1. Adapun sumber hukum dalam ajaran Islam adalah Al-Qur’an, Sunnah dan Ijtihad
yang meliputi Ijma’ dan Qiyas. Apabila ditemukan suatu permasalahan maka yang
pertama dicari dari Al-Qur’an jika tidak ditemukan dari padanya maka dicari dari
Hadits, jika belum ditemukan maka dicari melalui Ijtihad baik melalui musyawarah
untuk mendapatkan ijmak (kesepakatan) maupun melalui qiyas (penganalogian).
2. ِلَّ مِ مي
لَِّح مَ مِ ر
لم ر إمَرُه مِ حِ ه. ي موْحُهوَمي هِ حْ مَ مَيِم
َُم حي مَاَم موإمَرُه ِمْ محِ ر ْمل ُ م حَْهول م
عَم ر
Artinya: “Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya (isi) nya:
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa
janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku
sebagai orang-orang berserah diri” Tafsir Al-azhar menjelaskan dalam tafsirnya
tentang surat An-Naml ayat 30-31 menggunakan cerita yang berhubungan dengan
ayat sebelumnya. Bahwa Allah Ta’ala mengabarkan tentang pendapat Sulaiman
kepada hud-hud di saat beliau telah menyampaikan kabar tentang saba’ dan
kerajaannya, ََم حَْم ْ م حْ هُ حَْم مِِم حلَّما مِِميِم
ُ هَ ْ م م
ُْم حْ ه
“ْما مَ مBerkata Sulaiman: “Akan kami libat,
apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta.” yakni, apakah
engkau jujur dalam berita yang engkau sampaikan ini? “ْ م حْ هُ حَْم مِِم حلَّما مِ مِيِمAtaukah
kamu termasuk orang yang berdusta,” dalam pembicaraanmu untuk sekędar
ل حَِمْح ِم مََ ماِمي مََمل َمَ م حّ مِ مُ إمّم حي مُ حِ ث ه رِ ُ ممو رَ م
ع حْ هُ حِ َما حَ ه
melepaskan diri dari ancaman yang aku berikan. َُ ح
“ مِاِمل َم حَ مِْهوَمPergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkanlah kepada mereka,
kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan.”
Untuk itu, Sulaiman menulis sepucuk surat kepada Balqis dan rakyatnya. Surat itu
diberikan kepada hud-hud untuk dibawanya, Menurut satu pendapat, ia membawa
surat itu pada sayapnya sebagaimana kebiasaan burung. Pendapat lain mengatakan,
diparuhnya. Lalu, ia pergi menuju Istana Balqis ke sebuah tempat yang digunakannya
untuk menyendiri. Maka, ia segera menjatuhkannya melalui sebuah celah yang ada di
hadapannya. Kemudian, ratu berpaling ke arah sisi dengan penuh adab dan wibawa
dan ia tampak heran dengan apa yang dilihatnya. Lalu ia mengambil surat tersebut,
kemudian membuka stempel dan membacanya. Di dalamnya tertulis:
ِلَّ مِ مي
لَِّح مَ مِ ر
لم ر إمَرُه مِ حِ ه. ي موْحُهوَمي هِ حْ مَ مَيِم
َُم حي مَاَم موإمَرُه ِمْ محِ ر ْمل ُ م حَْهول م
عَم ر
“Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman dan sesunggühnya (isinya): ‘Dengan
menyebut Nama Allah yang Mahapemurah lagi Mahapenyayang. Bahwa janganlah
kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-
orang yang berserah diri.” Maka, ia mengumpulkan para gubernur, para menteri dan
para pejabat negara serta pembesar kerajaannya dan berkata kepada mereka: َما ْمَي مُا حلّ مَل
ه
“ مإ مَني ْ حّ مِ مHai para pembesar, sesungguhnya telah dijatuh- kan kepadakú
ي مإّم ر
ِي مَُماٌم ُ ممََ م
sebuah surat yang mulia,” yaitu dengan penuh hormat, di mana ia melihat urusan yang
cukup aneh saat seekor burung membawa sepucuk surat lalu melemparkannya, setelah
itu ia pergi dengan penuh hormat. Mereka juga mengetahui bahwa surat tersebut
berasal dari seorang Nabiyyullah, yaitu Sulaiman, padahal beliau tidak pernah
bertemu kepada mereka. Surat ini mengandung sastra yang cukup tinggi karena
mengandung makna yang luas, dengan menggunakan ungkapan yang paling mudah
dan paling baik. Pada tafsir al-Azhar juga menjelaskan pendapat dari ulama’ yakni
“tidak ada seorang pun yang menulis kata Bismillahirrahmanirrahiim sebelum Nabi
Sulaiman”. Terdapat juga pendapat dari Maimun bin Mihran yakni “dahulu,
Rasulullah menulis surat dengan menggunakan BismikaAllahumma, hingga
dituliskannya ayat ini kemudian Rasulullah menggunakan Bismillahirrahmanirrahim.
Pada penafsiran dengan metode tahlili dalam tafsir al-Azhar di atas dijelaskan
secara terperinci bagaimana asbabun nuzul dari suatu ayat, pendapat para ulama’ yang
dipergunakan untuk memperjelas isi dari suatu ayat.
Contoh mengenai Ijma’ antara lain ialah menjadikan Sunnah sebagai salah satu
sumber hukum Islam. Semua mujtahid dan bahkan semua umat Islam sepakat
( Ijma’) menetapkan sunnah sebagai salah satu sumber hukum Islam. Contoh
lain ialah :
a. Dikumpulkan dan dibukukannya nash Al – Qur’an sejak masa
pemerintahan Abu Bakar Shiddiq adalah bentuk kesepakatan dari para
ulama zaman sahabat.
b. Penetapan tanggal satu Ramadhan atau tanggal satu syawal harus
disepakati oleh ulama di negerinya masing – masing berdasarkan ru’yatul
hilal.
c. Nenek mendapatkan harta warisan 1/6 dari cucunya jika tidak terhijab.
Ketepatan hukum ini berdasarkan ijma’ para sahabat, dan tidak ada yang
membantahnya.
Dan Contoh mengenai Qias adalah setiap minuman yang memabukan
adalah haram, hal ini disamakan dengan hukum khamar ( arak ), yaitu haram.
Persamaan kedua jenis minuman ini adalah sifatnya yang memabukan. Contoh
lain ialah harta anak – anak wajib dikeluarkan zakatnya. Ini disamakan dengan
harta orang dewasa, yaitu wajib dizakati. Menurut Imam Syafi’i keduanya
memiliki kesamaan, yaitu bahwa kedua jenis harta ( harta anak – anak dan orang
dewasa ) tersebut dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu juga dapat
memberikan pertolongan kepada fakir miskin.