Anda di halaman 1dari 9

“Pirates Of The Somalia”

Tindakan pembajakan kapal dikaitkan dengan


hukum internasional

©2011
Asal mula para perompak dari Somalia
Perompak-perompak ini muncul
sejak terjadinya Perang Saudara
Somalia pada tahun 1991 yang
mengakibatkan tercabiknya
Somalia dalam beberapa bagian
yang masing-masing dikuasai
kelompok perlawanan tertentu.
Perompak Somalia terbagi menjadi 3 bagian,
yaitu :

• Perompak dari kelompok nelayan : mereka adalah mantan


nelayan yang dikatakan tulang punggung, merekalah yang
mengetahui bagaimana situasi dan kondisi di Teluk Aden.

• Perompak mantan milisi dari perang saudara Somalia :


mereka adalah esksekutor perompak sekaligus yang maju
menyerang korban.

• Perompak ahli IT : mereka yang mengoprasikan peralatan


canggih sekaligus yang komunikasi lewat satelit dan ahli
senjata berat
Upaya Dunia Melawan Perompak Somalia

• 7 Oktober 2008, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan


Resolusi Nomor 1838 yang menyerukan kepada semua
negara agar "aktif mengambil bagian" dalam perang
melawan perompakan di lepas pantai Somalia.
• Desember 2008, Dibentuk satuan operasi yang
dinamakan Satuan Tugas Bersama 150 yang fokusnya
melawan perompakan dan teroris di sepanjang lepas
pantai Benua Afrika.
• Sejak Januari 2009, ada 30 Kapal perang dari sejumlah
negara yang berpatroli di lepas pantai Somalia dan Teluk
Aden.
Beberapa Aksi Militer yang Menggagalkan
Perompak Somalia
• 1 Desember 2008, Armada kapal perang koalisi internasional
menggagalkan perompakan Kapal pesiar mewah di Teluk Aden.
• 10 April 2009, Angkatan Laut Amerika Serikat melumpuhkan perompak
kapal Maersk Abraham. Tiga perompak tewas serta seorang ditangkap dan
diadili di Amerika Serikat.
• 4 Mei 2009, Angkatan Laut Korea Selatan mengusir kapal perompak yang
mengejar kapal Korea Utara sejak Pelabuhan Aden.
• 7 Oktober 2009, Kapal Angkatan Laut Perancis menangkap lima perompak
Somalia yang menembaki kapal Angkatan Laut Perancis di Teluk Aden.
• 21 Januari 2011, Angkatan Laut Korea Selatan membebaskan kapal Samho
Jewelry yang disandera [[perompak Somalia. Semua awak kapal selamat,
termasuk dua awak kapal yang berasal dari Indonesia.
• 3 April 2011, Pasukan Komandu Angkatan Laut Denmark membebaskan 18
awak kapal nelayan Iran yang disandera perompak di lepas pantai Somalia.
HUKUM INTERNASIONAL YANG
MENGATUR MENGENAI PEROMPAKAN
• Piagam PBB dan Konvensi Hukum Laut 1982

United Charter, atau yang kita kenal dengan piagam PBB adalah norma
tertinggi bagi organisasi internasional PBB. Secara tegas dan jelas
tercantum pada awal bab pertama Pasal 1 ayat 1 bahwa:

Tujuan PBB adalah sebagai berikut : (1) Menjaga perdamaian dan keamanan
internasional dengan cara : mengambil tindakan secara bersama-sama
dengan tujuan mencegah dan menghindari ancaman keamanan serta
menekan seluruh aksi penyerangan atau pemutusan terhadap keamanan,
dan mengadakan, secara damai, sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan
dan hukum internasional, penyesuaian atau menyelesaikan perbedaan
atau situasi, yang bersifat internasional, yang dapat diubah ke arah
terciptanya perdamaian.
United Nation Convention on the Law of the
Sea (UNCLOS) 1982
• Article 100. Duty to co-operate in the repression of piracy
(perompakan adalah ketika terjadi diatas perairan atau di tempat lainnya yang berada di luar wilayah hukum negara manapun.)

