Disusun Oleh:
Nim : 7111412071
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2015
i
ABSTRAK
Kata Kunci: Disentralisasi, SPIP, SKPD, Alur SPIP, dan Satgas SPIP
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Allah swt, atas berkat rahmat dan hidayahnya penulis
serta motivasi kepada saya selama menjalankan praktik kerja lapangan serta
penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini saya
kepada ibu Lesta Karolina Br Sebayang, SE., M.Si yang telah memberikan
3. Dosen Pembimbing lapangan ibu Fafurida, SE., M.Si yang penuh dengan
Ratna Luhung T, SE., M.M yang telah memberikan arahan dan dukungan.
iii
6. Staf Sub bagian Perencanaan Inspektorat Provinsi Jawa tengah yang sudah
7. Rekan satu tim PKL di Inspektorat Provinsi Jawa Tengah untuk Tedy
memberikan dorongan dan doa yang tidak pernah habis untuk kelancaran
9. dan tentunya semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
kerendahan hati mohon maaf atas kekurangan serta memohon kritik dan saran
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i
BAB I. PENDAHULUAN
v
2.1.1.4 Struktur Organisasi ................................................................... 10
LAMPIRAN .................................................................................................................... xi
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
pemerintah (pusat) kepada pemerintah daerah. Di satu sisi dan disisi lain
pengawasan dan evaluasi merupakan sarana yang harus ada dan dilaksanakan
seluruh masyarakat.
1
antara pemerintah, pemerintah Provinsi dan pemerintah Kabupaten/Kota
2
1.3 Tujuan Penulisan
pihak yang terkait yaitu masyarakat Jawa Tengah pada umumnya dan Instansi
keputusan selanjutnya.
3
1.5 Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
1.5.1 Tempat Praktik Kerja Lapangan
Praktik Kerja Lapangan ini dilakukan pada:
Instansi : Inspektorat Provinsi Jawa Tengah
Alamat : Jl. Pemuda No 127-133 Semarang 50132
Telp: 024 - 35566230 Fax: 024 – 3514351
Waktu : Dilaksanakan tanggal 26 Oktober – 18 Desember 2015
1.5.2 Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
Adapun penjabaran dari pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut:
menggunakan metode:
1. Metode Observasi
Inspektorat Provinsi Jawa Tengah. Metode ini dilakukan agar dapat secara
4
2. Studi Pustaka
Jawa tengah.
5
BAB 2
PAPARAN LAPORAN
2.1 Kegiatan Pekerjaan
2.1.1 Gambaran umum
Sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007,
Daerah, Inspektorat dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Tengah, dan
2008 tanggal 31 Juli 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi, dan Tata
6
2.1.1.1 Visi Misi Inspektorat Provinsi Jawa Tengah
Inspektorat merupakan suatu lembaga teknis daerah Jawa tengah
7
8 Tahun 2006 pemerintah daerah melakukan reviu atas
tentang Pelaporan laporan keuangan dan kinerja dalam rangka
Keuangan dan meyakinkan keandalan informasi yang
Kinerja Instansi disajikan sebelum disampaikan oleh
Pemerintah menteri/pemimpinan
lembaga/gubernur/bupati/walikota kepada
phak-pihak berwenang.
3 Peraturan a. Pengawasan Intern meliputi: audit,
Pemerintah Nomor reviu, evaluasi, pemantauan, dan
60 Tahun 2008 kegiatan pengawasan.
tentang SPIP b. Fasilitas penyelenggaraan SPIP di
lingkungan pemerintah provinsi
jawa tengah
c. Inspektorat provinsi melakukan
reviu atas laporan keuangan
pemerintah daerah provinsi sebelum
disampaikan Gubernur Kepada BPK
4 Peraturan Berisi tentang Penyelenggaraan
Gubernur Jawa sistem pengendali intern pemerintah
Tengah 89/2010 (SPIP) di lingkungan Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah.
8
Kabupaten/Kota. Disamping itu Inspektorat juga melaksanakan tugas-
Kabupaten/Kota.
9
4. Pengusutan atas kebenaran laporan mengenai adanya indikasi
penyimpangan,korupsi,kolusi dan nepotisme
5. Penilaian atas manfaat dan keberhasilan kebijakan, pelaksanaan
program dan kegiatan, serta
6. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan urusan pemerintah di daerah
dan pemerintah desa.
