Anda di halaman 1dari 25

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Disabilitas

Disabilitas Menurut definisi undang-undang, ‘penyandang disabilitas’

adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental,

dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan

lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara

penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan kesamaan hak (UU

No. 8/2016, 2016, Pasal. 1). Istilah yang pada akhirnya menjadi pilihan bahasa

undang-undang ini adalah istilah paling baru dan diciptakan sesudah tahun 2009.

Hal ini setidaknya dapat disimpulkan bahwa dalam rangka merativikasi CRPD,

Komnas HAM menyelenggarakan sebuah semiloka pada awal tahun 2009 yang

membahas secara khusus istilah apa yang paling tepat untuk menerjemahkan kata

‘disability’ dalam Convention on the Rights of Persons with Disabilities.

Semiloka ini adalah sebuah upaya untuk merespon kontroversi pilihan

istilah di saat menyusun rancangan undang-undang ratifikasi. Pada akhirnya,

semiloka sendiri tidak mencapai kata sepakat dan hanya menghasilkan istilah-

istilah alternatifnya. Ada sembilan istilah dan tidak satu pun yang mengusulkan

“penyandang disabilitas”. Tiga yang terkuat, yang direspon tulisan Tarsidi dan

Somad adalah: orang berkebutuhan khusus, penyandang ketunaan, dan difabel.

Keterangan Tarsidi selaras dengan sumber lain yang menyebutkan bahwa istilah

‘penyandang disabilitas’ lahir dari sebuah “Diskusi Pakar Untuk Memilih

Terminologi Pengganti Istilah Penyandang Cacat” yang juga diselenggarakan oleh

8
9

Komnas HAM pada 19 – 20 Maret 2010 di Jakarta (“Istilah Penyandang

Disabilitas Sebagai Pengganti Penyandang Cacat,” 2016). Keterangan tentang

kegiatan dan hasil kegiatan ini dapat dibaca di Laporan Tahun 2011 Komnas

HAM. (Maftuhin, 2016:151-152).

2.2 Tunanetra

Tunanetra adalah orang yang memiliki keterbatasan pada indera

penglihatannya atau bahkan memiliki ketidakmampuan untuk melihat.

Berdasarkan tingkat kebutaannya, tunanetra dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu

buta total dan low vision. Sedangkan berdasarkan usia kebutaan, dibedakan

menjadi: buta sejak lahir dan buta tidak sejak lahir (sempat memiliki pengalaman

untuk melihat baru kemudian mengalami kebutaan).

Keterbatasan atau bahkan ketidakmampuan seorang tunanetra untuk

melihat, mengakibatkan keterbatasan atau bahkan ketidakmampuan pula dalam

menerima stimulus/informasi melalui indera penglihatan (mata). Oleh karena itu,

diperlukan peran Volume 1 No.1 JULI 2015 17 alat indera yang lain untuk

menggantikannya. Dalam hal ini indera pendengar (telinga) serta indera peraba

(tangan) menjadi alternatif utama dalam penerimaan stimulus/informasi dari luar.

Dengan menerima informasi/stimulus dalam bentuk suara, baik yang

bersumber dari objek itu sendiri maupun berasal dari orang lain di sekitar, dapat

menambah pengetahuan bagi seorang tunanetra. Sebagai contoh, seorang

tunanetra ingin mengetahui tentang binatang burung, karena tidak memungkinkan

untuk merabanya secara langsung maka mereka dapat menanyakan kepada orang

di sekitar untuk memberikan deskripsi binatang tersebut. Kemudian, dengan


10

mendengarkan suara burung secara langsung dapat memberikan tambahan

informasi bagi mereka. Selain pendengaran, indera peraba (tangan) sebagai

alternatif lain untuk menerima informasi dapat membantu seorang tunanetra

dalam mendeskripsikan bentuk, berat, ukuran, suhu, serta letak/posisi suatu

benda/objek. Tangan juga berperan sebagai “mata” bagi seorang tunanetra untuk

membaca tulisan yang berbentuk Braille. Selanjutnya, indera-indera yang lain

seperti indera perasa (lidah) dan indera penciuman (hidung) digunakan sebagai

pelengkap informasi yang telah didapat melalui pendengaran (telinga) dan rabaan

(tangan).

