Polikultur Kelapa
MALIANGKAY RONNY BENHDARD
Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain
Indonesian Coconut and Palmae Research Institute
Kotak Pos 1004 Manado
Budidaya Peremajaan Tebang Bertahap pada Usahatani Polikultur Kelapa (Maliangkay Ronny Benhdard) 11
petani memelihara tanaman kelapanya (Mahmud usahatani polikultur, serta ketersediaan tekno-
dan Allorerung, 1997). Seiring dengan itu, ragam logi usahatani yang berkaitan dengan program
komoditas pertanian yang laku dipasaran se- peremajaan kelapa.
makin meningkat dan munculnya alternatif
sumber minyak nabati seperti kelapa sawit. PEREMAJAAN KELAPA DAN
Situasi tersebut telah mendorong petani untuk MASALAHNYA
menanam berbagai komoditi lain di antara
tanaman kelapa yang sudah ada dan melakukan Masalah pokok yang dihadapi petani ketika
deversifikasi produk. Dengan demikian, tercipta dihadapkan pada pilihan pengambilan keputusan
sistem usahatani campuran. Akan tetapi, karena untuk tidak atau melakukan peremajaan adalah :
sejak semula tidak direncanakan demikian, maka (1) Pendapatan dari menjual buah kelapa atau
umumnya usahatani campuran yang sudah kopra yang sudah dinikmati bertahun-tahun
terbentuk tidak teratur dan tidak mem- sampai tanaman pengganti berproduksi baik, (2)
pertimbangkan faktor-faktor teknis dan ekono- Bagaimana memperoleh pendapatan pengganti
mis, sehingga hasilnya belum optimal. Meskipun atas kehilangan pendapatan akibat peremajaan,
belum optimal, pengusahaan tanaman sela (3) Bagaimana membiayai pelaksanaan perema-
diantara kelapa telah mampu meningkatkan jaan tersebut berupa pengadaan bibit, pene-
pendapatan petani secara nyata (Pajouw et al., bangan tanaman tua, pembersihan kebun dan
1991a). penanaman, dan (4) Bagaimana membiayai peme-
Salah satu masalah yang harus diper- liharaan tanaman baru yang justru diperlukan
timbangkan dalam pengembangan usahatani pada saat pendapatan dari kelapa sudah tidak
campuran adalah kenyataan bahwa harga komo- ada.
ditas pertanian sangat flaktuatif dan rentan Menurut Davis dan Sudarsip (1978) secara
terhadap perubahan pasar. Oleh karena itu pola teknis ada tiga cara peremajaan kelapa, yaitu : (a)
usahatani yang diperlukan dalam kaitan program Peremajaan Tebang Habis (penanaman baru
peremajaan kelapa adalah yang memiliki fleksi- sesudah semua pohon tua ditebang), (b) Perema-
bilitas paling besar. Fleksibilitas diartikan kele- jaan Tebang Bertahap (penanaman dan penebang-
luasaan secara ekologik dan agronomik meng- an kelapa tua bertahap), dan (c) Peremajaan
usahakan berbagai tanaman sela di antara kelapa Sisipan (penebangan kelapa tua dilakukan sesu-
sesuai dengan kebutuhan pasar (Allorerung dan dah kelapa muda berbuah).
Mahmud, 1993). Ketiga cara tersebut masing-masing mem-
Sistem peremajaan kelapa yang disertai de- punyai keuntungan dan kerugian bila dilak-
ngan penyesuaian jarak dan sistem tanam me- sanakan : (a) peremajaan tebang habis, mempu-
mungkinkan pengusahaan tanaman sela secara nyai keuntungan yaitu tanaman muda/pengganti
optimal dapat mendorong petani melakukan tidak akan mengalami resiko kerusakan dan
peremajaan kelapanya. persaingan unsur hara dan cahaya matahari,
Namun demikian pelaksanaan peremajaan kerugiannya petani kehilangan hasil dari tanam-
kepala sampai saat ini tidak berjalan lancar an tua, karena itu petani sukar melaksanakan
karena petani enggan melakukan dengan peremajaan dengan cara tersebut. (b) peremajaan
berbagai alasan Alasan yang mendasar yaitu tebang bertahap, mempunyai keuntungan yaitu
terputusnya pendapatan petani dari kelapa tua pertumbuhan kelapa muda masih baik, juga
selama 5-8 tahun selama tanaman pengganti kelapa tua lainnya masih memberikan hasil
kepada petani dan kerugian dari cara ini yaitu
belum berproduksi baik. Untuk itu perlu dicari
pada waktu penebangan kelapa tua, akan ada
suatu metode atau teknik peremajaan yang
kemungkinan merusak sebagian tanaman muda.
