Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PEMANFAATAN SUMBER
BELAJAR DALAM
STRATEGI PEMBELAJARAN

OLEH

AGUS RIAWAN
WIRANTAKE

PROGRAM PASCA SARJANA


BIDANG STUDI PENDIDIKAN DASAR
UNIVERSITAS HAMZANWADI
SELONG
2019

0
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik dan
hidayahnya, sehingga penulisan makalah ini dapat kami selesaikan sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini hadir sebagai salah satu tugas mata kuliah strategi dan model
pembelajaran. Dalam makalah ini membahas pemanfaatan sumber belajar dalam
strategi pembelajaran, baik sumber belajar yang didesain maupun non desain, jenis-
jenis sumber belajar, fungsi sumber belajar serta menyuguhkan beberapa penelitian
relevan yang kaitannya dengan pemanfaatan sumber belajar dalam pemelajaran.
Ucapan terima kasih tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, terutama bapak Dr. Muh. Fakhrurrozi serta rekan-
rekan mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Hamzanwadi atas ide dan pikirannya
dalam pengembangan materi makalah ini.
Makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran tetap
dibutuhkan guna perbaikan kedepan. Semoga makalah ini bermanfaat buat kita semua
dan menjadi salah satu rujukan referensi bagi dunia pendidikan Indonesia.

Pancor, Juni
2019 Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar...............................................................................................................i
Daftar Isi.......................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan........................................................................................................1
Bab II Pembahasan.......................................................................................................3
A. Sumber Belajar..................................................................................................3
B. Strategi Pembelajaran........................................................................................7
C. Pemanfaatan Sumber Belajar dalam Strategi Pembelajaran.............................9
D. Pemanfaatan Sumber belajar yang didesain dalam Strategi Pembelajaran....11
E. Pemanfaatan Sumber Belajar Non Desain dalam Strategi Pembelajaran.......12
Bab III Kesimpulan.....................................................................................................17
Daftar Pustaka.............................................................................................................18

i
BAB I
PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berimplikasi terhadap


eksistensi sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan. Kondisi ini yang menuntut
guru untuk selalu kreatif dan inovatif dalam pengelolaan pendidikan dan
pembelajaran. Salah satu bentuk upaya guru dalam menumbuhkan sikap aktif dalam
belajar pada diri siswa yaitu guru harus selalu kreatif dalam menciptakan berbagai
jenis strategi pembelajaran dan mampu memanfaatkan sumber belajar dengan baik.
Guru diharapkan dapat selalu mengatasi permasalahan yang dihadapi siswanya dalam
proses pembelajaran dengan menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan serta
membuat siswa lebih berminat dan termotivasi untuk belajar sehingga aktivitas siswa
dalam belajar meningkat.
Guru dalam proses pembelajaran juga harus bersifat sebagai fasilitator yang
dapat memberikan dukungan terhadap terciptanya proses pembelajaran kondusif, agar
siswa mampu belajar secara aktif menuju belajar yang mandiri, guru harus menguasi
pengelolaan kelas yang didalamnya termasuk strategi pembelajaran dan pemanfaatan
sumber belajar. Dengan kondisi yang kondusif, sangat memungkinkan terciptanya
pembelajaran yang ideal sehingga program pembelajaran yang telah dirancang dan
tersusun dapat tercapai dengan target yang telah ditetapkan.
Sebagai wujud profesionalisme guru dalam merancang pembelajaran, maka
dibutuhkan pemahaman guru yang utuh tentang strategi pembelajaran dan sumber
belajar sehingga produk pembelajaran yang diciptakan memiliki kualitas dan hasil
yang relevan. Tujuan pemahaman tersebut untuk memudahkan guru mewujudkan
tujuan yang terprogram sesuai dengan realitas yang diharapkan. Artinya, apa yang
dirancang guru terjadi sesuai dengan apa yang diharapkan. Jadi upaya guru mencapai
tujuan pembelajaran sangat tergantung pada pemilihan dan penggunaan strategi yang
tepat dalam pembelajaran.

