Anda di halaman 1dari 22

HIGH SEAS

(Laut Lepas)
Dr. Evi Purwanti,S.H.,LL.M.
Pengaturan Laut Lepas

• Terdapat dalam Konvensi PBB Hukum Laut III


Bab VII
• Bagian 1  Ketentuan Umum  86-115
• Bagian 2  Pengelolaan dan sumber
konservasi sumber kekayaan hayati di laut
lepas  116-120
Pengertian
• Pasal 1 Konvensi Jenewa 1958 : “the term
high seas means all parts of the sea that are
not included in the territorial sea or in the
internal waters of a State”,
• laut lepas adalah semua bagian laut yang
tidak termasuk laut teritorial atau perairan
pedalaman suatu Negara.
Pengertian
• Konvensi Hukum Laut 1982 dalam Pasal 86 menyatakan
pengertian laut lepas sebagai berikut : “the provisions of
this Part apply to all parts of the sea that are not included
in the exclusive economic zone, in the territorial sea or in
the internal waters of a State, or in the archipelagic waters
of an archipelagic State,
• yaitu bahwa laut lepas adalah semua bagian laut yang
tidak termasuk zona ekonomi eksklusif, laut territorial atau
perairan pedalaman suatu negara dan perairan
kepulauan dalam Negara kepulauan.
Kebebasan di Laut Lepas
• Pasal 87 Konvensi Hukum Laut 1982 menegaskan bahwa
laut lepas adalah terbuka bagi semua Negara baik
Negara pantai (costal States) maupun Negara tidak
berpantai (land-locked States). Semua Negara
mempunyai kebebasan di laut lepas (freedom of the high
seas), yaitu sebagai berikut :
• (a) kebebasan pelayaran (freedom of navigation);
• (b) kebebasan penerbangan (freedom of overflight);
Kebebasan di Laut Lepas
• (c) kebebasan memasang kabel dan pipa bawah laut
(freedom to lay submarine cables and pipelines);
• (d) kebebasan membangun pulau buatan dan instalasi
lainnya sesuai dengan hukum internasional (freedom to
construct artificial islands and other installations permitted
under international law);
• (e) kebebasan penangkapan ikan (freedom of fishing);
• (f) kebebasan riset ilmiah kelautan (freedom of scientific
research).
Pengecualian Bagi Kebebasan
Kebebasan negara harus
memperhatikan kepentingan negara
lain dalam melaksanakan aktivitas
mereka di laut lepas,
dan memperhatikan hak-hak
berdasarkan Konvensi ini berkenaan
dengan kegiatan di Kawasan.
Status hukum kapal-kapal di laut Lepas

• Prinsip
tunduknya kapal-kapal
pada wewenang eksklusif Negara
bendera
• Wewenang Negara Bendera
(Yurisdiksi Eksklusif)  Pasal 92
konvensi
Bendera kapal
• Setiap kapal yang berlayar di laut lepas harus ada
kebangsaannya > karena ada ikatan antara kapal
dengan Negara (genuine link)
• Apabila kapal menggunakan dua negara atau lebih
bendera Negara karena ingin mendapat kemudahan
(flag of convenience) > dianggap sebagai kapal tanpa
kebangsaan.
• bagi kapal-kapal yang digunakan untuk pelaksanakan
tugas PBB, badan-badan dan lembaga khususnya atau
bagi Badan Energi Atom Dunia (the International Atomic
Energy Agency) maka kapal tsb mengibarkan bendera
organisasinya (Pasal 93 UNCLOS 1982).
Prinsip Kebebasan di laut Lepas
 kebebasan di laut lepas berarti bahwa laut lepas dapat
digunakan oleh Negara manapun baik Negara berpantai
maupun Negara tidak berpantai. (Pasal 87)
 Mare Liberum
 Bebas Dengan Aturan
Yurisdiksi Negara di laut lepas

• Pasal 94 Konvensi Hukum Laut 1982 (Duties of the


flag State) yang berbunyi : Every State shall
effectively exercise its jurisdiction and control in
administrative, technical and social matters over
ships flying its flag,
• bahwa bahwa setiap negara harus
melaksanakan secara efektif jurisdiksinya dan
mengendalikannya di bidang administratif, teknis,
dan sosial di atas kapal yang mengibarkan
benderanya.
Immunity of warships on the high seas &
Immunity of ships used only on
government non-commercial service

