Anda di halaman 1dari 9

PERMASALAHAN BANJIR DI JALAN KARYA KELURAHAN KARANG

BEROMBAK DAN CARA MENANGGULANGANINYA

Cici Andryani Sinaga1, Puji Natalia Kristiani Sitorus2, Rahma Julianti3,


Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan
Stambuk 2021
Email : rahmajulianti201@gmai.com

Abstrak
Bencana banjir ditinjau dari aspek ekologis merupakan peristiwa fisik yang terjadi di
lingkungan hidup manusia. Banjir adalah kerusakan ekosistem manusia yang disebabkan
oleh aktivitas manusia secara langsung dan tidak langsung, seperti penebangan hutan, alih
fungsi lahan reservoir air serta membuang sampah ke sembarang tempat atau ke sungai.
Penelitian kali ini bertujuan untuk mengetahui penyebab terjadinya banjir di Jalan Karya ,
Karang Berombak Kecamatan Medan Barat serta memberikan sedikit solusi atas
permasalahan tesebut. Salah satu penyebab utama dari banjir itu ialah curah hujan yang
cukup tinggi yang mengakibatkan air sungai tidak mampu menampung debit air.

Kata Kunci: Banjir, Sampah, Masyarakat.

Abstract
Flood disaster in terms of ecological aspects is a physical event that occurs in the human
environment. Flooding is damage to human ecosystems caused by direct and indirect human
activities, such as logging of forests, conversion of water reservoir land functions and
throwing garbage in any place or into rivers. This study aims to determine the cause of
flooding on Jalan Karya, Karang Berombak, West Medan District and provide some solutions
to these problems. One of the main causes of the flood is the heavy rainfall which causes the
river water to be unable to accommodate the water discharge.

Keywords: Flood, Garbage, Community.

1. PENDAHULUAN MASALAH
1.1 LATAR BELAKANG
kerusakan ekosistem manusia yang
Bencana banjir ditinjau dari aspek disebabkan oleh aktivitas manusia
ekologis merupakan peristiwa fisik secara langsung dan tidak langsung,
yang terjadi di lingkungan hidup seperti penebangan hutan, alih fungsi
manusia. Banjir dan manusia saling lahan reservoir air serta membuang
berkaitan erat, dimana banjir akan sampah ke sembarang tempat atau ke
mempengaruhi kehidupan manusia itu sungai.
sendiri sedangkan manusia memiliki
andil dalam terjadinya banjir. Slogan “Buanglah sampah pada
Kerusakan dalam ekosistem manusia tempatnya” nampaknya tidak lagi
akibat perbuatan dirinya sendiri efektif dalam memberikan hasil positif
disebut pencemaran lingkungan hidup. dalam hal penanggulangan sampah.
Banjir, salah satunya, adalah Berdasarkan analisis distribusi
frekuensi yang mempengaruhi tingkat debit puncak banjir, pembuatan sumur
partisipasi masyarakat dalam resapan, Early Warning System
mengelola sampah rumah tangga atau (EWS) untuk banjir adalah beberapa
tempatnya bermukim diantaranya cara upaya struktural. Sedangkan
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, upaya non-struktural dilakukan
pendapatan, keadaan lingkungan dan melalui kegiatan manusia yang diatur
sikap terhadap lingkungan. Selain itu, dan disesuaikan dengan lingkungan
pengetahuan tentang perda sampah agar secara harmonis dan serasi,
dan kesediaan membayar retribusi seperti pengaturan pengendalian
sampah berkorelasi positif terhadap penggunaan lahan, penegakan aturan
cara pengelolaan sampah. lingkungan, pengawasan dan
penyuluhan, dan lain sebagainya.
Di lain pihak, produksi sampah
tidak sebanding dengan sistem Sementara itu, pengelolaan sampah
pengangkutan dan pengelolaan yang hanya mengandalkan petugas
sampah, sehingga sampah kian kebersihan dalam mengosongkan
menumpuk dari hari ke hari. tempat sampah di lingkungan
Penumpukan sampah ini pemukiman penduduk tidak sedikit
dikhawatirkan menjadi sumber menimbulkan permasalahan baru. Hal
penyakit jika dibiarkan terlalu lama di ini tentunya menciptakan keadaan
dekat pemukiman, sehingga yang tidak nyaman di sekitar rumah
menumpuk sampah tersebut di pinggir akibat bau tidak sedap yang
sungai ataupun membuangnya ke ditimbulkan sampah, merusak
sungai menjadi salah satu cara kerapian lingkungan perumahan dan
alternatif yang dilakukan oleh tidak menutup kemungkinan akan
masyarakat yang tinggal di sekitar menjadi sumber penyakit. Selain itu
sungai. Proses pembuangan sampah juga munculnya kebiasaan buruk pada
seperti inilah yang akan menyebabkan sebagian masyarakat yaitu membuang
pendangkalan sungai dan akhirnya air dan menumpuk sampah di pinggir
akan meluap ke permukaan. Hal ini sungai. Kebiasaan ini sering dijumpai
menjadi cikal bakal terjadinya banjir pada masyarakat yang tinggal di dekat
di setiap musim. atau sepanjang aliran sungai.

