Anda di halaman 1dari 2

Tugas Ilmu Negara 1

1. Secara kebahasaan, kata Ilmu Negara merupakan terjehamahan dari kata staatsleer.
Staatsleer terdiri dari dua kata, yaitu staat yang berarti negara dan leer yang berarti ilmu.
Ilmu Negara merupakan sebuah ilmu yang mempelajari mengenai negara dan hukum secara
umumnya. Ilmu Negara bersifat teoritis, umum tanpa memperhatikan sifat spesifik dari
sebuah negara, dan abstrak. Sifat-sifat ini yang menjadi pembeda Ilmu Negara dengan
Hukum Tata Negara dan Hukum Adm. Negara. Hal ini karena HTN dan HAN bersifat sebagai
wujud aktualisasi teori-teori yang dikemukakan pada Ilmu Negara, mencakup suatu negara
secara khusus, dan bersifat konkrit.

2. Kodifikasi hukum dari negara Romawi, khususnya Hukum Perdata, masuk ke dalam wilayah
Eropa Barat melalui teori Receptie. Teori receptie sendiri memiliki definisi sebagai
peninjauan dan penerimaan Kembali terhadap ketentuan dan peraturan yang lampau. Teori
receptie dibagi menjadi empat fase. Fase yang pertama adalah teoritische receptie. Pada
fase ini, para sarjana di Eropa Barat mencari serta mengkaji ulang hukum Romawi kuno. Fase
yang kedua adalah praktische recceptie. Pada fase ini, para mahasiswa Eropa Barat yang
sudah memilliki gelar sarjana mempraktekkan ilmu-ilmu hukum yang mereka dapatkan dari
fase pertama. Fase selanjutnya adalah wetenschappelijke receptie, dimana para sarjana
mendirikan fakultas dan perguruan tinggi utnuk melanjutkan pembelajaran mereka di
negara sendiri. Fase terakhir adalah fase posietieve rechtelijke receptive. Pada fase ini,
hukum Romawi diterapkan dalam hukum positif di negara-negara asal para sarjana yang
sebelumnya disebutkan.

3. Kaisar Justitianus adalah seorang raja yang memerintah kerajaan Byzantium selama 38
tahun. Pada saat itu, rakyat Byzantium menganut hukum-hukum yang berbeda seperti codex
gregorianus, codex Hermogenianus, dan codex Theodosianus. Kaisar Justitianus
memerintahkan sejumlah ahli hukum untuk mengkaji dan menciptakan sebuah kodifikasi
hukum yang baru dengan harapan agar dapat memberikan gambaran mengenai landasan
hukum yang lebih jelas bagi rakyatnya, mempercepat proses hukum di kerjaan Byzantium,
dan mengurangi banyaknya kasus yang dibawa ke peradilan. Corpus Juris Civilis merupakan
sebuah kodifikasi hukum yang menghapuskan berbagai permasalahan yang ditemukan pada
hukum-hukum romawi. Oleh karena itu, Corpus Juris Civilis dianggap sebagai sebuah
kemajuan signifikan dalam sejarah hukum.

4. Staatswissenschaft merupakan sebuah ilmu pengetahuan negara yang menitikberatkan


negara sebagai obyeknya sedangkan Rechtwissenschaft merupakan ilmu pengetahuan
negara yang menitikberatkan pada segi hukumnya seperti Hukum Tata Negara, Hukum Adm.
Negara, dan sebagainya.
Staatswissenschaft sendiri terbagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama adalah
Beschreibende Staatswissenschaft yang merupakan ilmu pengetahuan negara yang sifatnya
hanya memvisualisasikan. Bagian selanjutnya adalah teoritische staatsw, yang dapat
didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan negara yang memproses, mengkaji, dan Menyusun
secara sistematis bahan-bahan yang didapatkan dari Besch,. Bagian terakhir adalah
Practische, yaitu apabila teoritische staats, sudah dipraktekkan maka ilmu tersebut menjadi
ilmu politik.
5. Georg Jellinek merupakan seorang filsuf hukum dan politik yang lahir di Leipzig, Jerman. Ia
terkenal sebagai penulis buku tentang teori Ilmu Negara yang berjudul ALLGEMEINE
Staatslehre. Ia juga dikenal sebagai bapak dari Ilmu Negara karena Ia adalah orang pertama
yang melukan penyelidikan dan membahas sebuah ilmu pengetahuan mengenai negara
secara lengkap.

DAFPUS

Britannica. “Code of Justinian.” https://www.britannica.com/topic/Code-of-Justinian. Diakses 1


September 2021.

Britannica. “Georg Jellinek.” https://www.britannica.com/biography/Georg-Jellinek. Diakses 1


September 2021.

Isharyanto, Illmu Negara. Solo: Oase Pustaka, 2016.

Suantra, I Nengah dan Nurmawati, Ilmu Negara. Denpasar: Uwais Inspirasi Indonesia, 2017.

Anda mungkin juga menyukai