1
Satu hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus oleh lembaga pendidikan
dan guru adalah pengelolaan sumber daya pembelajaran berupa sumber belajar yang
ada serta pemanfaatannya pada kegiatan belajar siswa di sekolah. Permasalahan ini
menjadi penting karena pemanfaatan sumber belajar di sekolah seharusnya dapat
membelajarkan siswa secara optimal dengan sumber belajar yang ada, baik sumber
belajar yang rancang maupun sumber belajar yang tinggal dimanfaatkan.
Berbagai studi yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa
keberadaan sumber belajar di sekolah masih memprihatinkan baik dari segi kualitas,
kuantitas, dan pemanfaatannya. Pemahaman terhadap sumber belajar masih sempit,
sumber belajar dipahami sebatas pada buku paket, guru, dan media belajar.
Sementara dalam kategori lingkungan, sumber belajar hanya sebatas pada
perpustakaan dan laboratorium, sementara lingkungan lain disekitar pembelajaran
belum begitu dimanfaatkan. Selain itu pemanfaan sumber belajar dalam rancangan
strategi pembelajaran oleh kepala sekolah, guru, dan siswa juga belum dilakukan
secara optimal sesuai dengan tuntutan kurikulum.
Dari berbagai permasalahan di atas, maka diperlukan adanya upaya untuk
mengatasinya. Pentingnya membuka wawasan semua pihak terutama kepala sekolah,
guru dan siswa tentang sumber belajar melalui berbagai program. Disamping itu perlu
adanya pedoman yang dijadikan tuntunan dalam membuat dan mengembangkan
sumber belajar, sehingga pemanfaatan sumber belajar dalam strategi pembelajaran
dapat secara optimal dilakukan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sumber Belajar
1. Pengertian Sumber Belajar
Dageng (Supriadi, 2015: 129) mengatakan bahwa sumber belajar
adalah segala sesuatu yang berwujud benda dan orang yang dapat
menunjang belajar sehingga mencakup semua sumber yang mungkin dapat
dimanfaatkan oleh tenaga pengajar agar terjadi perilaku belajar.
Sumber belajar adalah semua sumber yang menunjang proses
pembelajaran baik berwujud orang, bahan, alat, teknik, dan latar, sehingga
dapat dimanfaatkan peserta didik sebagai sumber untuk kegiatan belajar dan
dapat meningkatkan kualitas belajarnya (Sastrianawati, 2018:24).
Prastowo (2018: 27) mengatakan bahwa sumber belajar adalah suatu
sistem yang terdiri dari sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan
dengan sengaja dan dibuat agar memungkinkan siswa belajar secara
individual. Sementara Sudono (2000: 7) mengatakan sumber belajar adalah
bahan termasuk juga alat untuk memberikan informasi maupun berbagai
keterampilan kepada murid maupun guru antara lain buku referensi, buku
cerita, gambar-gambar, narasumber benda, atau hasil-hasil budaya.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sumber belajar adalah
segala sesuatu berupa benda maupun orang yang terdiri dari sekumpulan
bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja sehingga dapat
dimanfaatkan oleh tenaga pengajar maupun peserta didik sebagai sumber
untuk kegiatan belajar dan meningkatkan kualitas belajarnya.
2. Klasifikasi Sumber Belajar
Seels dan Richey (Abdullah, 2012: 220) mengklasifikasikan sumber
belajar sebagai berikut: (1) pesan yang merupakan informasi yang
disampaikan oleh komponen yang lain, biasanya berupa ide, makna, dan
fakta. Berkaitan dengan konteks pembelajaran, pesan ini terkait dengan isi
bidang studi dan akan dikelola dan direkonstruksikan kembali oleh
pebelajar.

3
(2) orang: orang tertentu yang terlibat dalam penyampaian pesan, (3) bahan
yang merupakan kelompok alat yang sering disebut dengan perangkat lunak.
Dalam hal ini bahan berfungsi menyimpan pesan sebelum disalurkan dengan
menggunakan alat yang telah dirancang. Bahan yaitu segala sesuatu yang
berupa teks tertulis, cetak, rekaman elektronik, web, dan lain-lain yang dapat
digunakan untuk belajar; (4) alat, yang merupakan alat yang sering disebut
perangkat keras. Berkaitan dengan alat ini dipergunakan untuk
mengeluarkan pesan yang tersimpan dalam bahan. Alat juga merupakan
benda-benda yang berbentuk fisik yang sering disebut dengan perangkat
keras, yang berfungsi untuk menyajikan bahan pembelajaran. Sumber belajar
tersebut seperti: komputer, OHP, kamera, radio, televisi, film bingkai, tape
recorder, dan VCD/DVD; (5) teknik yang merupakan prosedur baku atau
pedoman langkah-langkah dalam penyampaian pesan. Dalam hal ini dapat
dengan kata lain, teknik adalah cara atau prosedur yang digunakan orang
dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran; dan (6)
latar merupakan lingkungan dimana pesan ditransimisikan. Lingkungan
adalah tempat dimana saja sesesorang dapat melakukan belajar atau proses
perubahan tingkah laku maka dikategorikan sebagai sumber belajar,
misalnya, perpustakaan, pasar, museum, sungai, gunung, tempat
pembuangan sampah, kolam ikan dan lain sebagainya.
Sastrianawati (2018: 25-28) mengklasifikasikan sumber belajar
berdasarkan jenisnya, berdasarkan asalnya, dan berdasarkan isinya.
a. Berdasarkan jenisnya sumber belajar alami dan buatan
Sumber belajar berdasarkan jenisnya memandang bahwa
pengalaman yang diperoleh siswa dalam belajar terdapat unsur
kesengajaan dan ketidak sengajaan yang diperoleh manusia dalam
menjalani kehidupan. Contoh sumber belajar alami adalah menyaksikan
lingkungan sekitar dan memahami keteraturan alam, bahwa segala yang
ada di alam telah diciptakan secara teratur dan keseimbangan. Sumber
belajar ini terjadi dengan sendirinya. Sedangkan sumber belajar buatan