Oleh karenanya, diperlukan upaya Banjir di jalan karya kelurahan


pencegahan dan penanggulangan karang berombak memang sudah
banjir agar dampaknya tidak semakin sering terjadi apalagi saat musim
meluas dan menimbulkan kerugian hujan tiba. Kami berfikir untuk
materi dan korban jiwa. Upaya yang meneliti apa sebenarnya penyebab
dapat dilakukan terdiri dari dari banjir tersebut , dan kami
pendekatan struktural dan non tuangkan dalam tugas ini dengan
struktural. Normalisasi sungai, judul “Permasalahan Banjir dan Cara
pembangunan waduk, pengurangan Menanganinya”.

1.2 MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas,


Adalah apa penyebab sebenarnya
bencana banjir di Jalan Karya Gg.
Salak , Karang Berombak tersebut.
1.3 TUJUAN telah dilakukan sebelumnya.

Tujuan dari penulisan karya ilmiah 2.3 TEKNIK PENGUMPULAN


ini adalah : DATA
Penelitian ini menggunakan teknik
1. Untuk melengkapi salah satu tugas
pengumpulan data sebagai berikut:
mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. a. ) Studi Lapangan (Observasi)
2. Untuk dapat di jadikan bahan Observasi adalah teknik
acuan menambah ilmu pengumpulan data yang dilakukaan
pengetahuan dan referensi melalui sesuatu pengamatan, dengan
mengenai masalah banjir yang disertai pencatatan-pencatatan
terjadi di Jalan Karya Karang
terhadap keadaan atau prilaku objek
Berombak.
sasaran.
2. METODE PENELITIAN Menurut Suharsimi (2010: 199)
2.1 TEMPAT DAN WAKTU mengenai observasi yaitu: Observasi
PENELITIAN adalah memperhatikan sesuatu
dengan menggunakan mata. Di
Lokasi yang kami gunakan
adalah Daerah Jalan Karya dalam pengertian psikologik,
Gg.Salak , Karang Berombak observasi atau yang disebut pula
Kecamatan Medan Barat. Kami dengan pengamatan, meliputi
melakukan survey di lokasi pada kegiatan pemuatan perhatian
hari Kamis , Tanggal 10 November terhadap sesuatu objek dengan
2022. menggunakan seluruh alat indra.
Pendapat Suharsimi mengenai
2.2 SUMBER DATA
observasi tersebut lebih menekankan
Adapun sumber data yang kami pada penggunaan alat indra untuk
gunakan dalam penelitian kali ini adalah mengamati sesuatu.
sebagai berikut : Langka yang dilakukan oleh
a.) Pengumpulan data primer,
peneliti dalam teknik observasi ini
survey data saat terjadinya banjir
yaitu dimulai dengan meninjau
yaitu pagi malam hari pukul 19.30 –
secara langsung ke objek penelitian
20.30
untuk mengamati subjek penelitian
b.) Literatur, mengumpulkan
yaitu pengelola pelatihan. Setelah itu
informasi atau materi yang
peneliti mengidentifikasi masalah
berhubungan dengan judul dari
yang akan diteliti, kemudian peneliti
berbagai sumber,yaitu seperti buku,
mengamati hal-hal yang menjadi
jurnal, artikel dan penelitian yang
bahasan dalam penelitian ini.
b. Studi Literatur
Studi literatur adalah serangkaian
kegiatan yang berkenaan dengan
metode pengumpulan data pustaka,
membaca dan mencatat, serta
mengelolah bahan penelitian (Zed,
2008:3). 1.Banjir akibat alami. Banjir akibat
Menurut Nazir (1998 : 112) studi alami dipengaruhi oleh curah hujan,
kepustakaan merupakan langkah fisiografi, erosi dan sedimentasi,
yang penting dimana setelah kapasitas sungai, kapasitas drainase
