Anda di halaman 1dari 7

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Pemikiran ulama banjar di bidang fikih Mardhiya Agustina, S.Th.I, M.Pd

“Pemikiran Politik KH. Idcham Khalid dan


Hubungannya Dengan Ilmu Fikih”

Disusun Oleh :

Akhmad Salim 19.12.4719

PROGRAM STUDI PENDIDKAN

AGAMA ISLAM FAKULTAS

TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM MARTAPURA


BAB I

PENDAHULUAN
Idcham Chalid, beliau lahir di Satui, Tanah Bumbu, Kalsel 27 Agustus 1922.
Beliau adalah salah satu putra terbaik bangsa Indonesia asal Kalsel. Dari sejumlah
tokoh muslim dari kalsel, idcham chalid tercatat palin fenomenal, paling terkenal dan
lama kiprahnya diberbagai ranah pengabdian, baik sebagai ulama, politisi, pejabat,
tokoh pergerakan maupun pendidikan. Bagi generasi kini dan ke depan, ada
pertanyaan menarik kenapa Idcham Chalid mampu menjadi tokoh nasional, bahkan
juga dikenal luas di dunia internasional, terutama di negara-negara muslim. 1
Pada masa penjajahan ia salah seorang dari Anggota Dewan Banjar dan pada
mada revolusi ia ikut berjuang merebut kemerdekaaan. Dia ditangkap dan ditawan
Belanda antara Bulan Maret-November 1949 dan kemudian dibebaskan atas upaya
diplomasi dari Mayjen Suhardjo.2 Pemberian gelar pahlawan untuk KH. Idcham
Chalid terbilang cepat, karena beliau baru saja meninggal pada 11 juli 2010 lalu,
sementara gelar pahlawan nasional diberikan kepada beliau pada10 November 2011.
Hal ini karena ulama-politisi kelahiran Satui Tanah Bumbu ini sangat dikenal luas oleh
pemerintah dan masyarakat, sejak era kemerdekaan, orde lama dan orde baru. Dengan
track recordnya tidak sulit bagi pemerintah menimbang kelyajan Idcham Chalid
sebagai pahlawan nasional. Melaui anugerah ini Kalsel telah memiliki tiga orang
pahlawan nasional, yaitu Pangeran Antasari, Hassan Bassry dan Idcham Chalid.3
Penghargaan dan tanda jasa yang pernah diterimanya, ialah Lencana
Penggerak Revolusi 1945, Satya Lencana Peringatan Perjuangan Kemerdekaan,
Bintang Flag Star (Yugoslavia), Bintang Aljumhuriyah (Mesir), Bintang Mahaputra
Adipradana II, Bintang Groot Cruis Van O. N (Belanda), Bintang Republik Adhi
Pradana II, Binyang Croot Cruis Ber Kroon Orde (Belgia) dan Bintang Gwang Hua
(Republik Korea Selatan).4

BAB II
1
Ahmad Barjie B, “ tokoh Banjar Dalam Sejarah” (Banjarmsin: CV Rahmat Hjafiz Al Mubaraq,
2013).hl.225;227
2
Ahmad Makkie, “Apa & Siapa Dari Utara” (Jakarta, CV, Surya Garini) hl. 1
3
Ahmad Barjie B, “ tokoh Banjar Dalam Sejarah” (Banjarmsin: CV Rahmat Hjafiz Al Mubaraq,
2013).hl.232
4
Tim MUI Kalsel dan Tim LP2M UIN Antasari Banjarmasin “ ULAMA BANJAR DARI MASA KE
MASA Edisi Revisi” (Antasari Press Jl. A.Yani KM.4,5 Banjarmasin Kalimantan Selatan) hl. 276
PEMBAHASAN

