Anda di halaman 1dari 9

Bambang Priadie Potensi IPAL Skala Individu untuk Pengolahan Limbah Cair Industri Batik di Pekalongan

POTENSI IPAL SKALA INDIVIDU UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH


CAIR INDUSTRI BATIK DI PEKALONGAN

POTENTIAL OF INDIVIDUAL SCALE OF WASTE WATER TREATMENT PLANT FOR


PROCESSING BATIK WASTEWATER IN PEKALONGAN

Bambang Priadie
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, Kemen PU Pera
Jl. Ir H. Juanda 193 Bandung
e-mail : bpriadie@yahoo.com

Diterima: 11 Mei 2016; Direvisi: 11 Mei 2016 ± 7 Desember 2016 ; Disetujui : 30 Juni 2017

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi pengolahan IPAL batik skala individu dalam
menurunkan kadar pencemar limbah cair batik melalui proses koagulasi, flokulasi, dan filtrasi. Bahan kimia yang
digunakan pada penelitian meliputi: asam sulfat, kapur, aluminium formulated chloride, polimer, zeolit dan arang
aktif. Pembuatan IPAL batik skala individu ini mudah dilakukan karena bahan konstruksi yang berupa drum-
drum plastik bekas penyimpanan bahan kimia mudah didapat dipasaran. IPAL batik skala individu berpotensi
untuk dijadikan teknologi tambahan IPAL komunal yang sudah ada karena dapat menurunkan kadar pencemar
BOD, COD, TSS, dan minyak & lemak sehingga air hasil olahannya tidak melebihi baku mutu limbah cair yang
sudah ditentukan. Potensi penerapan IPAL batik skala individu ini dapat diaplikasikan pada pengrajin batik skala
rumahan atau usaha kecil menengah (UKM).
Kata kunci : IPAL individu, koagulasi-flokulasi-filtrasi, koagulan, parameter pencemar

Abstract
The purpose of this study was to determine the efficiency of individual scale of WWTP batik in reducing
wastewater batik pollutants through coagulation, flocculation, and filtration. Chemicals used in the study include:
sulfuric acid, lime, aluminium formulated chloride, polymers, zeolites and activated charcoal. Making this batik
WWTP individual scale is easy to do because of construction materials such as plastic drums LV ³used storage
of chemicals´ DQG easily obtainable in the market. WWTP individual scale of batik potentially use to increase
capacity of the existing communal because it can reduce levels of pollutants BOD, COD, TSS, and oils and fats
so that the wastewater processed does not exceed the effluent quality standards. Potential application of the
::73 EDWLN LQGLYLGXDO VFDOH FDQ EH DSSOLHG RQ D EDWLN¶V KRPH-industry scale or small and medium enterprises
(SMEs).
Keywords : individual WWTP, coagulation-flocculation-filtration, coagulant, pollutant parameters

PENDAHULUAN

Batik merupakan produksi tekstil batik diperlukan sejumlah besar air serta
yang hampir dapat dijumpai di seluruh bahan kimia yang berupa bahan organik
daerah di Indonesia, salah satunya di dan anorganik yang dapat
Kota Pekalongan Jawa Tengah. Produksi mengakibatkan beberapa parameter
batik di kota ini terus meningkat sebagai kualitas air limbah batik seperti BOD,
salah satu respon dinobatkannya batik COD, TDS, dan TSS kadarnya menjadi
sebagai karya budaya asli Indonesia oleh tinggi (Noor Syuhadah Subki, et al., 2011;
UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009. Kurniawan, et al., 2013), sehingga
Kenaikan produksi batik di Kota parameter-parameter tersebut kadarnya
Pekalongan diduga telah menyebabkan melebihi baku mutu yang yang telah
terjadinya pencemaran air pada sungai- ditetapkan (Perda Prop Jawa Tengah No.
sungai di Wilayah Kota Pekalongan 5/2012), hal ini menunjukkan bahwa
terutama di kawasan sentra industri batik limbah cair batik tersebut harus diolah
(Lemlit UNDIP, Dinas Penataan Kota dan terlebih dahulu sebelum dibuang ke
Lingkungan Hidup Kota Pekalongan, sungai.
2008). Pada proses produksi pembuatan

42
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 28 Nomor 1 Tahun 2017 Hal. 42-50

