MENDESAK
DISUSUN OLEH:
HAIKAL (20156123018)
Nama : Haikal
Nim : 20156123020
Nim : 20156123018
Semester : I (Satu/Ganjil)
Abstrak
Hukum Islam adalah sistem hukum yang berasal dari agama Islam dan
mencakup hukum keluarga, yang merupakan hasil dari interpretasi para cendekiawan
Islam yang disebut mujtahid. Banyak negara Muslim telah mengadopsi hukum keluarga
Islam sebagai bagian dari sistem hukum mereka untuk mengatur urusan dalam lingkup
keluarga umat Islam. Pembaharuan terus dilakukan dalam hukum keluarga Islam untuk
menanggapi perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat Muslim. Penelitian ini
membahas pentingnya upaya kodifikasi hukum keluarga Islam di dunia Muslim, dengan
menyoroti tiga faktor utama: pentingnya hukum keluarga Islam dalam hukum
muamalah Islam, nilai positif dari kodifikasi hukum keluarga Islam, dan penerimaan
serta penerapan yang lebih baik dari hukum Islam dalam masyarakat Muslim
dibandingkan dengan hukum Barat.
Menurut Harun Nasution dalam bukunya “Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid
I” yang diterbitkan oleh UI-Press pada tahun 2008, halaman 17, Islam dipahami
melalui beragam perspektifnya.
A.Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
3.Apa hukum yang berkaitan dengan pentingnya penyusunan kode hukum keluarga
Islam di kalangan umat Muslim?
C. TUJUAN PENELITIAN
Dari sini, penulis ingin mengeksplorasi urgensi kodifikasi hukum keluarga Islam di
dunia Muslim. Ada beberapa alasan mengapa penulis memilih judul ini. Pertama,
dalam konteks hukum keluarga di Indonesia, pernikahan memerlukan perhatian
khusus, karena UU Perkawinan Indonesia didasarkan pada prinsip UU Perkawinan
Islam, sejalan dengan populasi Muslim yang besar di Indonesia. Selain itu, isu reformasi
hukum keluarga sudah muncul sejak sebelum kemerdekaan Indonesia, terutama dalam
kongres perempuan tahun 1928, karena berbagai masalah seperti perkawinan anak,
kawin paksa, poligami, dan kurangnya pemahaman terhadap hakhak perempuan.
Terakhir, hukum keluarga memiliki peran sentral dalam Islam, dianggap sebagai inti dari
hukum Syariah.
Consult ‘Abd al-Wahhāb Khallāf’s work on ‘Ilmu ūl al-Fiqh for further insights (al-
Haramain, 2004, p. 32). Also, refer to Tahir Mahmood’s book on Personal Law in Islamic Countries for
additional perspectives (New Delhi: Time Press, 2008, pp. 11-12).
BAB II
PEMBAHASAN
Sebagai salah satu bagian dari hukum muamalah Islam, hukum keluarga
memiliki posisi yang lebih signifikan dibandingkan dengan cabang hukum
lainnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk subjek hukumnya.
Dalam Islam, aspek hukum terbagi menjadi tiga, yaitu akidah dan teologi,
muamalat, dan norma etika atau moral. Muamalat mencakup hubungan
manusia dengan Tuhannya dan dengan sesama manusia. Ahkam al-ibadat
mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, sedangkan ahkam
almu'amalat mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia. Mu'amalat
adalah aturan atau hukum yang mengatur interaksi antara individu (manusia).
Ahkam al-mu'amalat, sebagai bagian dari hukum Islam, mencakup tujuh bidang
yang berbeda yang mengatur hubungan sosial dan ekonomi antara individu
Khoiruddin Nasution mempersembahkan pengantar dan refleksi tentang hukum keluarga
Islam di Indonesia dalam bukunya yang diterbitkan oleh ACAdeMIA & TAZZAFA pada tahun
2010.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAK
Basyir, Ahmad Azhar and Fauzi Rahman, “Harmonious Family, Celestial Family”,
Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1994.
Mahmood, Tahir, “Personal Law in Islamic Countries”, New Delhi: Time Press,
1987.
33-34. 24 Ahmad Sukarja dan Mujar Ibnu Syarif, Tiga Kategori Hukum: Syariat,
Fikih, dan