Anda di halaman 1dari 4

Meninjau Aspek Geologi Ibukota Baru RI

Dalam beberapa bulan terakhir, sedang hangat isu tentang pemindahan ibukota RI yang
digagas oleh Presiden RI, Bapak Joko Widodo. Pemindahan Ibukota Jakarta yang telah
menjadi Ibukota RI semenjak kemerdekaan negara ini direncanakan akan pindah ke Provinsi
Kalimantan Timur, tepatnya di Kabupaten Kutai kartanegara dan Kabupaten Penunjam Paser
Utara. Pemindahan Ibukota didasarkan bahwwa pertimbangan bahwa Jakarta telah
menghadapi masalah yang begitu kompleks dan sulit diurai akibat dari overload-nya kota
tersebut. Permasalahan mulai dari kebanjiran, land subsidence, kemacetan, dan berbagai
permasalahan yang diakibatkan oleh kepadatan penduduk yang semakin kompleks. Maka atas
dasar itu, pemerintah mulai mengkaji pemindahan ibukota RI.

Pemindahan ibukota sebenarnya bukanlah hal baru. Indonesia telah beberapa mengalami
pemindahan ibukota sejak awal kemerdekaan. Seperti saat pemindahan ibukota RI ke
Bukittinggi oleh Syafruddin Prawiranegara selaku mandataris PDRI saat agresi militer
Belanda. Dan pemindahan ibukota ke Yogyakarta menjelang agresi militer Belanda.
Meskipun begitu, pemindahan bersifat sementara akibat keadaan genting dan mendesak.
Sedangkan pemindahan yang sedang dikaji adalah pemindahan yang bersifat permanen dan
mengikat.

Lokasi ibukota baru yang direncanakan berada di Provinsi Kalimantan Timur, tepatnya di
Kabupaten Kutai kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara. Dua kabupaten ini telah
menyediakan lahan yang siap dibangun dan tinggal menunggu undang-undang yang
mengatur perpindahan ibukota dan masterplan pembangunan. Namun sebenarnya bagaimana
ibukota baru RI ini apabila ditinjau dari sisi geologi?.

Provinsi Kalimantan Timur, adalah sebuah Provinsi


di Pulau Kalimantan dibagian timur berbatasan
dengan Selat Makassar, dibagian barat berbatasan
dengan kalimantan tengah, diselatan berbatasan
dengan Kalimantan Selatan dan diutara berbatasan
dengan

Gambar 1. Letak Provinsi kalimantan Timur Kalimantan


Utara. Provinsi
ini adalah provinsi terluas kedua sebelum pemekaran dan
mekar membentuk provinsi Kalimantan Utara. Di
provinsi inilah, 2 kabupaten yang direncanakan akan
menjadi ibukota baru RI. Yaitu Kabupaten Kutai
Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara.

Kabupaten Penajam Paser Utara, adalah sebuah kabupaten di


Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Ibu kotanya terletak di Gambar 2 Kabupaten Penajam Paser Utara
Penajam. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara disebelah Utara, sebelah
timur berbatasan dengan Selat Makassar dan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Paser serta
sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kutai
Barat. Jumlah penduduk kabupaten ini di tahun
2019 berjumlah 173.671 jiwa. Penajam Paser
Utara merupakan kabupaten hasil pemekaran dari
Kabupaten Pasir (kini Paser) pada tahun 2002.
Sebagian dari daerah kabupaten ini dan Kabupaten
Kutai Kartanegara akan dijadikan lokasi ibu kota
baru.

Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan sebuah

Gambar 3 Kabupaten Kutai kartanegara kabupaten di Kalimantan Timur, Indonesia. Ibu


kota berada di Kecamatan Tenggarong. Kabupaten
Kutai Kartanegara memiliki luas wilayah 27.263,10 km² dan luas perairan sekitar 4.097 km² yang
dibagi dalam 18 wilayah kecamatan dan 225 desa/kelurahan dengan jumlah penduduk mencapai
626.286 jiwa (sensus 2010) dan di tahun 2019 bertambah menjadi 696.784 jiwa. Sebagian dari
wilayah kabupaten ini ditambah sebagian wilayah di Kabupaten Penajam Paser Utara akan dijadikan
lokasi ibu kota baru Indonesia, yakni kecamatan Samboja dan kecamatan Sepaku Semoi di kabupaten
Penajam Paser Utara.

Ibukota RI yang baru nantinya akan menempati sebagian wilayah dua kabupaten tersebut. Sehingga
jika ingin membahas tentang bagaimana kondisi geologis ibukota baru, maka perlu untuk meninjau
kondisi geologi dari dua wilayah ini.

Untuk Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai kartanegara yang akan dijadikan lokasi ibukota baru
sendiri berada pada peta geologi lembar Muara Wahau, Muara Wesan, Muara Ancalong, Sangatta,
Longi Ran, dan Samarinda buatan S. Suspriatna dan H.Z Abidin (1995).

Secara garis besar, berdasarkan peta geologi tersebut dapat dilihat bahwa batuan tertua pada wilayah
ini terdapat pada formasi batuan ultramafik di lembar peta geologi Muara Ancalong. Formasi ini
berumur Triasik sampai Jurasik. kemudian Formasi Telen yang berumur Jurasik akhir sampai
kretaseus (kapur) awal yang merupakan formasi yang berisi perselingan batusabak, rijang, batupasir
malih dan batu lanau malih. Ketebalan kurang lebih 1000 m, formasi ini bersentuhan sesar dengan
formasi satuan bancuh telen kelinjau dan berada dibawah batuan gunung api melang secara tidak
selaras. Dan juga satuan bancuh telen kelinjau yang memiliki umur hampir sama dengan formasi
telen. Serta formasi Buncuh tabang yang berisi batuan campur aduk lempung bersisik dengan struktur
mata ikan dan bodin yang terbentuk pada kretaseus sampai paleocene.