Sebenarnya Pemkot Pekalongan Selain jamur, tanaman Eichornia


sudah berusaha meminimalkan crassipes dan Salvinia molesta juga dapat
permasalahan pencemaran air yang dijadikan sebagai fitoremidiator
berasal dari industri batik di Kali pencemaran limbah cair batik karena
Pekalongan melalui pembuatan tiga buah kemampuannya dalam mengakumulasi
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) logam berat Cr (Sari Ayu Meiga, et al.,
komunal yaitu: di Kampung Batik 2014). Selain cara pengolahan air limbah
Kauman, di Kampung Jenggot, dan IPAL batik tadi, proses penggabungan fisika-
komunal di Kampung Pringrejo (dalam kimia-biologi yang meliputi: flokulasi-
tahap konstruksi). Namun demikian, koagulasi (koagulan tawas), filtrasi
selain kinerja IPAL batik komunal di (zeolit), dan pengolahan biologi dengan
Kauman dengan proses lumpur aktif dan eceng gondok, dapat menurunkan
IPAL batik komunal di Jenggot dengan parameter pencemar COD, BOD dan
proses biologi-fitoremediasi lahan basah logam berat Cr (Muljadi, 2009). Selain
(wetland) belum bisa menurunkan kadar metode fisika, kimia dan biologi, di
pencemar sesuai baku mutu, jumlah IPAL Indonesia, penelitian pengolahan air
yang ada juga belum bisa mengolah limbah berwarna telah dilakukan oleh
seluruh limbah cair batik yang dihasilkan Nugroho, et al., (2005) dengan
sehingga kadar BOD, COD, dan TSS di menggunakan ozon yang dikombinasikan
sungai-sungai di Kota Pekalongan masih dengan Advanced Oxydation Processes
lebih tinggi bila dibandingkan dengan (AOPs) yang dilakukan pada skala
Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 tahun prototip di laboratorium dan pengolahan
2001 (Lemlit UNDIP, Dinas Penataan air limbah batik melalui proses
Kota dan Lingkungan Hidup Kota elektrokoagulasi (Yulianto Andik, et al.,
Pekalongan, 2008). 2009), namun demikian, hasil penelitian
Pada penelitian-penelitian Sari Marita Miranti, et al., (2015)
sebelumnya, pengolahan limbah cair menunjukkan bahwa pengolahan air
batik dilakukan untuk menurunkan kadar limbah batik dengan proses fisika kimia
pencemar sesuai baku mutu yang telah lebih besar dibandingkan dengan proses
ditetapkan diantaranya: BOD, COD, TSS, elektrokoagulasi.
maupun warna melalui proses Solanki Meena, et al., (2013)
pengolahan air limbah secara fisika, kimia mengelaborasi pengolahan air limbah
dan biologi. Proses fisika dan kimia antara tekstil yang mendapatkan bahwa biaya
lain dengan sedimentasi, flokulasi, operasional pengolahan air limbah tekstil
koagulasi, adsorpsi, ultrafiltrasi, oksidasi dengan metoda koagulasi-flokulasi lebih
dengan ozon dan teknologi membran, efektif bila dibandingkan dengan metoda
sedangkan proses biologi menggunakan pengolahan lain seperti dengan oksidasi
aktivitas mikroorganisme dan tanaman ozon maupun proses lumpur aktif.
air. Penelitian pengolahan limbah cair Menurut Solanki Meena, et al., (2013)
batik secara fisika di laboratorium dengan biaya operasional metoda ozonisasi atau
menggunakan arang aktif yang berasal kombinasi dari UV-radiasi dan ozon H2O2
dari limbah serbuk gergajian kayu jati relatif lebih mahal, proses pengolahan
sebagai difungsikan sebagai penyerap dengan lumpur aktif walaupun
warna dan logam (Sudarja, et al., 2012), efisiensinya tinggi dalam penurunan
serta serbuk tanaman Kenaf (Hibiscus COD, tetapi kurang efisien dalam
cannabinus) untuk mereduksi malam penurunan warna air limbah, sehingga
(wax) yang terkandung pada air limbah metoda adsorpsi dengan koagulasi-
cair batik (Wong, et al, 2013) flokulasi dianggap relatif unggul karena
Selain pengolahan fisika tersebut, selain biaya rendah juga disainnya bisa
pengolahan air limbah batik melalui lebih sederhana. Koagulan yang paling
proses biologi dengan cara melalui umum digunakan dalam pengolahan air
proses isolasi jamur indigenous isolat limbah adalah poly aluminium chloride
genus Fusarium dan genus Aspergillus (PAC) dan Al2 (SO4) 3.4H2O (Solanki
untuk menurunkan warna pada limbah Meena, et al., 2013, dan Sutapa Ignasius
cair batik (Dewi Ratna Stia, et al., 2010). (2104). Sedangkan dalam penelitian ini