Tujuan Inspektorat Provinsi Jawa Tengah:
seluruh kegiatan untuk pencapaian tujuan organisasi, hubungan antar fungsi, serta
1. Inspektur
2. Sekretaris
10
a. Sub Bagian Perencanan
b. Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan
c. Sub Bagian Administrasi dan Umum
3. Inspektur Pembantu Wilayah I (IRBANWIL I)
a. Seksi Pengawas Penerima Bidang Pembangunan
b. Seksi Pengawasan Pemerintah Bidang Pemerintah
c. Seksi Pengawasan Pemerintah Bidang Kemasyarakatan
4. Inspektur Pembantu Wilayah II(IRBANWIL II)
a. Seksi Pengawasan Pemerintahan Bidang Pembangunan
b. Seksi Pengawasan Bidang Pemerintahan
c. Seksi Pengawasan Pemerintah Bidang Kemasyarakatan
5. Inspektur Pembantu Wilayah III (IRBANWIL III)
a. Seksi Pengawasan Pemerintah Bidang Pembangunan
b. Seksi Pengawasan Pemerintah Bidang Pemerintah
c. Seksi Pengawasan Pemerintah Bidang Kemasyarakatan
6. Inspektur Pembantu Wilayah IV
a. Seksi Pengawasan Pemerintah Bidang Pembangunan
b. Seksi Pengawasan Pemerintah Bidang Pemerintah
c. Seksi Pengawasan Pemerintah Bidang Kemasyarakatan
11
Gambar 2.1
Struktur Organisasi Inspektorat Provinsi Jawa Tengah
12
kegiatan seperti ini memang dianggap remeh. Namun dalam prakteknya
berjalan dengan baik. Pada awal tugas ini diberikan, memang agak sulit untuk
itu mahasiswa belum mendapatkan bekal yang cukup, tidak hanya dari segi
teori namun terlebih lagi dalam prakteknya. Tata bahasa dalam percakapan
telepon, mengcopy surat dan menggunakan mesin fax serta teknis pengiriman
memastikan fax tersebut telah sampai pada orang yang dimaksud. Kesalahan
mahasiswa dihadapkan pada kondisi yang harus siap setiap saat. Di sisi lain,
mahasiswa harus pula memahami isi dari kegiatan yang akan dilaksanakan.
jika informasi yang tercantum dalam surat dirasa masih kurang jelas.
13
b. Membuat Surat, Nota Dinas, Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD),
Surat Pemberitahuan (SPT), dan Surat Pertanggungjawaban (SPJ
rampung).
Untuk tugas seperti ini biasanya hanya tinggal mengetik konsep /
surat keluar dan arsip-arsip lainnya agar lebih tertata. Ketelitian dan
penting yang juga turut dilatih dalam kegiatan ini. Di sisi lain, perhatian
PKPT dan FASWAS. Ada begitu banyak SKPD dan Kab/Kota yang
14
pengarsipan file-file kantor tersebut. Umumnya file-file yang ada
rapat kerja dan kunjungan kerja dari Kab/Kota yang ada. Dari sekian
diberikan kesempatan yang luas untuk ikut mempelajari apa yang menjadi
tema sentral dalam agenda yang ada. Keterlibatan tersebut dimulai dari
integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh
tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan
15
Pengawasan yang dilakukan berupa audit, reviu, evaluasi, pemantauan,
telah dilaksanakan sesuai dengan tolak ukur yang telah dilaksanakan dan yang
telah ditetepkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam
penerapan sistem pengendalian intern pemerintah. Alur yang jelas ini bertujuan
untuk mempermudah tindakan dalam kegiatan agar kinerja dapat berjalan secara
efektif dan efisien. Berikut alur Sistem pengendalian Intern Pemerintah (SPIP):
16
Gambar 2.2
Skema Alur SPIP
17
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di bentuk dengan tujuan
perundang-undangan. Hal ini menjadi tolak ukur bagi seluruh SKPD dan
system ini. Dalam rapat ini di bentuklah sebuah Forum Group Discussion (FGD),
dalam forum tersebut membicarakan dan pembentukan tim Satgas SPIP SKPD se-
Jawa tengah, Penunjukan Inspektorat Provinsi Jawa tengah sebagai ketua tim
koordinasi SPIP SKPD, serta pembagian tugas yang di kerjakan sesuai dengan
sebagai pihak koordinator yang bertanggung jawab terhadap seluruh SKPD serta
pemerintah.