Kedua indera pendengar dan peraba yaitu telinga dan tangan memberikan

kontribusi yang sangat penting bagi seorang tunanetra dalam penerimaan

informasi. Namun tetap saja keduanya masih memiliki kekurangan. Sebagai

contoh, indera pendengaran tidak dapat menberikan informasi yang kongkrit

mengenai kualitas serta warna suatu benda/objek. Selain itu, informasi berupa

suara dapat terdistorsi oleh suara lain disekitar serta bersifat sementara atau

terbatas oleh waktu. Oleh karenanya diperlukan konsentrasi penuh saat

mendengarkan informasi yang di dapat. Serupa dengan indera pendengar, indera

peraba juga memiliki kekurangan. Kelemahan utama dari rabaan terletak pada

aspek ukuran serta posisi/letak suatu objek. Seorang tunanetra akan merasa

kesulitan untuk meraih/menyentuh suatu objek/benda apabila suatu objek/benda

berukuran sangat besar (seperti gajah, pesawat, atau kereta api) atau jika

objek/benda tersebut lerletak di tempat yang cukup jauh (tidak terjangkau).

(Muthmainnah, 2015:16-17).
11

2.3 Bahasa Pemrograman

Bahasa pemrograman Arduino merupakan bahasa C yang sudah

disederhanakan dengan syntax sehingga dapat mempermudah dalam mempelajari

dan mendalami mikrokontroler.

Gambar 2.1 Kode Pemrograman Software Arduino


UNO
Berdasarkan kode pemrograman yang terdapat dalam Gambar 2.1 dapat

ditunjukkan bahwa coding-an Arduino menggunakan bahasa pemrogaman C/C++.

Kode program // diartikan sebagai komentar yang tidak akan mempengaruhi

jalannya program. Int (integer) merupakan tipe data yang digunakan untuk

menyimpan bilangan bulat matematika. Range dari tipe data int sebesar -

2147483648 sampai 214748364. Void loop merupakan perintah untuk melakukan

struktur kontrol pengulangan. SensorValue = analogRead(0), sensorValue

memiliki arti tipe data menyimpan sebuah variabel sedangkan analogRead(0)

menunjukkan perintah untuk membaca sensor pada pin 0.

Serial.println(sensorValue) merupakan perintah untuk menampilkan nilai

sensorValue pada serial monitor setiap barisnya ke bawah. Delay(3000)

merupakan perintah untuk melakukan delay/menunggu program selama 3000


12

milisecond per detik atau setara dengan 3 detik untuk menampilkan hasil

pemrograman. Adapun kurung kurawal ({}) dan titik koma (;) yang digunakan

untuk mendefinisikan kapan blok program mulai dan berakhir (digunakan juga

pada fungsi dan pengulangan). Hasil pembacaan sensor pada serial monitor

disajikan dalam Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Hasil Pembacaan Sensor Pada Serial Monitor


(Sumber : Yudhistira, 2015:2-4).

2.4 Software dan Hardware Perancangan Alat

2.4.1 Utrasonic

Utrasonic HC-SR04 Adalah modul sensor ultrasonik yang dapat

mengukur jarak dengan rentang dari mulai 2cm sampai dengan 4cm, dengan nilai

akurasinya mencapai 3mm. Pada modul ini terdapat ultrasonik transmitter,

reveiver dan control circuit. Berikut ini dasar prinsip kerja dari sensor ultrasonic

HC-SR04:

1. Menggunakan 1O trigger sedikitnya 10us sinyal high.

2. Modul HC-SR04 secara otomatis akan mengirimkan 8 kali sinyal

frekuensi 40KHz dan mendeteksi apa terdapat sinyal balik atau tidak.
13

3. Jika terdapat sinyal balik, maka durasi waktu dari output high adalah

waktu dari pengiriman dan penerimaan ultrasonik.