43
Bambang Priadie Potensi IPAL Skala Individu untuk Pengolahan Limbah Cair Industri Batik di Pekalongan

digunakan koagulan aluminium BAHAN DAN METODA


formulated chloride (AFC) tipe 142 (ISO
9001:2008 Standard, DAS Certification Bahan dan Alat
International Indonesia, December 2013) Deskripsi IPAL batik skala inidividu
yang harganya lebih murah dibandingkan IPAL batik skala individu untuk
dengan harga koagulan PAC di pasaran. penelitian dibuat pada lahan salah satu
Permasalahan pencemaran air di Kali pengrajin batik di kelurahan Padukuhan
Pekalongan yang dihadapi saat ini adalah Kraton, Kecamatan Pekalongan Utara,
selain kurangnya efisiensi pengolahan Kota Pekalongan. Pembuatan IPAL
IPAL komunal yang ada, juga kapasitas individu dilakukan pada Bulan Juli 2015,
IPAL belum bisa mengolah produksi setelah dilakukan uji hidraulis dan
limbah cair batik secara keseluruhan. commissioning, selanjutnya dilakukan
Masih banyak pengrajin batik skala penelitian kinerja IPAL pada Bulan
rumahan atau usaha kecil menengah September sampai Bulan Oktober 2015.
(UKM) yang membuang air limbahnya Bahan konstruksi IPAL yang
langsung ke sungai, oleh karena itu masih dipergunakan mudah dan banyak
diperlukan adanya IPAL batik individual terdapat dipasaran karena berupa drum-
untuk menanggulangi limbah cair batik drum plastik bekas penyimpanan bahan
yang belum terolah oleh IPAL batik kimia. Pada penelitian ini, bahan kimia
komunal yang sudah dibangun. yang dipergunakan meliputi: asam sulfat,
Pembuatan IPAL batik individual juga kapur, koagulan AFC tipe 142, dan
merupakan hasil studi Mratihatani, et al., polimer (kuriflock).
(2013) yang menyebutkan bahwa salah Unit pengolahan pada IPAL ini terdiri
satu strategi pengelolaan Sungai dari: bak kontrol, tangki pengaduk cepat,
Pekalongan menuju sungai bersih yang tangki pengaduk lambat, tangki
sangat mendesak adalah dengan sedimentasi, tangki netralisasi, tangki
melakukan pengadaan IPAL skala filtrasi, tangki pengering lumpur, tangki
individu, karena bila harus menambah pembubuh asam, tangki pembubuh
jumlah IPAL komunal yang ada biayanya polimer, tangki pembubuh AFC, dan
akan mahal karena harus ada tangki pembubuh kapur (Gambar 1). Inlet
pembebasan lahan yang cukup luas air limbah cair batik dipompakan ke bak
(Zaenuri, 2014). penampung yang berfungsi sebagai bak
Tujuan penelitian ini adalah untuk ekualisasi, selanjutnya dipompakan ke
mengetahui kinerja IPAL skala invidu dalam tangki pengaduk cepat dan
dalam mengolah limbah cair Industri batik ditambahkan koagulan AFC dan kapur
melalui proses flokulasi-koagulasi dan secara gravitasi. Proses koagulasi pada
filtrasi sehingga hasil penelitian dapat pada bak pengaduk cepat ini berlangsung
replikasi oleh para pengrajin batik skala melalui pengadukan hidrolis yang
rumahan atau UKM dalam rangka memanfaatkan aliran air yang
mencegah dan menanggulangi bertekanan dari pompa sehingga
pencemaran air di sungai-sungai yang terjadi pencampuran air limbah
berada di Kota Pekalongan. Istilah ³,3$/ dengan bahan koagulan.
VNDOD LQGLYLGX´ dalam makalah ini adalah Selanjutnya, air limbah dialirkan ke
untuk membedakan dengan IPAL batik empat bak pengaduk lambat untuk
komunal yang sudah ada dan proses flokulasi serta ditambahkan
dioperasikan oleh Pemkot Pekalongan polimer untuk memperbesar ukuran
c.q. Badan Lingkungan Hidup dengan flock. Setelah melalui proses
IPAL batik skala individu yang dibuat flokulasi, air limbah dialirkan ke
untuk mengolah limbah cair batik para empat pengaduk lambat, air hasil
pengrajin batik skala rumahan atau UKM olahannya dialirkan pada bak netralisasi
dengan ditambahkan asam sulfat, dan
selanjutnya dialirkan ke bak filtrasi (zeolit
: karbon aktif = 30 : 30). Air olahan dari
bak filtrasi ini merupakan outlet dari IPAL