18
9 Badan Koordinasi Penyuluhan (BaKorLuh)
10 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (BaPerMaDes)
11 Badan Pendidikan dan Pelatihan (DikLat)
12 Badan Arsip dan Perpustakaan (BAP)
13 Badan Penelitian dan Pengembangan (BaLitBang)
14 Badan Ketahanan Pangan
15 Badan Kepegawaian Daerah (BKD)
16 Bakorwil I
17 Bakorwil II
18 Bakorwil III
19 Dinas Perkebunan (DisBun)
20 Dinas Kesehatan (DinKes)
21 Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (DisHubKominFo)
22 Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
23 Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (CiptaKaru)
24 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DinPerTan)
25 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (DisBudPar)
26 Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA)
27 Dinas Koperasi dan UMKM
28 Dinas Sosial (DinSos)
29 Dinas Pemuda dan Olahraga (DinPoRa)
30 Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DisPerinDag)
31 Dinas Pendidikan
32 Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah (DPPAD)
33 Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan (DisNaKerTrans)
34 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura
35 Dinas Bina Marga
36 Dinas Kehutanan (DisHut)
37 Dinas Kelautan dan Perikanan
38 Satpol PP
39 Biro Bina Mental
40 Biro Hukum
41 Biro Tata Pemerintahan
42 Biro Perekonomian
43 Biro Organisasi dan Kepegawaian
44 Biro Keuangan
45 Biro Hubungan Masyarakat
46 Biro Bina Sosial
47 Biro Bina Produksi
19
48 Biro Otonomi daerah dan Kerjasama
49 Biro Adm. Pembangunan Daerah
50 Biro Umum
51 Rumah Sakit Umum daerah Dr. Moewardi
52 Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo
53 RSUD Kelet Jepara
54 RSJD Soedjarwadi Klaten
55 Rumah Sakit Daerah Prof. Dr. Margono Soekarjo
56 Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo
57 Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta
58 Komisi Penyiaran Indonesia Provinsi Jawa Tengah
59 Kantor Perwakilan Indonesia Provinsi Jawa Tengah
menyusun Rencana tindak Pengendalian (RTP) SPIP, dalam penyusunan ini setiap
rancangan kerja dan anggaran yang akan dilakukan dalam 1 tahun ke depan.
Dalam proses Desk finalisasi RTP, perlu adanya Sosialisasi yang menyeluruh
20
Dalam menjalankan suatu rancangan program kerja pasti ada resiko-resiko
yang di hadapi, untuk mengurangi resiko tersebut maka di buatlah Satuan Tugas
dijalankan satuan tugas SPIP ini di dapat dari adanya pemantauan dan evaluasi
atas pengendalian intern di setiap SKPD yang ada. Penilain dilakukan dengan
melalui program identifikasi dan analisis resiko guna menghasilkan output yang
acuan ke depannya bagi instansi terkait agar tujuan dan sasarannya dapat tercapai.
Sistem ini tidak akan berjalan dengan lancar jika tidak adanya pengendalian
terhadap resiko tersebut, pengendalian ini perlu dilakukan untuk mengatasi resiko-
resiko yang ada guna penetapan pelaksanaan kebijakan yang tepat sesuai dengan
Sistem pengendalian yang baik, tidak pernah terlepas dari Informasi dan
Komunikasi yang lancar. Maka dalam alur sistem pengendalian intern pemerintah
unsur ini menjadi salah satu faktor penting, karna sebuah informasi dan
laporkan kepada Inspektorat Provinsi Jawa tengah selaku pihak koordinator yang
nantinya menjadi bahan evaluasi bersama tim BPKP selaku pihak eksternal.
21
bantu Inspektorat di setiap wilayah, berikut tabel nama 35 Kab/Kota di Provinsi
Jawa tengah:
Tabel 2.2
Nama Kab/Kota di Provinsi Jawa Tengah
No Nama Kab/Kota No Nama Kab/Kota
1 Kota Semarang 19 Kabupaten Boyolali
2 Kabupaten Semarang 20 Kota Surakarta
3 Kabupaten Demak 21 Kabupaten Sukoharjo
4 Kabupaten Kudus 22 Kabupaten Karanganyar
5 Kabupaten Jepara 23 Kabupaten Sragen
6 Kabupaten Pati 24 Kabupaten Klaten
7 Kabupaten Rembang 25 Kabupaten Magelang
8 Kabupaten Grobogan 26 Kota Magelang
9 Kabupaten Blora 27 Kabupaten Purworejo
10 Kabupaten Kendal 28 Kabupaten Kebumen
11 Kabupaten Batang 29 Kabupaten Temanggung
12 Kabupaten Pemalang 30 Kabupaten Wonosobo
13 Kabupaten Pekalongan 31 Kabupaten Banjarnegara
14 Kota Pekalongan 32 Kabupaten Wonogiri
15 Kabupaten Tegal 33 Kabupeten Banyumas
16 Kota Tegal 34 Kabupaten Cilacap
17 Kabupaten Brebes 35 Kabupaten Purbalingga
18 Kota Salatiga
berlakukan guna sebagai langkah tindaklanjut temuan audit dan evaluasi hal ini
usulan tindakan.
