Anda di halaman 1dari 5

Dyah Ivana Sari, S.

Pd
Calon Guru Penggerak Angkatan 7

JURNAL DWI MINGGUAN


MODUL 1.3

Pada jurnal refleksi dwi mingguan modul 1.3 tentang visi guru penggerak ini disusun berdasarkan model DEAL
(Description, Examination, and Articution of Learning). Model ini dikembangkan oleh Ash dan Clayton (20009)
dengan cara mendeskripsikan pengalaman, kemudian menganalisis pengalaman tersebut dan menjelaskan apa
yang dipelajari untuk perbaikan di masa depan

DESCRIPTION
Pada modul 1.3 ini, saya mempelajari bagaimana menyusun visi sebagai guru penggerak melalui gambaran
impian murid saya di masa depan. Pembelajaran ini diawali dengan sebuah refleksi pada alur mulai dari diri.
Pada alur ini, kita diminta untuk menggambarkan bagaimana murid kita di masa depan.
Pada tugas ini, saya memimpikan murid yang dapat meraih impiannya, mewujudkan Profil Pelajar Pancasila,
dan mencintai lingkungan
Setelah menjabarkan murid seperti apa yang saya impikan, saya juga diminta untuk menyusun visi saya sebagai
guru penggerak dari gambaran murid yang saya impikan ini. Hal ini dilakukan agar impian saya terhadap murid
ini menjadi sebuah kenyataan dan dapat terwujud di kehidupan yang akan datang.
Visi yang saya susun berdasarkan impian saya itu adalah " Menciptakan Generasi Masa Depan yang Unggul,
Berbudaya, dan Berkarakter sesuai Profil Pelajar Pancasila melalui Merdeka Belajar”.
Setelah menyusun visi saya juga membuat prakarsa perubahan melalui paradigma Inkuiri Apresiatif (IA).
Dimana pendekatan ini adalah suatu pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan.
IA menggunakan prinsip-prinsip psikologi positif di sekolah.
Pendekatan IA dapat dimulai dengan mengidentifikasi hal baik apa yang ada di sekolah, mencari cara bagaimana
hal tersebut dipertahankan, dan memunculkan strategi untuk mewujudkan ke arah yang lebih baik melalui
tahapan BAGJA.
Pada alur eksplorasi konsep terdapat hal menarik yang saya peroleh yaitu saat ditugaskan untuk berlatih
membuat alur tahapan BAGJA untuk mewujudkan prakarsa perubahan yang akan dilakukan. pada tahapan ini
saya menyusun prakarsa perubahan dari visi yang telah saya buat yaitu : “Mewujudkan kemampuan bernalar
kritis pada murid sesuai Profil Pelajar Pancasila.” Saya sangat senang saat membuat Alur BAGJA ini
karena tergambar jelas bagaimana perjuangan saya untuk mewujudkan visi saya sebagai Guru
Penggerak.
Ruang kolaborasi adalah salah satu alur yang paling saya tunggu-tunggu karena saya dapat bertatap
muka dengan teman-teman CGP yang lainnya. Selain itu juga dapat bertemu dengan bapak fasilitator yang
baik hati Bapak Drs. Casri, M.M beserta Ibu Pengajar Praktik Lutfiyatul Maesyaroh, S.Pd secara virtual yang
pada kesempatan ini kami berkolaborasi untuk menyusun visi hasil rumusan dari seluruh anggota kelompok.
Visi yang disusun adalah Genggam Dunia Dengan Kuasai Teknologi Untuk Mewujudkan Profil Pelajar
Pancasila. dan prakarsa perubahan yang diusung dari kelompok saya yaitu prakarsa perubahan yang telah
disusun oleh ibu kurniati,S.Pd.SD.
Sebelum melakukan presentasi ruang kolaborasi tepatnya hari sabtu tanggal 26 November 2022 kami
melaksanakan Lokakarya 1 yang bertempat di SMK Negeri 1 Kudus, dengan tema Pengembangan Komunitas
Praktisi. Disini kami bertemu dengan rekan CGP dalam 1 PP.

EXAMINATION
Pada modul 1.3 ini kita diajak untuk belajar merumuskan suatu visi atau cita-cita yang kita impikan tentang
murid, kemudian cita-cita tersebut kita susun untuk diwujudkan dalam sebuah aksi nyata baik di kelas maupun di
sekolah dengan sebuah prakarsa perubahan yang disusun dengan menggunakan paradigma Inkuiri Apresiatif
Alur BAGJA.
Ini merupakan pengalaman pertama dan luar biasa bagi saya dan tentunya sangat bermanfaat. Melalui tahapan
ini memberikan peluang bagi saya untuk dapat mewujudkan murid yang saya impikan sehingga menjadi sebuah
perencanaan yang matang dan menjadi fokus berbuat untuk kemajuan anak didik kita.

