i
MODUL BAHASA INDONESIA
Penulis:
Ulwia, S.KM.,M.Kes
Mouren Wuarlela, S.Pd.,M.Pd
Editor:
Mayfitriana, S.KM
ISBN: 9-786239-655990
Dilarang menerbitkan atau menyebarkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun dan
dengan cara apapun, baik secara elektronik maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam atau
system penyimpanan dan pengambilan informasi, tanpa seizin tertulis dari penerbit.
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Telah disusun berdasarkan Rencana Pembelajaran Program Studi (RPS) dan Kurikulum
Pendidikan Tinggi Diploma III Sanitasi dan dapat digunakan sebagai pedoman praktikum
bagi mahasiswa.
iii
VISI DAN MISI PROGRAM STUDI DIII SANITASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
VISI
“Menjadi Program Studi Diploma Tiga Sanitasi unggul dan terkemuka yang mampu
menghasilkan lulusan yang handal, berintegritas, dan berdayaguna dalam upaya
sanitasi di bidang Kesehatan Lingkungan yang berorientasi kepulauan tahun 2023”
MISI
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat serta kasih
sayang dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada seluruh ciptaan-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan modul yang berjudul “Modul Praktikum Bahasa Indonesia”.Ucapan terima kasih juga
kami haturkan kepada setiap pribadi yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan Modul
memiliki kemampuan untuk bekerja secara mandiri, mampu mengembangkan diri dan beretika. Hal
ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti Luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan.
Jurusan Sanitasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku sebagai salah satu pendidikan tinggi
kesehatan yang menyelenggarakan program pendidikan Diploma Tiga (DIII) di bidang Sanitasi selalu
berupaya untuk meningkatkan kemampuan peserta didik agar siap menjadi anggota masyarakat yang
mandiri sebagai wujud tanggung jawab sekaligus mewujudkan tujuan pendidikan tinggi yaitu
menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau
profesional yang dapat menerapkan dan atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau
kesenian.
Untuk mewujudkan hal tersebut, peserta didik harus dibekali pengetahuan, pengalaman dan
ketrampilan kerja praktis, agar mampu menyesuaikan sikap didunia kerja sebelum mahasiswa dilepas
untuk bekerja secara mandiri.Salah satu program yang dapat dilakukan adalah melaksanakan kegiatan
praktikum Bahasa Indonesia dengan harapan para lulusan mempunyai kemampuan yang bersifat
akademis dan profesional dibidangnya. Agar proses pembelajaran praktikum Bahasa Indonesia dapat
terlaksana dengan baik dan dapat mencapai standart kompetensi yang diharapkan, maka diperlukan
v
suatu buku Modul Praktik sebagai pedoman dalam mengevaluasi dan memonitoring keberhasilan
Penulis menyadari bahwa Modul Praktikum Bahasa Indonesia ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu setiap kritik dan saran membangun sangat diharapkan demi perbaikan penyusunan modul
kedepannya. Kiranya dengan adanya Modul Praktikum Bahasa Indonesia ini dapat berguna bagi
setiap penggunanya.
Ambon,
Tim penulis
vi
TATA TERTIB PRAKTIKUM
1. Lima belas menit sebelaum praktek dimulai, praktikan sudah siap di depan
ruangan.
sedang berlangsung.
praktikum berlangsung.
praktikum sendiri dan tidak boleh meminjam buku pedoman praktek milik
teman.
bersangkutan.
alat yang pecah atau hilang maka praktikan harus menggantikannya pada
9. Setiap praktikan wajib membuat laporan analisa hasil praktikum yang sudah
terdapat buku pedoman praktikum dan dikumpul satu hari setelah selesai
praktikum.
vii
PRAKTIKUM I
A. Dasar Teori
B. Tujuan
Mahasiswa mampu melakukan Penulisan Ejaan, tanda baca, kutipan, rujukan,
Abstrak, dan Ringkasan.
