Anda di halaman 1dari 3

1. Perbedaan IN dengan HTN atau HAN?

Menurut buku Ilmu Negara Universitas Indonesia 2019 definisi Ilmu Negara
merupakan ilmu pengetahuan yang membahas tentang pokok-pokok dan sendi-
sendi negara. Arti dari pengertian pokok-pokok Ilmu negara pada umumnya
mempunyai pengertian yang sama. Sedangakn pengertian sendi-sendi negara telah
dipengaruhi oleh pandangan hidup negara dan kondisi masyarakat setempat
sehingga seringkali isinya berbeda-beda. Sebagai contoh pengertian demokrasi
setiap negara mempunyai makna yang sama akan tetapi demokrasi sebagai ide
mempunyai pengertian yang berbeda pada masing-masing negara. Dalam
penjelasannya HTN merupakan salah satu cabang hukum yang mengatur mengenai
norma dan prinsip hukum yang tertulis dalam praktek kenegaraan sedangkan Hukum
Administrasi Negara menurut R. Abdoel Djamali merupakan peraturan hukum yang
mengatur administrasi, yaitu hubungan antara warga negara dan pemerintahnya
yang menjadi sebab hingga negara itu berfungsi. Dengan penjelasan diatas bahwa
perbedaan antara IN dengan HTN/HAN berada pada objek pembahasanya dimana
objek pembahasan IN bersifat abstrak atau tidak terikat oleh ruang dan waktu
sedangkan objek pembahasan HTN/HAN terikat oleh ruang dan waktu.

2. Apa itu teori recepti dan fase2nya?


Sejarah kenegaraan menggambarkan bahwa kondisi hukum pada masa kerajaan
romawi dimulai dan diakhiri oleh kodifikasi. Kodifikasi pertama atau Kodifikasi 12
Meja yang memuat tentang hukum pidana, hukum perdata, dan hukum acara.
Kodifikasi kedua terbentuk di Romawi Timur sebagai usaha Kaisar Justianus dan
merupakan kodifikasi terakhir. Kodifikasi kedua merupakan Hukum Perdata dan
disebut corpus iuris civillis atau corpus iuris civillis justitianus. Selanjutnya kodifikasi
yang terdapat di negara Romawi tersebut khususnya Hukum Perdata, masuk ke
negara Eropa Barat melalui teori receptie. Artinya peninjauan dan penerimaan
kembali terhadap hukum yang lampau. Adapun proses receptive ini mengalami
empat macem fase yaitu:
a. Teoritische receptie. Pada fase ini para sarjana Eropa Barat menggali serta
mempelajari kembali kembali hukum romawi kuno secara langsung ke negara
romawi. Di fase ini pun mereka menganggap bahwa hukum romawi lebih tinggi
daripada hukum eropa barat. Setelah para sarjan selesai masa studinya di
romawi mereka kembali ke negaranya masing-masing.
b. Praktische receptive. Setelah kembali ke negaranya masing-masing para sarjana
mendapat jabatan hakim atau jabatan administrasi lainnya. Melalui praktek
peradilan dan kegiatan administrasi, seluruh negara eropa barat menerima
hukum romawi.
c. Wetenschappelijke. Pada fase ini setelah hukum romawi meresap di negara
masing-masing, mereka kemudian mendirikan perguruan tinggi sendiri-sendiri.
Dengan demikian para sarjana tidak perlu lagi belajar lagi keluar negeri tetapi
cukup belajar di negara masing-masing.
d. Posietieve Rechtelijke Receptie. Pada fase ini Hukum Romawi telah diterapkan
atau diletakan pada dalam hukum positif masing-masing negara, yaitu hukum
yang berlaku pada suatu waktu dan tempat tertentu.
3. Jelaskan corpus iuris civillis justitianus dengan menguraikan korelasinya dengan
kaisar justitianus!
Sejarah kenegaraan menggambarkan bahwa kondisi hukum pada masa kerajaan
romawi dimulai dan diakhiri oleh kodifikasi. Kodifikasi pertama atau Kodifikasi 12
Meja yang memuat tentang hukum pidana, hukum perdata, dan hukum acara.
Kodifikasi kedua terbentuk di Romawi Timur sebagai usaha Kaisar Justianus dan
merupakan kodifikasi terakhir. Kodifikasi kedua merupakan Hukum Perdata dan
disebut corpus iuris civillis atau corpus iuris civillis justitianus.