4
adalah pengalaman yang didapatkan dengan melalui perencanaan untuk
mendapatkan informasi.
Sumber belajar buatan merupakan segala sesuatu yang dibuat
untuk dapat diketahui dan digunakan oleh orang lain. Definisi sumber
belajar buatan cukup luas, termasuk jurnal atau karya tulis ilmiah yang
dibuat, dibaca, dan diimplementasikan dalam kehidupan serta orang
yang sengaja maupun tidak sengaja ditemui untuk mendapatkan
informasi atau pengalaman baru. Semua pengalaman belajar dikelas
dikatagorikan sebagai sumber belajar buatan karena dirancang khusus
oleh guru untuk siswa, dan sangat sedikit sekali pembelajaran di kelas
dirancang oleh siswa.
b. Berdasarkan asalnya: primer dan sekunder
Sumber belajar berdasarkan sumbernya dibagi menjadi primer
dan sekunder. Sumber belajar primer merupakan sumber belajar pertama
dan utama sekaligus menjadi pelaku munculnya ilmu pengetahuan baru.
Sumber belajar primer berupa orang yang memiliki informasi tentang
sebuah peristiwa atau kejadian dimana orang tersebut bertindak sebagai
pelaku. Contohnya sejarawan, ilmuan, dokter dan lain sebagainya.
Adapun sumber belajar sekunder merupakan sumber belajar yang hadir
setelah sumber belajar primer. Sumber belajar sekunder misalnya guru
yang memberikan materi pelajaran dengan mengimplementasikan model
tertentu dalam pembelajaran dan menjelaskan materi berdasarkan hasil
ringkasan atau pengetahuan yang diperoleh dari berbagai sumber.
Sumber belajar sekunder dalam kutipan dapat dikatakan dengan
mengutip dalam kutipan. Sumber belajar sekunder bisa berupa jurnal
diamana dalam jurnal kemudian teradapat pendapat yang kemudian
dikutip.
c. Berdasarkan isinya: pesan langsung dan pesan tersirat atau tidak
langsung

5
Sumber belajar berdasarkan isinya dapat terbagai menjadi pesan
langsung dan pesan tersirat atau tidak langsung. Pesan langsung
merupakan inti, materi dan ilmu pengetahuan baru tentang informasi
atau kejadian yang langsung didapatkan oleh si pencari informasi, si
pembelajar atau orang tertentu yang mempelajari ilmu pengetahuan
baru. Sedangkan pesan tersirat atau tidak langsung merupakan
pengetahuan yang diperoleh dimana isi atau kandungan pesan,
informasi, ataupun ilmu pengetahuan baru diperoleh bukan dari sumber
utama atau primer. Pesasn tersirat dapat dikatakan pula informasi yang
diperoleh bukan dari orang pertama atau sumber utama tetapi dari orang
kedua dan seterusnya
3. Fungsi Sumber Belajar
Morrison dan Kemp (Supriadi, 2015: 130-131) menjelaskan fungsi
sumber belajar sebagai berikut: (1) meningkatkan produktivitas
pembelajaran, melalui: (a) mempercepat laju belajar dan membantu pengajar
untuk menggunakan waktu seara lebih baik, (b) mengurangi bahan
guru/dosen dalam menyajikan informasi, seingga dapat lebih banyak
membina dan mengembangkan gairah belajar murid/mahasiswa; (2)
memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual,
melalui: (a) mengurangi kontrol guru/dosen yang kaku dan tradisional, (b)
memberikan kesempatan kepada murid/mahasiswa untuk belajar sesuai
dengan kemampuannya; (3) memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap
pengajaran, melalui (a) perencanaan program pembelajaran yang lebih
sistematis, (b) pengembangan bahan pembelajaran berbasis penelitian; (4)
lebih memantapkan pembelajaran, melalui: (a) peningkatan kemampuan
manusia dalam penggunaan berbagai media komunikasi, (b) penyajian data
dan informasi secara lebih konkrit; (5) memungkinkan belajar secara
seketika, melalui (a) mengurangi jurang pemisah antara pelajaran yang
bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya konkrit, (b)