memungkinkan tanaman pengganti dapat
Namun hal ini dapat diatasi dengan memangkas
tumbuh baik dan pendapatan petani dari kelapa
lebih dulu daun dan tangkai buah yang ada baru
tua tidak terputus selama tanaman pengganti
diikuti dengan penebangan kelapa tua. (c)
belum menghasilkan serta memperoleh nilai
peremajaan sisipan, keuntungannya petani masih
tambah dari usaha pemanfaatan lahan diantara memperoleh hasil dari tanaman tua dan tanaman
kelapa. muda setelah menghasilkan. Kerugiannya ke-
Tulisan ini membahas mengenai peremajaan mungkinan tanaman muda akan tumbuh ber-
kelapa dan masalahnya, usahatani polikultur saing dengan tanaman tua sehingga pertumbuhan
kelapa, peremajaan kelapa yang disertai dengan tanaman muda terganggu.
Budidaya Peremajaan Tebang Bertahap pada Usahatani Polikultur Kelapa (Maliangkay Ronny Benhdard) 13
usahatani kelapa polikultur menunjukkan bahwa keterkaitannya dengan sub sistem lain dalam
dengan hadirnya tanaman kopi sebagai tanaman sistem agribisnis (Mahmud dan Allorerung, 1997).
sela diantara kelapa meningkatkan buah kelapa Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlu-
yang jadi (fruits set) sehingga produktivitas kan teknik atau sistem peremajaan kelapa yang
kelapa meningkat dan pemupukan tanaman memungkinkan tanaman pengganti dapat tum-
pokok akan berdampak positif terhadap pertum- buh baik dan pendapatan petani dari kelapa tua
buhan dan produksi tanaman sela. tidak terputus selama tanaman pengganti meng-
Hasil-hasil studi yang dilaksanakan di India hasilkan serta memperoleh nilai tambah dari
dan Philipina menyimpulkan bahwa cara yang usaha pemanfaatan lahan (tanaman sela) di antara
paling tepat untuk meningkatkan pendapatan tanaman kelapa.
petani kelapa salah satunya melalui penerapan Beberapa hasil penelitian yang telah
sistem usahatani kelapa polikultur (Thampan, dilakukan, menggunakan kelapa Hibrida Khina
1996); Rethinam, 2001; Magat, 1999b). Di Indone- sebagai tanaman pengganti sedangkan tanaman
sia penanaman kelapa secara campuran dengan pangan dan tanaman industri sebagai tanaman
kakao memberikan keuntungan tertinggi diban- sela. Peremajaan kelapa dengan metode tebang
dingkan dengan penanaman monokultur (Dar- bertahap disertai introduksi tanaman sela
maskoro et al., 1993). Pengalaman PT. Sambu diharapkan dapat meningkatkan produktivitas
Group yang melaksanakan program PIR-TRANS lahan dan pendapatan petani serta membuka
dilaporkan Fachry (1997) bahwa pendapatan kesempatan kerja.
petani plasma dengan penanaman nanas secara
Peremajaan dengan Kelapa Hibrida Khina-1 dan
tumpangsari dengan tanaman kelapa dapat
Tanaman Pangan
meningkatkan pendapatan petani dua hingga tiga
kali lipat dibandingkan dengan pendapatan peta- Hasil penelitian menunjukkan bahwa pere-
ni yang menanam tanaman kelapa secara mono- majaan kelapa dengan sistim tebang bertahap
kultur. Penanaman lada perdu diantara tanaman 20% tiap tahun dan diikuti dengan penanaman
kelapa produktif dengan jumlah populasi 3.500 tanaman sela pangan di antara kelapa sampai
tanaman per hektar merupakan salah satu alter- tahun ke 4 tidak berpengaruh buruk terhadap
natif tanaman sela di antara kelapa yang dapat pertumbuhan kelapa Hibrida Khina-1, sebagai
memberikan kontribusi pendapatan rata-rata tanaman pengganti (Taulu et al., 1993). Tanaman
sebanyak Rp. 1.594.897/ha/tahun (Wahid et al., sela yang diusahakan adalah jagung, kacang
1998). tanah dan kacang hijau. Kelapa Hibrida Khina-1
Pemakaian tenaga kerja dan sarana produksi (silangan kelapa Genjah Kuning Nias x kelapa
akan lebih efisien pada usahatani kelapa campur- Dalam Tenga) ditanam dengan jarak tanam 9 x 9
an, karena pemeliharaan dan pemupukan tanam- m bujur sangkar. Penebangan kelapa tua yang
an pokok secara tidak langsung akan berpenga- digunakan adalah : (1) Kelapa tua ditebang 100%
ruh positif terhadap tanaman sela maupun sebelum tanaman pengganti ditanam, (2) Kelapa
sebaliknya (Sulistyo, 1998). Dengan demikian, tua ditebang 50% sebelum kelapa pengganti di
pemakaian input menjadi lebih efisien serta tanam dan 50% tahun ketiga, dan (3) Kelapa tua
pemakaian tenaga kerja menjadi lebih produktif. tebang 20% tiap tahun. Pertumbuhan vegetatif
dan generatif kelapa pengganti Khina-1 pada
umur 4 tahun dapat dilihat pada Tabel 1.
