Anda di halaman 1dari 4

Pesawat dan hidupku

Karya :Isnansyah Afif Bachtiar 21 EKSAR B

“Bangkitlah para pemuda harapan Asia!,tunjukanlah pada dunia,bahwa Negara kita adalah
Negara dengan derajat tertinggi,semua bangsa harus tunduk dan sujud dihapan kita,maka dari itu
kobarkanlah semangat tak takut mati demi bangsa”
Sekilas itulah pidato yg kudengarkan dari radio didalam pesawatku.
Sehari sebelumnya.
6 desember 1941
Pagi yg cerah di hari ini,aku dan teman temanku dibangunkan oleh para senior
kami,bangun pagi merupakan rutinitas kami yg tinggal di barak tentara,hari ini adalah hari yg
berat bagi kami,karena aku dan 200 temanku terpilih menjadi pasukan berani mati,atau dunia
mengenal kami sebagai Kamikaze.
Tiba tiba sirine alarm untuk berkumpul berbunyi.
“Untuk seluruh anggota barak 201,harap berkumpul di lapangan upacara”suara dari pemimpin
divisi kami menyeru
aku berjalan keluar barak dan melalui koridur untuk sampai dilapangan upacara yg jarak
nya tak terlalu jauh,lapangan upacara tak terlalu besar ,namun cukup untuk divisi kami yg
berjumlah 200 orang untuk berkumpul,barak kami terletak di sebuah pulau terpencil yg terdapat
beberapa l,andasan terbang dan pelabuhan kecil tempat beberapa kapal perang menepi.
Saat ini masih pukul 08.00 pagi,namun matahari begitu terik,aku dan teman temanku
sudah berdiri selama 1 jam lebih dilapangan upacara,menunggu jendral tertinggi yg akan
memimpin divisi kami esok hari,sang jendral dijadwalkan jam 7 pagi sudah berada di lapang
upacara,namun sudah 1 jam lebih tak kunjung dating.
Beberapa menit kemudian
Seseorang dengan jas putih dan beberapa lencana yg disematkan di pundak berjalan kea rah
panggung yg terletak di depan lapangan upacara,orang tersebut berdiri di atas panggung sambil
membenarkan dasinya yg tampak agak miring,di dadanya tersemat sebuah nama”Mayjen Sanada
Yukimura”.
“Saya minta maaf atas keterlambatan saya”ucapnya di atas panggung.
“Saya ucapkan selamat kepada para pahlawan bangsa,kalian telah terpilih menjadi salah satu
pasukan terpenting dalam susunan negara ini,seperti yg sudah kalian ketahui bahwa bangsa kita
telah terlibat dalam perang terbesar dalam sejarah umat manusia,sebagai bangsa tertinggi,kita
harus menunjukan kekuatan kita,dihadapan bedebah barat itu,kita harus siap mengorbankan jiwa
dan raga kita demi menjaga kehormatan bangsa dan Negara kita”sang jendral berkoar dengan
semangat
Hening sesaat
Sang jendral merogoh sakunya,dia mendapatkan foto istrinya dan anaknya,dia menatap foto itu
begitu mendalam,setetes air mata jatuh,dan membasahi foto tersebut,kemudian dia menaruh
kembali foto tersebut kedalam sakunya,dia mengadakan kepala dan menatap tajam kami satu
persatu.
“Ketika di Surga nanti,saya pasti akan mengingat wajah kalian,wahai pahlawan bangsa”ucapnya
agak serak
Sang jendral memberi hormat kepada kami,kemudian dia turun dari panggung.
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat,sudah sore hari,setelah upacara,aku dan temanku
tak henti hentinya menangis dalam barak,kami pasukan Kamikaze yg terpilih,bukan kami tak
takut mati atau kami ahli dalam segala hal,kami direkrut secara paksa 2 tahun yg lalu,
saat itu aku hanyalah pemuda miskin yatim piatu yg harus memberi makan 4 adik
ku,sebenarnya ada 5,adikku terkecil meninggal karna kelaparan dam malnutrisi,suatu hari aku
didatangi oleh seseorang berjas hitam datang menghampiriku,dan menawarkan kehidupan yg
mapan untuk adik –adikku ,asalkan aku harus menyerahkan jiwa dan ragaku kepada pemerintah,
tanpa pikir panjang aku mengiyakan,aku kemudian dibawa menggunakan truk tempur menuju
pusat pelatihan dan di didik secara militer selama 2 tahun,dan saat itu aku belum tahu,bahwa
latihan ini untuk menjadikanku sebagai seorang Kamikaze.
Matahari telah tenggelam, malam ini kami dikumpulkan untuk membahas strategi untuk
besok,esok direncanaka kami akan menyerang pusat pangkalan militer musuh yg berada jauh di
barat sana,aku tak terlalu mendengarkan instruktur yg menerangkan strategi,aku hanya
memikirkan bagaimana nasib adik adikku,aku sudah 2 tahun tidak bertemu dengan mereka,hanya
bertukar surat kabar saja,namun itu tidak cukup untuk memenuhi hasrat kerinduanku.
Pertemuan malam ini telah berakhir.
Aku dan teman temanku kembali kedalam barak untuk beristirahat,ini munggkin tidur
terakhir kalinya dalam hidupku,dan begitu bagi 200 temanku,aku dan seluruh penghuni barak
tidak bisa tidur,bahkan memejamkam mata untuk beberapa menit,sangat sulit bagi kami,yg
dilakukan kami sepanjang malam hanya menangis ,takut kematian,rindu keluarga.
Tak terasa malam telah berakhir
Sirine alarm berkumpul telah berbunyi,kami keluar dari barak menuju titik
berkumpul,untuk terakhirkalinya kami diberi tahu oleh instruktur mengenai strategi untuk
penyerangan hari ini kurang lebih isinya begini “satu dari kami harus mati demi satu kapal
musuh,tidak ada kata pulang bagi kami”,aku teman temanku berkumpul,kami bersalaman untuk
terakhirkalinya,sebagai keluarga dalam kurun 2 tahun yg lalu.
Setelah beberapa saat, kami pergi ke pesawat kami,ya pesawat yg akan mengantarkan
kami kepada kematian,hari ini Minggu 7 Desember 1941,aku berharap dunia akan mengenang
keberanian kami dalam pertempuran terbesar ini.
aku dan 200 temanku memasuki pesawatnya masing masing,kami tahu setelah memasuki
pesawat ,kami takkan bisa keluar ,karna pintu keluar pesawat akan dilas setelah kami
memasukinya,dan tidak ada parasut untuk menyelamatkan diri apabila pesawat kami tertembak
dan jatuh,kami hanya diperintah jika amunisi pesawat telah habis,kami wajib menabrakan diri ke
kapal musuh.
Didalam pesawat tempur yg hanya berkapasitas 1 orang,aku mengambil foto 4 orang
adikku yg telah kusimpan sejak aku berpisah dengan 4 orang adikku,aku menempelkannya di
kaca pesawat,dan bersiap terbang ,sebelum terbang aku menyalakan radio komunikasi.
“Bangkitlah para pemuda harapan Asia!,tunjukanlah pada dunia,bahwa Negara kita adalah
Negara dengan derajat tertinggi,semua bangsa harus tunduk dan sujud dihapan kita,maka dari itu
kobarkanlah semangat tak takut mati demi bangsa”
Sekilas itulah pidato yg kudengarkan dari radio didalam pesawatku.
Aku menyalakan mesin pesawat dan bersiap untuk Take off,dan tujuan kami adalah PEARL
HARBOUR…………………………

BY:ISNANSYAH AFIF BACHTIAR

Anda mungkin juga menyukai