Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

INSPEKTORAT PROVINSI JAWA TENGAH

ALUR SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH MELALUI


INSPEKTORAT PROVINSI JAWA TENGAN

Disusun Oleh:

Nama : Muhaimin Nur Khasanah

Nim : 7111412071

Jurusan/Prodi : Ekonomi Pembangunan S1

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2015

i
ABSTRAK

Muhaimin Nur Khasanah


Alur Sistem Pengendali Intern Pemerintah Melalui Inspektorat
Provinsi Jawa Tengah
Inspektorat Provinsi Jawa Tengah

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi


Universitas Negeri Semarang
Tahun 2015

Perubahan paradigma penyelenggaraan pemerintah daerah di Indonesia


dari pola sentralisasi menjadi pola disentralisasi yang membawa konsekuensi hal
ini diatur dalam undang-undang 32 tahun 2004. Guna mewujudkan reformasi
yang bersih dibutuhkan aparatur sistem pengendalian intern pemerintah yang
independen,objektif, dengan alur pengendalian yang jelas guna melaporkan segala
temuan bukti resiko yang ada. Tujuan penulisan laporan ini yakni untuk
mengetahui, mengkaji, dan menjelaskan mengenai alur jalannya SPIP serta
penerapan dari SPIP yang telah berjalan di Inspektorat Provinsi Jawa tengah.
Pengumpulan data dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan ini
menggunakan metode Observasi dan Kajian Pustaka. Metode observasi ini
dilakukan secara langsung terlihat dalam program kerja di Inspektorat Provinsi
Jawa Tengah. Sedangkan untuk metode kajian pustaka ini di pilih guna
memberikan gambaran yang lebih mendalam secara cermat mengenai keadaan
atau gejala tertentu pada objek kajian. Sumber data yang diperoleh melalui buku,
jurnal, peraturan pemerintah, renstra, serta artikel yang relevan yang difokuskan
kepada Alur Sistem Pengendalian Intern Pemerintah melalui Inspektorat Provinsi
Jawa tengah.
Laporan ini menjelaskan tentang alur jalannya SPIP dari pembentukan tim
SATGAS SPIP di setiap SKPD sampai dengan hasil evaluasi yang akan menjadi
bahan pertimbangan untuk program di tahun mendatang. Serta penerapan dari
SPIP yang telah berjalan di Inspektorat Provinsi jawa tengah yang
mengedepankan lingkungan yang kondusif dan berkualitas serta tindak
penanganan resiko yang relevan guna menciptakan atmosfir yang kondusif.
Simpulan yang di berikan sistem ini tidak akan berjalan jika tidak adanya
kerja sama, komunikasi, dan komitmen yang baik antar beberapa pihak untuk
mencapai tujuan dan sasaran, hal ini di mulai dari kualitas lingkungan dan cara
penanganan resiko yang dilakukan oleh satuan tugas SPIP. Saran yang diberikan
untuk meningkatkan kinerja perlu adannya reward serta adanya penilaian khusus
untuk kinerja SKPD.

Kata Kunci: Disentralisasi, SPIP, SKPD, Alur SPIP, dan Satgas SPIP

ii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah swt, atas berkat rahmat dan hidayahnya penulis

mampu menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan dengan Judul “Alur

Sistem Pengendali Intern Pemerintah Melalui Inspektorat Provinsi Jawa Tengah”.

Saya ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu baik secara langsung maupun tidak, berkat bimbingan, arahan,saran

serta motivasi kepada saya selama menjalankan praktik kerja lapangan serta

penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini saya

menyampaikan banyak ucapan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang bapak Dr.

Wahyono M.M yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan.

2. Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Negeri Semarang

kepada ibu Lesta Karolina Br Sebayang, SE., M.Si yang telah memberikan

kami izin praktik kerja lapangan di Inspektorat Provinsi Jawa Tengah.

3. Dosen Pembimbing lapangan ibu Fafurida, SE., M.Si yang penuh dengan

kesabaran memberikan bimbingan, arahan di lapangan serta membantu

kami dalam pengerjaan laporan Praktik Kerja Lapangan.

4. Kepala sub bagian Perencanaan Inspektorat Provinsi Jawa tengah ibu

Ratna Luhung T, SE., M.M yang telah memberikan arahan dan dukungan.

5. Pembimbing Lapangan bapak Sumarino, SE yang dengan sabar selalu

memberi kami semangat di setiap paginya.

iii
6. Staf Sub bagian Perencanaan Inspektorat Provinsi Jawa tengah yang sudah

dengan baik menerima dengan ramah, serta memberikan banyak pelajaran

berharga di dunia kerja.

7. Rekan satu tim PKL di Inspektorat Provinsi Jawa Tengah untuk Tedy

Kurniawan, Erni Probosiwi, dan Anne Octaviani yang telah bersama-sama

menimba ilmu dan berbagi suka dan duka.

8. Keluarga di Bogor, Bapak, Ibu, Adik, teman-teman IPA 1 (Mercon) serta

keluarga di Semarang, untuk EP B 2012 dan HIMA EP yang telah

memberikan dorongan dan doa yang tidak pernah habis untuk kelancaran

penulis dalam Praktik Kerja Lapangan dan pembuatan laporan ini.

9. dan tentunya semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Terimakasih atas semua bantuannya.

Saya menyadari bahwa dalam Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan serta

Penulisan Laporan ini masih terdapat kekurangan. Maka, dengan segenap

kerendahan hati mohon maaf atas kekurangan serta memohon kritik dan saran

agar laporan ini dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak.

Semarang, Januari 2016

Muhaimin Nur Khasanah


7111412071

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................... ii

ABSTRAK ...................................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... ix

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................... 3

1.4 Manfaat Penulisan ........................................................................................ 3

1.5 Tempat Pelaksanaan PKL ............................................................................ 4

1.6. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 4

BAB II. PAPARAN LAPORAN

2.1 Kegiatan Pekerjaan ...................................................................................... 6

2.1.1 Gambaran Umum ................................................................................ 6

2.1.1.1 Visi Misi Inspektorat Provinsi Jawa Tengah .............................. 6

2.1.1.2 Dasar Hukum ............................................................................. 7

2.1.1.3 Kedudukan,Tugas Pokok dan Fungsi ......................................... 8

v
2.1.1.4 Struktur Organisasi ................................................................... 10

2.2 Pekerjaan Secara Spesifik ......................................................................... 12

2.3 Alur Sistem Pengendalian Intern Pemerintah ............................................ 15

2.3.1 Pengertian SPIP .................................................................................. 15

2.3.2 Alur Skema SPIP .............................................................................. 16

2.4 Penerapan SPIP di Inspektorat Provinsi Jawa tengah ................................ 23

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan .................................................................................................... 27

3.2 Saran .......................................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... x

LAMPIRAN .................................................................................................................... xi

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Inspektorat Provinsi Jawa Tengah ............................ 12

Gambar 2.2 Skema Alur SPIP ........................................................................................ 17

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nama-nama SKPD Provinsi Jawa Tengah..................................................... 18

Tabel 2.2 Nama Kab/Kota di Provinsi Jawa Tengah ..................................................... 22

viii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perubahan Paradigma penyelenggaraan pemerintahan daerah (otonomi

daerah) di Indonesia dari pola sentralisasi menjadi pola disentralisasi yang

membawa konsekuensi terhadap makin besarnya penyerahan wewenang dari

pemerintah (pusat) kepada pemerintah daerah. Di satu sisi dan disisi lain

pemerintah daerah memiliki kewenangan yang besar untuk mengatur dan

mengurus rumah tangganya sendiri. Pemerintah daerah, dalam

menyelenggarakan pemerintah daerah dilakukan melalui fungsi-fungsi

organik manajemen pemerintah yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,

pengawasan dan evaluasi merupakan sarana yang harus ada dan dilaksanakan

oleh manajemen secara profesional dan dalam rangka pencapaian sasaran

tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

Perubahan sistem ini diatur dalam undang-undang 32 tahun 2004 tentang

pemerintah daerah merupakan salah satu wujud nyata pelaksanaan reformasi

di dalam sistem pemerintah di Indonesia. Guna mewujudkan tujuan tersebut

dibutuhkan tatanan sistem pemerintah yang baik dan mampu menerapkan

prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas, transparansi, pelayanan prima,

demokrasi, efiseinsi, efektivitas, supremasi hukum, dan dapat diterima oleh

seluruh masyarakat.

Inspektorat selaku lembaga pengawas intern pemerintah dalam

menciptakan pemerintah yang baik maka dibutuhkan keterpaduan dan

keselarasan kebijakan, program maupun kegiatan pembinaan dan pengawasan

1
antara pemerintah, pemerintah Provinsi dan pemerintah Kabupaten/Kota

secara terprogram, berkelanjutan dan terintegritas secara sistemik. Maka

untuk menjalankan semua fungsi dan tugas tersebut di butuhkan Aparatur

sistem pengendalian intern pemerintah (SPIP) yang baik dengan Alur

Pengendalian yang jelas guna melaporkan segala temuan bukti maupun

laporan yang ada. SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah memiliki 5

unsur yakni lingkungan Pengendalian, Penilaian Resiko, Kegiatan

Pengendalian, Informasi dan Komunikasi serta Pemantauan Pengendalian

Intern. Penyusunan dan pengembangan unsur ini berfungsi sebagai pedoman

penyelenggaraan tolak ukur pengujian efektifitas penyelenggaraan sistem

pengendalian Intern. Pengembangan perlu mempertimbangkan aspek biaya

dan manfaat, sumber daya manusia, kejelasan kriteria pengukuran dan

perkembangan teknologi informasi secara komprehensif.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka permasalaham yang

dirumuskan adalah sebagai berikut:

A. Bagaimana alur sistem pengendalian Intern pemerintah di Inspektorat


Provinsi Jawa Tengah?
B. Bagaimana Penerapan sistem pengendalian Intern pemerintah di
Inspektorat Provinsi Jawa Tengah?

2
1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah:

A. Untuk mengetahui, mengkaji, dan menjelaskan mengenai Alur


jalannya Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
B. Untuk mengetahui, mengkaji serta menjelaskan Penerapan dari Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah yang telah berjalan di Inspektorat
Provinsi Jawa tengah.
1.4 Manfaat Penulisan

Pembuatan Laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-

pihak yang terkait yaitu masyarakat Jawa Tengah pada umumnya dan Instansi

Inspektorat Provinsi Jawa Tengah, serta Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada khususnya.

A. Bagi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

Dapat dijadikan bahan literature, baik untuk kepentingan akademik

maupun non akademik serta sebagai bahan arahan untuk pembuatan

laporan praktek kerja lapangan yang selanjutnya.

B. Bagi Instansi Inspektorat Provinsi Jawa Tengah

Laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber kajian informasi, bahan

evaluasi, masukan, kritik dan saran yang bertujuan untuk pengambilan

keputusan selanjutnya.

3
1.5 Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
1.5.1 Tempat Praktik Kerja Lapangan
Praktik Kerja Lapangan ini dilakukan pada:
Instansi : Inspektorat Provinsi Jawa Tengah
Alamat : Jl. Pemuda No 127-133 Semarang 50132
Telp: 024 - 35566230 Fax: 024 – 3514351
Waktu : Dilaksanakan tanggal 26 Oktober – 18 Desember 2015
1.5.2 Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
Adapun penjabaran dari pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut:

a. Praktik Kerja Lapangan ini dilakukan dengan alokasi waktu 40


hari masa kerja dengan tenggang waktu bulan Oktober s/d
Desember 2015.
b. Pembekalan Praktik Kerja Lapangan di selenggarakan pada
tanggal 23 Oktober 2015 oleh UPT PKL bersama Jurusan
Ekonomi Pembangunan.
c. Pelaksanaan PKL pada bidang Sub.bagian Perencanaan
Inspektorat Provinsi Jawa Tengah.
Di mulai tanggal 26 Oktober s/d 18 Desember 2015 pada jam
kerja sebagai berikut:
Senin – Kamis : 07.00 – 15.30 WIB
Jum’at : 07.00 – 11.00 WIB
1.6 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan ini

menggunakan metode:

1. Metode Observasi

Metode ini dilakukan secara langsung terlihat dalam program kerja di

Inspektorat Provinsi Jawa Tengah. Metode ini dilakukan agar dapat secara

langsung mengetahui alur sistem pengendalian intern pemerintah di

Inspektorat Provinsi Jawa tengah.

4
2. Studi Pustaka

Metode ini di pilih guna mampu memberikan gambaran yang lebih

mendalam secara cermat mengenai keadaan atau gejala tertentu pada

objek kajian. Data yang diperoleh melalui buku, jurnal, peraturan

pemerintah, renstra, serta artikel yang relevan yang difokuskan kepada

Alur Sistem Pengendalian Intern Pemerintah melalui Inspektorat Provinsi

Jawa tengah.

5
BAB 2
PAPARAN LAPORAN
2.1 Kegiatan Pekerjaan
2.1.1 Gambaran umum
Sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007,

Inspektorat sebagai perangkat daerah di bawah Gubernur yang mempunyai

mandat untuk melakukan pengawasan fungsional atas kinerja organisasi

Pemerintah Daerah. Sebagai aparat Pemerintah Daerah yang membantu

Gubernur dalam melaksanakan tugas-tugas pengawasan intern pemerintah,

dan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 7 Tahun

2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah, Inspektorat dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Tengah, dan

ditindaklanjuti dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 82 Tahun

2008 tanggal 31 Juli 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi, dan Tata

Kerja Inspektorat Jawa Tengah,Inspektorat Provinsi Jawa Tengah mempunyai

tugas pokok melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan

pemerintahan di daerah, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan

pemerintahan daerah Kabupaten/Kota dan pelaksanaan urusan pemerintahan

di daerah Kabupaten/Kota. Di samping itu, Inspektorat juga melaksanakan

tugas-tugas lainnya yaitu: Audit/pemeriksaan, Reviu, Evaluasi, Pemantauan,

dan Pengawasan lain.

6
2.1.1.1 Visi Misi Inspektorat Provinsi Jawa Tengah
Inspektorat merupakan suatu lembaga teknis daerah Jawa tengah

yang berwenang pada urusan pemerintahan yang bersifat wajib seperti

urusan pelayanan dasar kepada masyarakat dalam rangka kesejahteraan

masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, maka visi Inspektorat Provinsi Jawa

Tengah adalah “Menjadi Inspektorat yang profesional sebagai pendorong

terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik di Jawa Tengah”.

Untuk mewujudkan visi sebagai upaya mencapai tujuan maka di rumuskan


misi sebagai berikut:
1. Meningkatkan pengawasan untuk mewujudkan tata kelola
pemerintah yang baik di Jawa Tengah.
2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur
Inspektorat yang lebih profesional dan Proposional.
3. Meningkatkan kualitas dan kecukupan prasarana dan sarana
penunjang operasional pengawasan.
2.1.1.2 Dasar Hukum
Dasar Hukum dan Kewenangan
Tabel 1
No Dasar Hukum Kewenangan
1 Peraturan Pengawasan Terhadap :
Pemerintah Nomor  Pelaksanaan Pembinaan atas
79 Tahun 2005 penyelenggaraan pemerintah daerah
tentang Pedoman Kabupaten/Kota
Pembinaan dan  Pelaksanaan urusan pemerintah di
Pengawasan daerah provinsi dan
Penyelenggaraan  Pelaksanaan urusan pemerintah di
Pemerintah Daerah daerah Kabupaten/Kota
2 Peraturan Aparat Pengendalian Internal Pemerintah
Pemerintah Nomor (APIP) kementrian Negara/lembaga

7
8 Tahun 2006 pemerintah daerah melakukan reviu atas
tentang Pelaporan laporan keuangan dan kinerja dalam rangka
Keuangan dan meyakinkan keandalan informasi yang
Kinerja Instansi disajikan sebelum disampaikan oleh
Pemerintah menteri/pemimpinan
lembaga/gubernur/bupati/walikota kepada
phak-pihak berwenang.
3 Peraturan a. Pengawasan Intern meliputi: audit,
Pemerintah Nomor reviu, evaluasi, pemantauan, dan
60 Tahun 2008 kegiatan pengawasan.
tentang SPIP b. Fasilitas penyelenggaraan SPIP di
lingkungan pemerintah provinsi
jawa tengah
c. Inspektorat provinsi melakukan
reviu atas laporan keuangan
pemerintah daerah provinsi sebelum
disampaikan Gubernur Kepada BPK
4 Peraturan Berisi tentang Penyelenggaraan
Gubernur Jawa sistem pengendali intern pemerintah
Tengah 89/2010 (SPIP) di lingkungan Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah.

2.1.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi


Sesuai dengan peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 82 tahun

2008 tentang penjabaran Tugas Pokok, Fungsi, dan Tata Kerja

Inspektorat Jawa Tengah, memiliki tugas pokok melakukan

pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintah di daerah,

pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintah daerah

Kabupaten/Kota dan pelaksanaan urusan pemerintah di daerah

8
Kabupaten/Kota. Disamping itu Inspektorat juga melaksanakan tugas-

tugas lainnya yakni Audit/Pemeriksaan, Reviu, Evaluasi, Pemantauan,

dan Pengawasan. Inspektorat Provinsi adalah aparat pengawasan intern

pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada Gubernur.

Tugas Pokok Inspektorat Provinsi Jawa Tengah adalah

melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintah di

daerah, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintah

daerah kabupaten/kota dan pelaksanaan urusan pemerintah di daerah

Kabupaten/Kota.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Inspektorat Provinsi

Jawa Tengah Menyelenggarakan Fungsi:

1. Perencanaan program Pengawasan


2. Perumusan kebijakan dan Fasilitas pengawasan bidang
pembangunan, pemerintah dan kemasyarakatan
3. Pemeriksaan, Pengusutan, Pengujian dan Penilaian tugas
pengawasan.
4. Evaluasi dan pelaporan bidang Pengawasan
5. Pelaksanaan kesekretariatan Inspektorat
6. Pelaksanaan tugas lain yang di berikan Gubernur sesuai dengan
Tugas dan Fungsinya.
Disamping itu, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun

2005 Inspektorat juga menjalankan Fungsi yakni:

1. Pemeriksaan dalam rangka berakhirnya masa jabatan kepala daerah


2. Pemeriksaan berkala atau sewaktu-waktu maupun terpadu
3. Pengajuan terhadap laporan berkala/sewaktu-waktu dari unit/satuan
kerja

9
4. Pengusutan atas kebenaran laporan mengenai adanya indikasi
penyimpangan,korupsi,kolusi dan nepotisme
5. Penilaian atas manfaat dan keberhasilan kebijakan, pelaksanaan
program dan kegiatan, serta
6. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan urusan pemerintah di daerah
dan pemerintah desa.
Tujuan Inspektorat Provinsi Jawa Tengah:

1. Mewujudkan Transparansi dan Akuntabilitas dalam penyelenggaraan


pemerintah
2. Meningkatkan Kualitas SDM aparatur pemerintah melalui pendidikan
dan pelatihan.
3. Mewujudkan Administrasi Perkantoran, Keuangan serta prasarana dan
sarana yang memadai
Sasaran Inspektorat Provinsi Jawa Tengah:

1. Meningkatkan sistem pengawasan internal dan pengendalian


pelaksanaan kebijakan kepala daerah.
2. Meningkatkan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur
pengawasan.
3. Mingkatkan kualitas pelayanan administrasi perkantoran serta prasarana
dan sarana pemerintah.
2.1.1.4 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi merupakan suatu kerangka yang menunjukan

seluruh kegiatan untuk pencapaian tujuan organisasi, hubungan antar fungsi, serta

wewenang dan tanggung jawabnya. Pada organisasi formal struktur organisasi

direncanakan untuk menetapkan tujuan sehingga dapat mencapai sasaran efektif.

Struktur organisasi Inspektorat Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut:

1. Inspektur
2. Sekretaris

10
a. Sub Bagian Perencanan
b. Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan
c. Sub Bagian Administrasi dan Umum
3. Inspektur Pembantu Wilayah I (IRBANWIL I)
a. Seksi Pengawas Penerima Bidang Pembangunan
b. Seksi Pengawasan Pemerintah Bidang Pemerintah
c. Seksi Pengawasan Pemerintah Bidang Kemasyarakatan
4. Inspektur Pembantu Wilayah II(IRBANWIL II)
a. Seksi Pengawasan Pemerintahan Bidang Pembangunan
b. Seksi Pengawasan Bidang Pemerintahan
c. Seksi Pengawasan Pemerintah Bidang Kemasyarakatan
5. Inspektur Pembantu Wilayah III (IRBANWIL III)
a. Seksi Pengawasan Pemerintah Bidang Pembangunan
b. Seksi Pengawasan Pemerintah Bidang Pemerintah
c. Seksi Pengawasan Pemerintah Bidang Kemasyarakatan
6. Inspektur Pembantu Wilayah IV
a. Seksi Pengawasan Pemerintah Bidang Pembangunan
b. Seksi Pengawasan Pemerintah Bidang Pemerintah
c. Seksi Pengawasan Pemerintah Bidang Kemasyarakatan

11
Gambar 2.1
Struktur Organisasi Inspektorat Provinsi Jawa Tengah

Sumber: Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018

2.2 Pekerjaan secara Spesifik


Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) terdapat dua jenis
kegiatan utama yang dilakukan yaitu:
Kegiatan Administrasi
Kegiatan administrasi dalam hal ini pada dasarnya mencerminkan kegiatan

administrasi secara sempit. Dimana kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sub

bagian perencanaan Inspektorat Provinsi Jawa Tengah meliputi:

a. Telpon, foto copy dan mengirim fax.

Menelpon, menggandakan surat dan mengirimkan fax adalah tugas awal

yang diberikan dalam rangka pengenalan mahasiswa terhadap kegiatan-

kegiatan dasar dalam sebuah lingkungan perkantoran. Bagi banyak orang,

12
kegiatan seperti ini memang dianggap remeh. Namun dalam prakteknya

dibutuhkan keterampilan khusus untuk mendukung agar kegiatan kantor dapat

berjalan dengan baik. Pada awal tugas ini diberikan, memang agak sulit untuk

menyesuaikan diri. Sebab pada kenyataannya untuk hal-hal sederhana seperti

itu mahasiswa belum mendapatkan bekal yang cukup, tidak hanya dari segi

teori namun terlebih lagi dalam prakteknya. Tata bahasa dalam percakapan

telepon, mengcopy surat dan menggunakan mesin fax serta teknis pengiriman

fax seringkali juga kurang dikuasai mahasiswa maka, pada waktu

mendapatkan penugasan mengalami sedikit kesulitan dan membutuhkan

penyesuaian beberapa waktu. Sebagai sebuah bagian yang menangani sebuah

perencanaan dan pengawasan maka sering diadakan rapat kerja koordinasi

antar SKPD yang ada, sehingga kecepatan pengiriman dan kepastian

tersampaikannya surat undangan akan sangat berpengaruh dalam pelaksanaan

kegiatan yang bersangkutan. Setelah fax dikirim maka selanjutnya harus

melakukan konfirmasi ke instansi penerima, Tujuannya adalah untuk

memastikan fax tersebut telah sampai pada orang yang dimaksud. Kesalahan

pengiriman surat dan tidak tersampaikannya surat pada waktunya akan

menyebabkan ketidakhadiran para undangan. Inilah yang akhirnya akan

mengganggu kelancaran kegiatan tersebut. Dalam kondisi yang demikian,

mahasiswa dihadapkan pada kondisi yang harus siap setiap saat. Di sisi lain,

mahasiswa harus pula memahami isi dari kegiatan yang akan dilaksanakan.

Karena beberapa instansi yang diundang biasanya menanyakan hal-hal terkait

jika informasi yang tercantum dalam surat dirasa masih kurang jelas.

13
b. Membuat Surat, Nota Dinas, Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD),
Surat Pemberitahuan (SPT), dan Surat Pertanggungjawaban (SPJ
rampung).
Untuk tugas seperti ini biasanya hanya tinggal mengetik konsep /

draft yang sudah dibuat sebelumnya. Melalui hal tersebut diharapkan

mahasiswa dapat mempelajari secara langsung tentang tata cara

pembuatan Surat, Nota Dinas, Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD),

Surat Pemberitahuan (SPT), dan Surat Pertanggungjawaban (SPJ

rampung) yang benar disamping itu juga melatih keterampilan

pengoperasian Komputer. Setelah jadi, maka dipelajari pula tentang alur

penyampaiannya / step selanjutnya termasuk dimana bisa mendapatkan

cap/stempel, jenis stempel apa yang harus dipakai untuk surat-surat

tertentu, urutan pengajuan serta bagaimana penyerahannya kepada pihak-

pihak yang dimaksud di dalamnya.

c. Mengarsipkan File dan Surat

Pengarsipan file dan surat merupakan kegiatan rutin yang

dilakukan selama PKL. Tujuannya adalah untuk mengelola surat masuk,

surat keluar dan arsip-arsip lainnya agar lebih tertata. Ketelitian dan

kecermatan dalam pemberian kode dan nomor surat merupakan aspek

penting yang juga turut dilatih dalam kegiatan ini. Di sisi lain, perhatian

khusus sepertinya diberikan dalam hal pengarsipan file-file mengenai

PKPT dan FASWAS. Ada begitu banyak SKPD dan Kab/Kota yang

ditangani menyebabkan pengaturan file agak sulit dilakukan. Maka

kegiatan ini juga diarahkan untuk melakukan pembenahan terhadap

14
pengarsipan file-file kantor tersebut. Umumnya file-file yang ada

dikelompokkan menurut bulan dan tahun pelaksanaan.

Kegiatan Agenda Bagian

Kegiatan Agenda Bagian adalah kegiatan-kegiatan tertentu yang

berkaitan dengan kegiatan harian kantor. Sebagai contoh adalah kegiatan

rapat kerja dan kunjungan kerja dari Kab/Kota yang ada. Dari sekian

banyak kegiatan seperti ini, mahasiswa PKL banyak dilibatkan dan

diberikan kesempatan yang luas untuk ikut mempelajari apa yang menjadi

tema sentral dalam agenda yang ada. Keterlibatan tersebut dimulai dari

persiapan sampai pada pelaksanaannya. Membantu menyiapkan bahan,

mengirimkan surat undangan, persiapan kelengkapan rapat, registrasi

peserta dan mengikuti jalannya rapat tersebut.

a. Alur Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

2.3.1 Pengertian SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah)

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) adalah proses yang

integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh

pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas

tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan

pelaporan keuangan, pengamanan asset Negara dan ketaan terhadap peraturan

perundang-undangan. Sistem pengendalian intern pemerintah yang biasa di

singkat SPIP memiliki pengendalian intern yang diselenggarakan secara

menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

15
Pengawasan yang dilakukan berupa audit, reviu, evaluasi, pemantauan,

dan kegiatan pengawasan lainnya terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi

organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan

telah dilaksanakan sesuai dengan tolak ukur yang telah dilaksanakan dan yang

telah ditetepkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam

mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.

2.3.2 Alur Skema SPIP

Dalam pelaksanaan SPIP perlu adanya alur/skema yang jelas guna

penerapan sistem pengendalian intern pemerintah. Alur yang jelas ini bertujuan

untuk mempermudah tindakan dalam kegiatan agar kinerja dapat berjalan secara

efektif dan efisien. Berikut alur Sistem pengendalian Intern Pemerintah (SPIP):

16
Gambar 2.2
Skema Alur SPIP

1.Rapat 2. Forum 3. 4. Penyusunan


Koordinasi Group Pembentukan Rencana Tindak
Pengendalian
pimpinan Disccussion Satuan Tugas
(RTP)
SKPD dan (FGD) (SATGAS SPIP)
Kab/Kota

7. Outcome 6. SKPD dan Kab/Kota 5. Sosialisasi


atau Indikator sebagai Penanggung SPIP
jawab
utama

8. Penemuan 9. Penilaian 10.


Resiko Terhadap Pengendalian
Resiko terhadap
Resiko

13. Pemantauan 11. Komunikasi dan


12. Inspektorat
Pengendalian Informasi dalam
merekap temuan
Intern / Target
data yang diterima Penyampaian
Waktu
Pengendalian

14. Pembinaan 15. Reviu 16. Evaluasi


dan Telaah
hasil kerja

17
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di bentuk dengan tujuan

untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektifitas dan

efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintah negara, keandalan

pelaporan keuangan, pengamanan asset negara serta ketaatan terhadap peraturan

perundang-undangan. Hal ini menjadi tolak ukur bagi seluruh SKPD dan

Kab/Kota untuk mengadakan suatu rapat koordinasi guna mengembangkan

system ini. Dalam rapat ini di bentuklah sebuah Forum Group Discussion (FGD),

dalam forum tersebut membicarakan dan pembentukan tim Satgas SPIP SKPD se-

Jawa tengah, Penunjukan Inspektorat Provinsi Jawa tengah sebagai ketua tim

koordinasi SPIP SKPD, serta pembagian tugas yang di kerjakan sesuai dengan

Rencana Kerja Operasional (RKO) di masing-masing SKPD. Tim Satgas ini

meliputi seluruh anggota SKPD se-Jawa tengah dan Kab/Kota, Inspektorat

sebagai pihak koordinator yang bertanggung jawab terhadap seluruh SKPD serta

BPKP selaku badan pengawasan eksternal dalam sistem pengendalian intern

pemerintah.

Berikut merupakan nama-nama Tim Satgas SPIP 59 SKPD di Provinsi Jawa


Tengah:
Tabel 2.1
Nama-nama SKPD Provinsi Jawa Tengah
No SKPD ( Satuan Kerja Perangkat Daerah) Provinsi Jawa Tengah
1 Inspektorat
2 Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (SEKDA)
3 Badan Perencana Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
4 Badan Penanggulangan Bencana Daerah
5 Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak & KB (BP3KB)
6 Badan Kesatuan Bangsa, Politik & Perlindungan Masyarakat
(KesBangPol LiMas)
7 Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD)
8 Badan Lingkungan Hidup (BLH)

18
9 Badan Koordinasi Penyuluhan (BaKorLuh)
10 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (BaPerMaDes)
11 Badan Pendidikan dan Pelatihan (DikLat)
12 Badan Arsip dan Perpustakaan (BAP)
13 Badan Penelitian dan Pengembangan (BaLitBang)
14 Badan Ketahanan Pangan
15 Badan Kepegawaian Daerah (BKD)
16 Bakorwil I
17 Bakorwil II
18 Bakorwil III
19 Dinas Perkebunan (DisBun)
20 Dinas Kesehatan (DinKes)
21 Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (DisHubKominFo)
22 Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
23 Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (CiptaKaru)
24 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DinPerTan)
25 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (DisBudPar)
26 Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA)
27 Dinas Koperasi dan UMKM
28 Dinas Sosial (DinSos)
29 Dinas Pemuda dan Olahraga (DinPoRa)
30 Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DisPerinDag)
31 Dinas Pendidikan
32 Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah (DPPAD)
33 Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan (DisNaKerTrans)
34 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura
35 Dinas Bina Marga
36 Dinas Kehutanan (DisHut)
37 Dinas Kelautan dan Perikanan
38 Satpol PP
39 Biro Bina Mental
40 Biro Hukum
41 Biro Tata Pemerintahan
42 Biro Perekonomian
43 Biro Organisasi dan Kepegawaian
44 Biro Keuangan
45 Biro Hubungan Masyarakat
46 Biro Bina Sosial
47 Biro Bina Produksi

19
48 Biro Otonomi daerah dan Kerjasama
49 Biro Adm. Pembangunan Daerah
50 Biro Umum
51 Rumah Sakit Umum daerah Dr. Moewardi
52 Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo
53 RSUD Kelet Jepara
54 RSJD Soedjarwadi Klaten
55 Rumah Sakit Daerah Prof. Dr. Margono Soekarjo
56 Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo
57 Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta
58 Komisi Penyiaran Indonesia Provinsi Jawa Tengah
59 Kantor Perwakilan Indonesia Provinsi Jawa Tengah

59 SKPD yang telah bergabung ke dalam tim Satgas, selanjunya mulai

menyusun Rencana tindak Pengendalian (RTP) SPIP, dalam penyusunan ini setiap

SKPD melakukan koordinasi kepada Tim penanggungjawab dalam hal ini

Inspektorat Provinsi Jateng. Koordinasi yang dilakukan berupa Desk finalisasi

RTP dimana setiap SKPD menjabarkan kepada pihak Inspektorat mengenai

rancangan kerja dan anggaran yang akan dilakukan dalam 1 tahun ke depan.

Dalam proses Desk finalisasi RTP, perlu adanya Sosialisasi yang menyeluruh

kepada SKPD mengenai penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

(SPIP) agar memudahkan SKPD tersebut dalam menyusun RTP. Dalam

merancang/menyusun RTP dibutuhkan pemahaman menyeluruh sehingga

penyusunan RT sebagai syarat penyelenggaraan SPIP dapat tercapai, karna unsur

yang ditekankan dalam penerapan sistem pengendalian intern pemerintah ini

dilihat dari lingkungan pengendalian yang kondusif sehingga mampu mendorong

terciptanya perilaku dan tindakan yang lebih efisien dan efektif.

20
Dalam menjalankan suatu rancangan program kerja pasti ada resiko-resiko

yang di hadapi, untuk mengurangi resiko tersebut maka di buatlah Satuan Tugas

(SATGAS) SPIP yang memiliki fungsi untuk menemukan resiko, penilaian

terhadap resiko, serta pengendalian terhadap resiko. Penemuan resiko yang

dijalankan satuan tugas SPIP ini di dapat dari adanya pemantauan dan evaluasi

atas pengendalian intern di setiap SKPD yang ada. Penilain dilakukan dengan

melalui program identifikasi dan analisis resiko guna menghasilkan output yang

bermanfaat untuk pengambilan keputusan. Hasil penilaian ini di gunakan sebagai

acuan ke depannya bagi instansi terkait agar tujuan dan sasarannya dapat tercapai.

Sistem ini tidak akan berjalan dengan lancar jika tidak adanya pengendalian

terhadap resiko tersebut, pengendalian ini perlu dilakukan untuk mengatasi resiko-

resiko yang ada guna penetapan pelaksanaan kebijakan yang tepat sesuai dengan

prosedur yang berlaku dan dapat dilaksanakan secara efektif.

Sistem pengendalian yang baik, tidak pernah terlepas dari Informasi dan

Komunikasi yang lancar. Maka dalam alur sistem pengendalian intern pemerintah

unsur ini menjadi salah satu faktor penting, karna sebuah informasi dan

komunikasi yang di dapat dipergunakan untuk mengambil keputusan dalam

rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi guna mendukung operasional

dan manajemen. Informasi dan komunikasi yang di dapat nantinya akan di

laporkan kepada Inspektorat Provinsi Jawa tengah selaku pihak koordinator yang

bertanggungjawab, inspektorat akan merekap temuan-temuan yang diperoleh yang

nantinya menjadi bahan evaluasi bersama tim BPKP selaku pihak eksternal.

Inspektorat tidak hanya menangani 59 SKPD, namun juga 35 Kab/Kota yang di

21
bantu Inspektorat di setiap wilayah, berikut tabel nama 35 Kab/Kota di Provinsi

Jawa tengah:

Tabel 2.2
Nama Kab/Kota di Provinsi Jawa Tengah
No Nama Kab/Kota No Nama Kab/Kota
1 Kota Semarang 19 Kabupaten Boyolali
2 Kabupaten Semarang 20 Kota Surakarta
3 Kabupaten Demak 21 Kabupaten Sukoharjo
4 Kabupaten Kudus 22 Kabupaten Karanganyar
5 Kabupaten Jepara 23 Kabupaten Sragen
6 Kabupaten Pati 24 Kabupaten Klaten
7 Kabupaten Rembang 25 Kabupaten Magelang
8 Kabupaten Grobogan 26 Kota Magelang
9 Kabupaten Blora 27 Kabupaten Purworejo
10 Kabupaten Kendal 28 Kabupaten Kebumen
11 Kabupaten Batang 29 Kabupaten Temanggung
12 Kabupaten Pemalang 30 Kabupaten Wonosobo
13 Kabupaten Pekalongan 31 Kabupaten Banjarnegara
14 Kota Pekalongan 32 Kabupaten Wonogiri
15 Kabupaten Tegal 33 Kabupeten Banyumas
16 Kota Tegal 34 Kabupaten Cilacap
17 Kabupaten Brebes 35 Kabupaten Purbalingga
18 Kota Salatiga

Inspektorat Provinsi tidak bekerja sendiri dalam sistem pengedalian intern

pemerintah, namun bekerja sama dengan Inspektorat yang berada di Kab/Kota di

provinsi Jawa tengah, guna pematauan pengendalian Intern. Pemantauan ini di

berlakukan guna sebagai langkah tindaklanjut temuan audit dan evaluasi hal ini

dimaksud untuk memastikan bahwa sistem pengendalian intern sudah bekerja

sesuai dengan yang diharapkan. Pemantauan pengendalian intern mencakup

kegiatan penilaian atas desain, dan pelaksanaan pengendalian serta menghasilkan

usulan tindakan.

22
Hasil resiko yang didapat selanjutnya akan dilakukan pembinaan dan telaah

hasil kerja. SKPD yang terkait nantinya akan di panggil guna menjelaskan temuan

yang di dapat. Pembinaan ini dilakukan untuk memperbaiki penyelenggaraan

program dan kegiatan kerja dalam bentuk bimbingan, pelatihan, arahan, dan

pedoman yang dilakukan secara berkelanjutan. Serta telaah yang diberikan berupa

kegiatan yang dilaksanakan unit pengawasan yang ditunjuk guna kegiatan audit

yang sesuai dengan standar. Hasil telaah ini nantinya dijaki ulang sebagai bukti

untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan

norma, standar prosedur, dan kebijakan yang telah di tetapkan dalam alur ini biasa

disebut dengan reviu. Setelah semua komponen bukti terkumpul maka dilakukan

lah evaluasi, evaluasi dipakai untuk melihat tingkat keberhasilan atau kegagalan

suatu program yang telah dirancang oleh SKPD terkait. Hasil evaluasi ini yang

nantinya menjadi tolak ukur keberhasilan SKPD dalam kinerja selama 1 tahun.

b. Penerapan SPIP di Inspektorat Provinsi Jawa tengah

Peraturan pemerintah nomor 60 tahun 2008 tentang sistem pengendalian

intern pemerintah, menyatakan bahwa untuk mencapai pengelolaan keuangan

negara yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel seluruh pejabat Negara

wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintah. Dalam

kaitan tersebut Gubernur jawa tengah telah menerbitkan Peraturan Gubernur Jawa

tengah nomor 89 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan sistem pengendalian intern

pemerintah di lingkungan pemerintah provinsi jawa tengah, yang memuat acuan

pelaksanaan pengendalian intern pada seluruh kegiatan pemerintah di provinsi

jawa tengah. Untuk memperlancar penyelenggaraan tersebut inspektorat provinsi

23
jawa tengah pun telah menerbitkan surat keputusan inspektur nomor

700/2363/1.2/2014 tanggal 21 agustus 2014 tentang pembentukan tim satuan

tugas sistem pengendalian intern pemerintah (SATGAS SPIP). Inspektorat

provinsi jawa tengah, memiliki mandat tugas umum untuk melaksanakan proses

pembangunan dan pengembangan penyelenggaraan sistem pengendalian intern di

lingkungan inspektorat provinsi jawa tengah.

Sebagai langkah awal penyelenggaraan SPIP dimulai dengan kegiatan evaluasi

atas efektifitas pengendalian intern yang telah ada dan menemukan celah atau

kekurangan pengendalian yang ada/terpasang serta merancang rencana tindak

perbaikan pengendalian intern yang lebih baik. Fokus yang dilakukan berupa

metode penilaian kondisi lingkungan pengendalian dan teknis penyusunan

rencana penguatan lingkungan pengendalian dengan pendekatan kontrol dan

evaluasi. Dalam proses penilaian tersebut nantinya diarahkan untuk mendapatkan

gambaran tentang profil resiko dan aktvitas yang diperlukan untuk

mengembangkan resiko pada kegiatan utama Inspektorat Provinsi jawa tengah.

Hasil tersebut selanjutnya dijadikan sebagai landasan awal untuk melakukan

upaya perbaikan penyelenggaraan pengendalian intern yang terdiri atas 2 paket

rencana aksi berupa:

a. Rencana kegiatan peningkatan kualitas lingkungan pengendalian

b. Rencana kegiatan penanganan resiko yang relevan dengan kegiatan utama

instansi.

24
1. Peningkatan kualitas Lingkungan pengendalian

Unsur lingkungan pengendalian merupakan fondasi dari unsur-unsur

pengendalian intern lainnya sehingga unsur lingkungan pengendalian

memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap efektivitas

pelaksanaan system pengendalian intern pemerintah (SPIP). Lingkungan

pengendalian yang baik/buruk menentukan keberhasilan/kegagalan

penerapan unsur SPIP lainnya. Oleh karena itu, secara umum

pembangunan lingkungan pengendalian bertujuan untuk menciptakan

atmosfir yang kondusif yang mendorong terimplementasinya sistem

pengendalian intern secara efektif di lingkungan Inspektorat Provinsi jawa

tengah. Secara khusus, pembangunan lingkungan pengendalian di

lingkungan Inspektorat provinsi jawa tengah bertujuan untuk:

a. Tegaknya integritas dan nilai-nilai etika


b. Terciptanya komitmen terhadap kompetensi
c. Terciptanya kepemimpinan yang kondusif
d. Terwujudnya struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan
e. Terwujudnya pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang
tepat
f. Terwujudnya kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya
g. Terwujudnya aparat pengawasan intern pemerintah yang berperan
efektif serta,
h. Terwujudnya hubungan kerja yang baik antar unit kerja terkait.
2. Penanganan resiko yang relevan dengan kegiatan pengendalian
Rencana tindak pengendalian yang disusun Inspektorat Provinsi Jawa
tengah diprioritaskan untuk pembangunan pengendalian dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan sebagai berikut:

25
a. Mewujudkan penyelenggaraan pemerintah daerah yang lebih baik di
jawa tengah. Tujuan tersebut dapat tercapai apabila laporan keuangan
daerah dengan opini wajar tanpa pengecualian, terwujudnya sistem
pengendalian intern pemerintah dan terciptanya kinerja SKPD
provinsi jawa tengah yang efisien dan efektif
b. Meningkatkan kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah daerah
yang profesional dan kompeten diwujudkan dengan meningkatkan
kualitas SDM aparat pengawasan serta meningkatkan koordinasi dan
sinergi pengawasan dengan instansi terkait.
Kegiatan pengendalian nantinya disesuaikan dengan ukuran,
kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi instansi yang bersangkutan.
Kegiatan pengendalian yang dimaksud ini meliputi reviu atas kinerja,
pembinaan SDM, pengendalian atas pengelolaan system informasi,
pengendalian system fisik atas asset, akuntabilitas terhadap sumber daya,
pencatatan yang akurat dan tepat waktu, otoritas atas transaksi dan
dokumentasi yang baik atas system pengendalian intern. Dalam kegiatan
pengendalian ini ada pengamanan system yang dilakukan mencakup
pelaksanaan penilaian resiko secara periodik, pengembangan rencana
yang jelas yang menggambarkan program pengamanan serta kebijakan
dan prosedur yang mendukung, penetapan organisasi yang
mengimplementasikan dan mengelola program pengaman, adanya
penguraian tanggungjawab secara jelas, dan pemantauan efektifitas
program dengan melakukan perubahan program pengamanan jika
diperlukan.

26
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dari hasil pemaparan laporan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Dalam rangka penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

(SPIP) diperlukan alur yang jelas dalam kegiatan sebab, sistem ini di

bentuk dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan lembaga yang

efektif dan efisien, handal dalam laporan keuangan, pengamanan asset

negara dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sistem

pengendalian ini menjadi instrument yang di pakai sebagai bahan

rancangan serta pemantauan guna perbaikan dan perkembangan

pembangunan insfrastruktur agar pengendalian intern dapat mencapai

tujuan dan sasaran. Hal itu tidak berjalan baik jika tidak di sertai komitmen

dari berbagai pihak yang profesional, efektif, efisiensi, transparan serta

akuntabel. Jika semua instrument sejalan diharapkan dapat meningkatkan

kualitas pengendalian, sehingga peningkatan kualitas penyelenggaraan

sistem pengendalian Intern pemerintah (SPIP) dapat berjalan secara

bertahap dan berkelanjutan.

2. Penerapan sistem pengendali intern pemerintah ini disesuaikan dengan

Peraturan pemerintah nomor 60 tahun 2008 tentang sistem pengendalian

intern pemerintah, menyatakan bahwa untuk mencapai pengelolaan

keuangan negara yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel seluruh

pejabat negara wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaraan

kegiatan pemerintah, Peraturan Gubernur Jawa tengah nomor 89 tahun

27
2010 tentang Penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah di

lingkungan pemerintah provinsi jawa tengah, yang memuat acuan

pelaksanaan pengendalian intern pada seluruh kegiatan pemerintah di

provinsi jawa tengah, serta surat keputusan inspektur nomor

700/2363/1.2/2014 tanggal 21 agustus 2014 tentang pembentukan tim

satuan tugas sistem pengendalian intern pemerintah (SATGAS SPIP)

dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas lingkungan serta

kegiatan penanganan resiko-resiko yang dihadapi.

3.2 Saran

Berdasarkan penjabaran alur dan peran sistem pengendalian intern

pemerintah di Inspektorat Provinsi jawa tengah masih ada beberapa yang tidak

sesuai dengan alur dan target yang di tetapkan. Maka ada beberapa saran yang

sekiranya dapat menjadi bahan pertimbangan:

 Diperlukannya reward maupun sanksi yang tegas terkait tugas satgas

SKPD. Reward diberikan kepada SKPD yang tepat waktu dalam

pengumpulan berkas, kinerja yang dilakukan sesui dengan alur sistem

pengendalian. Sedangkan Sanksi di berikan pada SKPD yang terlambat

dalam pengumpulan berkas, tidak mengikuti sistem pengendalian intern

pemerintah dengan baik dan ada beberapa indikasi kecurangan

didalamnya. Serta perlu adanya peningkatan koordinasi pengawasan antara

Inspektorat sebagai koordinator serta BPKP sebagai lembaga eksternal

yang mengawasi.

28
 Untuk penilaian resiko harus ada acuan penilaian yang pasti agar kinerja

SKPD di provinsi Jawa tengah dapat terlihat. Serta adanya pemantauan

dan evaluasi rutin agar apa yang telah ditetapkan di rencana tindak

pengendalian (RTP) bisa terlaksana dengan optimal agar peran dari Sitem

Pengendalian Intern Pemerintan (SPIP) ini bisa terus berkelanjutan.

29
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Pemeritah No.79 tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan


Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah

Peraturan Pemerintah No.60 tahun 2008 tentang SPIP

Peraturan Gubernur Jawa Tengah 89/2010 tentang Penyelenggaraan sistem


pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di Lingkungan Pemerintah Provinsi
Jawa tengah

Renstra Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018

Sutaryono,Dedy. 2013. Pengawasan Inspektorat Wilayah Dalam Penyelenggaraan


Pemerintah di Kabupaten Kutai Timur. Kalimantan Timur: LIPI Press

Satria, Budi. 2010. Pengaruh peran Inspektorat daerah dan pelaksanaan sistem
pengendalian intern terhadap terwujudnya akuntabilitas publik. Skripsi.
UNP. Padang

30
LAMPIRAN

31

Anda mungkin juga menyukai