Anda di halaman 1dari 6

Nama : Joseph Trialfian Fanema Hulu

NIM : 01.1.2018.1.05
Ringkasan Diktat Yunani Eksegesis (Hal. 50-89)

STUDI MENDALAM (INTENSIF: LANGKAH POKOK 2)

Studi tinjauan ditujukan untuk tinjauan umum tehadap buku PB itu sebagai keseluruhan,
dengan tujuan mengenali isi, latar belakang sejarah, serta argumennya. Misalnya, sesuatu
paragraf dalam buku tertentu.

A. Analisa Pengamatan : Tinjauan Sekilas Terhadap Paragraf


1. Terjemahkan paragraf dari buku teks Yunani dengan bantuan leksikon dan / buku
gramatikal.
2. Tempatkan paragraf itu dalam konteksnya
Dalam tahap awal, penting sekali sekali untuk memperhatikan apa yang langsung
mendahuluinya dan mengikutinya, dan juga hubungan-hubungan literer yang terlibat.
3. Tetapkan jenisnya Literernya
Jenis literer menentukan penggunaan kata-kata untuk menyampaikan makna.
Seperti cerita sejarah, surat kiriman, atau apokaliptik. Dan komposional yang digunakan.
Seperti, puisi, perumpamaan, amsal, atau bahsa kiasan lainnya.
4. Perhatikan permasalahan pokok dalam paragraf itu
Melibatkan pemakaian enam pertanyaan yaitu : 5W1H yang dengannya orang,
tempat, peristiwa dan gagasan pokok paragraf akan dapat ditentukan.
5. Tuliskan tujuan pengendali paragraf sementara paragraf itu
Tujuan pengendali paragaraf merupakan suatu konsepsi atas paaragraf seabgai
keseluruhan, yang menjadikan bagian-bagian kecil paragraf itu berfungsi maksimal.
6. Amati seluruh paragraf dan daftarkan masalah – masalah yang perlu dipecahkan
a. Terdapatkah masalah tekstualnya?
b. Terdapatkah adanya masalah gramatika?
c. Terdapatkah adanya masalah strukturalnya?
d. Terdapatkah adanya masalah leksikal?
e. Terdapatkah adanya masalah konsepsi/sejarah?
f. Terdapatkah adanya masalah eksegetis?
B. Analisis tekstual : Memecahkan masalah-masalah Tekstual
1. Definisi kritik tekstual ( kritik rendah )
Kritik tekstual adalah suatu studi tentang Salinan-salinan karya tulis apa pun,
yang naskah aslinya tidak lagi diketahui, dengan tujuan untuk menetapkan teks aslinya.
2. Pentingnya kritik tekstual perjanjian baru
Pentingnya kritik tekstual merupakan bagian yang dasar sekali dalam proses
eksegesis. Sebab hal itu memang punya pengaruh terhdap doktrin atau pengajaran.
3. Masalah kritik tekstual perjanjian baru
Teks asli PB tidak terawatkan dengan sempurna dalam salah satu sumber manapun.
4. Sasaran kritik tekstual perjanjian baru
Tugas pokok kritik tektual adalah memulihkan sesuatu karya tulis ke teks aslinya.
5. Metode – metode tekstual perjanjian baru
a. Pandangan teks mayoritas mendasarkan pada bukti – bukti luar.
b. Pandangan wescott-Hort: bukti dalam memiliki peran sangat menentukan. Pandangan
ini mengajarkan agar membuat keputusan berdasarkan bukti dalam.
c. Pandangan Kilpatrick : keputusan didasarkan hanya pada bukti dalam. Bukti dalam
adalah satu-satunya dasar dalam pengambilan keputusan, mana yang dianggap sebagai
bunyi asli.
d. Aliran Eklektik: bukti luar dan dalam diperhitungkan setara.
Salah satu tidak boleh memberi suara lebih banyak dari yang lain dalam menentukan
hasil akhir.
6. Sumber – sumber kritik teks perjanjian baru
Study bukti luar berarti penyelidikan, perbandingan, penilaian, dan penggolongan
naskah sumber teks yang diselidiki.
a. Pencatatan Bukti-bukti
Naskah asli PB tidak ditemukan lagi
Naskah-naskah Yunani
 Papyrus
 Unsial
 Miniskul
 Lectionary (lect)
Versi-versi Kuno

