kabupaten Tasikmalaya
19. 15 14 95
Kota Bandung
20. 2 1 6
Kota Banjar
21. 10 15 35
Kota Bekasi
22. Kota Bogor 22 22 98

23. Kota Cimahi 6 6 15

24. Kota Cirebon 17 17 22

25. 21 21 44
Kota Depok
26. Kota Sukabumi 2 2 25

27. Kota Tasikmalaya 11 11 20

Sumber Data : Data Jabar, 2018

Dilihat dari tabel 4.1 yang merupakan data jumlah objek wisata dari 27

Kabupaten/Kota yang terdapat di Provinsi Jawa Barat. Data diatas dapat merupakan

data yang diambil dari tahun 2016-2018, dimana dari keseluruhan Kabupaten/Kota

yang terdapat di Provinsi Jawa Barat ternyata masih ada Kabupaten/Kota yang jumlah

objek wisatanya hanya sedikit seperti Kota Banjar, Kabupaten Cirebon, Kota Cimahi

dan Kota Sukabumi dimana perkembangan dari tahun ke tahunnya tidak terlalu banyak

seperti kabupaten/kota lainnya. Sedangkan untuk kabupaten/kota yang memiliki

jumlah objek wisata terbanyak dimiliki oleh Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung

Barat, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Tasikmalaya, Kota

Bandung dan Kota Bogor.

63
TABEL 4 .2
Jumlah Kunjungan Wisatawan dari 27 Kabupaten/Kota di Provinsi
Jawa Barat

Wisatawan
Nama Wisatawan Mancanegara
Nusantara
No Kabupaten/

Kota 2016 2017 2018 2016 2017 2018

1. Kabupaten 0
Bandung 5.583.468 3.385.860 161.000 867.000 578.321
Kabupaten
2.
Bandung 0
Barat 1.289.657 1.405.920 121.788 278.027 480.531
3. Kabupaten 2.043.000 0 0 0
Bekasi 49.740 49.740
4. Kabupaten 228.913 0
Bogor 4.955.079 4.411.967 4.411.967 677.858
5. Kabupaten 110.997 0 0 0
Ciamis 126.022 202.364
6. Kabupaten 0
Cianjur 212.095 3.614.683 901.852 12.100 287.190
7. Kabupaten 186.776 0 0
Cirebon 644.224 108.463 0
8. Kabupaten 0
Garut 671.858 1.650.983 67.897 4.983 4.934
9. Kabupaten 0 0 0
Indramayu 111.703 318.239 31.632
10. Kabupaten 6 0
Karawang 316.471 649
4.574.411 6.390.906
11. Kabupaten
Kuningan 338.738 0
1.189.102 197.822 116 784
12. Kabupaten
Majalengka 23.260 0 0
443.001 200.226 1.500
13. Kabupaten 2.528.273 3.578 0
Pangandaran 1.824.367 10.344 8.689
14. Kabupaten 357.349 435.342 0
Purwakarta 1.957.194 5.436.456 2.782

64
15. Kabupaten 0
Subang 748.972
3.477.300 176.254 2.482.798 4.621
16. Kabupaten 0
Sukabumi 2.031.979 2.167.288 1.494.205 49.985 14.008
17. Kabupaten
Sumedang 992.315 427.132 122.419 0
18.637 352
18. Kabupaten 35.700 0
Tasikmalaya 505.570 325.507 1.362 703
19. Kota 5.864.721 432.271 0
Bandung 1.431.290 1.431.290 432.271
20. 50.453 38.007 0 0
Kota Banjar
35.137 0
21.
Kota Bekasi 0 0 0 0 0
908.450
22. Kota Bogor 14.670 0
5.293.040 5.875.274 8.325 13.217
23. Kota Cimahi 0
1.968
1.372 4.194 339 351
24. Kota Cirebon 214.340 0
1.354.722 1.422.458 1.423 1.494
25. 0 0
Kota Depok 34.687 7.812
1.864.273 32.000
26. Kota
Sukabumi 82.316 0
115.750 200.445 3.266 3.566
27. Kota
Tasikmalaya 302.908 228.573 25 0
359.174 25
Sumber Data : BPS (Badan Pusat Statistika), 2018

Dilihat dari tabel 4.2 yang merupakan data jumlah kunjungan wisatawan dari 27

Kabupaten/Kota yang terdapat di Provinsi Jawa Barat. Data diatas dapat merupakan

data yang diambil dari tahun 2016-2018 yang bersumber dari BPS (Badan Pusat

Statistika) tahun 2018 dimana data diatas menunjukkan perkembangan jumlah

kunjungan wisatawan selama 3 tahun tersebut. Pada tahun 2018 untuk wisatawan

65
mancanegara yang bersumber data BPS (Badan Pusat Statistika) tidak terdapat jumlah

kunjungan wisatawan untuk seluruh Kabupaten/Kota yang terdapat di Provinsi Jawa

Barat. Wisatawan tersebut terdiri dari wisatawan nusantara dan wisatawan

mancanegara. Dilihat dari data diatas bahwa dari jumlah kunjungan wisatawan

nusantara tertinggi selama tahun 2016-2018 dimiliki oleh Kabupaten Bandung,

Kabupaten Bogor, Kabupaten Subang, Kabupaten Sukabumi dan Kota Bogor.

TABEL 4.3
Jumlah Hotel dari 27 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat

Jumlah Hotel Bintang dan Non

No Nama Kabupaten/Kota Bintang

2016 2017 2018

1. 73 16 110
Kabupaten Bandung
2. 77 8 118
Kabupaten Bandung Barat
3. 24 4 46
Kabupaten Bekasi
4. 150 10 706
Kabupaten Bogor
5. 13 10 13
Kabupaten Ciamis
6. 103 14 156
Kabupaten Cianjur
7. 20 4 23
Kabupaten Cirebon
8. 108 7 245
Kabupaten Garut
9. 27 3 30
Kabupaten Indramayu
10. 31 14 37
Kabupaten Karawang

66
11. Kabupaten Kuningan 47 4 49

12. Kabupaten Majalengka 9 8 10

13. 217 50 432


Kabupaten Pangandaran
14. 22 3 29
Kabupaten Purwakarta
15. 83 7 158
Kabupaten Subang
16. 83 3 215
Kabupaten Sukabumi
17. Kabupaten Sumedang 22 3 25

18. 20 19 34
Kabupaten Tasikmalaya
19. 385 117 419
Kota Bandung
20. 9 7 8
Kota Banjar
21. 25 2 38
Kota Bekasi
22. Kota Bogor 51 29 66

23. Kota Cimahi 4 1 6

24. Kota Cirebon 41 21 72

25. 13 3 10
Kota Depok
26. Kota Sukabumi 33 25 36

27. Kota Tasikmalaya 32 8 32

Sumber Data : BPS (Badan Pusat Statistika), 2018

Dilihat dari tabel 4.3 yang merupakan data jumlah hotel dari 27

Kabupaten/Kota yang terdapat di Provinsi Jawa Barat. Data diatas dapat merupakan

data yang diambil dari tahun 2016-2018 yang bersumber dari BPS (Badan Pusat

Statistika) tahun 2018 dimana data diatas menunjukkan perkembangan hotel yang

67
terdapat di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat. Dilihat dari data diatas bahwa

ternyata jumlah hotel terbanyak dimiliki oleh Kabupaten Pangandaran, Kabupaten

Bogor, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, dan Kota Bandung. Jumlah hotel

tersebut sudah terdiri dari hotel berbintang ataupun hotel non bintang. Sedangkan

untuk jumlah hotel yang paling sedikit dimiliki oleh Kabupaten Majalengka, Kota

Cimahi dan Kota Banjar.