22
Hasil resiko yang didapat selanjutnya akan dilakukan pembinaan dan telaah
hasil kerja. SKPD yang terkait nantinya akan di panggil guna menjelaskan temuan
program dan kegiatan kerja dalam bentuk bimbingan, pelatihan, arahan, dan
pedoman yang dilakukan secara berkelanjutan. Serta telaah yang diberikan berupa
kegiatan yang dilaksanakan unit pengawasan yang ditunjuk guna kegiatan audit
yang sesuai dengan standar. Hasil telaah ini nantinya dijaki ulang sebagai bukti
norma, standar prosedur, dan kebijakan yang telah di tetapkan dalam alur ini biasa
disebut dengan reviu. Setelah semua komponen bukti terkumpul maka dilakukan
lah evaluasi, evaluasi dipakai untuk melihat tingkat keberhasilan atau kegagalan
suatu program yang telah dirancang oleh SKPD terkait. Hasil evaluasi ini yang
nantinya menjadi tolak ukur keberhasilan SKPD dalam kinerja selama 1 tahun.
negara yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel seluruh pejabat Negara
kaitan tersebut Gubernur jawa tengah telah menerbitkan Peraturan Gubernur Jawa
23
jawa tengah pun telah menerbitkan surat keputusan inspektur nomor
provinsi jawa tengah, memiliki mandat tugas umum untuk melaksanakan proses
atas efektifitas pengendalian intern yang telah ada dan menemukan celah atau
perbaikan pengendalian intern yang lebih baik. Fokus yang dilakukan berupa
instansi.
24
1. Peningkatan kualitas Lingkungan pengendalian
25
a. Mewujudkan penyelenggaraan pemerintah daerah yang lebih baik di
jawa tengah. Tujuan tersebut dapat tercapai apabila laporan keuangan
daerah dengan opini wajar tanpa pengecualian, terwujudnya sistem
pengendalian intern pemerintah dan terciptanya kinerja SKPD
provinsi jawa tengah yang efisien dan efektif
b. Meningkatkan kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah daerah
yang profesional dan kompeten diwujudkan dengan meningkatkan
kualitas SDM aparat pengawasan serta meningkatkan koordinasi dan
sinergi pengawasan dengan instansi terkait.
Kegiatan pengendalian nantinya disesuaikan dengan ukuran,
kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi instansi yang bersangkutan.
Kegiatan pengendalian yang dimaksud ini meliputi reviu atas kinerja,
pembinaan SDM, pengendalian atas pengelolaan system informasi,
pengendalian system fisik atas asset, akuntabilitas terhadap sumber daya,
pencatatan yang akurat dan tepat waktu, otoritas atas transaksi dan
dokumentasi yang baik atas system pengendalian intern. Dalam kegiatan
pengendalian ini ada pengamanan system yang dilakukan mencakup
pelaksanaan penilaian resiko secara periodik, pengembangan rencana
yang jelas yang menggambarkan program pengamanan serta kebijakan
dan prosedur yang mendukung, penetapan organisasi yang
mengimplementasikan dan mengelola program pengaman, adanya
penguraian tanggungjawab secara jelas, dan pemantauan efektifitas
program dengan melakukan perubahan program pengamanan jika
diperlukan.
26
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
(SPIP) diperlukan alur yang jelas dalam kegiatan sebab, sistem ini di
tujuan dan sasaran. Hal itu tidak berjalan baik jika tidak di sertai komitmen
27
2010 tentang Penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah di
3.2 Saran
pemerintah di Inspektorat Provinsi jawa tengah masih ada beberapa yang tidak
sesuai dengan alur dan target yang di tetapkan. Maka ada beberapa saran yang
yang mengawasi.
28
Untuk penilaian resiko harus ada acuan penilaian yang pasti agar kinerja
dan evaluasi rutin agar apa yang telah ditetapkan di rencana tindak
pengendalian (RTP) bisa terlaksana dengan optimal agar peran dari Sitem
29
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah
Satria, Budi. 2010. Pengaruh peran Inspektorat daerah dan pelaksanaan sistem
pengendalian intern terhadap terwujudnya akuntabilitas publik. Skripsi.
UNP. Padang
30
LAMPIRAN
31