Anda di halaman 1dari 2

Peristiwa (Facts): peristiwa apa saja yang terjadi?

Selama ini, saya menganggap suatu kelemahan atau kekurangan itu sebagai suatu hambatan
atau masalah. Namun ternyata anggapan itu salah, tergantung dari mana kita memandang
kelemahan itu. Bisa jadi ketika kita memandang suatu kelemahan dari sudut pandang yang berbeda,
maka akan menjadi sebuah kekuatan yang bisa kita pakai sebagai dasar untuk melakukan suatu
perubahan yang ekstrim atau tidak biasanya. Misalnya di sekolah saya muridnya tidak terlalu banyak,
hal ini akan menjadi masalah ketika kita melihatnya dari segi pendapatan dana BOS nya. Tetapi,
ketika kita melihatnya dari segi efektivitas pengelolaan pembelajaran di kelas, maka murid yang
sedikit ini menjadi kekuatan dan keuntungan untuk kita sebagai guru agar bisa mengelola
pembelajaran dengan baik. Hal tersebut di atas sejalan dengan paradigma Inkuiri Apresiatif (IA).
Konsep IA ini pertama kali dikembangkan oleh David Cooperrider (Noble & McGrath, 2016). IA
dikenal sebagai pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan. IA
menggunakan prinsip psikologi positif dan pendidikan positif. Pendekatan IA percaya bahwa setiap
orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan. Di sekolah,
pendekatan IA bisa dimulai dengan mengidentifikasi hal-hal baik yang telah ada, pertahankan
sehingga kelemahan, kekurangan dan ketidak-adaan menjadi tidak relevan kemudian selaraskan hal
positif atau kekuatan tersebut ke dalam visi sekolah dan visi setiap individu komunitas sekolah.
Tahapan implementasi IA ini kita kenal dengan istilah BAGJA (Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali
Mimpi, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi).

Perasaan (Feelings): apa yang muncul saat proses pembelajaran?

Perasaan yang muncul pada diri saya saat proses pembelajaran ini adalah yang pertama saya
termenung, sedikit kaget karena ternyata kelemahan bisa kita rubah menjadi kekuatan. Sebelumnya
belum terfikirkan akan hal ini, dan tentu saja setelah mengetahui dan mempelajari manajemen
perubahan menggunakan pendekatan IA dengan tahapan BAGJA nya, saya menjadi termotivasi dan
semakin bersemangat.

Pembelajaran (Findings): apa saja yang didapatkan?

 Mengetahui kelemahan bisa kita rubah menjadi sebuah kekuatan.


 Menyelaraskan kolaborasi semua pihak untuk mewujudkan visi dan membangun sekolah.
 Kolabaroasi sangat penting untuk melakukan sebuah perubahan dan mewujudkan visi.
 Mengetahui konsep IA sebagai manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis perubahan
 Mengetahui tahapan implementasi IA yang kenal dengan istilah BAGJA (Buat Pertanyaan, Ambil
Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi).
 Hal-hal positif atau kekuatan yang sudah ada di sekolah harus saya selaraskan dengan visi
sekolah dan visi setiap individu komunitas sekolah, sehingga akan terwujud suatu kekuataan
yang mampu memajukan sekolah.

Perubahan (Future): Jika saya ingin membuat perubahan dengan konsep inkuiri apresiatif: apa saja
yang perlu saya pelajari lebih lanjut? Apa saja strategi yang dilakukan untuk melaksanakan
perubahan?
Yang perlu saya pelajari lebih lanjut adalah bagaimana cara menganalisis kekuatan yang
sudah ada, karena untuk menemukan sebuah kekuatan itu kadang kala susah dan belum disadari
bahwa itu adalah kekuatan. Kemudian yang perlu saya pelajari lagi adalah bagaimana cara
menjabarkan rencana dan membangun kolaborasi yang efektif dengan warga sekolah lainnya.

Strategi yang harus dilakukan adalah mengenali kekuatan diri, kekuatan di kelas dan di
sekolah. Kemudian membangun kolaborasi, menjabarkan rencana perubahan dan melakukan aksi
perubahan tersebut. Setelah itu melakukan refleksi dan evaluasi. Dan strategi yang paling tepat bagi
saya adalah perubahan dimulai diri kita sendiri dan dari hal-hal kecil yang bisa langsung berdampak
dan dirasakan hasilnya di kelas maupun di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai