Anda di halaman 1dari 10

MAZHAB PRANCIS

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


KRIMINOLOGI

Dosen Pengampu:
Dr. Marlina SH., M.Hum

Oleh:
Thomas Jefferson Pindonta S. 200200105
Wan Athoriq Adha Syafit 200200110
Gerhard Mikael H. Napitupulu 200200639

FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Dr. Marlina, S. H., M.
Hum sebagai dosen pengampu mata kuliah Kriminologi yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Medan, 15 September 2022

Kelompok 15

ii
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………….……………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
BAB I: PEMBAHASAN 1
1.1 Latar Belakang………………….............................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah...…………….............................................................. 4
1.3 Tujuan Penulisan…………………........................................................... 4
BAB II: PEMBAHASAN 4
2.1 Apa itu mazhab perancis.……….............................................................. 4
2.2 Kesimpulan…………………................................................................... 4
BAB III: PENUTUP 4
3.1 Kesimpulan…………………................................................................... 4
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 5

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Awal mula perkembangan kriminologi tidak dapat disangkal adalah
berasal dari penelitian C. Lombroso (1876). Bahkan menurut Pompe (dikutip dari
Saleh, Roeslan: 1983), Lombroso dipandang sebagi salah satu tokoh revolusi
dalam sejarah hukum pidana, di samping Cesare Beccaria (1764). Namun ada
pendapat lain yang mengemukakan bahwa penelitian ilmiah tentang kejahatan
justru bukan dari Lombroso melainkan dari Adolpe Quetelet (1874), seorang
Belgia yang memiliki keahlian dalam bidang matematika. Bahkan darinyalah
berasal “statistik kriminil” yang kini dipergunakan terutama oleh pihak kepolisian
di semua negara dalam memberikan deskripsi tentang perkembangan kejahatan.
Banyak dari kriminolog awal yang banyak berprofesi sebagai pengacara, doctor,
filosof atau sosiolog yang memiliki ketertarikan untuk memperbarui hukum
pidana. Hasil penyelidikan pionir-pionir kriminologi di atas sesungguh nya dapat
dikembalikan kepada pengaruh besar dari aliran-aliran yang berkembang pada
abad 18 dan 19 (Williams III & Mcshane, 1988). Aliran-aliran yang sering dikenal
sebagai “schools” dalam kriminologi menunjuk kepada proses perkembangan
pemikiran dasar dan konsep-konsep tentang kejahatan dan pelakunya.1
Dalam Makalah ini kita akan membahas terkait Mazhab Prancis. Mazhab
ini disebut juga dengan mazhab lingkungan, karena sangat memperhatikan kondisi
lingkungan masyarakat. Madzahab atau aliran ini lahir sebagai reaksi terhadap
aliran Antropologi Kriminal. Aliran ini menolak adanya orang jahat karena
pembawaan atau penjahat semenjak lahirnya. Aliran ini berpendapat, bahwa
sebetulnya si penjahat itu tidak bersalah. Dalam mazhab ini terdapat beberapa
semboyan “Dee neelt ist mehr schuld an iniraes ich”. Artinya “Dunia adalah lebih
bertanggung-jawab terhadap bagaimana jadinya saya pada diri pribadi sendiri”.

1
Martha, Aroma Elmina. 2020. KRIMINOLOGI SEBUAH PENGANTAR. Yogyakarta. Buku Litera. Hal
33.
iv
Demikian juga seseorang menjadi penjahat bukan dari manusia itu sendiri, tetapi
dipengaruhi oleh lingkungan.2
Seseorang berbuat jahat disebabkan karena susunan, corak, dan sifat
masyarakat di mana penjahat itu hidup. Semisal perumahan yang sangat jelek di
mana orang-orang tinggal berjejal-jejal, terdapatnya kemiskinan ataupun
pendidikan yang buruk sehingga anak-anak terlantar bergelandangan di jalan-
jalan, tentunya dengan mudah akan menimbulkan kejahatan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu mazhab perancis?
2. Apa penyebab munculnya mazhab perancis?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Agar pembaca mengetahui tentang mazhab perancis
2. Agar pembaca mengetahui tentang sebab akibat munculnya mazhab
perancis

