2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengen
tepat waktu. Kedua kalinya sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan
kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Karena berkat beliau kami bisa menimba ilmu pengetahuan, yakni dengan adanya
agama islam. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yakni dapat membantu mahasiswa
dalam menambah wawasan dan semoga bermanfaat, juga selain itu untuk memenuhi tugas
mata kuliah Sejarah Pemikiran Intelektual Islam yang diampu oleh Ibu Mahillah, M.Fil.I.
Kami penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir, semoga Allah SWT senantiasa meridhoi
segala usaha kita. Amin Ya Robbal ‘Alamin.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
Kesimpulan................................................................................................................
Daftar Pustaka.............................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu faktor yang memungkinkan terjadinya perubahan hukum Islam
adalah pengaruh kemajuan dan pluralitas sosial-budaya dan politik dalam
masyarakat dan negara. Perubahan sosial yang dihadapi oleh umat Islam di masa
modern ini telah menimbulkan sejumlah masalah serius yang berkaitan dengan
hukum Islam. Di lain pihak metode yang dikembangkan para pembaru dalam
menjawab permasalahan tersebut terlihat belum cukup memuaskan.
Salah satu tokoh pemikir kiri islam yang pernah menggoncangkan dunia
pemikiran arab ini mempunyai nama lengkap Muhammad Syahrur bin Daid. Ia
lahir di Shalihiyyah Damaskus, Syria, pada 11 April 1938, ketika negeri tersebut
dijajah oleh Negara Pranci, meskipun sudah mendapatkan status setengah
merdeka. Ayah beliau bernama Deib ibnu Deib Syahrur dan ibu beliau bernama
siddiqah binti Salih Filyun. Muhammad Syahrur adalah anak kelima. Pendidikan
tingkat ibtida’ dan i’dad-nya dimulai dari Madrasah Damaskus. Sementara
pendidikan tingkat tsanawiyah-nya diperoleh dari Madrasah Abdurrahman al-
Kawakibi Damaskus, sebuah madrasah yang namanya diambil dari nama seorang
penulis Arab terkenal yang hidup pada 1849-1903 dan gigih menyerukan
perlawanan bangsa arab atas bangsa Turki yang korup.
B. Rumusan Masalah
1. Biografi Muhmmad Syahrur?
2. Bagaimana pengertian konsep hudud Muhammad Syahrur?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka penyusuna makalah
ini bertujuan untuk:
1. Menjelaskan bagaimana biografi Muhammad Syahrur
2. Menjelaskan bagaimana pengertian konsep hudud Muhammad Syahrur
BAB II
PEMBAHASAN
Muhammad Syahrul adalah salah satu tokoh pemikir kiri atau Islam liberal yang
memiliki nama asli Muhammad Syahrul Ibnu Dayb, beliau lahir di perempatan Salihiyah,
Damaskus, Syria pada tanggal 11 April 1938.1 Syiria merupakan salah satu negara yang
pernah mengalami masalah modernitas khususnya benturan keagamaan dengan gerakan
modernisasi Barat. Masalah ini muncul dikarenakan Syria pernah diinvasi oleh negara
Perancis akibat dari gerakan modernisasi Turki, karena Syria pernah menjadi region atau
wilayah bagian dari dinasti Ustmani Turki.
1
Hendri Hermawan Ardiansyah dkk “Reaktualisasi Hukum Islam di Indonesia (Analisis terhadap teori hudud
Muhammad Syahrur) Universitas Dian Nusantoro, IAIN Pekalongan, UIN semarang. 1 maret 2018.
2
Hendri Hermawan Ardiansyah dkk “Reaktualisasi Hukum Islam di Indonesia (Analisis terhadap teori hudud
Muhammad Syahrur) Universitas Dian Nusantoro, IAIN Pekalongan, UIN semarang. 1 maret 2018.
3
Ahmad Fatah, Hermenuitika Muhammad Syahrur (telaah tentang teori hudud) STAIN Kudus 2017.
