Anda di halaman 1dari 5

ANALYSIS OF INTERNATIONAL LEADERSHIP STYLES

SEBAGAI ACUHAN DALAM KEPEMIMPINAN MASA DEPAN


AGAR TERCIPTA TRANSFORMASIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERJA
DAN MASYARAKAT
Nama : Fitria Pusparini, S.Pd., M.Pd.
NDH : I.3.2
Angkatan I Kelompok 3

ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN PRESIDEN IRAK, SADDAM HUSSEIN

1. Tokoh pemimpin Irak yang saya pilih yaitu Saddam Hussein, karena merupakan tokoh
pemimpin yang cukup dikenal dan kontroversial di mata masyarakat dunia. Saddam
Hussein resmi menjadi presiden Irak pada tanggal 16 Juli 1979 setelah menggulingkan
pemimpin sebelumnya Al-Bakr. Bukan tanpa alasan, Presiden Irak yang menjabat lebih
dari dua dekade ini menjadi perbincangan karena konflik dan ketegangan yang terjadi
selama pemerintahannya. Konflik sengit yang terjadi antara Irak dan Iran dengan latar
belakang politik agama. Konflik ini pun membuahkan perang selama bertahun-tahun
yang dinamakan Perang Teluk. Hingga akhirnya kelompok berkuasa di Amerika Serikat
selalu menggunakan isu demokratisasi sebagai alat untuk mengubah tatanan regional
Timur Tengah, termasuk Irak. Rezim yang cenderung memusuhi AS seperti otoritasi
kemempinan Saddam Hussein sering mendapatkan tekanan dalam konteks
demokratisasi ala Amerika Serikat. Amerika Serikat menginvansi Irak dan
menghancurkan rezim Saddam Hussein yang dinilai sangat tidak demokratis. Isu perang
terhadap terorisme yang kemudian dikaitkan dengan keterlibatan Saddam Hussein
dengan alQaeda dan Hamas menjadi propaganda utama yang terus disuarakan.
Terdapat banyak faktor atau alibi yang melatarbelakangi invansi AS atas Irak tahun
2003, baik yang diungkapkan secara resmi kepada dunia internasional ataupun tidak.
Secara resmi, Amerika Serikat mengungkapkan sejumlah alasan utama bahwa
keinginannya hanya untuk menghentikan proyek pengembangan senjata pemusnah
masal (weapons of mass destruction) di Irak dan menjatuhkan rezim Saddam Hussein
yang dianggap memiliki hubungan dengan alQaeda yang mampu mengancam stabilitas
regional maupun internasional. Kedua alasan utama tersebut, kemudian dijabarkan
dalam beberapa misi invansi untuk Irak, yaitu: (a) mengakhiri rezim Saddam Hussein;
(b) mengidentifikasi, mengisolasi dan mengiliminasi senjata pemusnah massal; (c)
mencari, menangkap dan membawa keluar para teroris dari negara itu; (d)
mengumpulkan data intelijen terkait yang bisa digunakan dalam jaringan pemberantasan
terorisme international; (e) mengumpulkan data intelijen yang terkait dengan jaringan
global di pasar gelap perdagangan senjata pemusnah massal; (f) mengakhiri sanksi dan
secepat mungkin mengirim bantuan kemanusiaan untuk memenuhi kebutuhan rakyat
Irak; (g) mengamankan sumbersumber ladang minyak yang menjadi milik rakyat Irak; (h)
sekaligus AS akan menjadi penolong rakyat Irak menciptakan masa transisi untuk
membangun sebuah pemerintahan yang representatif. Pada akhirnya Saddam Hussein
ditangkap dan dijatuhi hukuman mati, pada 30 Desember 2006 Saddam Hussein mati
dengan hukuman eksekusi gantung yang dijatuhkan padanya karena dianggap
melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan. Ini menjadi salah satu peristiwa sejarah
penting dalam dunia kepemimpinan internasional yang perlu diketahui.