44
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 28 Nomor 1 Tahun 2017 Hal. 42-50

batik individu, sedangkan endapan


dialirkan ke bak pengering lumpur.
Kran Air
Bersih

2
A B C D

P-1 4 4 P-2

1
7 6 6 3

5 5

8
6 6
5 5
2

10 9

Gambar 1. Skema Aliran IPAL Batik Skala Individu

Keterangan :
Perpipaan Air Bersih
Perpipaan Air Limbah
1 : inlet limbah batik
2 : bak kontrol
3 : bak penampungan air limbah batik
4 : tangki pengaduk cepat (koaguasi) volume @60 l, 2 unit
5 : tangki pengaduk lambat (flokulasi) volume @60 l, 4 unit
6 : tangki sedimentasi volume @250 l, 4 unit
7 : tangki netralisasi volume @250 l, 1 unit
8 : tangki filtrasi volume @ 100 l, 1 unit
9 : tangki pengering lumpur volume @ 150 l, 1 unit
10 : outlet hasil dari pengolahan
A : tangki pembubuh netralisasi (asam sulfat), volume 60 L
B : tangki pembubuh (polimer), volume 60 L
C : tangki pembubuh koagulan (AFC), volume 60 L
D : tangki pembubuh koagulan (kapur), volume 60 L
P-1 : pompa dari inlet limbah batik produksi menuju bak penampungan
P-2 : pompa dari bak penampungan ke tangki pengaduk cepat (koagulasi)

Prosedur penelitian Pengujian cara jar ini bertujuan untuk


Penelitian dimulai dengan melakukan mendapatkan dosis optimum koagulan.
pengujian koagulasi-flokulasi dengan Dari hasil uji jar ini didapatkan dosis
cara jar (Puslitbang Pemukiman, 2000) optimum koagulan AFC tipe 142
pada air limbah batik yang diambil dari (konsentrasi 10%, dosis 200 ppm), kapur
lokasi penelitian di laboratorium Balai 10%, dosis 50 ppm, polimer konsentrasi
Lingkungan Keairan Pusat Litbang 1%, dosis 1 ppm, dan asam sulfat
Sumber Daya Air, Kemen PU Pera.. konsentrasi 98% sebanyak 0,05 mL/L

