Anda di halaman 1dari 17

LJ

Ka u m Mu d a s
Suatu T in ja uan T eo lo gi s
e b ag a i Ge r ej a :
Te rh a d ap P e ra n a n G ereja
bagi Penumbuhan Spiritualitas Kaum Muda

Vivian Januari1

Pendahuluan
Salah satu alasan yang

P
elayanan gereja dipandang sebagai menyebabkan pelayanan kaum muda
aktivitas rohani yang secara rutin
menjadi tidak strategis adalah karena
dilakukan dalam komunitas orang
konsep gereja yang kurang tepat di
Kristen. Hal yang perlu menjadi pere
dalam memandang kaum muda. Ada
nungan bersama adalah sejauh mana
pandangan yang menganggap bahwa
gereja memandang pelayanan yang dila
kaum muda adalah masa depan gereja.
kukan secara rutin ini sebagai panggilan
Ted W. Engstrom mengatakan bahwa
untuk membawa jiwa-jiwa kepada Kris
pendapat "tomorrow belongs to today's
tus, terutama generasi muda yang cukup
youth" merupakan fakta yang sulit untuk
banyak dipengaruhi oleh budaya zaman.
diubah.2 Pandangan ini menganggap
Jika mengamati bentuk pelayanan
bahwa karena hari esok merupakan
gereja terhadap kaum muda,
milik kaum muda hari ini, maka
tampaknya pela yanan kaum muda
kontribusi kaum muda dalam
mulai menjadi per hatian gereja
komunitas gereja baru dapat dirasakan
khususnya di tengah pengaruh budaya
dan diterima "hari esok" ketika mereka
postmodern ini. Gereja mulai bergerak
sudah dewasa. Selain itu, budaya zaman
aktif dan memberi per hatian khusus
yang terus berubah banyak
terhadap pelayanan kaum muda. Akan
memengaruhi kaum muda yang
tetapi, pelayanan gereja terhadap kaum
berdampak pada selu ruh aspek
muda pada kenyataannya sedang
kehidupan mereka. Tantangan lain yang
berjalan di tempat dan tidak
dihadapi oleh gereja adalah bahwa
mengalami kemajuan. Akibatnya pela
cukup sulit untuk membangun
yanan kaum muda menjadi tidak strategis
paradigma yang tepat bagi gereja di
dan kaum muda perlahan akan mening
dalam melayani kaum muda. Pelayanan
galkan gereja.
kaum muda tidak dapat dikerjakan
dengan maksimal jika gereja masih
memegang

1.Alumnus STT Amanat Agung dan sekarang melayani sebagaiyouth pastor di GM!M Kristus Manado.
2.Roy G. lrving dan Roy B. Zuck, Youth and the Church: A Survey ofthe Church's Ministry to Youth (Chicago: Moody Press, 1968),
¥-
Mei 2016 Iministry 45
L

paradigma yang lama di dalam


(assembly) antara Allah dan umat-Nya
melakukan pelayanan kaum muda dalam
yang merujuk kepada pertemuan Allah
zaman yang terus berubah ini. Gereja
dan bangsa Israel di gunung Sinai. 3
perlu mema hami identitas kaum muda
Pemahaman mengenai konsep gereja
secara tepat, belajar mengenali
berawal dari dibentuknya suatu komu
karakteristik dan ke unikan mereka
nitas khusus, yaitu bangsa Israel yang
dalam pengaruh budaya zaman, serta
dipilih Allah dan terikat dalam perjanjian
menanamkan paradigma teologis yang
dengan Allah. Di dalam perkumpulan
tepat di dalam menumbuh kan
umat Allah, ada relasi yang dibangun di
spiritualitas kaum muda.
dalam komunitas tersebut. Allah
merancang pola komunitas umat Allah
Mengenal Kaum Muda dalam Kerangka
yang dibentuk berdasarkan bentuk
Teologis Gereja
relasi antara pribadi Allah Tritunggal, di
Memang di dalam Alkitab tidak ada
mana ada relasi yang dibangun di dalam
istilah khusus yang secara eksplisit me
komunitas tersebut.4 Hal ini terlihat
nyebutkan kata gereja, namun konsep
dari perkumpulan-per kumpulan ibadah
gereja secara mendasar dapat terlihat
polanya di dalam Alkitab, baik di Perjan yang dilakukan oleh umat Allah yang
jian Lama maupun di Perjanjian Baru. memperlihatkan bahwa perkumpulan
Konsep ini dimulai dari adanya suatu atau pertemuan yang dila kukan oleh
per kumpulan (gathering) atau umat Allah tidak hanya terjadi antara
pertemuan Allah dan umat-Nya semata. Per
kumpulan ibadah yang dilakukan oleh
umat Israel bertujuan untuk saling me
Gereja perlu memahami numbuhkaniman kerohanian umat
Allah melalui relasi yang dibangun
identitas kaum muda secara melalui orang-orang dari berbagai latar
tepat, belajar mengenali belakang usia, gender, dan status sosial.
karakteristik dan keunikan Berbicara mengenai relasi, maka dapat
mereka dalam pengaruh disimpulkan bahwa relasi terjadi jika
ada hubungan timbal balik, respons
budaya zaman, serta yang diberikan oleh kedua pihak dalam
menanamkan paradigma relasi tersebut. Demikian juga
teologis yang tepat di dalam dalamrelasi Allah dan umat-Nya (gereja),
menumbuhkan spiritualitas Allah pun menun tut untuk memberikan
respons, serta ber kontribusi dalam
kaum muda. membangun relasi de ngan Allah dan
bertumbuh dalam penge-