2. Selama masa kepemimpinannya, Saddam Hussein disebut sebagai presiden diktator,


otoriter dan sangat pintar dalam memainkan isu luar negeri demi diplomasi
internasionalnya. Sikap arogan dan diktator Saddam Hussein juga terlihat ketika ia
menciptakan sistem pertahanan dalam negeri dengan membangun basis militer di
segitiga sunni Irak, untuk menangkal dan melibas setiap usaha kudeta dari golongan
mayoritas Syiah dan Kurdi. Menciptakan dominasi Tikrit dalam sector pemerintahan dan
kepemimpinan militer, memberikan prioritas pada pemuda Tikrit untuk memasuki
akademi militer. Termasuk melakukan permbersihan dalam tubuh Partai Baath dan
militer dari golongan yang menjadi lawan politiknya, dengan cara memecat dan
menghukum mati para perwira loyal yang menjadi pesaing politiknya. Otoritarisasi
Saddam Hussein terlihat ketika menasionalisasikan banyak perusahaan minyak yang
dipegang pihak asing, yang bertujuan menghapus monopoli Barat atas Irak sekaligus
mengembalikan kekayaan Irak kepada rezim berkuasa.

3. Lesson learn yang dapat diambil dari seorang Saadam Husein diantaranya:
a. Sekalipun Saddam pemimpin yang banyak menuai kontroversi di negaranya, namun
dia selalu membela perjuangan rakyat Palestina untuk merdeka dan mengusir Israel
dari wilayah mereka untuk mengembangkan diplomasi internasionalnya. Saddam
Hussein tidak segan mengirimkan bantuan dan persenjataan bagi faksi faksi yang
berjuang di Palestina, termasuk Hamas. Dukungan Saddam Hussein yang begitu
kuat, memperkokoh posisi tawarnya diantara negara Islam dan negara Arab.
Konsistensi Saddam Hussein dalam mendukung kemerdekaan Palestina
menjadikan dirinya sebagai sosok yang paling dimusuhi di dunia Arab dan Barat
termasuk Amerika Serikat, karena berambisi menjadi pemimpin dunia Arab.
Bahkan di dalam negeri Saddam sering mengidentikkan dirinya dengan Solahudin
al Ayubi yang pernah membebaskan Jerussalem dari kekuasaan Romawi pada
perang Salib. Akibatnya, di liga Arab sendiri Saddam Hussein dianggap sebagai
bahaya laten yang dapat sewaktu waktu bertindak nekat menguasai negara negara
tetangganya. Hal itu, dibuktikan dengan aneksasi Irak atas Kuwait yang dimulai
dengan klaim sepihak atas sebuah wilayah sengketa.
b. Saat Irak dipimpin oleh Saddam Hussein yang memajukan militerisasi, negara ini
mengalami perubahan dan modernisasi. Modernisasi militer Irak tidak hanya untuk
pertahanan terdepan Negara, tetapi juga diharapkan bisa meluruskan cita-cita
Saddam Hussein dalam mewujudkan semangat pan Arabismenya. Modernisasi
militer Irak tentu dibantu oleh campur tangan asing yang memiliki kepentingan bagi
perkembangan Irak saat itu. Campur tangan asing yang ada membantu percepatan
dalam modernisasi militer Irak, yang terdapat pada semua lapisan militer negara ini.
c. Pelajaran lain yang saya peroleh dari kepemimpinan Saddam Hussein adalah beliau
seorang pemberani, tidak pernah takut dan gentar melawan Amerika Serikat
meskipun terus menerus mendapat tekanan dari AS.
d. Saddam Hussein juga dikenal sebagai seorang sastrawan, ia menerbitkan novel
pada tahun 2000 dan laris jutaan eksemplar. Semua royalti buku digunakan untuk
menyantuni orang miskin, yatim piatu, dan yang membutuhkan lainnya.

