Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Para filosof Muslim berpendapat bahwa al-insanu madaniyyun bitthab‟i1 yakni


manusia sebagai makhluk yang pada dasarnya selalu mempunyai keinginan untuk
berkumpul dengan manusia-manusia lainnya, atau makhluk yang bermasyarakat.
Senada dengan apa yang dikatakan oleh Ibnu Khaldun2 , bahwa manusia itu pasti
dilahirkan di tengah-tengah masyarakat, dan tidak mungkin hidup kecuali di tengah-
tengah masyarakat pula.3 Sebagai makhluk bermasyarakat, manusia tidak akan bisa
hidup tanpa ada hukum yang mengatur pergaulan hidup mereka. Setiap persekutuan
manusia, baik yang modern atau yang primitif, membutuhkan hukum untuk mengatur
hidup mereka agar aman dan tertib. Tidak dapat dibayangkan bagaimana persekutuan
atau suatu kelompok manusia tanpa hukum yang mengatur tata kehidupan. 4 Hukum
yang paling awal dikenal manusia adalah hukum keluarga, khususnya hukum
perkawinan yang ditandai dengan perkawinan Adam a.s dengan isterinya, Hawa.
Kemudian dengan mengalami perubahan dan perkembangan di berbagai aspek
kehidupan, hukum pernikahan atau hukum keluarga dilaksanakan oleh anak, cucu, cicit
nabi Adam dan Hawa a.s secara kontinu dari dulu hingga sekarang. 5 Setelah terbentuk
masyarakat yang lebih banyak dan lebih luas, barulah kemudian tumbuh dan
berkembang hukum-hukum publik semisal hukum tata negara, hukum adminisrasi
negara, dst. Hingga terwujud apa yang kemudian dikenal dengan hukum bilateral dan
hukum internasional seiring dengan pertumbuhan zaman dan kebutuhan masyarakat
suatu negara, dari tingkat nasional, regional, hingga menyangkut internasional.
Banyaknya sistem hukum yang berlaku di masing-masing negara, mengindikasikan
kemajemukan masyarakat dunia pada satu pihak, dan pliralisme hukum yang berlaku di
pihak lain. Bahkan tidak jarang dalam satu negara atau masyarakat hukum, berlaku
1
Abdul Karim Zaidan, Al-Madkhal li Dirasah as-Syari‟ah al-Islamiyyah, (Baghdad- Irak: Maktabah alQuds,
1412 H/1992 M), hlm.6.
2
Ibnu Khaldun (1332 – 1406 M), seorang sejarawan Muslim dari Tunisia, sering disebut sebagai bapak pendiri
ilmu historiografi, sosiologi dan ekonomi. Karyanya yang terkenal adalah Muqaddimah (Pendahuluan).
3
J.C.T. Simorangkir dan Woerjono Sastropranoto, Peladjaran Hukum Indonesia, (Djakarta: Gunung Agung,
1959), hlm.1.
4
Muhammad Amin Suma, Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004), hlm.2.
5
Ibid.,hlm. 5.
1
sistem hukum yang berbeda. Di negara-negara yang penduduknya tergolong heterogen
semacam Indonesia dan Malaysia, berlakunya hukum yang pluralis memang merupakan
sesuatu yang tidak bisa dielakkan. Sama halnya dengan sistem-sistem hukum lain yang
berlaku di belahan bumi yang berbeda-beda, sistem hukum keluarga Islam masih tetap
eksis dan terus berlaku di Dunia Islam. Dari sekian banyak negara Islam, atau negara-
negara berpenduduk mayoritas Muslim dan bahkan di negara-negara berpenduduk
muslim minoritas sekalipun, hukum keluarga Islam benar-benar menjadi hukum yang
hidup (living law) dan diamalkan oleh keluarga-keluarga Muslim. 6

Dinamika pembaruan Hukum Keluarga Islam di negara-negara Muslim


merupakan fenomena yang muncul sejak awal abad ke 20-an. Beranjak dari konsep
hukum konservatif, beberapa negara muslim ini telah memperbaharui konsep hukum
keluarga secara progresif

Kawasan yang paling banyak dan merupakan pusat lahir negara-negara muslim
adalah kawasan timur tengah. Salah satunya adalah Oman, negara yang merupakan
salah satu negara di Jazirah Arab dengan populasi Muslim terbesar di kawasan timur
tengah yang akan menjadi bahasan pada makalah ini.