seorang peneliti menetapkan topik dan pengaruh air pasang.
penelitian, langkah selanjutnya 2. Banjir akibat aktivitas manusia .
adalah melakukan kajian yang Disebabkan karena ulah manusia
berkaitan dengan teori yang yang menyebabkan perubahan-
berkaitan dengan topik penelitian. perubahan lingkungan seperti :
Dalam pencarian teori, peneliti perubahan kondisi Daerah Aliran
akan mengumpulkan informasi Sungai (DAS), kawasan pemukiman
sebanyak-banyaknya dari di sekitar bantaran, rusaknya
kepustakaan yang berhubungan. drainase lahan, kerusakan bangunan
Sumber-sumber kepustakaan dapat pengendali banjir, rusaknya hutan
diperoleh dari: buku, jurnal, (vegetasi alami), dan perencanaan
majalah, hasil-hasil penelitian (tesis sistim pengendali banjir yang tidak
dan disertasi), dan sumber-sumber tepat.
lainnya yang sesuai (internet, koran Fenomena alam yang berubah
dll). (topografi) ataupun tingginya curah
hujan juga dapat memicu penyebab
2.4 Teknik Analisis Data terjadinya banjir (Apriyanza, Amri,
and Gunawan 2018), serta kondisi
Teknik analisis data yang akan
geografisnya juga bisa menjadi
digunakan dalam penelitian ini
pengaruh terjadinya bencana banjir.
adalah menggunakan Analisis
Ruang terbuka hijau di beberapa
Kualitatif , Menurut Moleong
wilayah yang ada di Indonesia
(2007:3) mengemukakan bahwa
sangatlah kurang, sehingga
analisis kualitatif merupakan
penyerapan air ke dalam tanahpun
prosedur penelitian yang
juga kurang. Melihat kondisi yang
menghasilkan data deskriptif berupa
seperti ini, maka bukan hanya
kata- kata tertulis maupun lisan dari
pemerintah yang harus bergerak
orang-orang dan perilaku yang
mengatasi banjir yang hampir terjadi
diamati.
setiap musim hujan ini, tetapi juga
harus ada kesadaran dari diri tiap
3. HASIL PENELITIAN individu atau masyarakat untuk
3.1 PENYEBAB BANJIR DI menjaga kebersihan lingkungan
LOKASI sekitar dan menjaga serta
melestarikan kehijauan lingkungan
Lokasi yang kami observasi
masing-masing. Saat ini di beberapa
adalah sekitaran jalan Karya
wilayah yang ada di Indonesia sudah
Gg.Salak Kelurahan Karang
penuh dengan bangunan-bangunan,
Berombak , Medan Barat. Menurut
sehingga banyak sampah rumah
Kodoatie (2013) penyebab banjir ada
tangga yang dihasilkan yang
2 yaitu:
kemudian malah dibuang ke sungai berakibat banjir di sungai dan bila
sekitar (R. Afrian, 2021). melebihi tebing sungai maka akan
timbul banjir atau genangan.
Dari beberapa faktor penyebab 4. Pertumbuhan dan kepadatan
banjir di atas, yang kami amati penduduk
mengapa di jalan Karya Gg.Salak Banyaknya penduduk dari tahun
Kelurahan Karang Berombak ini ketahun makin telah menimbulkan
rawan banjir adalah : tekanan terhadap ruang dan
lingkungan untuk kebutuhan
kawasan terbangun. Permasalahan
1. Pengaruh Fisiografi
mulai muncul ketika adanya
Fisiografi atau geografi fisik keterbatasan lahan untuk
sungai seperti bentuk, fungsi dan bermukim khususnya bagi kaum
kemiringan daerah aliran sungai urban berpenghasilan rendah.
(DAS), kemiringan sungai, Keterbatasan akses untuk
geometrik hidrolik (bentuk mendapatkan hunian yang layak
penampang seperti lebar, telah memberikan ruang gerak
kedalaman, potongan memanjang, untuk menempati sempadan
