Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“E-LEARNING PADA MASA PANDEMI COVID-19”

NAMA : ASRUL ZHOLIH


NIM : 044188735
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat-Nya
sehingga saya bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “E-learning pada masa
pandemic covid-19” ini sesuai waktu yang telah ditentukan.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan mengenai pengaruh apa saja yang ditumbulkan saat e-learning pada masa pandemi
covid-19 sekarang ini bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu Dosen/Tutor , selaku dosen/tutor


mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 2

A. LATAR BELAKANG 2

BAB II PEMBAHASAN 3

A. PEMBELAJARAN SELAMA PANDEMI 3

B. MANFAAT PEMBELAJARAN E-LEARNING 4

C. DAMPAK PEMBELAJARAN E-LEARNING 5

BAB III PENUTUP 8

A. KESIMPULAN 8

B. SARAN 8

DAFTAR PUSTAKA 9

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Penyebaran pandemi virus corona atau COVID-19 telah memberikan tantangan


tersendiribagi lembaga pendidikan di Indonesia. Untuk mengantisipasi penularan virus
tersebutpemerintah mengeluarkan kebijakan seperti social distancing, physical distancing,
hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Kondisi ini mengharuskan masyarakat
untuk tetapdiam di rumah, belajar, bekerja, dan beribadah di rumah. Akibat dari kebijakan
tersebut membuat sektor pendidikan seperti sekolah menghentikan proses pembelajaran
secara tatap muka. Sebagai gantinya, proses pembelajaran dilaksanakan secara daring yang
bisa dilaksanakan dari rumah masing-masing siswa.

Wabah corona virus disease 2019 (Covid-19) yang telah melanda 215 negara di dunia,
memberikan tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan, khususnya Perguruan Tinggi.
Untuk melawan Covid-19 Pemerintah telah melarang untuk berkerumun, pembatasan sosial
(social distancing) dan menjaga jarak fisik (physical distancing), memakai masker dan selalu
cuci tangan. Melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah telah melarang
perguruan tinggi untuk melaksanakan perkuliahan tatap muka (konvensional) dan
memerintahkan untuk menyelenggarakan perkuliahan atau pembelajaran secara daring (Surat
Edaran Kemendikbud Dikti No. 1 tahun 2020). Perguruan tinggi dituntun untuk dapat
menyelenggarakan pembelajaran secara daring atau on line (Firman, F., & Rahayu, S., 2020).

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pembelajaran Selama Pandemi

Di masa pandemi Covid-19 sekarang ini, dunia pendidikan sangat memerlukan


penyesuaian pola pembelajaran. Penyesuaian pola pembelajaran ini dapat dilakukan melalui
e-learning. Untuk mencapai keefektifan pembelajaran melalui e-learning maka diperlukan
beberapa komponen yang saling berkaitan sebagai penunjang keberhasilan pembelajaran.
Komponen yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut antara lain yaitu: peserta didik,
pendidik, tujuan pembelajaran, materi atau isi, dan metode. Seluruh komponen tersebut harus
dikelola dengan baik oleh guru sebagai seorang pendidik supaya materi yang diajarkan dapat
diterima dengan baik oleh siswa.

Pembelajaran berbasis e-learning sangat diperlukan di masa pandemi sekarang ini. E-


learning memanfaatkan teknologi dan membutuhkan jaringan internet. Dengan adanya
pembelajaran e-learning maka tidak diperlukan tatap muka secara langsung. Walaupun tidak
diperlukan tatap muka secara langsung, pembelajaran melalui e-learning diharapkan dapat
berjalan dengan efektif dan mencapai keberhasilan pembelajaran. E-learning sendiri dapat
memudahkan peserta didik maupun mahasiswa dalam menerima pengetahuan dan
menerapkan keterampilan.

E-learning sangat membantu kegiatan belajar mengajar di masa pandemi. Jika tidak
menggunakan e-learning maka siswa tidak dapat menerima informasi atau pembelajaran yang
disampaikan oleh guru. Kurangnya bimbingan dalam pembelajaran e-learning sangat
berdampak langsung terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Dimana proses
pembelajaran yang memerlukan beberapa komponen dalam melakukan pembelajaran agar
pembelajaran berjalan dengan efektif.

Pada masa pandemi sekarang ini, seluruh sekolah menerapkan sistem pembelajaran
jarak jauh. Kondisi sekolah saat ini dinilai dari kinerja guru yang harus kreatif dan inovatif.
Selain itu, guru harus memiliki strategi dan metode yang tepat dalam mengajar supaya
pembelajaran dapat berlangsung secara menyenangkan. Oleh karena itu, penerapan
pembelajaran berbasis E-Learning sangat diperlukan. Sehingga, guru dituntut untuk memiliki

5
pengetahuan tentang teknologi yang sangat penting untuk penerapan proses pembelajaran
berbasis E-Learning.