45
Bambang Priadie Potensi IPAL Skala Individu untuk Pengolahan Limbah Cair Industri Batik di Pekalongan

asam sulfat 5 N. Selanjutnya, HASIL DAN PEMBAHASAN


berdasarkan hasil uji jar ini, dosis
optimum koagulan dan bahan kimia Karakteristik air limbah cair batik
diterapkan dalam percobaan uji kinerja Selama penelitian berlangsung,
IPAL batik skala individu, kapasitas disain kualitas air limbah batik di lokasi
Q = 0,07 L/detik, dengan tiga kali ulangan penelitian telah tercemar. Hal ini ditandai
dengan waktu yang berbeda. dengan tingginya kadar BOD 621 mg/L,
COD 1.739 mg/L, TSS 329 mg/L, maupun
METODE pH (Puslitbang Sumber Daya Air, 2015)
Metode analisa yang juga merupakan karakteristik air
COD, BOD, dan TSS yang limbah batik sebagai sumber pencemaran
merupakan parameter kualitas air utama air sungai. Beberapa penelitian juga
dipergunakan untuk mengkaji kinerja menunjukkan bahwa limbah cair batik
IPAL skala individu ini. Metoda analisa mengandung parameter pencemar yang
parameter COD, BOD, TSS, minyak dan melebihi baku mutu yang disyaratkan,
lemak, fenol, dan pH masing-masing sehingga diperlukan pengolahan terlebih
menggunakan SNI 6989.2:2009; SNI dahulu sebelum dibuang ke perairan
6989.72:2009; SNI 6989.3:2004; SNI umum seperti sungai. Parameter kualitas
6989.10:2004, SNI 6989.21:2004, dan air limbah yang diperiksa di lokasi
SNI 6989.11:2004. penelitian dan perbandingannya dengan
air llimbah batik pada umumnya dapat
Metode pengkajian kinerja IPAL batik dilihat pada Tabel 1.
skala individu
Pengkajian kinerja IPAL batik skala Pengkajian kinerja IPAL batik skala
individu dilakukan dengan cara individu
membandingkan air limbah sebelum Dosis optimum koagulan dan bahan
pengolahan (sebelum tangki pengaduk kimia hasil uji jar digunakan dalam
cepat) dan setelah pengolahan (setelah penelitian efisiensi pengolahan IPAL batik
tangki filtrasi). Sedangkan analisis data skala individu. Hasil uji kinerja
efisiensi instalasi pengolahan limbah cair menunjukkan bahwa efisiensi penurunan
berdasarkan penurunan parameter kadar pencemar pada IPAL batik skala
pencemar air buangan diantaranya BOD, individu relatif tinggi, rata-rata di atas 90%
COD, total suspended solid (TSS), dan pada parameter BOD, COD, TSS, dan
minyak & lemak (Peraturan Daerah minyak & lemak kecuali pada parameter
Propinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun fenol yang hanya 71,3% (Tabel 2).
2012) dapat dirumuskan sebagai berikut : Namun demikian, parameter fenol dan
minyak lemak walaupun masuk dalam
daftar pada baku mutu limbah cair (Perda
Provinsi Jawa Tengah No 5 tahun 2012)
tetapi kadar ketiga parameter ini pada
saat penelitian masih dibawah baku mutu,
sehingga tidak dijadikan bahasan khusus.
Dimana :
E = Efisiensi (%)
Co = Konsentrasi parameter pencemar
(BOD,COD) sebelum diolah
Ci = Konsentrasi parameter pencemar
(BOD,COD) setelah diolah

46
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 28 Nomor 1 Tahun 2017 Hal. 42-50

Tabel 1. Karakteristik limbah cair batik

No Parameter Sumber
Riwayati Muralimohan Pratiwi Effendi Baku Mutu
Puslitbang *)
Indah, et al., , et al., Yuli, et Hefni, et
Air, 2015
2014 2014 al., 2014 al., 2015
1 BOD (mg/L) 621 - 450 960 - 60**)
2 COD (mg/L) 1.739 4.230 1.990 1.800 712,5 150**)
3 TSS (mg/L) 329 535 1.384 540 1248 50**)
4 Fenol (mg/L) 0,128 0,008 - - - 0,5
5 Sulfida (mg/L) 0,177 0,040 - - - -
6 Minyak & 2,0 - - - - 3
lemak (mg/L)
7 pH 10,5 6,0 11,65 13 6,05 6 - 9**)
Keterangan:
*) Baku Mutu Air Limbah Industri (Perda Prop Jawa Tengah No. 5/2012)
**) Melebihi baku mutu

Tabel 2. Prosentase penurunan kadar pencemar pada model fisik IPAL batik skala individu

Kadar Rata-Rata
Parameter Satuan Inlet Oulet Penurunan (%)
1 BOD mg/L 621 27.0 95.7
2 COD mg/L 1739 68.3 96.1
3 TSS mg/L 329 22.3 93.2
4 Fenol mg/L 0.128 0.037 71.3
5 Minyak dan Lemak mg/L 2.05 0.1 95.1
6 pH - 10.5 7.8 25.9