Diatas formasi batuan yang telah disebutkan, terdapat formasi batuan batuan yang terbentuk pada
masa tersier dan kuarter yang didominasi hasil bentukan lingkungan fluvial, lingkungan transisi, dan
laut dangkal yang saling bergantian menandakan adanya suatu siklus transgresi-regresi yang pernah
terjadi di daerah ini tetapi juga ada yang merupakan hasil dari pengendapan lingkungan laut terbuka
dan paparan seperti pada formasi Ojoh Bilang. Selain itu terdapat pula formasi batuan beku berusia
triasik dan tersier , yang menandakan bahwa pada masa itu terjadi peristiwa vulkanik di daerah
tersebut seperti formasi gunung api jelai, formasi intrusi sintang, formasi gunung api metulang,
formasi granit kelai, formasi batuan gunung api nyaan, formasi meragoh, formasi haruyan.
Mayoritas formasi batuan pada wilayah ini terbentuk dimasa
tersier dimana pada masa sebelum tersier, pembentukan formasi
batuan terjadi dimasa triasik yang merupakan batuan jenis
batuan beku atau metamorf sepert serpentinit dan basaltik.

Sedangkan pada masa tersier pada wilayah ini jenis batuan


yang terbentuk lebih beragam jenisnya. Hal ini menandakan
geodinamika diwilayah ini mencapai tingkat aktifnya di masa
tersier. Pada masa ini. terbentuk formasi formasi batuan
sedimen. Serta terbentuk beberapa zonasi metamorf pada batuan

Gambar 4 Serpentinit berumur lebih tua akibat intrusi magma yang membentuk andesit
basal di formasi terobosan Atan yang menerobos formasi Telen.
Untuk batuan sedimen, terutama didominasi sedimen dengan lingkungan pengendapan transisi sampai
laut dangkal meskipun dibeberapa lokasi merupakan sedimen laut sub-neritik dan bentukan dari kipas
turbidit. sedimen di dominasi oleh jenis silisiklastik berbutir sedang sampai halus dan batuan
karbonat. Dibeberapa tempat juga ditemukan konglomerat, lignit, dan rijang seperti pada formasi
Kampung Baru. Dimana umur formasi yang merupakan hasil dari lingkungan pengendapan transisi-
laut lebih tua daripada formasi hasil bentukan fluvial yang menyiratkan bahwa setting wilayah ini
kemungkinan adalah suatu wilayah hasil proses regresi.

Untuk struktur geologi yang berkembang di


wilayah ini cukup beragam. Terdapat struktur
perlipatan, termasuk didalamnya adalah
perlipatan terutama pada antiklinorium
samarinda. Lalu ada sesar dan kelurusan.
Kegiatan tektonisme yang membentuk
struktural wilayah ini bekerja pada waktu
yang berbeda beda di tiap wilayahnya.

Pada wilayah ini, struktur geologi dan


tektonika yang bekerja dapat dilihat dari

Gambar 5 Antiklinorium Samarinda lipatan yang dialami oleh formasi Tanjung,

Tuyu, Pamaluan, dan Pulubalang dengan kemiringan 25-50 derajat.


Terdapat antiklin dan sinklin dengan sumbu antiklindan sinklin berarah
hampir sama yaitu timur laut-barat daya diantaranya antiklin Muara Gusi,
antiklin Kelawit, antiklin Sambut yang dibentuk oleh formasi Tanjung,
Tuyu dan Pamaluan. Sedangkan formasi Balikpapan dan Pulubulung
membentuk sinklin. Terdapat beberapa jenis sesar yang berkembang
diwilayah Longiram, yaitu sesar turun atau normal fault yang memiliki
arah barat laut-tenggara sampai utara timur laut-selatan barat daya yang
hampir searah dengan sumbu lipatan batuan. Sesar transform yang
berarah timur laut-barat daya, reverse fault berarah timur laut-barat daya.
Penyesaran batuan terjadi setelah miosen yaitu saat terakhir
pengangkatan tinggian Kuching dan pegunungan Meratus. Untuk

kelurusan terjadi pada formasi Pamaluan sampai formasi Kampung Gambar 6 Pegunungan Meratus
Baru dengan arah Barat daya- timur laut. Kemudian Terdapat
Antiklinorium Samarinda berarah timurlaut-baratdaya. Formasi Babaluan, Bebuluh, Balikpapan
membentuk lipatan 40-75 derajat. Di Muara Ancalong terdapat sesar normal dengan arah barat daya-
timur laut dan perlipatan utara-selatan. Di Muarawahau, sesar yang ada umumnya memiliki arah barat
laut-timur laut ke barat daya- tenggara. Di daerah ini, kegiatan tektonisme dimulai sejak dari jaman
mesozoikum dengan muncul batu ultramafik. Didaerah Sangatta, lipatan umumnya berarah utara-
selatan dan sebagian kecil berarah barat-timur.

Berdasarkan pembahasan diatas diharapkan natinya pemerintah yang sedang menggarap masterplan
pembangunan ibukota mapu memperhatikan berbagai aspek aspek geologi yang tentunya agar
pembangunan dapat ramah alam, serta berwawasan lingkungan dan tidak merusak.

Sumber:

Peta Geologi lembar Muara Wahau, Muara Wesan, Muara Ancalong, Sangatta, Longiram, dan
Samarinda. S. Suspriatna dan H.Z Abidin . 1995

Anda mungkin juga menyukai