Anda di halaman 1dari 4

LEARNING FROM INCIDENTS – SAFETY ALERT No 46

FATALITY PADA KEGIATAN PEMBONGKARAN MENARA PENYALUR PETIR DI SP


CILAMAYA UTARA (CLU) SUBANG FIELD, PT PERTAMINA EP ASSET 3
TUJUAN/KEGUNAAN
 Mencari dugaan sementara penyebab insiden (most probable causes).
 Sebagai tindakan pencegahan (preventive action) agar kejadian yang serupa tidak
terjadi di lokasi / unit lain.
 Sebagai lesson learn / pembelajaran dari setiap insiden, dan perlu diyakinkan sudah
sampai ke tingkat pelaksana dilapangan, sehingga para pekerja / mitra kerja di lapangan
lebih waspada terhadap resiko yang dihadapinya.
 Mendorong para pekerja mengenali resiko sejenis di area kerjanya

TARGET AUDIENCE
Safety alert ini ditujukan kepada semua pelaksana / pekerja / mitra kerja Unit Operasi dan
Anak Perusahaan Pertamina agar pekerjaan dilaksanakan secara aman.

DESKRIPSI KEJADIAN
PT Pertamina EP Asset 3 - SP Cilamaya Utara (CLU) Subang Field, melakukan kegiatan
pembongkaran menara penyalur petir yang tidak digunakan lagi sejak tahun 2013 (Menara
didirikan tahun 1997 dengan konstruksi type triangle yang terdiri dari 8 section @ 4.5 m).

Kegiatan pembongkaran dilakukan oleh 3 (tiga) orang pekerja Kontraktor, 1 (satu) orang
bertugas melepas baut sambungan pengikat section antar menara dengan cara memanjat
menara dan menggunakan body harness yang terikat pada menara dibawah section menara
yang akan dilepas/diturunkan, sedangkan 2 (dua) orang lain berada dibawah bertugas
mengendalikan tali untuk menurunkan section menara yang sudah dilepas.

Pada hari Senin, 30 Nopember 2015 berhasil diturunkan 1 (satu) section menara no. 8,
berlanjut hari Selasa, 01 Desember 2015 diturunkan 1 (satu) section no. 7, tanggal 2-4
Desember tidak ada kegiatan pembongkaran, dilanjutkan hari Sabtu, 5 Desember 2015.

Sabtu, 5 Desember 2015, pukul 11:00 WIB dilakukan upaya pelepasan baut-baut menara
section no. 6, Pukul 12:15 WIB cuaca mulai mendung dan diiringi tiupan angin, pekerjaan
dilanjutkan karena menara section no. 6 sudah terlepas dan siap diturunkan. Pukul 12:25
WIB, saat section no. 6 turun di posisi sekitar 3 meter, terjadi tiupan angin kencang sehingga
terjadi ayunan pada menara dan kerusakan beruntun, dimana menara section no. 2
(melintir), Korban yang berada dimenara section no. 5 secara refleks mendorong menara
section no. 6 yang sedang diturunkan, anchor sling labrang pengikat menara section no. 5
terputus, menara section no. 6 jatuh tidak terkendali (2 (dua) orang pekerja dibawah tidak
mampu menahan laju turun beban menara section no. 6 dan menyelamatkan diri) dan
menara roboh. Korban yang masih terikat dengan body harness ikut jatuh bersama menara
dengan posisi terlentang dan tertimpa menara section no. 5.

Pukul 12.30 WIB, Korban dievakuasi ke Klinik yang berjarak 7 KM dari SP Cilamaya Utara
dan dinyatakan meninggal saat sampai di klinik tersebut.

Disusun tanggal 14Desember 2015


DOKUMENTASI KEJADIAN

Sketsa Saat Kegiatan Pembongkaran Menara Penyalur Petir

Korban

Section V

Section VI
(sudah dilepas)

Section IV

Section III

Section II

Section I

Anchor yang
terlepas

Disusun tanggal 14Desember 2015


Foto Ilustrasi Kejadian Menara Penyalur Petir Roboh

Section 2 Section 3

Section 1 Section 4
Section 5

DUGAAN SEMENTARA (MOST PROBABLE CAUSES)


1. Struktur material konstruksi menara triangle telah mengalami penurunan kemampuan
(terdeformasi), khususnya pada section menara bagian bawah.
2. Adanya penambahan beban pada proses pembongkaran (penurunan menara, berat
badan korban dan beban dinamis akibat pergerakan korban) dan kondisi cuaca (tiupan
angin) menyebabkan bagian yang telah mengalami deformasi tidak mampu menahan
beban sehingga mulur (terpelintir) pada section menara bagian bawah (section no.2).
3. Peningkatan beban diatas menara mengakibatkan anchor pengikat tali Labrang menara
section no. 5 (pada posisi berlawanan arah jatuh menara) menerima beban berlebih dan
karena kondisinya yang telah mengalami penyusutan (korosi) menyebabkan anchor
tidak mampu menahan sehingga terputus dan menara roboh.
4. Korosi anchor terjadi karena posisi anchor yang tertimbun tanah dan dalam kondisi
lembab.
5. Kondisi anchor dan beberapa struktur yang telah mengalami deformasi tidak terdeteksi
sebelum pembongkaran karena survey sebelumnya dilakukan hanya untuk melihat
sambungan baut section menara dengan cara memanjat menara.

Disusun tanggal 14Desember 2015


LESSON LEARNED

1. Konstruksi peralatan yang ada didalam area kerja harus tetap dilakukan pemeliharaan
hingga dilakukan demolish, khususnya terhadap konstruksi bangunan tegak (tinggi).
2. Pemilihan dan penggunaan metode kerja agar disesuaikan dengan mitigasi yang
disyaratkan dan menggunakan teknologi yang tepat guna sesuai standard (contoh :
menggunakan man lift).
3. Lakukan identifikasi dan mitigasi bahaya dalam setiap tahapan pelaksanaan pekerjaan
selain dengan memperhatikan faktor manusia, peralatan, material, dan juga
memperhatikan kondisi lingkungan kerja dan cuaca serta prosedur kerja.
4. Yakinkan bahwa mitigasi resiko telah dijalankan dengan baik dan benar pada saat akan
memulai, pelaksanaan dan selesai pekerjaan.
5. Pengawasan dan control oleh pihak pemberi kerja (Pertamina) terhadap pelaksanaan
pekerjaan yang beresiko tinggi harus lebih ditingkatkan terutama pada waktu hari libur.

Disusun tanggal 14Desember 2015

Anda mungkin juga menyukai