• Article 101. Definition of piracy


PEMBAJAKAN DI LAUT TERDIRI DARI SALAH SATU DIANTARA TINDAKAN BERIKUT:

SETIAP TINDAKAN KEKERASAN ATAU PENAHANAN YANG TIDAK SAH, ATAU SETIAP TINDAKAN MEMUSNAHKAN, YANG DILAKUKAN
UNTUK TUJUAN PRIBADI OLEH AWAK KAPAL ATAU PENUMPANG DARI SUATU KAPAL ATAU PESAWAT UDARA SWASTA YANG
DITUJUKAN :

1. DI LAUT LEPAS TERHADAP KAPAL ATAU PESAWAT UDARA LAIN ATAU TERHADAP ORANG ATAU BARANG YANG ADA DIATAS KAPAL ATAU
PESAWAT UDARA YANG DIBAJAK.
2. TERHADAP SUATU KAPAL, PESAWAT UDARA, ORANG ATAU BARANG DI SUATU TEMPAT DI LUAR YURISDIKSI NEGARA MANAPUN.

SETIAP TINDAKAN TURUT SERTA SECARA SUKARELA DALAM PENGOPERASIAN SUATU KAPAL ATAU PESAWAT UDARA DENGAN
MENGETAHUI FAKTA SEBAGAI KAPAL PEMBAJAK.

SETIAP TINDAKAN MENGAJAK ATAU DENGAN SENGAJA MEMBANTU TINDAKAN YANG DISEBUTKAN DIATAS.

• Article 102. Piracy by a warship, government ship or government aircraft whose crew has mutinied
(Tindakan-tindakan perompakan sebagaimana ditentukan dalam pasal 101, yang dilakukan oleh suatu kapal perang, kapal atau
pesawat udara pemerintah yang awak kapalnya telah berontak dan telah mengambil alih pengendalian atas kapal atau pesawat
udara itu disamakan dengan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh suatu kapal atau pesawat udara perompak.)
United Nation Convention on the Law of the
Sea (UNCLOS) 1982
• Article 103. Definition of a pirate ship or aircraft
(Suatu kapal atau pesawat udara dianggap suatu kapal atau pesawat udara perompak apabila ia dimaksudkan oleh orang yang
mengendalikannya digunakan untuk tujuan melakukan salah satu tindakan yang dimaksud dalam pasal 101. Hal yang sama
berlaku apabila kapal atau pesawat udara itu telah digunakan untuk melakukan setiap tindakan demikian, selama kapal atau
pesawat udara itu berada di bawah pengendalian orang-orang yang bersalah melakukan tindakan itu.)
• Article 104. Retention or loss of the nationality of a pirate ship or aircraft
(Suatu kapal atau pesawat udara dapat tetap memiliki kebangsaannya walaupun telah menjadi suatu kapal atau pesawat udara
perompak. Tetap dimilikinya atau kehilangan kebangsaan ditentukan oleh undang-undang Negara yang telah memberikan
kebangsaan itu.)
• Article 105. Seizure of a pirate ship or aircraft
(Di laut lepas, atau disetiap tempat lain di luar yurisdiksi Negara manapun setiap Negara dapat menyita suatu kapal atau pesawat
udara perompak atau suatu kapal atau pesawat udara yang telah diambil oleh perompak dan berada di bawah pengendalian
perompak dan menangkap orang-orang yang menyita barang yang ada di kapal. Pengadilan Negara yang telah melakukan
tindakan penyitaan itu dapat menetapkan hukuman yang akan dikenakan, dan juga dapat menetapkan tindakan yang akan
diambil berkenaan dengan kapal-kapal, pesawat udara atau barang-barang, dengan tunduk pada hak-hak pihak ketiga yang
telah bertindak dengan itikad baik.)
• Article 106. Liability for seizure without ad equate grounds
(Apabila penyitaan suatu kapal pesawat udara yang dicurigai melakukan perompakan dilakukan tanpa alasan yang cukup, maka
Negara yang telah melakukan penyitaan tersebut harus bertanggung jawab terhadap Negara yang kebangsaannya dimiliki oleh
kapal atau pesawat udara tersebut untuk setiap kerugian atau kerusakan yang disebabkan oleh penyitaan tersebut.)
• Article 107. Ships and aircraft which are entitled to seize on account of piracy
(Suatu penyitaan karena perompakan hanya dapat dilakukan oleh kapal perang atau pesawat udara militer, atau kapal atau pesawat
udara lain yang secara jelas diberi tanda dan dapat dikenal sebagai dalam dinas pemerintah dan yang diberi wewenang untuk
melakukan hal demikian.)
TERIMA KASIH

Oleh:
Aditya Rachman Ghifari Prasetya
Mulki Shader Kanigara Hawari
Ryan Dwitama Fahmi Amrullah

©2011 A.R Productions

Anda mungkin juga menyukai