Anda di halaman 1dari 3

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

POTRET KEBUDAYAAN KOTA BEKASI

“TRADISI BEREBUT DANDANG”

NAMA : HAFIZ FAHRUR ROZI

NIM : 20181002117

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

FAKULTAS DESAIN DAN INDUSTREI KREATIF

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebudayaan merupakan cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama serta
diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Secara etimologi, culture atau budaya
berasalh dari bahasa latin yaitu colere yang berarti mengolah atau mengerjakan. Kata
culture dalam bahasa Inggris juga dapat diartikan sebagai kultul dalam bahasa
Indonesia berarti kebudayaan. Menurut E.B. Taylor, kebudayaan merupakan hal
kompleks yang mencakup beberapa hal di dalamnya seperti kepercayaan, kesenian,
hukum, moral, adat istiadat serta kemampuan yang dapat diperoleh manusia sebagai
bagian dari kelompok masyarakat tersebut.

Kebudayaan disetiap daerah pastinya beragam dan mempunyai ciri khas


masingmasing. Salah satunya kebudayaan di Kota Bekasi yaitu Tradisi Berebut
Dandang. Tradisi berebut dandang adalah tradisi seni yang mempertemukan pengantin
laki-laki dan perempuan dalam pesta pernikahan, tradisi ini hampir sama dengan tradisi
palang pintu yang ada di Jakarta, akan tetapi yang berbeda dengan palang pintu yaitu
ada adegan berupa memperebutkan dandang. Dandang tersebut merupakan bagian dari
seserahan yang dibawa oleh rombongan mempelai laki-laki untuk mempelai
perempuan.

Namun tradisi ini sudah sangat jarang ditemukan dan belum banyak orang yang
tahu mengenai kesenian dan budaya yang Kota Bekasi miliki. Hal ini juga dipengaruhi
dari kurangnya pemberitaan mengenai seni dan budaya yang ada di Kota Bekasi.
Berdasarkan survey penulis ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bekasi bahwa
sudah tidak menyimpan dokumen seperti buku, kaset dan yang lainnya mengenai
kebudayaan berebut dandang.

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengangkat topik perencanaan buku berupa
buku fotografi “Potret Kebudayaan Kota Bekasi Tradisi Berebut Dandang”
Perancangan buku fotografi ini dilakukan karena perlu adanya media yang dapat
menyediakan informasi mengenai kebudayaan yang terdapat di Kota Bekasi yaitu
tradisi berebut dandang. Dengan harapan dapat dapat menambah pengetahuan,
informasi, dan minat masyarakat luas terhadap kebudayaan lokal setempat. Serta dapat
memberikan dampak positif dan contoh kepada pembaca tentang arti berbagi semua
rezeki yang telah diberikan oleh Tuhan Maha Esa kepada sesama manusia.
Alasan penulis memilih media buku (cetak), karena buku merupakan salah satu
media yang dapat menyediakan informasi yang bersifat umum dan dapat memberikan
pengetahuan serta mudah dipahami, dilengkapi dengan unsure visual berupa gambar
foto. Jika dibandingkan dengan E-book, buku (cetak) lebih menyehatkan mata dan lebih
mudah dipahami. Dikutip dalam situs avo.co.id dengan artikel yang berjudul “5 dampak
postif rutin membaca buku” memaparkan bahwa salah satu dampat positif dari
membaca buku (cetak) adalah berupa dapat tumbuhnya minat para pembaca terhadap
sesuatu atau konten yang ditampilkan pada buku tersebut, misalkan buku traveling
dapat menumbuhkan minat para pembacanya untuk melakukan perjalanan menuju
tempat atau destinasi yang diperlihatkan di buku traveling tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka hal yang menjadikan
rumusan masalah dalam perencanaan buku foto ini adalah bagaimana merancang buku
fotografi Tradisi Berebut Dandang sebagai upaya pengenalan kesenian dan kebudayaan
Kota Bekasi.

Data referensi :

https://repository.dinamika.ac.id/id/eprint/3595/1/14420100017-2019-
STIKOM%20SURABAYA.pdf

http://repository.upi.edu/28421/4/T_PESOS_1302354_Chapter1.pdf

Anda mungkin juga menyukai