PEREMAJAAN KELAPA TEBANG
Tabel 1. Pengaruh sistim penebangan kelapa tua
BERTAHAP PADA USAHATANI terhadap ukuran lilit batang dan jumlah
POLIKULTUR daun kelapa Khina-1 umur 4 tahun
Masalah teknis dalam pelaksanaan peremaja- pada sistem peremajaan dengan Kelapa
an kelapa mencakup, sistem peremajaan, kultivar Khina-1 dan tanaman pangan.
kelapa pengganti, pola tanam, pemanfaatan kayu No. Sistim Penebangan Lilit Batang Jumlah
kelapa, dan teknik budidaya kelapa dan tanaman (%) (cm) Pelepah Daun
sela. Sedangkan masalah non teknis mencakup
1. 100 130,9 a 26,45 a
persepsi dan tingkat pengetahuan petani, tingkat 2. 50 120,9 b 22,71 b
ketergantungan petani terhadap kelapa, status 3. 20 124,3 ab 23,96 ab
kepemilikan lahan dan tanaman kelapanya, adat KK (%) 6,45 12,68
atau budaya setempat, biaya investasi dan Sumber : Taulu et al. (1993).
Budidaya Peremajaan Tebang Bertahap pada Usahatani Polikultur Kelapa (Maliangkay Ronny Benhdard) 15
rupa sehingga tercipta ruang dan iklim mikro Tabel 2. Produksi beberapa jenis tanaman di
diantara barisan kelapa yang memungkinkan antara berbagai jarak dan sistem tanam
disesuaikan dengan pengusahaan komoditi lain kelapa Dalam Mapanget dan Hibrida
(Allorerung dan Mahmud, 1993). Tersedianya Khina umur 54 bulan pada peremajaan
dengan sistem tanam pagar.
ruang yang lebih luas dan iklim mikro yang lebih
mudah disesuaikan, akan membuka peluang No Jenis Jarak dan sistem
Tanaman tanaman Jenis Konversi
fleksibilitas bagi petani dalam memilih komoditas pangan Kelapa (kg/ha)
yang akan diusahakan. Hal ini juga memung- 1. Jagung Segitiga Khina 1.308
Pagar (16 x 5) D.Mapanget 2.921
kinkan pencapaian produksi tanaman sela secara
Segitiga D.Mapanget 1.011
maksimal. Dengan demikian akan tercapai Gergaji (5 x 3)x16 Khina 1.837
optimalisasi pemanfaatan lahan di antara kelapa 2. Padi Segitiga Khina 589
Pagar (16 x 5) D.Mapanget 1.229
baik dalam perspektif ruang maupun waktu.