Saat ini, hal-hal tersebut yang menjadi kompetensi yang harus dimiliki siswa. Dengan
kemajuan teknologi yang menerapkan pembelajaran berbasis e-learning itulah siswa
diharapkan mampu mengembangkan potensi yang ada dalam diri mereka. Selain itu, siswa
diharapkan mampu menggali informasi dsn menambah khasanah ilmu pengetahuan dengan
luas tidak hanya pada buku ajar, buku paduan, dan literatur saja, melainkan dapat menggali
informasi yang bersumber dari internet.

B. Manfaat Pembelajaran E-learning

E-Learning pada dasarnya memiliki banyak manfaat untuk pendidikan para pelajar.
Hanya saja, dalam penggunaannya sendiri, e-learning memiliki banyak sekali fungsi yang
berbeda. Secara singkat, saat ini kita sudah diperkenalkan dan memiliki beberapa model
pembelajaran e-learning seperti blended learning, flipped class room, online school. Ini
merupakan metode penyampaian pendidikan e-learning dari hasil pengembangan beberapa
fungsi e-learning itu sendiri.
1. E-learning memberi manfaat sebagai tambahan pendidikan untuk pelajar
Manfaat e-Learning juga dapat menjadi suplemen atau tambahan pendidikan untuk pelajar
ketika sekolah/universitas menjalankan metode pendidikan dengan model konvensional
sebagai model utama.
2. E-learning menjadi pelengkap metode pendidikan secara konvensional
Fungsi e-learning sebagai pelengkap adalah merupakan metode pembelajaran online yang
diberikan oleh pengajar untuk melengkapi materi yang diberikan oleh pengajar saat mereka
mennyampaikan materi secara konvensional. Dalam hal ini, pengajar memberikan materi
melalui pembelajaran offline namun beberapa sumber harus dibuka oleh pelajar melalui
sistem pembelajaran online.
3. E-learning sebagai pengganti pendidikan konvensional
E-learning dapat menjadi metode pengganti pendidikan konvensional. Artinya, e-learning ini
dilakukan sebagai metode pembelajaran semi-utama dengan tidak lagi menggunakan metode
pembelajaran konvensional seutuhnya. Kita semua sudah pernah mengalami masa di mana
awal-awal COVID-19 beberapa waktu lalu. Di mana, semua sekolah menerapkan

6
pembelajaran melalui e-learning sebagai pengganti sementara pembelajaran offline untuk
memutuskan mata rantai virus corona.
4. E-learning sebagai metode pembelajaran utama
Dalam hal ini, e-Learning sudah dijadikan sebagai metode pembelajaran utama. Yang mana,
sekolah tidak lagi menerapkan sistem pembelajaran secara offline/konvensional. Umumnya,
mereka yang sudah menerapkan e-learning terlebih dahulu, menemukan bahwa metode
pembelajaran e-learning dianggap lebih efisien dan efektif untuk dilakukan dalam
memberikan materi kepada pelajar. Oleh karena itu, keputusan instansi untuk memberikan
metode pembelajaran e-learning sebagai pilihan utama untuk menghilangkan jarak maupun
hal-hal yang membuat pembelajaran tidak lagi efisien.

C. Dampak Pembelajaran E-learning


Saat ini e-learning telah menjadi semakin populer dalam dunia pendidikan seiring
dengan pertumbuhan teknologi informasi yang sangat cepat. Sebagaimana yang kita lihat
bahwa penggunaan e-learning dalam proses pendidikan telah berhasil berkontribusi dalam
batas tertentu memperbaiki mutu pendidikan dan meningkatkan keterampilan teknologi para
siswa/mahasiswa, bahkan guru/dosen. Karena itu dampak e-learning tidak dapat dihindari.

Apalagi di era merebaknya Covid-19 ini, gaya belajar dan bekerja berubah 180


derajat. Yang semula hanya sebagian institusi pendidikan yang menyelenggarakan e-learning,
kini hampir semua institusi pendidikan. Yang semula hanya satu atau dua mata pelajaran atau
mata kuliah menggunakan e-learning, kini hampir semua mata pelajaran atau mata kuliah.
Padahal belum tentu semua memiliki hardware dan keterampilan yang memadai. Yang sudah
memadai, insya Allah bisa memperoleh keuntungan yang optimal, bagi yang memiliki
keterbatasan tentu hanya sedikit keuntungan yang bisa dipetik.

Menurut Sander Tamm (2019), ada 10 keuntungan yang bisa dipetik, yaitu :

 E-learning itu bekerja sendiri,

 E-learning itu berpusat pada siswa/mahasiswa,

 E-learning menghemat biaya,

 Menfasilitasi gaya belajar masing-masing siswa/mahasiswa,

7
 Lingkungan belajar bisa disesuaikan dengan kondisi,

 E-learning sepenuhnya menggunakan pola pikir analitik,

 Online learning dapat memecahkan kelangkaan guru,

 E-learning itu ramah dengan lingkungan, tidak timbulkan polusi,

 Tidak memerlukan buku teks,

 Online learning itu hemat waktu.