 Versi bahasa Latin  Versi bahasa coptik


 Versi bahasa Syria  Versi bahasa lain-lain

b. Klasifikasi bahan – bahan


Bidang ini merupakan pusat perdebatan berkenaan dengan bukti luar.
 Jenis Teks Byzantium
 Jenis Teks Aleksandria
 Jenis Teks Barat
 Jenis-jenis Kaisarea
c. Manfaat bahan-bahan
7. Sumber Kritik Tekstual PB: Bukti Internal
a. Bukti Transkipsional
Bukti internal didasarkan pada pengaruh penyalin teks.
1) Perubahan tak disengaja (mayoitas)
 Salah Lihat (salah lihat, keliru huruf, baris berakhir dengan huruf yang sama,
metatesis).
 Salah Dengar (kekeliruan menyangkut pilihan diftong bahasa Yunani).
 Salah Ingat (ini menyangkut soal pertukaran kata bersinonim, urutan kata).
 Salah Duga (penyalin kadang kala menggunakan ruang pinggir untuk
menunjukan kata terhilang, sehingga terjadi salah duga.
2) Perubahan disengaja (kecil jumlahnya)
Pada umumnya penyalin melakukan perubahan dalam usahanya untuk
memperbaiki, dan bukannya merusak, teks.
b. Factor Intrinsik
Bukti intrinsic didasarkan pada karya penulis Alkitab. Dalam bukti internal factor
ini dianggap paling subyektif, sebab sangat ditentukan oleh dugaan kritisi terhadap
maksud dan tujuan penulis.
8. Praktek Kritik Teks Perjanjian Baru
a. Pilihlah masalah yang akan dipecahkan.
Terjemahkan setiap bunyi yang didaftarkan di dalam paragraf itu, kemudian
tentukan bunyi mana yang membutuhkan penyelidikan lebih lanjut
b. Tentukan jumlah variannya
Idealnya setiap sumber yang tersedia harus diselidiki.
c. Terapkan bukti eksternal
 Golongkan bukti-bukti untuk masing-masing varian.
 Timbanglah bukti-bukti untuk setiap varian.
d. Terapkan bukti internal
 Tulislah setiap varian dengan huruf unsial.
 Selidiki bukti transkkripsional.
 Selidiki bukti-bukti intrinsic.
e. Sebutkan bunyi yang dipilih dan jelaskan alasannya.
9. Hasil Kritik Tekstual Perjanjian Baru
Setelah pemecahan kritik tekstual terselesaikan, maka kini siap untuk menulis
terjemahan kasar paragaraf itu dari teks Yunaninya.

C. Analisis Struktural : pemecahan masalah – masalah structural


Rangkaian dalam bahasa menyatakan dan mengungkapkan berbagai unsur pikiran
manusia. Struktur bahasa menyangkut soal saling kaitan kata sesuai dengan kaidah gramatika
dan pola literer, sebagai sarana penyuguhkan gagasan.
Analisis structural menyelidiki hubungan antara paragraf dan kalimat. Tata letak
mekanisme kurang rinci dan pendiagraman adalah du acara efektif untuk menyajikan analisis
structural secara visual. Sebagai kebalikan, pendiagraman membutuhkan banyak waktu,
tetapi hasilnya lebih memuaskan dan lebih jitu. Dengan mengingat hal itu , system berikut ini
telah dikembangkan, untuk membakukan pelaksanaannya, sehingga menjadikan cara ini
praktis untuk dilakukan baik di kelas maupun keperluan pribadi.
1. Definisi diagram
Diagram adalah alat peraga gramatikal. Manakala kata-kata dari teks disajikan
secara visual, maka pemahaman maknanya akan dapat dilakukan dengan lebih mudah dan
cermat. Diagram adalah sarana untuk mencapai sasaran.
2. Kegunaan diagram
Diagram paling efektif jika diterapkan kepada literature surat-surat kiriman,
karena disini hirarki gramtikal dan gagasan cukup nyata.
3. Prinsip – prinsip pendiagraman
a. Struktur sintaktis
1) Jenis kata: category yang digolongkan menurut lisan maupun tulisan.

 Nomina  Adverbia
 Pronominal  Preposisi
 Ajektifa  Konjungsi
 Verba  Partikel

2) Kalimat: sekelompok kata yang memiliki hubungan satu dengan lainnya,


sedemikian rupa, sehingga menyatakan gagasan utuh.
 Bagian kalimat
 Urutan kata
 Klarifikasi kalimat
3) Klausa : unit gagasan yang membentuk kalimat kompleks atau majemuk.
 Jenis-jenis klauasa
Ada dua (2) jenis klauasa yaitu: bebas dan terikat.
 Klarifikasi klausa terikat
Berdasarkan fungsi gramtikal.
- Klausa Subtantival
- Klausa Adjectival
- Klausa Adverbial
b. Struktur Literer
Struktur literer bertumpu pada saling kaitan gagasan, hubungan paragraf dengan
konteks harus dicermati. Hubungan literer yang paling dasar adalah perbandingan,
kontras, perulangan, pengkhususan, generalisasi, persebaban, penjelasan dan
penyimpulan.
4. Metode Pendiagraman
a. Peristilahan yang digunakan untuk pendiagraman kalimat Yunani.
1) Garis dasar
2) Anak tangga
3) Penumpukan
4) Pencabangan
5) Rak
6) Penyangga
7) Garis penghubung
8) Garis ruang
9) Penanda fungsi
10) Penempatan artikel
11) Alur gagasan
12) Penempatan penjelas
13) Tanda-tanda pengamatan
b. Prinsip-prinsip procedural pendiagraman kalimat Yunani
1) Temukan klausa terikat kalimat itu.
2) Lakukan analisis terhadap hubungan-hubungan sintaksis di dalam klauasa bebas.
3) Temukan hubungan di antara kata-kata dalam klausa bebas terhadap inti kalimat.
4) Urai dan/atau golongkan verba, nomina (kasus), serta berbagai jenis kata penting
lainnya, yang terdapat pada klausa bebas.
5) Temukan klausa terikat di dalam kalimat itu.
6) Temukan hubungan di antara klausa-klausa terikat – klausa subtantival, adjectival,
atau adverbial – terhadap klausa bebasnya.
7) Adakan analisis terhadap hubungan-hubungan sintaksis di dalam klausa terikat.
8) Temukan hubungan di antara kata-kata yang lain yang terdapat di dalam klausa
klausa terikat dengan inti kalimat.
9) Urai dan golongkan verba, nomina (kasus) kunci, dan berbagai jenis kata penting
lainnya, yang terdapat dalam klausa tersebut.
10) Jika terdapat lebih dari satu klausa bebas, perhatikan konjungsi koordinatif yang
ada di teks tersebut.

Anda mungkin juga menyukai