Anda di halaman 1dari 6

Pembangunan Pendidikan Berbasis Pesantren

Oleh : Ipan Nurbani

Pembangunan secara umum sudah menjadi hal yang biasa, khususnya

pembangunan di Indonesia. Sekarang ini banyak sekali rencana pembangunan

yang sudah dirancang oleh Pemerintah bahkan tidak sedikit juga pembangunan

yang sedang dilakukan. Keseriusan Pemerintah dalam membangunan

Indonesia terutuang dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Pembangunan Nasional adalah

suatu upaya yang dilakukan oleh semua komponen bangsa dalam rangka

mencapai tujuan bernegara. Untuk menuju pembangunan yang merata

pemerintah memberikan kewenangan kepada setiap daaerah khususnya

Pemerintah daerah untuk mengatur segala urusan yang ada dalam

Pemerintahannya melelui Undang-undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang

Pemerintah Daerah. Macam bentuk dari suatu pembangunan yang dilakukan

pemerintah bukan hanya mengenai infrastruktur, ekonomi, ataupun

kewilayahan, tetapi pendidikan pun masih menjadi hal yang masih di upayakan

oleh pemerintah agar terus maju dan berkembang.

Sesuai dengan cita-cita indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi “untuk mecerdaskan

kehidupan bangsa...” maka pendidikan di Indonesia sampai saat ini masih

menjadi prioritas utama dalam hal pembangunan. Hal ini dikarenakan,

pemerintah percaya bahwa dengan pendidikan yang baik maka akan

1
menciptakan sumber daya manusia yang berkarakter dan memiliki moral yang

berkualitas sehingga akan berdampak baik pula bagi kesejahteraan masyarakat.

Beragam cara bisa dilakukan dalam meningkatkan kualitas seseorang, salah

satunya adalah dengan pendidikan. Mengutip pada artikel yang telah saya baca

mengenai Manajemen Pendidikan (Rahman, 2014) yakni salah satu cara yang

dapat dilakukan untuk peningkatan kualitas pendidikan tersebut adalah dengan

pengelolaan pendidikan dengan wawasan global. Agar dapat meningkatkan

wawasan global, maka pendidikan memegang peranan penting. Melalui

pendidikan maka seseorang harus mampu mengembangkan 4 hal berikut:

1. Kemampuan mengantisipasi (anticipate), artinya pendidikan berusaha

menyiapkan anak didik untuk dapat mengantisipasi perkembangan

IPTEK yang begitu cepat.

2. Mengerti dan mengatasi situasi (cope), artinya dapat mengembangkan

kemampuan dan sikap peserta didik untuk menangani dan berhadapan

dengan situasi baru.

3. Mengakomodasi (accommodate), artinya dapat mengakomodasi

perkembanagn IPTEK yang pesat dan segala perubahan yang

ditimbulkannya.

4. Mereorientasi (reorient), artinya persepsi dan wawasan tentang dunia

perlu diorientasikan kembali karena perkembangan IPTEK dan

perubahan sosial yang cepat sehingga memperoleh wawasan yang

semakin luas.

2
Selain melalui wawasan global, pendidikan berkarakter juga harus

diberikan sejak dini. Tidak hanya pendidikan berupa materi umum yang biasa

dipelajari saja, tapi pendidikan secara moral pun harus diperhatikan. Karena

melihat fenomena yang ada bahwasanya banyak orang yang berpendidikan tapi

tidak bermoral. Hal tersebut menjadikan pendidikan yang telah dilalui menjadi

percuma dan tidak ada artinya. Pendidikan moral telah diberikan oleh sebagian

sekolah – sekolah umum, namun sayangnya pendidikan moral yang diberikan

berlaku hanya ketika sedang berada di lingkungan sekolah saja berbeda dengan

sekolah tradisional yang berbasis keagamaan. Seperti contohnya pesantren yang

didalamnya bisa memberikan pendidikan hampir selama 24 jam lamanya dalam

sehari. Menurut Dhofier (1982) selain sebagai institusi pendidikan tradisional,

pesantren juga berperan sebagai institusi sosial yaitu memberi warna yang khas

pada wajah masyarakat pedesaan di Indonesia.