4. Jika saya menjadi seorang leader/pemimpin maka saya tidak akan meniru gaya
kepemimpinan Saddam Hussein yang dictator dan otoriter, gaya kepemimpinan yang
saya akan gunakan sebagai seorang pemimpin yaitu Gaya Kepemimpinan Demokratis.
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang
secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan
bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Beberapa karakteristik utama dari kepemimpinan
demokratis juga meliputi:

 Anggota kelompok (bawahan) didorong untuk berbagi gagasan dan pendapat,


meski pemimpin tetap yang ketok palu atas keputusan akhir.
 Anggota kelompok (bawahan) merasa lebih terlibat dalam proses pengambilan
keputusan sehingga mereka lebih cenderung peduli dengan hasil akhirnya.

Kelebihan dari gaya kepemimpinan demokratis yaitu hubungan antara pemimpin dan
bawahan harmonis dan tidak kaku. Keputusan dan kebijaksanaan diambil melalui
diskusi sehingga bawahan akan merasa dihargai dan dibutuhkan peranannya.
Mengembangkan daya kreatif dari bawahan karena dapat mengajukan pendapat dan
saran.Pemimpin demokratis yang baik dapat menumbuhkan kepercayaan dan rasa
hormat di antara para anggota. Tiap anggota tulus berpartisipasi dan mendasarkan
keputusan mereka pada moral dan nilai-nilai yang dianut bersama dalam grup.
Pemimpin yang baik juga cenderung mencari berbagai pendapat dan tidak berusaha
membungkam suara-suara yang berbeda atau yang menawarkan sudut pandang kurang
populer.

Referensi:

Brill, Michael. 2021. The archives of Saddam Hussein’s regime between historical sources and
subjects. Journal of Contemporary Iraq & the Arab World, Volume 15, Number 3, 1
September 2021, pp. 387-398(12). Diakses 17/07/2022 pukul 20.00.
Post, Jerold M. 1991. Saddam Hussein of Iraq: A Political Psychology Profile. JSTOR:
International Society of Political Psychology Vol. 12, No. 2, pp. 279-289 (11). Diakses
17/07/2022 pukul 20.00.
Trias Kuncahyono, 2004, Dari Damascus ke Baghdad: Catatan Perjalanan Jurnalistik.
Jakarta: Penerrbit Buku Kompas, hal. 208
Tsabiq, Ahmad. 2013. Pengaruh kepemimpinan Saddam Hussein dalam memodernisasi militer
di Irak = Leadership influence of Saddam Hussein in Iraq modernize military. Depok:
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Diakses di
https://lib.ui.ac.id/detail?id=20352114&lokasi=lokal. Diakses 16/07/2022 pukul 22.12
Tunc, Roger Alan. A Critical Discourse Analysis of Saddam Hussein’s Speech in Court: Rhetoric
of Dictatorship. Scientific Developments for Social and Education Sciences Chapter 16 pp
304-311 (8). Diakses 17/07/2022 pukul 20.00.
Wirawan Sukarwo, 2009. Tentara Bayaran AS di Irak: Sebuah Konspirasi Neoliberal
AS untuk Memimpin Dunia, Jakarta: Gagasmedia, hlm. 147. Diakses 16/07/2022 pukul
22.12
MIND MAP TUGAS TENAGA PENDIDIK DI UNIVERSITAS DAN MASYARAKAT 1. Sebagai pembimbing
2. Perencana dan fasilitator
3. Evaluator
4. Pembimbing moral dan karakter
5. Mengembangkan potensi mahasiswa
Pendidikan
dan
pengajaran

es u n
ka
ai
bdi ndidi
r
Aja

Me ribad s
s
kep man

an
n

Pen ng pe
Ins dan

mb ian
ha

asi

hu
Ba

ent
pir
Ide

a
a
g
bid
uk
i
Dosen (Tenaga
Pendidik)

Tridharma PT

Ide, Inspirasi, Pengabdian


Penelitian Pengembangan kepada
masyarakat
Inovasi &Aplikasi

1. Penggerak pembangunan
1. Sumber Inspirasi 2. Pengayaan ilmu
2. Pengayaan khasanah ilmu 3. Penerapan di masyarakat

Anda mungkin juga menyukai