Jarak = (waktu sinyal high) *kecepatan suara (340m/s)2

Tabel 2.1 menunjukan spesifikasi dari sensor ultrasonic HC-SR04

Table 2.1 Spesifikasi HC-SR04

Spesifikasi Keterangan

Input Tegangan 5V DC
Arus 15Ma
Frekuensi Kerja 40KHz
Jarak Maksimum 4m
Jarak Minimum 2cm
Sudut Pengukuran 150
Input Sinyal Tigger 10us pulsa TTL
Output Sinyal Echo Sinyal level TTL
Dimensi 45*20*15mm

Gambar 2.1 menunjukkan bentuk fisik dari sensor ultrasonic HC-SR04. Pin

trigger digunakan untuk input pulsa sedangkan pin echo digunakan untuk output

pulsa.

Gambar 2.3 Sensor Ultrasonic HC-SR04


(Sumber : M. Fajar dan Hidayat, 2017:155)
14

2.4.2 Motor Servo

Gambar 2.4 Skema Motor Servo

Terdapat 2 tipe motor servo, yaitu servo standard dan servo continuous. Biasanya

untuk tipe standard hanya dapat melakukan pergerakan sebesar 180O, sedangkan

untuk tipe continuous dapat melakukan rotasi atau 360O. Pada dasarnya motor

servo tersusun dari motor DC, rangkaian kontrol, gear box, dan potensiometer

sebagaimana diperlihatkan pada gambar di atas.

Gambar 2.5 Perubahan Sudut Putar Motor Servo Standard


15

Secara umum sebagaimana diperlihatkan pada gambar, untuk mengakses motor

servo tipe standard adalah dengan cara memberikan pulsa high selama 1,5 ms dan

mengulangnya setiap 20 ms, maka posisi servo akan berada di tengah atau netral

90O. Untuk pulsa 1 ms, maka akan bergerak berkembalikan arah jarum jam

dengan sudut 0O. Pulsa high selama 2 ms akan bergerak searah jarum jam sebesar

180O.

Gambar 2.6 Perubahan Gerak Putar Motor Servo Continuous


servo
Untuk mengakses motor servo tipe continous sebagaimana gambar diatas adalah

dengan cara memberikan pulsa high selama 1,3 ms, maka motor servo akan

bergerak searah jarum jam. Untuk pulsa 1,5 ms, maka motor servo akan diam
16

pada sudut 90. Pulsa high selama 1,7 ms, maka motor servo akan bergerak

berlawanan arah jarum jam.

Gambar 2.7 Koneksi motor servo

Motor servo memiliki tiga buah kabel, kabel merah dihubungkan dengan Vcc,

kabel hitam atau cokelat berhubung dengan GND, sedangkan kabel berwarna

putih atau orange dihubungkan dengan pin I/O mikrokontroler Arduino.

(Sumber : M. Sanjaya, 2016:27)

2.4.3 Water Level YL69

Water Level adalah satu dari sekian banyak sistem yang ada dalam dunia

industri. Dengan sistem ini, pemilik rumah tidak perlu khawatir dalam pengisian

tandon air dirumah. Ketika sistem ini diaktifkan, pemilik rumah tidak perlu

menunggu apakah tangki air sudah penuh atau belum. Dengan demikian pemilik

rumah dapat menghemat air, listrik dan waktu, karena tidak ada air dan listrik

yang terbuang sia-sia, karena lupa mematikan pompa air.


17

Gambar 2.8 Sensor Water Level yl69

Namun Water Level yang ada saat ini memilki sistem yang rumit dengan

kisaran harga lebih dari Rp 50.000,00. Ada dua macam alat yang biasa di gunakan

oleh masyarakat umum saat ini, yang pertama dengan sistem sensor tekanan air.

