Tower Transmisi adalah Konstruksi atau bangunan rangka baja yang menjulang
tinggi keatas untuk menopang konduktor SUTT/SUTET dengan ketinggian tertertu
sesuai dengan peruntukannya
Penopang SUTT/SUTET yang dipergunakan di PT PLN (Persero) antara lain :
Konstruksi tower merupakan jenis konstruksi SUTT / SUTET yang paling banyak
digunakan di jaringan PLN.
Pada konstruksi SUTT tenaga listrik disalurkan melalui kawat telanjang yang
ditopang oleh penopang yang kuat untuk menahan daya tekan, daya tarik baik kiri-
kanan maupun atas (uplift). Kekuatan ini akan disesuaikan dengan memilih tipe
tower yang tepat di PLN (Persero ) dapat dijumpai berbagai macam tipe tower baik
itu untuk tegangan sistem 150 KV dan untuk tegangan sistem 500KV.
Kelengkapan tower terdiri dari:
- Main body (rangka utama)
- Member tower (rangka miring = diagonal dan rangka datar = leveler)
- Mur – baut, washer
- Baut Panjat (step bolt)
- Penghalang panjat (anti climbing device)
- Papan petunjuk nomor urut tower, jurusan dan bahaya (number & danger
plate)
Step bolt dipasang selain untuk keperluan saat konstruksi berlangsung juga untuk
memudahkan petugas pemeliharaan melaksanakan tugasnya memelihara SUTT /
SUTET di bagian atas
Secara garis besar dalam gambar dapat dijelaskan sebagai berikut :
Jenis-jenis alat pengaman diri yang wajib disediakan untuk pemanjatan tower
transmisi pada saat pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan SUTT/SUTET
diantaranya adalah :
Handlines
Sock absorber
Carabiner
Snatchblock
Pagar rantai Pembatas Kerja
Bendera rambu 2
Tower latice dapat dipanjat oleh petugas yang berwenang dengan menggunakan 2
(dua) cara yaitu :
1. Pemanjatan Tower Melalui Step Bolt
2. Pemanjatan Tower Melalui rangka diagonal
Dua cara ini bisa dilakukan kedua dua atau salah satu tergantung keperluannya
namun demikian , dengan melalui step Bolt pemanjatan tower dapat dilakukan
lebih mudahkaren
Pemanjatan melalui rangka besi misalnya diagonal dilakukan bila pemanjatan
tower melalui step bolt tidak memungkinkan misalnya karena step boltnya hilang
atau rusak
Pemanjatan tower baik itu pada tower latice atau tower Pole hendaknya
menggunakan peralatan K3 misalnya menggunakan Lanyard bila melakukan
pemanjatan tower melalui rangka diagonal dan menggunakan stoper dan hand
lines bila memanjat tower menggunakan step bolt
bahaya jatuh namun masih akan merasa nyaman untuk mengerjakan sesuatu
yang menjadi tugasnya masing masing.
Untuk melaksanakan penyelamatan korban kecelakaan dari dari tower atas perlu
ketelitian dan peralatan yang memadai jangan sampai perlakuan terhadap korban
menjadi penambahan penderitaan korban
Peralatan untuk Tower Rescue pada umumnya sudah dipergunakan oleh setiap
lines man untuk bekerja namun meskipun demikian seharusnya dimiliki kit khusus
untuk pelaksanaan Tower Rescue dimana peralatannya antara lain :
1. Persiapan
dari mulut ke mulut dan mintalah orang lain untuk segera memanggil
dokter dan ambulance .
3. Bila denyut jantung berhenti lakukan pertolongan pertama resusitasi
jantung – paru yang disebut CPR (Cardio Pulmonory Resuscitation)
untuk hal ini perlu pelatihan yang seksama sehingga tidak menambah
cedera pada sikorban akibat terjadi kesalahan dalam penanganan
Langkah–langkah dalam melakukan resusitasi :
a. baringkan korban terlentang diatas alas yang keras
b. topang lehernya dan tengadahkan kepalanya supaya jalan napasnya
lurus
c. buka mulutnya dan keluarkan setiap sumbatan termasuk gigi palsu
dengan menggunakan jari jari anda
d. Pijit hidung sampai lobang hidungnya tertutup
e. Ambil napas panjang
f. Tutup mulut korban dengan mulut anda
g. Hembuskan napas kemulut korban 4 x berturut turutdengan cepat
sambil memeriksa apakah dadanya ikut berkembang
h. Teruskan menghembuskan napas secara kuat dan tetap setiap 5
detik (12 x / menit) untuk anak kecil 3 x (20 x / menit ) jangan
berhenti sampai korban mulai bernapas sendiri atau petugas medis
telah datang
3. Pelaporan
a. Buat berita Acara
b. Catat tanggal dan waktu kejadian
c. Catat waktu evakuasi
d. Buat kronologis kejadian
e. Catat tindakan yang telah dilakukan dalam evakuasi korban