3. Christopher Green, Tfte Message of tfte Cfturcft: Assemble tfte People before Me (Nottingham: Inter-Varsity Press, 2013), 19.
4. Stanley J. Grenz. Tfteology for tfte Community of God (Nashville, Tenn.: Broadman and Holman, 1994), 112-113.
5.Everett Ferguson, Tfte Cfturcft of Cftrist: A Biblical Ecclesiology for Today (Grand Rapids, Mi.: Wm. B. Eerdmans Pub. Co., 1996),
91-92.

46 ¥-
L

nalan yang semakin dalam akan Allah.


ini menunjukkan bahwa setiap
Karena latar belakang adanya kebera
anggota akan berkontribusi dan
gaman di dalam komunitas umat Allah,
melayani anggota lainnya, dan tidak
maka kontribusi yang diberikan oleh
ada anggota yang akan berkontri
umat Allah juga bermacam-macam. Di
busi dengan cara yang sama ( ada
dalam Perjanjian Baru, rasul Paulus
peran yang berbeda antar tiap-tiap
meng gambarkan komunitas orang
anggota).
percaya dalam jemaat mula-mula
3. Anggota yang tampaknya paling
(ekklesia) dengan metafora gereja sebagai
sedikit kontribusinya justr u harus
tubuh Kristos. Ferguson juga
diberi perhatian lebih karena
menjelaskan bahwa gereja sebagai tubuh
kon tribusi mereka tetap
Kristus berbicara menge nai kesatuan di
dibutuhkan oleh seluruh tubuh.
dalamperbedaan, Kristus sebagai kepala
4. Masing-masing anggota saling
yang telah menebus ang gotanya.5 Gereja
memberi dampak kepada anggota
adalah buah karya Kristus yang
yanglain. Kesukaandan kesusahan
mengadopsi analogi tubuh manusia untuk
yang dialami oleh satu anggota akan
menggambarkan bahwa tidak ada satu
dirasakan bersama oleh anggota
anggota yanglebih mulia dari anggota
yang lain.
yang lain, melainkan masing-masing
5. Ada relasi yang dekat antara komu
anggota memiliki fungsi yang berbeda
nitas orang percaya dengan Kristus
untuk membangun dan menumbuhkan
sebagai kepala, bukan masalah ke
tubuh Kristus.
dekatan fisik, melainkan sebagai
Banks di dalam bukunya Paul's Idea
pemimpin yang menyatukan tiap
of Community memberikan beberapa
anggota.
analogi yang menggambarkan kehidupan
jema at Allah sebagai tubuh Kristus Berdasarkan beberapa penjelasan di
menurut 1 Korintus 12:12-30, sebagai atas, dapat disimpulkan bahwa gereja
berikut6 adalah komunitas yang dibentuk atas
1. Tubuh Kristus yang digambarkan inisiatif Allah untuk berelasi dengan
adalah komunitas di dalam gereja Allah, berkontribusi dalam misi Allah
lokal (dalam ha! ini jemaat Korin sesuai de ngan peran setiap anggota,
tus). Ada relasi antar anggota di da serta bersifat lokal dan utuh di mana
lam maupun di luar gereja, dan ada komunitas gereja sebagai tubuh Kristus
penghargaan yang tinggi akan pen memiliki bentuk, u tuh, dapat terlihat
tingnya local christian community. dan memiliki orga nisasi yang dikelola
2. Setiap anggota akan mendapatkan untuk menumbuhkan tubuh Kristus itu
pelayanan dari anggota lainnya. Hal sendiri.

6. Robert J. Banks, Paul's Idea of Community: The Early House Churches in Their Cultural Setting (Grand Rapids, Ml.: Baker
Academic, 2012), 59-61.