Pada saat air hampir habis, tekanan air menjadi kecil maka sensor akan bekerja

dan pompa air akan menyala dan mati secara otomatis saat tangki air sudah penuh.

Alat dengan penggunaan sensor tekanan adalah Water Level. Water Level yang

ada dipasaran saat ini menggunakan teknologi berbasis mikrokontroler.

Kelemahan mikrokontroler adalah harga yang tidak terjangkau dan pengoperasian

yang sulit bagi masyarakat umum. Sehingga alat Water Level berbasis

mikrokontroler sulit diterima jika dipasarkan kepada masyarakat umum dan

industri rumahan. Kedua, alat pompa air otomatis adalah dengan sistem

pelampung. Kelemahannya adalah pemasangan yang sulit dan keakuratannya

yang masih kurang, meskipun harganya lebih murah. Maka diperlukan alat yang

lebih sederhana dan lebih ekonomis untuk dijangkau semua kalangan masyarakat.

Di samping sederhana, sistem yang dibuat juga diharapkan untuk dapat digunakan

dalam dunia industri dan kawasan perumahan.(Suffan, dkk, 2016:134).


18

2.4.4 Arduino Nano

Arduino adalah kit elektronika atau papan rangkaian elektronika open

source yang didalamnya terdapat komponen utama, yaitu sebuah chip

mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel.

Gambar 2.9 Arduino Nano

Setiap pin digital pada board Arduino Uno dapat digunakan sebagai input ataupun

output. Dengan menggunakan fungsi pinMode(), dan digitalRead(). Pinpin ini

beroperasi pada tegangan 5 volt. Beberapa pin memiliki fungsi khusus yaitu

sebagai berikut:

1. Serial: 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan mengirim

(TX) data serial TTL. Pin ini terhubung ke pin yang sesuai dari chip ATmega 8U2

USB-to-TTL serial. 2. Interupsi Eksternal: 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasi

untuk memicu interupt pada nilai yang rendah, tetapi naik atau turun, atau

perubahan nilai.

3. PWM: 3, 5, 6, 9, 10 dan 11. Menyediakan 8-bit output PWM dengan fungsi

analogWrite().

4. SPI: 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mendukung

komunikasi SPI menggunakan library SPI.


19

5. LED: 13. Terdapat LED pin digital 13 pada board. Ketika pin bernilai TINGGI

(HIGH), LED menyala (ON), ketika pin bernilai RENDAH (LOW), LED akan

mati (OFF). 6. Arduino Nano memiliki 6 input analog, berlabel A0 sampai A5,

yang masing-masing menyediakan 10 bit resolusi (yaitu 1024 nilai yang berbeda)

secara default 5 volt dari Ground.(Ajar dan Widiyanto, 2018:8).

2.4.5 DFPlayer Mini

DFPlayer Mini adalah sebuah modul chip tunggal yang berfungsi sebagai

perekam suara dengan kapasitas penyimpanan memori 3,2K mampu merekam

maksimal 20 detik dengan outputan langsung pada speaker 8 OHM (rekomendasi

datasheet) atau speaker aktif, dan tegangan kerja hanya 3,3V. Berikut ini tampilan

atas dan fungsi masing - masing tombol. DFPlayer Mini dapat dilihat pada

Gambar 2.10 :

Gambar 2.10 DFPlayer Mini


20

DFPlayer Mini ini adalah Sound Recording/Playback Modul yang dapat

merekam dan memainkan ulang rekaman audio dengan media penyimpanan

terintegrasi (non-volatile memory) yang terintegrasi dalam chip tunggal DFPlayer

Mini . Sampel suara yang dapat direkam antara 8 hingga 20 detik (bisa satu

sampel panjang / beberapa sampel pendek). Panjang rekaman maksimum

ditentukan berdasarkan kualitas suara yang dapat dipilih antara 3,2 kHz (max 20

detik) hingga 8 kHz (max 8 detik). DFPlayer Mini memiliki 5 pin inti yang

digunakan, akan tetapi hanya 3 yang digunakan untuk perancangan alat ukur uji

gas karbon monoksida. Pin vcc dihubungkan dengan +5v, pin GND dihubungkan

dengan Ground, dan pin PLAYL dihubungkan dengan pin 8 pada arduino . Untuk

merekam suaranya, sudah dilengkapi dengan tombol REC. (Sarungallo, dkk,

2018:142).