A. Biografi KH. Idcham Khalid


KH. Idcham Chalid lahir di Satui, Kalimantan Selatan, 27 Agustus 1921 dan beliau
wafat pada 10 juli 2011 beliau adalah salah satu politisi Indonesia yang berpengaruh
pada masanya. KH Idham menghabiskan masa kecilnya di Amuntai Kalimantan Selatan.
Di samping belajar agama kepada bapaknya, H. Muhammad Chalid, secara informal,
Idham kecil juga menuntut ilmu di di Sekolah Rakyat (SR). Karena kecerdasan dan
bakatnya, Idham kecil langsung ditempatkan di kelas dua ketika mendaftar masuk di SR.
1

Setelah menamatkan sekolah dasarnya pada 1935, beliau melanjutkan Pendidikannya


di Madrasah Al-Rasyidiyyah. Di madrasah ini, beliau bukan hanya belajar tentang ilmu-
ilmu keislaman, tetapi juga belajar ilmu pengetahuan umum, bahasa Arab, dan Inggris.
Pada 1938, Idham dikirim orang tuanya untuk meneruskan pendidikannya di Pondok
Modern Gontor Ponorogo. Ia belajar di Gontor selama lima tahun. Usai belajar di
Gontor, dia melanjutkan pendidikannya di Jakarta pada 1943.
Ahmad Muhajir dalam Idham Chalid: Guru Politik Orang NU (2007: 21) menyebut
Idham yang cerdas langsung dimasukkan ke kelas dua Sekolah Rakyat (SR) Amuntai
ketika baru mendaftar dan bakat pidato tanpa teksnya sudah terlihat. Makin dewasa,
bakat pidatonya makin menjadi. Tak heran, penceramah sohor macam Zainuddin M.Z.
dan Syukron Makmun pernah berguru kepadanya.2
Idham muda memutuskan kembali ke Amuntai tahun 1945. Ia diminta untuk
menjadi kepala sekolah di madrasahnya dulu, Madrasah Al-Rasyidiyyah. Berbagai
macam pembaharuan pun dilakukan seperti mengubah nama madrasah menjadi Normal
Islam Amuntai, menyesuaikan sistem pengajaran dan pendidikan seperti Gontor,
menularkan semangat kebangsaan kepada anak didiknya, dan menambah mata pelajaran
terutama ilmu eksakta dan ilmu umum disamping ilmu agama.
Semenjak itu, Kiai Idham lebih banyak berikiprah di dunia politik dan
pemerintahan. Namun demikian, ia tidak meninggalkan sama sekali hal-hal yang
berkaitan dengan dunia pendidikan. Bahkan pada 1959, Kiai Idham mendapatkan gelar
Doktor Honoris Causa dari Universitas Al-Azhar Mesir. 3 masih banyak prestasi dan
penghargaan yang beliau dapatkan semasa hidup beliau, beliau juga pernah menjabat
sebagai ketua PBNU dan juga partai persatuan pembangunan atau P3.
B. Peta pemikiran KH. Idcham Khalid

