Anda di halaman 1dari 2

HKUM4311

NASKAH TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2020/21.1

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Program Studi : Ilmu Hukum S1
Kode/Nama MK : HKUM4311/Hukum Pidana Ekonomi
Tugas :1

No. Soal
1. Contoh Kasus :
PT. Permana. Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang Ekspor –Impor Garmen yang
telah terdaftar di Bursa IPO. Suatu ketika Denov seorang pengusaha kaya yang memiliki banyak
perusahaan dan sangat terkenal di Indonesia membeli saham PT. Permana Tbk dengan harga Rp.
10.000/per lembar saham dan melakukan publikasi di Media, bahwa alasan Denov membeli
saham PT. Permana . Tbk adalah karena PT. Permana . TBK akan mendapatkan Proyek Raksasa
oleh Pemerintah. Dengan pernyataan tersebut, dan ditambah lagi keyakinan masyarakat akan
besarnya perusahaan raksasa milik Denov, menjadikan masyarakat membeli saham perusahaan
PT. Permana. Tbk. Atas meningkatnya penjualan saham tersebut, secara otomatis saham PT.
Permana TBK meningkat tajam menjadi Rp. 500.000 per lembar saham.
Denov selaku salah satu pemilik saham di PT. Permana TBK menjual sahamnya di H-1
Pengumuman lelang Pemerintah yang disampaikan di media sebelumnya. Ternyata PT. Permana
TBk tidak memenangkan tender proyek tersebut, melainkan perusahaan lain yang sahamnya
dimiliki Denov. Sehingga harga saham PT. Permana Tbk menurun seketika dan banyak orang
yang dirugikan.

Pertanyaan:

Berdasarkan kasus diatas, Jelaskan dan uraikan apakah kasus tersebut merupakan Tindak Pidana
ekonomi beserta dasar hukumnya!

2. Andri merupakan terdakwa manipulasi kepemilikan saham Perusahaan asuransi yang


menyebabkan kerugian bagi nasabah pada Perusahaan asuransinya. Andri dijatuhi hukum
penjara 5 tahun penjara dan seluruh harta kekayaan perusahaannya dirampas untuk negara,
padahal Andri tidak pernah hadir di persidangan karena sedang sakit stroke dan terbaring di
Rumah sakit.

Pertanyaan:

Jelaskan dan uraikan apakah proses hukum tersebut diatas sah disertai dasar hukumnya!

1 dari 2
HKUM4311

3. Mau cari untung besar, malah buntung. Ungkapan ini tampaknya tepat diperuntukkan bagi Fahmi
Darmawansyah. Direktur Utama PT Merial Esa ini berniat memenangkan tender untuk dua
proyek di Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI berupa Satelit Monitoring dan pengadaan Drone.

Namun tidak sesuai rencananya. Selain akhirnya ditangkap dan dijadikan tersangka Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), diputus bersalah oleh pengadilan dan dipenjara selama 2 tahun 8
bulan, Fahmi juga kehilangan puluhan miliar.

Awalnya, untuk mendapatkan proyek Fahmi melobi sejumlah pihak baik langsung ataupun
melalui anak buahnya Adami Okta seperti pejabat Bakamla maupun anggota dewan. Tujuannya
selain mendapatkan proyek, juga anggarannya dengan nilai awal Rp1,2 triliun itu disetujui DPR.

Fahmi yang menjadi saksi atas terdakwa Fayakhun Andriadi, mengatakan mulanya ia mendapat
informasi dari bawahannya terkait permintaan fee 1 persen dari nilai proyek Rp 1,2 triliun atau
sebesar Rp1,2 miliar.

"Saya dapat info dari Adami, Adami dari Erwin, Erwin dari Fayakhun. Jadi komunikasinya
Fayakun ke Erwin, Erwin capture (permintaan uang Fayakhun) ke Adami, Adami forward lagi
ke saya," kata Fahmi saat bersaksi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (3/9/2018). Baca Juga:
Terbukti Terima Suap, Eks Pejabat Bakamla Ini Divonis 4 Tahun Bui

"Kalau anggaran tidak turun apa enggak rugi? Saudara terlalu berani, apalagi disebutkan 1 persen
dari sekian. Anggaran belum diketok, kenapa berani? Ada yang jamin?" tanya Hakim Ketua
Franky Tambuwun.

Fahmi mengaku mendapart informasi dari Ali Habsyi yang diketahui merupakan staf dari Kepala
Bakamla RI. Saat ditanya apakah ia juga mendapat jaminan dari Ali Habsyi terkait proyek ini, ia
membenarkannya.

Sumber Berita :
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5b8d6d94cc24f/terpidana-korupsi-bakamla--suap-
rp70-miliar-cuma-dapat-proyek-rp222-miliar

Pertanyaan:

Berdasarkan Berita diatas, Jelaskan dan uraikan Formulasi Tindak Pidana Korporasi berdasarkan
ketentuan Undang-Undang!

2 dari 2

Anda mungkin juga menyukai