2.4.6 Buzzer

Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah sinyal

listrik menjadi getaran suara. Efek Piezoelectric (Piezoelectric Effect) pertama

kali ditemukan oleh dua orang fisikawan Perancis yang bernama Pierre Curie dan

Jacques Curie pada tahun 1880. Penemuan tersebut kemudian dikembangkan oleh

sebuah perusahaan Jepang menjadi Piezo Electric Buzzer dan mulai populer

digunakan sejak 1970-an Cara kerja Piezoelectric Buzzer, Seperti namanya

Piezoelectric Buzzer adalah jenis Buzzer yang menggunakan efek Piezoelectric

untuk menghasilkan suara atau bunyinya. Tegangan listrik yang diberikan ke

bahan Piezoelectric akan menyebabkan gerakan mekanis, gerakan tersebut

kemudian diubah menjadi suara atau bunyi yang dapat didengar oleh telinga
21

manusia dengan menggunakan diafragma dan resonator. Berikut ini adalah

gambar bentuk dan struktur dasar dari sebuah Piezoelectric Buzzer yang di

tampilkan pada dibawah ini,

Gambar 2.11 Buzzer


(Sumber : Ajar dan Widiyanto, 2018:9).

2.4.7 Baterai

Baterai adalah suatu proses kimia listrik, dimana pada saat pengisian

energi listrik diubah menjadi kimia dan saat pengeluaran/discharge energi kimia

diubah menjadi energi listrik. Baterai menghasilkan listrik melalui proses kimia.

Baterai atau akkumulator adalah sebuah sel listrik dimana didalamnya

berlangsung proses elektrokimia yang reversible (dapat berkebalikan ) dengan

efisiensinya yang tinggi. Yang dimaksud dengan reaksi elektrokimia reversibel

adalah didalam baterai dapat berlangsung proses pengubahan kimia menjadi

tenaga listrik (proses pengosongan) dan sebaliknya dari tenaga listrik menjadi

tenaga kimia (proses pengisian) dengan cara proses regenerasi dari elektroda-

elektroda yang dipakai yaitu, dengan melewatkan arus listrik dalam arah polaritas
22

yang berlawanan didalam sel. Baterai terdiri dari dua jenis yaitu, baterai primer

dan baterai sekunder.

Gambar 2.12 Baterai

Adapun jenis jenis baterai bagi menjadi 2 antara lain :

a. Baterai Asam Baterai asam yang bahan elektrolitnya adalah larutan asam

belerang (sulfuric acid = H2SO4). Didalam baterai asam, elektroda- elektrodanya

terdiri dari plat-plat timah peroksida PbO2 sebagai anoda (kutub positif) dan

timah murni Pb sebagai katoda (kutub negatif).

b. Baterai Alkali Baterai alkali bahan elektrolitnya adalah larutan alkali yang

terdiri dari :

1. Nickel iron alkaline battery Ni-Fe Battery.

2. Nickel cadmium alkaline battery Ni Cd Battery Pada umumnya yang

paling banyak digunakan adalah baterai alkali admium (NiCd). (Hamid, dkk,

2016:130-131).
23

2.4.8 Vibration Disk Motor

Vibration Disk Motor diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki

dengan berbahan kristal maupun bahan-bahan tertentu yang dapat menghasilkan

getaran jika mendapatkan tekanan atau regangan untuk mengukur tekanan,

regangan, kekuatan, atau percepatan. Efek Vibration Disk Motor terjadi akibat

adanya tekanan dan menghasilkan getaran. Pada gambar 2.13 adalah bentuk fisik

dari sensor Vibration Disk Motor.