6
memberikan pengetahuan yang bersifat langsung; dan (6) memungkinkan
penyajian pembelajaran yang lebih luas, terutama dengan adanya media
massa.
B. Strategi Pembelajaran
1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Suprihatiningrum (2013: 152) menyatakan bahwa strategi
pembelajaran merupakan pokok-pokok tindakan yang akan digunakan untuk
memilih metode pembelajaran, sehingga siswa berpartisipasi secara aktif
dalam pembelajaran.
Suyadi (2013: 13) mendefinisikan strategi pembelajaran sebagai
langkah-langkah yang ditempuh guru untuk memanfaatkan sumber belajar
yang ada, guna mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Sedangkan Khanifatul (2014: 15) mengatakan bahwa strategi pembelajaran
merupakan suatu rencana, cara pandang, dan pola pikir guru dalam
mengorganisasika isi pelajaran, penyampaian pelajaran, dan pengelolaan
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dari berbagai definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi
pembelajaran adalah langkah-langkah yang akan ditempuh guru dalam
mengorganisasikan isi pelajaran, penyampaian pelajaran, dan pengelolaan
kegiatan belajar mengajar sehingga siswa berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran dan tercapainya tujuan pembelajaran.
2. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran
Kurniawan (Khanifatul, 2014: 19-21) mengklasifikasikan jenis-jenis
strategi pembelajaran sebagai berikut:
a. Strategi pembelajaran langsung (direct instruction)
Pembelajaran langsung merupakan bentuk dan pendekatan
pembelajaranyang berorientasi kepada guru (teacher centered
approach). Melalui strategi ini, guru menyampaikan materi
pembelajaran secara terstruktur. Fokus utama strategi ini adalah
kemampuan akademik (academic achievement) siswa. Metode
pembelajaran dengan kuliah dan demonstrasi merupakan bentuk-bentuk
strategi pembelajaran langsung.

7
b. Strategi Pembelajaran (coopertive learning)
Cooperative learning adalah strategi pembelajaran yang
menekankan pada proses kerja sama dalam suatu kelompok untuk
mempelajarai suatu materi akademik yang spesifikasi sampai tuntas.
Melalui cooperative learning, siswa didorong untuk bekerja sama secara
maksimal sesuai dengan keadaan kelompoknya.
c. Strategi elaborasi
Strategi elaborasi merupakan strategi pembelajaran yang
menekankan proses penambahan rincian informasi sehingga informasi
baru akan lebih bermakna. Beberapa bentuk strategi elaborasi, antara
lain pembuatan catatan dan analogi. Pembuatan catatan adalah strategi
belajar yang menggabungkan antara informasi yang dipunya
sebelumnya dengan informasi baru yang didapat melalui proses
mencatat. Sementara analogi, merupakan cara belajar dengan
pembandingan yang dibuat untuk menunjukkan persamaan antara ciri
pokok benda atau ide.
d. Strategi organisasi
Strategi organisasi merupakan strategi yang dapat membantu
siswa meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan baru dengan struktur
pengorganisasian baru. Strategi tersebut juga berperan sebagai
pengidentifikasian ide-ide atau fakta kunci dari sekumpulan informasi
yang lebih besar. Bentuk strategi organisasi adalah outlining, yaitu
membuat garis besar. Siswa belajar menghubungkan berbagai macam
topik atau ide dengan beberapa ide utama.
e. Strategi pembelajaran ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi
pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi secara
verbal dari seorang guru kepada siswa agar siswa dapat menguasai
materi pelajaran secara optimal. Kelebihan dari strategi ini adalah guru
bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, serta bisa
digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.

8
f. Strategi pembelajaran inkuiri
Strategi pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan
analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan. Dalam hal ini guru berperan sebagai
fasilitator dan membimbing siswa untuk belajar.
g. Strategi pembelajaran berbasis masalah
Strategi pembelajaran ini merupakan rangkaian aktivitas
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah
yang dihadapi secara ilmiah. Melalui strategi pembelajaran berbasis
masalah siswa aktif berpikir, berekomunikasi, mencari, dan mengolah
data serta akhirnya menyimpulkan.
C. Pemanfaatan Sumber Belajar dalam Strategi Pembelajaran
Pada abad XXI ini, siswa dapat memiliki akses yang sangat luas dalam
pemanfaatan sumber belajar, dengan demikian pendidik/guru bukanlah satu-
satunya sumber belajar. Paradigma baru yang berkembang adalah pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik atau lebih dikenal dengan istilah student
centered. Siswa diberikan peran sebagai subjek belajar. Dengan konsep ini maka
akan menuntut guru untuk menyiapkan sumber belajar dan strategi pembelajaran
yang relevan. Kesesuaian sumber belajar dan strategi pembelajaran akan
mempermudah jalan bagi guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah
diprogramkan.
Strategi pembelajaran yang harus diterapkan oleh tenaga pendidik adalah
strategi pembelajaran yang kondisional dan efektif. Salah satu contoh, jika guru
menggunakan metode ekspositori sebagai strategi dalam pembelajaran, maka
guru tentu akan memilih materi yang sifatnya bernuansa sejarah, bercerita atau
penjelasan teori-teori. Dalam konteks seperti itu diperlukan banyak sumber
belajar yang sifatnya berbentuk buku teks, dokumen-dokumen, atau bacaan-
bacaan seperti koran, majalah, tabloid, dan lain-lain. Jadi strategi dan sumber

9
belajar itu harus kondisional sehingga relevansi antara strategi, sumber belajar
dalam pembelajaran selaras.
Mclsaac dan Gunawardena (Abdullah, 2012:218) menjelaskan bahwa
sumber belajar yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan pembelajaran sangat
beraneka ragam jenis dan bentuknya. Sumber belajar tersebut bukan hanya dalam
bentuk bahan cetakan seperti buku teks akan tetapi pelajar dapat memanfaatkan
sumber belajar yang lain seperti radio pendidikan, televisi, komputer, e-mail,
video interaktif, komunikasi satelit, dan teknologi komputer multimedia dalam
upaya meningkatkan interaksidan terjadinya umpan balik dengan peserta didik
Variasi pemanfaatan sumber belajar yang disesuaikan dengan materi
pelajaran dalam proses pembelajaran sangat diperlukan. Peranan guru dalam
memilih sumber belajar sangat berpengaruh kepada proses pembelajaran baik
yang dilakukan didalam kelas (indoor) maupun di luar kelas (outdoor). Sumber
belajar yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran sudah tercantum dalam
perencanaan atau program pembelajaran. Artinya, guru harus melakukan analisis
kebutuhan sumber belajar berdasarkan tujuan, materi dan tujuan pembelajaran.
Dalam hal ini, guru harus memilki pengetahuan dan kemampuan untuk
mengidentifikasi jenis-jenis sumber belajar, memilih dan menentukan sumber
belajar yang sesuai serta menggunakan sumber belajar dalam kegiatan
pembelajaran (Wibowo, 2016: 12).
Terkait dengan pemilihan sumber belajar Dick dan Carey (Abdullah,
2012:224) mengatakan bahwa kriteria pemilihan sumber belajar, yaitu: (1)
Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, (2) Ketersediaan sumber setempat,
artinya bila sumber belajar yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber-
sumber yang ada maka sebaiknya dibeli atau dirancang atau dibuat sendiri, (3)
Apakah tersedia dana, tenaga, dan fasilitas yang cukup untuk mengadakan
sumber belajar tersebut, (4) Faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan,
dan ketahanan sumber belajar yang bersangkutan untuk jangka waktu yang relatif
lama, dan (5) Efektifitas biaya dalam jangka waktu yang relatif lama.

1
Supriadi (2015: 134) menjelaskan langkah-langkah pemilihan sumber
belajar dengan menentukan: (1) rumusan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
dengan penggunaan sumber belajar secara jelas, (2) isi pesan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan, (3) pencarian bahan pembelajaran yang memuat isi
pesan, (4) apakah perlu menggunakan sumber belajar orang seperti dosen,
pakar/ilmuan, tokoh masyarakat, tokoh agama, pustakawan, dan sebagainya, (6)
pilihan peralatan yang sesuai dengan kebutuhan untuk mentransimisikan isi
pesan, (7) teknik penyajian pesan, (8) latar (setting) tempat berlangsungnya
kegiatan penggunaan sumber belajar, (9) penggunaan semua sumber belajar yang
telah dipilih atau ditentukan dengan efektif dan efisien, dan (10) pelaksanaan
penilaian terhadap sumber belajar.
Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan sumber belajar,
yakni: (1) Metode pembelajaran yang digunakan, (2) Tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai, (3) Karakteristik pebelajar, (4) Aspek kepraktisan dalam hal biaya
dan waktu, dan (5)Faktor terkait dalam penggunaannya.
D. Pemanfaatan Sumber Belajar yang Didesain dalam Strategi Pembelajaran
Sumber belajar yang direncanakan adalah sumber belajar yang memang
dengan sengaja direncanakan dan dipersiapkan untuk menunjang keberhasilan
dari suatu proses pembelajaran. Sumber belajar ini sudah tersedia di sekolah,
misalnya laboratorium dan perpustakaan (Adipurnomo, 2006: 7).
Julismin (2009: 79) menjelaskan sumber belajar yang dirancang (learning
resources by design) adalah sumber belajar yang dirancang dengan secara
sengaja dan sistematis untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Dari penjelasan tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sumber
belajar yang didesain adalah sumber belajar yang memang sengaja dirancang dan
dipersiapkan dalam proses pembelajaran untuk menunjang tujuan pembelajaran.
Contohnya: bahan-bahan pelajaran, guru, transparansi, OHP, ceramah, ruang
kelas, program audio, program slide suara, dan lain-lain.
E. Pemanfaatan Sumber Belajar Non Desain dalam Strategi Pembelajaran

