Nama Kelompok:
Hafiz Fahrur Rozi – 20181002117
Tobias Rachmadi Deksono – 20181002016
Ramadhan Idham Nazar – 20181002048
Anang Kurniawan – 20181002046
Data Karya/Project
a. Judul Project : “Video Profile SDS Nurul Fadhillah”
b. Nama Project : Videoclip Profile Cinematic SDS Nurul
Fadhillah
c. Domisili Project : Kota Bekasi
d. Karakteristik Project : Video Profile
e. Keunikan Project : Memperkenalkan profile sekolah melalui
videoclip cinematic
f. Data Kompetitor Project
- Nama Project : Video Profile UGM 2020
- Domisili Project : Kota Yogyakarta
- Keunikan Project : Memperkenalkan profile sekolah melalui
videoclip cinematic
- Contoh Project Kompetitor : Video Profile SMAN 2 Tangerang Selatan
- Kompetitor : Video Profile UGM 2020
3. Blueprint
7. Data List
A. Data List Perlatan
1. Kamera
Kamera menjadi alat film pertama yang kamu butuhkan dalam
pembuatan film dokumenter atau film pendek. Saat ini, sebagian
besar kamera bisa menghasilkan gambar beresolusi tinggi dan
memiliki kemampuan merekam video berkualitas HD bahkan 4K.
Itulah sebabnya banyak yang memanfaatkan kamera DSLR atau
Mirrorless untuk mengurangi bujet produksi sebuah film. Namun
ketika akan membuat film atau video dokumenter dengan
menggunakan kamera DSLR atau Mirrorless pastikan kamera
tersebut telah memiliki fitur Image Stabilization. Adanya fitur
Image Stabilizer akan mengurangi gambar yang bergoyang atau
blur. Beberapa produsen kamera memiliki istilah masing-masing
untuk penyebutan fitur ini. Canon dan Sony menggunakan istilah
Image Stabilization (IS) sementara Nikon menggunakan istilah
Vibration Reduction). Seperti disinggung di atas, penggunaan
smartphone pun saat ini sudah dapat menghasilkan sebuah karya
film pendek atau video documenter yang dapat dipertimbangkan.
Kebanyakan pembuat film indie mempercayakan pada iPhone
untuk mencapai hasil yang memuaskan. Tristan Pope, yang
sebelumnya bekerja Blizzard Entertainment, membuat film
“Romance in NYC” berdurasi 15 menit dengan iPhone 6.
Pembuatan film tersebut pernah didanai dari Kickstarter, sebelum
diedarkan ke publik.
2. Lensa
Salah satu alasan utama bagi sebagian besar orang yang
memilih kamera DSLR atau digital single-lens reflex dan kamera
Mirrorless adalah keleluasaan untuk bergontaganti lensa. Sebagai
pembanding, kamera video seharga di bawah US$ 5.000 atau Rp
66 juta, hanya memiliki satu lensa fix yang digunakan untuk
merekam berbagai situasi. Nah, dengan berbekal DSLR atau
Mirrorless maka Kamu memiliki pilihan untuk menggunakan lensa
sesuai dengan situasi atau angle yang akan direkam. Ketika Kamu
membuat film narasi, maka yang diperlukan adalah lensa memiliki
panjang rana (focal length) yang fix atau lensa-lensa “unggulan”.
Beda kasus ketika merekam film documenter, maka perlu lensa
yang memiliki kemampuan zoom. Jika berbicara mengenai
aperture, maka sebaiknya Kamu gunakan lensa-lensa unggulan
(prime lenses). Kamu akan dipaksa untuk berpikir mengenai
penempatan kamera yang tepat dan tak hanya menggunakan zoom
in-out saja. Sebaiknya ketika akan membeli lensa, pilih yang
keluaran pabrikan atau sama mereknya dengan kamera kamu.
Misalnya kamu menggunakan kamera Nikon, maka pilih lensa
Nikon. Rekomendasi lensa yang dapat dipilih adalah 28 milimeter
f/1.8, 50 milimeter f/1.4 dan 85 milimeter f/1.8. Kamu tinggal
menyesuaikan dengan kamera yang digunakan.