¥- 47
Mei 2016 Iministry
L

Di dalam gereja, kaum muda meru


pakan salah satu divisi dalam gereja lokal terus bertumbuh dalam Kristus. 9 Kaum
yang ditempatkan di dalam satu muda yang bertumbuh spiritualitasnya
kelompok berdasarkan usia. Kaum muda secara natural akan berkontribusi dalam
diberikan satu tempat khusus dalam dinamika kehidupan gereja yang akan
gereja lokal dengan pertimbangan ber dampak pada pertumbuhan gereja
bahwa kaum muda unik dan berbeda itu sendiri. Andrew Root mengatakan
sehingga memerlukan perhatian khusus bahwa pelayanan kaum muda banyak
untuk melayani kaum muda.7 Akan ditemui hanya dijalankan demi sebuah
tetapi, gereja perlu mema hami posisi program gereja namun kehilangan
kaum muda di dalam komu nitas gereja kebenaran teo logis yangberdasarkan
lokal, bahwa mereka pun merupakan kebenaran Firman Tuhan.10 Hal ini
anggota tubuh Kristus yang mampu disebabkan oleh memu darnya
berkontribusi secara utuh untuk pemahaman gereja secara teologis
bersama membangun dan menumbuh mengenai kaum muda. Oleh karena itu,
kan tubuh Kristus. Gereja lokal memang pelayanan kaum muda seharusnya meli
seharusnya memberi tempat untuk mela hat kaum muda sebagai human beings
yani kaum muda secara khusus, namun dan bukan objek yang memberikan angka
gereja juga harus mengingat identitas tertentu dalam statistik penambahan
kaum muda sebagai tubuh Kristus yang jumlah jemaat di gereja, atau hanya men
seharusnya ada di dalam dinamika komu jalankan program semata yang terus
nitas yang saling berelasi dan berinteraksi menerus berulang setiap tahunnya.
dengan generasi lain dan saling menum
Keunikan Spiritualitas Kaum Muda
buhkan iman kepada Allah.8
dalam Konteks Zaman
Melihat pentingnya peran kaum
Zaman yang ditawarkan hari ini adalah
muda
zaman yang muncul dari pemahaman
sebagai tubuh Kristus yang juga ber
kontribusi di dalam membangun tubuh bahwa budaya modern sudah berlalu dan
Kristus, maka gereja perlu dengan serius lahir budaya baru yang disebut postmo
memikirkan orientasi pelayanan kaum dernisme dengan paradigma baru dalam
muda. Mark Senter, seorang teolog prak menilai dunia.11 Budaya Postmodern me
tika dalam pelayanan kaum muda nanamkan pola pikir yang melawan mo
menga takan bahwa orientasi dernisme dengan menekankan nilai-nilai
pelayanan kaum muda seharusnya yang bersifat experiential, spiritual plu r
membawa kaum muda kepada alistic, relative, altruistic, communal,
penumbuhan spiritualitas yang

7. Jeff Baxter, Together: Adults and Teenagers Transforming the Church (Grand Rapids, Ml.: Zondervan, 2010), 150-51.
8. Baxter, Together, 152.
9. Mark H. Senter Ill dan Warren S. Benson, Pedoman Lengkap untuk Pelayanan Kaum Muda 1 (Bandung: Yayasan Kalam Hidup,
1999), 12-13.
10. Andrew Root, Taking Theology to Youth Ministry (Grand Rapids, Ml: Zondervan, 2012), 58.
11. Ivy Beckwith, Postmodern Children's Ministry: Ministry to Children in the 21st Century (El Cajon, CA: Youth Specialties, 2004), 20-
21.
L
48 ¥-
L

creative, environmental global, holistic,


authentic, relational.12 Altruistic merupa orang punya standar kebenarannya
kan suatu sifat tidak egois yang mem sendiri.
berikan perhatian besar kepada orang 4. Kaum muda sangat menghargai
lain. Sifat ini banyak diwujudkan dalam perbedaan, sehingga bertoleransi
aksi sosial, perjuangan hak asasi, kema terhadap banyak perbedaan yang
nusiaan, persahabatan, dan komunitas. terjadi di sekitar mereka.
Nilai-nilai yang ditanamkan tersebut 5. Kaum muda bersikap skeptis
merupakan nilai-nilai yang melawan nilai terha dap kebenaran yang
nilai inti di zaman modernisme yang se objektif.
lama ini cukup kuat dipegang oleh gene 6. Kaum muda merindukan relasi
rasi sebelumnya. Tidak ada lagi yang menetap dan mencari komu
kebenaran yang absolut, standar nitas yang dapat menerimamereka
kebenaran bagi orang yang memegang secara utuh.
prinsip ini adalah relatif dan bergantung 7. Kaum muda tertarik kepada hal-
pada komunitas di mana mereka berada. hal yang bersifat spiritual yang
Hal ini tentu men jadi tantangan bagi dapat dialami.
kekristenan yang meyakini bahwa
kebenaran Allah melalui Firman Tuhan Karakteristik-karakteristik di atas
adalah satu-satunya kebe naran absolut menunjukkan bahwa arus postmodern
dan mutlak. telah memengaruhi seluruh aspek kehi
Mueller menjabarkan beberapa karak dupan kaum muda. Pengaruh tersebut
teristik kaum muda dalam pengaruh dapat dilihat dari prinsip hidup kaum
post modernisme, antara lain: 13 muda, cara mereka berkomunitas, gaya
l. Kaum muda senang hidup di dalam hidup mereka, bahkan bagaimana cara
komunitas di mana mereka diikat mereka memandang sebuah nilai kebe
oleh cerita yang unik di dalamnya, naran. Dengan pengaruh postmodern
sehingga masing-masing komu yang kuat dalam hidup kaum muda, maka
nitas memiliki kisah yang berbeda. kemungkinan besar persoalan yang diha
2. Kaum muda lebih mementingkan dapi dalam pelayanan kaum muda adalah
emosi dan pengalaman dibanding gereja tidak dapat membendung derasnya
kan logika dan kepastian. arus postmodernisme dalam kehidupan
3. Kaum muda melihat kebenaran se kaum muda. Oleh karena itu gereja perlu
bagai hal yang subjektif, bagi me dengan serius memikirkan tentang spiri
reka kebenaran itu relatif dan tualitas kaum muda dalam pengaruh buda
setiap ya postmodern. Konsep spiritualitas Kris-