Adapun judul makalah ini adalah mengenai “Perkembangan Hukum Keluarga


Islam di negara Oman”.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud Hukum Keluarga Islam?
2. Bagaimana Sejarah Islam berkembang di Oman?
3. Bagaimana Perkembangan Hukum Keluarga Islam di Negara Oman?

6
Ibid.,hlm. 9
2
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk meneliti tentang Hukum Keluarga Islam
2. Untuk meneliti Sejarah Perkembangan Islam di Oman
3. Untuk meneliti Perkembangan Hukum Keluarga Islam di Oman

D. MANFAAT
1. Agar pembaca dapat lebih mengetahui tentang Hukum Keluarga Islam

2. Agar pembaca dapat lebih mengetahui tentang Sejarah Perkembangan Islam di Oman

3. Agar Pembaca mengetahui bagaimana proses Perkembangan Hukum Keluarga Islam di


Oman

3
BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN HUKUM KELUARGA ISLAM

Kawasan yang paling banyak dan merupakan pusat lahir negara-negara muslim
adalah kawasan timur tengah. Salah satunya adalah Oman, negara yang merupakan
salah satu negara di Jazirah Arab dengan populasi Muslim terbesar di kawasan timur
tengah yang akan menjadi bahasan pada makalah ini.

Sebelum kita melangkah ke pembahasan mengenai pengertian hukum keluarga


Islam, alangkah lebih baik jika kita mengetahui beberapa istilah-istilah yang banyak
digunkan untuk menyebut hukum keluarga Islam.Dalam Bahasa Arab, istilah hukum
keluarga Islam adalah Al-Ahwal al Syakhsiyah dan kadang juga disebut
dengan Nidham al-Usrah, dan al-Usrah sendiri disini mempunyai arti keluarga
inti/kecil. Arti pada penggunaan Bahasa Indonesia sendiri, istilah yang digunakan
tidak hanya hukum keluarga Islam, akan tetapi terkadang juga disebut dengan Hukum
Perkawinan ataupun Hukum Perorangan. Dalam bahasa Inggris biasa disebut Personal
Law atau Family Law.
Pengertian hukum keluarga Islam menurut Prof Subekti yang menggunakan
istilah “hukum kekeluargaan” adalah hukum yang mengatur perihal hubungan-
hubungan hukum yang timbul dari hubungan kekeluargaan. Sehingga, hukum keluarga
adalah hukum yang mengatur hubungan antar anggota keluarga. Maksud keluarga
disini adalah keluarga pokok, yakni: bapak, ibu, dan anak, baik ketika masih sama-
sama hidup dalam satu rumah tangga maupun setelah terjadi perpisahan yang
disebabkan oleh perceraian ataupun kematian.
Banyak dari para ahli Fiqih kontemporer berbeda pendapat
mengenai pengertian hukum keluarga.Berikut adalah sebagian pendapat mengenai
pengertian hukum keluarga. Menurut Abdul Wahhab Khollaf, hukum keluarga “al-
ahwal as-syakhsiyah” adalah hukum yang mengatur kehidupan keluarga, yang
4
dimulai dari awal pembentukan keluarga. Adapun tujuannya adalah untuk mengatur
hubungan suami, istri dan anggota keluarga. Menurut Wahbah az-Zuhaili, hukum
keluarga adalah hukum tentang hubungan manusia dengan keluarganya, yang dimulai
dari perkawinan hingga berakhir pada suatu pembagian warisan karena ada anggota
keluarga yang meninggal dunia.
Definisi lainnya mengkaji dua hal, yaitu mengenai prinsip hukum dan ruang
lingkupnya. Prinsip hukum adalah penilaian berdasarkan ketaatan keluarga dalam
beragama. Sedangakan ruang lingkup kajian hukum keluarga meliputi peraturan
keluarga, kewajiban dalam rumah tangga, warisan, pemberian mas kawin, perwalian,
dan lain-lain. Definisi ini sangat luas karena juga mencakup pembahasan pembagian
warisan dalam keluarga, padahal di dalam hukum perdata barat warisan tersebut
merupakan bagian dari hukum benda.
Pendapat lain menyebutkan bahwa hukum keluarga hanya difokuskan pada
peraturan perkawinan, peraturan kekuasaan orang tua, dan perwalian yang bersumber
dari hukum tertulis.Sedangkan hal yang berkaitan dengan peraturan perkawinan tidak
tertulis maupun tidak mendapat perhatian khusus, padahal dalam masyarakat
Indonesia masih mengenal hukum adat, sehingga definisi diatas perlu dilengkapi dan
disempurnakan.
Hukum keluarga adalah keseluruhan kaedah-kaedah hukum (baik tertulis
maupun tidak tertulis). Hukum keluarga tertulis adalah kaedah-kaedah hukum yang
bersumber dari UU, yurisprudensi, dan lain sebagainya. Sedangkan hukum keluarga
tidak tertulis adalah kaedah-kaedah hukum keluarga yang timbul, tumbuh, dan
berkembang dalam kehidupan masyarakat (merupakan suatu kebiasaan). Misalnya,
kegiatan Marari dalam kehidupan masyarakat suku Sasak.

2. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ISLAM DI NEGARA OMAN

Oman sering dikaitkan dengan mitologi Pelaut Sinbad yang diceritakan dalam
hikayat Seribu Satu Malam. Menurut satu riwayat, Sinbad merupakan seorang pelaut
dari Baghdad yang kemudian menetap di Oman. Riwayat lain mengatakan, Sinbad

5
memang lahir di ibukota kuno Oman, Sohar, yang berjarak 200 km dari ibukota Oman
sekarang di Muscat.

Sebagian besar wilayah Oman merupakan gurun dengan iklim kering subtropis
dan curah hujan yang sangat rendah. Musim panas di Oman bagian utara terjadi pada
bulan Juni sampai dengan September dengan suhu mencapai 40°C bahkan lebih. Musim
dingin dengan curah hujan sesekali menjadi masa yang sangat dinantikan. Suhu pada
musim dingin berkisar antara 19°C sampai dengan 27°C.
Angin panas disertai debu terjadi pada musim semi dan musim panas terjadi
pada Maret hingga September. Kecepatan angin bahkan bisa sangat kuat hingga
menyebabkan badai pasir.

Orang Arab dari berbagai suku memasuki Oman sejak abad pertama Masehi.
Gelombang pertama datang dari barat Arab di bawah pimpinan Bani Hina, sedang
gelombang kedua datang dari utara di bawah Bani Ma'awal.

Oman mengalami perubahan besar sejak orang Arab menganut Islam. Pada 630
M, utusan Nabi Muhammad SAW, Amr bin Ash, datang ke Oman untuk berdakwah. Ia
bertemu dengan Julanda Abd dan Jaifar, mengajak mereka menerima agama baru,
Islam. Ajakan ini diterima dengan persetujuan umum dari para syekh (kepala suku)
Arab.

Mereka mengutus delegasi ke Madinah untuk menemui Nabi SAW dan


menyatakan keislaman mereka. Amr bin Ash yang menetap sementara di sana
mendorong orang Arab Muslim agar mengajak orang Persia di Oman menerima
Islam. Ajakan ini ditolak dan pertempuran pun terjadi. Orang Arab Muslim menang dan
mengusir orang Persia. Sejak itu, Oman menjadi Arab Muslim.

Di bawah Dinasti Ya'ribah (1624-1749) dan abad pertama dari Dinasti al-Bu Sa'id
(memerintah sejak 1741), Oman secara bergantian dikuasai oleh bangsa-bangsa penjajah
Portugis, Belanda, Prancis, dan Inggris.

Di samping itu, konflik dan peperangan antaretnis selalu mewarnai kehidupan


sosial dan politik Oman. Konflik berakhir setelah mereka sepakat memilih Ahmad bin
Sa'id al-Bu Sa'id menjadi imam.

6
Kemudian konflik timbul kembali, tetapi dapat diakhiri pada 1959 dengan bantuan
pasukan Inggris, dan sejak itu berakhirlah pemerintahan imam diganti dengan
pemerintahan kesultanan di bawah Sultan Said bin Taimur bin Faisal bin Turki bin
Sa'id, yang memerintah sejak 1932.

Pada 1970, anaknya Qaboos melakukan kudeta tak berdarah untuk menggantikan
ayahnya. Sejak itu, Sultan Qaboos mengganti nama negara itu menjadi Kesultanan
Oman. Ia berhasil melepaskan negara itu dari keterisolasiannya dari dunia luar dengan
memajukan pembangunan di berbagai sektor.

Pemberontakan yang terjadi di Dhofar pada 1975 dapat ditumpas. Negara itu tetap
mempertahankan tradisi dan budaya keislamannya.

Kesultanan Oman adalah sebuah negara Arab di Asia Barat Daya di pesisir
tenggara Jazirah Arab. Oman berbatasan dengan Uni Emirat Arab (UEA) di barat-
laut, Arab Saudi di barat, dan Yaman di barat-daya. Pesisir ini dibentuk oleh Laut
Arab di tenggara dan Teluk Oman di timur laut.