material dasar sungai), lokasi sungai sebagai tempat bermukim.
sungai dan lain-lain merupakan Pada umumnya rumah-rumah atau
hal-hal yang mempengaruhi bangunan yang dibangun di
terjadinya banjir. sepanjang sungai mengambil
2. Pengaruh air pasang bagian bantaran sungai sehingga
Air pasang laut memperlambat alur sungai menyempit dan tidak
aliran sungai ke laut. Pada waktu dapat lagi menampung deras aliran
banjir bersamaan dengan air air sehingga setiap kali hujan deras
pasang yang tinggi maka tinggi air meluap menggenangi
genangan atau banjir menjadi permukiman. Berkembangnya
besar karena terjadi aliran balik bantaran sungai sebagai kawasan
(backwater). Fenomena genangan permukiman membawa dampak
air pasang (Rob) juga rentan menurunnya fungsi bantaran
terjadi di daerah pesisir sepanjang sungai sebagai retarding pond,
tahun baik di musim hujan dan ancaman bencana banjir dan tanah
maupun di musim kemarau. longsor, menurunkan kualitas
lingkungan dan fungsi- fungsi
3. Curah Hujan
lestari kawasan.
Oleh karena beriklim tropis,
5. Sampah dan Drainase
Indonesia mempunyai dua musim
sepanjang tahun, yakni musim Banjir terjadi bukan hanya karena
penghujan umumnya terjadi antara faktor alam seperti curah hujan
bulan Oktober–Maret dan musim tapi juga akibat dampak dari
kemarau terjadi antara bulan perilaku manusia dalam
AprilSeptember. Pada musim mengelola sampah. Jika orang-
hujan, curah hujan yang tinggi orang selalu membuang sampah di
sungai atau terus-menerus terjadi sehari-hari lainnya.Biasanya,
erosi tanah di sekitarnya, maka masyarakat hanya
akan terjadi pendangkalan. mengandalkan air isi ulang
atau subsidi bantuan air dari
Sungai, danau dan selokan yang
luar daerah banjir.
dangkal tidak akan mampu 5. Menimbulkan Korban Jiwa.
menampung air dalam jumlah Bencana banjir juga bisa
besar sehingga air akan meluap menimbulkan korban jiwa.
menggenangi sekitarnya dan Baik karena terseret arus
daerah-daerah yang rendah. banjir atau karena luapan air
yang tidak dapat
Jika got, selokan, parit tersumbat diprediksi.Korban jiwa juga
karena sampah maka aliran air akan bisa berasal dari korban banjir
terhambat, dengan begitu air yang yang terkena penyakit seperti
tidak bisa menembus tumpukan yang telah disebutkan
sampah tersebut akan meluap dan sebelumnya.Selain itu, tidak
menggenangi di sekitar saluran air sedikit juga korban jiwa ini
terjadi karena penggunaan
tersebut.
listrik atau peralatan
elektronik di rumah yang
3.2 DAMPAK BANJIR sedang kebanjiran atau terkena
sengatan listrik yang berasal
Dampak yang timbul akibat
dari tiang listrik yang tidak
banjir yaitu :
dipadamkan sebelumnya oleh
PLN.
1. Akibat bencana banjir,
bangunan-bangunan akan
rusak atau hancur yang
3.3 SOLUSI
disebabkan oleh daya terjang
air banjir, terseret arus, daya
Adapun solusi dalam mengatasi banjir
kikis genangan air, longsornya
yaitu :
tanah di seputar/di bawah
pondasi, tertabrak/terkikis oleh
1. Menjaga lingkungan sekitar
benturan dengan benda-benda
Lingkungan adalah sebuah
berat yang terseret arus.
media tempat makhluk hidup
2. Banjir bisa
tinggal. Selain itu, di dalam
mengakibatkan kerusakan
lingkungan makhluk hidup
rumah dan isi barang dalam