TABEL 4.4
Retribusi dari 27 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat

Nama
No 2016 2017 2018
Kabupaten/Kota

1.
Kabupaten Bandung 26.937.589,00 21.833.385,00 26.806.282,00
2. Kabupaten Bandung
20.683.889,52 19.516.977,00 19.973.764,00
Barat
3.
Kabupaten Bekasi 206.694.870,04 198.722.834,47 227.999.370,00
4.
Kabupaten Bogor 136.756.226,16 136.756.226,16 227.999.370,00
5.
Kabupaten Ciamis 15.770.602,00 17.336.049,00 8.550.638,10
6.
Kabupaten Cianjur 18.482.440,87 20.911.694,01 39.524.593,00
7.
Kabupaten Cirebon 38.818.696,60 40.173.839,69 35.980.757,35
8.
Kabupaten Garut 17.335.237,50 15.506.399,00 18.555.709,00
9. Kabupaten
24.195.093,76 24.613.203,68 35.015.304,00
Indramayu
10. Kabupaten
61.330.374,00 75.484.056,00 116.713.172,00
Karawang
11. Kabupaten
Kuningan 50.920.302 37.748.102 59.679.161

68
12. Kabupaten
Majalengka 16.338.783,19 16.859.496,00 22.999.098,00

13. Kabupaten
10.034.701,78 28.546.301,74 49.552.634,00
Pangandaran
14. Kabupaten
24.111.253,11 22.574.628,50 30.226.401,00
Purwakarta
15.
Kabupaten Subang 18.953.833,62 23.109.193,72 22.781.169,30
16. Kabupaten
34.476.009,74 34.516.009,74 33.489.912,00
Sukabumi
17. Kabupaten
Sumedang 14.283.756,95 11.985.080,75 13.644.646,00

18. Kabupaten
16.162.202,00 15.653.814,80 22.516.843,60
Tasikmalaya
19.
Kota Bandung 102.665.192,00 50.064.557,33 230.000.000,00
20.
Kota Banjar 4.618.721,42 4.874.484,26 5.793.593,00
21.
Kota Bekasi 94.743.140,60 84.381.937,00 115.472.947,75
22. Kota Bogor 62.727.631,46 49.043.299,93 41.861.742,00
23. Kota Cimahi 10.085.858,00 10.239.609,80 12.577.923
24. Kota Cirebon 12.447.207,50 11.757.486,00 12.275.183,00
25.
Kota Depok 65.360.503,91 60.781.797,10 63.571.179,13
26. Kota Sukabumi 8.695.308,54 8.755.115 7.897.190,20
27. Kota Tasikmalaya 12.262.891,80 12.004.395,37 10.602.541,00
Sumber Data : BPS (Badan Pusat Statistika), 2018

Dilihat dari tabel 4.4 yang merupakan data retribusi dari 27 Kabupaten/Kota

yang terdapat di Provinsi Jawa Barat. Data diatas dapat merupakan data yang diambil

dari tahun 2016-2018 yang bersumber dari BPS (Badan Pusat Statistika) tahun 2018

dimana data diatas menunjukkan bahwa hasil retribusi selama 3 tahun tersebut dari

69
seluruh Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat dapat dilihat bahwa retribusi tertinggi

dimiliki oleh Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, Kabupaten Karawang, Kota

Bandung, dan Kota Bekasi. Sedangkan untuk retribusi yang memiliki nilai terendah

dimiliki oleh Kabupaten Kuningan, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Sumedang, Kota

Cimahi, Kota Sukabumi dan Kota Banjar.

B. Hasil Estimasi Data

Penelitian ini menggunakan metode regresi data panel yang dimana

didalamnya terdiri dari CEM (Common Effect Model), FEM (Fixed Effect Model)

dan REM (Random Effect Model) dengan menggunakan Eviews 9. Maka dapat

dilihat proses pemilihan uji yang tepat pada tabel dibawah ini :

1. Pemilihan Common Effect Model (CEM) dan Fixed Effect Model (FEM)

dengan menggunakan Uji Chow Test

Pada penelitian ini dengan menggunakan data panel maka perlu adanya

Uji Chow Test untuk mengetahui model yang tepat untuk digunakan pada

penelitian ini. Uji Chow ini digunakan untuk menguji model mana yang tepat

untuk digunakan apakah Common Effect Model (CEM) dengan variabel

dummy atau Fixed Effect Model (FEM) dengan uji hipotesis. Uji Chow dapat

dilihat dari p-value, dengan catatan dapat dikatakan siginifikan apabila p-

value kurang dari 0,05 atau 5% dengan model yang tepat untuk digunakan

adalah Fixed Effect Model (FEM). Tetapi jika p-value lebih dari 0,05 atau 5%

maka dinyatakan tidak signifikan dan model yang tepat digunakan adalah

70
Common Effect Model (CEM). Berikut hasil Uji Chow antara Common Effect

Model (CEM) dengan Fixed Effect Model (FEM) sebagai berikut :

TABEL 4.5 Hasil Uji Signifikansi Common Effect Model (CEM)


dengan Fixed Effect Model (FEM)

Redundant Fixed Effects Tests


Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 12.632193 (26,50) 0.0000


Cross-section Chi-square 163.946156 26 0.0000

Sumber Data : Diolah Oleh Eviews 9, 2021

Dari hasil Uji Chow Test yang telah dilakukan untuk nilai F statistik

dengan melihat hasil dari nilai probabilitas (p-value) dari nilai statistik Cross-

Section F dan Cross-Section Chi-square dengan nilai masing-masing 0.0000

dan 0.0000. Dilihat dari ketentuan α = 0,05 atau 5% maka dapat disimpulkan

bahwa dilihat dari nilai Cross-Section F dan Cross-Section Chi-square

dimana masing-masing hasil < 0,05 maka nilai p-value tersebut lebih kecil.

Sehingga probabilitas menolak H0 dan keputusan untuk model yang dipilih

pada penelitian ini adalah Fixed Effect Model (FEM) yang artinya H1

diterima.

71
2. Pemilihan Fixed Effect Model (FEM) dan Random Effect Model (REM)

dengan menggunakan Uji Hausman

Pada Uji Hausman ini dilakukan untuk menguji Fixed Effect Model

(FEM) dengan Random Effect Model (REM) karena dengan adanya pengujian

tersebut mempunyai tujuan untuk mengetahui model mana yang terbaik untuk

uji hipotesis. Uji Hausman dapat dilihat jika nilai p-value kurang dari 0,05

atau 5% maka H0 ditolak dan model yang dinyatakan tepat untuk dapat

digunakan adalah Fixed Effect Model (FEM) dan dikatakan tidak signifikan

jika p-value lebih dari 0,05 atau 5% maka model yang tepat digunakan adalah

Random Effect Model (REM). Berikut hasil Uji Hausmas yang menguji antara

Fixed Effect Model (FEM) dan Random Effect Model (REM).

TABEL 4. 6 Hasil Uji Signifikansi Fixed Effect Model (FEM)


dengan Random Effect Model (REM)

Correlated Random Effects - Hausman Test


Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 42.819875 4 0.0000

Sumber Data : Diolah Oleh Eviews 9, 2021

Dilihat dari hasil data diatas dapat dilihat bahwa dari nilai Cross-

Section Random mengahasilkan nilai 0.0000, artinya nilai probabilitas (p-

value) < 0,05 atau 5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai probabilitas

72
lebih kecil dan menolak H0 dan model yang digunakan pada penelitian ini

adalah Fixed Effect Model (FEM) atau dengan kata lain H1 diterima.

C. Uji Kualitas Instrumen dan Data

1. Uji Normalitas

GAMBAR 4. 1
Hasil Uji Normalitas
14
Series: Standardized Residuals
12 Sample 2016 2018
Observations 81
10
Mean 1.87e-07
Median -1852406.
8
Maximum 3.05e+10
Minimum -3.28e+10
6
Std. Dev. 1.25e+10
Skewness -0.139390
4
Kurtosis 3.725658

2 Jarque-Bera 2.039505
Probability 0.360684
0
-3.0e+10 -2.0e+10 -1.0e+10 25000.0 1.0e+10 2.0e+10 3.0e+10

Sumber Data : Diolah Oleh Eviews 9, 2021

Dilihat dari gambar 4.1 yang menggambarkan hasil dari uji

normalitas pada penelitian ini. Diketahui bahwa nilai probabilitas

0.360684 > 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa data diatas

berdistribusi normal dan layak untuk dilakukan uji selanjutnya.