12. Tony Jones, Postmodern Youth Ministry: Exploring Cultural Shift, Creating Holistic Connections, Cultivating Authentic Community
(Grand Rapids, Ml.: Youth Specialties, 2001), 31-37. Altruistic merupakan suatu sifat tidak egois yang memberikan perhatian besar
kepada orang lain. Sifat ini banyak diwujudkan dalam aksi sosial, perjuangan hak asasi, kemanusiaan, persahabatan, dan komunitas.
13. Walt Mueller, Engaging the Soul ofYouth Culture: Bridging Teen Worldviews and Christian Truth (Downers Grove, lll: lnterVarsity
Press, 2006), 62-75.

¥- 49
Mei 2016 Iministry
L

ten pada kaum muda pada dasarnya


Spiritualitas Kaum Muda adalah Men
tidak berbeda dengan pemahaman
jadi Otentik
spiritualitas Kristen secara umum.
Budaya postmodern menjunjung tinggi
Menurut Alister McGrath, spiritualitas
otentisitas yang menuntut seseorang
Kristen merupakan sebuah pencarian
untuk menunjukkan keberadaan dirinya
terhadap kehidupan Kristen yang penuh
dengan perubahan paradigma dari bećng
dan otentik, termasuk pemahaman
relevant to bećng rea/. 15 Otentik dalam
mendasar tentang kekris tenan dan
seluruh pengalaman hidup yang semangat postmodern yang memberi
didasarkan atas dan dalam ruang lingkup pengaruh yang besar dalam hidup kaum
iman Kristen yang dibentuk melalui muda untuk bebas menjadi apa yang
kepercayaan kepada Allah, nilai-nilai yang mereka mau pada diri mereka. Semangat
tertanam melalui kebenaran Firman Allah, menjadi otentik sebagian besar terdorong
serta prinsip hidup yang menyentuh oleh motivasi untuk memperlihatkan
seluruh aspek hidup manusia.14 keberadaan mereka di tengah lingkungan
Konsep dasar spiritualitas Kristen di mana mereka berada. Akan tetapi, men
memberikan pengertian bahwa spiritua jadi otentik dalam spiritualitas Kristen
litas tidak hanya didasarkan atas tidak semata hanya berbicara mengenai
inisiatif Allah, tetapi juga respons tidak adanya kepalsuan dan hidup apa
manusia yang memberikan totalitas adanya. Spiritualitas Kristen berbicara
hidup yang dipim pin oleh Roh Kudus tentang bagaimana seseorang hidup jujur
melalui relasi yang dibangun dengan di hadapan Allah dan berupaya untuk
Allah. Bentuk spiritua litas seperti ini melakukan apa yang Allah inginkan dalam
pun seharusnya ditemu kan di dalam diri hidupnya. 16
kaum muda pada zaman ini, sekalipun Spiritualitas kaum muda adalah bagai
mereka mengekspresikan bentuk mana kaum muda selalu berupaya untuk
spiritualitas mereka dengan cara yang menjadi otentik, artinya kaum muda hi
dup jujur di hadapan Allah dan berupaya
berbeda. Ekspresi spiritualitas kaum
muda muncul dalam iman, pola pikir, nilai untuk mencari Tuhan. Mike Yaconelli
hidup, pengetahuan, relasi, bahkan cara yang dikutip oleh Tony Jones mengatakan
mereka hidup dalam berkomunitas. Pe bahwa "spiritualitas kaum muda yang
otentik merindukan relasi, misteri, penga
ngaruh budaya postmodern di tengah
laman, gairah, keheranan, kreativitas,
upaya penumbuhan spiritualitas kaum
dan spontanitas, lebih daripada kata-
muda menghasilkan tiga keunikan di
kata belaka, yaitu Yesus sendiri."17
dalam kaum muda mengekspresikan
Otentik tidak lagi dipandang sebagai
spi ritualitas mereka.
suatu upaya untuk

14.Alister E. McGrath , Christian Spirituality: An Introduction (Oxford, UK; Malden, Mass.: Blackwell Publishers, 1999), 2-3.
15. Jones, Postmodern Youth Ministry, 37.
16. Mike Yaconelli, Messy Spirituality (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 2007), 37-40.
17. Jones, Postmodern Youth Ministry, 90.

