Anda di halaman 1dari 8

PERKEMBANGAN SEJARAH KEBUDAYAAN

SA HUYNH-KALANAY
KELOMPOK 2

Nasya, Sharfina ,Galang, Amalia, Diandra, Zahra, Dynar, Eko, Tiara

SMA NEGERI 1 NGANJUK

tatananasya@gmail.com, galangaftanta123@gmail.com, amaliakurniaa@gmail.com,


sharfinaaliyah@gmail.com, arnetanafih@gmail.com, arbaazzahra8107@gmail.com,
zphyraudyna@gmail.com, ningsih225@gmai.com, tiaralevina01@gmail.com .

Abstrak : Sa-huynh adalah sebuah kebudayaan purba yang dihasilkan oleh bangsa
Austronesia di kawasan Vietnam Selatan. Nama ‘ Sa-Huynh’ diambil dari sebuah nama
kampung pesisir yang terletak di sebelah selatan kota Da Nang Vietnam . Situs Sa-huynh
merupakan situs penguburan tertua di Asia Tenggara . Berdasarkan tes karbon, kebudayaan
Sa-Huynh eksis pada waktu yang sama dengan kebudayaan Dongson. Hasil kebudayaan Sa-
Huynh dalam buku Sa-Huynh Related Pottery Southeast Asia (1959) karya Wilhelm Solheim,
kebudayaan Sa-Huynh merupakan budaya yang berasal dari penguburan. Pada tahun 1909 ,
di situs purbakala Sa-Huynh terdapat penemuan 200 tempayah (bejana) kubur yang
ditempatkan secara berkelompok. Selain itu, ditemukan pula bekal kubur seperti manik-
manik, kapak, gelas, wadah, belanga, gelang, perunggu dan berbagai macam perhiasan
lainnya. hasil kebudayaan Sa-Huynh memiliki karakteristik yang berbeda dengan hasil
kebudayaan bangsa lain di kawasan Asia Tenggara pada masa itu. Tembikar sebagai salah
satu unsur budaya manusia mampu mempresentasikan kehidupan manusia pada masa
tersebut. Melalui tembikar, kita bisa mengerti tingkat kebutuhan dan bagaimana upaya
pemenuh kebutuhan dari sebuah peradaban.
Kata kunci : kebudayaan, Sa-Huynh Kalanay , pemikiran, Vietnam, gerabah

A. Pendahuluan
Pengertian kebudayaan secara umum mengarah pada sebutan dari cara hidup
sekelompok orang, yang berarti cara mereka melakukan sesuatu. Kelompok yang berbeda
mungkin memiliki budaya yang berbeda. Suatu budaya dari penjelasan pengertian
kebudayaan secara umum, diturunkan ke generasi berikutnya dengan belajar. Pengertian
kebudayaan secara umum menunjukkan karakteristik dan pengetahuan sekelompok orang
tertentu, yang meliputi bahasa, agama, masakan, kebiasaan sosial, musik, dan seni.
Dipahami pula pengertian kebudayaan secara umum adalah pola bersama perilaku dan
interaksi, konstruksi kognitif dan pemahaman yang dipelajari oleh sosialisasi.

a. Budaya yang hadir di masyarakat akan dipelajari oleh generasi selanjutnya.


b. Budaya dapat disampaikan oleh setiap individu pada individu maupun kelompok lain,
serta diwariskan dari generasi ke generasi selanjutnya.
c. Budaya memiliki sifat yang dinamis, artinya budaya dapat berubah sepanjang waktu.
d. Budaya memiliki sifat selektif yang dapat mencerminkan pola perilaku serta
pengamalan manusia secara terbatas.
e. Walaupun kebudayaan setiap daerah berbeda, budaya memiliki unsur yang saling
berkaitan.
f. Masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut akan beranggapan etnosentrik atau
menganggap bahwa kebudayaan sebagai budaya yang terbaik dan menilai budaya
masyarakat hanyalah budaya standar.
g. Budaya memiliki unsur kepercayaan di dalamnya yang dipercayai oleh anggota
masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut.
h. Dalam kebudayaan ada bahasa serta ciri khas dari setip daerah yang memiliki
kebudayaan tersebut.
i. Budaya merupakan produk yang diciptakan oleh manusia atau sekelompok manusia.
Gerabah adalah alat-alat dapur ( untuk masak-memasak dan sebagainya )
yang dibuat dari tanah liat yang kemudian dibakar (misalnya kendi, belang). Bahan
dasar untuk membuat gerabah adalah tanah liat. Budaya ini telah tersebar di Jawa
tempatnya di Yogyakarta , di Lombok Nusa Tenggara Barat yaitu di Banyumelek , di
Maluku Tengah dan Papua Jayapura.