• Di
laut lepas, kapal perang dan kapal
untuk dinas pemerintah memiliki
kekebalan penuh terhadap jurisdiksi
negara mana pun kecuali negara
benderanya sebagaimana diatur oleh
Pasal 95-96 Konvensi.
Kewajiban Negara
• setiap negara mempunyai kewajiban untuk menghormati
jurisdiksi negara bendera,
• kewajiban memberikan bantuan (duty to render
assistance) kepada orang dalam bahaya atau dalam
kasus tabrakan (collision), sehingga negara pantai harus
mempunyai TIM SAR (Search and Rescue).
• Setiap negara harus mengambil tindakan efektif untuk
mencegah dan menghukum perdagangan budak atau
pengangkutan budak di kapalnya (pasal 99), wajib
bekerja sama memberantas perompakan (piracy) atau
mencegah bajak laut (pasal 100, 101), menumpas siaran
gelap (unauthorized broadcasting).
Kewajiban Negara
• mencegah lalu lintas obat bius dan bahan-bahan
psychottropic lainnya (pasal 108).
• mengatur perlindungan terhadap kabel dan pipa-pipa di
dasar laut lepas, sesuai dengan pasal 112, 113, 114, 115
UNCLOS.
• berkewajiban untuk mengambil tindakan-tindakan
conservation dan bekerjasama dalam melestarikan dan
mengatur sumber-sumber kehidupan hayati di laut lepas
(pasal 117, 118 Konvensi),
Article 101
Definition of piracy
• Pembajakan terdiri dari salah satu tindakan sbb:
a. setiap tindakan ilegal kekerasan atau penahanan, atau tindakan
penjarahan, dilakukan untuk tujuan pribadi oleh awak atau penumpang
dari kapal swasta atau pesawat pribadi, dan diarahkan:
1. di laut lepas, terhadap kapal lain atau pesawat udara, atau terhadap orang
atau properti di atas kapal atau pesawat udara;
2. terhadap kapal, pesawat, orang atau properti di tempat di luar yurisdiksi
Negara manapun;

b. setiap tindakan partisipasi sukarela dalam pengoperasian kapal atau


pesawat dengan pengetahuan tentang fakta-fakta sehingga kapal
atau pesawat udara tersebut dalam posisi terbajak;
c. tindakan menghasut atau sengaja memfasilitasi tindakan yang
dijelaskan dalam sub-ayat (a) atau (b).
Article 106
Liability for seizure without adequate grounds
• Jika penyitaan kapal atau pesawat udara
atas dugaan pembajakan telah dilakukan
tanpa alasan yang memadai, Negara
membuat penyitaan bertanggung jawab
kepada Negara kebangsaan yang dimiliki
oleh kapal atau pesawat udara untuk
setiap kerugian atau kerusakan yang
disebabkan oleh penyitaan tersebut .
Article 109
Yurisdiksi pada siaran gelap di laut lepas
Setiap orang yang terlibat dalam penyiaran yang tidak sah
dapat dituntut di hadapan pengadilan:
1. Negara bendera kapal;
2. Negara registri instalasi;
3. Negara mana orang tersebut merupakan warga
negara;
4. setiap Negara dimana transmisi dapat diterima; atau
5. setiap Negara dimana komunikasi radio yang sah
mengalami gangguan.
Article 110
Right of visit
tidak dibenarkan menaiki kapal asing kecuali ada alasan
mendasar untuk mencurigai bahwa:
1. kapal itu terlibat dalam pembajakan;
2. kapal itu terlibat dalam perdagangan budak;
3. kapal itu terlibat dalam penyiaran yang tidak sah dan Negara
bendera kapal perang memiliki yurisdiksi berdasarkan pasal
109;
4. kapal tanpa kewarganegaraan; atau
5. meskipun mengibarkan bendera asing atau menolak untuk
menunjukkan bendera, kapal ini, pada kenyataannya, dari
kebangsaan yang sama seperti kapal perang tsb.
QUESTION ???

Anda mungkin juga menyukai