50 ¥-
L

Spiritualitas Kristen merupakan pat menjadi pintu masuk yang baik bagi
sebuah pencarian terhadap gereja dalam melayani kaum muda
kehidupan Kristen yang penuh karena hidup berkomunitas juga
dan otentik, termasuk merupakan pa radigma kekristenan yang
biblikal. Post modern bergerak kembali
pemahaman mendasar kepada komu nitas di mana seseorang
tentang kekristenan dan dapat berbagi, membangun komitmen,
seluruh pengalaman hidup bahkan menja dikan komunitas sebagai
yang didasarkan atas dan standar untuk mengambil sebuah
keputusan.18 Akan tetapi, gereja sebagai
dalam ruang lingkup iman tubuh Kristus yang merupakan sebuah
Kristen yang dibentuk melalui komunitas iman perlu melihat
kepercayaan kepada Allah, pentingnya peran komunitas sebagai
nilai-nilai yang tertanam salah satu ruang bagi penum buhan
spiritualitas kaum muda.
melalui kebenaran Firman
Ketika kaum muda berada dalam satu
Allah, serta prinsip hidup yang komunitas iman, maka penumbuhan spi
menyentuh seluruh aspek ritualitas kaum muda dilakukan melalui
hidup manusia. relasi di dalam komunitas iman tersebut.
Komunitas iman menuntut komitmen dari
menunjukkan eksistensi diri di hadapan kaum muda untuk mengalami perubahan
orang lain, melainkan upaya untuk hidup dan berupaya secara konsisten untuk
memenuhi panggilan Tuhan sebagai hidup serupa dengan Kristus.19 Komunitas
respons kepada Allah yang terlihat dari iman yang dibangun merupakan komu
sikap hidup dan paradigma berpikir nitas yang didasarkan pada komitmen dan
kaum muda. kesetiaan kepada Allah tanpa batas waktu.
Oleh karena itu, spiritualitas kaum muda
Spiritualitas Kaum Muda adalah Men berbasis komunitas tidak didasarkan pada
jadi Bagian dalam Komunitas idealisme kaum muda, melainkan didasar
Salah satu nilai yang diusung oleh kan pada ketundukan penuh kepada Allah
postmodernisme adalah kehidupan berko untuk meresponi panggilan Allah dan
munitas, membuat banyak kaum muda bertumbuh dalam komunitas iman.
membentuk komunitas-komunitas terten
Spiritualitas Kaum Muda adalah Ber
tu dalam lingkungan mereka. Nilai ini da-
karya melalui Kreativitas yang
Ditebus Postmodernisme menghasilkan
dam pak yang terekspresi dalam budaya
yang

18. Jones, Postmodern Youth Ministry, 35.


19. Craig R. Dykstra, Growing in the Life ofFaith: Education and Christian Practices (Louisville, Ky.: Geneva Press, 1999), 116-
117.
L
Mei 2016 I ministry
L

sangat dekat dengan kaum muda.


Paradigma Gereja dalam Penumbuhan
Industri periklanan, karya seni,
Spiritualitas Kaum Muda
arsitektur, musik, film, mengadopsi nilai
Ketika gereja mampu mengenali
postmodern dan mengolahnya secara
karakteristik dan keunikan kaum muda,
kreatif untuk me mengaruhi pola pikir
serta didasarkan dengan konsep teologis
kaum muda. Kaum muda berupaya
yang benar mengenai kaum muda dan
secara kreatif dan ber lomba-lomba
gereja. Pada akhirnya, gereja perlu memi
menghasilkan suatu karya untuk
kirkan paradigma teologis yang tepat di
menyatakan diri eksis, memperoleh
dalam menumbuhkan spiritualitas kaum
identitas dan penghargaan dari orang
muda. Paradigma yang dibangun harus
di sekitar mereka. Kreativitas menjadi se
dimiliki oleh gereja dan seluruh komu
buah nilai yang dikejar oleh kaum muda
nitasnya, yaitu hamba Tuhan, seluruh je
sebagai wujud pemenuhan kepuasan diri.
maat, majelis, pengurus, semua generasi
Secara teologis, kreativitas sesung
bahkan kaum muda itu sendiri. Di bawah
guhnya berasal dari Allah dan digunakan
ini merupakan tiga paradigma yang
untuk kesukaan dan kesenangan Allah,
perlu digarisbawahi sebagai prinsip
terbukti di dalam Alkitab
dasar bagi gereja untuk merancang
menggambarkan bahwa Allah pun
bentuk pela yanan kaum muda.
memberikan karunia kreativitas bagi
Pertama, gereja harus menyadari
orang-orang pilihan-Nya untuk
melakukan pekerjaan yang Ia
posisinya sebagai konteks yang stra
kehendaki.20 Oleh karena itu, spiritualitas tegis bagi penumbuhan spiritualitas
kaum muda pun seharusnya dapat ter kaum muda. Di dalam dinamika kehi
wujud lewat kreativitas mereka. Krea dupan berkomunitas, gereja perlu men
tivitas yang dimunculkan bukan sebagai jadi ruang bagi terbangunnya relasi antar
ekspresi menyatakan eksistensi diri, me anggota di dalam komunitas sehingga
lainkan untuk menikmati keindahan ma sing-masing anggota dapat berperan
dan bertumbuh melalui peran mereka.
yang Allah karuniakan. Kreativitas juga
Relasi menjadi kekuatan dalam proses
meru pakan suatu upaya untuk menjadi
penum buhan spiritualitas kaum muda
otentik dan menghasilkan suatu karya
ketika relasi itu diletakkan di dalam
yang ori ginal dan inovatif, sehingga
konteks komunitas iman dan dilakukan
karya yang dihasilkan dapat
secara intergenerasi. Di dalam relasi,
membangun dan me numbuhkan
kaum muda dapat belajar dari generasi
komunitas. Maka kreativitas kaum muda
Iainnya, kaum muda juga menemukan
seharusnya mampu men dorong kaum
muda untuk menghasilkan karya yang role model bahkan
didasarkan pada kekaguman menjadi role model bagi generasi lain.
dan kecintaan kepada Allah. Relasi menguatkan komunitas secara ke-