Dalam artikel M. Taufiq Rahman, yang berjudul Peranan Pesantren dalam

Pembangunan Pendidikan Masyarakat Desa (2011 : 18), terdapat beberapa

peranan pesantren dalam pembangunan pendidikan secara umumnya dan

pendidikan masyarakat pedesaan secara khususnya :

1. Sebagai institusi pendidikan yang bercorak Islam di pedesaan, pesantren

menjadi pusat pembinaan mental spiritual ke islaman.

2. Tradisi keilmuan yang dimiliki pesantren mempunyai peranan penting

dalam usaha memajukan sebuah masyarakat.

3. Sumber Daya Manusia yang bermutu menjadi penentu kemajuan

pesantren pada masa depan.

3
4. Sikap mandiri pesantren, selain ukuran dari kemampuan yaitu mampu

dalam upaya meningkatkan diri secara pribadi, maupun secara

komunitas, juga berkaitan dengan sikap mentalitas untuk maju.

Pendidikan berkarakter dan pendidikan moral yang diberikan pesantren

bukan hanya berupa materi semata, tapi melalui tindakan secara nyata yang

dirasakan para santri ketika mereka berhadapan langsung dengan masyarakat

sekitar dengan ikut serta bersosialisasi dalam setiap kegiatannya. Berikut adalah

bagaimana pola manajemen yang diterapkan pasantren sebagai institusi sosial

dalam pembangunan masyarakat menurut Rahman dalam bukunya Ekonomi

Pesantren Manajemen Pesantren dalam Pembangunan Masyarakat Desa (2012 :

137), Pola manajemen pesantren yang utama adalah untuk kelangsungan

pesantren itu sendiri.

a) Kaderisasi adalah hal yang mutlak dilakukan di pesantren karena usaha

ini dilaksanakan demi kesinambungan pesantren.

b) Pola manajemen modern seperti spesialisasi, pegaruh, promosi, dan

sebagainya dilakukan oleh pesantrem termasuk pesantren tradisional.

c) Untuk tujuan spesialisasi dan delegasi otoritas, pesantren mendirikan

institussi-istitusi pembantu seperti dewan Kyai, Dewan Guru, Yayasan

dan sebagainya.

d) Sumber dana pesantren pada mulanya berasal dari kyai dan keluarganya.

Kemudian setelah berjalan, pesantren lebih banyak tertumpu pada iuran

para santri dan sumber-sumber lain termasuk orang tua santri,

masyarakat, dan pihak pemerintah bahkan pihak luar negeri.

4
Jadi kesimpulanya manajemen pembangunan pendidikan berbasis

pesantren merupakan aspek penting dalam era globalisasi, tiga persoalan ini

sangat berpengaruh dalam perkembangan dunia pendidikan. Sebab peningkatan

SDM, yang menjadi tugas dan tanggung jawab utama pendidikan, sangat

dipengaruhi faktor globalisasi dan teknologi. Pengaruh globalisasi, kemajuan

teknologi dan informasi serta perubahan nilai-nilai sosial harus diperhitungkan

dalam penyelenggaran pendidikan, apalagi tanggyng jawab dunia pendidikan

untuk mencapai tujuan pokok melahirkan manusia yang berkualitas.

5
DAFTAR PUSTAKA

Taufiq Rahman, 2014, Manajemen Pendidikan. Jakarta: RajaGrafika Persada

Taufiq Rahman, 2010, Peranan Pesantren Dalam Pembangunan Pendidikan

Masyarakat Desa. Yogyakarta: MultiPress

Taufiq Rahman, 2012, Ekonomi Pesantren. Bekasi: Lintang Publishing

Anda mungkin juga menyukai