KH. Idcham Khalid merupakan tokoh nasional yang berasal dari Kalimantan
Selatan, kontribusi beliau dalam membangun banua tentu sangat banyak pula, selain
mengharumkan nama daerah dijenjang nasional, beliau juga berusaha untuk memajukan
tanah Kalimantan ini, baik dari segi politik maupun dari segi pendidikan. beliau mampu
membawa perubahan yang sangat signifikan dalam dunia politik dan pendidikan di
Kalimantan selatan. Dari segi bermadzhab beliau menganut madzhab
1
A Muchlishon Rochmat, “KH Idham Chalid, Pendidikan, dan Petualangannya”,
https://www.nu.or.id/fragmen/kh-idham-chalid-pendidikan-dan-petualangannya-soQu9 (diakses pada 26
februari 2022, pukul 10.15)
2
Petrik Matanasi, “Sejarah Hidup Idham Chalid, Orang NU Pertama di Puncak Kekuasaan”,
https://tirto.id/sejarah-hidup-idham-chalid-orang-nu-pertama-di-puncak-kekuasaan-edvF (diakses pada 26 februari
2022, pukul 11.24)
3
A Muchlishon Rochmat, “Beberapa Karya dan Penghargaan KH Idham Chalid”,
https://www.nu.or.id/fragmen/beberapa-karya-dan-penghargaan-kh-idham-chalid-PHHyi (diakses pada 26
februrari 2022 , pukul 12.25)
yang menjadi mayoritas di Indonesia, yakni madzhab Syafi’I, hal ini dibuktikan dengan
sekolah dan karir politik beliau. Beliau turut ambil aktif dalam pelaksaan kegiatan NU
bahkan beliau merupakan orang yang paling lama menjabat sebagai ketua PBNU.
Seperti yang kita ketahui, bahwa KH. Idcham Khalid merupakan sosok yang sangat
berpengaruh dalam perpolitikan di Indonesia, bisa kita lihat dengan suksesnya karir beliau
dalam dunia politik. Badi beliau, berpolitik itu semestinya berorientasi kepada kemaslahatan,
dan berguna bagi orang banyak, dan karenanya tidak mesti ngotot-ngototan atau kaku dalam
bersikap.
Dengan cara berpandangan seperti itu, tentunya KH. Idham Khalid mengamalkan
nilai-nilai Islam dalam berpikir dan berpolitik. Dalam ilmu fiqh, cara berpikir untuk
kebaikan orang banyak itu disebut dengan maslahah mursalah, maslahah Mursalah secara
bahasa tersusun dari kata maslahah ( ‫ )ﺍﻟﻤﺼﻠﺤﺔ‬dan mursalah ( ‫)ﺍﻟﻤﺮﺳﻠﺔ‬. Maslahlah berarti
kebaikan, yaitu penetapan hukum berdasarkan maslahah (kebaikan) karena tidak ada
ketentuan hukumnya dalam syara. Mursalah secara bahasa memiliki arti melepaskan atau
terlepas. Mashlahah Mursalah artinya maslahah yang “lepas” dari Quran dan Sunah, tidak
ada hukum syara’ yang dijadikan sebagai dasar dalil, tetapi disisi lain juga tidak ada yang
dalil membatalkan atau menunjukan ada tidaknya kemashlahatan didalamnya.4
Banyak karya KH. Idcham Khalid berupa buku dan juga pidato yang dibukukan,
kebanyakan beliau membahas tentang perpolitikan, seperti salah satu karya beliau berupa
artikel yang bernama “haluan politik” yang kemudian dikenal dengan majalah “api Islam”
tahun 1965. Beliau juga menulis buku tentang parlemen.
C. Pengertian Fikih Siyasah
Fikihi Siyasah ( ‫( السياسي الفقه‬merupakan tarkib idhafi atau kalimat majemuk yang
terdiri dari dua kata yaitu kata fikih ( ‫( الفقه‬dan al-siyâsî ( ‫ السياسي‬.(Secara etimologi, fikih
merupakan bentuk masdhar (gerund) dari tashrifan kata faqiha-yafqahu-fikihan yang
bermakna faham. Fikih berarti pemahaman yang mendalam dan akurat sehingga dapat
memahami tujuan ucapan dan atau tindakan tertentu.
Fikih siyasah dikenal pula dengan istilah siyasah syar’iyyah. Siyâsah syar’iyyah
secara istilah memiliki berbagai arti : 1. Imam al-Bujairimi : Memperbaiki permasalahan
rakyat dan mengatur mereka dengan cara memerintah mereka untuk mereka dengan sebab
ketaatan mereka terhadap pemerintahan. 2. Kementerian Wakaf Kuwait : Memperbaiki
kehidupan manusia dengan menunjukkan pada mereka pada jalan yang dapat
menyelamatkan mereka pada waktu sekarang dan akan datang, serta mengatur
permasalahan mereka.
Pada prinsipnya, definisi yang dikemukakan memiliki persamaan. Siyasah berkaitan
dengan mengatur dan mengurus manusia dalam hidup bermasyarakat dan bernegara dengan
membimbing mereka kepada kemaslahatan dan menjauhkannya dari kemudharatan.
Definisi-definisi tersebut menegaskan bahwa wewenang membuat segala hukum, peraturan
dan kebijaksanaan yang berkaitan dengan pengaturan kepentingan negara dan urusan umat
guna mewujudkan kemaslahatan umum terletak pada pemegang kekuasaan (pemerintah atau
ulil amri). Karenanya, segala bentuk hukum, peraturan dan kebijaksanaan siyasi yang dibuat
oleh pemegang kekuasaan bersifat mengikat. Ia wajib ditaati oleh masyarakat selama
produk itu secara substansial tidak bertentangan dengan jiwa syariat.5
KESIMPULAN
KH. Idcham Khalid Satui, Kalimantan Selatan, 27 Agustus 1921 dan beliau wafat
pada 10 juli 2010, semenjek kecil beliau sudah menuntut ilmu secara informal d engan ayah
beliau. KH. Idcham Khalid merupakan salah satu pahlawan nasional yang berasal dari
kalsel. Beliau juga merupakan orang yang berpendidikan, mulai dari pendidikan informal,
maupun formal. Beliau merupakan orang yang aktidf dalam dunia perpolitikan di Indonesia,
tercatat beliau pernah menjabat sebagai menteri, maupun sebgaia ketua PBNU dan ketua
PPP. Hasil karya beliau banyak berkaitan dengan masalah perpolitikan yang berguna untuk
kemaslahatan bersama, sudah sepatutnya kita sebgaia warga kalsel merasa berbangga diri
karena mempunyai pahlawan yang di akui secara nasional maupun internasional. Dalam
bidang fikih beliau sangat menekankan untuk kemaslahatan bagi umat. Beliau merupakan
seorang yang cerdas dalam memahami situasi yang terjadi di Indonesia. Mengenai fikih
siyasah ini tentu sangat berguna bagi kehidupan kita ke depannya.