B. Pembahasan
Keberadaan masyarakat Cham di dekat pusat-pusat penemuan benda-benda logam
di Vietnam Utara pada akhir masa prasejarah ini memiliki arti yang sangat besar bagi
masyarakat indonesia. Mereka adalah kelompok masyarakat yang menggunakan bahasa
Austronesia dan memiliki kedekatan fisik dengan orang Indonesia. Kebudayaan Sa-Huynh
yang diketahui hingga kini kebanyakan berbentuk kuburan tempayan , yakni jenazah
dimasukkan di dalam tempayan besar.
Penguburan jenis ini merupakan adat yang mungkin dibawa oleh orang-orang
Cham gelombang pertama ke Indonesia karena penguburan dalam tempayan tak
terdapat pada kebudayaan DongSon atau yang lain yang se-zaman di daratan Asia
Tenggara. Kebudayaan Sa-Huynh memiliki banyak persamaan dengan tempayan
kubur yang ditemukan di Laut Selatan. Hal tersebut terbukti dengan adanya
kemiringan bentuk anting-anting batu bertonjolan disebut lingling dan jenis anting-
anting yang khas atau bandul kalung dengan kedua ujungnya berhias kepala hewan
( kemungkinan kijang ) yang ditemukan pada sejumlah tempat di Muangthai,
Vietnam, Palawan, dan Serawak.

1. Sejaraah Sa-Huynh Kalanay

Sa-Huynh adalah sebuah kebudayaan purba yang dihasilkan oleh bangsa


Austronesia di kawasan Vietnam Selatan. Nama ‘Sa-Huynh’ diambil dari sebuah nama
kampung pesisir yang terletak di sebelah selatan Kota Da Nang, Vietnam. Sa-Huynh
merupakan situs penguburan tertua di Asia Tenggara. Berdasarkan tes karbon,
kebudayaan Sa-Huynh eksis pada waktu yang sama dengan Dongson. Kebudayaan Sa-
Huyh diperkiraan berlangsung tahun 600 SM-1 M. Pada dasarnya merupakan
kebudayaan yang mirip dengan kebudayaan Dangson. Karena peralatan yang banyak
dipakai dalam kebudayaan Sa-Huynh adalah dari kebudayaan Dongson.

 Budaya Sa-Huynh ditemukan di kawasan Vietnam Tengah ke Selatan sampai lembah


Sungai Mekong.
 Budaya Sa-Huynh ada di Vietnam bagian Selatan didukung oleh suatu kelompok
penduduk yang berbahasa Austronesia (Cham) yang diperkirakan berasal dari
kepulauan Indonesia.
 Orang-orang Cham pernah mengembangkan peradaban yang dipengaruhi oleh
budaya India Champa tetapi akhirnya dikalahkan oleh penduduk Vietnam sekarang
yang hanya merupakan kelompok minoritas hingga sekarang.
 Orang-orang Cham merupakan kelompok masyarakat yang menggunakan bahasa
Austronesia dan mempunyai kedekatan kebangsaan dengan masyarakat yang tinggal
di kepulauan Indonesia.
 Kebudayaan Sa-Huynh diketahui melalui penemuan kubur tempayan ( jenazah
dimasukkan di dalam tempayan besar) . Penguburan tersebut adalah adat kebiasaan
yang dibawa oleh orang-orang Cham ke kepulauan Indonesia.