Melalui paradigma Inkuiri Apresiatif perubahan yang dilakukan ini dimulai dengan mengidentifikasi hal baik
apa yang ada di sekolah, mencari cara bagaimana hal tersebut dipertahankan, dan memunculkan strategi untuk
mewujudkan ke arah yang lebih baik melalui tahapan BAGJA sehingga kita fokus untuk meningkatkan hal-hal
baik apa yang kita miliki dan menutup segala kelemahan-kelemahan menjadi tidak tampak bahkan
hilang. Karena kelemahan dan hal-hal negatif ini dapat mengurangi motivasi kita dalam melakukan perubahan
sehingga kadang ini dapat melemahkan apa yang menjadi fokus tujuan kita dalam menuntun peserta didik sesuai
kodrat keadaannya sehingga meraih keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya dan menjadikan
mimpi yang selama ini hanya angan-angan dapat terwujud dengan kerja nyata dan komitmen tinggi serta
semangat yang kuat untuk terus melakukan perubahan-perubahan yang didasarkan pada kekuatan-kekuatan dan
aset yang dimiliki sehingga kita hanya menebal lakukan apa yang telah dilakukan kemudian melakukan
perubahan dari apa-apa yang belum terlaksana dengan baik. Setelah melalui tahapan yang dilalui pada modul
1.3 ini, gambaran untuk melangkah melakukan perubahan sudah semakin jelas terlihat. apa yang menjadi impian
dan angan-angan dapat kita wujudkan melalui aksi nyata walupun perubahan yang dilakukan itu kecil namun
ternyata untuk memulai suatu perubahan tidak perlu harus yang besar, cukup dengan perubahan kecil dan
bersumber dari kekuatan yang dimilki namun dilakukan secara konsisten dan terusmenerus secara berkelanjutan.
Tahapan BAGJA melalui prakarsa perubahan ini menjadi gambaran nyata apa yang akan kita lakukan dan
bagaimana mewujudkannya. selama ini saya memang memiliki impian tentang siswa namun impian itu tidak
akan terwujud dengan baik karena saya tidak memiliki perencanaan dan prakarsa perubahan. saya cenderung
menunggu padahal untuk mencapai tujuan yang kita inginkan, maka harus dimulai dari diri kita sendiri. Kita
tidak mungkin akan memaksa orang lain bergerak jika kita tidak mengawali bergerak.

ARTICULATION OF LEARNING
Pada modul 1.3 ini saya mempelajari tentang cara mewujudkan sebuah visi sekolah impian dan melakukan
proses perubahan dengan menggunakan sebuah pendekatan atau paradigma. Pendekatan ini dipakai sebagai alat
untuk mencapai tujuan. Pendekatan yang saya pelajari pada modul 1.3 ini adalah Inkuiri apresiatif (IA)
dikembangkan oleh David Cooperrider (Cooperrider & Whitney, 2005; Noble & McGrath, 2016).
Inkuiri Apresiatif (IA) merupakan pendekatan kolaboratif berbasis kekuatan yang bertujuan untuk melakukan
perubahan, inkuiri apresiatif juga merupakan model managemen kolaboratif yang membawa perbaikan dalam
suatu sistem misalnya di sekolah atau dalam lingkup kecil adalah kelas.
Managemen perubahan ini kita lakukan dengan menyusun tindakan menggunakan tahapan B-A-G-J-A. Hal
paling penting dan saya garis bawahi dalam menyusun prakarsa perubahan ini adalah melihat kekuatan bukan
masalah. Selama ini dalam pandangan kita sebagai guru terutama saya untuk melakukan suatu perubahan itu
selalu melihat masalah sehingga yang muncul adalah mencari kesalahan bukan solusi sedangkan jika kita
melihat kekuatan atau potensi yang ada, maka kita akan berfokus pada kekuatan atau kelebihan bukan
kelemahan.

Dari pelajaran tersebut saya berpikir tentang rencana ke depan sebagai aksi nyata saya di kelas dalam
mewujudkan visi murid impian dengan merumuskan prakarsa perubahan yang saya fokuskan pada menuntun
kekuatan atau potensi murid, saya harus menanamkan dalam hati mulai sekarang bahwa tidak ada murid bodoh
yang ada adalah kita sebagai guru yang tidak mampu mengarahkan potensinya. Salah satu aksi nyata saya di
kelas untuk mewujudkan prakarsa perubahan yang saya buat adalah dengan menerapkan metode pembelajaran
GPS (Gali informasi, Praktekkan dan Sebarkan).
Metode ini merupakan salah salah satu cara yang saya gunakan untuk mengajak murid agar sadar akan kekuatan
diri salah satunya penggunaan teknologi, dipadukan dengan model colaboratif learning juga membantu murid
untuk bertukar pikiran dengan sesama teman sehingga pada akhirnya mereka punya kekuatan untuk berani
menampilkan hasil pemikirannya baik secara tertulis maupun lisan. dan dengan melakukan kolaborasi bersama
teman baik dalam kelompok maupun dalam lingkup yang lebih besar. Ini menjadi kekuatan yang nantinya
menjadi sangat dibutuhkan bagi kehidupan di masa depannya kelak. karena dengan kemampuan kolaborasi ini
iswa menjadi lebih mengenal kemampuan diri sendiri, membina hubungan baik dengan orang lain, saling
menghargai hubungan dan kerja tim untuk mencapai tujuan yang sama, dan mampu bekerja sama dalam
kelompok.
Pada akhir modul 1.3 ini, di Elaborasi pemahaman pada tanggal 2 Desember 2022, kita bertemu dengan
instruktur Pendidikan Guru Penggerak yaitu Bapak Aditya Dharma secara virtual. Beliau adalah
penyusun Modul 1.3. Di bagian ini, saya ditugasi untuk memberikan pertanyaan yang dapat
menguatkan pemahaman saya tentang isi modul 1.3. Visi Guru Penggerak. Beberapa pertanyaan yang
akan menguatkan pemahaman saya akan materi konsep di Modul 1.3 ini adalah:

1. Apa kaitan peran pendidikan dalam mewujudkan folosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara dan
Profil Pelajar Pancasila pada murid dengan paradigma IA di sekolah?
2. Bagaimana cara kita menghadapai tantangan dari berbagai aset yang ada agar kita bisa sukses
berkontribusi menerapkan paradigma IA di sekolah?

Semoga bermanfaat.
Salam Guru Penggerak!
Guru Bergerak Indonesia Maju!
Wassalamualaikum warahmatulahi wabarokatuh.

Anda mungkin juga menyukai