1
Adipurnomo (2006: 8) menjelaskan bahwa sumber belajar yang tidak
direncanakan adalah sumber belajar yanag pada dasarnya tidak direncanakan
dalam kegiatan pendidikan, namun karena keadaan dan kondisinya
dimungkinkan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan pendidikan, maka keadaan
atau situasi tersebut dapat dijadikan sebagai sumber belajar.
Sumber belajar yang dimanfaatkan (learning resources by utilization)
adalah sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan untuk
kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Sumber belajar yang dimanfaatkan ini
awalnya tidak dirancang secara sengaja untuk keperluan (Julismin, 2009: 79)
Dari definisi di atas ditarik kesimpulan bahwa sumber belajar non desain
adalah sumber belajar yang yang tidak dirancang secara khusus tetapi sudah
tersedia dan tinggal dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran. Contohnya:
cerita rakyat, narasumber, relief, generator, permainan, taman, kebun binatang,
museum, film, sawah, surat kabar, siaran televisi, internet, dan masih banyak lagi
Klasifikasi jenis-jenis sumber belajar dapat dijelaskan dalam matrik
sebagai berikut:

No Jenis Pengertian dirancang dimanfaatkan


1 Pesan Informasi yang harus Bahan Cerita rakyat,
(massage) disalurkan oleh oleh pelajaran dongeng,
komponen lain berbentuk nasehat
ide, fakta, pengertian, data
2 Manusia Orang yang menyimpan Guru, aktor,
Nara sumber,
(peaple) informasi/ menyalurkan siswa, pemuka
informasi pembicara, masyarakat,
pemain pimpinan,
responden
3 Bahan Sesuatu yang disebut Transparansi, Relief candi,
(materials) media yang mengandung film, slide, arca, peralatan
pesan untuk disajikan tape, buku, teknik
dalam bentuk pemakaian gambar
alat
4 Peralatan Sesuatu yang disebut OHP, Generator,
(device) media yang menyalurkan projektor, mesin, alat-alat
pesan untuk disajikan slide, film, mobil
TV, kamera,

1
No Jenis Pengertian dirancang dimanfaatkan
papan tulis
5 Teknik/ Prosedur yang disiapkan Ceramah, Permainan,
Metode dalam mempergunakan diskusi, sarasehan,
(technique) bahan pelajaran, peralatan, sosiodrama, percakapan
situasi, orang untuk simulasi,
menyampaikan pesan kuliah, belajar
mandiri
6 Lingkungan Situasi sekitar dimana Ruang kelas, Taman kebun,
/lattar pesan disalurkan/ studio, museum, toko
(setting) ditransimikan perpustakaan,
aula

Adipurnomo (2006: 14) menjelaskan hal-hal yang perlu diketahui


pendidik dalam merancang sumber belajar, antara lain:
1. Standar kompetensi dan kompetensi dasar dijadikan pedoman dalam
memilih sumber belajar yang tepat;
2. Mengkaji isi materi pembelajaran. Hal ini perlu dilakukan sebagai dasar
pemilihan serta pemanfaaatan sumber belajar agar materi yang disajikan
dapat memperjelas dan memperkaya isi materi;
3. Tentukan objek yang harus dipelajari dan dikunjungi (bila sumber belajar
yang berkaitan dengan lingkungan) dalam menentukan objek kunjungan
hendaknya diperhatikan relevansi dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar, isi materi, kemudahan menjangkaunya, mudah tidaknya
perjalanan, lama waktu yang diperlukan , keamanan peserta didik.
4. Pengaturan waktu sesuai dengan luas materi pembelajaran yang akan
disampaikan
5. Menentukan kegiatan pembelajaran/pengalaman belajar. Misalnya pemilihan
strategi, metode pengajaran disesuaikan dengan sumber belajar,
mempersiapkan perizinan, penentuan kelompok, mengamati suatu proses,
mencatat apa yang terjadi, wawancara dengan nara sumber dan sebagainya.
6. Persiapan teknis yang diperlukan untuk kegiatan belajar, seperti tata tertib di
perjalanan dan ditempat tujuan, perlengkapan belajar yang harud dibawa,