Kadar rata-rata COD dan BOD Efisiensi pengolahan pada IPAL batik
limbah cair batik sebelum pengolahan skala individu ini juga lebih unggul bila
masing-masing adalah 1739 mg/L dan dibandingkan dengan IPAL dengan
621 mg/L, sedangkan setelah proses elektro koagulasi yang
pengolahan kadar COD menjadi 68,3 mg/ menurunkan COD (Yulianto, et al., 2009)
dan BOD menjadi 27,0 mg/L. Dari tiga kali Selain BOD dan COD, kadar TSS
ulangan percobaan menunjukkan bahwa pada limbah cair batik di lokasi penelitian
efisiensi pengolahan COD dan dengan juga relatif tinggi yaitu 329 mg/L, jauh
proses fisika kimia pada IPAL batik skala melebihi baku mutu yang hanya 50 mg/L.
individu melalui proses fisika kimia Melalui proses pengolahan pada IPAL
dengan koagulan berbasis kimia (AFC, batik skala individu, kadar TSS menurun
kapur, asam sulfat, dan polimer) menjadi 22,3 mg/L atau efisiensi
mencapai 96,1% dan 95,7%. Efisiensi penurunan 93,2% sedikit lebih besar bila
penurunan COD dan BOD ini lebih baik dibandingkan dengan proses pengolahan
dibandingkan dengan proses yang sama limbah cair dengan koagulan tanaman
namun berbeda jenis koagulannya kelor (Moringa oliefera ) dengan efisiensi
(alumunium sulfat, fero sulfat, dan feri penurunan TSS sekitar 87.5% (Effendi, et
klorida) yaitu masing-masing 61% dan al., 2015).
66,2% (Muljadi, et al., 2011). Kelebihan
IPAL batik skala individu dengan Penurunan kadar pencemar pada IPAL
koagulan AFC, kapur, dan polimer dalam batik skala individu dibandingkan
hal penurunan COD dan BOD juga terlihat baku mutu.
bila dibandingkan dengan proses yang
sama dengan koagulan tanaman kelor Dari hasil pembahasan di atas terlihat
(Moringa oliefera ) yang menurunkan bahwa kinerja IPAL batik skala invidu
kadar COD dan BOD sekitar 66,7% dan dalam mengolah limbah cair batik dapat
80,7% (Muralimohan, et al., 2014). diandalkan dalam menurunkan kadar

47
Bambang Priadie Potensi IPAL Skala Individu untuk Pengolahan Limbah Cair Industri Batik di Pekalongan

pencemar BOD, COD, dan TSS lebih batik melalui IPAL individu juga
besar dari 90%. Dengan demikian merupakan upaya pengurangan beban
parameter-parameter tersebut berada pencemaran air (Sulaksono, et al., 2015),
dibawah baku mutu limbah cair yang IPAL individu dengan proses koagualsi-
disyaratkan (Gambar 2) sehingga akan flokulasi juga merupakan pilihan pertama
mengurangi beban pencemaran yang dalam rangka mengurangi pencemaran
berasal dari limbah cair batik yang masuk air yang berasal dari industri batik
ke perairan sungai. Tingginya efisiensi (Mratihatani, et al., 2013).
penurunan bahan pencemar limbah cair

160
Kadar BOD, COD, dan TSS

140
120
100
(mg/L)

80 OUTLET IPAL
60 BAKU MUTU
40
20
0
BOD COD TSS

Gambar 2. Kadar-rata pencemar BOD, COD, dan TSS setelah diolah pada IPAL batik skala individu
dibandingkan Baku Mutu Limbah Cair (Perda Provinsi Jawa Tengah No 5 tahun 2012)

KESIMPULAN

IPAL batik skala individu dengan pembuatan IPAL. Biaya penelitian ini
proses koagulasi, flokulasi, dan filtrasi berasal dari DIPA tahun 2015 Balai
dapat menurunkan kadar pencemar BOD, Lingkungan Keairan, Satker Pusat
COD, TSS, dan minyak & lemak sehingga Litbang Sumber Daya Air, Balitbang
air olahan IPAL dibawah baku mutu Baku Kemen PU Pera.
Mutu Limbah Cair Provinsi Jawa Tengah.
IPAL batik skala individu merupakan DAFTAR PUSTAKA
potensi teknologi pengolah limbah cair
batik untuk menambah kapasitas olah Badan Standar Nasional . (2004). Air dan air
IPAL komunal yang sudah ada dalam limbah - Bagian 3: Cara Uji Padatan
upaya mencegah dan menanggulangi Tersuspensi Total (Total Suspended
pencemaran air di sungai-sungai di Kota Solid, TSS) Secara SNI 6989.3:2004
Badan Standar Nasional (2004). Air dan air
Pekalongan. Potensi penerapan IPAL
limbah - Bagian 10 : Cara Uji Minyak Dan
batik skala individu ini dapat dilakukan Lemak Secara Gravimetric, SNI SNI
pada pengrajin batik skala rumahan atau 6989.10:2004.
Usaha Kecil Menengah (UKM). Badan Standar Nasional , 2004, Air dan air
limbah - Bagian 11: Cara Uji Derajat
UCAPAN TERIMA KASIH Keasaman (pH) dengan Menggunakan
Alat pH Meter, SNI 6989.11:2004.
Kepala Badan Lingkungan Hidup Badan Standar Nasional (2004). Air dan Air
Kota Pekalongan, kerja sama penelitian Limbah - Bagian 21: Cara Uji Kadar
IPAL batik individu. Bapak Nasrul, Fenol Secara Spektrofotometri, SNI
6989.21:2004.
pengrajin batik di kelurahan Padukuhan
Badan Standar Nasional (2009). Air dan Air
Kraton, Kecamatan Pekalongan Utara, Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan
Kota Pekalongan yang memberikan Oksigen Kimiawi (Chemical Oxygen
fasilitas lahannya untuk dipakai Demand, COD) dengan Refluks Tertutup