Segitiga D.Mapanget 684
Jarak tanam kelapa yang digunakan adalah Gergaji (5 x 3)x16 Khina 1.125
6 x 16 m (Barri et al. 2001). Dengan menggunakan 3. Kacang Tanah Segitiga Khina 475
Pagar (16 x 5) D.Mapanget 959
jarak dan sistem tanam pagar 6 x 16 m, areal di
Segitiga D.Mapanget 475
antara barisan tanaman dapat memperoleh Gergaji (5 x 3)x16 Khina 675
cahaya yang cukup sepanjang umur kelapa. Agar Sumber : Barri et al. (2001).
intensitas cahaya maksimal, maka sejauh mung-
kin diusahakan arah barisan Timur-Barat dan Peremajaan kelapa dengan sistem tanam
dilakukan pemangkasan daun yang menjuntai ke pagar telah dilakukan di Minahasa, pada tahun
arah areal antar barisan. Pemangkasan daun 1999/2000 dengan melibatkan 18 petani koope-
dimungkinkan hingga 30% dari total biomassa ratif. Kelapa yang digunakan untuk peremajaan
tajuk (Kaat et al, 1996). Dengan demikian dapat adalah KHINA (Kelapa Hibrida Indonesia), de-
dilakukan penanaman berbagai jenis tanaman ngan sistim tebang 20%/tahun dan tanaman sela
sela yang membutuhkan intensitas cahaya tinggi yang digunakan adalah jagung dengan hasil 1,1
sepanjang waktu, mulai dari tanaman pangan, ton/ha untuk sekali tanam (Allorerung et al.,
hortikultura hingga tanaman perkebunan. Apa- 2000). Dari 18 petani kooperatif tersebut, ternyata
bila tanaman yang akan diusahakan memerlukan ada satu petani yang mengembangkan pola
intensitas cahaya rendah, maka dapat dilakukan usahataninya selain jagung juga dengan meng-
usahakan berbagai tanaman sela seperti pisang,
penanaman tanaman pelindung. Dengan jarak
kacang tanah dan pepaya (Barri et al., 2001). Hal
antar barisan 16 m, maka tersedia ruang kosong
ini disebabkan karena petani tersebut memiliki
selebar 12 m untuk tanaman sela seperti jagung,
modal yang cukup.
padi dan kacang tanah (Tabel 2).
Pilihan atas jarak dan sistem tanam non
konvensional ini menuntut persyaratan peman- KETERSEDIAAN TEKNOLOGI
faatan lahan di antara kelapa secara terus mene- PEREMAJAAN KELAPA TEBANG
rus atau ditanami dengan tanaman berumur BERTAHAP PADA USAHATANI
panjang. Berdasarkan pengamatan pada umur POLIKULTUR
tanaman 4,5 tahun, maka jarak tanam yang layak Secara teknis, sebenarnya teknologi yang
dianjurkan untuk menjawab berbagai tantangan diperlukan untuk melakukan program perema-
di masa datang adalah 5 x 16 m atau 6 x 16 m. jaan kelapa relatif sudah memadai (Mahmud dan
Walaupun tajuk kelapa dalam baris saling Allorerung, 1997). Teknologi-teknologi tersebut
menutupi, kebutuhan cahaya terkonpensasi dari meliputi :
sisi-sisi yang bebas antar baris tanaman. Pada
umur tersebut praktis sudah tidak memung- Teknologi Sistem Peremajaan
kinkan menanam tanaman pangan seperti jagung, Inti teknologi ini adalah metode peremajaan
padi, dan kacang-kacangan diantara kelapa kalau tebang bertahap, yaitu tanaman tua ditebang
ditanam dengan jarak 9 m x 9 m segitiga, tetapi secara bertahap setelah tanaman baru ditanam di
untuk jarak tanam 6 m x 16 m lahan diantara antara tanaman tua. Hasil pengamatan menun-
tanaman terlebar (16 m) dapat ditanami terus jukkan bahwa pertumbuhan tanaman pengganti
menerus. pada penebangan 100% sebelum tanam tidak
Budidaya Peremajaan Tebang Bertahap pada Usahatani Polikultur Kelapa (Maliangkay Ronny Benhdard) 17
tanaman penutup tanah tidak direkomendasikan Allorerung, D. dan Z. Mahmud, 1993. Budidaya
lagi, kecuali untuk maksud pengendalian erosi kelapa sistem pagar. Buletin Balitka No.
tanah atau pada kebun-kebun yang tidak diren- 20.
canakan menanam tanaman sela, sehingga bertu- Allorerung, D. 1997. Beberapa hasil penelitian
juan pengendalian hama/gulma. Dengan dikem- dan rekomendasi teknologi kelapa. Ma-
bangkannya konsep pengusahaan kelapa secara kalah Seminar Hasil Penelitian, tanggal 16
polikultur, maka beberapa aspek pemeliharaan Agustus 1997 di Hotel Kawanua Sahid,
mungkin perlu penyesuaian. Takaran pupuk Manado.
mungkin dapat diturunkan karena kelapa ikut Allorerung, D. 1999. Pengembangan perkelapaan
memanfaatkan pupuk yang diberikan untuk nasional memasuki era globalisasi. Maka-
tanaman sela. Pengendalian gulma hanya dilaku- lah Seminar dan Pameran Mini Produk-
kan di daerah bobokor. Produk Olahan Kelapa dalam Rangka
Coconut Day, Yogyakarta, 7 September
Teknologi Pemanfaatan Kayu Kelapa 1999. 18 p.