1
menyusun pertanyaan yang akan diajukan, perlengkapan kesehatan dan
sebagainya.
Pemanfaatan sumber belajar secara optimal baik yang didesain atau non
desain dalam strategi pembelajaran dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
Woolkfolk dan Nicolich Lorraine Mc Cune (Fitrah, 2015: 884) mengatakan
bahwa sumber belajar bemaksud meningkatkan kegiatan belajar, sehingga mutu
hasil belajar dan aktivitas semaking meningkat. Berbagai penelitian pemanfaatan
sumber belajar dalam strategi pembelajaran menunjukkan adanya peningkatan
kualitas dan aktivitas pembelajaran. Beberapa penelitian yang menunjukkan hal
tersebut antara lain sebagai berikut:
Nurdin, dkk (2013) melakukan penelitian untuk mendeskripsikan tentang
bagaimana nilai pemberian tugas dan hasil belajar serta aktivitas mahasiswa
selama perkuliahan Fisika Umum I melalu pemanfaatan sumber belajar berbasis
CTL. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas, sampel penelitian
adalah mahasiswa pendidikan fisika kelas C angkatan 2010/2011 sebanyak 36
orang yang mengikuti matakuliah Fisika Umum I. Instrumen yang digunakan
selama penelitian adalah; (1) tes hasil belajar, (2) lembar aktivitas.(3) tugas-
tugas yang diambil dari buku-buku pada perpustakan dan tugas yang ada pada
bahan ajar, (4) membuat riset mini di laboratorium. Dalam penelitian ini
digunakan dua siklus yakni siklus I meliputi materi vektor dan kinematika
partikel, sedangkan pada siklus kedua meliputi materi dinamika partikel.Hasil
penelitian diperoleh aktivititas belajar mahasiswa Fisika Umum I, termasuk
katagori baik (81,59), sedangkan hasil belajar yang dicapai pada siklus I
cenderung berada pada tingkat katagori cukup baik (71,94), dan hasil belajar
pada siklus II cenderung berada pada tingkat katagori baik (82,13). Melalui
inovasi pembelajaran dengan model pembelajaran melalui pengoptimalan
pemanfatan penggunaan sumber belajar berbasis CTL cukup baik untuk
mengefektifkan dan memberi pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar
perkuliahan Fisika Umum I.

1
Haryati (2016) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar efektif terhadap hasil
belajar IPA peserta didik di kelas IV Sekolah Dasar Inpres BTN IKIP I
Makassar. Penelitian eksperimen ini menggunakan pendekatan kuantitatif.
Adapun sumber data penelitian ini adalah data hasil belajar siswa kelas IV SD
Inpres BTN IKIP I Makassar. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas IV SD Inpres BTN IKIP I yang terdiri dari 2 kelas dengan jumlah peserta
didik sebanyak 54, dengan penyebaran yang homogen. Metode pengumpulan
data yang digunakan adalah tes, dengan instrumen penelitian yaitu lembar tes dan
lembar observasi. Teknik pengolahan dan analisis data menggunakan analisis
statistik deskriptif dan analisis inferensial. Hasil penelitian diperoleh nilai rata-
rata hasil belajar IPA dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber
belajar sebesar = 80,33, sedangkan rata-rata hasil belajar IPA kelompok yang
tidak memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar sebesar = 67,33.
Hasil analisis inferensial data menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang
diperoleh thitung 3,374 > t tabel 2,007 dan signifikansi (0,001 < 0,05). Sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat efektivitas pemanfaatan lingkungan sekolah
sebagai sumber belajar terhadap hasil belajar IPA peserta didik kelas IV SD
Inpres BTN IKIP I Makassar.
Wibowo (2016) melakukan Penelitian untuk mengetahui: (1) Sumber
belajar by utilization yang dimanfaatkan guru dalam proses pembelajaran; (2)
Kemampuan guru memanfaatkan sumber belajar by utilization; dan (3) Implikasi
pemanfaatan sumber belajar terhadap kualitas guru dalam proses pembelajaran.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif.
Subyek penelitian ini adalah guru kelas. Teknik yang digunakan dalam analisis
data adalah model interaktif menurut Miles & Huberman meliputi pengumpulan
data, reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: Sumber belajar by utilization yang dimanfaatkan guru
dalam proses pembelajaran meliputi lingkungan sekitar sekolah, lingkungan