48
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 28 Nomor 1 Tahun 2017 Hal. 42-50

Secara Spektrofotometri, SNI on Removal Efficiency of Blended


6989.2:2009. Coagulants in Textile Wastewater
Badan Standar Nasional (2009). Air dan Air Treatment. IMPACT: International
Limbah - Bagian 72: Cara Uji Kebutuhan Journal of Research in Engineering &
Oksigen Biokimia (Biochemical Oxygen Technology, Vol. 2, Issue 2, Feb 2014:
Demand/BOD), SNI 6989.72:2009. 15-20.
Dewi Ratna Stia dan Sri Lestari. (2010). Noor Syuhadah Subki and Rohasliney, H.
Dekolorisasi Limbah Batik Tulis (2011). A Preliminary Study on Batik
Menggunakan Jamur Indigenous Hasil Effluent in Kelantan State: A Water
Isolasi pada Konsentrasi Limbah yang Quality Perspective. International
Berbeda, Molekul, Vol. 5. No. 2. Nov, Conference on Chemical, Biological and
2010 : 75 ± 82. Environment Sciences (ICCEBS'2011).
Effendi Hefni , Raden Delima Sari, and Bangkok Dec., 2011.
Sawarni Hasibuan. (2015). Moringa Nugroho Rudi dan Ikbal (2005). Kinetika
oleifera as Coagulant for Batik Effluent Proses AOPs untuk Penghilangan
Treatment. IAIA15 Conference Warna Air Limbah Produksi Batik. Jurnal
Proceedings' Impact Assessment in the Air Indonesia Vol. 1 , No.3 2005, Hal 282-
Digital Era 35th Annual Conference of the 288.
International Association for Impact Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 tahun
Assessment 20 - 23 April 2015 | Firenze 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air
Fiera Congress & Exhibition Center | dan Pengendalian Pencemaran Air.
Florence | Italy | www.iaia.org. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah
Kurniawan Wawan, M; Purwanto. P; dan Nomor 5 Tahun 2012 tentang Perubahan
Sudarno. S, (2013). Strategi Pengelolaan atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Air Limbah Sentra UMKM Batik yang Tengah Nomor 10 Tahun 2004 Tentang
Berkelanjutan di Kabupaten Sukoharjo. Baku Mutu Air Limbah.
Jurnal Ilmu Lingkungan, Volume 11 Issue Puslitbang Pemukiman (2000). Metode
2,2013: 62 -72. Pengujian Koagulasi Flokulasi dengan
Lembaga Penelitian Undip dan Dinas Cara Jar (19-6449-2000) BALITBANG-
Penataan Kota, dan Lingkungan Hidup 60720).
Kota Pekalongan (2008). Laporan Akhir Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber
Kegiatan Penyusunan Strategi Daya Air (2015). Laporan Akhir
Pengelolaan Kali Pekalongan tahun Pengendalian Pencemaran Air Sungai
2008. oleh Limbah Cair Industri Batik di
Mratihatani Anandriyo Suryo dan Indah Pekalongan Provisi Jawa Tengah.
Susilowati (2013). Menuju Pengelolaan Bandung, Desember 2015.
Sungai Bersih di Kawasan Industri Batik Pratiwi Yuli, Gatot Santoso, Joko Waluyo
yang Padat Limbah Cair (Studi Empiris: (2014). IbM Kelurahan Gulurejo
Watershed Sungai Pekalongan di Kota (Kawasan Pengrajin Batik) untuk
Pekalongan). Diponegoro Journal Mengatasi Masalah Pencemaran
of Economics, Volume 2, Nomor 2, Lingkungan Akibat Limbah Cair Batik.
Tahun 2013: 1-12. Jurnal Teknologi Technoscientia ISSN:
Muljadi (2009). Efisiensi Instalasi Pengolahan 1979-8415 Vol. 7 No. 1 Agustus 2014,
Limbah Cair Industri Batik Cetak dengan 38-45.
Metode Fisika-Kimia dan Biologi Riwayati Indah, Hartati, Helmy Purwanto,
Terhadap Penurunan Parameter Suwardiyon (2014). Adsorpsi Logam
Pencemar (BOD, COD, dan Logam Berat Berat Timbal dan Kadmium pada Limbah
Krom (Cr) (Studi Kasus di Desa Butulan Batik Menggunakan Biosorbent Pulpa
Makam Haji Sukoharjo). E k u i l i b r i u Kopi Terxanthasi, Prosiding Seminar
m .Vol. 8. No. 1. Januari 2009 : 7± 16. Nasional Aplikasi Sains & Teknologi
Muljadi dan Hari Asrijanto (2011). Unjuk Kerja (SNAST) 2014. ISSN: 1979-911X
dan Efisensi IPAL Industri Batik Cetak di Yogyakarta, 15 November 2014, C 211-
Makam Haji Sukoharjo Dengan Proses C216.
Bar Screen, Sedimentasi, dan Proses Sudarja dan Novi Caroko (2012). Kaji
Koagulasi-Flokulasi terhadap Parameter Eksperimental Efektifitas Penyerapan
BOD, COD, dan Logam Berat Cr. E k u i Limbah Cair Industri Batik Taman Sari
l i b r i u m. Vol. 10. No. 1. Januari 2011 : Yogyakarta Menggunakan Arang Aktif
1-4. Mesh 80 dari Limbah Gergaji Kayu Jati,
Muralimohan, N; T. Palanisamy, and M. N. Jurnal Ilmiah Semesta Teknika. Vol. 14,
Vimaladevi (2014). Experimental Study No. 1, Mei 2012:50-58.