Kayu kelapa telah lama digunakan oleh Allorerung, D., R. Rahman, M. Djafar, A. Ilat dan
N. Barri, 2000. Penerapan metode perema-
petani sebagai bahan bangunan, khususnya untuk
bagian yang tidak terkena hujan. Dewasa ini kayu jaan kelapa di Sulut. Laporan Tahunan
kelapa telah digunakan pula dalam industri Balitka 2000.
Allorerung, D., Amrizal, E.T. Tenda, R.B. Ma-
furniture dan rumah mewah. Minat konsumen
terhadap produk berbahan kayu kelapa, baik liangkay, L.A. Hosang, R.H. Akuba, N.L.
dalam negeri maupun mancanegara terus Barri dan L. Abner, 2002. Petunjuk teknis
budidaya tanaman kelapa Dalam (cocos
meningkat. Pada dasarnya teknologi pengolahan
dan pengawetan kayu kelapa tidak berbeda nusifera). Balai Penelitian Tanaman Kelapa
dan Palma Lain. Cetakan ketiga 2002.
dengan teknologi kayu pada umumnya.
Arancon, R.N., 2001. Research Output and far-
KESIMPULAN mers Adoption of Teknology on Coco-nut
Based Farming Systems : The Philippine
Secara Nasional tanaman kelapa memiliki Experience, Proceeding of the XXXVIII
luas 3,7 juta ha dengan produktivitas yang rendah COCOTECH Meeting 17-21 July 2001, Ho
yaitu, 1,1 ton kopra/ha/tahun, sebagian besar Chi Minh City, Vietnam p.35-50.
diusahakan secara monokultur. Sekitar separuh Barri, N., R.B. Maliangkay dan D. Allorerung,
dari jumlah tanaman kelapa yang ada telah 2001. Teknologi peremajaan kelapa ber-
berumur tua, diatas 50 tahun, sehingga perlu wawasan pertanaman campuran. Maka-
diremajakan. Peremajaan kelapa dengan sistem lah disampaikan pada temu APT di Desa
tebang habis enggan dilakukan oleh petani karena Kinali Kawangkoan-Minahasa, 25-27 Juli
akan kehilangan hasil dari kelapa tua. 2001.
Hasil-hasil penelitian yang telah dihasilkan Darmaskoro, A. Purba, dan L.A. Napitupulu,
menyimpulkan bahwa peremajaan kelapa dengan 1993. Pengaruh Pemupukan dan Ke-
tebang bertahap sebesar 20%/tahun dan diikuti rapatan Kelapa Terhadap Produksi Tum-
dengan teknologi pengusahaan tanaman sela pangsari Kelapa-Kakao. Makalah KNK
diantara kelapa (polikultur) dan menggunakan III, Yogyakarta.
jarak dan sistem tanam kelapa 6 x 16 m adalah Davis, T.A. dan Sudarsip H. 1978. Methods of
cara yang paling baik karena sangat memung- Rejuvenation and replanting of coconut
kinkan fleksibilitas dalam memilih jenis komo- standar in Indonesia.
ditas yang sesuai iklim dan pasar serta memung- Fachry, H., 1997. Pengalaman, Peluang dan Per-
kinkan pertanaman di antara kelapa berlangsung masalahan Agribisnis Kelapa Menghada-
terus menerus. pi Era Globalisasi Perdagangan Dunia.
Prosiding Temu Usaha Perkelapaan Na-
DAFTAR PUSTAKA sional. Manado 6-8 Januari 1997. Buku I
Allorerung, D., 1990. Teknologi peremajaan dan Agribisnis. p:37-44.
pola penerapannya. Buletin Balitka No. Kaat, H., R.B. Maliangkay dan R. Tumewu, 1996.
11 : 112-120. Hubungan pengurangan biomassa pan-
Budidaya Peremajaan Tebang Bertahap pada Usahatani Polikultur Kelapa (Maliangkay Ronny Benhdard) 19