Anda di halaman 1dari 2

ISLAM DAN PENTING NYA PENDIDIKAN BAGI PEREMPUAN

oleh :ismi nuvita Wulandari (222105030073)

Salah satu hak yang paling penting diberikan pada perempuan oleh Islam adalah hak untuk menerima
pendidikan. Menurut Naquib al-Attas pendidikan menurut Islam sebagai pengenalan dan pengetahuan
yang secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam manusia tentang hal hal yang tepat bagi segala
sesuatu di dalam tatanan wujud.Namun nyatanya saat ini masih ada yang beranggapan Banyak
perempuan, terutama di daerah pedesaan, yang kemudian tidak melanjutkan pendidikannya. Jika sudah
lulus sekolah dasar, maka sudah dianggap cukup, yang penting bisa membaca. Sungguh ironi sekali nasib
perempuan sepanjang sejarah manusia berinterkasi dan berdialektika dengan sosial-kultural yang paling
dominan mendaptkan perlakuan tidak wajar.

Oleh karena itu, maka haruslah ada pemihakan kepada kaum perempuan. Secara menyeluruh,
berkeadilan dan toleran, karena kalau dipandang dari sisi rasionalitas (intelektual), kita semua sepakat
dan berkeyakinan bahwa banyak anak perempuan yang cerdas dan memiliki potensi untuk melanjutkan
pendidikannya. Jika tidak ada kebijakan yang membela kaum perempuan di dalam pendidikan, maka
akan banyak potensi perempuan yang tidak bisa dimaksimalkan.menurut Roni Subhan dkk (dalam
astrianti 2018) pengungkapkan mengungkapkan bahwa "persoalan kesetaraan gender, baik dalam cara
pandang pengetahuan, bentuk fisik, nilai-nilai maupun kekuatan masyarakat terhadap seorang
perempuan menjadi topik yang tak terpisahkan dari kehidupan, pemikiran, dan perilaku tokoh Amba
yang terdapat dalam novel Amba ini"

Serta Mengetahui pemikiran pendidikan Islam perempuan menurut TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid
dan Implementasi Pendidikan Islam Perempuan di Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah (NBDI). (Untuk
mengetahui aspek-aspek keberhasilan TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid dalam memperjuangkan hak-
hak perempuan terutama hak untuk mengenyam pendidikan menuju kesetaraan dan persamaan hak
dengan laki-laki (pendidikan berwawasan gender). menurut Roni Subhan dkk (Ratna, 2004:186) menolak
ketidakadilan yang dijumpai oleh pihak perempuan akibat masyarakat yang mengant patriaki dan
menolak filsafat maupun sejarah yang yang berpusat pada lelaki. Beauvoir mengungkapkan bahwa
masyarakat patriaki pihak perempuan dianggap yang lain atau liyan sebagai bentuk manusia kelas dua
yang lebih rendahh dari kodratnya.

Kesimpulan nya adalah bukan hanya untuk laki laki ,melaikan pendidikan layak untuk semua manusia
tanpa memandang jenis kelamin, maka pendidikan itu wajib bagi semua kalangan baik itu laki-laki
maupun perempuan. Namun melihat fakta sejarah bahwa pendidikan merupakan hal yang hanya layak
bagi salah satu jenis kelamin manusia. Buramnya sejarah pendidikan kaum perempuan telah banyak
menghiasi buku, jurnal, maupun tulisan-tulisan yang sering kita baca. Penindasan pada diri perempuan
pada dasarnya bukan hanya melalui teraleniasinya.

DAFTAR PUSTAKA
 Nasri ulyan , Agustus 2015,akar historis pendidikan perempuan, Yogyakarta:CV Budi utama.
 Roni Subhan,dkk. 2022. Kekuatan diri pada tokoh perempuan dalam novel “Amba” karya Laksmi
Pamuntja. Jurnal Bastra. Edisi 3 E-ISSN: 2503 – 3875 http://bastra.uho.ac.id/index.php/journal
Halaman 508-512.

Anda mungkin juga menyukai