juga akan mencari serta
rumah ataupun sarana
memiliki karakter. Tidak
prasarana umum lainnya.
hanya itu, makhluk hidup juga
3. Selain itu, masyarakat
dapat memiliki fungsi khas
terdampak banjir juga akan
yang terkait timbal balik
sulit untuk bekerja selama
dengan keberadaan makhluk
banjir terjadi. Hal ini tentu
hidup yang bertempat tinggal
membuat masyarakat rugi dari
di sana, terutama manusia
sisi ekonomi.
karena memiliki peranan yang
4. Kesulitan Air Bersih.
kompleks dan riil.
Melubernya air ke pemukiman
juga membuat ketersediaan air
2. Perbaikan Saluran dan
bersih berkurang. Baik untuk
Perlindungan Vegetasi
minum atau untuk kebutuhan
Dasar sungai yang sudah bisa menyebabkan jebolnya
dangkal/ tersedimentasi akibat bendungan, bahayanya justru
pengendapan harus dikeruk, lebih besar ketimbang kalau
diperdalam sementara untuk tak ada bendungan. Jadi bila
batas tebing/tanggul sungai di konstruksi bendungan tidak
kanan–kirinya harus pula dirancang dengan cermat,
diperlebar. Metode-metode ini maka keamanannya takkan
meningkatkan kemampuan terjamin karena dampak banjir
penampungan lebihan air dan justru akan makin parah
menurunkan peluang sewaktu bendungan jebol.
meluapnya air ke sekitar
sungai. Sementara untuk Perlindungan dari
kawasan/ daerah permukiman/ pengikisan tanah merupakan
pusat perkotaan, kolam-kolam unsur penting menghadapi
retensi dan saluran buatan bencana banjir seperti dasar
(drainase) sepatutnya sungai sebaiknya distabilkan
dipelihara dan dijaga dengan membangun ‘alas batu’
kebersihannya. Kerawanan atau beton yang kuat, atau
sedimentasi dan sampah juga menanami bantaran dengan
menjadi faktor utama pepohonan, khususnya bila
penyebab banjir perkotaan. dekat jembatan. Sedangkan
Hilangnya vegetasi seperti untuk lokasi rawan banjir atau
pepohonan dan kawasan hijau sekitar sungai bisa diperbaiki
harus segera disikapi dengan dengan cara meninggikan
kegiatan perlindungan vegetasi tanggul. Ini akan efektif untuk
dan penghijauan. Hal ini lokasi bangunan. Sedangkan
bertujuan menjaga untuk mencegah/mengurangi
berlanjutnya siklus hidrologi. sedimentasi pada waduk dan
pendangkalan sungai yaitu
3. Konstruksi dengan dibuatnya beberapa
Bendungan/Tanggul yang cek-dam di hulu sungai dan
Aman daerah-daerah rawan erosi.
Bendungan adalah suatu
konstruksi untuk membuat 4. Partisipasi Aktif
waduk (storage) yang mampu Masyarakat.
menyimpan cadangan air Peran serta masyarakat
limpasan sekaligus diperlukan dalam minimasi
melepasnya dengan tingkat bencana banjir. Oleh karena itu
yang masih bisa dikelola. diperlukan beberapa
Pembangunannya harus pendekatan, antara lain:
memperhatikan patokan 1). Peringatan bahaya banjir
tertinggi permukaan air disebarkan di tingkat
sewaktu banjir sehingga desa/kalurahan,
elevasi puncak / mercu 2). Kerja bakti untuk
bendungan atau tanggul berada memperbaiki dasar dan tebing
di atas angka keamanan. Bila sungai, membersihkan kotoran
banjir ternyata lebih tinggi dan yang menyumbat saluran air,
lebih kuat ketimbang membangun tanggul dengan
bendungan maka akan terjadi karung karung pasir atau
limpasan over-toping yang bebatuan, menanami bantaran
sungai (penghijauan), dimaksudkan untuk