20. Steve Turner, Popcultured: Thinking Christianly about Style, Media and Entertainment (Nottingham: Inter-Varsity Press, 2013),
43-45.

52 ¥-
L

seluruhan karena relasi clalam komunitas


iman yang nyata clalam mendorong
iman melahirkan kasih, tanggung jawab,
proses penumbuhan spiritualitas
otentisitas, penerimaan, kepercayaan,
mereka.
respons, nasihat, teguran, perhatian, serta
Kedua, pelayan kaum muda berpe
melahirkan buah-buah Roh Kudus yang
ran penting sebagai fasilitator dalam
menjadi indikator penumbuhan spiritua
proses penumbuhan spiritualitas
litas seseorang. Dalam pelayanan kaum
mucla, menciptakan relasi menjadi suatu
kaum muda. Ticlak clapat disangkal bah
strategi bagi gereja untuk mengenali ka wa pelayan kaum muda memegang
tanggung jawab penting di dalam upaya
um muda lebih dalam serta memahami
penumbuhan spiritualitas kaum muda.
kebutuhan mereka.
Pelayan kaum mucla diharapkan memiliki
Relasi memberikan ruang bagi
kompetensi yang baik clalam berkhotbah,
kaum mucla untuktampil secara otentik,
mengajar, konseling, clan kreatif. Namun
karena kaum mucla yang telah dikenal
kompetensi yang dimiliki oleh seorang
baik oleh komunitasnya merasa tidak
pelayan kaum mucla harus disertai
perlu takut untuk menjadi dirinya
dengan paradigma bahwa segala yang
sendiri. Relasi juga memberikan ruang
mereka lakukan clan sediakan aclalah
bagi kaum muda untuk berperan di
upaya untuk memfasilitasi kaum muda
dalam komunitas. Kontribusi yang
untuk ber tumbuh, karena penumbuhan
diberikan dalam komu nitas tidak hanya
spiritualitas kaum muda merupakan hal
berbicara mengenai aktivitas dalam
yang harus dikerjakan sendiri oleh kaum
dinamika kehidupan ge reja. Akan tetapi,
mucla seba gai respons personal kepada
kontribusi dan keter libatan kaum
Allah. Pela yan kaum muda berperan
muda di dalam komunitas juga perlu
sebagai fasi litator dalam penumbuhan
dipahami sebagai keterlibatan di mana
spiritualitas kaum mucla artinya pelayan
kaum muda hadir clan menjadi bagian
kaum muda bertanggung jawab untuk
dalam komunitas tubuh Kristus. Dengan
menyediakan fasilitas bagi kaum muda
menyadari identitas diri sebagai gereja,
untuk bertum buh. Ketika seorang
kaum muda pun perlu diberikan peran
pelayan kaum mucla memandang
dalam komunitas sebagai ruang bagi
dirinya sebagai seorang fasilitator,
mereka untuk bertumbuh. Sebalik nya,
maka pelayan kaum muda harus
melalui peran mereka dalam komu nitas
menyadari pentingnya penum buhan
dapat dijadikan sebagai salah satu
spiritualitas bagi dirinya sendiri.
indikator penumbuhan spiritualitas
Seorang pelayan kaum mucla ticlak mung
mereka. Itulah sebabnya kehadiran ko
kin menyediakan fasilitas bagi kaum
munitas sebagai konteks penumbuhan
muda untuk bertumbuh jika pelayan
spiritualitas gereja juga memberikan
kaum mucla sendiri tidak memiliki kapa
pemahaman bagi kaum muda bahwa
sitas untuk bertumbuh. Oleh karena itu,
komunitas virtual yang banyak meme
seorang pelayan kaum muda harus ber
ngaruhi seluruh aspek kehidupan mereka
tumbuh dan tinggal di dalam komunitas
tidak dapat menggantikan komunitas
melalui relasi dan perannya di dalam
komunitas iman.