4. Jelaskan staatswissenschaft dan Rechtwissenschaft secara lengkap!


Dalam arti luas Staatswissenschaft berarti Ilmu Negara. Dalam arti sempit
staatswissenschaft adalah ilmu pengetahuan yang menekankan pada segi objeknya
yaitu negara dan dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
a. Beschreibende staatswissenschaft yaitu ilmu pengetahuan tentang negara yang
sifatnya hanya melukiskan atau menggambarkan saja. Misalnya, dalam suatu
negara terdiri dari wilayah, masyarakat, dan ada penguasanya, tetapi secara
sistematis tidak menyatakan bahwa keseluruhannya merupakan unsur-unsur
negara.
b. Teoritische staatswissenschaft merupakan Ilmu pengetahuan tentang negara
yang mengambil bahan-bahannya dari Beschreibende staatswissenschaft
kemudian mengelolanya secara sistematis setelah mencari pengertian-
pengertian pokok dan sendi-sendi pokoknya.
c. Practische Staatswissenschaft yaitu apabila teori ilmu negara diterapkan dalam
praktek atau kegiatan kenegaraan akan merupakan Ilmu Politik.
Secara definisi, Rechtwissenschaft merupakan pengetahuan ilmu negara yang
menekankan pada segi hukumnya seperti HTN, HAN, dan HIP

5. Teori hukum publik mulai berkembang pada abad 19 dengan munculnya aliran
hukum public jerman yang salah satu tokonya adalah georg jellinek. Dalam teori
jellinek disebut sebagai bapak dari teori ilmu negara. Jelaskan apa maksudnya!
Pada akhir abad XIX seorang sarjana jerman bernama Georg Jellinek mencoba
membahas teori ilmu negara secara menyeluruh dan kemudian menyusunnya secara
sistematis dalam bukunya yang berjudul Allgemeine Staatslehre. Ia kemudian
dianggap sebagai bapak ilmu negara karena merupakan orang pertama yang
menyelidiki serta membahas ilmu pengetahuan tentang negara secara menyeluruh
kemudian menyusunnya secara sistematis. Teori jellinek dianggap sebagai penutup
masa lampau dan menjadi pangkal tolak bagi peninjauan lebih lanjut terhadap teori
ilmu negara.

6. Jelaskan secara rinci sistematika teori Ilmu Negara yang dikemukakan oleh Georg
Jellinek!
Menurut Jellinek, teori Ilmu Negara (teoritische Staatswissenschaft) ada ynag
bersifat umum dalam arti berlaku bagi semua negara, disebut allgemeine
staatslehre. Selain itu juga yang bersifat khusus yaitu berlaku hanya untuk satu
negara tertentu saja disebut Ilmu Negara Khusus (Bezondere Staatslehre). Baik pada
teori IN umum atau khusus Jellinek mengintridusir teori yang berbeda dari sarjana-
sarjana lainnya yaitu teori dua segi (Zweiseiten Theori). Teori ini meninjau negara
dari dua segi yaitu segi sosiologis da segi yuridis. Segi sosiologis melihat negara
sebagai suatu bangunan hukum. Dengan demikian terhadap INU (allegemeine
Staatlehre) peninjauannya terbagi atas peninjauan secara sosiologis (allgemeine
soziale staatlehre) dan peninjauan yuridis (allgemeine staatsrechtslehre). Bagitu pula
peninjauan secara sosiologis (individuelle staatslehre) dan peninjauan secara yurisid
(Speziale Staatslehre).

7. Menurut Jellinek, teori Ilmu Negara (Teoritische Staatswissenschaft) dan Ilmu Negara
Khusus (Bezondere Staatslehre). Jelaskan secara rinci kedua teori tersebut!

Bca 1781372388 an fitria ws.. 500

Anda mungkin juga menyukai