1
sekitar tempat tinggal peserta didik, dan belajar di luar sekolah. Kemampuan
guru memanfaatkan sumber belajar by utilization, yakni secara keseluruhan
semua guru kelas mampu memanfaatkannya, tetapi masih belum maksimal.
Implikasi pemanfaatan sumber belajar terhadap kualitas guru dalam proses
pembelajaran adalah guru lebih bisa memberikan motivasi lebih besar,
memaksimalkan waktu pembelajaran, dan memaksimalkan kreatifitas.

1
BAB III
KESIMPULAN

Keberadaan sumber belajar di sekolah baik dari segi kuantitas, kualitas,


pemahaman, dan pemanfaatannya masih belum optimal. Sumber belajar masih
dipahami sebatas pada buku pelajaran, guru, perpustakaan, dan laboratorium. Salah
satu penentu kualitas pembelajaran adalah bagaimana pengembangan dan
pemanfaatan sumber belajar dalam strategi pembelajaran.
Sumber belajar yang dapat dimanfaatkan dalam strategi pembelajaran dapat
berupa pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan. melalui penggunaan dan
pemanfaatan sumber belajar yang beragam dapat mengoptimalkan pelaksanaan
kegiatan pembelajaran. oleh karena itu, seorang guru dituntut untuk mengetahui
berbagai jenis sumber belajar sehingga dapat mendayagunakannya untuk kegiatan
belajar dan pengajaran.
Sumber belajar berupa pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan dapat
dikategorikan menjadi dua, yaitu sumber belajar yang direncanakan dan sumber
belajar yang tidak direncanakan atau dimanfaatkan. sumber belajar yang
direncanakan adalah sumber belajar yang memang sengaja dirancang untuk
mengoptimalkan kegiatan pembelajaran, sedangkan sumber belajar yang tidak
direnanakan atau dimanfaatkan adalah sumber belajar yang keberadaannya tersedia di
sekitar dan dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan dari berbagai hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
pemanfaatan sumber belajar secara optimal dalam berbagai strategi pembelajaran
dapat meningkatkan kualitas, efektivitas, dan hasil pembelajaran.

1
Daftar Pustaka

Abdullah, R. (2012). Pembelajaran Berbasis Pemanfaatan Sumber Belajar. Jurnal


Ilmiah DIDAKTIKA, vol. XII , 216-231.
Adipurnomo, H. (2006). Media dan Sumber Belajar. Malang: Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kepandidikan.
Fitrah, M. (2015). Kemampuan Guru Matematika dalam Mengelola Kelas Melalui
Sumber Belajar untuk Meningkatkan Aktivias Siswa. Prosiding Seminar
Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2015 (pp. 883-890).
Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Haryati, D. (2016). Efektifitas Pemanfaatan Lingkungan Sekolah sebagai sumber
belajar terhadap Hasil Belajar IPA Peserta Didik Kelas IV SDN Inpres BTN
IKIP I Makasar. AULADUNA: Jurnal Pendidikan Dasar Islam, Vol. 3 , 80-96.
Julismin. (2009). Alam, Sumber Belajar yang Tidak Pernah Habis. Jurnal Geografi ,
77-83.
Khanifatul. (2014). Pembelajaran Inovatif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Nurdin, B., & dkk. (2013). Pemanfaatan Sumber Belajar Berbasis Kontextual
Teaching and Learning dalam Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran
Fisika Umum I. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, Vol. 9 , 18-27.
Prastowo, A. (2017). Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik
Terpadu. Jakarta: Kencana.
Prastowo, A. (2018). Sumber Belajar dan Pusat Sumber Belajar. Depok:
Prenadamedia.
Sastrianawati. (2018). Media dan Sumber Belajar. Yogyakarta: Deepublish.
Sudono, A. (2000). Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta: PT
Grasindo.
Supriadi. (2015). Pemanfaatan Sumber Belajar dalam Proses Pembelajaran.
Lantanida Journal, Vol. 3 , 127-139.
Suprihatiningrum, J. (2013). Strategi Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media .
Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

1
Wedi, A. (2016). Pendayagunaan Sumber Belajar dalam Implementasi Strategi
Penyampaian Pembelajaran Tematik. Edcomtech, Vol. 1 , 83-92.
Wibowo, E. P. (2016). Kompetensi Guru dalam Pemanfaatan Sumber Belajar By
Utilization di SDN Caturtunggal 6. E-Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol. 5 ,
10-20.

Anda mungkin juga menyukai