2
Mubarok, Nafi. 2017. KRIMINOLOGI DALAM PERSPEKTIF ISLAM. Surabaya. Dwiputra Pustaka
Jaya. Hal 58.
v
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Apa Itu Mazhab Perancis


Mazhab ini disebut juga sebagai mazhab lingkungan. Menurut aliran ini,
seseorang malakukan kejahatan karena dipengaruhi oleh faktor
disekitarnya/lingkungan, baik lingkungan keluarga, ekonomi, sosial, budaya,
pertahanan keamanan termasuk dengan pertahanan dengan dunia luar, serta
penemuan teknologi. Masuknya barang-barang dari luar negeri seperti televisi,
buku-buku, serta film dengan berbagai macam reklame sebagai promosinya, ikut
pula menentukan tinggi rendahnya tingkat kejahatan. Menurut Tarde (Weda,
1996:20) bahwa: “Orang menjadi jahat disebabkan karena pengaruh imitation”.
Berdasarkan pendapat Tarde tersebut, seorang melakukan kejahatan karena orang
tersebut meniru keadaan sekelilingnya.
Tokohnya ialah A. Lacassagne (1843-1924) guru besar dalam ilmu
kedokteran kehakiman. Lacassagne merumuskan ajarannya sebagai berikut “Yang
terpenting adalah keadaan sosial sekeliling kita.... Keadaan sosial sekeliling kita
adalah suatu pembenihan untuk kejahatan; kuman adalah si penjahat, suatu unsur
yang baru mempunyai arti apabila menemukan pembenihan yang membuatnya
berkembang. Tokoh penting lainnya dari mazhab Perancis adalah G. Tarde (1843-
1904), seorang ahli hukum dan sosiologi. Menurut pendapatnya kejahatan bukan
suatu gejala yang antropologis tapi sosiologis, seperti kejadian-kejadian
masyarakat lainnya dikuasai oleh peniruan.3
Selanjutnya, mazhab ini dibagi menjadi beberapa bagian.
a. Lingkungan alam, tokohnya Mantesqui.
b. Lingkungan sosial, tokohnya A. Lecassagne, G. Tarde, Edwin
H..Sutherland dan M. De Beats.

3
Ibid, Hal. 101.
1
c. Lingungan ekonomi, tokohnya F. Turati, N. Colajanni dan W. A.
Bonger.4

2.2 Sebab Akibat Munculnya Mazhab Perancis


Lacassagne menyatakan bahwa keadaan sosial sekeliling adalah
pembenihan untuk kejahatan. Sedangkan Tarde menyatakan bahwa kriminalitas
bukan gejala antropoligis, melainkan karena gejala sosial, seperti juga lainlain
gejala sosial yang dipengaruhi oleh imitasi. Tarde menambahkan bahwa semua
perbuatan penting dalam kehidupan sosial dilakukan di bawah kekuasaan.
Keadaan di sekeliling merupakan suatu pembenian suatu kejahatan. Kuman
adalah suatu penjahat, suatu unsur yang baru mempunyai arti apabila menemukan
pembenihan yang membuatnya berkembang.
Sedangkan menurut mazhab lingkungan ekonomi yang mulai berpengaruh
pada abad ke-18 dan permulaan abad ke19, bahwa keadaan ekonomi yang
menyebabkan timbulnya perbuatan jahat. Semisal F. Turati, dia menyatakan
bahwa tidak hanya kekurangan dan kesengsaraan saja yang dapat menimbulkan
kejahatan, tetapi juga didorong oleh nafsu ingin memiliki yang berhubungan erat
dengan sistem ekonomi pada waktu sekarang yang mendorong kejahatan
ekonomi. Di sisi lain N. Collajani menyatakan bahwa timbulnya kejahatan
ekonomi dengan gejala patologis sosial yang berasal dari kejahatan politik
mempunyai hubungan dengan keadaan kritis. Ia menekankan bahwa antara sistem
ekonomi dan faktor-faktor umum dalam kejahatan hak milik mendorong untuk
mementingkan diri sendiri yang mendekatkan pada kejahatan.
Menurut Mazhab ini terjadinya kejahatan disebabkan:
a. Kehidupan masyarakat yang berbeda-beda;
b. Individualisme ekonomi dan politik;
c. Lalu lintas yang membawa perubahan/gerak masyarakat;
d. Culture conflict.
Mazhab Perancis atau Mazhab Lingkungan. Mazhab ini menentang mazhab
Italia. “Die Well ist mehr Schuld an mir, als ish,” yakni dunia adalah lebih