Enklave Madha dan Musandam dikelilingi oleh UEA di perbatasan daratnya,


dengan Selat Hormuz dan Teluk Oman membentuk perbatasan pantai Musandam.

Selama satu periode, Oman pernah menjadi kekuatan kawasan yang moderat,
pernah memiliki kesultanan melintasi Selat Hormuz hingga ke Iran, dan wilayah yang
kini disebut Pakistan, dan selatan jauh hingga ke Zanzibar di pesisir tenggara Afrika.
Waktupun berganti, kekuatannya melemah, kesultanan ini menjadi berada di bawah
pengaruh kuat Britania Raya, meskipun Oman secara resmi tidak pernah menjadi
bagian Imperium Britania, tidak juga menjadi protektorat Britania. Oman pernah
dikuasai oleh dinasti Al Said sejak tahun 1744, dan telah lama menjalin hubungan
militer dan politik dengan Britania Raya, dan Amerika Serikat, meskipun Oman
memelihara kebijakan luar negeri yang bebas. 7

Oman adalah sebuah monarki mutlak, di mana Sultan Oman menjalankan


kewenangan paripurna, meskipun demikian parlemen memiliki beberapa kekuasaan
legislatif dan pengawasan.8 Pada bulan November 2010, Program Pembangunan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) menyatakan bahwa Oman, di antara 135 negara
7
^ "PROFILE-Oman's Sultan Qaboos bin Said". Forexyard.com. 25 March 2011. Diakses tanggal 29
October 2011
8
^ "Sultan entrusts Oman ruling family council to choose successor". Middle-east-online.com. 20 October
2011. Diakses tanggal 29 October 2011
7
sedunia, merupakan negara yang paling terperbaiki dalam 40 tahun terakhir. 9 Menurut
indeks-indeks internasional, Oman adalah salah satu negara yang paling maju dan
stabil di Dunia Arab.10

3. PERKEMBANGAN HUKUM KELUARGA ISLAM DI NEGARA OMAN

Dalam sistem hukum, Oman masih menganut syari'at islam sebagai dasar
peradilan, melihat bahwa Oman adalah negara yang menetapkan islam sebagai agama
resmi mereka. Meskipun menganut syari'at islam dalam sistem peradilan seperti hukum
perkawinan, hukum keluarga, dan sebagainya. Dalam petapan hukum perdata dan
hukum sipil, Oman diharuskan menganut prinsip Hukum Internasional. dalam
peradilan mengenai warga negara asing yang berada di Oman, seperti duta besar,
diplomat dan perwakilan-perwakilan lain di Oman, Peradilan yang digunakan
menggunakan ketetapan hukum Internasional.

Sikap Negara Muslim Terhadap Pembaharuan Hukum Keluarga Islam Secara


umum dapat dikelompokkan menjadi tiga :

1. Negara yang sama sekali tidak melakukan pembaharuan hukum keluarga islam
artinya dinegara ini hukum keluarga muslim yang diberlakukan bagi warganya
adalah hukum keluarga yang termaktub dalam kitab fiqih konvensional, seperti
karangan Imam Syafi’I (Umm), karangan Imam Hanafi atau muridnya (Al
Mabsut Oleh Sarakhsi), Imam Malik (Al-Mudawwanah Oleh Sahnun).
2. Negara yang telah meninggalkan konsep fiqih konvensional dan melakukan
pembaharuan secara liberal artinya hukum keluarga muslim yang diberlakukan
adalah hukum keluarga muslim yang baru sama sekali, meskipun tidak seluruh dan
isi dan bab dalam hukum perkawinanya baru sama sekali.(ada yang dimodifikasi
dari konsep fikih konvensional)
3. Negara yang melakukan pembaharuan secar democrat untuk disesuaikan dengan
tuntutan dan perkembangan zaman. Sesuai dengan tuntutan dan konteks
kontemporer.

Ada lima Negara yang sama sekali belum melakukan pembaharuan hukum keluarga
islam yakni : Emirat Arab, Saudi Arabia, Qotar, Bahrain dan Oman.

9
^ "Five Arab states among top leaders in long-term development gains". Hdr.undp.org. 4 November 2010.
Diakses tanggal 29 October 2011
10
^ "2010 Failed States Index – Interactive Map and Rankings". Foreign Policy. Diakses tanggal 29
October 2011
8
Sifat Dan Metode Pembaharuan Hukum Keluarga Islam

1. Intra Doctrinal Reform : Tetap merujuk pada konsep fiqih konvensional. Yakni
dengan cara :
2. Takhyir : memilih pandangan salah satu ulama’ (tarjih)
3. Talfiq : mengombinasikan beberapa ulama’.
4. Ekstra Doctrinal Reform : Tidak lagi merujuk pada konsep fiqih konvensional,
akan tetapi melakukan reinterpretasi pada nash. Cara yang digunakan diantaranya
: Maslahah Almursalah, Saddu Dhariah, Regulation, Administrasi.