Pada tahun 1968 Muhammad Syahrul oleh Universitas dikirim ke Irlandia tempatnya
di Ireland National University untuk meneruskan pendidikannya hingga memperoleh
gelar magister pada tahun 1969 dan Doktor pada tahun 1972 dengan spealisasi mekanika
pertahanan dan fondasi, yang kemudian membuat beliau diangkat menjadi Profesor
Teknik Sipil di Universitas Damaskus pada tahun 1972-1999.4
Meskipun dari segi latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang nyaris tidak
bersentuhan dengan bidang keagamaan, akan tetapi Muhammad Syahrur tetap tertarik
untuk melakukan studi dan penelitian terhadap agama Islam. Adapun yang di jadikan
landasan dalam melakukan studi tentang agama di dapat dari beberapa filsafat, teori,
ataupun pemikiran yang mempengaruhi Muhammad Syahrul, seperti filsafat Hegelian
yang diketahui saat belajar di Dublin, pemikiran Alfred White Northead tentang filsafat
proses, filsafat marxisme dan komunisme saat belajar di Syiria, dan pengaruh dari
temannya, Ja’far Dak Al-Bab.
Hudud secara bahasa adalah jamak dari kata had yang berarti memisahkan salah satu
barang (sesuatu) agar tidak tercampur dengan yang lain, atau salah satunya tidak
melampaui batas yang lainnya.5 Secara etimologi dapat dirumuskan bahwa hudud adalah
suatu pemisah atau pembatas yang tidak boleh dilewati karena suatu pelanggaran yang
mempunyai hukum.
4
Ahmad Fatah, Hermenuitika Muhammad Syahrur (telaah tenteng teori hudud) STAIN Kudus 2017.
5
Muhammad bin Mukarram bin Mansyur. 1409. Lisan al-Arab. Juz III. Bairut: Dar sadir.
Had zina (hukum zina) ditegakkan untuk menjaga keturunan dan nasab. Had al-
Qadzaf (hukuman orang menuduh zina tanpa bukti) untuk menjaga kehormatan dan harga
diri, Had as-Sariqah (hukuman mencuri) untuk menjaga harta. Had al-Hirabah (hukuman
para perampok) untuk menjaga jiwa, harta dan harga diri kehormatan. Had al-Baghi
(hukuman pembangkang) untuk menjaga agama dan jiwa. Had ar-Riddah (hukuman
orang murtad) untuk menjaga agama. Had peminum khamar untuk menjaga akal.6
Menurut Muhammad Syahrur (L. 1938 Di Damaskus) Teori batas (hudud) yang
ditetapkannya antara lain:
1. Poligami
"Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap perempuan (yatim), maka
nikahilah yang kamu senangi dari wanita-wanita (lain): dua, tiga, atau empat. Lalu jika
kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka seorang saja atau hamba sahaya wanita
yang kamu miliki, yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya."
a) Batas-batas Kuantitas
Muhammad Syahrur (L. 1938 di Damaskus) menyatakan bahwa ayat ini membicarakan
pernikahan dengan redaksi fankihu yang kemudian mengawali jumlah istri dengan angka 2
(matsna). Batas minimal istri adalah 1 orang perempuan dan batas maksimalnya adalah 4
orang perempuan. Proses peningkatan jumlah ini diawali dengan dua, tiga, dan terakhir
empat. Dalam hubungan bilangan bulat, karena manusia tidak dapat dihitung dengan angka
pecahan.
Poligami dibolehkan selama berada pada batasan hukum tersebut, yaitu antara satu
sampai empat. Orang yang menikah dengan satu istri berarti dia telah mengikuti batas
minimal hukum Allah, dan yang menikahi empat istri, dia juga tetap dalam batasan maksimal
hukum Allah secara kuantitatif
6
Kholid Syamsuddin. Taukah anda apa itu Hudud?. Dikutip oleh website: http://ekonomisyariat.com/belajar-
islam/taukah-anda-apa-itu-hudud.html
7
Muhammad Syahrur. 1997. Al-Kitab wa Al-Qur'an. Maktabah Wahbah
b) Batas-batas dari sisi kualitas
Syahrur (L. 1938 di Damaskus) menekankan pemahaman munasabah ayat dalam konteks
syarat dan jawab sayarat. Jadi dibolehkannya menikah sampai empat istri merupakan jawab
syarat dari ayat sebelummnya dan menjelaskan tentang keadilan pada anak yatim. Hal ini
menunjukkan bahwa pernikahan kedua sampai keempat berkaitan erat dengan memelihara
anak yatim. Dengan kata lain, wanita yang boleh dinikahi sebagai istri kedua, ketiga, atau
keempat, itu adalah ibu anak-anak yatim (janda) dan tidak dibolehkan menikahi wanita
perawan.8
2. Kewarisan
Syahrur (L. 1938 di Damaskus) menyatakan bahwa ayat waris ini menjelaskan
tentang batasan maksimal yang berlaku bagi laki-laki dan batasan minimal bagi perempuan.