Sedangkan di lihat dari hasil Jarque-Bera sebesar 2.039505 dimana

rumusnya yaitu df = k-1 (5-1=4) dimana berjumlah 5 variabel yang terdiri

dari 4 variabel independen dan 1 variabel dependen. Dilihat dari tabel

Chi-square dengan menggunakan nilai 0,05 dengan hasil df 4 maka nilai

Chi-square sebesar 9.48773. maka dapat disimpulkan bahwa nilai

73
Jarque-Bera < dari nilai tabel Chi-Square yang artinya data tersebut

terdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

TABEL 4. 7
Hasil Uji Multikolinearitas

SPW JKW JLH RET

SPW 1.000000 0.087783 0.358726 0.042090


JKW 0.087783 1.000000 0.252141 0.327187
JLH 0.358726 0.252141 1.000000 0.335058
RET 0.042090 0.327187 0.335058 1.000000

Sumber Data : Diolah Oleh Eviews 9, 2021

Dari tabel 4.7 diatas menggambarkan bahwa dari hasil uji

multikolinearitas dapat dilihat bahwa setiap variabel independen seperti

Sektor Pariwisata (X1), Jumlah Kunjungan Wisatawan (X2), Jumlah

Hotel (X3) dan Retribusi (X4) untuk masing-masing variabel memiliki

hasil < 0,10. Maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel diatas tidak

terdapat korelasi antar variabel independen. Sehingga dapat dikatakan

bahwa tidak terdapat multikolinearitas antar variabel independen dalam

model regresi.

74
3. Uji Heteroskedastisitas

TABEL 4. 8
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Dependent Variable: RESABS


Method: Panel Least Squares
Date: 01/02/21 Time: 15:40
Sample: 2016 2018
Periods included: 3
Cross-sections included: 27
Total panel (balanced) observations: 81

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 5.95E+09 1.21E+09 4.929684 0.0000


SPW -9791654. 14375949 -0.681114 0.4989
JKW 88.87209 366.5998 0.242423 0.8094
JLH 3246231. 5719425. 0.567580 0.5729
RET -0.157304 0.287632 -0.546895 0.5869

Sumber Data : Diolah Oleh Eviews 9, 2021

Dari tabel 4.6 diatas menggambarkan hasil dari uji

heteroskedastisitas. Hasil dari uji heteroskedastisitas diatas dilihat dari

nilai probabilitas untuk masing-masing variabel independen seperti Sektor

Pariwisata (X1) bernilai 0.4989 > 0,05, Jumlah Kunjungan Wisatawan

(X2) 0.8094 > 0,05, Jumlah Hotel (X3) 0.5729 dan Retribusi 0.5869 >

0,05. Dari masing-masing variabel diatas menghasilkan angka > 0,05 atau

5% yang artinya seluruh variabel tersebut tidak terdapat ketidaksamaan

residual dan varian untuk semua pengamatan dalam model regresi yang

diteliti.

75
4. Uji Autokorelasi

TABEL 4. 9
Hasil Uji Autokorelasi

R-squared 0.971626 Mean dependent var 7.62E+10


Adjusted R-squared 0.954601 S.D. dependent var 7.41E+10
S.E. of regression 1.58E+10 Akaike info criterion 51.46829
Sum squared resid 1.25E+22 Schwarz criterion 51.61610
Log likelihood -1997.493 Hannan-Quinn criter. 51.52759
F-statistic 57.07174 Durbin-Watson stat 1.290515
Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber Data : Diolah Oleh Eviews 9, 2021

Dari tabel 4.9 dapat diketahui bahwa hasil uji autokorelasi dari

penelitian ini dapat diketahui dari nilai DW, dimana nilai DW pada hasil

uji tersebut bernilai 1.290515. Nilai DW merupakan nilai perbandingan

antara nilai DL dan DU, dimana pada penelitian ini :

n = 81
k=5
dW = 1,290515
dL = 1,5146
dU = 1,7720
(4-dU) = (4-1,7720) = 2,228
(4-dL) = (4-1,5146) = 2,4854
(4-dU) dW (4-dL)
2,228 1,290515 2,4854

76
Dari analisis diatas dapat dikatakan bahwa tidak terdapat

autokorelasi. Artinya, tidak adanya korelasi antara kesalahan pengganggu

pada periode t dengan periode t-1 pada persamaan regresi linear.

D. Uji Hipotesis

1. Uji Simultan (Uji F)

TABEL 4. 10
Hasil Uji Simultan (Uji F)

R-squared 0.971626
Adjusted R-squared 0.954601
S.E. of regression 1.58E+10
Sum squared resid 1.25E+22
Log likelihood -1997.493
F-statistic 57.07174
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber Data : Diolah Oleh Eviews 9, 2021

Dari data diatas hasil estimasi dilakukan dengan melihat nilai

Probabilitas (F-Statistik). Jika nilai Probabilitas (F-Statistik) < 0,05 atau

5% maka H0 diterima yang artinya variabel independen secara bersama-

sama memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen dan jika

nilai Probabilitas (F-Statistik) > 0,05 atau 5% maka Ha diterima yang

artinya variabel independen secara bersama-sama memiliki pengaruh

signifikan terhadap variabel dependen. Dari data diatas diketahui bahwa

hasil nilai Prob(F-Statistik) 0.000000 yang artinya bahwa hasil tersebut <

0,05 maka seluruh variabel independen secara bersama-sama memiliki

pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

77
2. Uji Koefisien Determinasi

TABEL 4. 11
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R-Square)

R-squared 0.971626
Adjusted R-squared 0.954601
S.E. of regression 1.58E+10
Sum squared resid 1.25E+22
Log likelihood -1997.493
F-statistic 57.07174
Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber Data : Diolah Oleh Eviews 9, 2021

Data diatas adalah hasil estimasi yang telah dilakukan dengan

melihat nilai R-Square yang harus berkisar 0 sampai 1. Jika nilai R-Square

sama dengan 1, maka naik atau turunnya variabel dependen 100%

dipengaruhi oleh variabel independen. Tetapi jika nilai R-Square sama

dengan 0, maka tidak ada hubungan sama sekali antara variabel

independen terhadap variabel dependen. Dari data diatas diketahui bahwa

nilai Adjusted R-squared sebesar 0,954601, artinya bahwa variasi

perubahan naik turunnya variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel

independen sebesar 0,971626 dan sisanya dijelaskan oleh variabel-

variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

78
3. Uji Parsial (Uji t)

TABEL 4. 12
Hasil Uji Parsial (Uji t)
Method: Panel Least Squares
Date: 01/02/21 Time: 14:48
Sample: 2016 2018
Periods included: 3
Cross-sections included: 27
Total panel (balanced) observations: 81

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 5.46E+10 5.16E+09 10.58402 0.0000


SPW 19485395 61378845 0.317461 0.7522
JKW 532.7063 1565.217 0.340340 0.7350
JLH -84903261 24419376 -3.476881 0.0011
RET 6.033612 1.228058 4.913134 0.0000

Sumber Data : Diolah Oleh Eviews 9, 2021

Data diatas adalah hasil estimasi yang telah dilakukan dengan nilai

Probabilitas. Jika nilai probabilitas > 0,05 atau 5% maka variabel

independen tersebut memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap variabel

dependen dan jika nilai probabilitas < 0,05 atau 5% maka variabel

independen tersebut memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel

dependen. Dari data diatas diketahui bahwa hasil dari variabel X1 Sektor

Pariwisata dengan nilai probabilitas 0.7522, variabel X2 Jumlah

Kunjungan Wisatawan dengan nilai probabilitas 0.7350, variabel X3

Jumlah Hotel dengan nilai probabilitas 0,0011 dan variabel X4 retribusi

dengan nilai probabilitas 0.0000. dapat disimpulkan bahwa untuk variabel

SPW (X1) dan JKW (X2) memiliki pengaruh yang tidak signifikan

79
terhadap variabel Pendapatan Asli Daerah (Y), sedangkan untuk variabel

JLH (X3) dan RET (X4) memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel

Pendapatan Asli Daerah (Y).

E. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengujian diatas dapat dikatakan bahwa Jumlah Hotel

(X3) dan Retribusi (X4) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan

Asli Daerah (Y) dengan menggunakan regresi data panel.

a. Sektor Pariwisata memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap

Pendapatan Asli Daerah

Hasil uji yang dilakukan menyatakan bahwa tidak adanya

pengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah karena memiliki

nilai Probabilitas sebesar 0.7522 atau > 0,05. Artinya sektor pariwisata

di 27 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat perlu diadakan evaluasi,

pembenahan lebih lanjut. Karena ternyata dilihat dari data objek wisata

berdasarkan jenisnya yang dapat dilihat di website resmi

data.jabarprov.go.id didapatkan beberapa Kabupaten/Kota yang masih

kurang atau masih belum terdapat objek wisata sehingga dari sektor

pariwisata ini tidak berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli

Daerah. Selain itu dapat juga disebabkan karena banyaknya objek wisata

baru yang bermunculan dan akses jalan menuju ke objek tersebut tidak

diimbangi dengan fasilitas, sarana dan prasarana yang lebih baik.

80
Adapun juga para pihak pengelola objek wisata belum terlalu

maksimal dalam merawat objek wisata tersebut sehingga banyak yang

rusak ataupun dirusak oleh tangan-tangan yang tidak bertanggungjawab

maka dari itu harus dilakukan pengawasan dan perawatan untuk

menghindari adanya pungutan liar yang dilakukan oleh orang-orang yang

tidak bertanggungjawab. Hasil ini juga sejalan dengan Widayanti dan

Diah (2017) yang menghasilkan bahwa data yang dilihat dari jumlah

objek wisata tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap PAD.

Serta sesuai dengan penelitian. Selain itu juga hasil tersebut sejalan

dengan penelitian dari Alyani dan Menik (2020) yang menyatakan bahwa

dilihat dari jumlah objek wisata bahwa tidak memiliki pengaruh

siginifakan terhadap PAD.

b. Jumlah Kunjungan Wisatawan tidak memiliki pengaruh signifikan

terhadap Pendapatan Asli Daerah

Hasil uji yang dilakukan menyatakan bahwa Jumlah Kunjungan

Wisatawan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan

Asli Daerah dimana telah dihasilkan bahwa dari nilai Probabilitas sebesar

0,7350 dimana nilai tersebut > 0,05. Artinya pemerintah dibeberapa daerah

setempat masih kurang banyak mempromosikan terhadap objek-objek

wisata yang ada di 27 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat yang sehingga

banyak para wisatawan berkunjung atau lebih tertarik untuk berwisata

81
hanya ke objek sekitar Bandung atau ke luar provinsi jawa barat sehingga

tidak berpengaruh terhadap penerimaan di sektor pariwisata.

Selain itu juga mungkin pengaruh dari para wisatawan yang hanya

menjadikan Kabupaten/Kota yang ada di Jawa Barat ini sebagai transit

bukan sebagai tujuan untuk berwisata. Hasil uji ini sejalan dengan

penelitian Alwi dkk (2019) yang menyatakan bahwa jumlah kunjungan

wisatawan tidak berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah. Selain itu

juga penelitian ini sejalan dengan Sabrina dan Irma (2018) yang

menyatakan bahwa penerimaan sektor pariwisata tidak dapat memoderasi

jumlah kunjungan wisatawan terhadap PAD.

c. Jumlah Hotel memiliki pengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli

Daerah

Hasil uji yang dilakukan pada penelitian ini menunjukkan bahwa

jumlah hotel berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah yang

dilihat dari hasil nilai Probabilitas sebesar 0.0011 dimana nilai tersebut <

0,05. Hal ini dapat dikatakan bahwa peningkatan untuk pembangunan

hotel dibeberapa daerah 27 Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Jawa

Barat menggambarkan bahwa keberadaan hotel tersebut dikelola dengan

baik dari segi fasilitas, kualitas, sarana dan prasarananya sehingga dapat

mendatangkan dan menampung pengunjung dan akhirnya berdampak

terhadap pendapatan daerah.

82
Hasil ini sejalan dengan penelitian Alyani dan Menik (2020) yang

dilakukan oleh yang menyatakan bahwa jumlah hotel memiliki bengaruh

yang signifikan terhadap pendapatan asli daerah. Selain itu juga hasil ini

sejalan dengan penelitian dari Solot (2018) yang menyatakan bahwa

jumlah hotel berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah.

d. Retribusi mempunyai pengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli

Daerah

Hasil uji yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa

retribusi berpengaruh signifikan terhadap PAD, dimana hasil dari nilai

Probabilitas sebesar 0,0000 yang berarti < 0,05. Artinya, kinerja dalam

pemungutan retribusi yang terjadi di Provinsi Jawa Barat sudah sangat

baik. Pemerintah dari berbagai daerah di Provinsi Jawa Barat telah

mengelolanya dengan baik sehingga retribusi tersebut dapat berkonribusi

untuk penambahan pendapatan asli daerah. Hasil tersebut sejalan dengan

Sunarto dan Reni (2016) yang menyatakan bahwa retribusi berpengaruh

terhadap pendapatan asli daerah.

83
BAB V

SIMPULAN, SARAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI


PENELITIAN

A. Simpulan

Dari hasil uji dan mengacu pada tujuan penelitian, maka kesimpulan

dalam penelitian ini adalah :

1. Sektor Pariwisata tidak berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli

Daerah. Hal tersebut membuktikan bahwa banyaknya objek wisata baru

yang bermunculan dan akses jalan menuju ke objek tersebut tidak

diimbangi dengan fasilitas, sarana dan prasarana yang lebih baik.

2. Jumlah kunjungan Wisatawan tidak berpengaruh signifikan terhadap

Pendapatan Asli Daerah. Hal tersebut membuktikan bahwa pemerintah

dibeberapa daerah setempat masih kurang banyak mempromosikan

terhadap objek-objek wisata yang ada di 27 Kabupaten/Kota Provinsi

Jawa Barat yang sehingga banyak para wisatawan berkunjung atau lebih

tertarik untuk berwisata hanya ke objek sekitar Bandung atau ke luar

provinsi jawa barat sehingga tidak berpengaruh terhadap penerimaan di

sektor pariwisata. Selain itu juga mungkin pengaruh dari para wisatawan

yang hanya menjadikan Kabupaten/Kota yang ada di Jawa Barat ini

sebagai transit bukan sebagai tujuan untuk berwisata.

3. Jumlah Hotel berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah.

Hal ini membuktikan bahwa keberadaan hotel tersebut dikelola dengan

84
baik dari segi fasilitas, kualitas, sarana dan prasarananya sehingga dapat

mendatangkan dan menampung pengunjung dan akhirnya berdampak

terhadap pendapatan daerah.

4. Retribusi berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah. Hal

ini membuktikan bahwa setiap pemerintah daerah telah mengelolanya

dengan baik sehingga retribusi tersebut dapat berkonribusi untuk

penambahan pendapatan asli daerah.

B. Saran

Bagi penelitian selanjutnya adalah :

1. Adanya penambahan variabel atau penggantian variabel penelitian

sehingga mampu menjelaskan pendapatan asli daerah yang spesifik dan

lebih luas.

2. Peneliti selanjutnya dapat meneliti ulang mengenai sektor pariwisata,

jumlah kunjungan, jumlah hotel dan retribusi dengan lebih mengeksplor

indikator/hal lain dalam mengukur setiap variabelnya.

3. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas dalam pengambilan

data atau sampel agar hasil penelitian yang didapatkan lebih baik.