Online learning yang memiliki semua keuntungan ini akan dapat memetik hasil yang
optimal, jika kita bisa siapkan infrastruktur dan hardware yang memadai. Di samping itu juga
supporting staf yang terampil mengelola hardware, baik dalam hal mengoperasikan maupun
trouble shouting terhadap gangguan yang muncul. Demikian juga ketersediaan hardware
untuk guru/dosen dan siswa/mahasiswa, dan kecakapan guru/dosen dan guru/mahasiswa
dalam menggunakan hardware dan software-nya.

Selanjutnya, Sander Tamm (2019) juga mengidentifikasi sejumlah kelemaha e-


learning, yaitu :

 Umpan balik ke siswa itu terbatas,

 E-learning dapat menyebabkan isolasi sosial,

 E-learning menuntut motivasi diri yang kuat dan keterampilan mengelola waktu,

 Kurangnya pengembangan keterampilan komunikasi pada siswa,

 Pencegahan kecurangan selama penilaian dengan online itu sangat ruwet,

 Instruktur dalam pembelajaran online cenderung bersifat teori daripada praktek,

 E-learning itu kekurangan komunikasi tatap muka,

 E-learning terbatas pada disiplin (mata pelajaran/kuliah) tertentu,

8
 Online learning tidak dapat diakses oleh populasi yang tidak memiliki komputer,

 Terbatasnya akreditasi dan jaminan mutu untuk pendidikan dengan online.

Untuk komunikasi face to face belakangan ini sudah bisa diatasi oleh aplikasi
videoconference, sehingga tidak masalah. Kecuali yang hardware-nya belum memadai. Yang
juga penting di samping 10 kelemahan tersebut, ada kelemahan lain yang masih dirasakan.
Bahwa pendidikan bukanlah transfer informasi atau pengetahuan saja, tetapi juga transfer
nilai. Menurut hemat saya, bahwa online learning memiliki keterbatasan untuk transfer nilai.
Karena itu blended learning menjadi solusinya, bagaimana sebagian alokasi waktu disiapkan
untuk kegiatan pembelajaran face to face, yang bisa melengkapi untuk terciptanya proses
pembelajaran yang bermakna. Dengan begitu bisa diciptakan proses pembelajaran yang
komprehensif.

Bahwa e-learning untuk semua jenjang dan jenis pendidikan yang mencuat
belakangan ini tidak bisa diabaikan tentang dampaknya, baik yang positif maupun yang
negatif. Dikemukakannya dengan detil dampak positif dan negatif, diharapkan kita bisa
mengoptimalkan dampak positifnya dan meminimalkan dampak negatifnya secara simultan.
Dengan membuat pembelajaran komprehensif yang tetap berfokus pada upaya meningkatkan
instructional effect, yang diwujudkan dengan meningkatnya kecakapan akademiknya dan
nurturant effectnya yang diwujudkan dengan membaiknya aspek non-akademiknya, baik
sosial, emosional dan moral.

Akhirnya bahwa dengan menyadari akan kebutuhan kita untuk terbentuknya insan
unggul dan utuh, maka di sinilah blended learning menjadi kebutuhan yang mendesak. Proses
pembelajaran yang mensinergikan antara pembelajaran konvensional dan pembelajaran
online, tanpa mendekotomikan di antara keduanya.

Hanya, saat ini terkait dengan merebaknya Covid-19, kita hanya bisa bertumpu
sepenuhnya pada online learning atau e-learning, demi keselamatan dan keamanan bagi
semua. Yang penting para pendidik atau instruktur menyadari bahwa tugas dan tanggung
jawabnya adalah mendidik, memanusiakan manusia.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa E-learning adalah sistem atau konsep pendidikan yang
memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar. Perbedaan Pembelajaran
antara Metode Tradisional dan Metode E-Learning yaitu pada Metode Tradisional, seorang
guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu
pengetahuannya kepada siswa atau mahasiswa.

Sedangkan pembelajaran pada Metode E-Learning seorang siswa atau mahasiswa


dituntut untuk dapat mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung-jawab untuk
pembelajarannya. Suasana pembelajaran dengan Metode E-Learning akan ‘memaksa’ pelajar
memainkan peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya. Pelajar membuat perancangan
dan mencari materi dengan usaha, dan inisiatif sendiri.

B. Saran

Setelah melakukan pembahasan penulis ingin memberikan masukan yang berupa


saran bahwa penulis mengharapkan apa yang menjadi makalah dengan tema “E-learning
Pada Masa Pandemi Covid-19”  tidak hanya menjadi suatu teori saja, namun dapat di
praktekkan didalam kehidupan bermasyarakat sebagai suatu pemahaman bahwa dalam
persaingan yang ketat di era globalisasi seperti saat ini sangat dibutuhkan suatu konsep
keterampilan guna mendukung kehidupan bermasyarakat.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://devradarkudus.jawapos.com/pendidikan/16/09/2021

https://dvcodes.com/edaran-mendikbud-tentang-pembelajaran-daring-untuk-cegah-sebaran-
covid-19

https://www.brightspaceindonesia.com/blog/manfaat-e-learning-dalam-dunia-pendidikan

11

Anda mungkin juga menyukai