5
Wahbah al-Zuhaylî, Ushul al-Fikih al-`Islami (Damaskus: Dar al-Fikr, 2001) vol. 1, 18.
4
USHUL FIQIH, “Maslahah Mursalah”, https://ushulfiqih.com/maslahah-mursalah/ (diakses pada 26 februari 2022,
pukul 13.29)
5
Syariahalauddin, “pengertian fikih siyasah”, https://syariahalauddin.wordpress.com/2011/10/25/pengertian-fiqih-
siyasah/ (diakses pada 26 februari 2022, pukul 14.02)
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Barjie B, 2013“ tokoh Banjar Dalam Sejarah” Banjarmsin: CV Rahmat Hjafiz Al Mubaraq, .hl.225;227

Ahmad Makkie, “Apa & Siapa Dari Utara” (Jakarta, CV, Surya Garini) hl. 1

Ahmad Barjie B 2013, “ tokoh Banjar Dalam Sejarah” Banjarmsin: CV Rahmat Hjafiz Al Mubaraq, .hl.232

Tim MUI Kalsel dan Tim LP2M UIN Antasari Banjarmasin “ ULAMA BANJAR DARI MASA KE MASA Edisi
Revisi” Antasari Press Jl. A.Yani KM.4,5 Banjarmasin Kalimantan Selatan hl. 276

A Muchlishon Rochmat, “KH Idham Chalid, Pendidikan, dan Petualangannya”, https://www.nu.or.id/fragmen/kh-


idham-chalid-pendidikan-dan-petualangannya-soQu9

Petrik Matanasi, “Sejarah Hidup Idham Chalid, Orang NU Pertama di Puncak Kekuasaan”,
https://tirto.id/sejarah-hidup-idham-chalid-orang-nu-pertama-di-puncak-kekuasaan-edvF

A Muchlishon Rochmat, “Beberapa Karya dan Penghargaan KH Idham Chalid”,


https://www.nu.or.id/fragmen/beberapa-karya-dan-penghargaan-kh-idham-chalid-PHHyi
USHUL FIQIH, “Maslahah Mursalah”, https://ushulfiqih.com/maslahah-mursalah
https://syariahalauddin.wordpress.com/2011/10/25/pengertian-fiqih-siyasah/

Anda mungkin juga menyukai