1. Laptop
2. Buku
3. Alat tulis
D. Prosedur Kerja
Anak sekolah saat ini menghadapi masalah gizi ganda, yaitu gizi kurang
yang berakibat pada tidak optimalnya pertumbuhan fisik dan kecerdasan, di
sisi lain menghadapi gizi lebih yang mengancam kesehatan anak pada masa
dewasa seperti timbulnya penyakit degenerative (Devi, 2012). Secara
nasional, prevalensi kurus pada anak umur 5-12 tahun adalah 11.2%, terdiri
dari 4% sangat kurus dan 7.2% kurus. Prevalensi pendek secara nasional
pada anak umur 5-12 tahun adalah 30,7% yang terdiri dari 12,3% sangat
5
pendek dan 18,4% pendek. Prevalensi gemuk pada anak umur 5-12 tahun
tergolong tinggi yaitu 18,8% yang terdiri dari 10,8% gemuk dan 8% sangat
gemuk/obesitas (Riskesdas, 2018).
Pengetahuan gizi memegang peranan penting dalam menentukan derajat
kesehatan masyarakat. Berbagai masalah gizi dan kesehatan dapat terjadi
karena kurangnya pengetahuan mengenai gizi seimbang. Salah satu
masalah yang muncul adalah ketidakseimbangan asupan makanan
(Almatsier & Soekarti, 2011). Hal ini terjadi pada berbagai kelompok usia,
tidak terkecuali pada anak usia sekolah (AUS). Proporsi konsumsi makanan
beragam pada anak usia 6-23 bulan di Maluku pada tahun 2018 adalah
kurang dari 20% (Riskesdas). Proporsi tersebut di bawah nilai nasional yaitu
46,6%. Pada usia ini anak cenderung memiliki kesukaan pada jenis makanan
tertentu yang dapat membentuk kebiasaan makan anak sampai dewasa
(Almatsier & Soekarti, 2011).
Pendidikan tidak terlepas dari proses belajar mengajar yang membutuhkan
alat bantu atau media untuk mempermudah menyampaikan pesan kepada
sasaran. Pendidikan gizi sebaiknya diberikan sedini mungkin (Wulandari,
2007). Usia anak yang sesuai untuk diberikan pendidikan gizi adalah anak
yang berada pada periode 6 sampai 14 tahun, karena pada usia ini anak
mulai matang secara seksual dan matang untuk belajar serta merupakan
periode intelektual (Hapsari & Suminar, 2003). Dari rentang usia tersebut
yang paling tepat diberikan pendidikan gizi adalah usia 11 tahun karena pada
usia tersebut anak berada dalam tahapan operasional formal, yaitu mampu
untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan
dari informasi yang tersedia (Patterson, 2008).Pemilihan media belajar harus
berdasarkan pada tujuan pembelajaran dan kemampuan belajar siswa
(Moerdiyanto, 2008). Pada penelitian ini penyampaian pesan dilakukan
dengan menggunakan media komik dan media poster.
Komikmerupakan media informasi kesehatan yang dijabarkan sebagai cerita
yang dilukiskan dengan gambar-gambar dan dibawah gambar itu tertulis
cerita sesuai dengan yang tampak dalam gambar (Badudu, 2001). Poster
adalah bentuk media cetak yang bersisi pesan-pesan atau informasi
Kesehatan (Hanna et al., 2012).Hasil studi menunjukkan bahwa
terdapatperbedaan yang signifikan tentang pengetahuanpemilihan jajanan
6
sehat sebelum dan sesudah diberi pendidikan gizi dengan media komik.
Hasil penelitian lain juga menunjukkanadanya peningkatan pengetahuan
yang signifikan (p<0,01) pada siswa sd yang diberi komik tentang
keanekaragaman makanan jajanan dan keamanan makanan jajanan
(Widajantiet al., 2009). Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektifitas
penggunaan media komik dibandingkan media poster terhadap pengetahuan
gizi seimbang siswa sekolah dasar. Manfaat penelitian ini untuk menambah
teori dan inovasi media penyuluhan Pedoman Gizi Seimbang (PGS).
b. Mengoreksi penulisan ejaan, tanda baca dan kutipan pada teks diatas
dan mencatat yang benar di lembar latihan/responsi
c. Membuat abstrak, ringkasan, dan rujusan dari cuplikan teks diatas (bisa
menggunakan bahasa sendiri) sesuaikan dengan aturan penulisan KTI
7
E. Lembar Latihan/ Responsi
8
F. Jurnal Praktikum
Nama Instruktur
Praktikum :
Tanggal :
Tanda Tangan
Lokasi :
9
DAFTAR PUSTAKA
10
11