Gambar 2.13 Vibration Disk Motor

Vibration Disk Motor merupakan sebuah alat yang dapat mengukur gaya

maupun tekanan dengan mengubahnya menjadi getaran menggunakan prinsip

efek Vibration Disk Motor. Efek Vibration Disk Motor merupakan efek yang

terjadi pada sebuah material solid akibat adanya tekanan mekanik sehingga

beberapa bagian material yang 4 bermuatan positif dan sebagian bermuatan

negatif membentuk elektroda-elektroda yang kemudian menyebabkan

terakumulasinya getaran pada material tersebut. (Rizki, dkk, 2018:4566).


24

2.4.9 Software Arduino IDE

Gambar 2.14 Software Arduino IDE

Software Arduino IDE (Integrated Development Environment) adalah

sebuah software untuk menulis program, mengkompilasi menjadi biner dan meng-

upload ke dalam memory mikrokontroler. Software dapat di download secara

gratis. Arduino IDE merupakan software yang ditulis dengan menggunakan Java.

Adapun software Arduino IDE terdiri dari:

1. Editor Program Sebuah window yang memungkinkan pengguna menulis dan

mengedit program dalam bahasa processing.

2. Compiler Sebuah modul yang mengubah kode program menjadi kode biner,

bagaimanapun sebuah mikrokontroler tidak akan bisa memahami bahasa

processing.

3. Uploader Sebuah modul yang memuat kode biner dari komputer ke dalam

memori di dalam board Arduino. (Ajar dan Widiyanto, 2018:9).


25

2.5 Flowchart

Flowchart adalah representasi secara simbolik dari suatu algoritma atau

prosedur untuk menyelesaikan suatu masalah, dengan menggunakan flowchart

akan memudahkan pengguna melakukan pengecekan bagian-bagian yang

terlupakan dalam analisis masalah, disamping itu flowchart juga berguna sebagai

fasilitas untuk berkomunikasi antara pemrogram yang bekerja dalam tim suatu

proyek. Flowchart membantu memahami urutan-urutan logika yang rumit dan

panjang. Flowchart membantu mengkomunikasikan jalannya program ke orang

lain (bukan pemrogram) akan lebih mudah. Tabel 2.2 menunjukan simbol simbol

Flowchart.

Tabel 2.2 Simbol Simbol Flowchart

(Sumber : Santoso dan Nurmalina, 2017:86)


26

2.5.1 Conteks Diagram

Conteks Diagram memperlihatkan sistem yang dirancang secara

keseluruhan, semua external entity harus digambarkan sedemikian rupa, sehingga

terlihat data yang mengalir pada input-proses-output. Conteks Diagram

menggunakan tiga buah simbol yaitu: simbol untuk melambangkan external

entity, simbol untuk melambangkan data flow dan simbol untuk melambangkan

process. Conteks Diagram hanya boleh terdiri dari satu proses saja, tidak boleh

lebih, dan pada Conteks Diagram tidak digambarkan data store. Proses pada

Conteks Diagram biasanya tidak diberi nomor.(Afyenni, 2015:35).

2.5.2 Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) disebut juga dengan Diagram Arus Data

(DAD). DFD adalah: suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk

menggambarkan: darimana asal data, dan kemana tujuan data yang keluar dari

sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut, dan

interaksi antara data yang tersimpan, dan proses yang dikenakan pada data

tersebut . DFD yang di dalam bahasa Indonesia disebut sebagai DAD (Diagram

Arus Data) memperlihatkan gambaran tentang masukanproses-keluaran dari suatu

sistem/perangkat lunak, yaitu obyek-obyek data mengalir ke dalam perangkat

lunak, kemudian ditransformasi oleh elemen-elemen pemrosesan , dan obyek-

obyek data hasilnya akan mengalir keluar dari sistem/perangkat lunak (S.