4
Ibid, Hal 58.
2
bertanggungjawab terhadap bagaimana jadinya saya, daripada diri saya sendiri.
Tokoh-tokohnya antara lain:
a. Lacassagne Ia merumuskan mazhab lingkungan sebagai berikut :
“L’important eas le melieu social. Permettez-,oi une comparaison
empruntee a’la theorie modern. Ie milieu social est lebouillon de culture
de la criminalite : le microbe, c’est le criminel, un element qui n’a
d’importance que le jour on iltrouve le bouillon le fait fermenter”
artinya : yang terpenting adalah keadaan sosial disekeliling kita.
Izinkanlah saya mengemukakan suatu perbandingan yang diambil dari
teori modern. Keadaan sosial disekeliling kita adalah suatu pembenihan
untuk kejahatan, kuman adalah si penjahat, suatu unsur baru
mempunyai arti apabila menemukan pembenihan yang membuatnya
berkembang.”
b. G. Tardo Menurut pendapatnya kejahatan bukan suatu gejala yang
antropologis tapi sosiologis, yang seperti kejahatan-kejahatan
masyarakat lainnya dikuasai oleh peniruan.“Tous les actes importans de
la vie Sociale sent executes sous L’empire de L’exemple,” yakni semua
perbuatan penting dalam kehidupan sosial dilakukan dibawah
kekuasaan.

3
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teori ini biasa disebut sebagai aliran lingkungans. Menurut teori ini,
seseorang malakukan kejahatan karena dipengaruhi oleh faktor
disekitarnya/lingkungan, baik lingkungan keluarga, ekonomi, sosial, budaya,
pertahanan keamanan termasuk dengan pertahanan dengan dunia luar, serta
penemuan teknologi.

Mashab ini dipelopori olah Lacassagne. Menurut Mazhab ini terjadinya


kejahatan disebabkan:
a. Kehidupan masyarakat yang berbeda-beda;
b. Individualisme ekonomi dan politik;
c. Lalu lintas yang membawa perubahan/gerak masyarakat;
d. Culture conflict.

Menurut Tarde (Weda, 1996:20) bahwa: “Orang menjadi jahat disebabkan


karena pengaruh imitation”. Berdasarkan pendapat Tarde tersebut, seorang
melakukan kejahatan karena orang tersebut meniru keadaan sekelilingnya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa naik turunnya kejahatan itu tergantung


kepada keadaan masyarakat itu sendiri,lingkungan sosial dan bagaimana sistem
pergaulan masyarakat, keadaan politik, perekonomian, kebudayaan dan begitu
pula bagaimana keadaan lingkungan keluarga tersebut.

4
DAFTAR PUSTAKA

Martha, Aroma Elmina. 2020. KRIMINOLOGI SEBUAH PENGANTAR.


Yogyakarta. Buku Litera.

Mubarok, Nafi. 2017. KRIMINOLOGI DALAM PERSPEKTIF ISLAM.


Surabaya. Dwiputra Pustaka Jaya.

Situmeang, Sahat Maruli T. (2021). Buku Ajar Kriminologi. Depok: PT Rajawali


Buana Pusaka.

Sabrina, A. M. (2018). UPAYA MENANGGULANGI TINDAK PIDANA


KORUPSI DITINJAU DARI PERSPEKTIF KRIMINOLOGI. Al-Mabsut: Jurnal
Studi Islam dan Sosial, 12(1), 83-94.

JANUAR PUTRA, J. P. (2018). KAJIAN KRIMINOLOGI TERHADAP TINDAK


PIDANA PENGGELAPAN MOBIL SEWA (Study di Wilayah Hukum
Mataram) (Doctoral dissertation, Universitas Mataram).

Anda mungkin juga menyukai