Teorema Sisa
Teorema sisa dapat digunakan untuk menentukan sisa pembagian polinom
tanpa mengetahui polinom dan/atau hasil baginya.
Contoh Soal :
Tentukanlah sisa pembagian dari f(x) = x 3+ 4 x 2 +6 x+ 5 dibagi ( x +2 )
x+2=0
x = -2
Penyelesaian :
Cara 1 : Cara biasa
f(x) = x 3+ 4 x 2 +6 x+ 5
f(-2) = (−2)3 +4 (−2)2+ 6(−2)+5
= −8+16−12+5
=1 (sisa pembagi)
Jika suku banyak f(x) dibagi (ax + b), maka sisa pembaginya adalah f ( −ba )
Pembuktian teorema sisa 2 (bentuk (ax + b))
Teorema sisa 2 menyatakan bahwa jika f(x) dibagi (ax + b), maka sisa
h( x) −b
f(x) = (ax + b). + S berlaku untuk semua nilai x, maka jika nilai x =
a a
akan diperoleh :
h( x)
f(x) = (ax + b). +S
a
( ) { ( ) }( )
−b
−b h
f = −b a
a a. +b +S
a a
h(
a )
−b
f(
a ) (−b+ b )
−b
=
+S
a
( ) ( )
−b
−b h
f = (0) a
a +S
a
f( )
−b
a
=0+S
f(
a )
−b
=S
Penyelesaian :
Cara 1 : Cara biasa
f(x) = 5 x 3+ 21 x 2+ 9 x−1
f(( ) ( ) ( ) ( )
−1
5
= 5.
−1 3
5
+21.
−1 2
5
+9.
−1
5
-1
( ) ( )
= 5.
−1
125
+21.
1 9
− −1
25 5
−5 21 9
= + − −1
125 25 5
−1 21 45
= + − −1
25 25 25
−25
= −1
25
= −2 (sisa pembagi)
Jadi, sisanya −2
Pembuktian :
Derajat pembagi polinom (x – a)(x – b) adalah 2, maka sisa pembagianya
berderajat 1 yaitu s(x) = px + q sehingga diperoleh :
f(x) = (x – a)(x – b).h(x) + s(x)
f(x) = (x – a)(x – b).h(x) + (px + q)
Untuk x = a diperoleh :
f(a) = (a – a)(x – b).h(a) + (pa + q)
= 0(x – b).h(a) + (ap + q)
= 0 + (ap + q)
= (ap + q)
∴ f(a) = (ap + q)
Untuk x = b diperoleh
f(b) = (b – a)(b – b).h(x) + (pb + q)
= (b – a). 0 .h(x) + (bp + q)
= 0 + (bp + q)
= (bp + q)
∴ f(b) = (bp + q)
2. Teorema Faktor
Teorema faktor dapat digunakan untuk menentukan faktor lain atau akar-akar
rasional dari sistem persamaan polinom menggunakan metode horner. Jika f(x)
suatu suku banyak, maka (x – k) faktor dari f(x) jika dan hanya jika k akar
persamaan f(x) = 0.
Pembuktian :
Teorema faktor menyatakan bahwa jika f(x) suatu suku banyak, maka (x – h)
merupakan faktor dari f(x) jika dan hanya jika f(h) = 0. Diketahui menurut
teorema sisa f(x) = (x – k)⋅ h(x) + f(k). Jika f(k) = 0, maka f(x) = (x – k)⋅ h(x).
Sehingga (x – k) merupakan faktor dari f(x). Sebaliknya, jika x – k merupakan
faktor dari f(x), maka f(x) = (x – k)⋅ h(x).
Jika x = k, maka :
f(k) = (k – k).h(k)
= 0.h(k)
=0
Jadi, f(k) = 0 jika dan hanya jika (x – k) merupakan faktor dari f(x). Jika s(x)=
f(k)=0
Contoh Soal :misalkan satu faktor dari f(x)=2x3+px2-10x-24 adalah (x + 4)
tentukan faktor-faktor lainnya….
jawab :
diketahui f(x)=2x3+px2-10x-24 karena (x + 4) maka
f(-4)=0
f(x)=2x3+px2-10x-24
f(-4)= 2 (-4)2 + p(-4)2 – 10(-4) -24
=-128 +16p + 40 - 24
=-112 + 16p = 0
16p= 112
p = 112/14
p=7
dengan demikian f(x)=2x3+px2-10x-24 adalah faktor-faktor f(x) yang lain dapat
di tentukan dari hasil bagi suku banyak f(x) oleh (x + 4)