49
Bambang Priadie Potensi IPAL Skala Individu untuk Pengolahan Limbah Cair Industri Batik di Pekalongan

Sari Ayu Meiga, Fida Rachmadiarti, dan


Herlina Fitrihidayati (2014). Pengaruh
Cekaman Kromium pada Limbah Cair
Batik terhadap Pertumbuhan Eichornia
crassipes dan Salvinia molesta.
LenteraBio. Vol. 3 No. 1, Januari 2014:
67±71.
Sari Marita Miranti, Sri Hartini, Sudarno
(2015). Pemilihan Desain Instalasi
Pengelolaan Air Limbah Batik Yang
Efektif dan Efisien dengan Menggunakan
Metode Life Cycle Cost, (Studi Kasus di
Kampung Batik Semarang). J@TI Undip,
Vol X, No 1, Januari 2015: 27 ± 32.
Sulaksono Adi, Hefni Effendi, Budi Kurniawan
(2015). Kajian Beban Pencemaran
Limbah Cair Industri Kecil Menengah
(IKM) Batik Klaster Trusmi Kabupaten
Cirebon (Study on Wastewater Pollution
Load from Batik Small Medium
Enterprises (SMEs) In Trusmi Cluster,
Cirebon District). Jurnal Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Vol.
5 No. 1 (Juli 2015): 17-24.
Solanki Meena; S. Suresh; Shakti Nath Das;
and Kanchan Shukla. (2013). Treatment
of Real Textile Wastewater using
Coagulation Technology, International
Journal of ChemTech Research
CODEN( USA). Vol.5, No.2, April-June
2013: pp 610-615, IJCRGG ISSN : 0974-
4290.
Sutapa Ignasius. ,D.A, (2014). Optimalisasi
Dosis Koagulan Aluminium Sulfat dan
Poli Aluminuim Klorida (PAC) untuk
Pengolahan Air Sungai Tanjung dan
Krueng Raya. Jurnal Teknik Hidraulik,
vol. 5 No. 1 Juni 2014: 29-42.
Wong. Y.C; S.H. Lim; N.A. Atiqah, (2013).
Remediation of Industry Wastewater
Effluent by Using Kenaf as Waxes
Absorben. Present Environment and
Sustainable Development, Vol. 7, no. 1,
2013: 290-296.
Yulianto Andik, Luqman Hakim, Indah
Purwaningsih, Vidya Ayu Pravitasari
(2009). Pengolahan Limbah Cair Industri
Batik pada Skala Laboratorium dengan
Menggunakan Metode Elektrokoagulasi.
Jurnal Teknologi Lingkungan, volume 5
No. 1, JUNI 2009, ISSN 1829-6572.
Zaenuri (2014). The Operating Effectiveness
of WTU and WWTP of Batik in
Pekalongan City, International Journal of
Education and Research. Vol. 2 No. 12
December 2014:309-318.

50

Anda mungkin juga menyukai