Jika beban ekonomi keluarga sepenuhnya atau seratus persen ditanggung pihak laki-laki.
Sedangkan pihak perempuan sama sekali tidak terlibat atau nol persen, dalam kondisi ini
batasan hukum Allah dapat diterapkan yaitu memberikan dua bagian pada laki-laki dan satu
bagian bagi perempuan. Selanjutnya Syahrur menyatakan bahwa dari sisi presentase, bagian
minimal bagian perempuan adalah 33.3%, sedangkan bagian maksimal bagi laki-laki adalah
66.6%. Oleh karena itu jika memberi laki-laki sebesar 75% dan perempuan diberi 25%, maka
telah melanggar batasan yang telah ditetapkan oleh Allah, namun jika membagi 60% bagi
laki-laki dan 40% bagi perempuan, maka tidak melanggar batasan hukum Allah karena masih
berada dalam lingkup batas hukum Allah.9
8
Sahiron Syamsuddin dan Burhanuddin Zaki. 2007. Prinsip dan Dasar Hermeneutik Hukum Islam Kontemporer.
Yoyakarta: ELSAQ Press.
9
"Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan
kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali (yang biasa)
nampak daripadanya, dan hedaklah mereka menutupkan kain kudung ke dalamnya dan
janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka atau ayah mereka,
atau ayah suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara
laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam,
atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai
keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita, dan
janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan
dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu
beruntung".
"Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang
mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka". Yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena mereka itu diganggu, dan
Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".
10
perhiasan yang bersembunyi secara fisik dan melarang mereka memberlihatkan bagian
tersebut.
11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Muhammad Syahrul adalah salah satu tokoh pemikir kiri atau Islam liberal yang
memiliki nama asli Muhammad Syahrul Ibnu Dayb, beliau lahir di perempatan Salihiyah,
Damaskus, Syria pada tanggal 11 April 1938. Muhammad Syahrul menempuh pendidikan
dasar dan menengahnya di Syria hingga memperoleh ijazah Sekolah Menengah pada tahun
1957 dari lembaga pendidikan formal Abdur Rahman Al-Kawakibi Damaskus.
Hudud secara bahasa adalah jamak dari kata had yang berarti memisahkan salah satu
barang (sesuatu) agar tidak tercampur dengan yang lain, atau salah satunya tidak melampaui
batas yang lainnya. Secara etimologi dapat dirumuskan bahwa hudud adalah suatu pemisah
atau pembatas yang tidak boleh dilewati karena suatu pelanggaran yang mempunyai hukum.
Jenis-jenis hudud sebagaimana diklasifikasikan oleh fuquha adalah: perzinahan, qazaf
(menuduh berzinah), pencurian, hirabah (pengacau), dan bughat (makar), murtad, serta
peminum khamar.
Daftar Pustaka
Hendri Hermawan Ardiansyah dkk “Reaktualisasi Hukum Islam di Indonesia
(Analisis terhadap teori hudud Muhammad Syahrur) Universitas Dian Nusantoro,
IAIN Pekalongan, UIN semarang. 1 maret 2018
Hendri Hermawan Ardiansyah dkk “Reaktualisasi Hukum Islam di Indonesia
(Analisis terhadap teori hudud Muhammad Syahrur) Universitas Dian Nusantoro,
IAIN Pekalongan, UIN semarang. 1 maret 2018
Arifin: Ahmad Fatah, Hermenuitika Muhammad Syahrur (telaah tentang teori hudud)
STAIN Kudus 2017
Ahmad Fatah, Hermenuitika Muhammad Syahrur (telaah tenteng teori hudud) STAIN
Kudus 2017
Muhammad bin Mukarram bin Mansyur. 1409. Lisan al-Arab. Juz III. Bairut: Dar
sadir.
Kholid Syamsuddin. Taukah anda apa itu Hudud?. Dikutip oleh website:
http://ekonomisyariat.com/belajar-islam/taukah-anda-apa-itu-hudud.html
Muhammad Syahrur. 1997. Al-Kitab wa Al-Qur'an. Maktabah Wahbah.
Sahiron Syamsuddin dan Burhanuddin Zaki. 2007. Prinsip dan Dasar Hermeneutik
Hukum Islam Kontemporer. Yoyakarta: ELSAQ Press.