85
C. Keterbatasan Penelitian

Peneliti sadar bahwa dalam penelitian ini tidak dapat terlepas dari keterbatasan

penelitian. Maka, berikut beberapa keterbatasan pada penelitian ini :

1. Penelitian ini hanya memiliki 4 variabel independen yaitu sektor

pariwisata, jumlah kunjungan wisatawan, jumlah hotel dan retribusi. Pada

ke empat variabel independen tersebut peneliti merasa masih belum dapat

menjelaskan secara keseluruhan yang dapat mempunyai pengaruh untuk

pendapatan asli daerah, karena diduga masih ada faktor lain dibidang

pariwisata yang dapat mempengaruhi pendapatan asli daerah.

2. Peneliti hanya menggunakan data sekunder yang berupa pencarian data

dalam bentuk dokumen yang didapatkan dari dibeberapa website resmi

yang berada di Provinsi Jawa Barat seputar pariwisata, wisatawan, hotel

dan pendapatan asli daerah. Sehingga kemungkinan ada beberapa

kelemahan yang ditemui seperti suatu informasi yang belum didapatkan

yang bukan dalam bentuk dokumen sehingga hal tersebut dapat

berpengaruh terhadap penelitian.

D. Implikasi Penelitian

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini selain tidak dapat terlepas dari

keterbatasan penelitian yang telah disebutkan diatas terdapat pula beberapa

implikasi penelitian.

86
Maka, berikut beberapa implikasi pada penelitian ini :

1. Implikasi Sosial

Implikasi sosial dari penelitian ini adalah bahwa sektor pariwisata yang

terdapat disuatu daerah cenderung mengarah kepada kegiatan sosial, atau

dalam artian bahwa pariwisata mempunyai kaitan yang erat dengan

tingkah laku setiap kelompok dan individu dalam melakukan perjalanan

wisata serta dapat pula terjadi dari pengaruh kegiatan pariwisata dalam

lingkup masyarakat.

2. Implikasi Ekonomi

Implikasi ekonomi dari penelitian ini adalah bahwa sektor pariwisata yang

terdapat disuatu daerah tersebut dapat memberikan dampak yang positif

bagi daerahnya. Selain itu, pemasukan dari sektor pariwisata tidak hanya

dari uang yang dibelanjakan oleh para wisatawan melainkan dapat

diperoleh dari pembangunan pariwisata yang dapat menarik modal asing.

3. Implikasi Lingkungan

Implikasi lingkungan dari penelitian ini adalah bahwa kegiatan pariwisata

setiap tahun semakin meningkat baik dari segi pembangunan, jumlah

pengunjung ataupun pengembangan infastruktur dalam memenuhi

kebutuhan wisatawan. Sehingga hal ini dapat menyebabkan jumlah polusi,

limbah cair dan padat, masalah estetika dan sanitasi lingkungan.

87
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Surat Al-Jasiyah 45: Ayat 13

Ahmar, Nurlinda, Mustafa Muhani. 2016. Peranan Sektor Pariwisata Dalam


Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Palopo. Jurnal Equilibrium Vol.2
No.1 2012. http://journal.stiem.ac.id/index.php/jureq/article/view/71
Alwi Muhammad Ihsan, Hadi Sasana, Gentur Jalunggono, 2019. Analisis Pengaruh
Tingkat Hunian Hotel, Jumlah Wisatawan Dan Jumlah Objek Wisata Terhadap
Pendapatan Sektor Pariwisata Di Kabupaten Kebumen. Directory Journal of
Economic Volume 1 Nomor 3 Tahun 2019.
http://jom.untidar.ac.id/index.php/dinamic/article/view/793

Alyani Fildzah, Menik Kurnia Siwi, 2020. Pengaruh Jumlah Objek Wisata dan Jumlah
Hotel Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten/Kota Provinsi
Sumatera Barat. Jurnal Ecogen Volume 3 No.2 Tahun 2020.
http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pek/article/view/8763

Afifah, Hasnaul, 2016. Hubungan Antara Pendapatan Asli Daerah dari Retribusi Objek
Wisata Alam Terhadap Perekonomian Daerah (Studi Pada kabupaten
Purbalingga Provinsi Jawa Tengah). Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/31414

Amnar, S., Muhammad, S., & Nur, S. M. 2017. Pengaruh Pariwisata Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Sabang. Jurnal Ekonomi Dan Kebijakan
Publik Indonesia, 4, 13–22.
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/EKaPI/article/view/8508
Afrizal Muhamad Fikri Nur, Catur Martian Fajar, dan Yunika Komalasari, 2019. Dampak
Jumlah Wisatawan, Jumlah Hotel, dan PDRB Terhadap Penerimaan Pajak
Hotel. Jurnal Sain Manajemen, Vol. 1 No. 1 Agustus 2019.
http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/jsm/article/view/84/61
Assidiqi, Muhammad Habsy. 2016. Dampak Kualitas Sumber Daya Manusia, Sistem
Pengendalian Internal, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pemahaman
Standar Akuntansi Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada SKPD Kabupaten Indramayu).
Skripsi. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Badan Pusat Statistika, 2019. Data Penduduk Provinsi Jawa Barat.
https://jabar.bps.go.id/quickMap.html
Badan Pusat Statistika, 2018. Data Jumlah kunjungan Wisatawan. Nusantara.
https://www.bps.go.id/dynamictable/2019/09/24/1645/jumlah-kunjungan-
wisatawan-nusantara-2015---2018.html

Basuki, A.T, 2016. Analisis Regresi Dalam Penelitian Ekonomi dan Bisnis: Dilengkapi
Aplikasi SPSS dan Eviews, Jakarta : Rajawali Press.

Bujung Falery Ester, Debby Ch. Rotinsulu, Audie. O. Niode, 2019. Pengaruh Jumlah
Kunjungan Wisatawan Dan Tingkat Hunian Hotel Terhadap Penerimaan
Sektor Pariwisata Sulawesi Utara. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 19
No. 03 Tahun 2019.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jbie/article/view/25292/24971

Ginting Agrimia Audita, Devi Yana Pandiangan, Mawarni Selvina Napitupulu, Monika
Karolina Sianturi. 2018. Pengaruh Jumlah Wisatawan Pada Sektor Pariwisata
terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Dairi Tahun 2012 –
2016. Jurnal Aplikasi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis Vol. 3, No.1, Oktober
2018. http://jameb.stimlasharanjaya.ac.id/JAMEB/article/view/71/44

Dedi Rosadi, 2011. Analisis Ekonometrika dan Runtun Waktu Terapan dengan R.
Yogyakarta : Andi Offset.

Dokumen Jumlah Kunjungan Wisatawan. Badan Pusat Statistika Provinsi Jawa Barat
Tahun 2016. https://jabar.bps.go.id/statictable/2018/03/23/475/jumlah-
kunjungan-wisatawan-ke-obyek-wisata-menurut.html

Dokumen Jumlah Kunjungan Wisatawan. Badan Pusat Statistika Provinsi Jawa Barat
Tahun 2017. https://jabar.bps.go.id/dynamictable/2020/05/13/447/jumlah-
kunjungan-wisatawan-ke-objek-wisata-di-provinsi-jawa-barat-2017.html

Dokumen Jumlah Kunjungan Wisatawan. Badan Pusat Statistika Provinsi Jawa Barat
Tahun 2018. https://jabar.bps.go.id/dynamictable/2020/05/13/448/jumlah-
kunjungan-wisatawan-ke-objek-wisata-di-provinsi-jawa-barat-2018.html

Dokumen Jumlah Hotel Bintang. Data Provinsi Jawa Barat Tahun 2016.
https://data.jabarprov.go.id/dataset/jumlah-hotel-bintang-berdasarkan-
jenis/resource/d51a8260-7383-4636-858b-b51664c4cbf4

Dokumen Jumlah Hotel Non Bintang. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat Tahun
2016. https://jabar.bps.go.id/indicator/16/208/2/jumlah-hotel-non-bintang-
menurut-kabupaten-kota.html