3). Rencana pemulihan menghemat dan menyimpan
pertanian pasca-banjir, antar air dan konservasi tanah.
lain dengan menyimpan benih
dan persediaan lain di tempat SARAN
yang paling aman dan ini
dijadikan tradisi, Banjir memang sudah
4). Perencanaan pasokan air
menjadi masalah yang lumrah bagi
bersih dan pangan seandainya
bencana memaksa masyarakat Indonesia,
pengungsian. terutama bagi mereka yang tinggal di
daerah bantaran sungai . Penyebab banjir
KESIMPULAN bukan hanya dari faktor alam
saja melainkan ada juga faktor dari
Terdapat dua katagori
manusia. Tak lupa pula untuk
penyebab banjir, yaitu akibat
alami dan akibat aktivitas pemerintah yang melakukan penelitian
manusia. Dalam kaitannya lebih lanjut mengenai
terjadinya banjir, maka penangan banjir Kota Medan
terdapat metode pengendalian keseluruhan maupun per Kecematan,
banjir, yaitu metode struktural evaluasi sistem drainase yang
dan non-struktural. Metode
lebih menyeluruh dan mengatur tata guna
struktural ada dua jenis yaitu
Perbaikan dan pengaturan lahan dengan baik. Adanya kolaborasi
sistem sungai yang meliputi antara masyarakat dan pemerintah dalam
sistem jaringan sungai, mengatasi atau
normalisasi sungai, penanggulangan bencana banjir
perlindungan tanggul, tanggul
banjir, sudetan (short cut) dan DAFTAR PUSTAKA
floodway; dan Pembangunan
pengendali banjir yang Abbas, E. W. (2015). Pendidikan IPS berbasis
meliputi bendungan (dam), kearifan lokal. WAHANA Jaya Abadi.
kolam retensi, pembuatan Afrian, R. (2021).
check dam (penangkap
sedimen),bangunan pengurang Erlia, D., Kumalawati, R., & Aristin, N. F.
kemiringan sungai, groundsill, (2017). Analisis kesiapsiagaan
retarding basin dan pembuatan masyarakat dan pemerintah
menghadapi bencana banjir di
polder.
Kecamatan Martapura Barat
Kabupaten Banjar. JPG (Jurnal
Sedangkan metode non Pendidikan Geografi), 4(3).
struktural adalah pengelolaan
DAS, yaitu pengaturan tata Nafarin, A., Adyatma, S., Arisanty, D., &
guna lahan, pengendalian Riadi, S. (2017). MODEL
erosi, peramalan banjir, PENGELOLAAN DAERAH
partisipasi masyarakat, law RAWAN BENCANA BANJIR
enforcement, dsb. Pengelolan BERBASIS MASYARAKAT DI
DAS berhubungan erat dengan KABUPATEN HULU SUNGAI
peraturan, pelaksanaan dan TENGAH PROVINSI
KALIMANTAN SELATAN
pelatihan. Kegiatan
penggunaan lahan Razikin, P., Kumalawati, R., & Arisanty, D.
(2017). Strategi Penangulangan Rusmaniah, R., Mardiani, F., Handy, M. R. N.,
Bencana Banjir Berdasarkan Persepsi Putra, M. A. H., & Jumriani, J. (2021).
Masyarakat Di Kecamatan Barabai Social Services Based on Institutional
Kabupaten Hulu Sungai Tengah. JPG for Youth Discontinued School. The
(Jurnal Pendidikan Geografi), 4(1). Innovation of Social Studies Journal,
2(2), 151-158
Riyanto, E., Widyananto, E., Aziz, U. A.,
Taufik, M., & Setiawan, A. (2021). Sulaiman, M. E., Setiawan, H., Jalil, M.,
SOSIALISASI PENYEBAB DAN Purwadi, F., Brata, A. W., & Jufda, A.
KESIAPSIAGAAN BENCANA S. Analisis Penyebab Banjir di Kota
BANJIR DI DESA SIDOMULYO Samarinda. Jurnal Geografi Gea,
KECAMATAN BUTUH 20(1), 39-43.Banjdi Kota Samarinda.
KABUPATEN PURWOREJO. Jurnal Geografi Gea, 20(1), 39-43

Anda mungkin juga menyukai