Pressman, 2012). Obyek-obyek data dalam penggambaran DFD biasanya

direpresentasikan menggunakan tanda panah berlabel, dan transformasi-

transformasi biasanya direpresentasikan menggunakan lingkaran-lingkaran yang


27

sering disebut sebagai gelembung-gelembung (S. Pressman, 2012). DFD pada

dasarnya digambarkan dalam bentuk hirarki, yang pertama sering disebut sebagai

DFD level 0 yang menggambarkan sistem secara keseluruhan sedangkan DFD-

DFD berikutnya merupakan penghalusan dari DFD sebelumnya.

Data Flow Diagram menggunakan empat buah simbol, yaitu: semua

simbol yang digunakan pada CD ditambah satu simbol lagi untuk melambangkan

data store. Ada dua teknik dasar penggambaran simbol DFD yang umum dipakai:

pertama adalah Gane and Sarson sedangkan yang kedua adalah Yourdon and De

Marco. Perbedaan yang mendasar pada teknik tersebut adalah lambang dari

simbol yang digunakan. Gane and Sarson menggunakan lambang segi empat

dengan ujung atas tumpul untuk menggambarkan process dan menggunakan

lambang segi empat dengan sisi kanan terbuka untuk menggambarkan data store.

Yourdon and De Marco menggunakan lambang lingkaran untuk menggambarkan

process dan menggunakan lambang garis sejajar untuk menggambarkan data

store. Sedangkan untuk simbol external entity dan simbol data flow kedua teknik

tersebut menggunakan lambang yang sama yaitu: segi empat untuk

melambangkan external entity dan anak panah untuk melambangkan data flow.(

Afyenni, 2015:35).

2.5.3 SDLC (System Develovment Life Cycle)

Berfungsi untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama dan langkah-

langkah dari setiap tahapan yang secara garis besar terbagi dalam tiga kegiatan

utama, yaitu :
28

a. Analysis, yang berfungsi untuk :

• Membuat keputusan apabila sistem saat ini mempunyai masalah atau sudah

tidak berfungsi secara baik dan hasil analisisnya digunakan sebagai dasar

untuk memperbaiki sistem’

• Mengetahui ruang lingkup pekerjaannya yang akan ditangani.

• Memahami sistem yang sedang berjalan.

• Mengidentifikasi masalah dan mencari solusi.

b. Design, yang berfungsi untuk :

• Mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang

dihadapi.

c. Implementation, yang berfungsi untuk :

• Melakukan kegiatan spesifikasi rancangan logikal ke dalam kegiatan yang

sebenarnya dari sistem informasi yang akan dibangun atau dikembangkan.

• Mengimplementasikan sistem yang baru.

• Menjamin bahwa sistem yang baru dapat berjalan secara optimal. Setiap

kegiatan dalam SDLC dapat dijelaskan melalui tujuan (purpose) dan hasil

kegiatannya (deliverable). (Malabay dan Prabowo, 2015:228).


29

2.6 Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini, ada beberapa kegiatan yang akan dilakukan secara

bertahap dan berkesinambungan, seperti persiapan referensi, persiapan alat dan

bahan, sampai dengan pengujian akhir alat dilapangan.

Pengamatan tentang disabilitas tunanetra

Hasil pengamatan : disabilitas tunanetra sulit


berjalan dengan bebas

Mencari literatur untuk membantu disabilitas


tunanetra untuk berjalan dengan bebas

Mengumpulkan alat dan bahan untuk merancang


tongkat pintar untuk penyandang disabilitas tunanetra

Perancangan alat dan bahan,serta pembuatan perintah


rancangan alat

Pengujian tongkat pintar pada disabilitas tunanetra


(Pengujian dilapangan)