Dokumen Jumlah Hotel Bintang. Data Provinsi Jawa Barat Tahun 2017.
https://data.jabarprov.go.id/dataset/jumlah-hotel-bintang-berdasarkan-
jenis/resource/8ad33869-f4a9-403e-86df-7cfee329a664
Dokumen Jumlah Hotel Non Bintang. Data Provinsi Jawa Barat Tahun 2017.
https://jabar.bps.go.id/indicator/16/208/1/jumlah-hotel-non-bintang-menurut-
kabupaten-kota.html

Dokumen Jumlah Hotel Bintang. Badan Pusat Statistik Tahun 2018.


https://jabar.bps.go.id/dynamictable/2020/05/13/405/jumlah-hotel-
berbintang-menurut-kabupaten-kota-di-provinsi-jawa-barat-2018.html

Dokumen Jumlah Hotel Non Bintang. Badan Pusat Statistik Tahun 2018.
https://jabar.bps.go.id/dynamictable/2020/05/13/415/jumlah-hotel-non-
bintang-menurut-kabupaten-kota-di-provinsi-jawa-barat-2018.html

Dokumen Objek wisata berdasarkan jenisnya. Data Provinsi Jawa Barat Tahun 2016.
https://data.jabarprov.go.id/dataset/potensi-obyek-daya-tarik-wisata-
berdasarkan-jenis/resource/f7a639df-5525-4e88-a3ab-76b6f862d8c2

Dokumen Objek wisata berdasarkan jenisnya. Data Provinsi Jawa Barat Tahun 2017.
https://data.jabarprov.go.id/dataset/potensi-obyek-daya-tarik-wisata-
berdasarkan-jenis/resource/3faf3402-90a5-4619-966d-645ce179aca6

Dokumen Objek wisata berdasarkan jenisnya. Data Provinsi Jawa Barat Tahun 2018.
https://data.jabarprov.go.id/dataset/potensi-obyek-daya-tarik-wisata-
berdasarkan-jenis

Dokumen Pendapatan Asli Daerah. Badan Pusat Statistika Provinsi Jawa Barat 2016.
https://jabar.bps.go.id/publication/2017/11/20/2d9f5ceace06591f95f41de3/sta
tistik-keuangan-pemerintah-daerah-provinsi-dan-kabupaten-kota-jawa-barat-
2017.html

Dokumen Pendapatan Asli Daerah. Badan Pusat Statistika Provinsi Jawa Barat 2017.
https://jabar.bps.go.id/publication/2017/11/20/2d9f5ceace06591f95f41de3/sta
tistik-keuangan-pemerintah-daerah-provinsi-dan-kabupaten-kota-jawa-barat-
2017.html

Dokumen Pendapatan Asli Daerah. Badan Pusat Statistika Provinsi Jawa Barat 2018.
https://jabar.bps.go.id/publication/2018/11/30/0e300ee48a50ce48d78c95ba/st
atistik-keuangan-pemerintah-daerah-provinsi-dan-kabupaten-kota-di-
provinsi-jawa-barat-2018.html

Dokumen Retribusi. Badan Pusat Statistika Provinsi Jawa Barat Tahun 2016.
https://jabar.bps.go.id/publication/2017/11/20/2d9f5ceace06591f95f41de3/sta
tistik-keuangan-pemerintah-daerah-provinsi-dan-kabupaten-kota-jawa-barat-
2017.html
Dokumen Retribusi. Badan Pusat Statistika Provinsi Jawa Barat Tahun 2017.
https://jabar.bps.go.id/publication/2017/11/20/2d9f5ceace06591f95f41de3/sta
tistik-keuangan-pemerintah-daerah-provinsi-dan-kabupaten-kota-jawa-barat-
2017.html

Dokumen Retribusi. Badan Pusat Statistika Provinsi Jawa Barat Tahun 2018.
https://jabar.bps.go.id/publication/2018/11/30/0e300ee48a50ce48d78c95ba/st
atistik-keuangan-pemerintah-daerah-provinsi-dan-kabupaten-kota-di-
provinsi-jawa-barat-2018.html

Donaldson, L., & Davis, J. H. (1991). Stewardship Theory or Agency Theory: CEO
Governance and Shareholder Returns. Australian Journal of Management,
16(1), 49–64. https://doi.org/10.1177/031289629101600103

Ersita Mega dan Inggriani Elim, 2016. Analisis Efektivitas Penerimaan Retribusi Daerah
Dan Kontribusinya Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Di
Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Emba Volume 4 No.1, Maret 2016.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/11818

Indah Puspitasari, Moh. Saleh, Duwi Yunitasari, 2018. Analisis Kontribusi Sektor
Priwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Batu Periode Tahun 2011
2015. e-Journal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi, 2018 Volume V (1) : 11-15.
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/e-JEBAUJ/article/download/7720/5445

Jefri, R. (2018). Teori stewardship dan good governance. Jurnal Riset Edisi XXVI, 4(003),
14–28.
Kadjatmiko, 2002. Perimbangan Fiskal Pusat dan Daerah, Direktorat Jenderal
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Departemen Keuangan RI

Kapang, Sarta Ita, Pingkan Rorong dan Mauna TH .B. Maramis, 2019. Analisis Pengaruh
Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah (Pad) Kota Manado.
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 19 No. 04 Tahun 2019.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jbie/article/view/26566/26188

Kementrian Keuangan Direktorat Jendral Anggaran, 2019. Realisasi Pendapatan Asli


Daerah Di 35 Provinsi Tahun 2018 . Dipetik September 7 2019 dari kementrian
keuangan Direktorat Jenderal Perimbangan keuangan :
http://www.djpk.kemenkeu.go.id

Lolita Devi, Suharno dan Bambang Widarno, 2018. Analisis Kontribusi, Efektivitas,
Efisiensi Dan Potensi Retribusi Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Di Kabupaten Sragen. Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Vol.
14 No. 3 September 2018
http://www.ejurnal.unisri.ac.id/index.php/Akuntansi/article/view/2961/2544
Pertiwi, Ni Luh Gede Ana, 2014. Pengaruh Kunjungan Wisatawan, Retribusi Obyek
Wisata Dan PHR Terhadap PAD Kabupaten Gianyar. E-Jurnal EP Unud, 3
[3] : 115 – 123. https://ojs.unud.ac.id/index.php/eep/article/view/8156
Putri Melinda Eka, 2020. Peran Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah
(Studi Kasus Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014-2018),
Jurnal ilmiah mahasiswa FEB Vol.8 No.2 thn 2020.
https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/6509/5681

Puspitasari, Ni Wayan Ayu Fenni, 2015. Pengaruh Penerapan Tarif Daya Tarik Wisata,
Penerimaan Restribusi Tempat Rekreasi Dan Olahraga, Dan Pajak Restoran
Terhadap Pad Kabupaten Bangli. Jurnal Akuntansi Profesi Vol 4 No.1, Juli
2015. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JAP/article/view/21069

Purwanti, Novi Dwi dan Retno Mustika Dewi, 2014. Pengaruh Jumlah Kunjungan
Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Mojokerto Tahun 2006-2013.
Jurnal Ilmiah Tahun 2014.
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jupe/article/view/9342/9257

Rifurariani Welyoyo, Inggriani Elim, dan Meily Y.B.Kalalo, 2020. Analisis Retribusi
Pelabuhan Dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Di Kota
Sorong. Indonesia Accounting Journal Volume 2, Number 2, Year 2020
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/iaj/article/view/27785/27282

Sabrina Nina dan Mudzhalifah Irma, 2018. Pengaruh Jumlah Objek Wisata, Jumlah
Wisatawan Dan Tingkat Hunian Hotel Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Dengan Penerimaan Sektor Pariwisata Sebagai Variabel Moderating Pada Dinas
Pariwisata Kota Palembang. Volume 3, Nomor 2, November 2018.
https://jurnal.um-palembang.ac.id/balance/article/view/1449

Solot Flora Trivonia, 2018. Pengaruh Jumlah Hotel Terhadap Pendapatan Asli Daerah
(Pad) Melalui Pajak Hotel Sebagai Intervening (Studi Kasus Di Kota
Yogyakarta Tahun 2013-2016). Jurnal Ekobis Dewantara Vol. 1 No.2 Februari
2018. http://jurnalfe.ustjogja.ac.id/index.php/ekobis/article/view/635/395

Sofyani, H., Tahar, A., & Murtin, A. (2019). Perpajakan Di Indonesia (Cetakan 1,; S. R.
Hayati, Ed.). Penerbit Baskara Media.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.