3. Audio
Audio adalah aspek penting juga yang perlu diperhatikan saat
membuat film atau video dokumenter. Kamu juga memerlukan alat
perekam suara eksternal. Alat ini sangat vital karena Kamu bisa
mengambil trek suara lebih jelas dari pada hanya menggunakan
microphone kamera yang kualitasnya rendah. Salah satu sound
recorder yang mumpuni dan direkomendasi para videographer
adalah Zoom H4N. Perekam suara ini memiliki 4 channel audio
recorder, 2 built in Stereo Condensor + 2 external input combo
dengan phantom power. Bahkan Zoom H4N hingga saat ini masih
menjadi standar sound equipment bagi industri film. Selain
perekam suara, Kamu juga memerlukan mikrofon (microphone).
Ada tiga pilihan microphone untuk pengambilan suara sesuai
kebutuhan, yaitu shotgun mic, boom mic, dan clip-on. Untuk jenis
video dokumenter maka akan lebih sering menggunakan mic jenis
clip-on, sementara untuk film pendek biasa menggunakan boom
mic. Sedangkan shotgun mic kebanyakan digunakan untuk video
reportase.
4. Filter
Alat film yang selanjutnya adalah filter lensa, Ketika merekam
kamu video maka akan muncul keterbatasan dalam hal kecepatan
rana (shutter speed) yaitu menggandakan frame rate. Sebagai
contoh saat kamu merekam video 24p dan ingin kecepatan rananya
1/48 detik (dimana kecepatan rana DSLR 1/50 detik) maka tidak
bisa mengontrol exposure sesuai harapan. Tanpa adanya tambahan
filter maka tak mungkin mendapatkan depth of field ketika
merekam di bawah terik matahari. Itulah sebabnya kamu
memerlukan tambahan filter ND (Neutral Density) agar bisa
memperoleh gambar yang terang tanpa harus mengorbankan
warna. Jika kamu merekam video dengan DSLR maka cari ukuran
filter terbesar, normalnya 77 milimeter. Agar bisa masuk ke lensa
yang berukuran lebih kecil diameternya maka gunakan step-down
filter rings. Produk yang bisa dicoba, yakni Fader Variable ND,
Heliopan Variable ND.
5. Tripod
Saat merekam film atau video tripod yang memiliki video head
sekaligus, sehingga memudahkan saat akan merekam gambar
dengan cepat dan stabil. Kamu pilih tripod khusus untuk video,
bukan yang untuk fotografi. Pertimbangkan kekuatan tripod untuk
menyangga kamera DSLR atau Mirrorless kamu. Ketika kamera
ditambahi dengan aksesori maka bobotnya akan bertambah pula.
Pilihlah tripod yang memiliki berat lebih besar dari pada kamera
sehingga akan kokoh dan tidak mudah goyang (steady).
6. Lighting
Pencahayaan sangat penting untuk menghasilkan gambar video
yang tajam. Biasanya lighting yang digunakan di videografi adalah
berjenis HMI atau Hydrargyrum Mediumarc Iodide. Namun
sayangnya selain mahal juga tidak praktis, sehingga kini disiasati
dengan LED. Biasanya untuk membuat film atau video
dokumenter, setidaknya diperlukan 2 buah lampu LED yang
ukurannya sama.
7. Laptop
Untuk mengedit hasil rekaman video, maka Kamu memerlukan
komputer yang mumpuni. Kamu bisa menggunakan computer
desktop atau laptop. Pastikan komputer Kamu memiliki spesifikasi
prosesor minimal Intel Core i5 dan kapasitas memori (RAM) di
atas 8 GB, serta kualitas VGA super yang mampu melakukan
proses rendering lancar. 8.
8. Software Editing
Bicara software editing, Kamu bisa memanfaatkan Final Cut
Pro, Adobe Premiere, Sony Vegas Pro, Pinnacle Studio, dan After
Effect. Ditambah software penyuntingan suara seperti Sound Forge
dan Garage Band, maka hasil video dokumenter bertema human
interest buatan Kamu pasti nyaman untuk ditonton.
B. Data Shoot List
D. Data Lapangan
Crew Shooting
Cameramen : Hafiz Fahrur Rozi, Tobias Rachmadi Deksono
Editor : Tobias Rachmadi Deksono
Perlengkapan : Ramadhan Idham Nazar & Anang Kurniawan
Lokasi : Lingkungan SDS Nurul Fadhillah Kota Bekasi
E. Data Editing