Anda di halaman 1dari 3

Memo Internal

Kepada : Direktur RSKIA Harapan Bunda Bandung


Dari : Karu / Ka Instalasi Farmasi
Tanggal : 03 Juni 2021
1. Pelaporan Indikator Mutu Unit Farmasi Bulan Mei 2021

No Indikator Mutu Pencapaian (%) Standar (%)

N= 50 Resep Racikan 80 %
D =68 Resep Racikan
WAKTU TUNGGU
1. PELAYANAN OBAT RACIKAN 70
% =50 x 100 % /68 x 100%
78
= 73,52%

N = 7727 Resep non racikan 80 %


D = 8482Resep non racikan
WAKT U TUNGGU
% = 7727/8482 x 100 %
2. PELAYANAN OBAT NON
RACIKAN 6122
x 100 %
6229
=91.09 %

N = 2732LembarResep 100 %
KETEPATAN PELAKSANAAN
D = 2735 LembarResep
3. PROSEDUR 6 BENAR PADA
% =2732/2735 x 100 %
PASIEN
= 99.89%

N = 2735 LembarResep 100 %


D = 2735 LembarResep
KEPATUHAN PENULISAN
% = 2735/2735 x 100 %
4. RESEP SESUAI
FORMULARIUM 2385
x 100 %
2385
= 100 %

N = 7104 OHA yang terlabeli 100 %


KETEPATAN PELABELAN D =7104 OHA yang tersedia
5. OBAT HIGH ALERT % =7104 /7104 x 100 %
= 100%

6. KETEPATAN PELAKSANAAN N = 4 Lar.Elektrolit Konsentrat 100 %


DOUBLE CHECK PADA OBAT
D = 4 Lar.Elektrolit Konsentrat,
HIGH ALERT ( LARUTAN
% = 4/4 X 100 %
KONSENTRAT PEKAT )
= 100%

Keterangan :
Laporan indikator untuk Bulan Mei 2021, jika dilihat dari jumlah resep dan lembar resep ada
penurunan dari bulan sebelumnya. Untuk laporan indikator yang tidak memenuhi standar
pada waktu pelayanan resep racikan dan indikator kepatuhan pelaksanaan prosedur 6 benar.
Untuk waktu tunggu pelayanan resep racikan jika dilihat dari waktu jam praktek nya
terhitung pada waktu dinas pagi hal ini dikarenakan pada bulan mei formasi staf farmasi yang
tidak ada dines middle karena untuk mengganti jam libur dari staf farmasi yang berkenaan
pada bulan mei tersebut banyak libur,sehingga untuk mengganti waktu liburnya dengan
berlibur dihari biasa. Sehingga pada saat dihari biasa yang seharusnya midle,karena
mengganti libur jadi tidak ada. Maka menyebabkan pelayanan resep tidak memenuhi target
pencapaian.
Untuk indicator kepatuhan pelaksanaan prosedur 6 tepat masih seperti bulan yang lalu ada
resep yang salah pelafan ejaan obat, salah dalam dosis ada yang underdose dan overdoe, serta
ada beberapa resep inap yang menuliskan resep sediaan injeksi tidak lengkap menulis signa
dosisnya.

Permasalahan Unit
No Permasalahan
1. Kekurangan tenaga kefarmasian yang membuat pelayanan menjadi lebih lama
2. Penulisan resep baik pelafan ejaan nama obat dan dosis pada sediaan injek harus
tertera dalam resep.

TTd Kains/ Karu Direktur RSKIA ,

Apt. Siti Hardianti S,Farm dr. Dessy Adhriyani, SpAn.,MM

Anda mungkin juga menyukai