¥- 53
Mei 2016 Iministry
L

spiritualitas merupakan orientasi pela


Orientasi pelayanan kaum yanan kaummuda yang tidak terlepas
dari pelayanan gereja secara holistik.
muda yang menumbuhkan
Penum buhan spiritualitas kaum muda
spiritualitas akan tergambar menjadi penting, karena secara teologis
dalam pelayanan gereja yang spiri tualitas merupakan inisiatif Allah
mencakup seluruh aspek yang mendasar dalam membentuk umat-
Nya. Pelayanan kaum muda dapat
kehidupan komunitas melalui
merancang kan bentuk-bentuk pelayanan
ibadah, pengajaran, dan yang kreatif dan bervariasi bagi kaum
persekutuan. muda, namun segala bentuk upaya
pelayanan kaum muda harus tetap
Selain itu, segala sesuatu yang dilaku berorientasi pada pe numbuhan
kan oleh pelayan kaum muda adalah spiritualitas kaum muda. Orientasi
suatu upaya untuk menumbuhkan pelayanan kaum muda yang bertumpu
spiritualitas kaum muda. Pelayan kaum pada penumbuhan spiritualitas menjadi
muda akan melihat bahwa tidak cukup filter bagi gereja untuk menger jakan
dengan khot bah yang baik saja akan program pelayanan kaum muda.
menumbuhkan spiritualitas kaum muda, Artinya gereja perlu dengan selektif me
ataupun melalui pengajaran Alkitab milih dan melaksanakan program pela
dapat membuat spi ritualitas kaum yanan kaum muda yang memang ber
muda bertumbuh, karena penumbuhan tujuan untuk menumbuhkan spiritualitas
spiritualitas juga mengalir dari seluruh kaum muda. Orientasi pelayanan kaum
aspek kehidupan seorang pelayan muda yang menumbuhkan spiritualitas
kaum muda sebagai fasilitator sekaligus akan tergambar dalam pelayanan gereja
fasilitas. Seorang pelayan kaum muda yang mencakup seluruh aspek kehidupan
tidak dapat memisahkan pelayanan komunitas melalui ibadah, pengajaran,
secara terputus-putus, melainkan harus dan persekutuan.
mampu menghubungkan semua bentuk Gereja dapat mengaitkan konteksnya
pelayanan dalam satu mata rantai sebagai komunitas dan nilai sebuah iba
fasilitas bagi kaum muda. Pelayan kaum dah untuk merancangkan ibadah yang
muda di dalam menyediakan fasilitas menumbuhkan spiritualitas kaum muda.
bagi kaum muda untuk bertumbuh Memang dibutuhkan waktu dan proses
tidak dapat menitikberatkan pada satu yang cukup lama untuk mengupayakan
bentuk pela yanan saja. Segala bentuk suatu bentuk ibadah yang baik dalam
pelayanan men dapatkan ruang secara menumbuhkan spiritualitas kaum muda.
seimbang sebagai fasilitas bagi kaum Sekalipun demikian, ibadah intergenerasi
muda untuk bertum buh. dapat menjadi suatu nilai yang strategis
Ketiga, semua bentuk pelayanan bagi penumbuhan spiritualitas kaum
gereja harus berorientasi pada pe muda. lbadah intergenerasi menjadi salah
numbuhan spiritualitas. Penumbuhan satu usulan karena memikirkan penting-