Susepti, A., Hamid, D., & Kusumawati, A. (2017). Pengaruh Kualitas Pelayanan
Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Tamu Hotel (Studi Tentang Persepsi Tamu
Hotel Mahkota Plengkung Kabupaten Banyuwangi). Jurnal Administrasi Bisnis,
50(5), 27–36.
http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/205
2

Syartika, H., & Mardianis. (2018). Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan
Asli Daerah (PAD) Di Kabupaten Kerinci. Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik,
9(1), 53–65. http://jurnal.dpr.go.id/index.php/ekp/article/view/972

Ulhusna Rani 2017. Pengaruh Sub Sektor Pariwisata Terhadap


Pendapatan Asli Daerah (Pad) Kota Bukittinggi. JOM Fekon, Vol.4 No.1
(Februari) 2017. https://www.neliti.com/publications/128085/pengaruh-sub-
sektor-pariwisata-terhadap-pendapatan-asli-daerah-pad-kota-bukittin.

Sunarto dan Reni Dyah Ayu Nur Fatimah. 2016. Pengaruh Penerimaan Retribusi Dan
Penetapan Tarif Obyek Wisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Gunung Kidul Tahun 2013-2015. Jurnal Akuntansi Vol. 4 No. 2 Desember
2016. http://jurnalfe.ustjogja.ac.id/index.php/akuntansi/article/view/237/246
Udayantini, K. D., Bagia, I. W., & Suwendra, I. W. (2015). Pengaruh Jumlah Wisatawan
Dan Tingkat Hunian Hotel Terhadap Pendapatan Sektor Pariwisata Di
Kabupaten Buleleng Periode 2010-2013. E- Journal Bisma Universitas
Pendidikan Ganesha, 3(1).
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JMI/article/viewFile/4796/3629

Undang-Undang Republik Indonesia No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

Undang-Undang Republik Indonesia No. 33 Tahun 2004 Pasal 6 Ayat 1 dan Ayat 2
tentang Perimbangan keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah

Rosa, Yenni Del, Ingra Sovita, dan Idwar. 2016. Analisis Dampak Sektor Pariwisata
Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2000 –
2014. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma Andalas. Jurnal
Ekonomi & Bisnis Dharma Andalas Volume 18 No 1 Januari 2016.
http://ojs.unidha.ac.id/index.php/edb_dharmaandalas/article/download/20/16
Widiana, I. N. W., & Sudiana, I. K. (2015). Pengaruh Jumlah Kunjungan Wisatawan,
Pajak Hotel Restoran Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal
Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali. E-Jurnal Ep Unud, 4(11), 1357–1390.
https://ocs.unud.ac.id/index.php/eep/article/download/16201/11262/
Widayanti Atika, dan Diah Setyawati Dewanti (2017). Analisis Pengaruh Jumlah Obyek
Wisata, PDRB, Jumlah Hotel, Jumlah Restoran dan Rumah Makan, Terhadap
Pendapatan Asli Daerah Sektor Pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2010-2015. Journal Of Economics Research and Sosial Sciences
Volume 1 No.2 (2017)
https://borang.umy.ac.id/index.php/jerss/article/view/9071
LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Jumlah Objek Wisata dari 27 Kabupaten/Kota di Provinsi


Jawa Barat

Jumlah Objek Wisata


No Nama Kabupaten/Kota
2016 2017 2018

1. 64 64 183
Kabupaten Bandung
2. 39 39 102
Kabupaten Bandung Barat
3. 10 10 46
Kabupaten Bekasi
4. 45 86 97
Kabupaten Bogor
5. 9 129 129
Kabupaten Ciamis
6. 16 19 82
Kabupaten Cianjur
7. 11 9 7
Kabupaten Cirebon
8. 38 43 78
Kabupaten Garut
9. 1 24 15
Kabupaten Indramayu
10. 24 55 28
Kabupaten Karawang
11. Kabupaten Kuningan 35 28 54

12. Kabupaten Majalengka 49 49 70

13. 30 240 240


Kabupaten Pangandaran
14. 26 26 61
Kabupaten Purwakarta
15. 59 13 48
Kabupaten Subang
16. 50 50 45
Kabupaten Sukabumi
17. Kabupaten Sumedang 24 32 28

18. 13 146 146


Kabupaten Tasikmalaya
19. 15 14 95
Kota Bandung
20. 2 1 6
Kota Banjar
21. 10 15 35
Kota Bekasi
22. Kota Bogor 22 22 98

23. Kota Cimahi 6 6 15

24. Kota Cirebon 17 17 22

25. 21 21 44
Kota Depok
26. Kota Sukabumi 2 2 25

27. Kota Tasikmalaya 11 11 20

Sumber Data : Data Jabar, 2016-2018


Lampiran 2 Jumlah Kunjungan Wisatawan dari 27 Kabupaten/Kota di
Provinsi Jawa Barat

Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara


Nama Kabupaten/
No
Kota 2016 2017 2018 2016 2017 2018

1. Kabupaten 0
Bandung 5.583.468 3.385.860 161.000 867.000 578.321
2. Kabupaten 0
Bandung Barat 1.289.657 1.405.920 121.788 278.027 480.531
3. 2.043.000 0 0 0
Kabupaten Bekasi
49.740 49.740
4. 228.913 0
Kabupaten Bogor
4.955.079 4.411.967 4.411.967 677.858
5. 110.997 0 0 0
Kabupaten Ciamis
126.022 202.364
6. 0
Kabupaten Cianjur
212.095 3.614.683 901.852 12.100 287.190
7. 186.776 0 0
Kabupaten Cirebon
644.224 108.463 0
8. 0
Kabupaten Garut
671.858 1.650.983 67.897 4.983 4.934
9. Kabupaten 0 0 0
Indramayu 111.703 318.239 31.632
10. Kabupaten 6 0
Karawang 316.471 649
4.574.411 6.390.906
11. Kabupaten
Kuningan 338.738 0
1.189.102 197.822 116 784
12. Kabupaten
Majalengka 23.260 0 0
443.001 200.226 1.500
13. Kabupaten 2.528.273 3.578 0
Pangandaran 1.824.367 10.344 8.689
14. Kabupaten 357.349 435.342 0
Purwakarta 1.957.194 5.436.456 2.782
15. 0
Kabupaten Subang 748.972
3.477.300 176.254 2.482.798 4.621
16. Kabupaten 0
Sukabumi 2.031.979 2.167.288 1.494.205 49.985 14.008
17. Kabupaten
Sumedang 992.315 427.132 122.419 0
18.637 352
18. Kabupaten 35.700 0
Tasikmalaya 505.570 325.507 1.362 703
19. 5.864.721 432.271 0
Kota Bandung
1.431.290 1.431.290 432.271
20. 50.453 38.007 0 0
Kota Banjar
35.137 0
21.
Kota Bekasi 0 0 0 0 0
908.450
22. Kota Bogor 14.670 0
5.293.040 5.875.274 8.325 13.217
23. Kota Cimahi 0
1.968
1.372 4.194 339 351
24. Kota Cirebon 214.340 0
1.354.722 1.422.458 1.423 1.494
25. 0 0
Kota Depok 34.687 7.812
1.864.273 32.000
26. Kota Sukabumi 0
82.316
115.750 200.445 3.266 3.566
27. Kota Tasikmalaya 0
302.908 228.573 25
359.174 25
Sumber Data : BPS (Badan Pusat Statistika), 2016-2018
Lampiran 3 Jumlah Hotel dari 27 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat

Jumlah Hotel Bintang dan Non

No Nama Kabupaten/Kota Bintang

2016 2017 2018

1. 73 16 110
Kabupaten Bandung
2. 77 8 118
Kabupaten Bandung Barat
3. 24 4 46
Kabupaten Bekasi
4. 150 10 706
Kabupaten Bogor
5. 13 10 13
Kabupaten Ciamis
6. 103 14 156
Kabupaten Cianjur
7. 20 4 23
Kabupaten Cirebon
8. 108 7 245
Kabupaten Garut
9. 27 3 30
Kabupaten Indramayu
10. 31 14 37
Kabupaten Karawang
11. Kabupaten Kuningan 47 4 49

12. Kabupaten Majalengka 9 8 10

13. 217 50 432


Kabupaten Pangandaran
14. 22 3 29
Kabupaten Purwakarta
15. 83 7 158
Kabupaten Subang
16. 83 3 215
Kabupaten Sukabumi
17. Kabupaten Sumedang 22 3 25
18. 20 19 34
Kabupaten Tasikmalaya
19. 385 117 419
Kota Bandung
20. 9 7 8
Kota Banjar
21. 25 2 38
Kota Bekasi
22. Kota Bogor 51 29 66

23. Kota Cimahi 4 1 6

24. Kota Cirebon 41 21 72

25. 13 3 10
Kota Depok
26. Kota Sukabumi 33 25 36

27. Kota Tasikmalaya 32 8 32

Sumber Data : BPS (Badan Pusat Statistika), 2016-2018


Lampiran 4 Retribusi dari 27 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat

No Nama Kabupaten/Kota 2016 2017 2018

1.
Kabupaten Bandung 26.937.589,00 21.833.385,00 26.806.282,00
2. Kabupaten Bandung
20.683.889,52 19.516.977,00 19.973.764,00
Barat
3.
Kabupaten Bekasi 206.694.870,04 198.722.834,47 227.999.370,00
4.
Kabupaten Bogor 136.756.226,16 136.756.226,16 227.999.370,00
5.
Kabupaten Ciamis 15.770.602,00 17.336.049,00 8.550.638,10
6.
Kabupaten Cianjur 18.482.440,87 20.911.694,01 39.524.593,00
7.
Kabupaten Cirebon 38.818.696,60 40.173.839,69 35.980.757,35
8.
Kabupaten Garut 17.335.237,50 15.506.399,00 18.555.709,00
9.
Kabupaten Indramayu 24.195.093,76 24.613.203,68 35.015.304,00
10.
Kabupaten Karawang 61.330.374,00 75.484.056,00 116.713.172,00
11. Kabupaten Kuningan 50.920.302 37.748.102 59.679.161
12. Kabupaten Majalengka 16.338.783,19 16.859.496,00 22.999.098,00
13.
Kabupaten Pangandaran 10.034.701,78 28.546.301,74 49.552.634,00
14.
Kabupaten Purwakarta 24.111.253,11 22.574.628,50 30.226.401,00
15.
Kabupaten Subang 18.953.833,62 23.109.193,72 22.781.169,30
16.
Kabupaten Sukabumi 34.476.009,74 34.516.009,74 33.489.912,00
17. Kabupaten Sumedang 14.283.756,95 11.985.080,75 13.644.646,00
18.
Kabupaten Tasikmalaya 16.162.202,00 15.653.814,80 22.516.843,60
19.
Kota Bandung 102.665.192,00 50.064.557,33 230.000.000,00
20.
Kota Banjar 4.618.721,42 4.874.484,26 5.793.593,00
21.
Kota Bekasi 94.743.140,60 84.381.937,00 115.472.947,75
22. Kota Bogor 62.727.631,46 49.043.299,93 41.861.742,00
23. Kota Cimahi 10.085.858,00 10.239.609,80 12.577.923
24. Kota Cirebon 12.447.207,50 11.757.486,00 12.275.183,00
25.
Kota Depok 65.360.503,91 60.781.797,10 63.571.179,13
26. Kota Sukabumi 8.695.308,54 8.755.115 7.897.190,20
27. Kota Tasikmalaya 12.262.891,80 12.004.395,37 10.602.541,00
Sumber Data : BPS (Badan Pusat Statistika), 2016-2018
Lampiran 5 Hasil Pengolahan Data
a. Hasil Uji Signifikansi Common Effect Model (CEM) dengan Fixed Effect

Model (FEM) dengan menggunakan Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests


Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 12.632193 (26,50) 0.0000


Cross-section Chi-square 163.946156 26 0.0000

Sumber Data : Diolah Oleh Eviews 9, 2021

b. Hasil Uji Signifikansi Fixed Effect Model (FEM) dengan Random Effect Model
(REM) dengan menggunakan Uji Hussman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 42.819875 4 0.0000

Sumber Data : Diolah Oleh Eviews 9, 2021


c. Hasil Uji Normalitas

14
Series: Standardized Residuals
12 Sample 2016 2018
Observations 81
10
Mean 1.87e-07
Median -1852406.
8
Maximum 3.05e+10
Minimum -3.28e+10
6
Std. Dev. 1.25e+10
Skewness -0.139390
4
Kurtosis 3.725658

2 Jarque-Bera 2.039505
Probability 0.360684
0
-3.0e+10 -2.0e+10 -1.0e+10 25000.0 1.0e+10 2.0e+10 3.0e+10

Sumber Data : Diolah Oleh Eviews 9, 2021

d. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Dependent Variable: RESABS


Method: Panel Least Squares
Date: 01/02/21 Time: 15:40
Sample: 2016 2018
Periods included: 3
Cross-sections included: 27
Total panel (balanced) observations: 81

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 5.95E+09 1.21E+09 4.929684 0.0000


SPW -9791654. 14375949 -0.681114 0.4989
JKW 88.87209 366.5998 0.242423 0.8094
JLH 3246231. 5719425. 0.567580 0.5729
RET -0.157304 0.287632 -0.546895 0.5869

Sumber Data : Diolah Oleh Eviews 9, 2021


e. Hasil Uji Multikolinearitas

SPW JKW JLH RET

SPW 1.000000 0.087783 0.358726 0.042090


JKW 0.087783 1.000000 0.252141 0.327187
JLH 0.358726 0.252141 1.000000 0.335058
RET 0.042090 0.327187 0.335058 1.000000
Sumber Data : Diolah Oleh Eviews 9, 2021

f. Hasil Uji Autokorelasi

R-squared 0.971626 Mean dependent var 7.62E+10


Adjusted R-squared 0.954601 S.D. dependent var 7.41E+10
S.E. of regression 1.58E+10 Akaike info criterion 51.46829
Sum squared resid 1.25E+22 Schwarz criterion 51.61610
Log likelihood -1997.493 Hannan-Quinn criter. 51.52759
F-statistic 57.07174 Durbin-Watson stat 1.290515
Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber Data : Diolah Oleh Eviews 9, 2021

g. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R-Square)

R-squared 0.971626
Adjusted R-squared 0.954601
S.E. of regression 1.58E+10
Sum squared resid 1.25E+22
Log likelihood -1997.493
F-statistic 57.07174
Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber Data : Diolah Oleh Eviews 9, 2021


h. Hasil Uji Simultan (Uji F)

R-squared 0.971626
Adjusted R-squared 0.954601
S.E. of regression 1.58E+10
Sum squared resid 1.25E+22
Log likelihood -1997.493
F-statistic 57.07174
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber Data : Diolah Oleh Eviews 9, 2021

i. Hasil Uji Parsial (Uji t)

Method: Panel Least Squares


Date: 01/02/21 Time: 14:48
Sample: 2016 2018
Periods included: 3
Cross-sections included: 27
Total panel (balanced) observations: 81

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 5.46E+10 5.16E+09 10.58402 0.0000


SPW 19485395 61378845 0.317461 0.7522
JKW 532.7063 1565.217 0.340340 0.7350
JLH -84903261 24419376 -3.476881 0.0011
RET 6.033612 1.228058 4.913134 0.0000

Sumber Data : Diolah Oleh Eviews 9, 2021


Lampiran 6 Hasil Turinitin

Anda mungkin juga menyukai