Selesai

Gambar 2.15 Kerangka Pemikiran


30

2.7 Tinjauan Penelitian

Adapun beberapa penelitian terdahulu yang pernah membahas tentang

alat bantu disabilitas tunanetra tetapi objeknya berbeda, seperti gelang dan

memiliki tujuan yang sama, yaitu membantu disabilitas tunanetra berjalan dengan

bebas, diantaranya :

1. Menurut Vicky, dkk. (2018:55), dengan judul “Alat Pemandu Jalan untuk

Penyandang Tunanetra Menggunakan Sensor Ultrasonic Berbasis

Arduino”. Pada penelitian mereka membutuhkan sensor ultrasonic HC-

SR04 dan buzzer sebagai output, sedangkan sensor ultrasonic HC-SR04

digunakan sebagai pendeteksi halangan yang dikendalikan dengan

Arduino. Dan untuk mengetahui alat ini tersebut lancar mnggunakan led.

pengujian dengan variasi 7 jarak sensor, alat dapat bekerja dengan baik.

2. Menurut Muhammad, dkk. (2015:88), dengan judul “Pembuatan

Prototipe Kacamata Elektronik Untuk Tunanetra Berbasis

Mikrokontroler Menggunakan Sensor Ultrasonik”. Pada penelitian

mereka lakukan alat tersebut dilengkapi dengan tiga buah sensor

ultrasonik SRF04 yang berfungsi sebagai pendeteksi jarak antara

pengguna dengan objek yang ada di sekitarnya. Untuk mengetahui jarak

tersebut,data sensor ultrasonik akan diolah oleh ATMEGA16. Sedangkan

ATMEGA16 selanjutnya akan memberikan perintah kepada perekam dan

putar ulang suara ISD2560 untuk mengeluarkan informasi suara berupa

petunjuk arah dari objek disekitar pengguna. Hasil dari penelitian ini

adalah alat mampu mendeteksi objek dengan keluaran berupa peringatan

suara.
31

3. Menurut Renstra, dkk. (2017:79), dengan judul “Rancang Bangun Alat

Bantu Mobilitas Penderita Tunanetra Berbasis Microcontroller Arduino

Uno” Pada penelitian mereka membutuhkan sensor ultrassonic HC-

SR04, Microcontroler Arduino Uno, mp3 player Catalaex, alat ini akan

memberikan informasi suara dan getaran, apabila terdadap habatan yang

dibaca oleh sensor tersebut.

4. Menurut Muhammad, dkk. (2017:27), dengan judul “Rancang Bangun

Pemandu Tuna Netra Menggunakan Sensor Ultrasonik Berbasis

Mikrokontroler” Pada penelitian mereka lakukan membutuhkan sensor

ultrasonik, dan motor dc alat pemandu tuna netra menggunakan sabuk

sebagai desain utama. Sensor diletakkan pada sisi kiri, depan, dan

kanan sabuk untuk mendeteksi benda yang berada pada jarak pantulan

sensor. Motor getar diletakkan pada samping sensor untuk memberikan

getaran ketika sensor ultrasonik aktif.

5. Menurut Adri, dkk. (2015:1569), dengan judul “Perancangan dan

Implementasi Alat Bantu Tunanetra Dengan Sensor Ultrasonik dan

Global Positioning System (GPS)” Pada penelitian mereka lakukan

membutuhkan sensor ultrasonic HC-SR04, buzzer sebagai Outputnya

dan indikator bunyi serta dapat menunjukan koordinat pengguna dengan

adanya.
32

2.8 Hipotesis

Berdasarkan dari referensi dan penelitian terdahulu,maka hipotesis yang

didapatkan dalam penelitian ini :

Tongkat pintar bagi penyandang disabilitas tunanetra dengan

memanfaatkan ultrasonic dan water lavel yang terhubung ke arduino, dirasakan

jauh lebih efektif jika dibandingkan dengan tongkat pintar berbasis ultrasonic

saja. Hal ini dikarenakan tongkat yang dirancang selain membaca hambatan juga

bisa membaca genangan air yang memakai sensor water level tersebut.

Anda mungkin juga menyukai