54 ¥-
L

nya relasi antar seluruh bagian


nilai spiritualitas yang secara sengaja
komunitas yang tidak hanya tercipta
dibangun supaya ketika seseorang ber
dalam kehidup an sehari-hari, tetapi
main di dalam kelompok, melakukan
juga dalam ibadah bersama.
olah raga bersama, makan bersama,
Penumbuhan spiritualitas juga tidak
mereka memahami bahwa semua
dapat dilepaskan dari fondasi pen ting
kegiatan tersebut dilakukan dengan
kekristenan, yaitu pengajaran fir man.
tujuan untuk mendorong proses
Pengajaran menjadi salah satu nilai
penumbuhan spiri tualitas.
penting yang dilakukan oleh umat Allah
secara turun-temurun di dalam Al kitab. Kesimpulan
Pelayanan kaum muda dengan orientasi Panggilan gereja secara teologis se
penumbuhan spiritualitas akan melihat bagai tubuh Kristus harus mampu
bahwa pengajaran juga menjadi nilai melihat bahwa semua anggota di dalam
dasar dalam kehidupan kaum muda komunitas gereja juga adalah tubuh
yang seharusnya terwujud dalam Kristus yang utuh. Hal ini berlaku juga
seluruh aspek kehidupan mereka. dari bagaimana gereja memandang
Dengan karak teristik kaum muda dan kaum muda yang juga merupakan tubuh
ekspresi spiritua litasnya yang unik, Kristus. Pelayanan ge reja terhadap
maka bentuk penga jaran yang kaum muda harus ber orientasi pada
diberikan kepada kaum muda tidak penumbuhan spiritualitas kaum muda,
dapat dilakukan dengan satu pola supaya ketika kaum muda bertumbuh,
tertentu saja. Pelayanan kaum muda perlu mereka pun dapat berkon tribusi dan
memikirkan pola pengajaran yang ber menumbuhkan gereja ber sama
variatif, pengajaran bukan hanya suatu komunitas iman. Oleh karena itu,
proses yang dapat dilakukan di kelas penting bagi gereja untuk mengenali
saja, namun segala bentuk pelayanan keunikan spiritualitas kaum muda di
yang dilakukan terhadap kaum muda tengah derasnya arus postmodernisme
harus menjadi ruang untuk yang memengaruhi hampir seluruh
mengajarkan nilai nilai kebenaran aspek kehidupan kaum muda.
Firman Allah kepada mereka. Pengenalan akan keunikan spiritualitas
Persekutuan merupakan nilai yang kaum muda akan menolong gereja
tidak dapat dihilangkan dalam kehi untuk memiliki para digma teologis
dupan berkomunitas. Persekutuan yang yang tepat di dalam me numbuhan
dibangun di dalam komunitasiman spiritualitas kaum muda, yaitu
harus dibangun secara sengaja dengan menempatkan gereja sebagai konteks
orientasi untuk menumbuhkan pe numbuhan spiritualitas kaum muda,
spiritualitas. Pe layanan kaum muda me nyediakan fasilitator (pelayan kaum
memandang perse kutuan sebagai mu da) bagi kaum muda untuk
aspek penting bagi pe numbuhan bertumbuh, serta mengupayakan segala
spiritualitas, karena bersekutu dan bentuk pela yanan demi penumbuhan
berelasi merupakan karakteristik kaum spiritualitas kaum muda, yang
muda yang mengikat kaum muda berdampak bagi pe numbuhan gereja
dengan komunitas di mana mereka ber secara utuh.
ada. Di dalam persekutuan dimuncul
nilai-
L
Mei 2016 I ¥- 55 ministry
L

Daftar Pustaka

Banks, Robert J. Paul's Idea of Community: The Early House Churches in Their Cultural
Setting. Grand Rapids, MI.: Baker Academic, 2012.

Baxter, Jeff. Together: Adults and Teenagers Transforming the Church. Grand Rapids,
MI.: Zondervan, 2010.

Beckwith, Ivy. Postmodern Children's Ministry: Ministry to Children in the 21st Century.
El Cajon, CA: Youth Specialties, 2004.

Dykstra, Craig R. Growing in the Life of Faith: Education and Christian Practices.
Louisville, Ky.: Geneva Press, 1999.

Ferguson, Everett. The Church of Christ: A Biblical Ecclesiology for Today. Grand Rapids,
MI.: Wm. B. Eerdmans Pub. Co., 1996.

Green, Christopher. The Message of the Church: Assemble the People before Me.
Nottingham: Inter-Varsity Press, 2013.

Grenz, Stanley J. Theology for the Community of God. Nashville, Tenn.: Broadman and
Holman, 1994.

Irving, Roy G. dan Roy B. Zuck. Youth and the Church: A Survey of the Church's Ministry
to Youth. Chicago: Mood y Press, 1968.

Jones, Tony. Postmodern Youth Ministry: Exploring Cultural Shift, Creating Holistic
Connections, Cultivating Authentic Community. Grand Rapids, MI.: Youth Specialties,
2001.

McGrath, Alister E. Christian Spirituality: An Introduction. Oxford, UK; Malden, Mass.:


Blackwell Publishers, 1999.

Mueller, Walt. Engaging the Soul of Youth Culture: Bridging Teen Worldviews and
Christian Truth. Downers Grove, Ill.: InterVarsity Press, 2006.

56 ¥-
L

Root, Andrew. Taking Theology to Youth Ministry. Grand Rapids, MI: Zondervan, 2012.

Senter III, Mark H. dan Warren S. Benson. Pedoman Lengkap untuk Pelayanan Kaum
Muda 1. Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1999.

Turner, Steve. Popcultured: Thinking Christianly about Style, Media and Entertainment.
Nottingham: Inter-Varsity Press, 2013.

Yaconelli, Mike. Messy Spirituality. Grand Rapids, MI.: Zondervan, 2007.

¥- 57
Mei 2016 Iministry

Anda mungkin juga menyukai