2. Persebaran dan Peninggalan Kebudayaan Sa Huynh

Kebudayan Sa-Huynh yang berhasil ditemukan meliputi berbagai alat yang


bertangkai corong seperti skop, tembilang, dan kapak. Namun, ada pula yang tidak
bercorong seperti sabit, pisau bertangkai, kumparan tenun, serta cincin dan gelang
bentuk spiral. Sementara itu, teknologi pembutan peralatan-peralatan besi yang
diperkenalkan di daerah Sa-Huynh diperkiraan berasal dari daerah Cina. Budaya
perunggu yang ditemukan di Sa-Huynh berupa berbagai perhiasan, gelang, lonceng, dan
bejana-bejana kecil. Di Sa-Huynh juga ditemukan beberapa manik-manik emas langka,
kawat perak, manik-manik kaca dari batu agate berbaris, dan berbagai manik-manik
carnelian.
Pengaruh kebudayaa Sa-Huynh Kalanay di Indonesia dibuktikan dengan penemuan
kubur Tempayan di Sulawesi. Kubur Tempayan berfungsi sebagai alat pengubur jenazah.
Jadi pada waktu itu, masyarakat Indonesia mengenal tradisi penguburan jenazah dengan
memasukkan jenazah ke dalam tempayan yang berukuran besar. Beberapa contoh
gerabah yang ditemukan di Indonesia dan digunakan sebagai kubur tempayan adalah
gerabah situs Gilimanuk (Bali) dan gerabah Melolo.
Di Jawa Tengah, yang terkenal dengan pembuatan gerabah adalah Kasongan,
Yogyakarta. Pengrajin Kasongan dahulu hanya membuat barang-barang rumah tangga,
seperti anglo, cobek, atau kendi. Namun, pada 1970-an, Bapak Sapto Hudoyo, seorang
seniman Yogyakarta mendidik pengrajin di sana.
Gerabah di Lombok Barat , Nusa Tenggara Barat ada sebuah daerah yang terkenal
dengan seni pebuatan gerabah, yaitu di Banyumulek. Ada satu karya unik dari seni
kerajinan gerabah dari Banyumulek ini, yaitu ‘ kendi maling’. Umumnya, kendi (wadah
air) mempunyai lubang di bagian atas untuk mengisi air. Namun , kendi dari
Banyumulek ini memiliki lubang untuk mengisi air pada bagian bawah. Konon, pada
zaman dahulu, kendi ini dibuat untuk raja sebagai pengaman supaya ‘maling’ yang
berniat meracuni raja kebingungan mencari lubang di bagian atas kendi.
Gerabah di Maluku masyarakat di Pulau Ouw di Maluku Tengah juga membuat
gerabah yang disebut sempeh. Mereka kebanyakan membuat sempeh untuk keperluan
rumah tangga. Ada sempeh yang digunakan sebagai kompor, tempat memasak
makanan, dan membuat obat-obatan tradisional. Ada pula sempeh yang digunakan
sebagai wadah sungguhan dan berfungsi seperti piring.
Di Papua, saat ini tradisi pembutan gerabah ditemukan di Pesisir Utara Papua,
tepatnya di Kampung Abar. Kampung Abar adalah salah satu kampung di Danau Sentani,
Kabupaten Jayapura. Umumnya, pembuatan gerabah di Kampung Abar adalah para
wisatawan yang datang ke Danau Sentani. Bagi para wisatawan , gerabah di Papua itu
menarik karena dibuat dengan tangan kosong tanpa mengandalkan teknologi alat
pemutar. Bentuknya yang tidak halus dengn motif-motif khas Sentani juga merupakan
daya tarik gerabah Papua.

Berikut ini adalah beberapa gambar peningagalan gerabah :

Gambar 1.1 Vas Tembikar


Gambar 1.2 Wadah Tembikar

Tembikar adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat yang dibentuk kemudian dibakar
untuk dijadikan alat-alat yang berguna membantu kehidupan manusia.

Gambar 1.3 Senjata Perunggu

Senjata perunggu adalah campuran tembaga dengan unsur kimia lain, biasanya
dengan timah, walaupun bisa juga dengan unsur-unsur lain seperti fosfor, mangan,
aluminium, atau silikon. Perunggu bersifat keras dan digunakan secara luas dengan industri.
Gambar 1.4 Periuk bekal kubur

Bekal kubur adalah benda benda yang dimasukkan


kedalam peti kematian merek , biasanya benda berharga
yang dipercayai dapat digunakan untuk kehidupan
selanjutnya.

 Peta Persebaran Kebudayaan Sa-Huynh Kalanay

Gambar 1.5 Peta Persebaran Sa-Huynh

C. Penutup

Fungsi sosial kebudayaan perlu dipertahankan agar tidak punah dan tetap lestari.
Karena kebudayaan bermanfaat sebagai pendorong masyarakat untuk bersatu dan saling
menghormati satu sama lain. Kita sebagai penerus bangsa haruslah dapat melestarikannya
dengan memasukkan budaya daerah ke dalam kurikulum / film, menggunakan produk
buatan daerah seperti tembikar, gerabah dll.

Daftar Pustaka

Farhanah, Farah (2015). " Power Point Kebudayaan Dong Sun dan Sa Hyun ". Dikutip pada
laman https://www.slideshare.net/farah950719/power-point-kebudayaan-dong-sun-dan-
sah-hyun

Hendrayana (2019). " Kebudayaan Sa Huynh : Perkembangan, Pengaruh, Peradaban, Alat-


alat, Penemuan, Ciri-ciri, Persebaran ". Dikutip pada laman
https://www.nafiun.com/2013/02/kebudayaan-sa-huynh-perkembangan-sejarah-ciri-ciri-
persebaran-alat-alat.html?m=1

Mandala, Eka (2014). " Peninggalan kebudayaan Sa-Huynh ". Dikutip pada laman
https://www.pinhome.id/blog/peninggalan-kebudayaan-sa-huynh/

Prabowo, Gama (2020). " Sejarah Kebudayaan Sa-Huynh ". Dikutip pada laman
https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/07/190000769/sejarah-kebudayaan-sa-
huynh?
page=all&jxconn=1*9fdc87*other_jxampid*VWJRd2Z1TXlQOHBMU0w4MGJ3YktjOVRuRnha
LV9BVW4yWDdpeFRNZFc3X2ZLX2NmbGdSSXBZTlVNY3NCSDQ1ZQ..#page2

Anda mungkin juga menyukai