Aturan-aturan Hukum Keluarga Islam yang mengalami pembaharuan (Masalah-


masalah yang terkait dengan hukum keluarga islam yang di perbaharui sehingga
muncul dalam bentuk perundang-undangan)

1. Maslah Pembatasan Umur Minimal Kawin

Konsep fiqih : baligh, keluar mani, mimpi basah Undang-undang : wanita 16 tahun,
sedang laki-laki 19 tahun

2. Masalah Peranan Wali dalam Nikah

Konsep fiqih : wali punya hak memaksa kawin anak perempuannya dengan laki-
laki lain meskipun anak perempuan tersebut tidak setuju/ hak ijbar

Undang-undang : tidak punya hak, tetapi wali harus minta persetujuan kepada
calon mempelai perempuan.pasal 6 ayat 1

3. Masalah Pendaftaran dan Pencatatan Perkawinan

Konsep fiqih : cukup walimahan Undang-undang : harus di catatkan kepegawai


pencatat nikah/ kantor urusan agama.

4. Masalah Keuangan Perkawinan termasuk Maskawin dan Biaya Perkawinan

Konsep fiqih : aturan adat/ kasta Undang-undang : tidak terbatas

5. Masalah Poligami dan Hak-Hak Istri dalam Poligami

Konsep fiqih : kebolehan poligami seolah-olah mutlaq, meskipun ada syarat


dan rukunnya,tapi kebanyakan manusia mengabaikannya

Undang-undang : kebolehan poligami karena alasan tertentudan harus ada


syaratnya. Juga harus mengajukan surat pemberitahuan kepada pengadilan. Seperti
contoh mampu dalam hal materi dan keadilan.

9
6. Masalah Nafkah Istri dan Keluarga serta Rumah Tinggal

Konsep fiqih : suami wajib mencari nafkah

Undang-undang : keduanya berhak mencari nafkah

7. Masalah Talaq di Muka Pengadilan

Konsep fiqih : suami cukup mengucapkan talaq 3 kepada istri

Undang-undang : mengajukan surat gugatan cerai

8. Masalah Wanita – Wanita yang di Cerai Suaminya

Konsep fiqih :

Undang-undang : istri punya hak untuk mendapatkan tempat tinggal dan


nafkah selama masih dalam masa idah

9. Masalah Masa Hamil dan Akibat Hukumnya

Konsep fiqih :

Undang-undang : orang yang hamil di luar nikah dapat di kawinkan orang yang
menghamili tanpa harus menunggu kelahiran anak.

10. Masalah Pemeliharaan Tanggung Jawab Terhadap Anak

Konsep fiqih : ibu lebih berhak mengasuh anaknya ketika masih kecil

Undang-undang : baik ibu dan bapak wajib memelihara anak semata-mata


hanya kepentingan anak. Jika terjadi selisih pengadilan berhak memberikan putusan.

11. Masalah Hak Waris bagi Anak

Konsep fiqih : tidak punya hak warisan

Undang-undang : 2 : 1

12. Masalah Wasiat bagi Ahli Waris

Konsep fiqih : wasiat wajibah

Undang-undang : ahli waris tidak dapat wasiat, karena tetap mendapat bagian warisan.

10
13. Masalah Keabsahan dan Pengelolaan Wakaf Keluarga.

11
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Oman adalah salahsatu negara Muslim di timur tengah yang menganut hukum syariah
dalam mengatur kehidupan negaranya baik dalam bidang politik, ekonomi maupun mengatur
kehidupan penduduknya.
Ada lima Negara yang sama sekali belum melakukan pembaharuan hukum
keluarga islam diantaranya Oman selain empat Negara lain yakni : Emirat Arab, Saudi
Arabia, Qotar, Bahrain.

2. Saran

Kita sebagai pembaca hendaknya menjadi Negara Oman sebagai bahan


perbandingan untuk kemajuan Negara kita ini terutama dalam bidang hukumnya

12
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Oman#cite_note-4contohnya-lengkap/

https://www.kompasiana.com/aliffah20307/5dbb9d80097f3643275f6932/sistem-

pemerintahan-negara- https://beritatransparansi.co.id/pengertian-hukum-keluarga-islam/

13

Anda mungkin juga menyukai